Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MERGER DAN AKUISISI PERUSAHAAN

PT DANONE – PT AQUA

Dosen : Dr. Alni Rahmawati.,S.E.,M.M

ANGGOTA :
Isma Wahyuni (20200410322)

Liwani (20200410327)
Kelas : Manajemen H
04/01/2022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021/2022
A. Pengertian Merger Akuisisi
Merger adalah salah satu strategi yang diambil perusahaan untuk
mengembangkan dan menumbuhkan sebuah perusahaan. Merger berasal dari kata
“mergere” (Latin) yang artinya (1) bergabung bersama, menyatu, berkombinasi (2)
menyebabkan hilangnya identitas karena terserap sesuatu. Merger didefinisikan
sebagai penggabungan dua perusahaan dua perusahaan atau lebih yang kemudian
hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai hukum, sementara yang lainnya
menghentikan aktivitasnya atau bubar.
Sementara akuisisi berasal dari kata “acqusition” (Latin) dan “acquisition”
(Inggris), maka harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu/ obyek
untuk ditambahkan pada sesuatu yang telah dimiliki sebelumnya. Akuisisi dalam
terminalogi bisnis diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian
atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa baik
perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum
yang terpisah (Moin, 2003).

B. Berdasarkan Bentuk Dasar atau Objek Akuisisi


Terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan perusahaan untuk mengambil
alih perusahaan lain, yaitu :
1. Merger atau Konsolidasi
Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua
perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang
bergabung. Sedangkan konsolidasi menunjukkan penggabungan dari dua
perusahaan atau lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut
hilang, kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.
2. Akuisisi Saham
Akuisisi saham adalah membeli saham perusahaan tersebut, baik dibeli secara
tunai, ataupun menggantinta dengan sekuritas lain (saham atau obligasi).
3. Akuisisi Aset
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli
aktvitas tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan
memikili pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi
saham. Akuisisi asets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-
aktiva yang dibeli.

C. Beberapa Istilah Merjer dan Akuisisi


 Merger : Satu perusahaan diabsorpsi oleh perusahaan lain. Pengakuisisi
mempertahankan nama dan identitasnya, dan mengambil alih aset dan kewajiban
perusahaan yang diakusisi.
 Akuisisi : mirip dengan merjer, kecuali perusahaan baru akan terbentuk.
Pengakuisisi dan yang diakuisisi ‘hilang’ dan menjadi perusahaan baru. Akusisi
saham :membeli saham dengan hak voting (votinh stock) dengan kas, saham, atau
sekuritas lainnya.
 Private Offer : tidak langsung ke pemegang saham, misal ke manajemen.
 Tender Offer : penawaran publik untuk membeli saham dari perusahaan target.
 Akuisisi Aset : membeli semua aset perusahaan yang diakusisi. Persetujuan
formal dari pemegang saham perusahaan yang menjual diperlukan. Pendekatan ini
menghindari problem pemegang saham minoritas seperti pada situasi akusisi
saham.
D. Motif Merger dan Akuisisi
Pada prinsip terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan merger dan
akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non ekonomi. Motif ekonomi berkaitan
dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disisi lain, motif non ekonomi
adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan perusahaan, tetapi didasarkan
pada keinginan subyektif atau ambisi pribadi pemilik atau manajemen perusahaan.
1) Motif Ekonomi
Merger dan akuissi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka
panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh sebab itu
seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai
tujuan tersebut.
2) Motif Sinergi
Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan adalah menciptakan
sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan
akuisis yang lebih besar dari penjumlahan nilai masing-masing perusahan
sebelum merger dan akuisisi. Sinergi dihasillkan melalui kombinasi aktivitas
secara simultan dan kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang
bergabung.
3) Motif Diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi perkembangan bsinis yang dapat dilakukan
melalu merger dan akuisisi. Disversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas
bisnis operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika
melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan
tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi ini (core competence)
4) Motif Non-ekonomi
Aktivas merger dan akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan
ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi, seperti
prestise dan ambisi. Motif non-ekonomi dapat berasal dari manajemen perusahaan
atau pemilik perusahaan.
 Hubris (hypothesis) menyatakan bahwa merger dan akuisisi semata-mata
didorong oleh motif ketamakan dan kepentingan pribadu para eksekutif
perusahaan.
 Ambisi pemilik untuk menguasai berbagai sektor industri. Perusahaan-
perusahaan tersebut akan membentuk konglomerasi di bawah kendali
perusahaan induk.

Menurut Brigham dan Houston (1998) beberapa alasan merger dan


akuisisi yang seirng dimunculkan adalah sinergi, pertimbangan pajak, membeli
aset di bawah biaya penggantian, diversifikasi, insentif bagi manajer dan break up
value. Dari keenam alasan tersebut yang paling dominan adalah alasan sinergi.

E. Tipe-tipe Merger dan Akuisisi


Merger dan akuisisi berdasarkan aktivitas ekonomik dapat diklasifikasikan dalam 5
tipe yaitu :
1) Merger Horisontal
Merger horisontal adalah merger antara dua atau lebih perusahaan yang bergerak
dalam industri yang sama.
2) Merger Vertikal
Merger vertikal adalah itegrasi yang melibatkan perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam tahapan-tahapan proses produksi atau operasi.
3) Merger Konglomerat
Merger konnglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-
masing bergerak dalam industri yang tidak terkait.
4) Merger ekstensi pasar
Merger ekstensi pasar adalah merger yang dilakukan oleh dua atau lebih
perusahaan utnuk secara bersama-sama memperluas area pasar.
5) Merger ekstensi produk
Merger ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua atau perusahaan
untuk memperluas lini produk masing-masing perusahaan.

Menurut Husnan (1998) tipe merger bila ditinjau dari prosesnya dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1) Friendly merger
Proses ini disepakati oleh belah pihak berunding dengan cara sebagai berikut :
pertama, mengindentifikasikan perusahaan yang akan menjadi target dan akuisisi,
kedua menentukan harga beli yang bersedia dibayarkan pada perusahaan target,
ketiga manajer perusahaan yang akan membeli perusahaan targer untuk
melakukan negosiasi. Jika pemegang saham perusahaan target menyetujui, maka
penggabungan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik melalui pembayaran tunai
ataupembayaran dengan saham perusahaan.
2) Hostile Takeover
Proses ini terjadi jika perusahaan target yang akan di merger tersebut
berkeberatan dengan alasan harga yang ditetapkan terlalu rendah (undervalue),
sehingga terkadang pihak manjer melakukan berbgai cara untuk menggagalkan
kegiatan merger ini.

Tipe Akuisisi
Moin (2003) menyebutkan akuisisi dapat dibedakan menjadi dua akuisisi
berdasarkan obyek yang diakuisisi dan berdasarkan perlakuan akuntansi. Berikut
ini adalah klasifikasi akuisisi yang dilakukan berdasarkan obyek yang diakuisisi
dibedakan menjadi :
a. Akuisisi Saham
Akuisisi saham merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mengambil alih
perusahaan melalui pembelian saham pada perusahaan yang akan diakuisisi
tersebut. Akuisisi semacam ini bisa terjadi karena pendirian sebuah perusahaan
biasanya terdiri atas saham-saham, yang berarti ketika terjadi akuisisi saham,
cara yang digunakan untuk mengabil alih suatu perusahan dengan membeli
sebagian atau seluruh saham yang dimiliki. Setelah akuisisi ini terjadi maka
akibat dari transaksi ini adalah kepemilikan saham berpindah pada perusahaan
akusitor dan perusahaan yang diakuisisi menjadi anak perusahaan.
b. Akuisisi Aset
Akuisisi aset adalah pengambil alihan yang dilakukan sebuah perusahaan
dengan cara membeli sebagian atau seluruh aset yang dimiliki perusahaan lain
secara bertahap. Pada akuisisi jenis ini biasanya dilakukan agar perusahaan
akuisitor tidak terbebani oleh kewajiban- kewajiban yang ada pada perusahaan
yang diakuisisi. Akuisisi jenis ini memerlukan persetujuan para pemegang
saham terlebih dahulu, tetapi ketika sudah terjadi akuisisi perusahaan akuisitor
tidak memiliki hak suara.

F. Manfaat Merger dan Akuisisi


Menurut Kwik Kian Gie (1992) dalam Widjanarko (2004) ada beberapa manfaat
merger dan akuisisi, yaitu sebagai berikut:
1) Komplementaris
Penggabungan 2 perusahaan sejenis atau lebih secara horisontal dapat
menimbulkan sinergi dalam berbagai bentuk, misal: perluasan produk, transfer
teknologi, sumber daya manusia yang tangguh, dan sebagainya.
2) Pooling kekuatan
Perusahaan-perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-fungsi
penting untuk perusahaannya. Misalnya fungsi Research dan Development, akan
lebih efektif jika bergabung dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi
tersebut.
3) Mengurangi persaingan
Penggabungan usaha diantara perusahaan sejenis akan mengakibatkan adanya
pemusatan pengendalian, sehingga dapat mengurangi pesaing.
4) Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan
Bagi perusahaan yang kesulitan likuiditas dan terdesak oleh kreditur, keputusan
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang kuat akan menyelamatkan
perusahaan dari kebangkrutan.

G. Langkah-langkah yang Perlu Dilakukan Untuk Merjer dan Akuisisi


langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merjer dan akuisisi yang baik adalah
sebagai berikut :
1. Proses strategis untuk pertumbuhan nilai
2. Analisis karakteristik industri
3. Sistem organisasi perusahaan
4. Strategi berganda untuk pertumbuhan nilai
5. Proses pencarian
6. Melihat potensi ekonomis melalui sinergi
7. Struktur deal
8. Negosiasi
9. Penilaian
10. Faktor budaya
11. Due diligence – hukum dan bisnis
12. Meliat potensi ekonomis melalui restrukturisasi
13. Implementasi
14. Review dan proses baru lagi.

(1) Melakukan analisis lingkungan meliputi analisis teknologi baru, industri baru,
pesaing baru atau bentuk persaingan baru,

(2) Kemampuan, misi, dan interaksinya dengan lingkungan, dilihat dari sudut
pandang perusahaan,

(3) Tujuan perusahaan,

(4) Penekanan pada proses, kebutuhan akan koordinasi dan konsistensi,


(5) Pengakuan akan kebutuhan untuk bisa beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan, dan

(6) Integrasi perencanaan kedalam sistem kompensasi. Proses strategi bisa


dipandang sebagai mengerjakan sesuatu agar gap strategis bisa dihilangkan
(antara kebutuhan di masa mendatang dengan yang ada sekarang ini).

H. Merjer dan Akuisisi yang Baik dan yang Tidak Baik

Alasan yang Masuk Akal (Benar)

• Skala Ekonomi
• Pengendalian
• Pajak
• Menggabungkan Sumber Daya
• Menghilangkan ketidakefisien
• Memaksa Pendistribusian Kas

Alasan yang tidak Masuk Akal


• Diversifikasi
• Meningkatkan Pertumbuhan
• Meningkatkan EPS

Berikut ini beberapa ciri transaksi merjer dan akuisisi yang baik.

1. Penciptaan nilai yang lebih besar.


 Jika penciptaan nilai dalam transaksi cukup signifikan, maka probabilitas
untuk transaksi yang sukses akan semakin besar.
2. Premium yang dibayarkan rendah.

 Pengakuisisi yang membayar premium rendah (10% atau tidak ada


premium) akan mengalami tiga kali lebih besar kemungkinan memperoleh
reaksi positif dari pasar. Pengakuisisi yang membeli divisi, bukan
perusahaan secara keseluruhan, mengalami kemungkinan yang lebih besar
memperoleh respon positif.

 Beberapa alasan: (1) data harga pasar perusahaan keseluruhan yang bisa
dipakai dasar negosiasi relatif kurang, dan (2) integrasi divisi bisa
dilakukan lebih cepat.

3. Pengakuisisi yang baik.


 Pengakuisisi yang baik, dengan ROIC di atas rata-rata industri, akan
mempunyai kemungkinan reaksi yang positif, sementara yang dibawah
akan mengalami penurunan harga saham.

Karakteristik akuisisi yang tidak sukses berikut ini.

 Kandidat discreen dengan basis pertumbuhan perusahaan dan industri


 Satu atau dua ditolak dengan analisis DCF
 Frustrasi masuk, tekanan untuk deal semakin tinggi, DCF dirusak oleh
eskpektasi sinergi yang tak realistis
 Deal dijalankan dengan premi yang terlalu tinggi
 Pos-akuisisi menunjukkan bahwa sinergi ternyata ilusi
 Return perusahaan berkurang, harga saham turun.

I. Langkah-langkah untuk Merjer Akuisisi yang sukses adalah.


1. Langkah pre-akuisisi

Memperjelas visi bagaimana meningkatkan nilai. Tiga jalan:

 Memperkuat core business dengan memperoleh akses ke konsumen baru atau


produk/jasa yang komplemen
 Memanfaatkan economic of scale (distribusi atau manufaktur)
 Memanfaatkan transfer teknologi.

2. Mengidentifikasi Kandidat

 Harus lebih aktif, jangan menunggu tawaran dari bank. Bisa membuat
semacam database, baik perusahaan yang public atau private, target yang ideal
bisa diidentifikasi: bisnis yang berkaitan, bisa diintegrasikan dengan lebih
mudah, bisa dijangkau harganya, dan bisa dibeli.
3. Menilai Kandidat Lebih Mendalam
 Nilai yang akan diperoleh dibandingkan dengan harga yang akan dibayar.
Sinergi dikelompokkan dalam:
 Universal: bisa dimanfaatkan oleh setiap pengakuisisi
 Endemic: bisa dimanfaatkan hanya oleh beberapa pengakuisisi, misal yang
sama di dalam industri
 Unique: hanya bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
4. Melakukan Kontak, Negosiasi
 Melakukan kontak untuk kandidat yang utama. Sekaligus negosiasi dan
mempelajari situasi target. Negosiasi lebih merupakan seni dibandingkan ilmu
(meskipun ada ilmunya).
5. Manajemen integrasi post-merjer
 Integrasi Internet .

J. Metode Aliran Kas yang Didiskontokan: Pendahuluan Pendekatan Kelipatan


Alternatif penilaian lain adalah dengan menggunakan pendekatan kelipatan
(multiple approach). Basis yang dipakai bisa berupa pendapatan bersih, earning per-
share, penjualan, nilai buku, dan untuk bisnis tertentu berdasarkan jumlah pelanggan
(misal untuk TV kabel, operator seluler). Disamping Earning, EBITDA (Earning
Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) juga sering dipakai (misal
untuk perusahaan internet).
Variasi lain dalam metode aliran kas yang didiskontokan adalah memasukkan
biaya bunga, sehingga aliran kas yang tersedia tidak hanya untuk pemegang saham,
tetapi juga untuk pemegang hutang. Kemudian biaya modal rata-rata tertimbang
(WACC atau weighted average cost of capital) dipakai sebagai discount rate. Cara
semacam itu punya keuntungan karena kita bisa memfokuskan pada keterkaitan
antara strategi, kebijakan, pengendalian biaya, dan operasi perusahaan. Tentu kita
bisa memasukkan judgment sehingga persentase komponen terhadap revenue tak
harus bersifat mekanis. Keuntungan lain adalah kita bisa melakukan uji sensitivitas,
jika rasio berubah apa efeknya terhadap nilai. Variasi lain adalah menggunakan EBIT
(Earning Befor Interest and Taxes).

K. Strategi dan Taktik Merjer dan Akuisisi


Jika suatu perusahaan ingin mengakuisisi atau menggabungkan diri dengan
perusahaan lain, maka ia akan melakukan langkah-langkah ofensif. Sebaliknya, jika
perusahaan yang diincar (target) tidak mau dibeli atau bergabung, maka perusahaan
tersebut bisa mengembangkan langkah-langkah mempertahankan diri dari serangan
tersebut.
1. Strategi dan Taktik Ofensif
 Pertama perusahaan bisa melakukan langkah awal dengan jalan membeli
saham perusahaan target (yang akan dibeli) melalui pasar saham.
2. Strategi dan Taktik Defensif (Strategi Pencegahan)
 Secara umum, strategi pencegahan bertujuan menjadikan target menjadi tidak
menarik untuk diambil alih oleh perusahaan lain. Ketidakmenarikan tersebut
bisa dilakukan dengan beberapa cara.

Karakteristik perusahaan yang punya potensi tinggi untuk diambil alih


Karakteristiknya sebagai berikut :
 Q-rasio yang rendah
 Neraca yang sangat likuid, dengan excess cash yang besar
 Rasio P/EPS yang rendah
 Anak perusahaan atau aset yang bisa dijual tanpa menggangu aliran kas
 Kepemilikan manajemen yang rendah.

 Cara Perusahaan Menghindari Akuisisi.


Perusahaan bisa menghindari akuisisi dengan menjadi perusahaan menjadi tidak menarik
untuk diambil alih. Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh:
 Menaikkan hutang untuk membeli saham sehingga terkonsentrasi
 Menaikkan dividen
 Perjanjian hutang: pembayaran dipercepat jika terjadi takeover
 Invest excess cash ke proyek dengan NPV positif
 Beli perusahaan lain
 Undervalue asset: sell-off atau restrukturisasi untuk meningkatkan nilai.

Poison Pills
o Poison pill adalah tehnik dimana pemegang saham perusahaan target mempunyai hak
untuk membeli perusahaan target (tipe flip-in) atau membeli perusahaan pengakuisisi
(flip-over) jika terjadi upaya pengambilalihan.

Pac Man Defense


o Dalam strategi ini, perusahaan target melakukan pembalasan dengan jalan membeli
bidder. Strategi tersebut akan efektif jika target lebih besar dibandingkan dengan
pengakuisisi. Strategi tersebut bisa menjadi tidak terkendali, karena keduanya akan
mengeluarkan biaya yang besar untuk saling “menggigit”.

White Knight
o Target mungkin tidak suka dengan calon pengakuisisi. Target bisa mencari partner
yang lebih friendly (dipilih), mungkin karena lebih cocok atau janji tidak memecah
target, kemudian dijadikan partner untuk menggagalkan upaya pengambilalihan oleh
pihak yang tidak disukai oleh target. Misal, target menjual sahamnya ke white knight
tersebut, sehingga kendali ada ditangan target dan white knight.

Golden Parachute (GP).


o GP merupakan perjanjian, dimana jika perusahaan diambilalih, maka manajer akan
diberi pesangon yang besar jika dia disingkirkan (biasanya manajer target akan
dilepas jika terjadi pengambilalihan).

Strategi Pertahanan Aktif:


Litigations
o Target bisa menghindari pengambilalihan melalui jalur hukum. Target bisa antitrust,
discolure tidak cukup, fraud.
Greenmail
o Pembelian blok saham dari pemegang saham tertentu dengan premium. Transaksi
tersebut disertai dengan perjanjian bahwa pemegang saham tertentu tersebut akan
berhenti melakukan upaya pengambilalihan perusahaan untuk jangka waktu tertentu
(misal, selama 10 tahun). Perjanjian tersebut dinamakan sebagai standstill agreement.

White squire
o Berbeda dengan white knight, dalam white squire, partner tidak perlu memiliki
kontrol (memiliki) atas target. Target menjual blok saham kepada white squire,
kemudian partner tersebut akan mendukung manajemen dari perusahaan target.

KASUS PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk atau PT AQUA GROUP


Diakuisisi Oleh DANONE

o Rendahnya permintaan produk Aqua yang mengakibatkan rendahnya penjualan


Tahun 1974-1978 merupakan masa-masa tersulit karena masih rendahnya tingkat
konsumsi masyarakat terhadap produk Aqua. Berbagai upaya dan Kerja dilakukan
oleh manajemen perusahaan salah satunya melakukan diskusi dan simulasi secara
lansung dibawah pimpinan Tirto Utomo. Berbagai analisis dilakukan termasuk
analisis biaya. Manajemen pada akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga Aqua
dengan konsekuensi akan terjadi volume penjualan. Diasumsikan bahwa dengan
kenaikan harga vang ekstrem, Volume penjualan turun sebesar 30%. Dari simulasi
tersebut, diambil keputusan untuk menaikkan harga sebesar 133% agar tercapai titik
impas.
kenaikkan harga ini segera diterapkan pada Oktober 1977. Penetapan harga oleh
manajemen selama kurun waktu tersebut dinilai terlalu rendah, sehingga berdampak
pada image produk dan kepercayaan masyarakat karena pasar vang diambil adalah
orang asing dan menengah kebawah. Kesalahan utama Aqua terletak pada tidak
dilakukannya study banding (benchmark) dengan harga produk sejenis di luar negeri
dimana harga produk air mineral diluar negeri adalah $ 1 atau setara dengan kurs saat
itu Rp 350. Sedangkan Aqua meniual Rp 75 per botol atau sekitar $ 0.20.

o Krisis Moneter 1997


Tahun 1997 akibat terjadi krisis Moeter, PT Aqua mencatat pertumbuhan di
bawah 30%, hal itu disebabkan perusahaan hanya menghasilkan laba bersih sebesar
Rp 7,8 milyar atau turun sebesar 25% dibanding tahun 1996. Selain itu pendapatan
perusahaan juga turun sebesar 23% dari Rp 220,8 milyar menjadi Rp 179,4 milyar
pada tahun 1996 (Financial Highlight Aqua, 1997) berbagai upaya telah dilakukan
oleh pihak internal namun tidak ada perkembangan yang cukup signifikan. Oleh
karena ini PT Aqua memutuskan menjual sebagian sahamnya kepada investor asing
dalam hal ini adalah French Danone. Akuisisi saham Danone pada PT Aqua ditahun
1998 hanya sebesar 40%.
o Danone (Ekpansi Danone untuk mengembangkan kegiatan usahanya)
Danone ingin mengembangkan atau melakukan ekspansi usahanya ke Asia
Tenggara khususnya di Indonesia yang mempunyai sumber air mineral yang
melimpah dengan kandungan mineral yang tinggi. Selain itu pada saat yang
bersamaan akibat adanya krisis dunia mengakibatkan perusahaan Danone berpusat di
Prancis ditambah penjualan di Kawasan Eropa telah mengalami kemunduran dan
kelesuan.

PEMBAHASAN KASUS
PT AQUA GOLDEN MISSISIPPI Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang konsumsi yakni air minum kemasan. Didirakan pada 23 februari 1973 olleh Tirto
Utomo. Pabrik pertama didirikan di Pondok Ungu Bekasi dengan kapasitas produksi 6
juta liter per tahun. Dua tahun kemudian produksi pertama Aqua diluncurkan dalam
bentuk kemasan botol kaca 950 ml dengan harga jual Rp 75.
Tahun 1974-1978 merupakan masa-masa tersulit karena masih rendahnya tingkat
konsumsi masyarakat terhadap produk Aqua. Berbagai upaya dan kerja keras sehingga
penjualan dapat ditingkatkan dan akhirnya berada pada titik impas berhasil dicapai pada
tahun 1978.
Tahun 1984 pabrik Aqua kedua didirikan di Pandaan, setahun kemudian terjadi
pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan BET 220 ml. Pada tahun 1990 PT
Aqua Golden Mississippi Tbk sebagai pelopor air minum pertama kali di Indonesia
berhasil Go Public. Tahun 1995 Aqua menjadi pabrik air mineral pertama yang sistem
produk in line berbasis teknologi canggih sehingga produksi menjadi lebih higenis.
Danone adalah perusahaan raksasa yang berdiri di tahun 1919 di Barcelona oleh
Isaac Caraso bergerak dibidang konsumsi yakni memproduksi yoghurt. Perusahaan ini
berkembang pesat dibawah kepemimpinan anaknya Daniel Caraso yang memindahkan
Danone ke Amerika Serikat. Tahun 1959 Danone dijual kepada Beatrice Foods sebuah
perusahaan yang sepenuhnya milik Amerika. Tahun 1981 Danone diambil alih oleh
generasi ketiga Antone Reboud dan kembali berpusat di Perancis membeli BS Gervais
dan menjadi perusahaan yang memimpin pasar produk susu segar di Perancis dan
terbesar ketiga di Eropa dalam industri makanan dan minuman. Pada tahun 1990 Danone
fokus pada pembuatan yoghurt, pasta, biskuit, air, makanan siap saji, dan bir.
Akuisisi saham Danone di PT Aqua tahum 1998 hanya sebesar 40% dan saat itu
merupakan titik awal perkembangan pesat PT Aqua, dimana PT Aqua mampu
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 19 milyar atau bertambah 143% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 1999 ditergetkan sebesar Rp 1.1 milyar liter naik 19% dari tahun
terakhir.Manajemen juga mengumumkan bahwa mayoritas pemegang saham yaitu PT
Tirta Investama telah menandatangani kontrak dengan French Danone untuk
memproduksi air mineral Aqua-Danone. Sementara itu volume penjualan pada tahun
terakhir berjumlah 1.226 liter naik 19.6% sepanjang tahun 1999. Tahun 2000 Danone
meningkatkan kepemilikan sahamnya dari semula sebesar 40% menjadi 74% sehingga
Danone menjadi pemegang saham mayoritas AQUA GROUP.
Hasil survey dari Zenith International dari inggris sebuah badan riset internasional
yang telah melakukan survey selama hampir 9 bulan untuk IBWA mengesahkan bahwa
merk Aqua dari Indonesia adalah adalah merk AMDK terbesar di wilayah Asia- Timur
Tengah- Pasifik dengan total penjualan 1.040 juta liter di tahun 1998 dan 1.190 juta liter
di tahun 1999. Dan dengan demikian diakui sebagai merk AMDK nomer 2 di dunia
setelah merk EVIAN.
Menurut kelompok kami apa yang dilakukan oleh kedua perusahaan yaitu PT.
AQUA dan Danone merupakan hal yang tepat, dikarenakan jika dilihat dari situasi PT
AQUA, PT AQUA sedang mengalami rendahnya permintaan produk Aqua yang
mengakibatkan rendahnya penjualan dan ditambah lagi terjadinya krisis moneter pada
1997 yaitu krisis keuangan dimana harga aset mengalami penurunan nilai yang tajam,
bisnis dan konsumen tidak dapat membayar hutangnya, dan lembaga keuangan
mengalami kekurangan likuiditas. Kemudian, jika dilihat dari dari situasi Danone yaitu
ingin melakukan ekspansi usahanya ke Asia Tenggara dan pada saat bersamaan
terjadinya krisis dunia sehingga mengakibatkan perusahaan Danone berpusat di Prancis
ditambah penjualan di kawasan Eropa telah mengalami kemunduran dan kelesuan.
Bentuk akuisisi saham yang dilakukan sama-sama memberikan peluang bagi
kedua perusahaan ini. Perusahaan bisa saling menguntungkan, karena apabila PT AQUA
memutuskan menjual sebagian sahamnya kepada investor asing dalam hal ini adalah
French Danone, maka Danone bisa membantu PT AQUA untuk bisa lebih berkembang.
Karena Danone merupakan perusahaan raksasa yang sudah banyak dikenal diberbagai
dunia dan perusahaan ini sudah berskala internasional, maka hal ini bisa meningkatkan
reputasi PT AQUA dan PT AQUA jadi lebih banyak dikenal dimana-mana. Oleh karena
itu, hal ini bisa berdampak pada peningkatan penjualan produk dari PT AQUA, sehingga
hal ini juga membuat pendapatan perusahaan menjadi bertambah. Kemudian, keuntungan
bagi perusahaan Danone, karena tujuan perusahaan Danone adalah untuk melakukan
ekspansi usaha ke Asia Tenggara maka melalui PT AQUA ini lebih mempermudah
Danone untuk melakukan tujuannya, dikarenakan PT AQUA ini terletak di Indonesia
yaitu bagian dari Asia Tenggara. Selain itu, akuisisi saham dengan PT AQUA ini bisa
meningkatkan pendapatan Perusahaan Danone, sehingga hal ini juga membantu
perusahaan Danone dalam menghadapi krisis dunia.
KESIMPULAN
Alasan AQUA menjual sahamnya kepada Danone adalah karena kondisi
keuangan Perusahaan yang kacau sepeninggalan Tirto Utomo dan mulai banyaknya
merek AMDK yang baru muncul menambah ketat persaingan AMDK.

Manajemen perusahaan berubah, keputusan tertinggi di tangan Danone.


Walaupun pemilik AQUA yang menjadi Presiden Direktur. (misalnya AQUA tidak bisa
menolak ketika pihak Danone meminta agar setiap label botol AQUA dicantumkan
merek Danone).
Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40%
menjadi 74%, sehingga Danone kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua.

BUKTI FOTO DAN TANDA TANGAN

Isma Wahyuni Liwani

Anda mungkin juga menyukai