Anda di halaman 1dari 20

 Dari Segi Jenis Usaha;

1. Penggabungan horisontal,
yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang
menjadi satu perusahaan yang lebih besar

2. Penggabungan vertikal,
yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya
mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya
suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan
baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat
terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.
3. Penggabungan konglomerat,
yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan
horisontal dan vertikal.

Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan


dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha
yang berlainan misalnya perusahaan angkutan
bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan
perusahaan makanan (catering).
1. Merger
Yaitu penggabungan usaha dengan cara satu
perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian
perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak
perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang
dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi
dan yang mempunyai status hukum adalah
perusahaan yang membelinya.
2. Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger.

Yaitu penggabungan usaha dalam proses


penggabungan itu dibentuk sebuah perusahaan baru
dengan tujuan khusus untuk membeli (mengambil
alih) harta milik dan mengakui utang-utang dari dua
atau lebih perusahaan yang telah ada.
3. Afiliasi,

Yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli


sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan
lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest).

Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan


status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana
perusahaan lainnya.
1)Akuisisi (acquisition)
Adalah suatu penggabungan usaha dimana salah
satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer)
memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi
perusahan yang diakuisisi (acquiree), dengan
memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2).Penyatuan kepemilikan (uniting of
interest/pooling of interest)

Adalah suatu penggabungan usaha dimana para


pemegang saham perusahaan yang bergabung bersama-
sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif
seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang
bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama
segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas
gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat
diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer)
Berdasarkan bentuk dasar akuisisi ;
1) Merger atau konsolidasi Istilah merger sering digunakan untuk
menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian
tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan
consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau
lebih, dan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang,
kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham
perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan
sekuritas lain (saham atau obligasi).

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi saham


atau merger :
 Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham
(RUPS) dan pemungutan suara
 Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat
berhubungan langsung dengan pemegang saham target lewat tender offer.
 Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk
menghindari manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi
tersebut.
Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan
bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan
akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan
mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat daripada
harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu,
faktor yang paling mendasari perusahaan melakukan
akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat
keuntungan).
Menurut Shapiro (1991) dalam Christina (2003), keuntungan atau
manfaat akuisisi adalah sebagai berikut :
1)Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis
sekarang daripada melakukan pertumbuhan secara internal.
2)Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan
usaha guna menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan
persaingan.
3)Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang
tidak dapat ditembus
4)Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial
mengelola aset-aset badan usaha
1) Tahap persiapan, meliputi :
 Mengembangkan strategi akuisisi, alasan
penciptaan nilai dan kriteria akuisisi
 Meneliti, menyaring dan mengidentifikasi
perusahaan target.
 Evaluasi strategi terhadap sasaran dan menilai
kelayakan akuisisi

2) Tahap negosiasi, meliputi :


 Pengembangan strategi pengarahan
 Mengevaluasi keuangan dan perhitungan harga
perusahaan target
 Negosiasi dan transaksi pembiayaan
3) Tahap integrasi (penggabungan), meliputi :
 Mengevaluasi kesehatan organisasi dan budaya
perusahaan
 Mengembangkan pendekatan integrasi
 Menyesuaikan strategi, organisasi dan budaya antara
perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang
diakusisi.
 Hasil-hasil
Masalah yang timbul di dalam proses penggabungan perusahaan
dapat bersifat kompleks, tetapi juga dapat bersifat sederhana.

Sebagai contoh, penentuan jumlah yang harus dibayar dan syarat-


syarat pembayaran dalam penggabungan perusahaan dalam hal
pembayarannya berbentuk uang tunai relatif lebih sederhana jika
dibanding dengan penggabungan perusahaan di mana
pembayarannya berbentuk surat-surat berharga, yang harga
pasarnyapun tidak mudah dapat ditentukan.

Untuk itu, bantuan dari manajemen yang bersangkutan dan para


ahli lain seperti akuntan, ahli hukum, dan para analis sangat
dibutuhkan.
1. Kontribusi Relatif dari Kekayaan Bersih.
Laporan keuangan dari masing-masing pihak harus
disusun atas dasar harga pasarnya (harga yang disetujui
oleh semua pihak). Tiap-tiap pos dari laporan keuangan
harus diperiksa dan dianalisa secara khusus oleh akuntan
yang independen, dan jika dirasa perlu, akuntan dapat
menyusun kembali laporan keuangan tersebut agar
supaya lebih informatif dan dapat diperbandingkan,
sertasesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
2.Kontribusi Relatif dari Laba yang Diproyeksikan.
Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata
keuntungan kepada perusahaan yang baru dibentuk
memerlukan juga bantuan dari orang yang ahli di
bidang ini. Ada beberapa langkah yg harus dilakukan
yaitu: Laporan laba/rugi dari perusahaan yang
digabung juga harus disusun sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang lazim, seperti halnya pada
neraca. Jika dijumpai prosedur penentuan laba/rugi
yang menyimpang dari prinsip akuntansi, maka
diperlukan adanya penyesuaian-penyesuaian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai