Anda di halaman 1dari 9

Syifa Aurahmah Apriani

183112340340058

BUSSINES COMBINATION & AKUNTANSI PENGGABUNGAN


USAHA

 Penger tian Penggabungan Usaha

Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08


tahun 1999 : ”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau
lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan
menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas
aktiva dan operasi perusahaan lain”
Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah sebagai
berikut: ”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu
perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.”
Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha
merupakan usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan
perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

 Jenis dan Bentuk Penggabungan Usaha

1) Jenis-jenis penggabungan usaha


Berdasarkan PSAK No. 22 paragraf 08 tahun 1999, terdapat dua jenis
penggabunganusaha yaitu :
a) Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah
satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas
aktiva netto dan operasi perusahan yang diakuisisi (acquiree), dengan
memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau
mengeluarkan saham.
b) Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) adalah
suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan
yang bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau
secara efektif seluruh aktiva neto dan operasi kendali perusahaan yang
bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama segala resiko dan
manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak
yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).
2) Bentuk-bentuk gabungan usaha
Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-
241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut:
a) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan
usaha sebagai berikut:
• Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan- perusahaan
yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada
umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk
menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan
meningkatkan efisiensi diantara perusahaan- perusahaan yang
bersangkutan tersebut.
• Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang
sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling
menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian
pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian
bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan
kontinuitas produksi.
• Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari
penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini
merupakan gabungan dari perusahaan- perusahaan yang memiliki
usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan
perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).
b) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi:
• Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan
membeli perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya
tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan
yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang
mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.
• Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan
usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain
membentuk satu perusahaan baru.
• Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian
besar saham atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh
hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai
tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi
sebagaimana perusahaan lainnya

 Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha

1. Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method)


Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22
untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode
penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap
tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari
perusahaan- perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh
perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga
pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan- perusahaan
yang bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh
karena itu setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan
dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba
ditahan dari perusahaan- perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas
yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan
mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-
masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva
dan kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah
yang dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi
yang berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila
perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi
untuk menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan- laporan
keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali
(restated).
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest :
• Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada
nilai buku saat diadakan penggabungan.
• Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah
modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang
digabung.
• Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang
diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun
aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh,
maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan
digabung
• Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan yang bergabung.

2. Metode Pembelian ((by purchase method))


Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang
memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang
ditanggung sebesar nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara
yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan
kewajiban yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal
penggabungan. Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan
atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan
diamortisasikan selama maksimum 20 tahun.
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase
• Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan
digabung sebesar nilai wajarnya
• Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan).
Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut
sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar
tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional
perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat
ditentukan).
• Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang
digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih
yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam
rekening goodwill pada kelompokaktiva.

 Contoh

1. PT Gita, PT Nada dan PT Cinta bersepakat untuk bergabung dengan membentuk


nama PT Rosa. Kekayaan bersih menurut harga pasar dan keuntungan rata-rata selama
5 tahun terakhir yang oleh masing-masing pihak dipercaya akan dapat dipertahankan
untuk 5 tahun mendatang adalah sebagai berikut :

Keuntungan yang dipersyaratkan adalah sebagai berikut :


a. Tingkat laba normal dari jumlah investasi adalah 5%
b. Kelebihan laba diatas laba normal, dikapitalisasikan dengan
tingkat kapitalisasi 25% untuk menentukan besarnya goodwill.
Soal :

1) Hitunglah persentase relatif dan kontribusi kekayaan bersih, keuntungan


yang dikontribusikan dan klaim terhadap kekayaan bersih dan hak atas
pembagian laba dalan perusahaan yang baru
2) Buatlah perhitungan alokasi modal saham dan jurnal yang diperlukan
untuk masing-masing perusahaan yang bergabung, bila :
a. Masing-masing saham dikeluarkan dalam hubungannya dengan
kontribusi kekayaan bersih termasuk good will dengan nominal
@Rp 10.000
b. Kontribusi diakui sebesar kekayaan rill tanpa goodwill dengan
nominal @ Rp 10.000
c. Jumlah modal saham yang diterbitkan sebanyak 13.520 lembar @Rp
6.500

Jawaban :

Tahap pertama adalah persentase kekayaan bersih serta keuntungan


relatif tiap- tiap perusahaan, hal ini dimaksud untuk mengetahui berapa
besarkah kontribusi masing-masingperusahaan pada saat melakukan
penggabungan usaha.

*23,7% diatas merupakan perhitungan dari 25.000.000/105.500.000 x 100%, begitupun


seterusnya
*17,5% diatas merupakan perhitungan dari 2.250.000/12.870.000 x 100%, begitupun
seterusnya
Tahap kedua adalah menghitung jumlah persentase kontribusi relatif
kekayaan bersih.

*Laba normal dihitung dengan, 5% x kekayaan bersih yang diserahkan (tanpa goodwill)

*Kelebihan diatas laba normal didapat dari, Selisih laba rata-rata dengan laba normal

*Kapitalisasi kelebihan laba normal didapat dari, kelebihan diatas laba normal / 0,25
(karena 25%)

*Kontribusi relatif kekayaan bersih (termasuk goodwill) didapat dari penjumlahan


kekayaan bersih yang diserahkan (Tanpa goodwill) dengan kapitalisasi kelebihan laba
normal 25%

*21,3% didapat dari 29.000.000/135.880.000 x 100% , dan seterusnya.


Kemudian buatlah tabel klaim terhadap kekayaan bersih dan bagian terhadap
keuntungan dari perusahaan terdahulu didalam perusahaan yang baru, akan menjadi
sebagai berikut :

Perhitungan alokasi modal saham :


*Buatlah tabel seperti diatas terlebih dahulu, kemudian baru menentukan jumlah
lembar saham biasa yang dikeluarkan jika goodwill diakui dan tidak diakui.
Dalam soal diatas ketika goodwill diakui maka nominal saham biasa @Rp10.000
sehingga kita dapat mengetahui jumlah saham yang dikeluarkan dengan membagi
total kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill dan nominalnya. Jadi
135.880.000/10.000 = 13.588 lembar saham. Maka kemudian 13.588 lembar saham
tersebut di alokasikan kepada tiap- tiap perusahaan (PT.Gita, PT.Nada dan
PT.Cinta) sesuai dengan kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwillnya.

*Sedangkan untuk Goodwill tidak diakui, terbagi menjadi dengan (1) dengan
menggunakan nominal @Rp 10.000 (lihat disoal 2.b) (2) dengan menggunakan
nominal @Rp 6.500 serta lembar saham 13.520 (lihat disoal 2.c). Untuk yang (1),
kita dapat menentukan lembar saham yang dikeluarkan dengan cara membagi
kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill dengan nominal @Rp 10.000. Jadi
105.500.000/10.000 =10.550 lembar saham. Maka kemudian dialokasikan kepada tiap-
tiap perusahaan (PT.Gita, PT.Nada dan PT.Cinta) sesuai dengan kontribusi
kekayaan bersih termasuk goodwill (ingat bukan kontribusi kekayaan bersih tidak
termasuk goodwill!!) Jadi 29.000.000/135.880.000 x 10.550 = 2.252 lembar dan
seterusnya.

*Kemudian untuk Goodwill tidak diakui, (2) perusahaan mengeluarkan


13.520 lembar saham dengan nominal @Rp 6.500. Maka alokasi kepada tiap-tiap
perusahaannya (PT.Gita, PT.Nada dan PT.Cinta) adalah sesuai dengan kontribusi
kekayaan bersih termasuk goodwill (ingat bukan kontribusi kekayaan bersih tidak
termasuk goodwill!!) Jadi 29.000.000/135.880.000 x 13.520 = 2.886 lembar dan
seterusnya.

2. Berdasarkan soal nomor 1, telah disetujui bahwa PT.Rosa akan mengeluarkan


1.500lembar 8% saham prioritas nominal @Rp 100.000 dan saham biasa denga nominal
@Rp 25.000. Hitunglah berapa jumlah yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang
baru dibentuk (PT Rosa) jika kapitalisasi laba sebesar 9%!!

Jawaban :

Tingkat kapitalisasi laba sebesar 9% diatas persentase laba prioritas yang diberikan
kepada pemegang saham prefern (Prioritas).
PT. Rosa memperoleh laba sebesar 8% dari Rp 147.687.500 yaitu sebesar Rp 11.815.000,
berikut komposisinya :

*2.000.000, 2.600.000, dan 3.840.000 didapat dari : 8% x 25.000.000, 8% x


32.500.000,8% x 48.000.000

*974,999,9 didapat dari : 9% X 10.833.333,3 kemudian dibulatkan menjadi


975.000 sedangkan 2.400.000,1 didapat dari 9% x 26.666.666,7 kemudian dibulatkan
menjadi 2.400.0009.

*74% adalah dari 105.500.000 dibagi 142.500.000, sedangkan 26% adalah dari 37.500.000
(10.833.333,3 + 26.666.666,7) dibagi 142.500.000

*250.000 dari sisa, rentabilitas –saham prefern tahap pertama (2.250.000 – 2.000.000) dan
seterusnya.

Anda mungkin juga menyukai