Anda di halaman 1dari 15

MERGER DAN AKUISISI

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Hukum Bisnis

Dosen pengampu : Dr. Supriyono SE. MM & Hutomo Rusdianto,


SE.,MBA.,QWM

KELOMPOK 11/3D
Disusun oleh :

1. Tutut Larashati (201511249)


2. Mochamad Noor Rangga (201511260)
3. Debby Mayasari (201511267)
4. Indah Noor Aini (201511272)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin
ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
popularitasnya dan memperbaiki kinerjanya.
Sebagaimana sebuah kumpulan, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu
pertumbuhan dan berkembangnya secara dinamis, berada pada kondisi statis dan mengalami
proses kemunduran atau pengkerutan. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan
bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih salah satu diantara dua jalur alternatif yaitu
pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan pertumbuhan dari luar perusahaan.
Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan membangun bisnis atau
unit bisnis baru dari awal. Jalur ini memerlukan berbagai tahap mulai dari riset pasar, desain
produk, perekrutan tenaga ahli, tes pasar, pengadaan dan pembangunan fasilitas
produksi/operasi sebelum perusahaan menjual produknya ke pasar. Sebaliknya pertumbuhan
eksternal dilakukan dengan membeli perusahaan yang sudah ada. Merger dan akuisisi adalah
strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar baru
produk baru tanpa harus membangun dari awal. Terdapat penghematan waktu yang sangat
signifikan antara pertumbuhan internal dan eksternal melalui merger dan akuisisi. Dari waktu
ke waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal melalui merger dan akuisis
dibanding pertumbuhan internal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisis
adalah mendapatkan nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar
menjadikan dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus menjadikan dua
ditambah dua menjadi lima dan seterusnya. Strategi merger dan akuisisi merupakan salah
satu bentuk strategi populer, yang awalnya naik daun pada era tahun 1970an.

Proses ini didorong oleh 3 faktor utama :


semakin menyatunya sistem perekonomian regional dan perekonomian dunia
adanya ekspansi perusahaan perusahaan ke berbagai negara, dan
berbagai terobosan teknologi informasi dan telekomunikasi setelah tahun 1980 yang
memudahkan proses alih informasi dan kapital.
Akuisisi adalah suatu bentuk penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu
pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusayaan yang
diakuisisi (acquiree) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau
mengeluarkan saham.
Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu
perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan
aktivitasnya atau bubar.
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan akuisisi biasanya
akan tampak pada kinerja perusahaan perubahan yang praktis membesar dan meningkat
posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam laporan
keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Kerugian dan keuntungan Merger dan Akuisisi ?
2. Apa yang memotivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger dan
akuisisi ?

C. Tujuan
Untuk memahami dengan jelas dan runtut tentang Merger dan Akuisisi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di
antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan
segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Merger terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Merger Horizontal
Marger horizontal adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya
sama), Salah satu tujuan utama merger horizontal adalah untuk mengurangi
persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas
produksi, pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas
administrasi. misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.

2. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang
saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Merger vertikal
dilakukan oleh perusahaan perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan
usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi
pasokan dan pengguna. Contohnya : perusahaan pemintalan benang merger dengan
perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.

3. Merger Kongenerik
Merger kongenerik akan melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan tetapi bukan merupakan produsen dari sebuah produk yang sama atau
perusahaan yang memiliki hubungan pemasok-produsen.

4. Merger Konglomerat
Merger Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan
berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan
sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan
perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai
pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang
disatukan.

B. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset
suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
(Abdul Moin, 2004). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998
tentang Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas
mendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham
perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan
tersebut.
Menurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
1. Akuisisi Horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang
masih dalam bisnis yang sama.
2. Akuisisi Vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.
3. Akuisisi Konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya
sama sekali dengan badan usaha pembeli.
Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan
akuisisi asset, yaitu :
1) Akuisisi Saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli
perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan
perusahaan dari penjual kepada pembeli. Akuisisi saham merupakan salah satu
bentuk akisisi yang paling umum ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi.
2) Akuisisi Asset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat
membeli sebagian atau seluruh aktiva atau asset perusahaan lain tersebut. Jika
pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini
dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi asset secara sederhana dapat dikatakan
merupakan Jual beli (asset) antara pihak yang melakukan akuisisi asset (sebagai
pihak pembeli) dengan pihak yang diakuisisi assetnya (sebagai pihak penjual),
Jika akuisisi dilakukan dengan pembayaran uang tunai. Atau Perjanjian tukar
menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain milik dan
pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara tunai.

C. Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi


Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun
akuisisi, yaitu :
a. Pertumbuhan atau Diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan
tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi
dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan
pesaing atau mengurangi persaingan.

b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan
perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja
yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan
biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi


Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya
efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak
dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk
mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan
sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik


Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih
besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham
lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang
lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan


Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang
tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.

D. Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi


Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain.
Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan, sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi


Kelebihan Akuisisi
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang
saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm,
mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding
firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung
dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer
sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,
akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak
bersahabat (hostile takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan
mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada
halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

Kekurangan Akuisisi
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran
dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara
setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi
merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

E. Dasar Hukum Merger dan Akuisisi


Setiap tindakan yang dilakukan di Negara hukum haruslah mempunyai dasar
hukumnya. Apalagi tindakan hukum berupa merger perusahaan yang begitu penting
kedudukannya dalam bidang hukum perusahaan tersebut. Secara yuridis, yang
merupakan dasar hukum bagi tindakan merger tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dasar Hukum Utama (UUPT dan PP)
2. Dasar Hukum Kontraktual
3. Dasar Hukum Status Perusahaan (Pasar Modal, PMA, BUMN)
4. Dasar Hukum Konsekuensi Merger
5. Dasar Hukum Pembidangan Usaha
Yang menjadi dasar hukum utama bagi suatu merger perusahaan adalah UUPT dan
Peraturan pelaksanaannya. UUPT tersebut mengatur tentang merger, akuisisi dan
konsolidasi mulai dari Pasal 26, 62, 122, 123, 126, 127, 128, 129, 132, 133 dan 152.
Sebagaimana diketahui bahwa UUPT menggunakan istilah Penggabungan untuk
merger, Pengambilalihan untuk akuisisi, dan Peleburan untuk konsolidasi. Disamping
UUPT, pada tanggal 24 Februari 1998 telah pula diterbitkan PP No. 27 Tahun 1998 yang
mengejawantahkan ketentuan-ketentuan di dalam Undang-Undang Nomor. 1 Tahun
1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT lama) Tentang Pereseroan (UUPT lama).
Syarat-syarat merger, akuisisi dari perusahaan menurut PP no. 27, tersebut terdapat dalam
Pasal 4 yang berbunyi :
1) penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan dengan
memperhatikan :
a. kepentingan perseroan, pemegang saham minoritas, dan karyawan perseroan
yang bersangkutan
b. kepentingan masyarakat dan persaingan sehat dalam melakukan usaha
2) Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan tidak mengurangi hak pemegang
saham minoritas untuk menjual sahamnya dengan harga saham yang wajar
3) Pemegang saham yang tidak setuju terhadap keputusan rapat umum pemegang saham
mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat menggunakan
haknya agar saham yang dimiliknya dibeli dengan harga yang wajar sesuai dengan
ketentuan Pasal 62 UUPT.
4) Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak menghentikan
proses pelaksanaan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan.
Selanjutnya dalam Pasal 6 dinyatakan :
1) Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan hanya dapat dilakukan dengan
persetujuan rapat umum pemegang saham
2) Penggabungan peleburan dan pengambilalihan dilakukan berdasarkan
keputusan rapat umum pemegang saham yang dihadiri oleh bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hal suara yang sah dan disetujui oleh
paling sedikit bagian dari jumlah suara tersebut
3) Bagi Perseroan Terbuka, dalam hal persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) tidak tercapai maka syarat kehadiran dan pengambil keputusan
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.
Sedangkan Menurut Pasal 26 UUPT perubahan anggaran dasar yang dilakukan dalam
rangka Penggabungan atau Pengambilalihan berlaku sejak :
1. Persetujuan Menteri
2. Kemudian yang ditetapkan dalam persetujuan Menteri, atau
3. Pemberitahuan perubahan anggaran dasar diterima Menteri, atau tanggal
kemudian yang ditetapkan dalam akta Penggabungan atau akta Pengambilalihan
menurut UUPT, Direksi Perseroan yang berencana untuk menggabungkan diri dan
meneriman Penggabungan harus menyusun rancangan penggabungan sesuai
dengan Pasal 123 ayat (2) UUPT yang memuat sekurang-kurangnya :
a. Nama dan tempat kedudukan dari setiap Perseroan yang akan melakukan
penggabungan
b. Alasan serta penjelasan Direksi Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan dan persyaratan penggabungan
c. Tata cara penilaian dan konversi saham Perseroan yang menggabungkan diri
terhadap sahan Perseroan yang menerima Penggabungan
d. Rancangan perubahan anggaran dasar Perseroan yang menerima
penggabungan apabila
e. Laporan keuangan ssebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2) huruf
(a) yang meliputi 3 (tiga) tahun buku terakhir dari setiap Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan
f. Rencana kelanjutan atau pengakhiran kegiatan usaha dari Perseroan yang akan
melakukan Penggabungan
g. Neraca proforma Perseroan yang menerima Penggabungan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
h. Cara penyelesaian status, hak dan kewajiban anggota Direksi, Dewan
Komisaris, dan karyawan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan diri
i. Cara penyelesaian hak dan kewajiban Perseroan yang akan menggabungkan
diri terhadap pihak ketiga
j. Cara penyelesaian hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap
Penggabungan Perseroan
k. Nama anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta gaji, honorarium dan
tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang
menerima Penggabungan
l. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan Penggabungan
m. Laporan mengenai keadaan, perkembangan, dan hasil yang dicapai dari setiap
Perseroan yang akan melakukan Penggabungan
n. Kegiatan utama setiap Perseroan yang melakukan Penggabungan dan
perubahan yang terjadi selama tahun buku yang sedang berjalan
o. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang sedang berjalan
yang mempengaruhi kegiatan Perseroan yang akan melakukan Penggabungan.

F. Faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger


Motivasi perusahaan untuk melakukan alternatif strategi merger antara lain :
a) Untuk mendapatkan kesempatan beroperasi dalam skala usaha yang hemat
b) Guna meningkatkan pangsa pasar
c) Menghilangkan tidak efisien melalui operasional dan pengendalian finansial yang
lebih baik
d) Kesempatan menggabungkan sumber daya ataupun pasar yang dimiliki masing-
masing Bank. Selain itu masih terdapat beberapa faktor yang mendorong motivasi
untuk merger, seperti : upaya diversifikasi, menurunkan biaya dana, dan menaikkan
harga saham secara emosi (bootstrapping of earning per share) karena adanya
pengumuman akan merger bagi Bank Publik.
e) Berguna sebagai platform pertumbuhan perusahaan.
f) Mengurangi pengeluaran-pengeluaran organisasional dengan cara menghapuskan
penggandaan dan mentransfer pengetahuan diantara dan antar unit-unit bisnis atau
alur produk individu.

G. Manfaat merger dan akuisisi


Menurut Kwik Kian Gie (1997) dalam Payamta (2001) mencatat beberapa manfaat
merger dan akuisisi berikut ini :
a. Komplementaris
Penggabungan perusahaan sejenis atau lebih secara horizontal dapat menimbulkan
sinergi dalam berbagai bentuk, misalnya : perluasan produk, transfer teknologi,
sumber daya manusia yang tangguh, dan sebagainya.

b. Pooling kekuatan
Perusahaan - perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-fungsi
penting untuk perusahaannya, misalnya fungsi research and development, dan akan
lebih efektif jika bergabung dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi
tersebut.

c. Mengurangi persaingan
Penggabungan usaha diantara perusahaa sejenis akan mengakibatkan adanya
pemusatan pengandalian, sehinnga dapat mengurangi pesaing.

d. Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan


Bagi perusahaan yang memiliki likuiditas dan terdesak oleh kreditur, keputusan
merger dan akuisisi dengan perusahaan yang kuat akan menyelamatkan perusahaan
dari kebangkrutan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakukan merger dan akuisisi banyak kendala yang harus diatasi oleh
perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan
kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih
salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan merger dan akuisisi.
Kelebihan Merger adalah pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih
murah dibanding pengambilalihan yang lain. Kekurangan Merger yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.
Kelebihan Akuisisi adalah tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara
pemegang saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang
saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer. Kekurangan Akuisisi
adalah Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan, perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi
merger, setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga
menimbulkan biaya legal yang tinggi.
Manfaat melakukan merger dan akuisisi adalah penggabungan perusahaan sejenis
atau lebih secara horizontal dapat menimbulkan sinergi perluasan produk, transfer
teknologi, sumber daya manusia yang tangguh, mengurangi persaingan, perusahaan yang
memiliki likuiditas dan terdesak oleh kreditur, keputusan merger dan akuisisi dengan
perusahaan yang kuat akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Alasan utama
perusahaan lebih melakukan merger dan akuisisi adalah sebagai strategi utama
perusahaan dalam pengembangan perusahaannya, karena dengan strategi tersebut
perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena bisnis share perusahaan
telah terbentuk sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat dengan cepat
terwujud.
B. Saran
Sebelum melakukan merger dan akuisisi, kedua perusahaan harus memperhatikan
budaya yang ada di perusahaan masing-masing. Karena dengan budaya yang berbeda
akan menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan dan merger dan akuisisi
hendaknya dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang yang sama, karena dengan
bidang usaha yang sama, kegiatan merger dan akuisisi kemungkinan dapat berjalan
seperti yang diharapkan kedua perusahaan.
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila
ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Fitri Purwanti, 2016. http://fitripurwant30.blogspot.co.id/2014/12/merger-dan-


akuisisi.html

Priyanti, herry , 2016. http://herrypriyanti.blogspot.co.id/2012/10/merger-dan-akuisisi.html

UcihaItachi, 2016. http://metrix-edu.blogspot.co.id/2012/04/merger-dan-akuisisi.html

Anda mungkin juga menyukai