KELOMPOK 11/3D
Disusun oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
TAHUN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin
ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi
perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Untuk itu, perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa mempertahankan
popularitasnya dan memperbaiki kinerjanya.
Sebagaimana sebuah kumpulan, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi yaitu
pertumbuhan dan berkembangnya secara dinamis, berada pada kondisi statis dan mengalami
proses kemunduran atau pengkerutan. Dalam rangka tumbuh dan berkembang ini perusahaan
bisa melakukan ekspansi bisnis dengan memilih salah satu diantara dua jalur alternatif yaitu
pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan pertumbuhan dari luar perusahaan.
Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan membangun bisnis atau
unit bisnis baru dari awal. Jalur ini memerlukan berbagai tahap mulai dari riset pasar, desain
produk, perekrutan tenaga ahli, tes pasar, pengadaan dan pembangunan fasilitas
produksi/operasi sebelum perusahaan menjual produknya ke pasar. Sebaliknya pertumbuhan
eksternal dilakukan dengan membeli perusahaan yang sudah ada. Merger dan akuisisi adalah
strategi pertumbuhan eksternal dan merupakan jalur cepat untuk mengakses pasar baru
produk baru tanpa harus membangun dari awal. Terdapat penghematan waktu yang sangat
signifikan antara pertumbuhan internal dan eksternal melalui merger dan akuisisi. Dari waktu
ke waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal melalui merger dan akuisis
dibanding pertumbuhan internal. Pada umumnya tujuan dilakukannya merger dan akuisis
adalah mendapatkan nilai tambah. Keputusan untuk merger dan akuisisi bukan sekedar
menjadikan dua ditambah dua menjadi empat tetapi merger dan akuisis harus menjadikan dua
ditambah dua menjadi lima dan seterusnya. Strategi merger dan akuisisi merupakan salah
satu bentuk strategi populer, yang awalnya naik daun pada era tahun 1970an.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Kerugian dan keuntungan Merger dan Akuisisi ?
2. Apa yang memotivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger dan
akuisisi ?
C. Tujuan
Untuk memahami dengan jelas dan runtut tentang Merger dan Akuisisi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu di
antaranya tetap berdiri dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan
segala nama dan kekayaannya dimasukan dalam perseroan yang tetap berdiri tersebut.
Merger terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Merger Horizontal
Marger horizontal adalah merger yang dilakukan oleh usaha sejenis (usahanya
sama), Salah satu tujuan utama merger horizontal adalah untuk mengurangi
persaingan atau untuk meningkatkan efisiensi melalui penggabungan aktivitas
produksi, pemasaran dan distribusi, riset dan pengembangan dan fasilitas
administrasi. misalnya merger antara dua perusahaan roti, perusahaan sepatu.
2. Merger Vertikal
Merger vertikal adalah merger yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang
saling berhubungan, misalnya dalam alur produksi yang berurutan. Merger vertikal
dilakukan oleh perusahaan perusahaan yang bermaksud untuk mengintegrasikan
usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk dalam rangka stabilisasi
pasokan dan pengguna. Contohnya : perusahaan pemintalan benang merger dengan
perusahaan kain, perusahaan ban merger dengan perusahaan mobil.
3. Merger Kongenerik
Merger kongenerik akan melibatkan perusahaan-perusahaan yang saling
berhubungan tetapi bukan merupakan produsen dari sebuah produk yang sama atau
perusahaan yang memiliki hubungan pemasok-produsen.
4. Merger Konglomerat
Merger Konglomerat ialah merger antara berbagai perusahaan yang menghasilkan
berbagai produk yang berbeda-beda dan tidak ada kaitannya, misalnya perusahaan
sepatu merger dengan perusahaan elektronik atau perusahaan mobil merger dengan
perusahaan makanan. Tujuan utama konglomerat ialah untuk mencapai
pertumbuhan badan usaha dengan cepat dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Caranya ialah dengan saling bertukar saham antara kedua perusahaan yang
disatukan.
B. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset
suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan
pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
(Abdul Moin, 2004). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1998
tentang Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas
mendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham
perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan
tersebut.
Menurut Reksohadiprojo dalam Wiharti (1999) akuisisi dapat dibedakan dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
1. Akuisisi Horizontal, yaitu akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang
masih dalam bisnis yang sama.
2. Akuisisi Vertical, yaitu akuisisi pemasok atau pelanggan badan usaha yang dibeli.
3. Akuisisi Konglomerat, yaitu akuisisi badan usaha yang tidak ada hubungannya
sama sekali dengan badan usaha pembeli.
Klasifikasi berdasarkan obyek yang diakuisisi dibedakan atas akuisisi saham dan
akuisisi asset, yaitu :
1) Akuisisi Saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarkan suatu transaksi jual beli
perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan beralihnya kepemilikan
perusahaan dari penjual kepada pembeli. Akuisisi saham merupakan salah satu
bentuk akisisi yang paling umum ditemui dalam hampir setiap kegiatan akuisisi.
2) Akuisisi Asset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat
membeli sebagian atau seluruh aktiva atau asset perusahaan lain tersebut. Jika
pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan maka hal ini
dinamakan akuisisi parsial. Akuisisi asset secara sederhana dapat dikatakan
merupakan Jual beli (asset) antara pihak yang melakukan akuisisi asset (sebagai
pihak pembeli) dengan pihak yang diakuisisi assetnya (sebagai pihak penjual),
Jika akuisisi dilakukan dengan pembayaran uang tunai. Atau Perjanjian tukar
menukar antara asset yang diakuisisi dengan suatu kebendaan lain milik dan
pihak yang melakukan akuisisi, jika akuisisi tidak dilakukan dengan cara tunai.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan
perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang
melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja
yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan
biaya rendah.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan
sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.
Kekurangan Akuisisi
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran
dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara
setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi
merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
b. Pooling kekuatan
Perusahaan - perusahaan yang terlampau kecil untuk mempunyai fungsi-fungsi
penting untuk perusahaannya, misalnya fungsi research and development, dan akan
lebih efektif jika bergabung dengan perusahaan lain yang telah memiliki fungsi
tersebut.
c. Mengurangi persaingan
Penggabungan usaha diantara perusahaa sejenis akan mengakibatkan adanya
pemusatan pengandalian, sehinnga dapat mengurangi pesaing.
A. Kesimpulan
Dalam melakukan merger dan akuisisi banyak kendala yang harus diatasi oleh
perusahaan, yaitu modal, tenaga kerja, maupun budaya perusahaan. Untuk menyatukan
kedua perusahaan dengan budaya yang berbeda, tentunya sangat sulit dan ini harus dipilih
salah satu budaya mana yang sekiranya cocok untuk tetap dipergunakan dalam
melaksanakan merger dan akuisisi.
Kelebihan Merger adalah pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih
murah dibanding pengambilalihan yang lain. Kekurangan Merger yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.
Kelebihan Akuisisi adalah tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara
pemegang saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang
saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer. Kekurangan Akuisisi
adalah Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan, perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi
merger, setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga
menimbulkan biaya legal yang tinggi.
Manfaat melakukan merger dan akuisisi adalah penggabungan perusahaan sejenis
atau lebih secara horizontal dapat menimbulkan sinergi perluasan produk, transfer
teknologi, sumber daya manusia yang tangguh, mengurangi persaingan, perusahaan yang
memiliki likuiditas dan terdesak oleh kreditur, keputusan merger dan akuisisi dengan
perusahaan yang kuat akan menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Alasan utama
perusahaan lebih melakukan merger dan akuisisi adalah sebagai strategi utama
perusahaan dalam pengembangan perusahaannya, karena dengan strategi tersebut
perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena bisnis share perusahaan
telah terbentuk sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat dengan cepat
terwujud.
B. Saran
Sebelum melakukan merger dan akuisisi, kedua perusahaan harus memperhatikan
budaya yang ada di perusahaan masing-masing. Karena dengan budaya yang berbeda
akan menimbulkan permasalahan baru bagi perusahaan dan merger dan akuisisi
hendaknya dilakukan pada perusahaan yang memiliki bidang yang sama, karena dengan
bidang usaha yang sama, kegiatan merger dan akuisisi kemungkinan dapat berjalan
seperti yang diharapkan kedua perusahaan.
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila
ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA