Anda di halaman 1dari 15

COVER

LATAR BELAKANG

Menurut Monk (dalam Kaihatu, 2006), mengemukakan bahwa Good Corporate Governance adalah
tatanan yang mengatur sekaligus mengendalikan suatu perusahaan yang menciptakan value added
(nilai tambah) untuk seluruh pihak. Menurut Sutedi (2012:1), Good Corporate Governance
merupakan proses dan struktur yang digunakan oleh organ-organ perusahaan seperti, pemilik modal,
komisaris dan direksi untuk meningkatkan keberhasilan suatu usaha dan akuntabilitas perusahaan dan
juga tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lain berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan nilai-nilai etika. Secara umum Tata Kelola Perusahaan atau Corporate Governance (selanjutnya
disebut sebagai CG) merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengarahkan pengelolaan
perusahaan secara profesional berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab,
independen, kewajaran dan kesetaraan. Karena itulah, Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik
diyakini mampu memperkuat posisi daya saing perusahaan secara
berkesinambungan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, meningkatkan
corporate value dan kepercayaan investor. Penerapan governance yang baik juga akan mengurangi
adanya risiko hukum, keamanan, dan operasi yang dapat berdampak pada seluruh pihak terkait
sehingga kelangsungan perusahaan terjaga.

Banyak perusahaan yang terpuruk dikarenakan buruknya tata kelola perusahaan yang menyebabkan
terjadinya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) sehingga terjadinya krisis ekonomi dan
krisis kepercayaan yang berdampak pada hilangnya kepercayaan para investor. Laporan keuangan
yang merupakan bagian akhir dari penyusunan laporan keuangan menjadi sebuah dasar bagi para
investor dan kreditor untuk menilai sebuah perusahaan. Sebab laporan keuangan berisi informasi
terkait kondisi keuangan sebuah perusahaan, dalam hal ini ada satu hal yang tidak dipisahkan dari
penggabungan struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan yaitu kepengurusan dalam perusahaan
itu sendiri.

PT. Astra International, Tbk adalah salah satu perusahaan multinational yang menerapkan Good
Corporate Governance dengan melakukan penerapan nilai-nilai di dalam pembagian kepemilikan dan
kontrol yang terlihat di dalam kegiatannya. Hal ini di lakukan demi terciptanya lingkungan yang
bersih dan sehat sehingga terciptanaya keselarasan dalam mencapai tujuan organisasi dengan tetap
melaksanakan aturan yang berlaku. Atas dasar ini peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana
penerapan GCG di dalam PT. Astra International, Tbk dan bagaimana perusahaan mampu untuk
menerapkan nilai-nilai GCG sehingga tujuan organisasi tercapai.
Sejarah Singkat PT. Astra International, Tbk

PT. Astra International, Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perdagangan umum
dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT. Astra
International, Tbk dalam rangka penawaran umum perdana saham perseroan kepada masyarakat yang
di lanjutkan dengan pencatatan saham perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan
ticker ASII. Nilai kapitalisasi pasar Astra pada akhir tahun 2020 adalah sebesar Rp. 244 Triliun.

Sesuai dengan anggaran dasar perseroan, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh perusahaan
mencakup perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan,
jasa dan konsultasi. Hingga tahun 2020, Astra telah mengembangkan bisnis dengan menerapkan
model bisnis yang berbasis sinergi dan terdiversifikasi pada tujuh segmen usaha yang terdiri dari:

 Otomotif
 Jasa keuangan
 Alat berat, pertambangan, kontruksi & energi
 Agribisnis
 Infrastruktur dan logistik
 Teknologi informasi
 Properti.

Dengan bisnis yang beragam, Astra telah menyentuh berbagai aspek kehidupan bangsa melalui
produk dan layanan yang dihasilkan. Dalam kesehariannya, masyarakat Indonesia menggunakan
sepeda motor dan mobil, jalan tol, printer hingga layanan pembiayaan, perbankan dan asuransi milik
Astra. Pelaku bisnis yang bermitra dengan Astra memanfaatkan berbagai kendaraan komersial, alat
berat, berbagai logistik, sistem teknologi informasi dan jasa pertimbangan dari Astra. Berbagai produk
yang di hasilkan, antara lain minyak kelapa sawit, batu bara dan kendaraan bermotor senantiasa di
ekspor sehingga Astra dapat berkontribusi dalam menyumbangkan devisa bagi negara. Saat ini
kegiatan operasional bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia dikelola melalui 238 anak perusahaan,
ventura bersama dan entitas asosiasi, dengan di dukung oleh 188.032 karyawan per data 2020. Oleh
karena itu, kegiatan bisnis Astra berupaya menerapkan perpaduan yang berimbang antara aspek
komersial bisnis dan sumbangsih non-bisnis melalui program tanggung jawab sosial berkelanjutan di
bidang pendidikan, lingkungan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM) serta kesehatan.

Astra menjaga keberlangsungan organisasi dengan berperilaku sebagai korporat yang baik dalam
menjalankan bisnisnya melalui pelaksanaan Astra Good Corporate Governance (GCG). Astra GCG
disusun berlandaskan pada Filosofi Perseroan, yaitu Catur Dharma, dengan memperhatikan prinsip-
prinsip tata kelola yang baik untuk menerapkan sistem manajemen yang efektif disertai dengan proses
pengawasan, evaluasi, dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan praktik-praktik GCG yang
selaras dengan perkembangan terkini.

Penerapan Astra GCG dalam pelaksanaan bisnis PT. Astra International, Tbk dimaksudkan untuk
memastikan bahwa strategi bisnis dijalankan melalui proses pengambilan keputusan dan kontrol yang
tepat, sehingga dapat memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan. Pengambilan
keputusan yang tepat dan sesuai dengan Filosofi Perseroan (Catur Dharma) diharapkan dapat
mendukung tercapainya bisnis yang berkelanjutan yang mampu memberikan nilai jangka panjang
bagi seluruh pemangku kepentingan.

Implementasi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan selaras dengan perkembangan
bisnis merupakan salah satu faktor penting bagi Perseroan dalam upaya menghadapi tantangan bisnis
yang ada sepanjang tahun 2021, termasuk dampak pandemi COVID-19. Pemberlakuan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB)/Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada tahun
2021 dan penerapan protokol kesehatan yang ketat mengharuskan Perseroan untuk beradaptasi secara
cepat mengubah cara bekerja dan cara melakukan kegiatan usaha dan operasionalnya, antara lain
melalui serangkaian inisiatif digital yang dilakukan oleh unitunit bisnis di Astra. Seluruh upaya
adaptasi tersebut dilakukan dengan tetap menjaga proses pengambilan keputusan dan kontrol yang
tepat.

Sepanjang tahun 2021, Astra terus melakukan upaya untuk memperkuat pelaksanaan tata kelola
perusahaan yang baik, melalui antara lain:

 Meningkatkan prosedur internal untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham


Tahunan 2021 dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 2021 guna memastikan bahwa
seluruh pemegang saham dapat melaksanakan haknya untuk menghadiri dan memberikan
suara pada RUPS, dan pada saat yang sama memastikan Astra mematuhi peraturan
pemerintah terkait pelaksanaan protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran virus
COVID-19.
 Melakukan serangkaian persiapan untuk menerapkan e-voting pada pelaksanaan RUPS
Perseroan berikutnya.
 Membangun single digital platform (e-portfolio platform) yang memungkinkan pengumpulan
dan pengelolaan data-data korporasi yang penting dalam grup secara elektronik, sehingga
seluruh informasi yang diperlukan dapat tersedia secara akurat dan real-time guna
memastikan ketaatan hukum dan membantu proses pengambilan kebutuan bisnis secara tepat.
 Mengkaji kebijakan hirarki peraturan internal di PT. Astra International, Tbk
 Melaksanakan program orientasi bagi anggota Komisaris Astra yang baru menjabat.
 Menginformasikan dan memberikan penjelasan kepada Direksi Perseroan mengenai peraturan
baru, antara lain peraturan mengenai Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
dengan bekerja sama dengan fungsi-fungsi terkait dalam Perseroan dan Penerapan Prinsip
Mengenali Pemilik Manfaat dari Korporasi sehubungan dengan Pencucian Uang dan
Pendanaan Terorisme.

Motto, Cita-Cita, Filosofi Perusahaan, Misi dan Visi PT. Astra International, Tbk

a) Motto PT. Astra International, Tbk, antara lain:


Per Aspera Ad Astra: Berjuang dan menembus segala tantangan untuk mencapai bintang.

b) Cita-Cita PT. Astra International, Tbk, antara lain:


Sejahtera Bersama Bangsa

c) Filosofi PT. Astra International, Tbk, antara lain:

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik di seluruh lingkungan PT. Astra International, Tbk
dilandaskan pada Catur Dharma yang merupakan filosofi perusahaan, pedoman Good Corporate
Governance (GCG), serta peraturan perundang-undangan dan praktik umum yang baik yang
berlaku di Indonesia maupun internasional.

Catur Dharma merupakan nilai-nilai dasar yang menjadi pedoman bagi PT. Astra International,
Tbk dalam bertindak dan berperilaku serta mempersatukan semua insan PT. Astra International,
Tbk dalam semangat ke-Astra-an. Internalisasi dan penerapan secara konsisten nilai-nilai Catur
Dharma akan melahirkan budaya unggul yang akan mendorong Astra untuk mencapai visinya,
catur Dharma sendiri terdiri dari:

 Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara


 Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
 Menghargai individu dan membina kerjasama
 Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik

d) Misi PT. Astra International, Tbk, antara lain:


Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan.

e) Visi PT. Astra International, Tbk, antara lain:


 Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan
penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui
pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan
dan efisiensi.
 Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta peduli lingkungan.

Penghargaan Perusahaan PT. Astra International, Tbk


PT. Astra International, Tbk bersyukur telah mendapatkan kesempatan untuk menerima beberapa
penghargaan terkait pelaksanaan GCG, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu
penghargaan dan serfikasi yang diperoleh oleh Astra adalah Best at Corporate Social Responsibility
(Ranked 2nd), dan Most Committed to Corporate Governance (Ranked 4th).

Prinsip Tata Kelola Perusahaan pada PT. Astra International, Tbk


1. Prinsip Keterbukaan (Transparancy)
Pada era dimana transparansi menjadi bagian penting dari kehidupan sehari- hari, Astra
menilai penting dalam menjalin komunikasi secara efektif dan menyeluruh dengan seluruh
pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal. Dengan membina komunikasi yang
berlandaskan pada fakta dan data yang aktual, maka Astra berupaya menyebarkan informasi yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan oleh Perseroan. Penyebaran informasi menggunakan
berbagai sarana media, namun untuk meningkatkan efektivitas distribusi informasi, sarana media
yang digunakan disesuaikan dengan sasaran pemangku kepentingan yang dituju. Astra secara
proaktif menyediakan informasi yang luas terkait bisnis, produk dan perkembangan terkini. Pada
saat yang sama, Astra juga menyediakan jalur komunikasi dua arah, yang bertujuan memberikan
masukan saran, keluhan dan informasi penting lainnya yang dapat mendukung perkembangan
Astra secara berkelanjutan.

PT. Astra International, Tbk telah melakukan keterbukaan informasi kepada masyarakat
melalui situs web Perseroan dan situs web Bursa Efek Indonesia (yang salinannya disampaikan
ke OJK, melaporkan kepada OJK dan mengungkapkan dalam Catatan 33 Laporan Keuangan
Konsolidasian Perseroan.

PT. Astra International, Tbk senantiasa menerapkan prinsip GCG dengan seksama, dimana
implementasi prinsip - prinsip tersebut dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat paling atas
hingga ke bawah. Astra secara rutin melakukan penelaahan terhadap pelaksanaan prinsip GCG
dan perbaikan berkelanjutan atas praktik-praktik yang berjalan. Astra bersyukur telah
mendapatkan kesempatan untuk menerima beberapa penghargaan terkait pelaksanaan GCG, baik
di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini merupakan pengakuan atas prinsip-prinsip
GCG yang telah dijalani oleh Astra serta menjadi motivasi untuk penerapan yang lebih baik lagi
di masa mendatang.

2. Prinsip Akuntabilitas (Accountability)

3. Prinsip Tanggung Jawab (Responsibility)


Responsibilitas adalah wujud tanggung jawab perusahaan dalam wujud kepatuhan terhadap
peraturan pemerintah maupun tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Ada beberapa hal
yang perlu ditegaskan sebagai berikut:
a) Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan perusahaan (by-
laws).
b) Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab sosial dengan peduli terhadap masyarakat
dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan membuat perencanaan
dan pelaksanaan yang memadai.

Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra


International Tbk. memiliki 3 (tiga) organ perusahaan, yang terdiri dari:
a) Rapat Umum Pemegang Saham
b) Dewan Komisaris
c) Direksi

Setiap organ memiliki tugas dan wewenangnya masing-masing dan independen dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan
perundangan yang berlaku.

Dasar Hukum PT. Astra International, Tbk, antara lain sebagai berikut:

 Undang-Undang Perseroan Terbatas


 Undang-Undang Pasar Modal
 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
 Peraturan Bursa Efek Indonesia
 Anggaran Dasar Perseroan (Anggaran Dasar)

4. Prinsip Kemandirian (Independence)


Kemandirian adalah aspek yang harus dicapai perusahaan untuk menghadapi tantangan dan
mencapai kesuksesan yang ditunjukkan dengan sikap bebas, bertanggung jawab, memiliki
pertimbangan, merasa aman dikala berbeda dengan orang lain dan kreativitas. Dalam prinsip ini
diharapkan agar pengelola perusahaan dapat bertindak secara mandiri, tidak didominasi oleh
pihak manapun dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan tertentu, pada prinsip ini di harapkan
organ perusahaan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan peran dan fungsi
yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem
operasional perusahaan yang berlaku.
Dalam prinsip ini diharapkan:

- Agar pengelola perusahaan dapat bertindak secara mandiri, tidak didominasi oleh pihak
manapun dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan tertentu.
- Organ perusahaan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan peran dan
fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Sehingga pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara objektif.

Dalam menerapkan prinsip kemandirian ini, PT. Astra International, Tbk juga berperan
dalam membangun potensi setiap individunya dimana setiap potensi yang dimiliki masyarakat
akan tetap dipertahankan dan dikembangkan, dan masyarakat yang telah dibina oleh Astra akan
mampu melaksanakan itu sendiri tanpa bantuan dari pihak Astra lagi.

5. Prinsip Kewajaran (Fairness)


Fairness diperlukan dalam perusahaan karena dalam melaksanakan kegiatan usahanya,
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan atas kesetaraan dan kewajaran. KNKG (2006) menegaskan hal-
hal sebagai berikut bahwa:
a) Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku kepentingan untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan perusahaan serta
membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam lingkup
kedudukan masing-masing.
b) Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemangku
kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
c) Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir
dan melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa membedakan suku, agama, ras,
golongan, gender, dan kondisi fisik.

PT. Astra International, Tbk. telah memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan


berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran diantaranya diwujudkan dalam bentuk: kepentingan
semua pemegang saham difasilitasi melalui RUPS, berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran,
pegawai/karyawan, mitra bisnis, pelanggan, masyarakat memperoleh haknya sesuai dengan yang
menjadi porsinya, dan terhadap pemerintah, Perusahaan menjalankan peraturan - peraturan yang
menjadi kewajiban Perusahaan. Asas kesetaraan dan kewajaran tersebut di dalam perusahaan
adalah semua diperlakukan sama. Pemegang saham semua diundang dalam RUPS, terhadap
karyawan perseroan menghormati hak asasi manusia secara universal, serta hak dan kewajiban
keryawan berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku, Perseroan memberikan
kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender, suku, agama, ras dan antar
golongan dengan memperhatikan kompentensi dan kinerjanya. Berdasarkan dari analisis kami,
prinsip Fairness pada PT Astra International sudah dijalankan dengan baik dan sesuai dengan
ketetapan.

Instrumen Tata Kelola Perusahaan pada PT. Astra International, Tbk


Menurut Robinson (2014), ada 6 intrumen pada tata kelola perusahaan yang dapat dijadikan sebagai
teknik analisis dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kolom deskripsi dengan
data yang diperoleh langsung di BEI (Bursa Efek Indonesia) di bawah. Instrumen tersebut, antara lain:
1. Tata Kelola Dewan dan Direktur Independen
Tata kelola perusahaan yang baik itu di dalamnya terdapat dewan direksi independen yang
baik. Hal ini digunakan untuk mayoritas dewan menjadi direktur non-eksekutif yang
independent. Selain itu, direktur tidak boleh memiliki kepentingan bisnis lain yang terkait dengan
perusahaan atau auditornya. Seorang yang independen dapat mengurangi kemungkinan transaksi
pihak terkait yang tidak pantas atau dalam kegiatan yang serupa.

Keterangan
Akun Deskripsi
2016 2017 2018 2019
Tata Kelola Periksa keanggotaan dewan untuk Tidak ditemukan tata kelola terkait
dan anggota ekternal. Tata kelola dengan dengan anggota dewan
Kemandirian perusahaan lemah untuk dewan yang eksternal dalam annual report PT.
Dewan terdiri dari kurang dari 50% independen Astra International, Tbk
tidak berurutan direktur.
Berhati-hatilah ketika CEO juga Berdasarkan keputusan dalam
menjabat menjadi dewan direksi. RUPS bahwa anggota direksi tidak
boleh menjabat sebagai direktur
atau komisaris di luar perusahaan
Grup Astra. Hal ini sesuai dengan
praktik good corporate
covernance dan untuk memastikan
indepedensi pengambilan
keputusan.
Apakah ada komite audit, nominasi dan Pada annual report tahun 2019
kompensasi dewan yang terpisah? dijelaskan bahwa PT. Astra
Terutama terdiri dari direktur International, Tbk membentuk
independen? Jika tidak lakukan lebih komite audit, membuat piagam
banyak uji kelayakannya. komite audit serta indepedensi
audit. Dalam hal ini tidak
ditemukan adanya kompensasi
dewan terpisah. Bahkan
perusahaan sendiri membuat
komposisi dari komite audit lebih
beragam dari tingkat kompensasi,
pengalaman dan pengetahuan demi
menunjang pelaksanaan dan
pemberian pendapat yang
profesional sesuai dengan OJK.
Periksa kemungkinan direktur yang Sesuai dengan praktik good
saling terkait. corporate covernance dan untuk
memastikan indepedensi
pengambilan keputusan, masing
masing anggota direksi perseroan
tidak memiliki hubungan keluarga
dengan direktur lainnya dan atau
komisaris perseroan.
2. Hak Pemilik Saham
Memiliki saham badan usaha merupakan syarat yang perlu tetapi tidak cukup untuk
investasi memiliki nilai. Dalam hal ini, tidak semua saham dibuat sama, khususnya di perusahaan
Asia yang terdapat beberapa hak terkait dengan kelas saham yang berbeda.

Keterangan
Akun Deskripsi
2016 2017 2018 2019
Hak Pemilik Apakah ada kelas saham yang berbeda Persyaratan forum dan
Saham dan bagaimana hak suara berbeda pemungutan suara RUPS yang
diantara mereka? Jika demikian apakah berbeda dan lebih tinggi berlaku
ada perlindungan anggaran dasar atau dalam hal RUPS mengambil
anggaran rumah tangga yang keputusan untuk menyetujui hal-
melindungi hak dan kepentingan saham hal tertentu, seperti penggabungan
yang memiliki saham hak inferior. dan/atau peleburan Perseroan.
Ketentuan mengenai hal-hal terkait
RUPS diatur dalam Anggaran
Dasar Perseroan.
Apakah perusahaan baru-baru ini Rapat Umum Pemegang Saham
diprivatisasi oleh pemerintah atau (RUPS) Perseroan memiliki
entitas pemerintah? Entitas dengan hak wewenang yang tidak diberikan
suara tetap yang dapat memveto kepada Dewan Komisaris dan
keputusan tertentu manajemen dan Direksi, dengan batasan yang
dewan? ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau
Anggaran Dasar Perseroan.
Apakah pemegang saham dapat memilih Secara umum, RUPS Perseroan
saham mereka melalui kuasa jika dapat dilangsungkan apabila
mereka tidak dapat menghadiri RUPS, dihadiri oleh pemegang saham
memberikan suara rahasia menyerahan yang mewakili lebih dari setengah
masalah untuk pemungutan suara dan bagian dari jumlah seluruh saham
menyetujui perubahan dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Perseroan.
perusahaan? Semua keputusan RUPS
diusahakan untuk diambil
berdasarkan musyawarah untuk
mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk
mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil berdasarkan
suara setuju lebih dari 50% bagian
dari seluruh saham dengan hak
suara yang hadir dalam RUPS.

3. Masalah Pihak Terkait


Transaksi pihak terkait umumnya melibatkan peusahaan dalam transaksi anggota
manajemen, anggota dewan, anggota keluarga manajemen atau dewan atau entitas lain yang
dikendalikan oleh salah satu pihak berelasi. Transaksi ini melibatkan pendapatan atau biaya
perusahaan, pembelian atau penjualan aset dari pihak berelasi, sewa aset dari atau kepada pihak
terkait, dan pihak transaksi pinjaman. Analis harus mencermati transaksi ini dengan cermat
kapan diungkapkan dan dilakukan uji tuntas untuk mengidentifikasi pihak terkait potensial yang
dirahasiakan transaksi.

Keterangan
Akun Deskripsi
2016 2017 2018 2019
Apakah ada transaksi bisnis antara
perusahaan dan manajemen?
Tidak terdapat isu signifikan yang
Apakah anggota keluarga manajemen
dihadapi Perseroan pada tahun
terlibat atau ditemukan anggota
2016, yang dapat berdampak
Masalah keluarga manajemen terlibat dalam
negatif terhadap kemampuan Astra
Pihak Terkait perusahaan?
dalam melanjutkan usahanya
Apakah ada pinjaman yang signifikan
sesuai dengan rencana strategis
kepada manajemen atau perusahaan
yang telah ditetapkan.
afiliasi dari perusahaan atau entitas
terkait?

4. Kompensasi yang Berlebihan, Penggunaan Pribadi atau Pengambilalihan Aset


Perusahaan harus sepenuhnya mengungkapkan sifat dari kompensasi termasuk hal-hal
spesifik tentang ketentuan bonus atau paket opsi saham sehingga analis dapat mengevaluasi
tingkat kompensasi relatif terhadap perusahaan sejenis serta insentif apapun yang diciptakan oleh
rencana untuk memanipulasi hasil keuangan.
Pihak manajemen atau orang lain di perusahaan dapat mengubah aset untuk penggunaan
pribadi. Penggelapan adalah salah satu kasus perampasan yang melibatkan uang tunai, namun
penggunaan pribadi atau pengambilalihan aset besar kemungkinan terjadi karena perusahaan
yang lemah pemerintahan.

Keterangan
Akun Deskripsi
2016 2017 2018 2019
Kompensansi Apakah ada uraian pengungkapan Aset pajak tangguhan sebesar Rp
Berlebihan kompensasi atau fasilitas yang memadai 799 miliar untuk 2016, sebesar Rp
dan dan jelas pada manajemen sehingga 956 miliar untuk 2017, sebesar
Penggunaan mereka dapat di evaluasi dengan Rp1,3 triliun untuk 2018, sebesar
Pribadi dari mengacu pada perusahaan? Rp1,4 triliun untuk 2019. yang
Aset timbul dari rugi pajak yang tidak
dapat dikompensasi sebesar Rp 3,1
triliun untuk 2016 Rugi pajak
tersebut akan kadaluarsa pada
beberapa tahun pajak sampai
dengan tahun 2021, tahun 2017
sebesar Rp 3,8 triliun dan rugi
pajak tersebut akan kadaluarsa
pada beberapa tahun pajak sampai
dengan tahun 2022 untuk tahun
2018, sebesar Rp5,1 triliun dan
Keterangan
Akun Deskripsi
2016 2017 2018 2019
rugi pajak tersebut akan kadaluarsa
pada beberapa tahun pajak sampai
dengan tahun 2023 untuk tahun
2019 Rp5,7 triliun dan tidak diakui
dalam laporan keuangan
konsolidasian rugi pajak tersebut
akan kadaluarsa pada beberapa
tahun pajak sampai dengan tahun
2024.
Apakah ada kontrol internal yang Tidak ditemukan akun serupa.
memadai untuk menjaga penggunaan
pribadi atau pengambilalihan dari aset
perusahaan?
Apakah ada penggunaan kompensasi Tambahan biaya yang secara
atau opsi berbasi saham yang langsung terkait dengan penerbitan
berlebihan? saham atau opsi baru disajikan
pada bagian ekuitas sebagai
pengurang, sebesar jumlah yang
diterima bersih setelah dikurangi
pajak.

5. Kurangnya Transparansi
Laporan keuangan memerlukan adanya transparansi karena laporan keuangan sering sekali
tidak menunjukkan gambaran yang lengkap tentang kondisi ekonomi yang mendasari
perusahaan. Perusahaan yang transparan dan menawarkan pengungkapan berkualitas tinggi bisa
menghindari kualitas buruk pengungkapan.

Keterangan
Akun Deskripsi
2016 2017 2018 2019
Pengungkapan nilai wajar dari aset
keuangan yang diukur dengan
hirarki nilai wajar Tingkat 3
menggunakan teknik analisis arus
Apakah perusahaan menolak membuat
kas yang diskonto berdasarkan
Kurangnya pengungkapan terperinci atau
tingkat suku bunga kredit ritel
Transparansi menggunakan bahasa yang
pada akhir tahun. Sementara untuk
mengaburkan apa yang terjadi?
liabilitas keuangan, digunakan
tingkat suku bunga efektif terakhir
yang berlaku untuk utang jangka
panjang.

6. Masalah Auditor
Auditor memliki fungsi penting di dalam perusahaan, mereka meninjau laporan keuangan
termasuk catatan kaki untuk mengungkapkan pendapat tentang bagaimana kondisi keuangan bisa
tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan. Pekerjaan auditor harus di awasi oleh komite
audit sebab kurangnya pengendalian internal yang kuat bisa memberikan peluang terjadinya
akuntansi manipulasi.

Keterangan
Akun Deskripsi
2016 2017 2018 2019
Masalah Apakah auditor benar-benar independen Disini dijelaskan bahwa auditor
Auditor dan objektif? Apakah ada syarat yang benar-benar independen dan
dapat mengganggu objektifitas mereka? objektif. Tidak terdapat syarat
Apakah firma audit cukup besar dan yang dapat mengganggu
memiliki reputasi berkualitas tinggi objektifitas yang dilakukan auditor
yang cukup untuk mengaudit pada PT. Astra International, Tbk
perusahaan publik? ini dan firma audit cukup besar dan
memiliki reputasi berkualitas
tinggi yang cukup untuk
mengaudit perusahan publik
karena disini dijelaskan
bahwasannya tanggung jawab
auditor untuk menyatakan opini
atas laporan keuangan
konsilidasian ini berdasarkan audit
dan melaksanakan audit
berdasarkan standar audit yang di
tetapkan oleh institut akuntan
publik Indonesia.
Apakah ada pengunduran diri, Tidak ada terjadinya pengunduran
perubahan yang sering atau perbedaan diri ataupun perubahan yang sering
pendapat dengan auditor? perbedaan pendapat dengan
auditor.
Apakah ada komite audit independen Ada, disini dijelaskan
yang kuat dan pengendalian internal bahwasannya manajemen
untuk mengurangi masalah lain? bertanggung jawab atas
penyusunan dan penyajian wajar
laporan keuangan konsilidasian ini
sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia dan atas
pengendalian internal yang
dianggap perlu oleh manajemen
untuk memungkinkan penyusunan
laporan keuangan konsilidasian
yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang
disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan untuk
mengurangi masalah lain.
Keuangan 2021 pada PT. Astra International, Tbk

Anda mungkin juga menyukai