Anda di halaman 1dari 14

1

Merger dan Akuisisi

Barangkali kegiatan yang memperoleh perhatian besar dari masyarakat adalah


pada waktu suatu perusahaan mengambil alih (melakukan akuisisi) perusahaan lain, atau
penggabungan (merger atau consolidation) dari dua perusahaan. Perluasan usaha
memang dapat dilakukan dengan ekspansi intern (yaitu menambah kapasitas pabrik,
menambah unit produksi, menambah divisi baru, dan sebagainya), tetapi juga dapat
dilakukan dengan menggabungkan dengan usaha yang telah ada atau membeli
perusahaan yang telah ada (akuisisi). Beberapa perusahaan memilih untuk mengakuisisi
perusahaan lain dalam mendukung usaha pengembangan mereka.

Akuisisi suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain, pada dasarnya merupakan
suatu keputusan investasi yang mengandung unsur ketidak-pastian. Karena itu, konsep
keuangan tentang keputusan investasi berlaku pula. Diterapkan dalam konteks akuisisi,
maka suatu akuisisi dapat dibenarkan secara ekonomi apabila akuisisi tersebut diharapkan
akan memberikan NPV yang positip bagi pemegang saham perusahaan yang
mengakuisisi. Hanya saja, untuk kasus akuisisi beberapa karakteristik berikut akan
membuat keputusan akuisisi mempunyai kekhususan.

Pengertian Merger dan Akuisisi,


Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan
yang melakukan merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang
dimerger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham
dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima
sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus,
1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan
oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan
nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun
kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan
kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640)
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli
saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers,
& Marcus, 1999, p.598).

Jenis-jenis Merger dan Akusisi


Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain
dengan beberapa cara, yaitu :

a. Merger
Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para
pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50%
shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang
(dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.

b. Konsolidasi
Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham
kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.

c. Tender offer
2

Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa
persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile
takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap
penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding
firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.
d. Acquisistion of assets
Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham
target firm. (p.835).

Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002. Menurut
mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :

a. Merger atau konsolidasi


Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap
berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik
target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm.
Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua
perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan
menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau
yang me-merger tidak dibedakan.

b. Acquisition of stock
Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat
dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock
dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap
perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik
perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer.
Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm, diajukan
dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.

c. Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada
jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan
dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock
(p.817818).

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat
dibedakan:
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang
industri yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier
atau customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak
dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya
adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis
melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003,
p.717).
3

Tiga bentuk dasar akuisisi


Ada tiga prosedur dasar yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengambil alih
perusahaan lain. Tiga cara tersebut adalah: (1) merger atau konsolidasi, (2) akuisisi
saham, dan (3) akuisisi assets.

Merger atau konsolidasi


Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua
perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang
bergabung. Sedangkan consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan
atau lebih, dan nama dari perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang,
kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.

Misalkan PT. A mengambil alih PT. B dalam suatu merger. Pemegang saham PT. B
setuju bahwa setiap lembar saham mereka diganti dengan dua lembar saham PT. A.
Dengan demikian, setelah merger saham PT. B hilang, dan yang ada hanya saham PT. A.
Dalam kasus consolidation, saham PT. A dan B diganti dengan saham PT dengan nama
lain (missal PT. C). Karena perbedaan tersebut tidaklah penting untuk maksud-maksud
analisis, kita nantinya akan menggunakan istilah merger bagi kedua bentuk penggabungan
usaha tersebut.

Akuisisi saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham
perusahaan tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain
(saham atau obligasi). Kadang-kadang penawaran langsung dilakukan terhadap
pemegang saham perusahaan yang akan diambil alih. Apabila perusahaan yang akan
diambil alih (missal PT. B) merupakan perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek, maka
sesuai dengan keputusan BAPEPAM pada tahun 1995, upaya penguasaan terhadap 20%
atau lebih saham perusahaan tersebut harus dilakukan dengan tender offer. Dengan cara
ini, perusahaan yang akan mengambil alih (missal PT. A) harus mengumumkan di media
masa (memasang iklan), menjelaskan bahwa PT. A bermaksud membeli saham PT. B
dengan harga tertentu (yang lebih tinggi dari harga pasar), sejumlah lembar saham
tertentu. Apabila jumlah lembar saham yang ditawarkan oleh para pemegang saham PT. B
melebihi jumlah yang akan dibeli oleh PT. A, maka penjatahan akan dilakukan.

Akuisisi assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli
aktiva perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan
memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham.
Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang
dibeli. Meskipun demikian proses hukum pemindahan aktiva-aktiva tersebut dapat menjadi
sangat mahal.

Pengelompokan akuisisi berdasarkan keterkaitan operasi


Para analis keuangan sering mengelompokkan akuisisi ke dalam salah satu dari tiga
bentuk berikut ini.

1) Akuisisi horizontal. Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang mempunyai


bisnis atau bidang usaha yang sama. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi
bersaing untuk memasarkan produk yang mereka tawarkan.
2) Akuisisi vertical. Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada
tahap proses produksi yang berbeda. Sebagai missal, perusahaan rokok mengakuisisi
4

perusahaan perkebunan tembakau, perusahaan garment mengakuisisi perusahaan tekstil,


dan sebagainya.
3) Akuisisi konglomerat. Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak
mempunyai keterkaitan operasi. Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-products
oleh perusahaan komputer, dapat dikatakan sebagai akuisisi konglomerat.

Akuisisi atau Takeover?


Dua istilah ini sering dipergunakan untuk maksud yang sama, yaitu pengambil-
alihan suatu perusahaan oleh pihak lain. Meskipun demikian, sebenarnya akuisisi hanyalah
merupakan salah satu cara untuk melakukan takeover. Takeover merupakan istilah umum
yang dipergunakan untuk menjelaskan pengambilalihan kendali suatu perusahaan dari
sekelompok pemegang saham ke kelompok yang lain.

Aspek pajak dalam peristiwa akuisisi

Apabila suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan lain, transaksi tersebut


mungkin terkena pajak mungkin pula tidak. Dalam peristiwa taxable acquisition, pemegang
saham dari perusahaan yang diakuisisi diperlakukan sebagai menjual saham yang mereka
miliki, dan karenanya akan memperoleh capital gains (yang akan dikenakan pajak) atau
loss. Dalam peristiwa akuisisi yang taxable, perusahaan yang mengakuisisi mungkin
melakukan revaluasi atas aktiva tetap dari perusahaan yang diakuisisi.

Dalam peristiwa akuisisi yang tax-free, pemegang saham dari perusahaan yang
diakuisisi dipandang hanya melakukan pertukaran saham dengan nilai yang sama,
sehingga tidak memperoleh capital gains atau loss. Dalam transaksi yang tax-free, aktiva
dari perusahaan yang diakuisisi tidak revaluasi.

Akuntansi untuk akuisisi


Setelah kita memahami bagaimana dampak akuisisi bagi pembayaran pajak,
sekarang kita bicarakan bagaimana mencatat peristiwa akuisisi dalam akuntansi. Ada dua
perlakuan akuisisi, yaitu dicatat sebagai “pembelian” (purchase) atau sebagai
“penggabungan kepentingan” (pooling of interest).

Dicatat sebagai pembelian


Metode ini mencatat kekayaan perusahaan yang diakuisisi pada harga pasar yang
wajar (fair market value) pada buku yang melakukan akuisisi. Dengan demikian maka
perusahaan yang melakukan akuisisi dapat menentukan harga perolehan yang baru (new
cost basis) untuk aktiva-aktiva yang diakuisisi.

Pada metode ini, istilah akuntansu “goodwill” diciptakan. Goodwill merupakan


selisih antara harga yang dibayar dengan nilai pasar dengan nilai pasar yang wajar dari
aktiva yang diakuisisi.

Dicatat sebagai pooling of interest


Dengan cara pooling of interest, aktiva-aktiva perusahaan baru dinilai sama dengan
nilai buku dari perusahaan yang mengakuisisi dan diakuisisi.
5

Motif merger dan akuisisi


Mengapa perusahaan bergabung dengan perusahaan lain, atau membeli
perusahaan lain (akuisisi)? Alasan yang sering dikemukakan adalah karena dengan
akuisisi perusahaan mampu mencapai pertumbuhan lebih cepat dari pada harus
membangun unit usaha sendiri. Meskipun alasan tersebut benar, faktor yang paling
mendasari sebenarnya adalah motif ekonomi. Dengan kata lain, kalau kita akan membeli
perusahaan lain, maka pembelian tersebut hanya dapat dibenarkan apabila pembelian
tersebut menguntungkan kita.

Diperoleh synergy sebagai akibat merger dan akuisisi


Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi
atau merger tersebut diperoleh synergy. Synergy berarti bahwa nilai gabungan dari kedua
perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang
digabungkan. Dalam bahasa yang lebih mudah, synergy adalah situasi pada saat 2 + 2 =
5.

Peningkatan pendapatan
Pendapatan dapat meningkat karena kegiatan pemasaran yang lebih baik, strategic
benefits, dan peningkatan daya saing. Pemasaran yang lebih baik dapat terjadi karena
pemilihan bentuk dan media promosi yang lebih tepat, memperbaiki system distribusi, dan
menyeimbangkan komposisi produk.

Penurunan biaya
Penurunan biaya mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan unit yang
dihasilkan, sehingga menekan biaya rata-rata (economies of scale). Integrasi vertical juga
memungkinkan perusahaan menekan biaya, seperti dengan memperoleh biaya bahan
baku yang lebih murah, atau menghemat biaya distribusi. Menghilangkan manejemen yang
kurang efisien dan penggunaan sumberdaya yang komplementer, juga merupakan
sumbersumber untuk mengurangi biaya.

Penghematan pajak
Manfaat dalam bentuk penghematan pajak dapat diilustrasikan berikut ini. Suatu
perusahaan telah menderita rugi sebesar Rp. 10 Milyar. Oleh pemiliknya kemudian
perusahaannya dijual dan diperlakukan sebagai penjualan aktiva. Dari penjualan tersebut
pemilik mengakui memperoleh capital gains sebesar Rp. 10 milyar, karena aktiva tetap
dijual dengan harga Rp. 10 Milyar di atas nilai bukunya. Tetapi perusahaan telah menderita
rugi Rp. 10 Milyar, maka gains 10 Milyar tersebut akan tertutup oleh kerugian yang
ditanggung sehingga pemilik perusahaan tidak perlu membayar pajak.

Penurunan biaya modal


Penurunan biaya modal dapat terjadi karena biaya emisi mempunyai komponen
yang bersifat tetap. Dengan demikian, apabila gabungan perusahaan akan menerbitkan
sekuritas, biaya emisinya akan lebih murah sehingga dapat menekan biaya modal
perusahaan.

Alasan yang meragukan (dubious)


Disamping alasan-alasan yang diharapkan dapat menimbulkan synergy,
kadangkadang akuisisi dilakukan dengan alasan yang meragukan (dubious). Dua alasan
dubious yang sering disebut adalah diversifikasi dan jumlah earnings per share (EPS). Dari
konsep CAPM kita mengetahui bahwa diversifikasi tidaklah menimbulkan manfaat, karena
pasar akan menentukan nilai perusahaan berdasarkan atas risiko yang tidak bisa
6

dihilangkan dengan diversifikasi. Sedangkan untuk alasan EPS saat ini. Alasan EPS yang
dubious terjadi karena analisis dilakukan atas dasar pertimbangan jumlah EPS saat ini.

Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi


Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun
akuisisi, yaitu :

a. Pertumbuhan atau diversifikasi


Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak
memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger
dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.

b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of
scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan
pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger.
Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang
sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga
menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.
Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi


Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi
pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat
mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen
atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai
kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan
akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak.
Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan
setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang
diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi
berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik


Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar.
Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah
diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
7

g. Melindungi diri dari pengambilalihan


Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya
dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi
untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi

Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan
dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan
persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang
saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka
dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga
tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi
saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat
(hostile takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan
Sudomo, 2001, p.643-644).

Kekurangan Akuisisi

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui


pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar
perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada
akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo,
2001, p.643)
8

Perhitungan dalam Merger

Dalam merger untuk menyederhanakan misalnya ada dua perusahaan yang membeli dan
ada yang dibeli.
Misalnya : PT. A akan membeli atau mengakuisisi PT B.
PT. B disebut Target
PT. A disebut acquiring, yang mengakuisisi.

Jika ada merger atau akuisisi dengan pertukaran saham, maka harus ada perhitungan
pertukaran saham , rumusnya:

Ratio of Exchange =
harga saham per lembar yang dibayar untuk perusahaan target : Harga saham per
lembar perusahaan acquiring.

PriceTarget
R/ E=
Price Aquiring

Contoh soal :
Grand Co. yang memproduksi produk kulit harga sahamnya saat ini sebesar $80 per
lembar. Perusahaan ini tertarik untuk mengakuisisi perusahaan yang memproduksi ikat
pinggang Small Co. Harga saham Saham Small Co. saat ini sebesar $75 tetapi saat
merger, negosiasi menghasilkan harga ditawarkan $110 per lembar. Dalam merger ini
disepakati dengan pertukaran saham.

Maka untuk menghitung ratio pertukarannya:

Small Co. = Perusahaan target = > harga saham disepakati $110


Grand Co = Persahaan acquiring , yang mengakuisisi => harga saham $80

Ratio of exchange = harga per lembar shm perusahaan target : harga saham per lembar
perusahaan Acquiring

PriceTarget 110
R/ E= = =1.375
Price Aquiring 80

R/E = $110 : $ 80 = 1,375


Artinya setiap 1,375 lembar saham Grand Co ditukar untuk setiap lembar Small Co.

Berikut adalah data keuangan Grand Co dan Small Co. :

Grand Co. Small Co


Earning available for $500.000 $100.000
common stock (EAT)
Jumlah lembar saham 125.000 20.000
EPS =EAT : Jml Lbr $4 $5
Saham
Price = Marker price per $80 $75
9

share
PER = Price : EPS 20 15

Dalam penyelesaian merger ini maka Grand Co. harus menerbitkan saham sebanyak =
1,375 X 20.000 lbr saham = 27.500 lembar saham untuk mengakuisisi Small Co.
Sehingga setelah merger Grand Co. mempunyai lembar saham = 125.000 lbr + 27500 lbr
= 152.500 lembar saham.

Konsekuensinya EPS Grand Co setelah merger = EAT Gab : Jml. Lbr sham gabungan

EAT Gab = $ 500.000 + $ 100.000 = $ 600.000


Juml Lbr Saham Grand Co Gab = Lbr Saham Grand Co. + lbr saham Small Co. =
125.000 lbr + 27.500 Lbr ( 1,375X 20.000) = 152.500 lembar

EPS Grand Co. setelah Merger = $600.000/152.500 = 3.93

EPS Keadaan setelah merger


EPS = Earning Per Share Keadaan
Pemegang Saham Sebelum merger Sesudah merger
Grand Co $4 3,93 turun
Small Co $5 3,93 x 1,375 = 5,4 naik

Jadi merger ini menguntungkan para pemegang saham Small Co. karena EPS nya jadi
naik.
Yang tadinya $5 menjadi $5.4

Data Keuangan Sesudah Merger


Grand Co. Small Co Grand Co
Earning available for $500.000 $100.000 $ 600.000
common stock
Jumlah lembar saham 125.000 20.000 152.500 (125.
000 + 27500)
EPS =EAT : Jml Lbr $4 $5 3.93
Saham
Price = Marker price per $80 $75 *) 82.53
share
PER = Price : EPS 20 15 21

*) Harga setelah merger tgt PER di pasar.

Jika setelah merger PER dinilai 21 maka harga saham Grand Co setelah merger adalah =
Price = PER X EPS = 21 X 3.93 = 82.53

Effect Pada Market Price per share (MPR)

MP Acquiring X R/ E
MPR =
MP Target
10

MPR = Market Price Ratio


MP acquiring = Market Price acquiring Company
RE = Ratio of Exchange
MP target = Market Price target Co.

MPR = ($ 80 X 1, 375) : $75 =1,47

Contoh Soal Merger :


PT Gegap ingin mengakuisisi PT Gempita dengan menukar 0,6 lembar sahamnya
untuk setiap lembar saham Gempita. Berikut adalah data keuangan kedua perusahaan:

Keterangan Gegap Gempita


Laba bersih $180.000 $36.000
Lembar saham beredar 60.000 lembar 18.000 lembar
Harga pasar $30 $14

Gegap menerbitkan saham untuk melakukan akuisisi. Tentukan:


a. Berapa harga yang disepakati dalam merger tersebut?
b. Jumlah lembar saham yang harus diterbitkan Gegap untuk akuisisi ini
c. EPS setelah akuisisi (baru)
d. EPS baru bagi pemegang saham Gempita yang lama
e. EPS baru bagi pemegang saham Gegap
f. Bagaimana kondisi EPS sebelum dan sesudah merger, siapa yang diuntungkan ?
g. Hitung Marker Price Ratio merger ini

Price Target
a. R/E =
Price Acquiring

Price Target
0.6 =
Price acq

Price Target = 0.6 X $30 = $ 18

b. Jumlah lembar saham = 0.6 X 18.000 = 10.800 lembar


Jumlah lembar saham total = Lbr saham Gegap + lbr saham Gempita
Jumlah lbr saham = 60.000 lbr + 10.800 (0.6 x 18.00 lbr) lbr = 70.800 lbr

Juml EAT 216.000


c. EPS = = = 3.05
Jumlbr saham 70800
11

d. EPS Gempita = 0.6 X 3.05 = 1.83

e. Eps Gegap = 3.05

f. EPS Keadaan setelah merger


EPS = Earning Per Share Keadaan
Pemegang Saham Sebelum merger Sesudah merger
Gegap Co $3 3.05 naik
Gempita Co $2 0.6 X 3.05 = 1.83 turun
Merger ini menguntungkan Gegap

30 X 0.6
g. MPR =
14
=¿ 1.29

GegapCo. Gempita Co
Earning available for $180.000 $36.000
common stock (EAT)
Jumlah lembar saham 60.000 18.000
EPS =EAT : Jml Lbr $3 $2
Saham
Price = Marker price per $ 30 $ 14
share
PER = Price : EPS 10 7

PriceTarget
a. R/ E= =¿
Price Aquiring

price target
0.6 =
30

Price target = 0.6 x 30 = $18


b. Jumlah lembar saham = 0.6 x 18.000 = 10.800

180.000+ 36.000
C /d. EPS Setelah merger = =3.051
60.000+10.800

F,. EPS Keadaan setelah merger


12

EPS = Earning Per Share Keadaan


Pemegang Saham Sebelum merger Sesudah merger
Gegap Co $3 3,051 naik
Gempita Co $2 0.6X 3.051=1.83 Turun

g. MPR = MP acquiring X RE
MP target
30 X 0.6
MPR = = 1.286
14

Soal untuk Latihan :

Nomor satu :
Daca Co. akan merger dengan Dici Co. melalui pertukaran saham dengan harga $200
untuk setiap saham Dici. Adapun informasi keuangan sebelum bergabung sbb:

Keterangan Daca Co. Dici Co

Net Income ($) 9.000.000 6.000.000

Jumlah saham (lembar) 5.500.000 2.200.000

Harga/lembar saham ($) 400 150

Tentukan:
a. Rasio pertukaran atas dasar lembar saham & harga pasar saham
b. Jumlah saham baru
c. EPS baru
d. Harga saham setelah merger jika PER Daca Co. Tetap
e. Market Price Ratio
f. Bagaimana kondisi EPS sebelum dan sesudah merger, siapa yang diuntungkan ?
13

PriceTarget 200
a . R/ E= = = 0.5
Price Aquiring 400

b.Jumlah saham baru = R/E X Shm Dici


= ( 0.5 X 2.200.000) = 1.100.000 lembar
Jumlah saham baru = Shm Daca + Saham Dici bari = 5.500.000 + 1.100.000=
6.600.000 lembar
Juml EAT 15.000.000
c. EPS Baru = = = 2.27
Juml Lbr saham 6.600.000
9.000 .000
d. EPS Daca lama = =1.64
5.500.000
6.000.000
EPS Dici lama = =2.73
2.200.000

f.EPS Keadaan setelah merger


EPS = Earning Per Share Keadaan
Pemegang Saham Sebelum merger Sesudah merger
Daca Co $ 1.64 2.27 naik
DiciCo $ 2.73 0.5X 2.27=1.135 Turun

400
e. PER DACA = =¿243.90
1.64
Price = PER X EPS = 243.90 X 2.27 = 553.65

Nomor dua :

PT Wara ingin mengakuisisi PT Wiri dengan menukar 0,8 lembar sahamnya untuk setiap
lembar saham Wiri. Berikut adalah data keuangan kedua perusahaan:

Keterangan Wara Wiri


Laba bersih $200.000 $40.000
Lembar saham 50.000 lembar 20.000 lembar Wara menerbitkan saham
beredar $40 $16 untuk melakukan akuisisi.
Harga pasar Tentukan:
a. Berapa Harga saham
yang disepakati dalam merger ini
b. Jumlah lembar saham yang harus diterbitkan Wara untuk akuisisi ini
c. EPS setelah akuisisi (baru)
d. EPS baru bagi pemegang saham Wiri yang lama
e. EPS baru bagi pemegang saham Wara
f. Hitung MPR
g. Bagaimana kondisi EPS sebelum dan sesudah merger, siapa yang diuntungkan ?

BAHAN UAS :
KEBIJAKAN DIVIDEN ;
CASH DIVIDEN
STOCK DIVIDEN
STOCK SPLITS
REPURCHASE OF STOCK.
14

TERM LOAN : BUNGA EFEKTIF & BUNGA FLAT

LEASING : SEWA VERSUS BELI

MEGER

Anda mungkin juga menyukai