Anda di halaman 1dari 18

Berdasarkan  pernyataan  standar akuntansi  keuangan  (PSAK)  No.

22 paragraf  08  tahun 


1999:  ”Penggabungan usaha  (business  combination)  adalah pernyataan  dua  atau  lebih 
perusahaan yang  terpisah  menjadi  satu  entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan  (uniting  with)  perusahaan  lain atau  memperoleh  kendali  (control)  atas aktiva dan
operasi perusahaan lain. Penggabungan  badan  usaha  adalah untuk  menggabungkan  suatu 
perusahaan dengan  satu  atau  lebih  perusahaan  lain kedalam  satu  kesatuan  ekonomis.
Penggabungan  usaha  merupakan  salah satu  solusi  eksistensi  maupun  ekspansi perusahaan 
menghadapi  persaingan usaha.  Eksistensi  adalah  kelangsungan usaha  untuk  dapat  bertahan 
menghadapi persaingan   sedangkan  ekspansi merupakan  upaya  perusahaan  dalam usahanya 
untuk  menjadi  besar  dan  kuat.

Pengertian Merger dan Akuisisi

Merger  adalah  penggabungan  dua usaha  atau  lebih  dengan  cara  pengalihan aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan ke perusahaan  lain.  Akuisisi  adalah penggabungan  usaha  dimana 
perusahaan pengakuisisinya  memperoleh  kembali atas  aktiva  neto  dan  operasi  perusahaan
yang  diakuisisi.  Sedangkan  konsolidasi adalah  penggabungan  usaha  yang dilakukan dengan
mengalihkan aktiva dan kewajiban  perusahaan-perusahaan  yang bergabung  dengan  cara 
membentuk perusahaan baru. Merger  berasal  dari  bahasa  latin “mergere”  yang  berarti 
bergabung bersama, menyatu,  berkombinasi. Merger dapat  diartikan  pula  hilangnya  suatu
identitas  karena  terserap  atau  tertelan sesuatu.  Merger  atau  penggabungan kombinasi dari
dua atau lebih perusahaan, dengan salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap digunakan
(Foster, 1986. dalam wibowo dan pakereng, 2001). Menurut  Mardiyanto  (2009,  h.316) turut
mendefinisikan merger, dimana menurutnya merger adalah penggabungan dua atau lebih
perusahaan  yang  masih  mempertahankan salah  satu  identitas  perusahaan  yang bergabung.
Merger  merupakan  suatu  langkah yang  dilakukan  mengikuti  tindakan akuisisi 100 persen
namun dalam akuisisi 100  persen  kedua  belah  pihak  tetap  ada yaitu  baik  perusahaan 
pengakuisisi maupun  perusahaan  target  (Ang  Robert, 1997)Misalkan  perusahaan  A  yang
merger  dengan  perusahaan  B  kemudian hanya ada satu perusahaan saja yang akan tetap
beroperasi sedangkan yang satu lagi akan  hilang  dan  hanya  perusahaan  A  tau B saja yang
ada.

Menurut  Mardiyanto  (2009,  h.319) Jenis-jenis merger tediri dari :

1. Merger Horizontal (horizontal merger)

Merger  antara  perusahaan  yang sama  lini  bisnisnya.  Misalnya,  merger antara sesama
pabrikan peralatan mesin.

2. Merger Vertikal (vertikal merger)

Merger  antara  perusahaan  yang mempunyai  hubungan  pemasokpelanggan.  Contohnya, 


merger  antar pabrikan  peralatan  mesin  dan  pemasok cetakan peralatan-mesin.
3. Merger Kongenerik  (congeneric merger)

Merger  antara  perusahaan  yang berbeda  lini  bisnis  dan  tidak  memiliki hubungan  pemasok-
pelanggan,  tatapi masih  dalam  satu  industri  yang  sama. Misalnya,  merger  antara  pabrikan
peralatan-mesin dengan pabrikan sistem peralatan pembawa barang (conveyor).

4. Merger Konglomerat   (conglomerate merger)

Merger  antara  perusahaan  yang berbeda  jenis  bisnisnya.  Contohnya, merger antara pabrikan
peralatan-mesin dengan perusahaan makanan siap saji.

Pengertian akuisisi berasal dari kata acquisition  (bahasa latin) atau  acquisition (bahasa 
inggris),  yang  berarti  membeli atau  mendapatkan  sesuatu  atau  obyek tertentu   untuk 
kemudian  ditambahkan pada  sesuatu  atau  obyek  tertentu  yang telah dimiliki. Akuisisi 
merupakan  tindakan pembelian  saham  atau  asset  suatu perusahaan  yang  melebihi 50 persen
dari modal  ditempatkan  dan  disetor  penuh  ke perusahaan  target.  Tindakan  pembelian saham
yang melebihi 50 persen dimaksud berasal  dari  divestasi  pemegang  saham lama  perusahaan 
target  (Ang  Robert, 1997).

Moin  (2010:8)  akuisisi  adalah  pengambilalihan  kepemilikan  atau pengendalian  atas saham 
atau  aset  suatu  perusahaan  oleh  perusahaan  lain,  dan  dalam  peristiwa  ini  baik perusahaan
pengambilalihan atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 dalam (Moin, 2010:8) akuisisi 
adalah  perbuatan  hukum  yang  dilakukan  oleh  badan  hokum  atau  orang perseorangan untuk
mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.

PSAK  No.  22  tahun  2009  mendefinisikan  akuisisi  dari  perspektif  akuntansi  adalah suatu 
penggabungan  usaha  dimana  salah  satu  perusahaan,  yaitu  pengakuisisi  (acquirer)
memperoleh  kendali  atas  aktiva  neto  dan  operasi  perusahaan  yang  diakuisisi  (acquire),
dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.

Sedangkan Akuisisi  menurut  Foster  (1986)  dalam  Helga  dan  Salamun  (2006)  adalah 
pembelianseluruh atau sebagian besar kepemilikan baik dalam bentuk saham ataupun aktiva
olehperusahaan lain. Akuisisi  saham dilakukan dengan cara mengambilalih atau membeli
seluruh  atau  sebagian  besar  saham  yang  telah  dikeluarkan  oleh  perusahaan  yang diakuisisi
dengan menggunakan kas, saham atau sekuritas lain.  Menurut Payamta dan Setiawan  (2004) 
dengan  akuisisi  mengakibatkan   beralihnya  pengendalian  kepada perusahaan lainnya.
Misalkan  perusahaan  A  yang mengakuisisi  perusahaan  B  dengan menggunakan  pembelian 
saham  atau asset perusahaan maka kedua perusahaan akan  tetap  ada  yang  mana  perusahaan 
A mengambil  alih  perusahaan  B  dan dijadikan anak perusahaan A.

Menurut  Haryani  (2011,  h.25-28) akuisisi  dapat  dibedakan  dalam  tiga kelompok besar
sebagai berikut :

1. Akuisisi horizontal
Akuisisi  yang  dilakukan  oleh suatu  badan  usaha  yang  masih berkecimpung dalam bidang
bisnis yang sama.

2. Akuisisi vertikal

Akuisisi  yang  dilakukan  oleh suatu  badan  usaha  yang  bergerak  di bidang  industri  hilir 
dengan  hulu  atau sebaliknya.

3. Akuisisi konglomerat

Akuisisi  badan  usaha  yang  tidak memiliki bidang bisnis yang sama atau tidak saling berkaitan.

Langkah –Langkah Merger Dan Akuisisi

1. Tahapan Merger

Dalam proses melakukan merger terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
perusahaan sebelum, dalam, maupun setelah merger terjadi. Menurut Caves, langkah – langkah
yang harus diambil dapat dibagi menjadi tiga bagian (Estanol, B et al2004) yaitu :

 Pre – Merger

Pre-merger dalam hal ini merupakan keadaan sebelum merger dimana dalam tahap ini, tugas dari
seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau lebih perusahaan untuk mengumpulkan
informasi yang kompeten dan signifikan untuk kepentingan proses merger perusahaan –
perusahaan tersebut.

 MergerStage

Pada saat perusahaan–perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan merger, hal yang harus
dilakukan oleh mereka untuk pertama kalinya dalam tahap ini adalah menyesuaikan diri dan
saling mengintegrasikan diri dengan partner mereka agar dapat berjalan sesuai dengan partner
mereka.

 Post – Merger

Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan. Langkah
pertama (1) yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan restrukturisasi,
dimana dalam merger, sering terjadi adanya dualisme kepemimpinan yang akan membawa
pengaruh buruk dalam organisasi. Langkah kedua (2) yang diambil adalah dengan membangun
suatu kultur baru dimana kultur atau budaya baru ini dapat merupakan gabungan dari keunggulan
kedua budaya perusahaan atau dapat juga merupakan budaya yang sama sekali baru bagi
perusahaan. Langkah ketiga (3) yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi, dimana
yang harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun suatu kerjasama, dapat berupa
tim gabungan ataupun kerjasama mutual.
2. Tahapan Akuisisi

Menurut Ronnie H. Rusli (1992) bahwa proses akuisisi harus melalui tahapan sebagai berikut :
(1) ijin dari pemegang saham antara kedua perusahaan, (2) proses negoisasi yang panjang dan
mengikutsertakan akuntan, penasehat hukum, dan investment banker, (3) melakukan pembelian
saham yang ada ditangan publik, baik investor minoritas maupun individu, (4) kewajiban atau
hutang dari perusahan target secara otomatis menjadi kewajiban perusahaan yang mengambil
alih, (5) peleburan system manajemen ke dalam manajemen baru perusahaan yang mengambil
alih, (6) proses perijinan mungkin akan lebih kompleks terlebih-lebih bila kedua perusahaan
tersebut merupakan perusahaan publik, dan (7) dana yang dibutuhkan akan semakin besar
jumlahnya karena pembelian saham akan bersifat pelelangan dengan tendering.

Jenis Kombinasi Merger / Badan Usaha

Kombinasi badan usaha dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Kombinasi Vertikal
Loading...

Kombinasi vertikal adalah kombinasi dari beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang
berbeda dalam proses produksi suatu produk atau produknya secara berurutan. Misalnya, untuk
memproduksi kain ada beberapa badan usaha bergabung seperti petani kapas, pengangkutan
kapas, pemintalan, penenunan, dan penyempurnaan kain.

2. Kombinasi Horizontal atau Paralelisasi


Kombinasi ini merupakan kombinasi dari beberapa entitas bisnis yang bekerja pada tingkat yang
sama dalam proses produksi barang. Kombinasi horizontal juga memiliki arti lain, yaitu
kombinasi dari beberapa entitas bisnis yang memproduksi atau menjual barang yang berbeda.

Faktor Pendorong Penggabungan Badan Usaha

Beberapa faktor yang mendorong entitas bisnis untuk bergabung termasuk yang berikut:

1. Pasar terbatas atau tidak sempurna untuk perusahaan kecil, sehingga perusahaan kecil
memiliki posisi yang lebih kuat dalam persaingan dengan perusahaan besar.
2. Untuk mendapatkan bahan baku terus menerus dan berkualitas baik.
3. Tanggung jawab terbatas dari badan usaha.
4. Untuk mengurangi persaingan dari perusahaan sejenis.
5. Ada kebebasan masuk barang dari luar negeri.
6. Faktor individu, yaitu untuk orang yang perusahaannya kuat, ingin memperkuat lagi
dengan menelan perusahaan kecil lainnya (membelinya).

Alasan untuk akuisisi


1. Meningkatkan kekuatan pasar

Alasan utama dari akuisisi adalah mencapai kekuatan pasar yang lebih besar. Kekuatan pasar
didapat pada saat perusahaan mampu untuk menjual produknya atau pelayanannya diatas level
kompetitif atau pada saat biaya-biaya utamanya atau kegiatan pendukung dibawah para
pesaing.Kekuatan pasar didapat dari ukuran perusahaan, sumber daya dan kemampuannya untuk
bersaing di pasaran.

2. Mengatasi hambatan untuk memasuki pasar

Hambatan-hambatan untuk memasuki pasar adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pasar
atau perusahaan-perusahaan yang sekarang ini beroperasi dan meningkatkan biaya dan
menyulitkan perusahaan baru untuk memasuki pasar tertentu. Hambatan masuk yang dihadapi
perusahaan pada saat mencoba memasuki pasar internasional sering kali merupakan langkah
yang sangat sulit. Sebagai jawabannya akuisisi seringkali digunakanuntuk mengatasi hambatan
tersebut.

3. Biaya pengembangan Produk Baru

Mengembangkan produk baru sendiri dan sukses memperkenalkannya kepada pasar seringkali
membutuhkan investasi yang signifikan dalam sumber daya perusahaan. Akuisisi merupakan
cara lain dimana perusahaan dapat memperoleh akses terhadap produk baru dan terhadap produk
yang ada tapi baru bagi perusahaan. Akuisisi memberikan perkiraan penghasilan yang lebih baik
dengan memasuki pasar secara cepat karena kinerja produk perusahaanyang di akuisisi dapat
dinilai sebelum menyelesaikan proses akuisisi.

4. Meningkatkan kecepatan memasuki pasar

Dibandingkan pengembangan produk internal, akuisisi dapat lebih cepat memasuki pasar.
Akuisisi tetap harus menjadi jalan tercepat untuk pasar baru dan untuk kemampuan baru.
Penggunaan kemampuan yang baru sebagai pioner produk baru untuk memasuki pasar secara
cepatdapat menciptakan posisi pasar yang menguntungkan.

5. Resiko lebih rendah dibandingkan dengan pengembangan produk baru

Proses pengembangan produk internal dapat beresiko. Sebagai alternatifnya, karena hasil dari
akuisisi dapat diramalkan dengan lebih mudah dan akurat dibandingkan dengan hasil dari proses
pengembangan produk internal, manajer lebih melihat akuisisi menghasilkan resiko yang rendah.

6. Peningkatan Diversifikasi

Berdasarkan pengalaman dan hasil dari diversifikasi, perusahaan menemukannya secara khusus
kemudian mengembangkan dan memperkenalkan produk baru ke dalam pasar yang disediakan
perusahaan saat ini. Sangat sulit bagi perusahaan untuk mengembangkan suatu produk yang
berbeda dari bentuknya yang sekarang ke dalam pasar dimana mereka belum berpengalaman. Ini
tidak umum bagi perusahaan untuk mengembangkan produknya secara internal yang berarti
mendiversifikasi bentuk produk tersebut. Perusahaan biasanya boleh memilih untuk
menggunakan akuisisi yang berarti terikat dalam diversifikasi produk.

7. Membentuk kembali jangkauan kompetitif perusahaan

Intensitas persaingan yang kompetitif merupakan karakteritik industri yang mempengaruhi


profitabilitas Perusahaan. Untuk mengurangi efek negatif dari adanya persaingan yang ketat
dalam kinerja keuangannya, perusahaan mungkin menggunakan akuisisi sebagai jalan untuk
menghalangi ketergantungannya pada satu produk atau pasar. Mengurangi ketergantungan
perusahaan pada satu produk atau pasar mengubah jangkauan kompetitif perusahaan.

Masalah Dalam Mencapai Suksesnya Akuisisi

1. Kesulitan Integrasi

Mengintegrasikan dua perusahaan untuk mengikuti akuisisi sangat sulit. Masalah


pengintegrasian termasuk di dalamnya adalah dua budaya perusahaan yang  berbeda,
menghubungkan sistem keuangan dan sistem pengendalian, membangun hubungan kerja yang
efektif dan memutuskanmasalah mengenai status eksekutif perusahaan yang baru.

2. Evaluasi sasaran yang tidak memadai

Kegagalan untuk memenuhi proses studi kelayakan yang efektif sering kali membuat perusahaan
yang mengakuisisi harus membayar harga premium, kadangkadang sangat berlebih untuk
perusahaan sasaran. Premium yang dibayarkan tanpa studi kelayakan yang efektif menunjukkan
bahwa jumlah premium pembelian tidak menjamin keberhasilan akuisisi.

3. Utang banyak atau luar biasa

Untuk menghitung jumlah dari akuisisi secara lengkap sejak 1980an sampai 1990an, beberapa
perusahaan  secara signifikan meningkatkan tingkat pinjaman mereka. Sebagian membuat
kemungkinan ini sebagai inovasi dalam bidang keuangan yang disebut junk bond, pilihan
perhitungan melalui sejauh mana resiko akuisisi didanai dengan uang (hutang) yang memberikan
pengembalian yang secara potensial besar kepada yang meminjami (pemegang obligasi). Pada
awal abad 21, junk bond jarang digunakan untuk mendanai akuisisi.

4. Ketidakmampuan Untuk Mencapai Sinergi

Perusahaan mengembangkan keunggulan bersaing melalui strategi akuisisi hanya ketika


transaksi menghasilkan sinergi pribadi (private sinergi), yang dihasilkan ketika adanya
kombinasi dan integrasi atas asset perusahaan yang menghasilkan kemampuan dan kompetensi
inti yang tidak dapat dikembangkan dengan menggabungkan dan mengintegrasikan asset
perusahaan dengan perusahaan lain. Sinergi pribadi tercipta ketika asset perusahaan saling
melengkapi dengan suatu cara yang unik, tipe khusus dari asset yang saling melengkapi tersebut
tidak mungkin dikombinasikan dengan asset perusahaan yang lain.
5. Terlalu Banyak Diversifikasi

Secara umum perusahaan menggunakan strategi diversifikasi yang berhubungan selain


menggunakan diversifikasi yang tidak berhubungan. Perusahaan dapat mengalami
overdiversifikasi. Tingkatan dimana hal ini terjadi pada berbagai perusahaan bisa bermacam–
macam. Alasandari banyaknya variasi adalah bahwa tiap perusahaan mempunyai kemampuan 
yang berbeda yang digunakan untuk mengelola diversifikasi secara sukses. Tanpa menghiraukan
tipe strategi diversifikasi yang diimplementasikan, penurunan kinerja biasanya terjadi akibat
overdiversifikasi, setelah unit bisnis yang berbeda tersebut dilepaskan.

6. Manajer terlalu fokus pada akuisisi

Manajer yang terlalu fokus pada akuisisi dalam menilai hasil yang dicapai melalui penggunaan
strategi akuisisi, dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui strategi lain dengan efektif.

7. Terlalu Besar

Kebanyakan akuisisi menciptakan perusahaan yang besar. Dalam teori peningkatan ukuran akan
membantu perusahaan mendapatkan skala ekonomi dalam berbagai fungsi organisasi. Dengan
kata lain,pada beberapa level penambahan biaya diperlukan untuk mengatur perusahaan yang
lebih besar melebihi efisiensi keuntungan yang diciptakan oleh skala ekonomi. Sebagai
tambahannya, ketika berhadapan dengan kekomplekan yang dihasilkan oleh ukuran yang besar,
manajer terutama dari perusahaan pengakuisisi memutuskan bahwa kontrol birokrasi akan
digunakan untuk mengatur operasi perusahaankombinasi. Kontrol birokrasi adalah
dirumuskannya pengawasan dan perilaku hukum dan peraturan yang dibentuk untuk menjamin
konsistensi keputusan dan tindakan antar unit yang berbeda di dalam perusahaan. Konsistensi
keputusan dan tindakan dalam hal ini dapat menguntungkan perusahaan, terutama dalam
pembentukan prediksi dan penurunan biaya

Akuisisi yang Efektif

Kita telah mencatat bahwa strategi akuisisi tidak selalu konsisen menghasilkan pengembalian
diatas rata–rata untuk shareholder perusahaan yang melakukan akuisisi. Namun beberapa
perusahaan dapat menciptakan nilai melalui  penggunaan strategi akuisisi. Atribut dan hasil dari
akuisisi yang sukses dirangkum dalam tabel 2 pada halaman berikut ini. Manajer yang mencari
kesuksesan akuisisi harus menekankan pada ketujuh atribut yang telah dicantumkan.
Misalnya, penggabungan antara pabrik sabun cuci dan pabrik sabun mandi, atau antara pabrik
sikat gigi dan pabrik pasta gigi.

Bentuk Penggabungan Badan Usaha

Bentuk kerjasama atau penggabungan badan usaha termasuk yang berikut:

1. Kepercayaan. Kepercayaan adalah perpaduan dari beberapa badan usaha menjadi perusahaan
baru, sehingga kekuatan dan monopoli yang besar diperoleh.

2. Kartel. Kartel adalah bentuk kerjasama antara beberapa perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha yang sama dengan tujuan meningkatkan keuntungan, meminimalkan kondisi
persaingan, dan memperluas atau mendominasi pasar.
3. Merger. Merger adalah penggabungan beberapa badan usaha dengan bergabung menjadi satu
perusahaan baru. Jadi, merger identik dengan kepercayaan.

4. Holding Company. Holding company adalah PT besar yang mengendalikan sebagian besar
saham sero atau saham perusahaan lainnya. Meskipun secara yuridis badan usaha yang
dikendalikan tetap independen tetapi diatur dan dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang
mengendalikan.

5. Concern. Sebenarnya concern itu sama dengan holding company, yaitu memiliki sebagian
besar saham dari beberapa entitas bisnis. Perbedaannya adalah bahwa perusahaan holidng sering
dalam bentuk PT, sedangkan perhatian sering dimiliki oleh individu, yaitu seorang hartawan
yang memiliki modal sangat besar.

6. Corner dan Ring. Corner and ring adalah penggabungan beberapa badan usaha yang
bertujuan mencari keuntungan besar, dengan menguasai pasokan barang untuk mendapatkan
monopoli dan menaikkan harga.

7. Syndicat. Syndicat adalah kerjasama sementara oleh beberapa badan usaha untuk menjual
atau bekerja pada proses produksi.

8. Joint Venture. Usaha patungan adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk
membentuk satu bentuk bisnis bersama dengan modal bersama juga, dengan tujuan
mengeksplorasi kekayaan alam dan mendidik para ahli untuk menghasilkan keuntungan yang
lebih besar.

9. Product Sharing. Bagi hasil adalah pembagian hasil antara pihak-pihak tertentu.

10. Waralaba. Waralaba atau franchise adalah sistem bisnis yang tidak menggunakan modalnya
sendiri, yang berarti bahwa untuk membuka gerai waralaba, itu cukup untuk menggunakan
modal penanam modal lain. Sebuah pembeli waralaba harus memenuhi persyaratan spesifik yang
ditetapkan oleh pemilik waralaba (perusahaan waralaba), karena pada pembeli waralaba
(franchise) akan menggunakan merek yang sama dengan pemilik waralaba (franchisor) sehingga
Anda harus memiliki standar yang sama. Keuntungan yang diperoleh oleh investor franchise,
antara lain, menghindari biaya trial and error, karena sebelumnya telah dikeluarkan oleh pemilik
bisnis.

Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha.Penggabungan entitas usaha yang


terpisah adalah suatu alternative perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan
kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi semua entitas
yang bersatu dan pemiliknya.Lebih singkatnya penggabungan usaha adalah usaha pengembangan
atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan dengan satu atau lebih
perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

Dalam penggabungan atau kombinasi suatu badan usaha ialah kerja sama beberapa perusahaan
atau badan usaha yang semula berdiri sendiri-sendiri. Dalam praktik sehari-hari, sering terjadi
beberapa badan usaha yang pada awalnya berdiri sendiri bergabung menjadi satu, dalam
gabungan ini ada yang bersifat kekal dan ada juga yang bersifat sementara.

Sifat Penggabungan Usaha

Adapun sifat dari penggabungan usaha adalah sebagai berikut:

 Integrasi Horisontal
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama, misalnya
perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product juga.

Integrasi Vertikal
Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbedasecara
berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co
salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc,
distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertical ini
diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar.

Konglomerasi
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak
saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakukan diversifikasi
untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi
perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Bank Perkreditan Rakyat – Sejarah, Pengertian,
Usaha, Tujuan, Sasaran, Jenis, Fungsi, Manajemen, Contoh

Penyebab Penggabungan Usaha

Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui
penggabungan dan bukan dengan melakukan kontruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan
yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan yaitu:

1.
Manfaat Biaya (Cost Advantage)
Seringkalilebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan
melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama
pada periode inflasi

2.

Risiko Lebih Rendah (Lower Risk)


Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya
dibandingkan dengan mengembangkan produk baru pada pasarnya.Penggabungan usaha
kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.

3.

Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays)


Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan
untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan
dan peraturan pemerintah yang lainnya.Membangun fasilitas perusahaan yang baru
mungkin menimbulkan sejumlah penundaan dalam pembangunannya karena diperlukan
persetujuan pemerintah untuk memulai operasi. Salah satu contoh di Amerika,
pembangunan bendungan Tellico di Tennessee ditunda selama lima tahun untuk
mempertahankan ikan kecil yang dikenal dengan snail darter. Penelitian terhadap dampak
lingkungan saja dapat memakan waktu bulanan atau bahkan tahunan

4.

Mencegah Pengambilalihan ( Avoidance of Takeovers)


Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka.
Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebi mudah diserang untuk
diambilalih, beberapa diantara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai
pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-
perusahaan dengan rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan
calon pengambilalih yang menarik.Dalam industry perbankan, contohnya, bank yang
independen mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar dan
berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu
cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing

5.

Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition Of Intangible Assets)


Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun
berwujud. Maka, akuisisi atas hak paten, ha katas mineral, database pelanggan atau
keahlian manajemen mungkin menjadi factor utama yang memotivasi suatu
penggabungan usaha. Salah satu alasan Merck&Co pada tahun 1993 mengakuisisi Medco
Containment Services adalah database pasien medco yang berharga, yaitu rincian resep
obat untuk 33 juta orang .Merck menggunakan database tersebut untuk menentukan
resep-resep yang mungkin beralih ke produk merck.

6.

Alasan-Alasan Lain
Selain untuk memperluas, perusahaan-perusahaan mungkin memilih penggabungan usaha
untuk memperoleh manfaat dari segi pajak, untuk manfaat pajak penghasilan perorangan
dan pajak atas bangunan, dan untuk alasan-alasan pribadi.Ego dari manajemen
perusahaan dan ahli-ahli pengambilalihan juga memainkan peranan yang penting pada
beberapa penggabungan usaha.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kelebihan Dan Kekurangan Wirausahawan
Beserta Ciri Dan Syarat

Bentuk Penggabungan Usaha (Business Combinations)

Penggabungan usaha adalah istilah umum yang meliputi semua bentuk penggabungan entitas
usaha yang terpisah. Penggabungan seperti itu disebut akuisisi ketika perusahaan memperoleh
aktiva produktif dari entitas usaha lain dan mengintegrasikan aktiva-aktiva tersebut kedalam
operasi miliknya. Penggabungan usaha juga mengacu pada akuisisi ketika suatu perusahaan
memperoleh pengendalian operasi atas fasilitas produktif entitas lain dengan memiliki sejumlah
besar (mayoritas) saham berhak suara yang beredar. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu
dibubarkan, tetapi perusahaan tersebut tidak mempunyai eksistensi lagi.

Istilah merjer dan konsolidasi (peleburan) sering digunakan sebagi sinonim untuk penggabungan
usaha dan akuisisi.Padahal terdapat perbedaan.Suatu merger memerlukan pembubaran semua
entitas kecuali satu entitas usaha yang terlibat dan membentuk sebuah perusahaan yang baru.

 Merger, terjadi ketika sebuah perusahaan mengambilalih semua operasi dari entitas usaha lain
dan entitas yang diambilalih tersebut dibubarkan. Contohnya, Perusahaan A membeli aktiva
secara langsung dari perusahaan B secara tunai, dengan aktiva lainnya, atau dengan surat
berharga Perusahaan A ( saham,obligasi, atau wesel) Pengabungan usaha ini disebut akuisisi.
Penggabungan usaha ini bukannlah merjer kecuali jika perusahaan B dibubarkan. Alternatif lain,
Perusahaan A membeli saham Perusahaan B secara langsung dari pemegang saham Perusahaan
B secara tunai, dengan aktiva lain, atau dengan surat berharga Perusahaan A. Akuisisi ini akan
memungkinkan Perusahaan A mengendalikan oeprasi atas aktiva-aktiva Perusahaan B. Akuisisi
tidak akan memungkinkan kepemilikan secara hokum atas aktiva-aktiva bagi perusahaan A
kecuali kalau perusahaan A memperoleh seluruh saham B dan memilih untuk membubarkan
Perusahaan B (Merger)

Konsolidasi, terjadi ketika sebuah perusahaan yang baru dibentuk untuk mengambilalih
aktiva-aktiva dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya
entitas yang terpisah tersebut dibubarkan. Contohnya, Perusahaan D adalah sebuah
perusahaan yang baru dibentuk, memperoleh aktiva bersih dari perusahaan E dan F
dengan mengeluarkan saham secara langsung kepada Perusahaan E dan F. Pada kasus ini,
perusahaan E dan F mungkin terus mempertahankan saham perusahaan D untuk
memberikan manfaat kepada para pemegang sahamnya (Akuisisi), atau perusahaan E dan
F mungkin mendistribusikan saham perusahaan D kepada para pemegang saham mereka
dan Perusahaan E dan F dibubarkan (konsolidasi). Pada kasus ini, perusahaan D
memperoleh kepemilikan atas aktiva-aktiva perusahaan E dan F. Alternatif lain,
perusahaan D dapat mengeluarkan sahamnya secara langsung kepada pemegang saham
perusahaan E dan F sebagai ganti mayoritas saham mereka ( E dan F). Pada kasus ini,
Perusahaan D mengendalikan aktiva perusahaan E dan F, tetapi perusahaan D tidak
mempunyai hak secara hokum kecuali jika perusahaan E dan F dibubarkan. Perusahaan D
harus memperoleh seluruh saham perusahaan E dan F dan membubarkan Perusahaan E
dan F tersebut jika penggabungan usaha adalah sebuah konsolidasi. Jika perusahaan E
dan F tidak dibubarkan, perusahaan D akan beroperasi sebagai sebuah perusahaan induk
(holding company) dan perusahaan E dan F akan menjadi perusahaan anak
(subsidiary).

Selanjutnya dalam bab ini akan digunakan istilah merjer jika secara teknis sebuah penggabungan
usaha terjadi dimana seluruh, kecuali satu, dari perusahaan yang digabung dibubarkan. Demikian
pula, istilah konsolidasi akan digunakan jika secara teknis sebuah penggabungan usaha terjadi
dimana seluruh perusahaan yang digabung dibubarkan dan sebuah perusahaan yang baru
dibentuk untuk mengambil alih aktiva bersih perusahaan yang digabung. Istilah konsolidasi juga
digunakan didalam akuntansi untuk menunjukkan proses akuntansi dari laporan keuangan
perusahaan induk dan anak, seperti “ prinsip-prinsip konsolidasi” , “prosedur-prosedur
konsolidasi”, dan “laporan keuangan konsolidasi”

Bentuk kerja sama atau penggabungan badan usaha diantaranya sebagai berikut.

1. Trust
Peleburan beberapa badan usaha menjadi sebuah perusahaan yang baru, sehingga diperoleh
kekuasaan yang besar daan monopoli.
2. Kartel
Bentuk kerja sama antara beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama
dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan, memperkecil kondisi persaingan dan
memperluas atau menguasai pasar.
3. Penggabungan beberapa badan usaha dengan jalan meleburkan diri menjadi satu perusahaan
baru. Jadi, merger identik dengan trust.
4. Holding Company
Suatu PT yang besar yang menguasai sebagian besar sero atau saham perusahaan lainnya,
meskipun secara yuridis badan usaha yang dikuasi tetap berdiri sendiri namun diatur dan
dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai.
5. Concern
Sebenarnya concern sama halnya dengan holding company yakni memiliki sebagian besar
saham-saham dari beberap badan usaha, perbedaannya ialah holding company sering
berbentuk PT sedangkan concern sering dimiliki perseorangan yakni seorang hartawan yang
memiliki modal yang amat besar.
6. Corner Dan Ring
Penggabungan beberap badan usaha yang tujuab mencari keuntungan besar, dengan cara
menguasai penawaran barang untuk memperoleh monopoli dan menaikkan harga.
7. Syndicat
Kerja sama sementara oleh beberapa badan usaha untuk menjual atau mengerjakan suatu
proses produksi.
8. Joint Venture
Penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha bersama dengan
modal bersama pula, dengan tujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli
untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
9. Production Sharing
Kerja sama bagi hasil antara pihak-pihak tertentu.
10. Waralaba ( Franchise )
Sistem usaha yang tidak memakai modal sendiri, artinya untuk membuaka gerai waralaba cukup
dengan menggunakan modal milik investor lain. Seorang franchise ( pembeli usaha waralaba )
harus memenuhi syarat-syarat khusu yang ditetapkan oleh franchisor ( perusahaan waralaba ),
karena pada franchise akan menggunakan merek yang sama dengan franchisor sehingga harus
memiliki standar yang sama, keuntungan yang diperoleh investor waralaba antara lain terhindar
dari biaya trial and error, karena sudah terlebih dahulu dikeluarkan oleh pemilik usaha.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Kewirausahaan

Konsep Akuntansi Penggabungan Usaha

Konsep akuntansi dari penggabungan usaha direfleksikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 22, tentang “ Akuntansi Pengabungan Usaha” yang berlaku efektif sejak 1 Januari
1995. Menurut Standar Akuntansi Keuangan:
“Penggabungan Usaha ( Business Combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan
perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain”.

Usaha-usaha yang sebelumnya terpisah bersama-sama membentuk satu entitas ketika sumber
daya dan operasinya berada dibawah pengendalian kelompok manajemen tunggal. Pengendaliam
terhadap suatu entitas usaha terbentuk dalam penggabungan usaha dimana :

 Satu atau lebih perusahaan menjadi perusahaan anak


 Satu perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan lain, atau
 Setiap perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada sebuah perusahaan baru yang dibentuk

Suatu perusahan menjadi perusahaan anakan ketika perusahaan lain memperoleh hak mayoritas (
lebih dari 50%) atas saham berhak suara yang beredar. Maka sebuah penggabungan usaha dapat
diwujudkan melalui akuisisi kurang dari 100% atas saham perusahaan lain. Dalam
penggabungan usaha dimana kurang dari 100% saham yang berhak suara dari perusahaan lain
yang digabung diperoleh, perusahaan-perusahaan yang digabung tetap memiliki identitas hokum
yang terpisah dan catatan akuntansi yang terpisah sekalipun mereeka telah menjadi satu entitas
untuk tujuan pelaporan utamanya.

Penggabungan usaha dimana satu perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan
lain dapat diwujudkan dalam berbagai cara, tetapi dalam kasus apapun perusahaan mengakuisisi
pada dasarnya harus memperoleh semua aktiva bersih. Alternatif lain, setiap perusahaan yang
bergabung dapat mentransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan baru yang dibentuk. Karena
perusahaan baru yang dibentuk tidak mempunyai aktiva bersih sendiri, perusahaan tersebut
mengeluarkan sahamnya kepada perusahaan lain yang bergabung atau kepada para pemegang
saham dari perusahaan yang bergabung atau kepada pemilik-pemilik perusahaan yang
bergabung.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Akuntansi Perusahaan Dagang : Pengertian,
Contoh, Jenis, Bukti Laporan Transaksi Dan Jurnal

Metode Akuntansi Penggabungan Usaha

 Metode Penyatuan kepemilikan


Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan yang
bergabung adalah satu kesatuan dan secara relative tetap tidak berubah pada entitas akuntansi
yang baru.Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung dianggap
telah memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak
ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.Pada
metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung
dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya.

Oleh karena itu, setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan lain yang bergabung,
akan dimasukkan sebagai aktiva pada buku entitas yang msih beroperasi. Laba ditahan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan (batasan-
batasan khusus akan dibahas kemudian), dan pendapatan dari entitas yang disatukan termasuk
pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan
mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.

Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-masing dapat


menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan kewajibannya. Dalam
penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang dicatat oleh masing-masing
perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang berbeda dapat disesuaikan menjadi
dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya.
Perubahan metode akuntansi untuk menyesuaikan metode masing-masing harus berlaku surut,
dan laporan keuangan yang disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali.

Contohnya, jika sebuah perusahaan dalam suatu penggabungan usaha penyatuan kepemilikan
menilai persediaanya dengan metode masuk terakhir-keluar pertama (MTKP atau LIFO) dan
perusahaan lainnya dengan masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO) maka data biaya
historis harus disesuaikan dengan LIFO ataupun FIFO untuk menyesuaikan metode akuntansi.

 Metode Pembelian

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang memungkinkan suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-
perusahaan lain yang bergabung.Berdasarkan metode pembelian, perusahaan yang
memperoleh/membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar
nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (Biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama
seperti pada transaksi yang lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan.Setiap kelebihan biaya
perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasi
selama maksimum 20 tahun menurut PSAK No19.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Definisi Peluang Usaha Dan Resiko Usaha
Dalam Ekonomi

Faktor Pendorong Penggabungan

Ada beberapa faktor yang mendorong suatu badan usaha mengadakan penggabungan antara lain
sebagai berikut :

1. Terbatasnya atau ketidaksempurnaan pasar bagi perusahaan-perusahaan kecil, sehingga


perusahaan kecil memiliki kedudukan yang lebih kuat dalam persaingan dengan perusahaan
besar.
2. Untuk mendapatkan bahan mentah dengan secara kontinu dan yang berkualitas sangat baik.
3. Terbatasnya tanggung jawab dari suatu badan usaha.
4. Untuk mengurangi persaingan dari perusahaan-perusahaan sejenis.
5. Adanya kebebasan masuknya barang-barang dari luar negeri.
6. Faktor perseorangan yaitu bagi orang yang perusahaannya sudah kuat, ingin memperkuat lagi
dengan menelan perusahaan kecil lainnya ( membelinya ).

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Materi Prakarya dan Kewirausahaan

Jenis-Jenis Kombinasi Usaha

Kombinasi badan usaha dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

 Kombinasi Vertikal
Merupakan gabungan beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang berbeda-beda
dalam proses produksi suatu barang atau barang produksinya berurutan. Misalnya : untuk
memproduksi kain terdapat beberapa badan usaha seperti petani kapas, pengangkutan kapas,
pemintalan, penenunan dan penyempurnaan kain.

Kombinasi Horizontal Atau Paralelisasi
Merupakan gabungan dari beberapa badan usaha yang bekerja dalam tingkat yang sama
dalam proses produksi barang. Kombinasi horizontal juga memiliki pengertian lain yakni
gabungan dari beberapa badan usaha yang memproduksi atau menjual barang yang
berlainan. Misalnya : penggabungan antara pabrik sabun cuci dengan pabrik sabun mandi
atau antara pabrik sikat gigi dengan pabrik pasta gigi.

Anda mungkin juga menyukai