Merger adalah penggabungan dua usaha atau lebih dengan cara pengalihan aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan ke perusahaan lain. Akuisisi adalah penggabungan usaha dimana
perusahaan pengakuisisinya memperoleh kembali atas aktiva neto dan operasi perusahaan
yang diakuisisi. Sedangkan konsolidasi adalah penggabungan usaha yang dilakukan dengan
mengalihkan aktiva dan kewajiban perusahaan-perusahaan yang bergabung dengan cara
membentuk perusahaan baru. Merger berasal dari bahasa latin “mergere” yang berarti
bergabung bersama, menyatu, berkombinasi. Merger dapat diartikan pula hilangnya suatu
identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger atau penggabungan kombinasi dari
dua atau lebih perusahaan, dengan salah satu nama perusahaan yang bergabung tetap digunakan
(Foster, 1986. dalam wibowo dan pakereng, 2001). Menurut Mardiyanto (2009, h.316) turut
mendefinisikan merger, dimana menurutnya merger adalah penggabungan dua atau lebih
perusahaan yang masih mempertahankan salah satu identitas perusahaan yang bergabung.
Merger merupakan suatu langkah yang dilakukan mengikuti tindakan akuisisi 100 persen
namun dalam akuisisi 100 persen kedua belah pihak tetap ada yaitu baik perusahaan
pengakuisisi maupun perusahaan target (Ang Robert, 1997)Misalkan perusahaan A yang
merger dengan perusahaan B kemudian hanya ada satu perusahaan saja yang akan tetap
beroperasi sedangkan yang satu lagi akan hilang dan hanya perusahaan A tau B saja yang
ada.
Merger antara perusahaan yang sama lini bisnisnya. Misalnya, merger antara sesama
pabrikan peralatan mesin.
Merger antara perusahaan yang berbeda lini bisnis dan tidak memiliki hubungan pemasok-
pelanggan, tatapi masih dalam satu industri yang sama. Misalnya, merger antara pabrikan
peralatan-mesin dengan pabrikan sistem peralatan pembawa barang (conveyor).
Merger antara perusahaan yang berbeda jenis bisnisnya. Contohnya, merger antara pabrikan
peralatan-mesin dengan perusahaan makanan siap saji.
Pengertian akuisisi berasal dari kata acquisition (bahasa latin) atau acquisition (bahasa
inggris), yang berarti membeli atau mendapatkan sesuatu atau obyek tertentu untuk
kemudian ditambahkan pada sesuatu atau obyek tertentu yang telah dimiliki. Akuisisi
merupakan tindakan pembelian saham atau asset suatu perusahaan yang melebihi 50 persen
dari modal ditempatkan dan disetor penuh ke perusahaan target. Tindakan pembelian saham
yang melebihi 50 persen dimaksud berasal dari divestasi pemegang saham lama perusahaan
target (Ang Robert, 1997).
Moin (2010:8) akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham
atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan
pengambilalihan atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1998 dalam (Moin, 2010:8) akuisisi
adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hokum atau orang perseorangan untuk
mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan
beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.
PSAK No. 22 tahun 2009 mendefinisikan akuisisi dari perspektif akuntansi adalah suatu
penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer)
memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquire),
dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.
Sedangkan Akuisisi menurut Foster (1986) dalam Helga dan Salamun (2006) adalah
pembelianseluruh atau sebagian besar kepemilikan baik dalam bentuk saham ataupun aktiva
olehperusahaan lain. Akuisisi saham dilakukan dengan cara mengambilalih atau membeli
seluruh atau sebagian besar saham yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang diakuisisi
dengan menggunakan kas, saham atau sekuritas lain. Menurut Payamta dan Setiawan (2004)
dengan akuisisi mengakibatkan beralihnya pengendalian kepada perusahaan lainnya.
Misalkan perusahaan A yang mengakuisisi perusahaan B dengan menggunakan pembelian
saham atau asset perusahaan maka kedua perusahaan akan tetap ada yang mana perusahaan
A mengambil alih perusahaan B dan dijadikan anak perusahaan A.
Menurut Haryani (2011, h.25-28) akuisisi dapat dibedakan dalam tiga kelompok besar
sebagai berikut :
1. Akuisisi horizontal
Akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang masih berkecimpung dalam bidang
bisnis yang sama.
2. Akuisisi vertikal
Akuisisi yang dilakukan oleh suatu badan usaha yang bergerak di bidang industri hilir
dengan hulu atau sebaliknya.
3. Akuisisi konglomerat
Akuisisi badan usaha yang tidak memiliki bidang bisnis yang sama atau tidak saling berkaitan.
1. Tahapan Merger
Dalam proses melakukan merger terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
perusahaan sebelum, dalam, maupun setelah merger terjadi. Menurut Caves, langkah – langkah
yang harus diambil dapat dibagi menjadi tiga bagian (Estanol, B et al2004) yaitu :
Pre – Merger
Pre-merger dalam hal ini merupakan keadaan sebelum merger dimana dalam tahap ini, tugas dari
seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau lebih perusahaan untuk mengumpulkan
informasi yang kompeten dan signifikan untuk kepentingan proses merger perusahaan –
perusahaan tersebut.
MergerStage
Pada saat perusahaan–perusahaan tersebut memutuskan untuk melakukan merger, hal yang harus
dilakukan oleh mereka untuk pertama kalinya dalam tahap ini adalah menyesuaikan diri dan
saling mengintegrasikan diri dengan partner mereka agar dapat berjalan sesuai dengan partner
mereka.
Post – Merger
Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan. Langkah
pertama (1) yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melakukan restrukturisasi,
dimana dalam merger, sering terjadi adanya dualisme kepemimpinan yang akan membawa
pengaruh buruk dalam organisasi. Langkah kedua (2) yang diambil adalah dengan membangun
suatu kultur baru dimana kultur atau budaya baru ini dapat merupakan gabungan dari keunggulan
kedua budaya perusahaan atau dapat juga merupakan budaya yang sama sekali baru bagi
perusahaan. Langkah ketiga (3) yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi, dimana
yang harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun suatu kerjasama, dapat berupa
tim gabungan ataupun kerjasama mutual.
2. Tahapan Akuisisi
Menurut Ronnie H. Rusli (1992) bahwa proses akuisisi harus melalui tahapan sebagai berikut :
(1) ijin dari pemegang saham antara kedua perusahaan, (2) proses negoisasi yang panjang dan
mengikutsertakan akuntan, penasehat hukum, dan investment banker, (3) melakukan pembelian
saham yang ada ditangan publik, baik investor minoritas maupun individu, (4) kewajiban atau
hutang dari perusahan target secara otomatis menjadi kewajiban perusahaan yang mengambil
alih, (5) peleburan system manajemen ke dalam manajemen baru perusahaan yang mengambil
alih, (6) proses perijinan mungkin akan lebih kompleks terlebih-lebih bila kedua perusahaan
tersebut merupakan perusahaan publik, dan (7) dana yang dibutuhkan akan semakin besar
jumlahnya karena pembelian saham akan bersifat pelelangan dengan tendering.
Kombinasi badan usaha dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Kombinasi Vertikal
Loading...
Kombinasi vertikal adalah kombinasi dari beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang
berbeda dalam proses produksi suatu produk atau produknya secara berurutan. Misalnya, untuk
memproduksi kain ada beberapa badan usaha bergabung seperti petani kapas, pengangkutan
kapas, pemintalan, penenunan, dan penyempurnaan kain.
Beberapa faktor yang mendorong entitas bisnis untuk bergabung termasuk yang berikut:
1. Pasar terbatas atau tidak sempurna untuk perusahaan kecil, sehingga perusahaan kecil
memiliki posisi yang lebih kuat dalam persaingan dengan perusahaan besar.
2. Untuk mendapatkan bahan baku terus menerus dan berkualitas baik.
3. Tanggung jawab terbatas dari badan usaha.
4. Untuk mengurangi persaingan dari perusahaan sejenis.
5. Ada kebebasan masuk barang dari luar negeri.
6. Faktor individu, yaitu untuk orang yang perusahaannya kuat, ingin memperkuat lagi
dengan menelan perusahaan kecil lainnya (membelinya).
Alasan utama dari akuisisi adalah mencapai kekuatan pasar yang lebih besar. Kekuatan pasar
didapat pada saat perusahaan mampu untuk menjual produknya atau pelayanannya diatas level
kompetitif atau pada saat biaya-biaya utamanya atau kegiatan pendukung dibawah para
pesaing.Kekuatan pasar didapat dari ukuran perusahaan, sumber daya dan kemampuannya untuk
bersaing di pasaran.
Hambatan-hambatan untuk memasuki pasar adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pasar
atau perusahaan-perusahaan yang sekarang ini beroperasi dan meningkatkan biaya dan
menyulitkan perusahaan baru untuk memasuki pasar tertentu. Hambatan masuk yang dihadapi
perusahaan pada saat mencoba memasuki pasar internasional sering kali merupakan langkah
yang sangat sulit. Sebagai jawabannya akuisisi seringkali digunakanuntuk mengatasi hambatan
tersebut.
Mengembangkan produk baru sendiri dan sukses memperkenalkannya kepada pasar seringkali
membutuhkan investasi yang signifikan dalam sumber daya perusahaan. Akuisisi merupakan
cara lain dimana perusahaan dapat memperoleh akses terhadap produk baru dan terhadap produk
yang ada tapi baru bagi perusahaan. Akuisisi memberikan perkiraan penghasilan yang lebih baik
dengan memasuki pasar secara cepat karena kinerja produk perusahaanyang di akuisisi dapat
dinilai sebelum menyelesaikan proses akuisisi.
Dibandingkan pengembangan produk internal, akuisisi dapat lebih cepat memasuki pasar.
Akuisisi tetap harus menjadi jalan tercepat untuk pasar baru dan untuk kemampuan baru.
Penggunaan kemampuan yang baru sebagai pioner produk baru untuk memasuki pasar secara
cepatdapat menciptakan posisi pasar yang menguntungkan.
Proses pengembangan produk internal dapat beresiko. Sebagai alternatifnya, karena hasil dari
akuisisi dapat diramalkan dengan lebih mudah dan akurat dibandingkan dengan hasil dari proses
pengembangan produk internal, manajer lebih melihat akuisisi menghasilkan resiko yang rendah.
6. Peningkatan Diversifikasi
Berdasarkan pengalaman dan hasil dari diversifikasi, perusahaan menemukannya secara khusus
kemudian mengembangkan dan memperkenalkan produk baru ke dalam pasar yang disediakan
perusahaan saat ini. Sangat sulit bagi perusahaan untuk mengembangkan suatu produk yang
berbeda dari bentuknya yang sekarang ke dalam pasar dimana mereka belum berpengalaman. Ini
tidak umum bagi perusahaan untuk mengembangkan produknya secara internal yang berarti
mendiversifikasi bentuk produk tersebut. Perusahaan biasanya boleh memilih untuk
menggunakan akuisisi yang berarti terikat dalam diversifikasi produk.
1. Kesulitan Integrasi
Kegagalan untuk memenuhi proses studi kelayakan yang efektif sering kali membuat perusahaan
yang mengakuisisi harus membayar harga premium, kadangkadang sangat berlebih untuk
perusahaan sasaran. Premium yang dibayarkan tanpa studi kelayakan yang efektif menunjukkan
bahwa jumlah premium pembelian tidak menjamin keberhasilan akuisisi.
Untuk menghitung jumlah dari akuisisi secara lengkap sejak 1980an sampai 1990an, beberapa
perusahaan secara signifikan meningkatkan tingkat pinjaman mereka. Sebagian membuat
kemungkinan ini sebagai inovasi dalam bidang keuangan yang disebut junk bond, pilihan
perhitungan melalui sejauh mana resiko akuisisi didanai dengan uang (hutang) yang memberikan
pengembalian yang secara potensial besar kepada yang meminjami (pemegang obligasi). Pada
awal abad 21, junk bond jarang digunakan untuk mendanai akuisisi.
Manajer yang terlalu fokus pada akuisisi dalam menilai hasil yang dicapai melalui penggunaan
strategi akuisisi, dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui strategi lain dengan efektif.
7. Terlalu Besar
Kebanyakan akuisisi menciptakan perusahaan yang besar. Dalam teori peningkatan ukuran akan
membantu perusahaan mendapatkan skala ekonomi dalam berbagai fungsi organisasi. Dengan
kata lain,pada beberapa level penambahan biaya diperlukan untuk mengatur perusahaan yang
lebih besar melebihi efisiensi keuntungan yang diciptakan oleh skala ekonomi. Sebagai
tambahannya, ketika berhadapan dengan kekomplekan yang dihasilkan oleh ukuran yang besar,
manajer terutama dari perusahaan pengakuisisi memutuskan bahwa kontrol birokrasi akan
digunakan untuk mengatur operasi perusahaankombinasi. Kontrol birokrasi adalah
dirumuskannya pengawasan dan perilaku hukum dan peraturan yang dibentuk untuk menjamin
konsistensi keputusan dan tindakan antar unit yang berbeda di dalam perusahaan. Konsistensi
keputusan dan tindakan dalam hal ini dapat menguntungkan perusahaan, terutama dalam
pembentukan prediksi dan penurunan biaya
Kita telah mencatat bahwa strategi akuisisi tidak selalu konsisen menghasilkan pengembalian
diatas rata–rata untuk shareholder perusahaan yang melakukan akuisisi. Namun beberapa
perusahaan dapat menciptakan nilai melalui penggunaan strategi akuisisi. Atribut dan hasil dari
akuisisi yang sukses dirangkum dalam tabel 2 pada halaman berikut ini. Manajer yang mencari
kesuksesan akuisisi harus menekankan pada ketujuh atribut yang telah dicantumkan.
Misalnya, penggabungan antara pabrik sabun cuci dan pabrik sabun mandi, atau antara pabrik
sikat gigi dan pabrik pasta gigi.
1. Kepercayaan. Kepercayaan adalah perpaduan dari beberapa badan usaha menjadi perusahaan
baru, sehingga kekuatan dan monopoli yang besar diperoleh.
2. Kartel. Kartel adalah bentuk kerjasama antara beberapa perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha yang sama dengan tujuan meningkatkan keuntungan, meminimalkan kondisi
persaingan, dan memperluas atau mendominasi pasar.
3. Merger. Merger adalah penggabungan beberapa badan usaha dengan bergabung menjadi satu
perusahaan baru. Jadi, merger identik dengan kepercayaan.
4. Holding Company. Holding company adalah PT besar yang mengendalikan sebagian besar
saham sero atau saham perusahaan lainnya. Meskipun secara yuridis badan usaha yang
dikendalikan tetap independen tetapi diatur dan dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang
mengendalikan.
5. Concern. Sebenarnya concern itu sama dengan holding company, yaitu memiliki sebagian
besar saham dari beberapa entitas bisnis. Perbedaannya adalah bahwa perusahaan holidng sering
dalam bentuk PT, sedangkan perhatian sering dimiliki oleh individu, yaitu seorang hartawan
yang memiliki modal sangat besar.
6. Corner dan Ring. Corner and ring adalah penggabungan beberapa badan usaha yang
bertujuan mencari keuntungan besar, dengan menguasai pasokan barang untuk mendapatkan
monopoli dan menaikkan harga.
7. Syndicat. Syndicat adalah kerjasama sementara oleh beberapa badan usaha untuk menjual
atau bekerja pada proses produksi.
8. Joint Venture. Usaha patungan adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk
membentuk satu bentuk bisnis bersama dengan modal bersama juga, dengan tujuan
mengeksplorasi kekayaan alam dan mendidik para ahli untuk menghasilkan keuntungan yang
lebih besar.
9. Product Sharing. Bagi hasil adalah pembagian hasil antara pihak-pihak tertentu.
10. Waralaba. Waralaba atau franchise adalah sistem bisnis yang tidak menggunakan modalnya
sendiri, yang berarti bahwa untuk membuka gerai waralaba, itu cukup untuk menggunakan
modal penanam modal lain. Sebuah pembeli waralaba harus memenuhi persyaratan spesifik yang
ditetapkan oleh pemilik waralaba (perusahaan waralaba), karena pada pembeli waralaba
(franchise) akan menggunakan merek yang sama dengan pemilik waralaba (franchisor) sehingga
Anda harus memiliki standar yang sama. Keuntungan yang diperoleh oleh investor franchise,
antara lain, menghindari biaya trial and error, karena sebelumnya telah dikeluarkan oleh pemilik
bisnis.
Dalam penggabungan atau kombinasi suatu badan usaha ialah kerja sama beberapa perusahaan
atau badan usaha yang semula berdiri sendiri-sendiri. Dalam praktik sehari-hari, sering terjadi
beberapa badan usaha yang pada awalnya berdiri sendiri bergabung menjadi satu, dalam
gabungan ini ada yang bersifat kekal dan ada juga yang bersifat sementara.
Integrasi Horisontal
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama, misalnya
perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product juga.
Integrasi Vertikal
Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbedasecara
berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co
salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc,
distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertical ini
diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar.
Konglomerasi
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak
saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakukan diversifikasi
untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi
perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Bank Perkreditan Rakyat – Sejarah, Pengertian,
Usaha, Tujuan, Sasaran, Jenis, Fungsi, Manajemen, Contoh
Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui
penggabungan dan bukan dengan melakukan kontruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan
yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan yaitu:
1.
Manfaat Biaya (Cost Advantage)
Seringkalilebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan
melalui penggabungan dibandingkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama
pada periode inflasi
2.
3.
4.
5.
6.
Alasan-Alasan Lain
Selain untuk memperluas, perusahaan-perusahaan mungkin memilih penggabungan usaha
untuk memperoleh manfaat dari segi pajak, untuk manfaat pajak penghasilan perorangan
dan pajak atas bangunan, dan untuk alasan-alasan pribadi.Ego dari manajemen
perusahaan dan ahli-ahli pengambilalihan juga memainkan peranan yang penting pada
beberapa penggabungan usaha.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Kelebihan Dan Kekurangan Wirausahawan
Beserta Ciri Dan Syarat
Penggabungan usaha adalah istilah umum yang meliputi semua bentuk penggabungan entitas
usaha yang terpisah. Penggabungan seperti itu disebut akuisisi ketika perusahaan memperoleh
aktiva produktif dari entitas usaha lain dan mengintegrasikan aktiva-aktiva tersebut kedalam
operasi miliknya. Penggabungan usaha juga mengacu pada akuisisi ketika suatu perusahaan
memperoleh pengendalian operasi atas fasilitas produktif entitas lain dengan memiliki sejumlah
besar (mayoritas) saham berhak suara yang beredar. Perusahaan yang diakuisisi tidak perlu
dibubarkan, tetapi perusahaan tersebut tidak mempunyai eksistensi lagi.
Istilah merjer dan konsolidasi (peleburan) sering digunakan sebagi sinonim untuk penggabungan
usaha dan akuisisi.Padahal terdapat perbedaan.Suatu merger memerlukan pembubaran semua
entitas kecuali satu entitas usaha yang terlibat dan membentuk sebuah perusahaan yang baru.
Merger, terjadi ketika sebuah perusahaan mengambilalih semua operasi dari entitas usaha lain
dan entitas yang diambilalih tersebut dibubarkan. Contohnya, Perusahaan A membeli aktiva
secara langsung dari perusahaan B secara tunai, dengan aktiva lainnya, atau dengan surat
berharga Perusahaan A ( saham,obligasi, atau wesel) Pengabungan usaha ini disebut akuisisi.
Penggabungan usaha ini bukannlah merjer kecuali jika perusahaan B dibubarkan. Alternatif lain,
Perusahaan A membeli saham Perusahaan B secara langsung dari pemegang saham Perusahaan
B secara tunai, dengan aktiva lain, atau dengan surat berharga Perusahaan A. Akuisisi ini akan
memungkinkan Perusahaan A mengendalikan oeprasi atas aktiva-aktiva Perusahaan B. Akuisisi
tidak akan memungkinkan kepemilikan secara hokum atas aktiva-aktiva bagi perusahaan A
kecuali kalau perusahaan A memperoleh seluruh saham B dan memilih untuk membubarkan
Perusahaan B (Merger)
Konsolidasi, terjadi ketika sebuah perusahaan yang baru dibentuk untuk mengambilalih
aktiva-aktiva dan operasi dari dua atau lebih entitas usaha yang terpisah, dan akhirnya
entitas yang terpisah tersebut dibubarkan. Contohnya, Perusahaan D adalah sebuah
perusahaan yang baru dibentuk, memperoleh aktiva bersih dari perusahaan E dan F
dengan mengeluarkan saham secara langsung kepada Perusahaan E dan F. Pada kasus ini,
perusahaan E dan F mungkin terus mempertahankan saham perusahaan D untuk
memberikan manfaat kepada para pemegang sahamnya (Akuisisi), atau perusahaan E dan
F mungkin mendistribusikan saham perusahaan D kepada para pemegang saham mereka
dan Perusahaan E dan F dibubarkan (konsolidasi). Pada kasus ini, perusahaan D
memperoleh kepemilikan atas aktiva-aktiva perusahaan E dan F. Alternatif lain,
perusahaan D dapat mengeluarkan sahamnya secara langsung kepada pemegang saham
perusahaan E dan F sebagai ganti mayoritas saham mereka ( E dan F). Pada kasus ini,
Perusahaan D mengendalikan aktiva perusahaan E dan F, tetapi perusahaan D tidak
mempunyai hak secara hokum kecuali jika perusahaan E dan F dibubarkan. Perusahaan D
harus memperoleh seluruh saham perusahaan E dan F dan membubarkan Perusahaan E
dan F tersebut jika penggabungan usaha adalah sebuah konsolidasi. Jika perusahaan E
dan F tidak dibubarkan, perusahaan D akan beroperasi sebagai sebuah perusahaan induk
(holding company) dan perusahaan E dan F akan menjadi perusahaan anak
(subsidiary).
Selanjutnya dalam bab ini akan digunakan istilah merjer jika secara teknis sebuah penggabungan
usaha terjadi dimana seluruh, kecuali satu, dari perusahaan yang digabung dibubarkan. Demikian
pula, istilah konsolidasi akan digunakan jika secara teknis sebuah penggabungan usaha terjadi
dimana seluruh perusahaan yang digabung dibubarkan dan sebuah perusahaan yang baru
dibentuk untuk mengambil alih aktiva bersih perusahaan yang digabung. Istilah konsolidasi juga
digunakan didalam akuntansi untuk menunjukkan proses akuntansi dari laporan keuangan
perusahaan induk dan anak, seperti “ prinsip-prinsip konsolidasi” , “prosedur-prosedur
konsolidasi”, dan “laporan keuangan konsolidasi”
Bentuk kerja sama atau penggabungan badan usaha diantaranya sebagai berikut.
1. Trust
Peleburan beberapa badan usaha menjadi sebuah perusahaan yang baru, sehingga diperoleh
kekuasaan yang besar daan monopoli.
2. Kartel
Bentuk kerja sama antara beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama
dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan, memperkecil kondisi persaingan dan
memperluas atau menguasai pasar.
3. Penggabungan beberapa badan usaha dengan jalan meleburkan diri menjadi satu perusahaan
baru. Jadi, merger identik dengan trust.
4. Holding Company
Suatu PT yang besar yang menguasai sebagian besar sero atau saham perusahaan lainnya,
meskipun secara yuridis badan usaha yang dikuasi tetap berdiri sendiri namun diatur dan
dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai.
5. Concern
Sebenarnya concern sama halnya dengan holding company yakni memiliki sebagian besar
saham-saham dari beberap badan usaha, perbedaannya ialah holding company sering
berbentuk PT sedangkan concern sering dimiliki perseorangan yakni seorang hartawan yang
memiliki modal yang amat besar.
6. Corner Dan Ring
Penggabungan beberap badan usaha yang tujuab mencari keuntungan besar, dengan cara
menguasai penawaran barang untuk memperoleh monopoli dan menaikkan harga.
7. Syndicat
Kerja sama sementara oleh beberapa badan usaha untuk menjual atau mengerjakan suatu
proses produksi.
8. Joint Venture
Penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha bersama dengan
modal bersama pula, dengan tujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli
untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
9. Production Sharing
Kerja sama bagi hasil antara pihak-pihak tertentu.
10. Waralaba ( Franchise )
Sistem usaha yang tidak memakai modal sendiri, artinya untuk membuaka gerai waralaba cukup
dengan menggunakan modal milik investor lain. Seorang franchise ( pembeli usaha waralaba )
harus memenuhi syarat-syarat khusu yang ditetapkan oleh franchisor ( perusahaan waralaba ),
karena pada franchise akan menggunakan merek yang sama dengan franchisor sehingga harus
memiliki standar yang sama, keuntungan yang diperoleh investor waralaba antara lain terhindar
dari biaya trial and error, karena sudah terlebih dahulu dikeluarkan oleh pemilik usaha.
Konsep akuntansi dari penggabungan usaha direfleksikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 22, tentang “ Akuntansi Pengabungan Usaha” yang berlaku efektif sejak 1 Januari
1995. Menurut Standar Akuntansi Keuangan:
“Penggabungan Usaha ( Business Combination) adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan
yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan
perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aktiva dan operasi perusahaan lain”.
Usaha-usaha yang sebelumnya terpisah bersama-sama membentuk satu entitas ketika sumber
daya dan operasinya berada dibawah pengendalian kelompok manajemen tunggal. Pengendaliam
terhadap suatu entitas usaha terbentuk dalam penggabungan usaha dimana :
Suatu perusahan menjadi perusahaan anakan ketika perusahaan lain memperoleh hak mayoritas (
lebih dari 50%) atas saham berhak suara yang beredar. Maka sebuah penggabungan usaha dapat
diwujudkan melalui akuisisi kurang dari 100% atas saham perusahaan lain. Dalam
penggabungan usaha dimana kurang dari 100% saham yang berhak suara dari perusahaan lain
yang digabung diperoleh, perusahaan-perusahaan yang digabung tetap memiliki identitas hokum
yang terpisah dan catatan akuntansi yang terpisah sekalipun mereeka telah menjadi satu entitas
untuk tujuan pelaporan utamanya.
Penggabungan usaha dimana satu perusahaan mentransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan
lain dapat diwujudkan dalam berbagai cara, tetapi dalam kasus apapun perusahaan mengakuisisi
pada dasarnya harus memperoleh semua aktiva bersih. Alternatif lain, setiap perusahaan yang
bergabung dapat mentransfer aktiva bersihnya kepada perusahaan baru yang dibentuk. Karena
perusahaan baru yang dibentuk tidak mempunyai aktiva bersih sendiri, perusahaan tersebut
mengeluarkan sahamnya kepada perusahaan lain yang bergabung atau kepada para pemegang
saham dari perusahaan yang bergabung atau kepada pemilik-pemilik perusahaan yang
bergabung.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Akuntansi Perusahaan Dagang : Pengertian,
Contoh, Jenis, Bukti Laporan Transaksi Dan Jurnal
Oleh karena itu, setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan lain yang bergabung,
akan dimasukkan sebagai aktiva pada buku entitas yang msih beroperasi. Laba ditahan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas yang disatukan (batasan-
batasan khusus akan dibahas kemudian), dan pendapatan dari entitas yang disatukan termasuk
pendapatan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan
mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Contohnya, jika sebuah perusahaan dalam suatu penggabungan usaha penyatuan kepemilikan
menilai persediaanya dengan metode masuk terakhir-keluar pertama (MTKP atau LIFO) dan
perusahaan lainnya dengan masuk pertama keluar pertama (MPKP atau FIFO) maka data biaya
historis harus disesuaikan dengan LIFO ataupun FIFO untuk menyesuaikan metode akuntansi.
Metode Pembelian
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu
transaksi yang memungkinkan suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-
perusahaan lain yang bergabung.Berdasarkan metode pembelian, perusahaan yang
memperoleh/membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung sebesar
nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (Biaya perolehan) ditetapkan dengan cara yang sama
seperti pada transaksi yang lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban yang dapat
diidentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan.Setiap kelebihan biaya
perolehan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasi
selama maksimum 20 tahun menurut PSAK No19.
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Definisi Peluang Usaha Dan Resiko Usaha
Dalam Ekonomi
Ada beberapa faktor yang mendorong suatu badan usaha mengadakan penggabungan antara lain
sebagai berikut :
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Materi Prakarya dan Kewirausahaan
Kombinasi Vertikal
Merupakan gabungan beberapa badan usaha yang bekerja pada tingkat yang berbeda-beda
dalam proses produksi suatu barang atau barang produksinya berurutan. Misalnya : untuk
memproduksi kain terdapat beberapa badan usaha seperti petani kapas, pengangkutan kapas,
pemintalan, penenunan dan penyempurnaan kain.
Kombinasi Horizontal Atau Paralelisasi
Merupakan gabungan dari beberapa badan usaha yang bekerja dalam tingkat yang sama
dalam proses produksi barang. Kombinasi horizontal juga memiliki pengertian lain yakni
gabungan dari beberapa badan usaha yang memproduksi atau menjual barang yang
berlainan. Misalnya : penggabungan antara pabrik sabun cuci dengan pabrik sabun mandi
atau antara pabrik sikat gigi dengan pabrik pasta gigi.