Anda di halaman 1dari 9

A.

SIFAT PENGGABUNGAN USAHA

1. Horizontal integration

Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar

yang sama, misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan

perusahaan consumer product juga.

2. Vertical integration

Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang

berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama,

misalnya Merck & Co salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco

Containment Services, Inc, distributor obat-obatan dokter. Penggabungan

usaha secara integrasi vertical ini diharapkan dapat mengurangi biaya

pengiriman obat-obatan ke pasar

3. Conglomeration

Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau

jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan

melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha

tertentu, atau untuk mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan

akuisisi pada perusahaan manufaktur.

B. BENTUK PENGGABUNGAN BADAN USAHA

Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-

241) dapat dibedakan kedalam beberapa golongan, antara lain sebagai

berikut :
1. Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk

penggabungan usaha sebagai berikut :

a. Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-

perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih

besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini

adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan

yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-

perusahaan yang bersangkutan tersebut.

b. Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang

sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling

menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian

pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian

bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan

kontinuitas produksi.

c. Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari

penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat

ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki

usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung

dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).

2. Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :

a. Merger

1) Definisi Merger

Merger adalah sebuah penggabungan

dua perusahaan menjadi satu, dimana


perusahaan yang yang melakukan merger mengambil alih  semua assets

dan liabilities perusahaan yang menjadi rekanan mergernya dengan begitu

perusahaan yang melakukan merger memiliki paling tidak 50% saham dan

perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya

menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.

2) Contoh Merger

Dalam penggabungan ini, perusahaan yang dipertahankan adalah PT

Kalbe Farma Tbk, sedangkan kedua perusahaan lainnya dibubarkan.

Semua aset dan kewajiban perusahaan yang menggabungkan diri (PT

Dankos dan PT Enseval) selanjutnya akan beralih ke dalam PT Kalbe

Farma. Karena PT Kalbe Farma  sudah menjadi perusahaan terbuka yang

menjual sahamnya di Pasar Modal Indonesia, proses mergernya juga wajib

dilakukan menurut aturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam).

3) Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah

dibanding pengambilalihan yang lain.

4)   Kekurangan Merger

a) Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing

perusahaan.

b) Untuk mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham

diperlukan waktu yang lama.


b. Konsolidasi

1) Definisi Konsolidasi

Konsolidasi adalah tindakan yang dilakukan oleh dua badan usaha atau

lebih untuk meleburkan diri dengan cara membantuk satu badan usaha

baru. Setelah meleburkan diri menjadi satu badan usaha baru, masing-

masing badan usaha yang meleburkan diri tersebut dibubarkan.

2) Contoh Konsolidasi

Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan

permasalahan financial perusahaanya saat krisis ekonomi melanda

Indonesia. Untuk menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun

pun merupakan hal yang sayang untuk dilakukan. Salah satu hal yang

dapat dilakukan untuk dapat melakukan protect terhadap kemungkinan

yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan bank yang lain

dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama dalam

bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang

mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di

masa akan datang. Sehingga keempat Bank tersebut melebur menjadi

satu  dengan nama menjadi Bank Mandiri.


3) Kelebihan Konsolidasi

a) Perusahaan-perusahaan yang melakukan konsolidasi akan memiliki

kekuatan yang lebih besar untuk bersaing dengan perusahaan yang

lain karena biasanya proses konsolidasi dilakukan oleh lebih dari

dua perusahaan yang melebur menjadi satu.

b) Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang mengalami

kesulitan modal tidak harus dilikuidasi, akan tetapi masih tetap bisa

bertahan meski dengan perusahaan yang baru.

4) Kekurangan Konsolidasi

a) Dengan melakukan konsolidasi perusahaan yang lama akan hilang

karena melebur menjadi satu.

b) Dan untuk mengenalkan perusahaan yang baru (hasil konsolidasi)

kepada masyarakat butuh waktu yang relatif lama.

c. AKUISISI

1) Definisi Akuisisi

Akuisisi adalah upaya untuk memperbesar badan usaha dengan cara

memiliki badan usaha lain atau memindahkan kepemilikan asal badan

usaha lain, misalnya apabila terjadi pembelian saham di atas 50% oleh

pihak lain. Tindakan mengakuisisi dapat dilakukan oleh suatu badan usaha

atau perorangan untuk mengambil alih, baik seluruh atau sebagaian besar

saham badan usaha lain sehingga pengendalian terhadap perusahaan

tersebut dapat beralih. Proses akuisisi umumnya tidak membentuk badan

usaha / perusahaan baru. Kendali perusahaan lebih banyak dilakukan oleh


perusahaan atau seseorang yang mengambil alih suatu perusahaan.

Perusahaan yang diakuisisi atau diambil alih biasanya menjadi salah satu

divisi dalam perusahaan yang dimiliki pengambil alih. Akuisisi bertujuan

untuk membentuk kekuatan bersama yang lebih tangguh dan mencapai

manajemen perusahaan yang lebih efisien dengan saling mengisi dan

saling mengoreksi. Selain itu, akuisisi juga bertujuan mengurangi risiko

kerugian yang akan ditanggung sendiri, mencoba memasuki segmen pasar

yang baru dengan kekuatan bersama, menyatukan operasi yang terintegrasi

bagi perusahaan yang tidak homogen (bersifat hulu dan hilir) dan

melakukan usaha bersama untuk mengurangi persaingan pasar.

2) Contoh Akuisisi

Pengambilalihan saham mayoritas

pabrik rokok asal Indonesia (PT

HM Sampoerna) oleh perusahaan

rokok asal Amerika (Philip Morris

Ltd). Akibat akuisisi tersebut, kendali perusahaan PT HM Sampoerna

tidak lagi berada di tangan keluarga besar Sampoerna tetapi sudah beralih

tangan Philip Morris Ltd.

3) Kelebihan Akuisisi

a) Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham.

b) Perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan

pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender

offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen

perusahaan.
c) Akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan

perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).

d) Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak

memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada

akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham

minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

4) Kekurangan Akuisisi

a) Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak

menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal.

Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling

sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar

akuisisi terjadi.

b) Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli

maka terjadi merger.

c) Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus

secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal

yang tinggi.

C. KONSEP AKUNTANSI PENGGABUNGAN USAHA

Menurut PSAK No. 22 tentang Penggabungan Usaha, “Penggabungan

usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu

entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting

with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan

operasi perusahan lain”


Usaha-usaha yang sebelumnya terpisah, bersama-sama membentuk satu

entitas karena sumber daya dan operasi berada di bawah pengendalian

kelompok manajemen tunggal. Pengendalian (controlling) terbentuk dalam

penggabungan penggabungan usaha, dimana:

1. Satu atau lebih perusahaan menjadi perusahaan anak

2. Satu perusahaan mengalihkan (transfer) aktiva bersihnya kepada

perusahaan lain

3. Setiap perusahaan mengalihkan aktiva bersihnya kepada perusahaan baru

yang dibentuk.

Suatu perusahaan menjadi anak perusahaan saat sahamnya dimiliki

peusahaan lain lebih dari 50% atau memperoleh hak mayoritas (controlling

interest), walau demikian perusahaan anak tetap  memiliki entitas usaha

sendiri.

Metode akuntansi yang digunakan dalam penggabungan usaha ada dua,

yaitu metode penyatuan kepentingan (pooling of interest method) dan metode

pembelian (purchase method). Menurut PSAK No. 12, penggunaan metode

tersebut bukanlah pilihan bagi perusahaan. Penggunaan metode tersebut harus

sesuai dengan maksud penggabungan usaha, apakah penyatuan kepentingan

dan jika syarat-syarat penyatuan kepentingan tidak terpenuhi, maka harus

menggunakan metode pembelian.

Menurut Beams, penetapan dengan metode equity sebagai berikut:

1. Kepemilikan perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan

dan secara relatif tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru,
karena tidak ada pembelian perusahaan-perusahaan yang bergabung dan

tidak ada harga pembelian.

2.  Aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang bergabung

dimasukan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya (book value),

karena setiap goodwill yang timbul pada buku masing-masing perusahaan

yang bergabung akan dimasukan sebagai aktiva pada buku entitas yang

masih beroperasi. Termasuk laba ditahan dan pendapatan masing-masing

perusahaan yang bergabung juga dimasukan dalam entitas yang disatukan.

3. Jumlah yang dicatat harus menggunakan metode yang sama, sehingga jika

metode yang digunakan perusahaan-perusahaan yang bergabung berbeda,

maka harus direkonsiliasi dan berlaku surut. Jadi data-data sebelumnya

harus disajikan kembali.

Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka penggabungan

usaha harus dicatat dengan menggunakan metode pembelian, yaitu dengan

mengasumsikan bahwa penggabungan usaha adalah suatu transaksi,

dimana suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-

perusahaan lain yang bergabung. Dengan demikian, perusahaan yang

membeli/ memperoleh, mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban

ditanggung sebesar nilai wajar (fair value). Setiap kelebihan harga

perolehan atas nilai wajar aktiva bersih diakui sebagai goodwill.

Anda mungkin juga menyukai