Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva
dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan
tersebut. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian
rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai
dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal, untuk organisasi
nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya
pemilikan.
Karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan,
informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut
menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut
pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang
tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang
saham merupakan "utang" perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas
pemegang saham dapat juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan
dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana
melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini agar hubungan dan tanggung jawab yuridis
dapat dipertahankan.
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah
menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan
manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek
investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis
pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang
ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian
dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ekuitas
PSAK No. 21 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) menyatakan bahwa ekuitas
sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga
memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan
peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Akuntansi untuk ekuitas dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi untuk ekuitas badan
usaha bukan PT dan Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT. Akuntansi untuk
ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar akuntansi keuangan yang berlaku khusus untuk
industri yang bersangkutan, misalnya koperasi.
Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT meliputi modal saham yang
meliputi saham preferen, saham biasa, dan akuntambahan modal disetor. Pos modal
lainnya seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari
tambahan modal disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur
penambahan modal, seprti; agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan
harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan
modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang
dibayarkan pada saat perolehaannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan
lain sebagainya. Akuntambahan modal disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos
laba/rugi usaha maupun laba/rugi luar biasa.
3.1 Kesimpulan
Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisik dan konseptual antara
manajemen dan pemilik. Ekuitas pemegang saham menggambarkan hubungan yuridis
antara perseroan dengan para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua
komponen yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecahkan menjadi modal
yuridis dan modal setoran lain.
Ekuitas didefinisikan secara sintatik sebagai hak residual atas aset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintatik bukan
semantik karena keperluan untuk memprtahankan artikulasi statemen keuangan. Ekuitas
mengandung makna pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi nonbisnis ekuitas sering
disebut sebagai aset bersih.
Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak atas penyelesaian klaim,
hak penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar
konsep kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang
terpisah dari manajemen.
Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal
setoran merupakan suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya
sedangkan laba ditahan merupakan modal yang tercipta atau terhimpun
karena pemanfaatan aset. Modal setoran merupakan perubahaan aset dalam rangka
pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan merupakan perubahan aset dalam
rangka produksi (transaksi operasi).
Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan ditunjukan oleh
keseluruhan dana yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan adanya modal yuridis
atau modal saham yang sering dianggap sebagai batas perlindungan bagi pihak lain.
Pemisahan dan pelaporan modal yuridis tidak menjadi masalah secara teknis. Akan tetapi,
secara konseptual modal yuridis dan modal setoran lain harus ditotal untuk menunjukan
modal setoran yang harus dibedakan dengan laba ditahan. Dari segi akuntansi, yang
mendasarkan diri pada konsep dasar substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham
adalah seluruh jumlah yang secara ekonomik tertanam dalam perseroan termasuk laba
ditahan.
Modal setoran dapat bertambah karena pemesanan saham, konversi status obligasi,
konveersi status saham istimewa, dividen saham, dan hak beli saham. Trnsaksi yang
menyangkut hal-hal tersebut merupakan transaksi modal sehingga tidak melibatkan sama
sekali laba atau rugi meskipun dalam beberapa kasus dapat melibatkan laba ditahan. Modal
setoran dapat berkurang karena saham treasuri. Masalah yang berkaitan dengan saham
treasuri adalah:
Dua konsep dapat diterapkan yaitu konsep satu transaksi dan konsep dua transaksi.
Beberapa pos yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi laba ditahan dan dilaporkan
sebagai penyesuai laba ditahan adalah penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan,
pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi reorganisasi. Secara umum, perubahan akibat
ketiga komponen pertama diperlakukan sebagai transaksi operasi sehingga dilaporkan
dalam statemen laba-rugi. Kuasi reorganisasi akan mempengaruhi laba ditahan secara
langsung.
Kuasi-reorganisasi dilakukan apabila terdapatdefisit yang sukup besar tetapi
perusahaan masih berjalan baik dan mempunyai prospek yang baik pula. Hal ini, dilakukan
untuk mengatasi keadaan yang disebut bangkrut secara teknis sehingga perusahaan bebas
dari kemungkian bangkrut. atau pailit yang secara hukum mengarah ke likuidasi.
DAFTAR PUSTAKA