Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK


(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akuntansi Sektor Publik)
Dosen Pengampu: Wulan Budi Astuti, SE., M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5:


1. Berliana Rosita Putri (171020067)
2. Rafifah Warahma (171020075)
3. Aisy Saniya Istanari (171020076)
4. Sinta Ariyani Dewi (171020081)

PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori dan konsep SPM sektor
publik” dengan waktu yang tepat.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Akuntansi Sektor Publik”
dengan dosen pengampu Ibu Wulan Budi Astuti, SE., M.Si. pada Prodi Akuntansi kelas
Akuntansi A3 Fakultas Ekonomi Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Dan makalah ini disusun dengan tujuan agar kita mampu menyusun beberapa referensi
materi dengan menguraikan lebih detail, dengan harapan besar semoga makalah ini mampu
memberikan manfaat bagi kami maupun pembaca.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, sehingga makalah ini dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.

Semarang, 13 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam perjalanan reformasi pengelolaan keuangan negara di bidang akuntansi,


pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang kemudian telah diganti dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Penggantian PP Nomor 24 Tahun 2005 dengan PP Nomor 71 Tahun
2010 didasarkan pada ketentuan yang ada dalam Pasal 36 ayat (1) UU Nomor 17
Tahun 2003 dan Pasal 70 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2004 yang menetapkan bahwa
basis akrual dalam sistem akuntansi pemerintahan selambat-lambatnya dilaksanakan
5 tahun setelah UU Nomor 17 Tahun 2003 ditetapkan atau pada Tahun Anggaran
2008. Namun demikian, dalam ketentuan tersebut diberikan aturan fleksibilitas
dalam masa transisi yang mengatur bahwa selama basis akrual belum dapat
dilaksanakan maka dapat digunakan basis kas untuk pendapatan dan belanja. Karena
adanya ketentuan masa transisi maka dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 dimuat
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) yang berbasis akrual yang
berada di Lampiran I dan PSAP berbasis kas menuju akrual yang berada di Lampiran
II. Memang ada masa transisi dalam penerapan basis akrual dalam sistem akuntansi
pemerintahan namun masa transisi tersebut telah ditetapkan batasan waktunya.
Dalam bagian tanggal efektif pemberlakuan PSAP dinyatakan bahwa PSAP berbasis
akrual berlaku efektif untuk laporan keuangan atas pertanggungjwaban pelaksanaan
anggaran mulai Tahun Anggaran 2010, namun dalam hal entitas pelaporan belum
dapat menerapkan PSAP berbasis akrual maka entitas pelaporan dapat menerapkan
PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun
Anggaran 2010. Berdasarkan hal tersebut maka Tahun 2014 merupakan tahun di
mana system akuntansi pemerintahan harus dijalankan dengan menggunakan basis
akrual.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Akuntansi Berbasis Akrual ?
2. Bagaimana Dilematika Akrualisasi Sektor Publik ?
3. Bagaimana Perkembangan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia
4. Jelaskan Bagaimana Peraturan Pemerintah No.71 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) ?
5. Bagaimana Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba ?
6. Bagaimana Perbandingan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia dengan
Amerika
7. Bagaimana Peningkatan Standar Akuntansi Internasional ?
8.

C. Tujuan
1. Menjelaskan Bagaimana Akuntansi Berbasis Akrual
2. Menjelaskan Dilematika Akrualisasi Sektor Publik ?
3. Menjelaskan Perkembangan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia
4. Menelaskan Bagaimana Peraturan Pemerintah No.71 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP)
5. Menjelaskan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
6. Menjelaskan Perbandingan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia dengan
Amerika
7. Menjelaskan Peningkatan Standar Akuntansi Internasional
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Dilematika Full Adoption Pada Akrualisasi Sektor Publik


A. Akuntansi Berbasis Akrual
A.1. Definisi

Akuntansi berbasis akrual adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menerapkan


kapan pengaruh atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan. Konsep dasar akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis
akrual. Akuntansi berbasis kas adalah transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui
ketika kas diterima oleh kas pemerintah atau dibayarkan dari kas pemerintah.
Sedangkan akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi
ekonomi dan peristi lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan
pada saat terjadinyatransaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas
diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan
(recording ) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat
menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya
dicatat.

A.2. Konsep Akuntansi Berbasis Akrual


1) Pengakuan Pendapatan
Perusahaan mempunyai hak melakukan penagihan atas suatu transaksi
2) Pengakuan Biaya
Kelebihan dan kekurangan akuntansi berbasis akrual dan akuntansi berbasis
kas

A.3. Perbedaan Basis Akrual dan Basis Kas


1) Kelebihan dan Kelemahan basis akrual
 Sisi positif Pencatatan Akuntansi secara Basis Akrual
a. Metode basis akrual digunakan untuk pengukuran aset,kewajiban dan
ekuitas dana
b. Beban diakui saat terjadi transaksi,sehingga informasi yang diberikan lebih
handal dan terpercaya
c. Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang
diberikan lebih handal dan terpercaya walaupun kas belum diterima
d. Banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar (sesuai dengan
ketentuan standar Akuntansi keuangan dimana mengharuskan suatu
perusahaan untuk menggunakan basis akrual
e. Piutang yang tidak tertagih tidak akan di hapus secara langsung tetapi akan
dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih
f. Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing
akun sesuai dengan transaksi yang terjadi
g. Adanya peningkatan pendapatan karena kas yang belum diterima dapat di
akui sebagai pendapatan
h. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam
menentukan kebijakan entitas kedepanya
i. Adanya pembentukan pencadangan untuk kas yang tidak tertagih,
sehingga dapat mengurangi risiko kerugian
 Kelemahan Pencatatan Akuntansi secara Basis Akrual
a. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebgai biaya
sehingga dapat mengurangi pendapatan
b. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat
mengurangi pendapatan
c. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi
pendapatan
d. Entitas tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum
dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima

2) Kelebihan dan Kelemahan Basis Kas


 Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Basis Kas
a. Metode kas basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan,
belanja dan pembiayaan
b. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas
walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan
dalam penghitungan pendapatan
c. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar
mencerminkan posisi yang sebenanya
d. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan
e. Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang
ada pada saat laporan tersebut
f. Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas
yang belum tertagih
 Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Basis Kas
a. Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia
b. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya
pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas
c. Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya
estimasi piutang tak tertagih
d. Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti
toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter,
pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat
credit card dikategorikan juga sebagai cash basis)
e. Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban
f. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena
pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar
g. Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya
karena selalu berpatokan kepada kas

B. Dilematika Akrualisasi Sektor Publik


B.1. Kendala Yang Menambah Dilema
1) Sistem akuntansi dan IT based sistem
2) Komitmen dari pimpinan
3) Tersedianya SDM yang kompeten
4) Resistensi terhadap perubahan

B.1. Faktor Yang Meminimalisasi


1) Perlunya dukungan dari pihak yang andal dalam hal pengelolaan keuangan
2) Tersedianya suatu sistem teknologi informasi
3) Penganggaran dalam hal pendapatan disesuaikan dengan basis akrual
4) Perlunya dukungan polotik dalam pemerintahan

II.2. Standar Akuntansi Dalam Akuntansi Sektor Publik atau Pemerintah


A. Standar Akuntansi Sektor Publik atau Pemerintah Dalam Negeri
A.1. Perkembangan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia

Pada tahun 2002, Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntansi Sektor


Publik (IAI-KASP) telah mengembangkan standar-standar akuntansi yang
direkomendasi untuk digunakan pada entitas-entitas sektor publik yang dinamakan
Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP). Dalam standar ini, IAI KASP
telah melakukan harmonisasi terhadap akuntansi, laporan keuangan dan auditing
antar yudirisdiksi dan mana yang tepat, antara sektor publik dan swasta, dan untuk
mengharmonisasikan laporan keuangan antara accounting basis dan economic basis.
Standar Akuntanasi Keuangan Sektor Publik (SAKSP) dikembangkan sesuai dengan
standar yang berlaku di tingkat internasional, dengan harapan dapat tercapainya
informasi keuangan yang konsisten dan dapat dibandingkan untuk semua yuridiksi.
Selama ini aktivitas sektor publik dikelola dengan kaulitas informasi keuangan yang
belum baik. Tidak terdapat informasi mengenai asset dan liabilitas dan hanya
memperlihatkan item revenue seperti penjualan atas unit bisnis atau asset
pemerintah. Sehingga informasi yang tersedia acapkali tidak andal, tidak diaudit, dah
hanya dipakai sebagai pertimbangan pengambilan keputusan untuk periode setelah
periode pelaporan tersebut. Dengan demikian manajemen dapat berfokus pada cash
& cash flow, sehingga dapat mengabaikan budgeting, accounting, ficscal
manajemen, dan sumber-sumber lainnya yang dapat dikontrol oleh organisasi
sektor publik.

B. Peraturan Pemerintah No.71 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah


(SAP)
B.1. Entitas Pelaporan menurut SAP Berbasis Kas
1) Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan


informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan
sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh
pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Masing-masing unsur dapat
dijelaskan sebagai berikut ;

a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum


Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya
yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan
dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak
berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali
dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat
berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara
lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian
pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

2) Neraca
3) Laporan Arus Kas
 Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi investasi pendanaan dan
transitoris.
 Tujuan pernyataan standar laporan arus kas adalah mengatur penyajian
laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan
kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan akreditas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris
selama satu periode akuntansi.
 Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas, dan setara kas selama suatu periode akuntansi
serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini
disajikan untuk penanggungjawaban untuk pengambilan keputusan.

4) Catatan Atas Laporan Keuangan


 Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
dari angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, laporan
perubahan SAL, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, neraca
dan laporan arus kas.
 Tujuan pernyataan standar catatan atas laporan keuangan adalah mengatur
penyajian dan pengungkapan yang diperlukan pada catatan atas laporan
keuangan.
 Tujuan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah untuk
meningkatkan transparansi laporan keuangan dan penyediaan pemahaman
yang lebih baik, atas imformasi keuangan pemerintah.

B.1. Entitas Pelaporan menurut SAP Berbasis Akrual


1) Neraca
2) Laporan operasional
 Tujuan pernyataan standar laporan operasional adalah menetapkan dasar-
dasar penyajian laporan operasional untuk pemerintah dalam rangka
memenuhi tujuan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
 Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang kegiatan
operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan LO-beban dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan.
 Struktur laporan operasional mencakup:
a. Pendapatan-LO
Pendapatan LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui
sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
b. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
c. Surplus/Defisit dari operasi
Surplus/Defisit dari Kegiatan $perasional adalah selisih lebih/kurang
antara pendapatan operasional dan beban selama satu periode
pelaporan.
d. Kegiatan non operasional
e. Surplus/Defisit sebelum Pos luar biasa
f. Pos luar biasa
Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang
terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi
biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar
kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
g. Surplus/Defisit-LO
Surplus/DeFisit-LO adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban
selama satu periode pelaporan, setelah diperhitungkan surplus/defisit
dari kegiatan nonoperasional dan pos luar biasa.
3) Laporan Perubahan Ekuitas

C. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no.45 tentang Pelaporan


Keuangan Organisasi Nirlaba

Organisasi Nirlaba menyediakan jasa dan tidak beritikad untuk memperoleh laba, organisasi
ini umumnya dibiayai dari kontribusi, perolehan dana dari endowment atau investasi,
pengenaan tarif atas jasa yang diberikan dan pemberian bantuan dari pemerintah. Dalam
pelaksanaan pengelolaan keuangannya suatu organisasi nirlaba dapat memperoleh suatu
surplus yang merupakan selisih antara aliran kas masuk dengan aliran kas keluar. IAI
menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 tentang Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba , dalam PSAK tersebut antara lain menguraikan tentang:
PSAK Nomor 45 memberikan pengertian tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba adalah
untuk menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang,
anggota organisasi, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi organisasi
nirlaba.
Sifat Pembatasan Dana Menurut PSAK Nomor 45 Laporan keuangan untuk organisasi
nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan memperhatikan sifat
pembatasan dana, menurut PSAK Nomor 45 mendefinisikan sebagai berikut:

 Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan


oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi
organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau
manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
 Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang
yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode
tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
 Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau
temporer.
 Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk
tujuan tertentu oleh penyumbang.

Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK Nomor 45 menjelaskan bahwa komponen


laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi :

 Laporan Posisi Keuangan,


 Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
 Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal
 Laporan Aktivitas,

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:


• Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih.
• Hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain.
• Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Laporan aktivitas juga menyajikan keuntungan
dan kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah
atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh
penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aktiva bersih tidak terikat. Sumbangan
disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer,
tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang
sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten
dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan
kerugian yang diakui dari investasi dan aktiva lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau
pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian
pendapatan investasi, dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti
beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama
dan aktivitas pendukung. Di samping itu, organisasi nirlaba dianjurkan untuk menyajikan
informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa,
listrik, bunga, penyusutan.
1. Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK
2. Tentang Laporan Arus Kas, dengan tambahan berikut ini:
a) Aktivitas pendanaan:
o Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang.
o Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment).
o Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan


berupa bangunan atau aktiva investasi.
D. Perbandingan Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia dengan Amerika

D.1. Standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia


Penerapan sistem akuntansi pemerintahan dari suatu negara akan sangat
bergantung kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara
yang bersangkutan. Ciri-ciri terpenting atau persyaratan dari sistem akuntansi
pemerintah menurut PBB dalam bukunya A Manual for Government
Accounting, antara lain disebutkan bahwa:
a) Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstitusi
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu Negara.
b) Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang
akuntabel dan auditabel (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan
diaudit).
c) Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi
keuangan yang diperlukan untuk penyusunan rencana/program dan
evaluasi pelaksanaan secara fisik dan keuangan.

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah sistem akuntansi yang


mengolah semua transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah
pusat, yang menghasilkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang tepat
waktu dengan mutu yang dapat diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan-badan di
luar pemerintah pusat seperti DPR, maupun oleh berbagai tingkat manajemen pada
pemerintah pusat.
 Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan berikut ini :
a) Neraca
b) Laporan laba rugikomprehensif
c) Laporan perubahan ekuitas
d) Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa
laporan arus kasatau laporan arus dana
e) Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan

D.2. Standar Akuntansi Sektor Publik di Amerika Serikat


Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh Badan Sektor Swasta (Badab
Standar Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun 2002 Institut Amerika untuk
Akuntan Publik Bersertifikat.
 Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) terdiri
dari seluruh standar, aturan, dan regulasi keuangan yang harus diperhatikan
ketika menyusun laporan keuangan, laporan keuangan seharusnya
menyajikan secara wajar posisi keuangan suatu perusahaan dan hasil
operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secar
umum.
 Pelaporan keuangan
Laporan tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS yang besar
meliputi :
a. Laporan manajemen
b. Laporan auditor independen
c. Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,arus kas,laba komprehensif,
ekuitas pemegang saham)
d. Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan
e. Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting
terhadap laporan keuangan
f. Catatan atas laporan keuangan
g. Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun
h. Data kuartal terpilih
Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan keuangan AS yang
diterbitkan biasanya tidak memuat hanya laporan induk perusahaan saja. Aturan
konsolidasi mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan (yaitu, dengan
kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham dengan hak suara) harus
dikonsolidasikan secara penuh, walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak
homogen. Laporan keuangan interim (kuartalan) diwajibkan untuk perusahaan yang
sahamnya tercatat pada bursa efek utama. Laporan ini biasanya hanya berisi laporan
keuangan ringkas yang tidak diaudit dan komentar manajemen secara singkat.

E. Peningkatan Standar Akuntansi Internasional


International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) merupakan
penyusun standar akuntansi internasional untuk sektor publik di bawah International
Federation of Accountants (IFAC). Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan
terhadap standar-standar (International Public Sector Accounting Standards/IPSAS)
yang telah diterbitkan sebelumnya. Peningkatan tersebut berupa revisi terhadap 11
standar dari 20 standar yang telah pernah diterbitkan.
Di samping melakukan revisi terhadap standar yang ada, IPSASB juga
menerbitkan tiga ED lain. ED Nomor 25 memuat mengenai kesamaan otoritas dalam
paragraf-paragraf dalam IPSAS. ED Nomor 27 berbicara mengenai penyajian
informasi anggaran dalam laporan keuangan bertujuan umum dan ED Nomor 28
mengenai pengungkapan informasi umum keuangan sektor pemerintahan (general
government sector/GGS) untuk tujuan statistik.
Revisi tersebut dilakukan dalam rangka konvergensi standar akuntansi
internasional sektor publik (IPSAS) dengan standar akuntansi internasional sektor
komersial (IAS/IFRS). Sebagaimana disebutkan dalam latar belakang ED 26, bahwa
revisi terhadap IPSAS dilakukan agar ada konvergensi dengan IAS yang diterbitkan
tahun 2003. Usaha konvergensi ini telah dimulai sejak 2003 melalui General
Improvements Project.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai anggota IFAC dimintakan masukan atas draf
publikasian (exposure draft/ED) yang dikeluarkan oleh IPSASB. Revisi IPSAS
sangat penting bagi sektor publik di Indonesia. Revisi tersebut akan mengikat dalam
penyajian laporan keuangan sektor publik di Indonesia jika nanti disahkan menjadi
standar meskipun tetap diperhatikan karakteristik Indonesia. Oleh karena itu, agar
IPSAS mengakomodasi kepentingan kita maka perlu diberi masukan lewat komentar
atas ED yang diterbitkan oleh IPSASB. Pemberian masukan ini juga dimaksudkan
untuk menampilkan pemikiran-pemikiran dari Indonesia di forum internasional dalam
bidang akuntansi khususnya sektor publik. Makalah ini menguraikan beberapa
pemikiran yang relevan yang diharapkan dapat mempermudah dan mengarahkan
diskusi. Hasil diskusi ini akan disampaikan sebagai masukan pada IPSASB.
Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan
IPSAS yang didasarkan kepada International Accounting Standards (IAS) yang
diterbitkan International Accounting Standard Board (IASB) tahun 1997. IPSASB
mengembangkan persyaratan-persyaratan IAS yang relevan untuk sektor publik.
IPSAS menggunakan persyaratan, struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali
ada alasan untuk tidak menggunakan hal-hal tersebut.
Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvements, IASB menerbitkan revisi
IAS. Proyek General Improvements bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
alternatif, pengulangan-pengulangan yang tidak perlu (redundancies), dan juga
konflik dalam IAS sendiri. Proyek juga berhubungan dengan isu konvergensi dan
berbagai peningkatan lainnya. Tujuan dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini
adalah agar IPSAS konvergen dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut.

F. Membandingkan PSAP dengan PSAK

Perbandingan ini mungkin tidak terlalu relevan. Sebab, entitas pengguna standar
berbeda. SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan
barang dan jasa untuk rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang
bertanggung jawab mencari laba untuk pemilik/pemegang saham. Namun,
setidaknya, kita dapat melihat sejauh mana kedua standar tersebut memenuhi
pertanggungjawabannya masing-masing penggunanya.
Pada poin tujuan, KKAP dan KDPP-LK sama-sama menujukan pada 4 (empat)
pihak yaitu:
 komite penyusun standar
 penyusun laporan keuangan
 pemeriksa (auditor)
 dan para pemakainya
Ini agaknya memang suatu hal yang tak bisa
dihindari, sebab keempat pihak tersebut telah menjadi fixed sebagai pengguna
standar akuntansi.
Perbedaan baru mulai terlihat pada poin ruang lingkup. Sebab merupakan hal
yang baru, cakupan ruang lingkup yang dibahas dalam KKAP memang terkesan
lebih banyak pertimbangan adaptasi seperti yang diungkapkan Mohamad Mahsun,
dosen dari STIE Widya Wiwaho Yogyakarta dalam tulisannya yang berjudul:
“Tinjauan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan” (et. al, 2006: 44).
Pada KKAP ruang lingkupnya meliputi:
 tujuan kerangka konseptual;
 lingkungan akuntansi pemerintahan;
 pengguna kebutuhan informasi para pengguna;
 entitas pelaporan;
 peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum;
 asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfat informasi
 dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi
 akuntansi; dan
 defenisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk
 laporan keuangan.(KKAP Paragraf 4)
Sementara pada KDPP-LK, ruang lingkupnya meliputi:
 tujuan laporan keuangan;
 karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan
 keuangan;
 defenisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan
 keuangan; dan
 konsep modal serta pemeliharaan modal.(KDPP-LK, paragraf 05)

Lingkungan Akuntansi Pemerintahan


Perbedaan paling mencolok di antara keduanya adalah pada poin KKAP, yaitu
dimasukkannya lingkungan akuntansi pemerintahan dalam ruang lingkup tersebut.
Ini tentu bukan tanpa alasan. Organisasi pemerintahan mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan organisasi komersial (et.al: hal.44). Oleh karena itulah
memang sudah sepatutnya sifat lingkungan akuntansi pemerintahan dijadikan
pertimbangan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan.
Sifat atau ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan
tersebut diatur dalam KKAP paragraf 7, yaitu:
o ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
o bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan;
o sistem pemerintahan otonomi dan transfer pendapatan antar
pemerintah;
o Adanya pengaruh proses politik;
o Hubungan antara pembayaran pajak dengan pelayanan pemerintah.

Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:


o Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal dan
sebagai alat pengendalian;
o Investasi dalam aset yang tidak langsung menghasilkan
pendapatan;dan
o Kemungkinan penggunaan akuntansi dana untuk tujuan
pengendalian.
Sebelum kita membahas ciri lingkungan pemerintahan di atas, ada baiknya kita
tinjuau dahulu paragraf sebelumnya (paragraf 6), yang menyatakan, bahwa
lingkungan operasional organisasi pemerintaha berpengaruh terhadap
karakteristik tujuan akuntansi dan pelaporan keuangannya. Nah, jelas sekali
bahwa organisasi pemerintahan terdiri dari berbagai entitas-entitas operasional
yang tujuan pendiriannya berbeda-beda.
Guna membahas hal tersebut, kita ambil saja contoh dua buah instansi di daerah,
yaitu dinas pendidikan dan dinas perhubungan. Apa perbedaan nyata sehubungan
dengan operasional keduanya? Pendapatan, tentunya. Dinas pendidikan tidak
mengenal istilah pendapatan dalam operasionalnya, maksudnya kas masuk dari
aktivitas pokoknya (bukan pendapatan atau penerimaan dari transfer pemerintah
pusat). Sementara pada dinas perhubungan, tiap hari mereka bergelut dengan
penerimaan retribusi, baik itu berasal dari biaya keur kendaraan, timbangan
kendaraan besar bermuatan ataupun izin trayek.
Dari dua aktivitas operasional yang berbeda itu, tujuan pelaporan keuangannya
tentu saja berbeda. Bila pada dinas pendidikan tujuannya adalah
mempertanggungjawabkan dana yang telah dianggarkan untuk mereka, maka pada
bertanggung jawab mencari laba untuk pemilik/pemegang saham. Namun,
dinas perhubungan tujuannya, selain itu, juga mempertanggungjawabkan aliran
kas masuk mereka dari pendapatan retribusi. Ini juga disebabkan perbedaan target
kedua entitas itu.
Dari penjelasan sederhana di atas, kita mungkin dapat memaklumi bahwa
lingkungan operasional memang perlu di pertimbangkan. Ini tidak terdapat pada
entitas swasta yang kesemuanya memikul target menghimpun laba.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan


keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan
lap oran keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan,
pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah


No. 71 Tahun 2010 sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005. SAP
dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).
dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu
kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
SAP harus digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah,
baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah.
Psak adalah singkatan dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang
merupakan suatu kerangka dari prosedur pembuatan laporan keuangan akuntansi yang
berisi peraturan mengenai pencatatan, penyusunan, perlakuan, dan penyajian laporan
keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang didasarkan pada
kondisi yang sedang berjalan dan telah disepakati serta telah disahkan oleh institut atau
lembaga resmi di indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/25574044/Sistem_Akuntansi_Di_Indonesia
https://www.google.com/search?q=A.%09Perbandingan+Standar+Akuntansi+Sektor+P
ublik+di+Indonesia+dengan+Amerika&client=firefox-b-
d&ei=WKexXO2yD8zhvAT4maygAQ&start=10&sa=N&ved=0ahUKEwjtvum93MzhA
hXMMI8KHfgMCxQQ8tMDCHo&biw=1366&bih=654
https://dosen.perbanas.id/wp-content/uploads/2015/06/Sistem-Akuntansi-beberapa-
Negara-.pdf

Anda mungkin juga menyukai