Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“Analisis Laporan Keuangan pada PT. Martina Berto Tbk ”

(Pada tahun 2013-2015)

(Disusun Sebagai Prasyarat Ujian Akhir Semester)

Dosen Pengampu: Wulan Budi Astuti, SE., M.Si

Disusun Oleh:

Rafifah Warahma 171020075

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2020

Page | 1
HALAMAN JUDUL......................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6
2.1 Pengertian Analisa Laporan.................................................................................6
2.2 Pengertian Analisa Rasio.....................................................................................6
2.3 Pengertian Analisa SWOT...................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................8
3.1 Profil Pt Martina Berto Tbk................................................................................8
3.2 Analisa Rasio......................................................................................................10
3.3 Analisa SWOT....................................................................................................17
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................25
KESIMPULAN...............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25

Page | 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah yang saya beri judul “Analisis Laporan Keuangan pada PT.
Timah Tbk Pada Tahun 2018)” ini telah terselesaikan.
Makalah ini merupakan tugas pengganti Ujian Akhir Semester pada kelas Akuntansi
A3 Semester 5 dari mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan dosen pengampu Wulan
Budi Astusi, SE., M.Si
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,
meskipun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Semarang, 17 Januari 2020


Penulis

Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam sebuah perusahaan aspek keuangan merupakan hal terpenting baik perusahaan
profit maupun non-profit karena hal tersebut dapat membantu perusahaan dalam mengambil
keputusan dalam berinvestasi atau mencari keuntungan. Aspek keuangan dapat diketahui
melalui penilaian kinerja keuangan yang membantu perusahaan dalam menetapkan dan
mengambil keputusan dalam menentukan sikap dan kelangsungan aktifitas perusahaan.
Pada hubungannya dengan penilaian kinerja keuangan tidak hanya diperlukan oleh pihak
dalam (intern) perusahaan seperti pemilik dan manajer perusahaan. Bagi pihak diluar
perusahaan (extern) seperti investor maupun kreditor, penilaian kinerja keuangan mampu
menunjukkan perkembangan keuangan perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menarik
investor untuk menaruh modal mereka dalam perusahaan yang dapat membantu aktifitas
bisnis perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Faktor-faktor yang paling utama untukmendapatkan perhatian analisis adalah tingkat
likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas. Likuiditas dapat menunjukkan kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
Profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu. Solvabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka
pendek maupun kewajiban jangka panjang. Aktivitas dapat mengukur sejauh mana efektivitas
perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. Dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai Anlasis laporan keuangan PT. Martina Berto Tbk. mengingat
perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan terbesar yang ada di Indonesia.

PT. Martina Berto Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi kosmetik dan
jamu yang bermarkas ini didirikan di Jakarta, Indonesia. Perusahaan pada tahun 1977.
Perusahaan ini memproduksi berbagai macam-macam bahan kosmetik dan telah diekspor ke
berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Jepang, Hong
Kong, & Taiwan di Asia, Yunani, dan Timur Tengah. Pada tahun 2012, Perusahaan memiliki
pangsa pasar sebesar 2,8% pada kecantikan & produk perawatan pribadi, 12,7% pada
kosmetik warna dan 2,16% pada produk perawatan kulit di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Analisa Laporan Keuangan?
2. Apa yang dimaksud dengan Analisa SWOT?
3. Bagaimana Kondisi Keuangan Perusahaan PT. Martina Berto melalui Analisa ratio?

Page | 4
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah mengetahui kinerja perusahaan
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian analisa laporan keuangan, dan analisa SWOT
2. Mengetahui kondisi laporan keuangan perusahaan yang ditinjau melalui Analisa
Rasio

Page | 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisa Laporan Keuangan

Menurut Sofyan S. Harahap (2006:105), pengertian laporan keuangan adalah suatu


laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
jangka waktu tertentu. Menurut SAK, laporan keuangan adalah bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap, meliputi; neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (arus kas, atau arus dana, catatan, dan laporan lain) serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral darinya.
Menurut Munawir (2002:36) Terdapat dua metode yang dalam menganalisa
laporan keuangan metode horizontal dan metode vertical. Metode horizontal
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan dapat
diketahui perkembangannya. Metode analisa vertical, memperbandingkan antara pos
satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut selama satu periode,
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu juga.

2.2 Analisa Rasio Keuangan


Merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai
kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di
laporan keuangan seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode
tertentu.
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kemampuan
finansialnya dalam jangka pendek.
2. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan nilai penjualan, aktiva, dan modal sendiri.
3. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi semua
kewajiban finansial jangka panjang.
4. Rasio Aktifitas atau Activity Ratio 
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber
daya yang dimilikinya. 

2.3 Analisa SWOT


SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT mengatur
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama Anda ke dalam daftar yang
terorganisir dan biasanya disajikan dalam bilah kisi-kisi yang sederhana.

Page | 6
Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal
perusahaan Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya
termasuk siapa yang ada di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi
Anda. Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar
yang lebih besar. Anda dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman,
tetapi Anda tidak dapat mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing, harga bahan
baku, dan tren belanja pelanggan.

Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data
dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.

Page | 7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PROFIL PT MARTINA BERTO TBK

PT Martina Berto adalah manufaktur, perusahaan pemasaran, serta penelitian &


pengembangan merek yang ada di Martha Tilaar Group. PT Martina Berto pada
Rabu, Desember 8 Maret 2010, pukul 10.00 akan melakukan due dilligence Rapat
dan Paparan Publik, penawaran umum perdana PT Martina Berto Tbk. saham di Ritz
Carlton Hotel Ballroom, Pacific Place dan dengan Januari 2011, PT Martina Berto
akan Go Publik.

Pada tahun 1977, PT Matina Berto berdiri sebagai industri rumah dengan produk
bermerek Sariayu. Pada tahun 1981, perusahaan mendirikan pabrik modern pertama
di Pulo Ayan, Pulogadung Industrial Estate. Pada tahun 1986, pabrik kedua didirikan
pada Pulo Kambing, Pulogadung Industrial Estate.

Pada tahun 1993, perusahaan mengakuisisi pabrik kosmetik PT Cedefindo sebagai


manufaktur kontrak untuk internal dan eksternal. Pada tahun 1995, PT Martina Berto
III didirikan di Gunung Putri, Bogor. Pada tahun 1996 PT Martina Berto menjadi
pabrik kosmetik pertama di Indonesia yang memperoleh 9001 certification.In ISO
2000, perusahaan ini menjadi satu-satunya pendiri Global Compact PBB dari Asia,
juga mendapatkan sertifikat ISO 14001 dan sertifikat GMP: CPKB (Cara Produksi
kosmetika Yang Baik) dan CPOTB (Cara Produksi Obat Tradisional Yang Baik).
Pada tahun 2008, ia dianugerahi "Most Admired Enterprise di ASEAN" kategori
'Inovasi' dari Asean Bussiness Forum.

 VISI DAN MISI PERUSAHAAN


Menjadi perusahaan terkemuka dan kecantikan perawatan spa di dunia dengan produk
berbasis alami dan tradisional dalam penelitian modern dan pengembangan untuk
tujuan memberikan nilai tambah kepada konsumen dan lain-lain.

 SALURAN DISTIBUSI

Saat ini, distribusi produk PT Martina Berto telah menyebar ke setiap pelosok
Indonesia. Produk-produk PT Martina Berto juga telah tersebar di lebih dari 10 negara
di seluruh dunia seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Jepang,
Taiwan, Hong Kong, Jerman, Rusia, Arab Saudi, dan sebagainya. Selanjutnya,
perusahaan akan menempatkan keberadaan di berbagai negara lain, khususnya di Asia
Pasifik.

Page | 8
 PRESTASI

Kinerja dan perkembangan PT Martina Berto memiliki pertumbuhan begitu pesat,


sejumlah penghargaan baik nasional maupun internasional juga telah di tangan. Baru-
baru ini, DR. Martha Tilaar diberikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon
pada UN Global Compact Leaders Summit di New York karena menjalankan
perusahaan yang memiliki program meliputi 10 prinsip Global Compact etika, seperti
hak asasi manusia, tenaga kerja, konservasi pengendapan, dan anti- korupsi sejalan
dengan delapan tujuan pembangunan milenium.

Page | 9
3.2 ANALISIS RASIO

 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi


kewajibannya yang akan jatuh tempo. Rasio likuiditas yang umum digunakan yaitu:

 Rasio Lancar (Current Ratio) : Aktiva Lancar

Utang Lancar

Rasio Lancar
No Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar RL
113.684.498.43
1 2013 453.760.675.834 1 3,991403244
111.683.722.17
2 2014 441.621.631.299 9 3,954216628
149.060.988.24
3 2015 467.304.062.732 6 3,134985674

Pada Rasio ini dihitung untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban janga
pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka
pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo utang. Jika dilihat dari laporan tahunan PT Martina
Berto, Tbk ini bahwa “Rasio Lancar” dari tahun 2013-2015 terjadi penurunan dari
2013-2014 penurunan standar, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan yang drastis.
Ini menandakan terjadi masalah dalam likuiditasnya. Seharusnya rasio lancar yang
baik harus sedang tidak terlalu rendah namun juga tidak terlalu tinggi.

 Rasio Cepat : Aktiva Lancar - Persediaan

Utang Lancar
Rasio Cepat
RC ( Aktiva
No Tahun Lancar-
Aktiva Lancar- Persediaan /
Aktiva Lancar Persediaan Persediaan Utang Lancar UL)
113.684.498.43
1 2013 453.760.675.834 53.263.258.533 400.497.417.301 1 3,522885027
2 2014 441.621.631.299 74.985.171.053 366.636.460.246 111.683.722.17 3,282810181

Page | 10
9
149.060.988.24
3 2015 467.304.062.732 76.682.141.187 390.621.921.545 6 2,620550998

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering
mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian
jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat yang
umumnya dianggap baik adalah 1 (satu). Namun pada laporan tahunan terjadi rasio
cepatnya melebihi nilai 1 (satu), kemungkinan ada fkultuasi harga.

I. Rasio Manajemen Utang (Solvability Ratio)


Kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik jangka
panjang maupun jangka pendek. Dan yang diukur solvabilitas yaitu dari rasio
leverage. Rasio Leverage umumnya yang digunakan ialah :

 Rasio Utang : Total Utang

Total Aktiva

Rasio Utang
TOTAL TOTAL
No Tahun UTANG AKTIVA RU
160.451.280.61 619.383.082.06
1 2013 0 6 0,25905015
180.110.021.47 611.769.745.32 0,29440818
2 2014 4 8 7
214.685.781.27 648.899.377.24 0,33084602
3 2015 4 0 8

Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh
kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi persentasenya, cenderung semakin besar
risiko keuangannya bagi kreditor maupun  pemegang saham. Pada laporan tahunan
PT Martina Berto, Tbk ini terjadi kenaikan dari tahun 2013-2015 meskipun kenaikan
yang wajar namun tetap akan terjadi risiko bagi kreditor maupun  pemegang saham
pada perusahaan tersebut.

 Rasio Laba terhadap Beban Bunga = EBIT

Beban Bunga

Page | 11
EBIT
Laba
terhadap
Laba Sebelum Beban
No Tahun Pajak Beban Bunga Bunga
4.452.016.39 5,16759289
1 2013 23.006.208.262 2 2
6.614.903.33 1,12053677
2 2014 7.412.242.476 4 9
7.458.541.32 2,25690522
3 2015 16.833.220.866 0 4

Rasio ini mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba
operasi (EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan
dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Dan pada laporan tahunan
PT. Martina Berto, Tbk di tahun 2014 terjadi penurunan hingga 4,047056 dan
kenaikan pada tahun 2015 sebesar 3,377442. Jika rasio ini tetap mengalami hal
sepertiini tanpa menyebabkan kegagalan pemenuhan kewajiban tidak menyebabkan
risiko yang berat, namun sebaliknya.

II. Rasio Manajemen Aktiva

 Rasio Perputaran Persediaan : Harga Pokok Penjualan

Rata-Rata Persediaan

Rasio Perputaran Persediaan


No Tahun Rata-Rata RPPersediaa
HPP Persediaan n
315.414.276.30
1 2013 1 53.070.157.667 5,943345378
331.723.960.86
2 2014 3 64.124.214.793 5,173146555
352.531.773.90
3 2015 3 75.833.656.120 4,648750857

Page | 12
Perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagang diganti
atau dijual dalam suatu periode. Apabila perputaran persediaan barang itu cepat,
maka tidak ada masalah bagi perusahaan. Sebaliknya, apabila perputaran  persediaan
barang lambat, hal ini akan mengganggu kelangsungan hidup  perusahaan. Karena
untuk menyimpan barang tersebut akan memerlukan berbagai macam biaya dan
kerugian yang mungkin timbul, misalnya biaya sewa gedung,  biaya pemeliharaan,
biaya bunga, biaya kebakaran, dan lain-lain. Dan perputaran persediaan di PT
Martina Berto, Tbk ini terjadi perputaran yang efektif dan berjalan dengan bagus.

 Rasio Perputaran Piutang : Penjualan

Rata-Rata Piutang Usaha

Rasio Perputaran Piutang


No Tahun Rata-Rata Piutang
Penjualan
Usaha RPPiutang
1 2013 641.284.586.295 283.368.886.471 2,263073389
2 2014 671.398.849.823 141.684.443.236 4,73869138
3 2015 694.782.752.351 70.842.221.618 9,807467023

Perputaran Piutang Usaha adalah Usaha untuk mengukur seberapa sering piutang
usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena
timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil
dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan
perputaran piutang. Apabila perusahaan menunjukkan perputaran piutang semakin
tinggi, maka  perusahaan tersebut mempunyai tingkat rasio yang baik. Oleh karena
dana yang diinvestasikan dalam piutang itu rendah. Sebaliknya, kalau rasionya
semakin rendah berarti dana yang diinvestasikan dalam piutang semakin tinggi, hal
ini disebabkan oleh bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif, ada perubahan
dalam kebijakan pemberian kredit kepada pelanggan. Dilihat pada tahun 2015 terjadi
perputaran yang tinggi ini menandakan perusahaan tersebut dengan posisi rasio yang
baik.

 Rasio Perputaran Total Aktiva : Penjualan

Rata-Rata Total Aktiva

No Tahun Rasio Perputaran Total Aktiva


Penjualan Rata-Rata Aktiva RP

Page | 13
Aktiva
1 2013 641.284.586.295 610.631.879.635 1,0502
2 2014 671.398.849.823 615.576.413.697 1,09068
3 2015 694.782.752.351 635.950.738.817 1,09251

 Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam


rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih
yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta
perusahaan. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang
dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio). Dan pada laporan tahunan perusahaan ini terjadi
perputaran yang dibilang standar tidak naik ataupun tidak turun. Ini menandakan
bahwa risiko dalam penggunaan seluruh harta perusahaannya dibilang tidak terlalu
besar.

 Rasio Marjin Laba Bersih : Laba Bersih

Penjualan

Rasio Marjin Laba Bersih


No Tahun
Laba Bersih Penjualan RMLB
1 2013 16.162.858.075 641.284.586.295 0,025203877
2 2014 2.925.070.199 671.398.849.823 0,00435668
3 2015 -14.056.549.894 694.782.752.351 -0,020231576

Pada Rasio Marjin Laba Bersih yang membandingkan Laba Bersih dibagi dengan
penjualan ini memberikan informasi kepada investor khususnya tentang bagaimana
keadaan laporan tahunan perusahaan tsb. Dan jika dilihat pada tahun 2013 ke 2014
sudah terjadi penurunan yang cukup membuat perusahaan kehilangan banyak
investor yang masuk di perusahaannya. Sedangkan pada tahun 2015 sudah terlihat
cukup drastis bahwa terjadi kerugian hebat yang membuat rasio marjin laba bersih
juga menjadi turun drastis hampir tidak bisa diharapkan lagi. Maka dapat

Page | 14
disimpulkan bahwa keadaan rasio marjin laba bersih PT Martina Berto, Tbk sangat
buruk.

 Basic Earning Power : EBIT

Total Aktiva

Basic Earning Power


No Tahun
EBIT Total Aktiva BEP
1 2013 23.006.208.262 619.383.082.066 0,037143747
2 2014 7.412.242.476 611.769.745.328 0,012116066
3 2015 16.833.220.866 648.899.377.240 0,025941188

Bunga/EBIT (Earning Before Income and Tax) dengan Total Aktiva. Rasio ini
menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum
pengaruh pajak serta bunga. Rasio ini sangat berguna untuk membandingkan
perusahaan dengan situasi pajak yang berbeda dan tingkat bunga yang berbeda. Di
tahun 2013 hingga 2015, PT Martina Berto, Tbk tidak memiliki risiko yang besar
atau dapat dinilai bahwa rasio ini cukup baik.

 ROI : Laba Bersih

Total Aktiva

ROI
No Tahun
Laba Bersih Total Aktiva ROI
1 2013 16.162.858.075 619.383.082.066 0,026095091
2 2014 2.925.070.199 611.769.745.328 0,004781325
3 2015 -14.056.549.894 648.899.377.240 -0,021662141
 

Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets Ratio). ROA
sering disamakan dengan ROI (Return on Investment). Rasio ini dihitung dengan
membagi Laba Bersih dengan Total Aktiva. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak

Page | 15
laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Sama halnya dengan rasio marjin laba bersih, bahwa rasio pengembalian atas total
aktiva juga mengalami keburukan pada laporan tahunannya khususnya pada tahun
2015.

 ROE : Laba Bersih

Ekuitas
ROE
No Tahun
Laba Bersih Ekuitas ROE
1 2013 16.162.858.075 451.318.464.718 0,035812534
2 2014 2.925.070.199 442.892.078.920 0,006604476
3 2015 -14.056.549.894 434.213.595.966 -0,032372432

Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Ekuitas. Rasio ini
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif,
mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal
sendiri atau pemegang saham perusahaan. Karena pada tahun 2015 PT Martina
Berto, Tbk mengalami kerugian yang dahsyat. Maka akan mengakibatkan keburukan
pula pada rasio ini karena rasio ini juga dibandingkan pada laba bersih terhadap
ekuitasnya.

Page | 16
3.3 ANALISIS SWOT

Tabel 1 – Analisis Eksternal

Nome Variabel/ Faktor Dampak Keterangan/ Alasan


r

1. Krisis Ekonomi 1997 yang berlanjut Threats (-) Krisis yang dimulai pada pertengahan
Krisis Multidimensi 1998. 1997 dan mencapai titik kulminasi pada 2
atau 3 bulan awal di tahun 1998
menghambat laju perekonomian
Indonesia, PHK dimana – mana, harga –
harga membumbung tinggi sehingga
menurunkan daya beli masyarakat
(penjualan perusahaan menurun), nilai
rupiah anjlok sehingga harga barang –
barang impor mahal yang terutama
menyusahkan para pengusaha yang
aktivitas produksinya bergantung pada
kegiatan impor (biaya produksi menjadi
tinggi), krisis politik, kerusuhan Mei 1998,
dengan puncaknya mundurnya Presiden
Soeharto.

2. Industri kosmetik kehilangan Threats (-) Penurunan nilai yang dialami dapat
nilainya sekitar 35 – 40% berdampak pada permintaan sehingga
penjualan akan menurun dengan
menurunnya penjulan pemasukan
berkurang dan proses produksi berkurang.

3. Fenomena Brand Switching oleh Threats (-) Dengan adanya krisis yang terjadi
Konsumen membuat pelanggan yang awalnya loyal
pada produk Martina Berto menjadi
beralih ke merek – merek lain. Apalagi
konsumen dari Martina Berto banyak
didominasi dari segmen menengah ke
bawah dimana mereka “tidak setia”.

4. Bahan mentah kerap kali lenyap di Threats (-) Dengan tiba – tiba hilangnya bahan
pasar. mentah di pasar maka bahan mentah
tersebut akan langkah sehingga proses
produksi bisa terhambat bahkan terhenti,
bila adapun dapat dipastikan harganya
akan melambung tinggi.

5. Akibat fluktuasi tajam nilai dolar, Threats (-) Aktivitas tersebut menganggu kegiatan
lalu lintas perdagangan produk Sari ekspor dari produk Sari Ayu karena

Page | 17
Ayu di pasar gelap (Malaysia) konsumen di Malaysia tentunya akan
menjadi marak. membeli produk Sari Ayu dengan harga
yang lebih murah.

6. Karena adanya krisis ekonomi maka Opportunit Dominasi merek – merek global seperti
konsumen di segmen atas dan atas- y (+) Revlon, Estee Lauder, Cmerekque, dan
bawah (loyal) mulai beralih ke Lancome yang selama ini sulit untuk
produk – produk yang lebih murah. ditembus oleh Martina Berto melalui
Maka krisis dapat dijadikan merek produk Biokosnya dengan adanya
“momentum” yang tepat bagi krisis maka moment tersebut dapat
Biokos untuk mempromosikan dimanfaatkan oleh Biokos untuk
produk – produknya ke konsumen di “mengalihkan” konsumen segemen atas
segmen atas dan atas – bawah. dan atas-bawah ke produk – produk
Biokos.

7. Martina Berto dengan merek produk Threats (-) Merek – merek global adalah merek –
Biokosnya kalah dari sisi inovasi merek yang sudah mendunia dan dimiliki
dan citra oleh merek – merek global. oleh perusahaan yang besar tentunya
sehingga dari sisi financial, kapasitas,
pengalaman, riset dan pengembangan, dll
Martina Berto kalah jauh.

8. Merek – merek global kalah dalam Opportunit Memang dari segi inovasi, kapasitas, riset
hal jaringan dengan Martina Berto y (+) dan pengembangan, keuangan Martina
karena konter – konter mereka dapat Berto kalah, namun dari segi jaringan di
dihitung dengan jari dan hanya Indonesia Martina Berto menang.
terdapat di kota – kota besar. Sehingga jangkauan yang dimiliki Martina
Berto tentunya lebih baik dan lebih
dikenal oleh seluruh masyarakat
Indonesia.

9. Konter – konter Martina Berto dapat Threats (-) Dengan adanya pesaing local yang mampu
diimbangi oleh Mustika Ratu menyamai Martina Berto dari segi
walaupun jumlah konter Mustika pemasaran maka Martina Berto harus
Ratu agak lebih sedikit jumlahnya lebih berusaha keras dalam hal pemasaran
dari Martina Berto. misalnya dengan memberikan penasehat
kecantikan, dan lebih mendahului dalam
hal promosi.

10. Promosi dari merek – merek global Opportunit Ketika kondisi perekonomian kurang baik,
lebih mengandalakan aktivitas y (+) adanya fenomena brand switching maka
above the line dan aktivitas below jika promosi yang dilakukan perusahaan
the linenya pun kurang. Sedangkan kurang maka akan kalah bersaing. Karena
merek kosmetik lain yang ketika para pesaing dari Martina Berto
cenderung diklasifikasikan sebagai kurang dalam hal promosi dan terutama
toiletries tidak melakukan aktivitas aktivitas below the line nya maka

Page | 18
below the line dan hanya konsumen akan beralih ke produk –
mengandalkan aktivitas above the produk Martina Berto (Biokos).
line

11. Konsumen Martina Berto (Sari Ayu) Threats (-) Konsumen yang sensitive terhadap harga
yang berada di segmen menengah atau tidak loyal maka ketika ada krisis
dan bawah sensitive terhadap harga/ seperti yang terjadi pada tahun 1997 –
tidak loyal 1998 ataupun ada pesaing baru dengan
harga yang lebih murah muncul maka
sudah akan berpaling/ pindah ke merek
lain.

12. Karena krisis maka prioritas Opportunit Karena dengan perubahan prioritas ini
pelanggan berubah dan lebih y (+) Martina Berto khususnya melalui produk –
terfokus pada functional value produk Sari Ayu nya yakni Lipsik Dwi
seperti kepraktisan, irit, dan tentu warnanya mampu memenuhi keinginan
saja kebutuhan untuk pamer. konsumen ini.

13. Mulai kendurnya aktivitas promosi Opportunit Ketika para pesaing Martina Berto mulai
dari para produsen kosmetik lain y (+) kendur, Martina Berto justru semakin
karena mengurangi belanja promosi gencar dalam berinovasi dan promosi
khususnya periklanan. sehingga produknya dapat dipromosikan
secara efektif.

14. Karena menurunnya permintaan Opportunit Dengan menurunnya biaya iklan maka
iklan di televise maka stasiun – y (+) Martina Berto dapat menghemat biaya
stasiun televise menawarkan iklannya sehingga dapat menekan harga
potongan harga. jual atau meningkatkan keuntungan.

15. Ketika Martina Berto sukses dengan Threats (-) Mulainya muncul pesaing bagi produk
inovasi lipstick dwi warnanya maka Sari Ayu maka dapat mempengaruhi
para pesaing mulai “mencontoh”. konsumen untuk beralih ke merek lain,
Diantaranya Mustika Ratu dengan mungkin karena lebih praktis misalnya
lipstick three in one, Cempaka seperti lipstick three ini one atau dengan
dengan lipstick dua warna, pelangi, harga yang lebih murah. Karena
dll. karakteristik konsumen segmen menengah
dan bawah adalah tidak setia/ sensitive
terhadap harga.

Tabel 2 - Analisis Internal

Page | 19
Nomer Variabel/ Faktor Dampak Keterangan/ Alasan

1. Martha Tilaar sebagai pemilik Strength (+) Martina Berto memiliki seorang owner yang
memiliki reputasi yang bagus di kompeten, memahami core bisnis yang
dunia kecantikan Indonesia artinya digeluti dan update mengenai fashion karena
beliau memiliki pemahaman yang beliau kerap mengunjungi banya negara
bagus mengenai dunia kecantikan, khususnya di Eropa Barat (basis fashion),
dunia fashion, sebagaimana Martha juga seorang business woman yang
diketahui Martha kerap mengikuti tergabung juga dengan berbagai asosiasi
perekembangan dunia fashion di sehingga dikenal dan memiliki banyak
dunia dan dicocokan dengan kondisi jaringan dan yang terpenting telah diakui di
Indonesia, Martha Tilaar juga Indonesia bahkan dari endorser brand
merupakan seorang business women menjadi driver brand maka Martha Tilaar
yang juga aktif dalam berbagai mampu untuk mengembangkan dan
asosiasi artinya memiliki jaringan membesarkan Martina Berto dari segi
yang luas. produk, pemasaran, inovasi, jaringan,
pelayanan kecantikan, dll sehingga Martina
Berto dapat menjadi salah satu perusahan
yang bergerak di bidang kosmetik terbesar
di Indonesia dan bahkan mampu untuk turut
bersaing dengan merek – merek global.

2. Memiliki para manajer atau tim Strength (+) Para Manajer Martina Berto merupakan
manajemen yang kompeten dan orang – orang yang selalu update dengan
update terhadap kondisi pasar. mengikuti perkembangan pasar dan mampu
bersikap fleksibel dengan mengikuti kondisi
pasar dan keinganan konsumen. Dan Para
Manajer Martina Berto juga merupakan
orang yang kompeten, selalu berusaha
membantu perusahaan (terutama saat krisis),
dan loyal terhadap pemilik yakni Martha
Tilaar serta mampu untuk bekerja sama
dengan baik.

3. Martina Berto memiliki 2 merek Strength (+) Dengan adanya dua merek ini maka Martina
yakni Biokos untuk konsumen kelas Berto memiliki jangkauan pasar yang luas
atas dan atas – bawah dan Sari Ayu dan dapat dikatakan dari semua kalangan
untuk konsumen kelas menengah ke sehingga omset penjualan semakin besar
bawah. dan dapat juga saling menutupi, misalkan
penjulan di merek Biokos lesu maka dapat
mengandalkan merek Sari Ayu yang juga
merupakan segmen pasar terbesar yang
dimiliki Martina Berto.

4. Martina Berto memiliki jaringan Strength (+) Sejalan dengan disebutkan oleh Martha

Page | 20
pemasaran/ saluran distribusi yang Tilaar dan para manajer dari Martina Berto
luas dan menjangkau berbagai bahwa dalam industry kosmetik hal yang
daerah di Indonesia. Martina Berto terpenting adalah pendidikan (konsultasi
memiliki 2.218 konter dan 25.374 dan nasehat kecantikan) ke konsumen,
rantai gerai. maka dengan memiliki jaringan pemasaran
atau saluran distribusi yang luas maka dapat
menjadi suatu sinergi yang bagus. Selain itu
dalam hal promosi baik produk maupun
brand imagenya dengan luasnya jaringan
pemsaran maka produk – produk Martina
Berto dan brand image seperti Sari Ayu
akan lebih dikenal dan mampu
meningkatkan penjulan.

5. Biokos dengan produk dan Strength (+) Biokos memang sejak awal dirancang untuk
kemasannya. berkompetisi dengan dan menghalangi
ekspansi merek – merek global di Indonesia
maka dari itu produk – produk Biokos
dirancang untuk mengekspresikan suatu
citra barat modern. Dari segi formula
maupun unsur Biokos merujuk ke Eropa
atau Amerika Serikat dengan konsep dasar
alami namun modern sedangkan dari segi
kemasan, didominasi warna putih, dengan
bentuk – bentuk modern, diekspresikan
dalam Bahasa Inggris, Tipologi dan logo
Biokos juga sederhana dan kasual sehingga
produk – produk Biokos menghilangkan
kesan Indonesia di dalamnya dan “sama”
dengan merek – merek global atau
internasional.

6. Sari Ayu dengan produk dan Strength (+) Jika produk – produk Biokos lebih
kemasannya. mengarah pada unsur modern/ Barat maka
produk – produk dari Sari Ayu lebih
mengarah pada unsure Indonesia/ local. Sari
Ayu secara konsisten menggunakan formula
maupun unsur – unsur tradisional Indonesia.
Baik dari segi kandungan produk maupun
kemasan semuanya bernuansa Indonesia.
Sebagai contoh adalah Lipstick Dwi Warna
yang merujuk pada keanekaragaman budaya
di Indonesia.

7. Cara promosi yang dilakukan oleh Strength (+) Pemahaman yang baik dari manajer Martina

Page | 21
Martina Berto khususnya untuk Berto bahwa cara promosi yang paling
Biokos berbeda/ unik yakni dengan efektif untuk industry kosmetik adalah
menyediakan para penasehat konsultasi dan nasehat kecantikan maka
kecantikan untuk aktivitas konsultasi keputusan mengenai cara Martina Berto
dan nasehat kecantikan dengan berpromosi khususnya untuk produk –
dukungan jaringan promosi. produk Biokos. Maka “ keunikan “ dari
(Aktivitas Below The Line ) proses promosi ini mampu “ merebut “
konsumen – konsumen dari merek – merek
global sehingga pada akhirnya meskipun
kenaikan penjulan Biokos hanya 2% namun
dari segi nilai penjulan Biokoks naik 40%.
Dan kondisi ini berlangusng pada saat
terjadinya tren penurunan di Industri
Kosmetik.

8. Inovasi –SS inovasi yang bagus dari Strength (+) Sebagaimana yang dikatakan oleh Martha
Martina Berto – Sari Ayu Tilaar, “ Penting diingat bahwa dalam
industry kosmetik – khususnya dengan
produk – produk dekoratif seperti lipstick –
inovasi merupakan suatu keharusan dan
mungkin menjadi keunggulan utama untuk
bersaing, sehingga Sari Ayu harus
menempatkan inovasi sebgai prioritas
puncaknya.” Inovasi – inovasi yang
dilakukan oleh Sari Ayu diantaranya Inovasi
Tabir Surya Sari Ayu pada Trend warna Sari
Ayu tahun 1997 dan Inovasi dalam Trend
Warna Sari Ayu tahun 1998 dengan
penciptaan Lipstick Dwi Warna, sebuah
produk yang diluncurkan pada akhir tahun
1997 dan terbukti mampu menjadi penolong
Sari Ayu selama krisis yakni dengan
mencegah migrasi dari para konsumen Sari
Ayu ke merek lain/ mempertahankan citra
mereknya.

9. Memiliki Program Trend Warna Sari Strength (+) Program ini menyediakan informasi bagi
Ayu tiap tahunnya yang menjadi public mengenai tren kecantikan yang
dasar penciptaan produk baru. mungkin dominan di tahun berikutnya. Dan
produk - produk Sari Ayu sendiri mengikuti
tren warna ini. Program ini dipelopori oleh
Martha Tilaar dan sejauh ini telah
menghasilkan 12 trend warna sejak 1987
dan sejak ini Tren Warna Sari Ayu telah
menjadi rujukan dan barometer dunia

Page | 22
kecantikan di Indonesia dan telah
mendapatkan dukungan luas dari para
perancang Indonesia.

10. Memiliki strategi komunikasi yang Strength (+) Baik program below the line yang lebih
baik dengan pelanggan. difokusnya untuk Biokos maupun aktivitas
above the line nya untuk Biokos dan Sari
Ayu, Martina Berto selalu berusaha untuk
memperkenalkan produk – produknya
dengan baik pada pelanggan dan terbukti
efektif, dengan beralihnya pelanggan
segmen atas dan atas- bawah ke produk –
produk Biokos.

11. Martina Berto, Martha Tilaar mampu Strength (+) Dengan cara berpikir demikian maka
untuk berpikir dengan tidak selalu Martina Berto akan selalu berusaha untuk
mengandalkan Program Trend menciptakan sesuatu yang baru (inovatif)
Warna Sari Ayu nya. dan tidak “puas” dengan apa yang telah
dicapai.

12. Kesuksesan produk Lipstick Dwi Weaknesse Sari Ayu “hanya” mampu memberikan
Warna tidak mampu meningkatkan s (-) inovasi melalui Lipstick Dwi Warna nya.
pendapatan total Sari Ayu. Namun Kontribusi penjulan lipstick hanya 10% dari
dari segi mempertahakan ekuitas pendapatan total Sari Ayu. Sehingga
merek Lipstick Dwi Warna hadirnya produk Lipstick Dwi Warna tidak
merupakan suatu oasis di tengah mampu berkontribusi banyak pada
padang gurun krisis ekonomi. pendapatan Sari Ayu.

13. Strategi Marketing Public Relations Strength (+) Strategi MPR ini ditujukan untuk meraih
(MPR). sasaran jangka panjang. Dalam strategi
MPR Martina Berto memiliki pendekatan
yang unik dimana hal ini dilakukan melalui
pribadi Martha Tilaar yang dijadikan
endorser brand bagi produk – produk
Martina Berto dan lebih jauh lagi Martha
Tilaar mampu menjadi driver brand yang
mampu mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan.

14. Martha Tilaar sebagai sebuah merek Strength (+) Komponen pertama adalah dunia fashion
memiliki empat komponen identitas yakni mengkaitkan Ibu Martha Tilaar
merek yang saling terjalin dan dengan dunia fashion seperti Kontes Putri
sinergis. Ayu Indonesia, dll. Komponen kedua adalah
citra Martha Tilaar sebagai seorang business
woman terkemuka, dimana beliau menjadi
anggota berbagai organisasi. Komponen

Page | 23
ketiga adalah dunia pendidikan, terutama
dalam bidang kecantikan dan komponen
yang terakhir adalah aktivitas social dan
cultural. Keempat komponen ini merupakan
suatu sinergi yang kuat bagi sebuah merek,
yakni Martha Tilaar sehingga citra merek ini
di mata konsumen kuat.

15. Aktivitas rutin MPR, seperti fashion Strength (+) Aktivitas – aktivitas rutin MPR dilakukan
show, seminar, kontes kecantikan untuk mempertahankan maupun
aktivitas ini juga mencakup aktivitas memperkuat citra merek pada konsumen
– aktivitas social diantaranya dengan menambahkan kegiatan yang
membantu mereka yang kekurangan bernuansa “ amal “ maka citra produk Sari
untuk mengatasi dapak negative Ayu akan semakin kuat dan lebih luas lagi
krisis ekonomi. adalah Martina Berto sebagai sebuah group.

Page | 24
BAB IV

PENUTUP
 

KESIMPULAN :

Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimanadapat membantu


para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya
jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil
resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi
pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai
mengelola dan berdoa.

DAFTAR PUSTAKA :

https://www.academia.edu/13857483/Analisis_Strengths_Weaknesses_Opportunities_Threat
s_untuk_PT._Martina_Berto_Tbk

https://id.wikipedia.org/wiki/Martina_Berto

https://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-analisis-swot/

Page | 25

Anda mungkin juga menyukai