Disusun Oleh:
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2020
Page | 1
HALAMAN JUDUL......................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6
2.1 Pengertian Analisa Laporan.................................................................................6
2.2 Pengertian Analisa Rasio.....................................................................................6
2.3 Pengertian Analisa SWOT...................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................8
3.1 Profil Pt Martina Berto Tbk................................................................................8
3.2 Analisa Rasio......................................................................................................10
3.3 Analisa SWOT....................................................................................................17
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................25
KESIMPULAN...............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................25
Page | 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan makalah yang saya beri judul “Analisis Laporan Keuangan pada PT.
Timah Tbk Pada Tahun 2018)” ini telah terselesaikan.
Makalah ini merupakan tugas pengganti Ujian Akhir Semester pada kelas Akuntansi
A3 Semester 5 dari mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dengan dosen pengampu Wulan
Budi Astusi, SE., M.Si
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca,
meskipun makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.
Page | 3
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Martina Berto Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi kosmetik dan
jamu yang bermarkas ini didirikan di Jakarta, Indonesia. Perusahaan pada tahun 1977.
Perusahaan ini memproduksi berbagai macam-macam bahan kosmetik dan telah diekspor ke
berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Jepang, Hong
Kong, & Taiwan di Asia, Yunani, dan Timur Tengah. Pada tahun 2012, Perusahaan memiliki
pangsa pasar sebesar 2,8% pada kecantikan & produk perawatan pribadi, 12,7% pada
kosmetik warna dan 2,16% pada produk perawatan kulit di Indonesia.
Page | 4
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari analisis ini adalah mengetahui kinerja perusahaan
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian analisa laporan keuangan, dan analisa SWOT
2. Mengetahui kondisi laporan keuangan perusahaan yang ditinjau melalui Analisa
Rasio
Page | 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page | 6
Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) adalah berasal dari internal
perusahaan Anda. hal-hal yang dapat Anda kontrol dan dapat berubah. Contohnya
termasuk siapa yang ada di tim Anda, paten dan properti intelektual Anda, dan lokasi
Anda. Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman) adalah hal eksternal yang
mempengaruhi bisnis atau hal-hal yang terjadi di luar perusahaan Anda pada pasar
yang lebih besar. Anda dapat memanfaatkan peluang dan melindungi dari ancaman,
tetapi Anda tidak dapat mengubahnya. Contohnya termasuk pesaing, harga bahan
baku, dan tren belanja pelanggan.
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada
Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data
dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Page | 7
BAB III
PEMBAHASAN
Pada tahun 1977, PT Matina Berto berdiri sebagai industri rumah dengan produk
bermerek Sariayu. Pada tahun 1981, perusahaan mendirikan pabrik modern pertama
di Pulo Ayan, Pulogadung Industrial Estate. Pada tahun 1986, pabrik kedua didirikan
pada Pulo Kambing, Pulogadung Industrial Estate.
SALURAN DISTIBUSI
Saat ini, distribusi produk PT Martina Berto telah menyebar ke setiap pelosok
Indonesia. Produk-produk PT Martina Berto juga telah tersebar di lebih dari 10 negara
di seluruh dunia seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Jepang,
Taiwan, Hong Kong, Jerman, Rusia, Arab Saudi, dan sebagainya. Selanjutnya,
perusahaan akan menempatkan keberadaan di berbagai negara lain, khususnya di Asia
Pasifik.
Page | 8
PRESTASI
Page | 9
3.2 ANALISIS RASIO
Utang Lancar
Rasio Lancar
No Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar RL
113.684.498.43
1 2013 453.760.675.834 1 3,991403244
111.683.722.17
2 2014 441.621.631.299 9 3,954216628
149.060.988.24
3 2015 467.304.062.732 6 3,134985674
Pada Rasio ini dihitung untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban janga
pendek, karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka
pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo utang. Jika dilihat dari laporan tahunan PT Martina
Berto, Tbk ini bahwa “Rasio Lancar” dari tahun 2013-2015 terjadi penurunan dari
2013-2014 penurunan standar, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan yang drastis.
Ini menandakan terjadi masalah dalam likuiditasnya. Seharusnya rasio lancar yang
baik harus sedang tidak terlalu rendah namun juga tidak terlalu tinggi.
Utang Lancar
Rasio Cepat
RC ( Aktiva
No Tahun Lancar-
Aktiva Lancar- Persediaan /
Aktiva Lancar Persediaan Persediaan Utang Lancar UL)
113.684.498.43
1 2013 453.760.675.834 53.263.258.533 400.497.417.301 1 3,522885027
2 2014 441.621.631.299 74.985.171.053 366.636.460.246 111.683.722.17 3,282810181
Page | 10
9
149.060.988.24
3 2015 467.304.062.732 76.682.141.187 390.621.921.545 6 2,620550998
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering
mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian
jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat yang
umumnya dianggap baik adalah 1 (satu). Namun pada laporan tahunan terjadi rasio
cepatnya melebihi nilai 1 (satu), kemungkinan ada fkultuasi harga.
Total Aktiva
Rasio Utang
TOTAL TOTAL
No Tahun UTANG AKTIVA RU
160.451.280.61 619.383.082.06
1 2013 0 6 0,25905015
180.110.021.47 611.769.745.32 0,29440818
2 2014 4 8 7
214.685.781.27 648.899.377.24 0,33084602
3 2015 4 0 8
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh
kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi persentasenya, cenderung semakin besar
risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham. Pada laporan tahunan
PT Martina Berto, Tbk ini terjadi kenaikan dari tahun 2013-2015 meskipun kenaikan
yang wajar namun tetap akan terjadi risiko bagi kreditor maupun pemegang saham
pada perusahaan tersebut.
Beban Bunga
Page | 11
EBIT
Laba
terhadap
Laba Sebelum Beban
No Tahun Pajak Beban Bunga Bunga
4.452.016.39 5,16759289
1 2013 23.006.208.262 2 2
6.614.903.33 1,12053677
2 2014 7.412.242.476 4 9
7.458.541.32 2,25690522
3 2015 16.833.220.866 0 4
Rasio ini mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba
operasi (EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan
dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Dan pada laporan tahunan
PT. Martina Berto, Tbk di tahun 2014 terjadi penurunan hingga 4,047056 dan
kenaikan pada tahun 2015 sebesar 3,377442. Jika rasio ini tetap mengalami hal
sepertiini tanpa menyebabkan kegagalan pemenuhan kewajiban tidak menyebabkan
risiko yang berat, namun sebaliknya.
Rata-Rata Persediaan
Page | 12
Perputaran ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagang diganti
atau dijual dalam suatu periode. Apabila perputaran persediaan barang itu cepat,
maka tidak ada masalah bagi perusahaan. Sebaliknya, apabila perputaran persediaan
barang lambat, hal ini akan mengganggu kelangsungan hidup perusahaan. Karena
untuk menyimpan barang tersebut akan memerlukan berbagai macam biaya dan
kerugian yang mungkin timbul, misalnya biaya sewa gedung, biaya pemeliharaan,
biaya bunga, biaya kebakaran, dan lain-lain. Dan perputaran persediaan di PT
Martina Berto, Tbk ini terjadi perputaran yang efektif dan berjalan dengan bagus.
Perputaran Piutang Usaha adalah Usaha untuk mengukur seberapa sering piutang
usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena
timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil
dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan
perputaran piutang. Apabila perusahaan menunjukkan perputaran piutang semakin
tinggi, maka perusahaan tersebut mempunyai tingkat rasio yang baik. Oleh karena
dana yang diinvestasikan dalam piutang itu rendah. Sebaliknya, kalau rasionya
semakin rendah berarti dana yang diinvestasikan dalam piutang semakin tinggi, hal
ini disebabkan oleh bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif, ada perubahan
dalam kebijakan pemberian kredit kepada pelanggan. Dilihat pada tahun 2015 terjadi
perputaran yang tinggi ini menandakan perusahaan tersebut dengan posisi rasio yang
baik.
Page | 13
Aktiva
1 2013 641.284.586.295 610.631.879.635 1,0502
2 2014 671.398.849.823 615.576.413.697 1,09068
3 2015 694.782.752.351 635.950.738.817 1,09251
Penjualan
Pada Rasio Marjin Laba Bersih yang membandingkan Laba Bersih dibagi dengan
penjualan ini memberikan informasi kepada investor khususnya tentang bagaimana
keadaan laporan tahunan perusahaan tsb. Dan jika dilihat pada tahun 2013 ke 2014
sudah terjadi penurunan yang cukup membuat perusahaan kehilangan banyak
investor yang masuk di perusahaannya. Sedangkan pada tahun 2015 sudah terlihat
cukup drastis bahwa terjadi kerugian hebat yang membuat rasio marjin laba bersih
juga menjadi turun drastis hampir tidak bisa diharapkan lagi. Maka dapat
Page | 14
disimpulkan bahwa keadaan rasio marjin laba bersih PT Martina Berto, Tbk sangat
buruk.
Total Aktiva
Bunga/EBIT (Earning Before Income and Tax) dengan Total Aktiva. Rasio ini
menunjukkan kemampuan menghasilkan laba dari aktiva perusahaan, sebelum
pengaruh pajak serta bunga. Rasio ini sangat berguna untuk membandingkan
perusahaan dengan situasi pajak yang berbeda dan tingkat bunga yang berbeda. Di
tahun 2013 hingga 2015, PT Martina Berto, Tbk tidak memiliki risiko yang besar
atau dapat dinilai bahwa rasio ini cukup baik.
Total Aktiva
ROI
No Tahun
Laba Bersih Total Aktiva ROI
1 2013 16.162.858.075 619.383.082.066 0,026095091
2 2014 2.925.070.199 611.769.745.328 0,004781325
3 2015 -14.056.549.894 648.899.377.240 -0,021662141
Rasio Pengembalian Atas Total Aktiva atau ROA (Return on Assets Ratio). ROA
sering disamakan dengan ROI (Return on Investment). Rasio ini dihitung dengan
membagi Laba Bersih dengan Total Aktiva. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak
Page | 15
laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Sama halnya dengan rasio marjin laba bersih, bahwa rasio pengembalian atas total
aktiva juga mengalami keburukan pada laporan tahunannya khususnya pada tahun
2015.
Ekuitas
ROE
No Tahun
Laba Bersih Ekuitas ROE
1 2013 16.162.858.075 451.318.464.718 0,035812534
2 2014 2.925.070.199 442.892.078.920 0,006604476
3 2015 -14.056.549.894 434.213.595.966 -0,032372432
Rasio ini dihitung dengan membagi Laba Bersih dengan Ekuitas. Rasio ini
memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif,
mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal
sendiri atau pemegang saham perusahaan. Karena pada tahun 2015 PT Martina
Berto, Tbk mengalami kerugian yang dahsyat. Maka akan mengakibatkan keburukan
pula pada rasio ini karena rasio ini juga dibandingkan pada laba bersih terhadap
ekuitasnya.
Page | 16
3.3 ANALISIS SWOT
1. Krisis Ekonomi 1997 yang berlanjut Threats (-) Krisis yang dimulai pada pertengahan
Krisis Multidimensi 1998. 1997 dan mencapai titik kulminasi pada 2
atau 3 bulan awal di tahun 1998
menghambat laju perekonomian
Indonesia, PHK dimana – mana, harga –
harga membumbung tinggi sehingga
menurunkan daya beli masyarakat
(penjualan perusahaan menurun), nilai
rupiah anjlok sehingga harga barang –
barang impor mahal yang terutama
menyusahkan para pengusaha yang
aktivitas produksinya bergantung pada
kegiatan impor (biaya produksi menjadi
tinggi), krisis politik, kerusuhan Mei 1998,
dengan puncaknya mundurnya Presiden
Soeharto.
2. Industri kosmetik kehilangan Threats (-) Penurunan nilai yang dialami dapat
nilainya sekitar 35 – 40% berdampak pada permintaan sehingga
penjualan akan menurun dengan
menurunnya penjulan pemasukan
berkurang dan proses produksi berkurang.
3. Fenomena Brand Switching oleh Threats (-) Dengan adanya krisis yang terjadi
Konsumen membuat pelanggan yang awalnya loyal
pada produk Martina Berto menjadi
beralih ke merek – merek lain. Apalagi
konsumen dari Martina Berto banyak
didominasi dari segmen menengah ke
bawah dimana mereka “tidak setia”.
4. Bahan mentah kerap kali lenyap di Threats (-) Dengan tiba – tiba hilangnya bahan
pasar. mentah di pasar maka bahan mentah
tersebut akan langkah sehingga proses
produksi bisa terhambat bahkan terhenti,
bila adapun dapat dipastikan harganya
akan melambung tinggi.
5. Akibat fluktuasi tajam nilai dolar, Threats (-) Aktivitas tersebut menganggu kegiatan
lalu lintas perdagangan produk Sari ekspor dari produk Sari Ayu karena
Page | 17
Ayu di pasar gelap (Malaysia) konsumen di Malaysia tentunya akan
menjadi marak. membeli produk Sari Ayu dengan harga
yang lebih murah.
6. Karena adanya krisis ekonomi maka Opportunit Dominasi merek – merek global seperti
konsumen di segmen atas dan atas- y (+) Revlon, Estee Lauder, Cmerekque, dan
bawah (loyal) mulai beralih ke Lancome yang selama ini sulit untuk
produk – produk yang lebih murah. ditembus oleh Martina Berto melalui
Maka krisis dapat dijadikan merek produk Biokosnya dengan adanya
“momentum” yang tepat bagi krisis maka moment tersebut dapat
Biokos untuk mempromosikan dimanfaatkan oleh Biokos untuk
produk – produknya ke konsumen di “mengalihkan” konsumen segemen atas
segmen atas dan atas – bawah. dan atas-bawah ke produk – produk
Biokos.
7. Martina Berto dengan merek produk Threats (-) Merek – merek global adalah merek –
Biokosnya kalah dari sisi inovasi merek yang sudah mendunia dan dimiliki
dan citra oleh merek – merek global. oleh perusahaan yang besar tentunya
sehingga dari sisi financial, kapasitas,
pengalaman, riset dan pengembangan, dll
Martina Berto kalah jauh.
8. Merek – merek global kalah dalam Opportunit Memang dari segi inovasi, kapasitas, riset
hal jaringan dengan Martina Berto y (+) dan pengembangan, keuangan Martina
karena konter – konter mereka dapat Berto kalah, namun dari segi jaringan di
dihitung dengan jari dan hanya Indonesia Martina Berto menang.
terdapat di kota – kota besar. Sehingga jangkauan yang dimiliki Martina
Berto tentunya lebih baik dan lebih
dikenal oleh seluruh masyarakat
Indonesia.
9. Konter – konter Martina Berto dapat Threats (-) Dengan adanya pesaing local yang mampu
diimbangi oleh Mustika Ratu menyamai Martina Berto dari segi
walaupun jumlah konter Mustika pemasaran maka Martina Berto harus
Ratu agak lebih sedikit jumlahnya lebih berusaha keras dalam hal pemasaran
dari Martina Berto. misalnya dengan memberikan penasehat
kecantikan, dan lebih mendahului dalam
hal promosi.
10. Promosi dari merek – merek global Opportunit Ketika kondisi perekonomian kurang baik,
lebih mengandalakan aktivitas y (+) adanya fenomena brand switching maka
above the line dan aktivitas below jika promosi yang dilakukan perusahaan
the linenya pun kurang. Sedangkan kurang maka akan kalah bersaing. Karena
merek kosmetik lain yang ketika para pesaing dari Martina Berto
cenderung diklasifikasikan sebagai kurang dalam hal promosi dan terutama
toiletries tidak melakukan aktivitas aktivitas below the line nya maka
Page | 18
below the line dan hanya konsumen akan beralih ke produk –
mengandalkan aktivitas above the produk Martina Berto (Biokos).
line
11. Konsumen Martina Berto (Sari Ayu) Threats (-) Konsumen yang sensitive terhadap harga
yang berada di segmen menengah atau tidak loyal maka ketika ada krisis
dan bawah sensitive terhadap harga/ seperti yang terjadi pada tahun 1997 –
tidak loyal 1998 ataupun ada pesaing baru dengan
harga yang lebih murah muncul maka
sudah akan berpaling/ pindah ke merek
lain.
12. Karena krisis maka prioritas Opportunit Karena dengan perubahan prioritas ini
pelanggan berubah dan lebih y (+) Martina Berto khususnya melalui produk –
terfokus pada functional value produk Sari Ayu nya yakni Lipsik Dwi
seperti kepraktisan, irit, dan tentu warnanya mampu memenuhi keinginan
saja kebutuhan untuk pamer. konsumen ini.
13. Mulai kendurnya aktivitas promosi Opportunit Ketika para pesaing Martina Berto mulai
dari para produsen kosmetik lain y (+) kendur, Martina Berto justru semakin
karena mengurangi belanja promosi gencar dalam berinovasi dan promosi
khususnya periklanan. sehingga produknya dapat dipromosikan
secara efektif.
14. Karena menurunnya permintaan Opportunit Dengan menurunnya biaya iklan maka
iklan di televise maka stasiun – y (+) Martina Berto dapat menghemat biaya
stasiun televise menawarkan iklannya sehingga dapat menekan harga
potongan harga. jual atau meningkatkan keuntungan.
15. Ketika Martina Berto sukses dengan Threats (-) Mulainya muncul pesaing bagi produk
inovasi lipstick dwi warnanya maka Sari Ayu maka dapat mempengaruhi
para pesaing mulai “mencontoh”. konsumen untuk beralih ke merek lain,
Diantaranya Mustika Ratu dengan mungkin karena lebih praktis misalnya
lipstick three in one, Cempaka seperti lipstick three ini one atau dengan
dengan lipstick dua warna, pelangi, harga yang lebih murah. Karena
dll. karakteristik konsumen segmen menengah
dan bawah adalah tidak setia/ sensitive
terhadap harga.
Page | 19
Nomer Variabel/ Faktor Dampak Keterangan/ Alasan
1. Martha Tilaar sebagai pemilik Strength (+) Martina Berto memiliki seorang owner yang
memiliki reputasi yang bagus di kompeten, memahami core bisnis yang
dunia kecantikan Indonesia artinya digeluti dan update mengenai fashion karena
beliau memiliki pemahaman yang beliau kerap mengunjungi banya negara
bagus mengenai dunia kecantikan, khususnya di Eropa Barat (basis fashion),
dunia fashion, sebagaimana Martha juga seorang business woman yang
diketahui Martha kerap mengikuti tergabung juga dengan berbagai asosiasi
perekembangan dunia fashion di sehingga dikenal dan memiliki banyak
dunia dan dicocokan dengan kondisi jaringan dan yang terpenting telah diakui di
Indonesia, Martha Tilaar juga Indonesia bahkan dari endorser brand
merupakan seorang business women menjadi driver brand maka Martha Tilaar
yang juga aktif dalam berbagai mampu untuk mengembangkan dan
asosiasi artinya memiliki jaringan membesarkan Martina Berto dari segi
yang luas. produk, pemasaran, inovasi, jaringan,
pelayanan kecantikan, dll sehingga Martina
Berto dapat menjadi salah satu perusahan
yang bergerak di bidang kosmetik terbesar
di Indonesia dan bahkan mampu untuk turut
bersaing dengan merek – merek global.
2. Memiliki para manajer atau tim Strength (+) Para Manajer Martina Berto merupakan
manajemen yang kompeten dan orang – orang yang selalu update dengan
update terhadap kondisi pasar. mengikuti perkembangan pasar dan mampu
bersikap fleksibel dengan mengikuti kondisi
pasar dan keinganan konsumen. Dan Para
Manajer Martina Berto juga merupakan
orang yang kompeten, selalu berusaha
membantu perusahaan (terutama saat krisis),
dan loyal terhadap pemilik yakni Martha
Tilaar serta mampu untuk bekerja sama
dengan baik.
3. Martina Berto memiliki 2 merek Strength (+) Dengan adanya dua merek ini maka Martina
yakni Biokos untuk konsumen kelas Berto memiliki jangkauan pasar yang luas
atas dan atas – bawah dan Sari Ayu dan dapat dikatakan dari semua kalangan
untuk konsumen kelas menengah ke sehingga omset penjualan semakin besar
bawah. dan dapat juga saling menutupi, misalkan
penjulan di merek Biokos lesu maka dapat
mengandalkan merek Sari Ayu yang juga
merupakan segmen pasar terbesar yang
dimiliki Martina Berto.
4. Martina Berto memiliki jaringan Strength (+) Sejalan dengan disebutkan oleh Martha
Page | 20
pemasaran/ saluran distribusi yang Tilaar dan para manajer dari Martina Berto
luas dan menjangkau berbagai bahwa dalam industry kosmetik hal yang
daerah di Indonesia. Martina Berto terpenting adalah pendidikan (konsultasi
memiliki 2.218 konter dan 25.374 dan nasehat kecantikan) ke konsumen,
rantai gerai. maka dengan memiliki jaringan pemasaran
atau saluran distribusi yang luas maka dapat
menjadi suatu sinergi yang bagus. Selain itu
dalam hal promosi baik produk maupun
brand imagenya dengan luasnya jaringan
pemsaran maka produk – produk Martina
Berto dan brand image seperti Sari Ayu
akan lebih dikenal dan mampu
meningkatkan penjulan.
5. Biokos dengan produk dan Strength (+) Biokos memang sejak awal dirancang untuk
kemasannya. berkompetisi dengan dan menghalangi
ekspansi merek – merek global di Indonesia
maka dari itu produk – produk Biokos
dirancang untuk mengekspresikan suatu
citra barat modern. Dari segi formula
maupun unsur Biokos merujuk ke Eropa
atau Amerika Serikat dengan konsep dasar
alami namun modern sedangkan dari segi
kemasan, didominasi warna putih, dengan
bentuk – bentuk modern, diekspresikan
dalam Bahasa Inggris, Tipologi dan logo
Biokos juga sederhana dan kasual sehingga
produk – produk Biokos menghilangkan
kesan Indonesia di dalamnya dan “sama”
dengan merek – merek global atau
internasional.
6. Sari Ayu dengan produk dan Strength (+) Jika produk – produk Biokos lebih
kemasannya. mengarah pada unsur modern/ Barat maka
produk – produk dari Sari Ayu lebih
mengarah pada unsure Indonesia/ local. Sari
Ayu secara konsisten menggunakan formula
maupun unsur – unsur tradisional Indonesia.
Baik dari segi kandungan produk maupun
kemasan semuanya bernuansa Indonesia.
Sebagai contoh adalah Lipstick Dwi Warna
yang merujuk pada keanekaragaman budaya
di Indonesia.
7. Cara promosi yang dilakukan oleh Strength (+) Pemahaman yang baik dari manajer Martina
Page | 21
Martina Berto khususnya untuk Berto bahwa cara promosi yang paling
Biokos berbeda/ unik yakni dengan efektif untuk industry kosmetik adalah
menyediakan para penasehat konsultasi dan nasehat kecantikan maka
kecantikan untuk aktivitas konsultasi keputusan mengenai cara Martina Berto
dan nasehat kecantikan dengan berpromosi khususnya untuk produk –
dukungan jaringan promosi. produk Biokos. Maka “ keunikan “ dari
(Aktivitas Below The Line ) proses promosi ini mampu “ merebut “
konsumen – konsumen dari merek – merek
global sehingga pada akhirnya meskipun
kenaikan penjulan Biokos hanya 2% namun
dari segi nilai penjulan Biokoks naik 40%.
Dan kondisi ini berlangusng pada saat
terjadinya tren penurunan di Industri
Kosmetik.
8. Inovasi –SS inovasi yang bagus dari Strength (+) Sebagaimana yang dikatakan oleh Martha
Martina Berto – Sari Ayu Tilaar, “ Penting diingat bahwa dalam
industry kosmetik – khususnya dengan
produk – produk dekoratif seperti lipstick –
inovasi merupakan suatu keharusan dan
mungkin menjadi keunggulan utama untuk
bersaing, sehingga Sari Ayu harus
menempatkan inovasi sebgai prioritas
puncaknya.” Inovasi – inovasi yang
dilakukan oleh Sari Ayu diantaranya Inovasi
Tabir Surya Sari Ayu pada Trend warna Sari
Ayu tahun 1997 dan Inovasi dalam Trend
Warna Sari Ayu tahun 1998 dengan
penciptaan Lipstick Dwi Warna, sebuah
produk yang diluncurkan pada akhir tahun
1997 dan terbukti mampu menjadi penolong
Sari Ayu selama krisis yakni dengan
mencegah migrasi dari para konsumen Sari
Ayu ke merek lain/ mempertahankan citra
mereknya.
9. Memiliki Program Trend Warna Sari Strength (+) Program ini menyediakan informasi bagi
Ayu tiap tahunnya yang menjadi public mengenai tren kecantikan yang
dasar penciptaan produk baru. mungkin dominan di tahun berikutnya. Dan
produk - produk Sari Ayu sendiri mengikuti
tren warna ini. Program ini dipelopori oleh
Martha Tilaar dan sejauh ini telah
menghasilkan 12 trend warna sejak 1987
dan sejak ini Tren Warna Sari Ayu telah
menjadi rujukan dan barometer dunia
Page | 22
kecantikan di Indonesia dan telah
mendapatkan dukungan luas dari para
perancang Indonesia.
10. Memiliki strategi komunikasi yang Strength (+) Baik program below the line yang lebih
baik dengan pelanggan. difokusnya untuk Biokos maupun aktivitas
above the line nya untuk Biokos dan Sari
Ayu, Martina Berto selalu berusaha untuk
memperkenalkan produk – produknya
dengan baik pada pelanggan dan terbukti
efektif, dengan beralihnya pelanggan
segmen atas dan atas- bawah ke produk –
produk Biokos.
11. Martina Berto, Martha Tilaar mampu Strength (+) Dengan cara berpikir demikian maka
untuk berpikir dengan tidak selalu Martina Berto akan selalu berusaha untuk
mengandalkan Program Trend menciptakan sesuatu yang baru (inovatif)
Warna Sari Ayu nya. dan tidak “puas” dengan apa yang telah
dicapai.
12. Kesuksesan produk Lipstick Dwi Weaknesse Sari Ayu “hanya” mampu memberikan
Warna tidak mampu meningkatkan s (-) inovasi melalui Lipstick Dwi Warna nya.
pendapatan total Sari Ayu. Namun Kontribusi penjulan lipstick hanya 10% dari
dari segi mempertahakan ekuitas pendapatan total Sari Ayu. Sehingga
merek Lipstick Dwi Warna hadirnya produk Lipstick Dwi Warna tidak
merupakan suatu oasis di tengah mampu berkontribusi banyak pada
padang gurun krisis ekonomi. pendapatan Sari Ayu.
13. Strategi Marketing Public Relations Strength (+) Strategi MPR ini ditujukan untuk meraih
(MPR). sasaran jangka panjang. Dalam strategi
MPR Martina Berto memiliki pendekatan
yang unik dimana hal ini dilakukan melalui
pribadi Martha Tilaar yang dijadikan
endorser brand bagi produk – produk
Martina Berto dan lebih jauh lagi Martha
Tilaar mampu menjadi driver brand yang
mampu mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan.
14. Martha Tilaar sebagai sebuah merek Strength (+) Komponen pertama adalah dunia fashion
memiliki empat komponen identitas yakni mengkaitkan Ibu Martha Tilaar
merek yang saling terjalin dan dengan dunia fashion seperti Kontes Putri
sinergis. Ayu Indonesia, dll. Komponen kedua adalah
citra Martha Tilaar sebagai seorang business
woman terkemuka, dimana beliau menjadi
anggota berbagai organisasi. Komponen
Page | 23
ketiga adalah dunia pendidikan, terutama
dalam bidang kecantikan dan komponen
yang terakhir adalah aktivitas social dan
cultural. Keempat komponen ini merupakan
suatu sinergi yang kuat bagi sebuah merek,
yakni Martha Tilaar sehingga citra merek ini
di mata konsumen kuat.
15. Aktivitas rutin MPR, seperti fashion Strength (+) Aktivitas – aktivitas rutin MPR dilakukan
show, seminar, kontes kecantikan untuk mempertahankan maupun
aktivitas ini juga mencakup aktivitas memperkuat citra merek pada konsumen
– aktivitas social diantaranya dengan menambahkan kegiatan yang
membantu mereka yang kekurangan bernuansa “ amal “ maka citra produk Sari
untuk mengatasi dapak negative Ayu akan semakin kuat dan lebih luas lagi
krisis ekonomi. adalah Martina Berto sebagai sebuah group.
Page | 24
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN :
DAFTAR PUSTAKA :
https://www.academia.edu/13857483/Analisis_Strengths_Weaknesses_Opportunities_Threat
s_untuk_PT._Martina_Berto_Tbk
https://id.wikipedia.org/wiki/Martina_Berto
https://www.kembar.pro/2015/04/analisis-laporan-dan-rasio-keuangan.html
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-analisis-swot/
Page | 25