PENDAHULUAN
1
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu,
pihak pemberi jaminan (surety) terkadang tidak melakukan survey secara
langsung terhadap principal baru sehingga memberi peluang principal
untuk tidak bersikap jujur dalam melaporkan dokumen persyaratan. Hal
ini menyebabkan terjadinya klaim. Klaim adalah tuntutan pembayaran
dari tertanggung kepada penanggung diakibatkan debitur tertanggung
tidak memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit sesuai dengan
perjanjian kredit. Tingginya beban klaim dapat berdampak pada kerugian
perusahaan. Oleh karena itu, perlu adanya sistem pengawasan atas
prosedur penerbitan surety bond untuk menjamin pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Pengawasan merupakan fungsi manajerial yang keempat setelah
perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan. Sebagai salah satu
fungsi manajemen, mekanisme pengawasan didalam suatu organisasi
memang mutlak diperlukan. Pelaksanaan suatu rencana atau program
tanpa diiringi dengan suatu sistem pengawasan yang baik dan
berkesinambungan, jelas akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
yang telah ditentukan. Menurut Robbins dan Coulter (2018:632)
menyatakan pengawasan adalah proses pemantauan, perbandingan, dan
koreksi performa kerja. Pengawasan yang efektif memastikan bahwa
kegiatan diselesaikan dengan cara yang mengarah pada pencapaian
tujuan. Berdasarkan permasalahan dan teori di atas, maka judul laporan
praktik kerja lapangan yang diajukan adalah “SISTEM
PENGAWASAN ATAS PROSEDUR PENERBITAN SURETY
BOND PADA PT ASURANSI KREDIT INDONESIA
(PERSERO) CABANG
SEMARANG”.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktik
Kerja Lapangan ini adalah:
1. Memperoleh pengetahuan tentang jenis-jenis produk asuransi
terutama asuransi kredit pada PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
Cabang Semarang.
2. Memperoleh pengetahuan tentang prosedur penerbitan surety bond
pada PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) Cabang Semarang.
3. Mengetahui peran sistem pengawasan dalam proses penerbitan surety
bond pada PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) Cabang Semarang.
4. Mengetahui aktivitas magang dan hambatan-hambatan yang dialami
mahasiswa pada PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) Cabang
Semarang.
1.3 Sistematika Laporan
Dalam pembuatan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, sistematika
penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang dari
topik yang dipilih dalam penulisan laporan praktik kerja
lapangan dan tujuan dari penulisan topik tersebut.
Gambar 2.2
(Sumber : https://askrindo.co.id/)
a. Makna Bentuk
1. Bentuk logo berasal abjad Yunani yang terdiri dari huruf
“Alpha” dan “Kappa”. “Alpha” berarti “yang pertama”,
menyimbolkan PT ASKRINDO sebagai perusahaan asuransi
kredit yang pertama di Indonesia. “Kappa” berarti
“keseluruhan”, menyimbolkan layanan Askrindo yang
menyeluruh.
2. Bentuk logo memperlihatkan sebuah bentuk ikatan erat yang
melambangkan kemitraan yang solid, untuk tumbuh dan
mencapai tujuan bersama.
3. Penggalan huruf “K” melambangkan sikap progresif untuk
mengembangkan dan membuka diri di kancah global.
4. Jenis font berkarakter bold pada kata “ASKRINDO”,
menyimbolkan perusahaan yang kokoh, modern, lebih
bersahabat dengan mitra bisnis.
b. Makna Warna
1. Warna Biru : menyimbolkan kedalaman visi-misi
dan pengetahuan serta pengalaman.
2. Warna Oranye : menyimbolkan energi, semangat, inovatif dan
kreatif.
c. Surety bond
Produk memberikan jaminan kepada Pemilik Proyek/oblige
terhadap kerugian yang timbul akibat tidak dipenuhinya kewajiban
Pelaksana Proyek/Principal atas suatu proyek (konstruksi/non
konstruksi) dalam batas waktu yang telah ditentukan.
Manfaat Surety bond bagi Principal:
Principal dapat memperoleh penjaminan Suretyship dengan cepat,
mudah dan biaya yang relatif murah, dimana collateral/agunan
bukan persyaratan utama dalam perolehan penjaminan.
Manfaat Surety bond Bagi Obligee:
1. Mudah dalam proses pencairan bila Principal Wanprestasi
2. Suretyship/penjaminan dari Askrindo memberikan jaminan
kepada Obligee bahwa proyek yang dikelola/dimiliki Obligee
akan terlaksana dan selesai sesuai kontrak yang diperjanjikan.
Jenis Surety bond (konstruksi/non konstruksi):
1. Jaminan Penawaran
2. Jaminan Pelaksanaan
3. Jaminan Uang Muka
4. Jaminan Pemeliharaan
5. Jaminan Pembayaran
d. Customs Bond
Produk ini memberikan penjaminan atas fasilitas kepabeanan,
fasilitas penangguhan/pembebasan bea masuk barang impor dan
pemungutan bea masuk lainnya kepada Obligee (Dirjen Bea &
Cukai) apabila Principal (Importir/Produsen Eksportir) tidak dapat
memenuhi kewajibannya.
Manfaat Customs Bond:
Apabila Principal (Perusahaan Importir/Eksportir) tidak memenuhi
kewajibannya kepada Kantor Pabean berupa penyelesaian Bea
Masuk, Cukai, Denda Administrasi dan Pajak atas barang-barang
yang diimpor berdasarkan PIB/ PIBT/SPKPBM, maka Kantor
Pabean dapat mengajukan klaim kepada Askrindo.
Jenis Customs Bond:
1. Fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)
2. Impor Sementara (OB 23)
3. EPTE/Kawasan Berikat
4. Vooruitslag
5. BC 12
6. PPJK
7. NOTUL
8. Excise Bond
e. Asuransi Umum
Askrindo memiliki 19 (sembilan belas) jenis produk Asuransi
Umum yang telah dipasarkan secara luas di wilayah Indonesia, yaitu:
1. Asuransi Kecelakaan Diri
Asuransi Kecelakaan Diri adalah asuransi yang menjamin atas
risiko kematian, cacat tetap, cacat sementara, biaya perawatan
dan atau pengobatan yang secara langsung disebabkan suatu
kecelakaan yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang
mengandung unsur kekerasan baik yang bersifat fisik maupun
kimia, yang datangnya secara tiba-tiba, tidak dikehendaki atau
direncanakan, dari luar, terlihat dan langsung yang seketika itu
mengakibatkan luka badan yang sifat dan tempatnya dapat
ditentukan oleh ilmu kedokteran.
2. Asuransi Kebakaran
Asuransi Kebakaran adalah asuransi yang menjamin kerugian
atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan yang disebabkan secara langsung oleh
Kebakaran, Petir, Ledakan, Kejatuhan Pesawat Terbang dan
Asap.
3. Asuransi Kontraktor
Asuransi kontraktor adalah asuransi yang menjamin atas
kerusakan atau kerugian objek yang dipertanggungkan pada
saat pelaksanaan pembangunan/pemasangan konstruksi dan
selama masa pemeliharaan.
4. Asuransi Tanggung Gugat
Asuransi tanggung gugat adalah asuransi yang menjamin
kerugian material akibat tanggung jawab hukum kepada pihak
lain untuk membayarkan kompensasi untuk cidera tubuh atau
kerusakaan pada properti pihak lain karena atau akibat
kelalaian tertanggung atau karyawan tertanggung termasuk
biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pembelaan.
5. Asuransi Pengangkutan Barang
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang menjamin
kerugian, kerusakan dan tanggung jawab terhadap barang dan
atau kepentingan yang dipertanggungkan.
6. Asuransi Properti
Asuransi Properti adalah asuransi yang menjamin kerugian
atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
7. Asuransi Pemasangan Mesin
Asuransi yang memberikan perlindungan lengkap terhadap
hampir semua kerugian dan kerusakan yang mungkin terjadi
pada saat pemasangan mesin-mesin, termasuk tuntutan dari
pihak lain yang menderita kerugian akibat aktivitas
pemasangan tersebut.
8. Asuransi Kerusakan Mesin
Asuransi engineering yang menjamin kerugian atau kerusakan
fisik secara tiba-tiba (sudden) dan tidak terduga (unfore seen)
pada mesin-mesin (machinery) yang sudah dalam keadaan
operasional.
9. Asuransi Uang
Asuransi yang menjamin risiko kerugian uang yang sesuai
dengan uang yang dimiliki tertanggung, baik uang yang
disimpan (money in safe) maupun uang dalam perjalanan
(money in transit).
10. Riot, Strike, and Malicious Damage
Kerugian yang diakibatkan oleh sekelompok orang dalam
gangguan ketertiban umum, kecuali huru-hara politik yang
menjurus kepada pemberontakan, revolusi atau
pengambilalihan kekuasaan.
11. Civil Engineering Complete Risks (CECR)
Asuransi yang menyeluruh atas struktur-struktur pekerjaan
Teknik Sipil setelah selesai dibangun.
12. Asuransi Alat Berat
Asuransi yang memberikan jaminan risiko kerugian terhadap
alat-alat berat yang dipakai dalam suatu pembangunan.
13. Asuransi Kendaraan
Memberikan penjaminan dasar untuk kendaraan-kendaraan
bermotor Anda yang dapat diperluas dengan berbagai risiko
yang bisa menimpa kendaraan tersebut.
14. Marine Hull
Memberikan jaminan terhadap kerugian atau kerusakan fisik
pada kapal yang mengalami musibah kecelakaan karena
tabrakan, terdampar, tenggelam, jatuh, dan risiko alam serta
tanggung jawab hukum kepada pihak ke III.
15. Builders’ Risks Insurance
Menjamin segala risiko (all risks) yang mungkin terjadi
sehubungan dengan pembangunan atau pembuatan kapal from
laying of keel to completion, termasuk risiko peluncuran
(launching), percobaan pelayaran (sea trials), dan juga
penyerahan kepada principal di pelabuhan tujuan (delivery to
owners).
16. Comprehensive General Liability (CGL)
Jenis asuransi yang memberikan jaminan atau melindungi
tertanggung dari tuntutan hukum pihak ketiga yang disebabkan
oleh kesalahan atau kelalaian yang tidak disengaja oleh
tertangung atau orang yang bekerja pada tertanggung.
17. Contractor’s Plant and Machinery (CPM)
Memberikan jaminan atas kerusakan atau kerugian pada alat-
alat berat yang digunakan yang disebabkan oleh bahaya
tabrakan, terguling, pencurian, bencana alam, dll.
18. Electronic Equipment Insurance (EEI)
Asuransi atau Pertanggungan yang memberikan jaminan atau
proteksi atas kerugian atau kerusakan barang-barang/peralatan
elektronik sebagai akibat dari risiko yang dijamin dalam polis.
19. Aviation Insurance
Mengganti kerugian atau memperbaiki kerusakan fisik pesawat
terbang yang dipertanggungkan akibat kecelakaan yang terjadi
dalam periode asuransi.
f. Reasuransi
Produk-produk yang dipasarkan Askrindo sepenuhnya telah
mendapatkan back up reasuransi dari Perusahaan Reasuransi Luar
Negeri seperti: Partner Re, Munich Re, Atradius Re, dan Perusahaan
Reasuransi Dalam Negeri.
2. Bagian Pemasaran
Bagian Pemasaran merupakan ujung tombak yang mewakili
perusahaan di masyarakat, dimana tugasnya adalah menjual produk
perusahaan, memberikan pelayanan dalam hal penyerahan produk
perusahaan, menerima pembayaran premi nasabah dan membantu
mengurus klaim. Bagian Pemasaran dikepalai oleh seorang Kepala
Bagian yang tugas utamanya adalah sebagai berikut :
a. Memasarkan produk, melakukan promosi dan pameran produk
dan kegiatan perusahaan agar perusahaan lebih dikenal
masyarakat luas terutama yang menyangkut visi dan misi
perusahaan.
b. Melakukan presentasi kepada Perbankan, Obligee, Asosiasi,
Agen, Broker, Pabrikan, Distributor, Principal.
c. Memelihara hubungan yang baik kepada Perbankan , Obligee,
Asosiasi, Agen, Broker, Pabrikan, Distributor, Principal.
d. Mengadakan sosialisasi.
19
e. Menjual produk perusahaan, memberikan pelayanan dalam hal
penyerahan produk perusahaan, menerima pembayaran premi
nasabah.
f. Turut serta mendukung kegiatan pemasaran melalui sponsorship.
g. Melakukan penawaran dan negosiasi dengan Perbankan untuk
membuat Perjanjian Kerja Sama.
3. Bagian Underwriting
Bagian Pertanggungan yang dikepalai oleh seorang Kepala Bagian
yang tugas pokoknya adalah menyelenggarakan penutupan
pertanggungan terhadap resiko atas kredit yang diberikan bank-bank
maupun terhadap resiko kredit lain dan melakukan penutupan
penjaminan atas produk diversifikasi. Untuk melaksanakan tugas
tersebut secara efektif dan efisien, maka bagian pertanggungan dapat
melaksanakannya dengan urutan sebagai berikut:
a. Menerima pertanggungan atas resiko tidak diterimanya
pelunasan kredit dan/ atau pembiayaan, termasuk pembiayaan
berdasarkan dari Debitur terutama Usaha Mikro Kecil
Menengah dan Koperasi (UMKMK) yang diberikan oleh Bank
atau lembaga pembiayaan lainnya.
b. Menerima pertanggungan langsung dari segala jenis asuransi
kerugian dan sejenisnya yang berasal dari dalam maupun luar
negeri, secara sendiri atau bersama-sama dengan perusahaan
asuransi lainnya, baik untuk ditahan sendiri maupun
mereasuransikan resiko-resiko asuransi tersebut dengan
mempertimbangkan kemampuan perseroan.
c. Menerima pertanggungan tidak langsung dari perusahaan-
perusahaan asuransi, reasuransi di dalam maupun di luar negeri
atas segala jenis asuransi kerugian dan sejenisnya, baik untuk
ditahan sendiri maupun mereasuransikan resiko-resiko asuransi
tersebut dengan mempertimbangkan kemampuan perseroan.
d. Melakukan kegiatan lainnya yang lazim dilakukan oleh
perusahaan asuransi dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Selain kegiatan usaha utama
sebagaimana dimaksud di atas, perseroan dapat melakukan
kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber
daya yang dimilikinya dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Kewajiban Karyawan
Setiap karyawan wajib menaati peraturan yang sudah ditetapkan di
PT Askrindo (Persero), antara lain:
a. Bekerja sesuai dengan aturan.
b. Karyawan absen atau ijin kerja hanya 2 hari maksimal kecuali ada
kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan dan bisa melakukan cuti.
c. Menaati peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
3. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam
pelaksanaan kegiatan di perusahaan agar tercapainya sebuah tujuan
yang diinginkan. Tenaga kerja di PT Asuransi Kredit Indonesia
(Persero) Cabang Semarang ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pekerja
tetap dan pekerja tidak tetap. Karyawan di PT Asuransi Kredit
Indonesia (Persero) Cabang Semarang bekerja selama kurang lebih 8
jam dalam sehari, berikut adalah jam kerja PT Asuransi Kredit
Indonesia (Persero) Cabang Semarang.
Tabel 2.1
Jam Kerja Karyawan
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero)
Cabang Semarang
Hari Jam Keterangan
08:00 – 12:00 Jam Kerja
Senin – Kamis 12:00 – 13:00 Istirahat
13:00 – 17:00 Jam Kerja
08:00 – 11:30 Jam Kerja
Jumat 11:30 – 13:00 Istirahat
13:00 – 16:30 Jam Kerja
Sumber: PT Asuransi Kredit Indonesia
(Persero) Cabang Semarang 2019
Presensi
Kehadira
n
Presensi
Kehadira
n
Presensi
Kehadira
n
Presensi Menggandaka
Kehadira n Dokumen
n Klaim
Presensi
Kehadira
n
Menerim
a
Telepon
Presensi
Kehadira
n
Presensi
Kehadira
n
Sumber : Data primer yang dikembangkan dalam laporan ini tahun
2019
Presensi Menerim
Kehadira a
n Telepon
Mencetak
Jaminan
Surety
Sumber :bond
Data primer yang dikembangkan dalam laporan ini tahun
2019
Presensi
Kehadira
n
Mengirim
Draft Via
Email
Sumber : Data primer yang dikembangkan dalam laporan ini tahun
2019
Presensi
Kehadira
n
Scan
Dokume
n
Sumber : Data primer yang dikembangkan dalam laporan ini tahun
2019
Presensi Scan
Kehadira Dokume
n n
Membuat
Surat
Keabsaha
n
Presensi
Kehadira
n
7. Jaminan Progress
a. Besarnya nilai jaminan progress maksimum 100% dari
progress yang telah disetujui oleh Obligee.
b. Jaminan progress dapat dicairkan sebesar nilai jaminan.
c. Jangka waktu sesuai permintaan Obligee.
3.3.2 Prosedur Penerbitan Surety bond
Berikut adalah prosedur penerbitan surety bond pada PT Asuransi
Kredit Indonesia (Persero) Cabang Semarang:
Penerimaan
dokumen Cek
Proses analisa
permohona kelengkapa
surety bond
n n dokumen
penerbitan
surety bond
Setelah Jika disetujui,
dilakukan dilanjutkan
entry data dengan entry
lanjut ke data ke sistem
pembayaran perusahaan
service charge
Putusan
kelayakan/
penolakan
atas usulan
hasil analisa
Surety bond
terbit
4.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Askrindo
(Persero) Cabang Semarang terhitung sejak tanggal 6 Februari 2019
sampai dengan 26 April 2019. Peserta magang ditempatkan di Bagian
Underwriting. Bagian ini menangani penutupan pertanggungan terhadap
resiko atas kredit yang diberikan bank-bank maupun terhadap resiko
kredit lainnya. Pada praktiknya mahasiswa bergabung dalam bagian front
desk, dimana tugas – tugas yang diberikan antara lain: mengentri data
permohonan surety bond dan kontra bank garansi, menerima tamu,
menerima telepon, cek kelengkapan dokumen persyaratan, membuat
surat keabsahan, mencetak sertifikat polis surety bond dan mengarsip
dokumen surety bond. Kendala yang terjadi pada umumnya dikarenakan
pekerjaan tersebut adalah hal yang baru bagi mahasiswa sehingga
perlunya pengarahan oleh pembimbing dan rekan kerja. Kurangnya
kompetensi mahasiswa dalam beberapa bidang juga merupakan faktor
penghambat kerja meliputi belum terbiasa menggunakan tombol cepat
keyboard serta kurang familiar dengan peralatan penunjang pekerjaan
seperti mesin fotocopy dan scanner.
Dalam proses penerbitan surety bond, ada beberapa bentuk
penyimpangan yang dilakukan oleh pemberi jaminan meliputi melakukan
penerbitan jaminan surety bond yang tidak memenuhi persyaratan dan
terkadang tidak melakukan survey secara langsung terhadap principal
baru. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem pengawasan yang baik
untuk menghindari berbagai penyimpangan yang terjadi. Proses
penerapan pengawasan dapat berjalan baik apabila sesuai dengan
langkah- langkah dalam proses pengawasan. Pengawasan dilakukan
mulai dari mengukur kinerja karyawan melalui pengamatan pribadi,
laporan statistik, laporan lisan dan laporan tertulis. Kemudian tahap
membandingkan
kinerja aktual terhadap standar yang telah ditetapkan perusahaan. Pada
tahap ini manajer membandingkan pelaksanaan penerbitan surety bond
dengan standar prosedur penerbitan surety bond. Tahap terakhir adalah
mengambil tindakan manajerial yaitu manajer harus mengambil tindakan
untuk mengatasi masalah yang terjadi dengan dilakukan proses
perbaikan. Masalah yang sering terjadi disebabkan oleh kelalaian dalam
pengecekan dokumen. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dalam
setiap prosedur penerbitan jaminan surety bond mulai dari cek
kelengkapan dokumen hingga input data.
4.2 Rekomendasi
Setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) Cabang Semarang, maka terdapat
beberapa saran yang harus disampaikan sebagai berikut:
1. Bagi Politeknik Negeri Semarang
a. Sebelum melaksanakan Praktik Kerja Lapangan sebaiknya pihak
Jurusan memberikan informasi yang jelas mengenai mekanisme
penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan dan juga memberikan
informasi mengenai perusahaan atau instansi yang pernah menjadi
tempat PKL Mahasiswa Administrasi Bisnis sebelumnya yang
memiliki hubungan kerjasama dengan Jurusan.
b. Pihak Politeknik Negeri Semarang khususnya Jurusan ikut terlibat
dalam komunikasi langsung tidak hanya dengan lampiran surat izin
saja, sehingga ada proses serah terima penitipan mahasiswa secara
jelas agar tata cara berkomunikasi yang baik dengan pihak lain
dalam hal ini tempat PKL dapat tercipta.
c. Pembatasan maksimal mahasiswa yang PKL di perusahaan atau
instansi yang sama sebaiknya tidak hanya 2 (dua) mahasiswa saja
mengingat banyaknya jumlah mahasiswa dan sedikitnya
perusahaan atau instansi yang mau menerima mahasiswa PKL.
2. Bagi PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) Cabang Semarang
a. Sebelum menerbitkan surety bond sebaiknya pihak surety lebih
meningkatkan kualitas surveyor (pemeriksa perusahaan) jadi pihak
surety dapat lebih melihat jelas bagaimana tingkat bonafiditas dari
pihak principal dan pihak obligee
b. Perusahaan sebaiknya menambah tenaga kerja pada bagian front
desk karena mengingat banyaknya permohonan jaminan tidak
sepadan dengan jumlah karyawan front desk yang hanya satu orang
saja.
c. Sebaiknya pihak surety menjalankan pekerjaan sesuai dengan
standar prosedur penerbitan surety bond.
d. Perusahaan meningkatkan sistem pengawasan atas prosedur
penerbitan surety bond dengan cara melakukan pengecekan pada
setiap proses kerja guna mengurangi adanya penyimpangan.
BAB V
REFLEKSI DIRI
Bumi Aksara