Anda di halaman 1dari 4

PERBAIKAN NILAI PERENCANAAN PAJAK

Nama : Rafifah Warahma


NIM : 171020075
Kelas : Akuntansi A3

KASUS 1
Stefanus adalah salah seorang pegawai dari PT Ayodya. Dalam Tahun Pajak 2017 memperoleh
Penghasilan Neto sebesar Rp120.000.000,00. Sofia adalah Istri Stefanus, seorang pedagang
besar sport station (omset diatas Rp5M). Pada tahun pajak 2017 memperoleh penghasilan netto
fiskal dari usaha dagangnya sebesar Rp430.000.000,00. Disamping itu, pada bulan November
2016, Sofia menerima warisan berupa rumah dan pekarangannya di Jalan Arjuna 65, Semarang
yang bernilai RP1.200.000.000,00. Rumah tersebut mulai bulan Januari 2017 disewakan
dengan harga sewa Rp70.000.000,00 untuk 2 tahun. Kontrak sewa ditandatangani 10 Januari
2017. Uang sewa diterima penuh pada saat penandatanganan kontrak.
Anggota keluarga yang menjadi tanggungan Stefanus adalah sebagai berikut :
1. Rolly, anak kandung, lahir 23 Oktober 2009;
2. Titan, anak kandung, lahir 10 Januari 2012;
3. Doni, adik kandung, tanggungan penuh kuliah di Universitas WH;
4. Susi, adik ipar, tanggungan penuh, calon pegawai PT ABC.
Catatan : Istri, tidak memiliki NPWP sendiri, tidak mempunyai kewajiban menyampaikan
SPT Tahunan PPh. Berdasarkan data diatas maka :
a. Kewajiban perpajakan apa saja yang harus diselesaikan Stefanus?
b. Status Penghasilan Tidak Kena Pajak Stefanus adalah..
c. Penghasilan Neto Fiskal yang dilaporkan dalam rangka menghitung Penghasilan Kena
Pajak dari Stefanus sebagai WP OP adalah …
d. Nilai PTKP yang diperkenankan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak
Budiyanto sebagai WP OP tahun pajak 2017 adalah :
e. Besarnya PPh Terutang atas Penghasilan Budiyanto dan istrinya untuk Tahun Pajak
2017 adalah....
*Jawab dengan menyertakan perhitungan.

Jawab.
A. Membayar Pajak Pph Pasal 21
B. K/1/2
C. Rp.550.000.000,00
Perhitungan : ( Penghasilan Stefanus + Penghasilan Istri)
120.000.000 + 430.000.000 = 550.000.000
D. Nilai PTKP = Rp. 121.500.000
Perhitungan PTKP:
Untuk Pribadi 54.000.000
Tambahan hari bekerja 54.000.000
Tambahan kawin 4.500.000
Tambahan tanggungan (2) 9.000.000+
121.500.000

E. Pph terutang atas Stefanus dan Istrinya untuk tahun pajak 2017: Rp.72.125.000

Perhitungan Pph terutang:

Penghasilan kena pajak = Penghasilan Neto - PTKP

= 550.000.000- 121.500.000

Penghasilan Kena Pajak = 428.500.000

Pajak Terutang :

5% x 50.000.000 =2.500.000

15% x 250.000.000 = 37.500.000

25% x 128.500.000 = 32.125.000+

= 72.125.000
KASUS 1
Sigit Harianto seorang eksekutif muda berencana mendirikan suatu entitas usaha yang bergerak
di bidang Industri mebel perkantoran, dengan investasi kurang lebih Rp 15 Milyar berdasarkan
rencana dia ingin memilih bentuk usaha yang paling efisien dalam pembayaran pajaknya (bisa
perorangan, CV atau PT). dalam perencanannya pada awal maret 2012 dia akan membeli mesin
dan sarana produksi senilai 10 Milyar. Di tahun 2012 dia menargetkan penjualan sebesar 20
Milyar dengan rata-rata net margin sebesar 10 %, unttuk mencapai target tersebut dalam
strategi pemasarannya dia menggunakan bebarapa pilihan yaitu dengan memberi potongan
penjualan dan strategi beli satu produk dapat bonus satu produk lainnya.
Dengan asumsi bahwa semua rencana tersebut bisa dicapai di tahun 2012, sebagai seorang
konsultan pajak anda diminta:
1. Memberikan saran berkaitan dengan perencanaan pajak yang menghasilkan
pembayaran pajak paling efisien (anda boleh menambahkan beberapa asumsi lainnya).
2. Kewajiban pajak apa saja yang harus dipenuhi oleh entitas usaha tersebut di atas.

Jawab :
1. Berdasarkan pertanyaan diatas maka bisa diketahui bahwa :
Investasi Sebesar Rp.15 Milyar, Kemudian membeli mesin dan sarana
produksi Rp. 10 Milyar, Penjualan Rp.20 Milyar dan Margin 10% dengan
strategi mencapai margin beli produk bonus satu produk lainnya.
Asumsinya :
Penjualan dicapai 20 Milyar dengan penhasilan Bapak Sigit hanya dari
usahanya. Memiliki karyawan dalam melakukan usaha. Kemudian ada
pengurangan/ beban yang diakui pajak 16 Milyar, PTKP TK (0) Rp.
15.840.000 dengan tarif norma perhitungan 30%, Tidak ada kredit pajak.
Pembayaran pajak yg paling efisien:
➢ Jika Perorangan (Pembukuan)
Penjualan (Pasal 4 UU pph) 20.000.000.000
Pengurangan (Pasal 6/9 UU Pph) 18.000.000.000
Penghasilan 2.000.000.000
PTKP 15.840.000
Penghasilan kena Pajak 1.984.160.000
Tarif (pasal 17 UU pph)
5% x 50.000.000 =2.500.000
15% x 200.000.000 =30.000.000
25% x 250.000.000 =62.500.000
30% x 5.484.160.000 =445.248.000
Jumlah pajak penghasilan terutang = 540.248.000
➢ Perorangan ( Tidak melakukan pembukuan )
Jika Perorangan (Pembukuan)
Penjualan (Pasal 4 UU pph) 20.000.000.000
Pengurangan 70% 18.000.000.000
Penghasilan 30% 2.000.000.000
PTKP 15.840.000
Penghasilan kena Pajak 5.984.160.000
Tarif (pasal 17 UU pph)
5% x 50.000.000 =2.500.000
15% x 200.000.000 =30.000.000
25% x 250.000.000 =62.500.000
30% x 5.484.160.000 =1.645.248.000
Jumlah pajak penghasilan terutang = 1.740.248.000
Berbeda jika CV atau PT
Penjualan (Pasal 4 UU Pph) 20.000.000.000
Pengurangan (Pasal 6/9 UU pph) 18.000.000.000
Pengahsilan (laba) 2.000.000.000
Pengahasilan kena pajak 2.000.000.000
Tarif (pasal 17 UU pph) 25% x 2.000.000.000
= 500.000.000
Jumlah pajak pengahasilan terutang = 500.000.000

Jadi, menurut saya perencanaan pajak yang bisa menghasilkan pembayaran


pajak paling efisien dan menguntungkan berdasarkan asumsi diatas yaitu
Bapak Sigit Haryanto membentuk badan usaha yg bersifat CV atau PT saja.
Yang mana bisa dilihat jumlah pajak terhutangnya lebih kecil apabila
membentuk cv atau PT dibandingan Perorangan.
2. Kewajiban Bapak Sigit yang efisien jika akhirnya memilih mendirikan PT atau
Cv maka kewajiban pajaknya yaitu, Pph pasal 21, Pph pasal 23, Pph pasal 25,
Pph pasal 29 dan Pajak bumi dan bangunan (PBB) dan Bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan (BPHTB).

Anda mungkin juga menyukai