Disusun Oleh :
Yona Lita 2110247775
Sitti Fatimah 21102477796
Ratna Fawzyah 2110247753
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ The
Accrual Concept”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan. Akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak, hambatan itu dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
Selama beberapa dekade terakhir dimana semakin meningkatnya permintaan oleh para
politisi dan masyarakat dalam ranah akuntansi pemerintah, dimana sektor pemerintah
seharusnya tidak hanya berfokus dan mencatat mengenai arus kas dan kas itu sendiri. Tuntutan
ini lebih menekan pemerintah untuk bagaimana pemerintah bertanggung jawab juga pada
bagaimana pemerintah menggunakan uang rakyat dalam pengelolaan pemerintahannya. Pada
akhirnya tuntutan dan permintaan dari masyarakat ini mengarah pada reformasi manajemen
publik, yang dikenal sebagai New Public Management di banyak negara. Menurut Jones &
Pendlebury, 1996 dan OECD,1993 mengatakan bahwa basis akrual dalam akuntansi dapat
memenuhi hal-hal yang terkait dengan bagaimana sistem akuntansi yang lebih baik,
mendukung dalam pembuatan keputusan, dan konsekuensi jangka panjang dari suatu kebijakan
pemerintah. Basis akrual ini dianggap lebih mampu menyediakan hal tersebut dibandingkan
dengan basis kas yang dipakai selama ini oleh negara kita. Reformasi sektor publik yang
membuat pemerintah perlu untuk tidak hanya menggunakan laporan keuangan dalam konteks
kas saja tapi juga pada penggunaan informasi-informasi yang disediakan oleh laporan keuangan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Reformasi yang terjadi di negara ini juga
berdampak pada tuntutan masyarakat untuk mereformasi juga masalah keuangan negara kita,
sehingga Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang keuangan negara. Hal
ini tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang (UU) Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, yang mengharuskan Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, dapat semakin diwujudkan. Salah satu
reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap
instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang dimulai tahun
anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16
undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.
Basis akrual menurut PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Nomor 01 adalah :
1. Basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada
saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar‖
Basis akrual yang dimodifikasi (modified accrual ) Pada basis akrual yang
dimodifikasi hanya pendapatan yang memenuhi unsur measurable dan available
yang dapat diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya, sedang pendapatan
yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru diakui pada saat kas sudah
diterima atau diakui sebagai pendapatan ditangguhkan. Sementara itu, belanja
diakui pada periode dimana kewajiban timbul.
2. Basis kas (cash basis)
Basis kas menurut PSAP 01 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Pada basis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima bukan ketika hak
atas pendapatan tersebut timbul dan belanja diakui ketika dibayar bukan ketika
kewajiban untuk membayar timbul. Pada basis kas, pembelian aset jangka
panjang tidak dikapitalisasi tapi seluruhnya diakui sebagai belanja, sehingga
tidak ada pencatatan dan penyajian atas aktiva tetap dan penyusutan.
3. Basis kas yang dimodifikasi (modified cash)
Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya saja pada
basis kas yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan masih
ditambah dengan waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah berakhirnya tahun
berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama waktu tertentu
tersebut, yang berasal dari transaksi tahun lalu diakui sebagai penerimaan dan
pengeluaran atas periode sebelumnya. Arus kas yang telah diperhitungkan dalam
periode pelaporan tahun sebelumnya tersebut dikurangkan dari periode pelaporan
tahun berjalan. 5. Basis kas menuju akrual (cash toward accrual)
Basis kas menuju akrual dianut di Indonesia, dan ini ditegaskan dalam KKAP paragraf
39 dan PSAP 01 paragraf 5, yang menyatakan bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca. Meskipun menganut basis kas menuju akrual,
entitas pelaporan dapat menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan
menggunakan sepenuhnya basis akuntansi akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun
demikian, penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas (KKAP Paragraf
42 dan PSAP 01 paragraf 6 dan 7).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akrual
Akrual adalah salah satu istilah akuntansi dan juga pembukuan yang mengacu pada
Beban, kewajiban, dan kerugian yang sudah terjadi tapi belum tercatat di dalam akun.
Aset dan pendapatan yang sudah didapatkan tapi belum tercatat di dalam akun.
Metode akrual dinilai lebih tepat dalam hal penilaian kondisi keuangan suatu
perusahaan. Penggunaan metode akrual sangat berguna bagi bisnis yang di dalamnya terdapat
banyak sekali transaksi kredit, termasuk penjualan produk barang atau jasa secara kredit yang
Metode akrual dianggap sangat bermanfaat dalam hal meningkatkan jumlah informasi di
dalam laporan akuntansi. Umumnya para akuntan hanya mencatat kegiatan transaksi tunai di
dalam laporannya, sebelum menggunakan metode akrual. Tapi, kenyataannya transaksi tunai
saja kurang mampu memberikan informasi yang gamblang terkait aktivitas bisnis.
Misalnya pada pendapatan berdasarkan kredit sampai kewajiban yang harus dilakukan
di masa yang akan datang. Dengan melakukan pencatatan akrual, maka pihak perusahaan jadi
bisa mengukur apa saja yang terutang dalam jangka waktu pendek.
Metode akrual dianggap sebagai praktik akuntansi standar bagi perusahaan besar dan
didukung oleh Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan Prinsip Akuntansi yang
Dalam dunia akuntansi, dikenal adanya basis akuntansi. Yang dimaksud dengan basis
akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau
kejadian harus diakui untuk penggunaan pada laporan keuangan. Secara umum, terdapat dua
basis akuntansi yaitu kas basis (cash basis) dan akrual basis (accrual basis). Perbedaan besar
antara dua basis ini terletak pada bagaimana perusahaan mampu melaporkan pendapatan dan
bebannya.
Pada kas basis, perusahaan akan mengakui pendapatan hanya bila sudah menerima
pembayaran tunai. Dan juga akan mencatat pengeluaran saat sudah melakukan pembayaran
tunai. Artinya, pengakuan pendapatan dan pengeluaran hanya terjadi saat uang sudah berpindah
tangan.
Sedangkan yang diterapkan pada akrual basis adalah perusahaan dapat mengakui adanya
pendapatan atau beban walaupun belum menerima ataupun melakukan pembayaran secara
Akrual basis atau dasar akrual adalah suatu basis akuntansi bilamana transaksi ekonomi
atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan langsung pada
saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.
Akrual basis adalah cara melakukan pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi
pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan, terlepas apakah hak ini telah diwujudkan dalam
Bisa juga disebut bahwa akrual basis atau dasar akrual adalah cara yang digunakan
1. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan pendapatan pada akrual basis adalah pada saat perusahaan memiliki hak
untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep akrual basis, kapan
saatnya kas benar-benar diterima merupakan hal yang kurang penting. Lantaran itulah, dalam
akrual basis muncul yang disebut dengan estimasi piutang tak tertagih, karena penghasilan
2. Pengakuan Beban
Pengakuan beban biasanya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.
Singkatnya, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka saat itulah yang dapat dianggap
sebagai titik awal munculnya biaya meskipun beban tersebut belum dibayar.
Asumsikan bahwa kamu memulai bisnis akuntansi pada bulan Desember dan selama
mengizinkan klien untuk membayar dalam tenggang waktu 30 hari, maka tidak akan ada biaya
sebesar Rp 10.000.000 yang kamu peroleh pada bulan Desember atau tidak ada biaya yang
Di sisi lain, klien kamu membayar Rp 100.000.000 pada bulan Januari. Dengan
penghitungan menerapkan metode akrual basis, maka bisnis kamu akan melaporkan Rp
100.000.000 pendapatan yang kamu peroleh pada laporan laba rugi Desember dan akan
Coba kamu asumsikan bahwa kamu membayar sewa kantor sebesar Rp 20.000.000 dan
mengeluarkan biaya Rp 5.000.000 untuk biaya kebersihan, keamanan, listrik, gas, dan air
Tapi pada kenyataannya, meteran tidak akan membaca meter sampai 1 Januari, dan akan
menagih kamu pada 10 Januari dan mengharuskan kamu membayar tagihan maksimal pada
tanggal 1 Februari.
Dalam penghitungan dengan metode akrual basis, kamu akan melaporkan biaya sewa
pada bulan Desember, karena biaya sewa habis pada bulan Desember. Kamu juga akan
melaporkan perkiraan biaya tagihan sebesar Rp 5.000.000 sehingga laporan laba rugi Desember
Neraca 31 Desember juga akan melaporkan kewajiban seperti utang tagihan sebesar Rp
5.000.000 untuk mengkomunikasikan ukuran kewajiban yang lebih akurat pada 31 Desember.
Menurut Van Der Hoek, 2005, Manfaat metode yang menerapkan akrual basis adalah:
memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas saat ini
dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang dibatasi oleh
mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan
secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Jika dibandingkan dengan konsep
basis kas, basis akrual lebih dapat merepresentasikan kondisi keuangan sebenarnya
yang terjadi kepada suatu entitas. Banyak transaksi dalam aktivitas usaha yang
persediaan dan aset jangka panjang yang manfaatnya dapat dirasakan untuk beberapa
periode kedepan. Pada kasus seperti ini, akuntansi arus kas tidak dapat menyajikan
gambaran yang relevan atas kinerja dan kondisi keuangan suatu periode.
tersebut. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas difasilitasi
dengan penyesuaian akrual yang dicatat setelah membuat asumsi dan estimasi yang
layak. Suatu akrual yang meningkatkan (menurunkan) juga akan diikuti dengan
1) Pengakuan Pendapatan
memperoleh aset (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi kas atau setara
kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan dapat diakui baik pada saat
dimana beban yang berasal dari biaya produk diakui saat produk dan jasa diserahkan
kepada pihak lain (seluruh biaya produk akan tetap berada di dalam neraca sebagai
persediaan hingga terjual dan pada saat bersamaan ditransfer ke laporan laba rugi
sebagai harga pokok penjualan) sedangkan beban yang berasal dari biaya periode
diakui pada saat terjadinya suatu periode tanpa memperhatikan bahwa telah atau
belum terjadinya penyerahan barang atau jasa. Akuntansi akrual terdiri dari akrual
jangka pendek dan akrual jangka panjang. Akrual jangka pendek mengacu pada
perbedaan waktu yang pendek antara laba dan arus kas, yang menyebabkan adanya
pos modal kerja pada neraca atau yang biasa disebut working capital accrual. Akrual
jangka pendek biasanya berasal dari persediaan dan transaksi kredit. Akrual jangka
penangguhan biaya yang terjadi pada periode kini karena manfaatnya diharapkan
terjadi pada periode masa depan. Proses ini menyebabkan timbulnya aset jangka
panjang seperti bangunan, mesin dan goodwill. Biaya dari aset ini dialokasi
laporan laba rugi (dan neraca) berbasis akrual lebih relevan untuk mengukur kapasitas
perusahaan untuk menghasilkan kas saat ini dan pada masa mendatang baik pada akrual
jangka pendek maupun akrual jangka panjang yang dijelaskan pada bagian berikut:
pendapatan dan beban saat terjadinya menghasilkan angka laba yang lebih
arus kas bebas dengan cara mengapitalisasi investasi pada aset jangka panjang dan
Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan kondisi
keuangan suatu perusahaan, dan untuk memprediksi arus kas masa depan, dijelaskan
sebagai berikut:
yang dihasilkan dalam suatu periode telah diakui dan pengaitan biaya memastikan
bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya beban yang terkait dengan
secara akurat sumber daya yang tersedia bagi satu perusahaan untuk menghasilkan
Prediksi arus kas masa depan. Laba akrual lebih unggul dibanding laba arus kas
karena melalui pengakuan pendapatan secara akrual dapat mencerminkan
konsekuensi arus kas masa depan dan juga akuntansi akrual mengaitkan arus kas
masuk dan keluar lebih baik sepanjang waktu melalui proses pengaitan.
4. Konsep Pendapatan
Laba ( income ) merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam
periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba juga merupakan
informasi perusahaan yang paling penting dan diminati dalam pasar uang. Pada
pemegang saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang serta
juga memiliki peranan sebagai indikator profitabilitas perusahaan yang krusial bagi
Laba ekonomi ( economic income ) biasanya ditentukan dengan cara arus kas
ditambah dengan nilai sekarang dari prediksi arus kas masa depan, khususnya
direpresentasikan dengan perubahan nilai pasar aset usaha bersih. Laba ekonomi
mengukur perubahan nilai pemegang saham. Oleh karena itu, laba ekonomi
berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat pengembalian yang tepat
kepada pemegang saham untuk periode tertentu. Laba permanen (permanent income)
disebut juga laba berkelanjutan (sustainable) atau laba berulang (recurring) yaitu
merupakan rata - rata laba stabil yang ditaksir dapat diperoleh perusahaan sepanjang
umurnya, dengan kondisi usaha masa sekarang. Laba permanen mencerminkan fokus
jangka panjang.
Oleh karena itu, laba permanen merupakan konsep penting bagi analisis penilaian
ekuitas maupun analisis kredit. Laba operasi (operating income) ialah laba yang timbul
dari kegiatan operasi perusahaan dimana pengukuran laba ini seringkali dianggap
sebagai laba usaha bersih setelah pajak.
Proses utama dalam pengukuran laba ialah pengakuan pendapatan dan pengaitan
telah mendapat kas atau komitmen andal untuk mendapat kas, seperti piutang
yang sah.
kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.
Beberapa penyebab perbedaan laba akuntansi dengan laba ekonomi adalah sebagai
berikut :
- Konsep laba alternatif. Konsep laba ekonomi sangat berbeda dengan konsep
cara: (1) harga pokok penjualan berjalan tidak tercermin pada laporan laba
rugi, misalnya jika digunakan metode persediaan FIFO; dan (2) tidak
dolar dari komponen permanen sama dengan 1/r dolar dari nilai
biasanya merupakan peristiwa yang terjadi satu kali. Komponen ini emmiliki
- Komponen yang tidak relevan dengan nilai. Komponen yang tidak relevan
dengan nilai tidak memiliki konten ekonomi atau komponen ini adalah
distorsi akuntansi.
a. Jangka Waktu
Salah satu perbedaan mendasar antara accrual basis dan cash basis adalah waktu
pencatatan.
Pada accrual basis, pencatatan dilakukan setelah transaksi terjadi, sementara pada cash
b. Ketepatan
Cash basis kurang efektif apabila digunakan untuk jangka panjang. Penyebabnya adalah
karena dapat menerima dana dari penjualan dalam waktu yang cukup lama.
Dari segi bisnis, hal ini sangat merugikan dan tidak memiliki kontrol pada transaksi non-
tunai yang mungkin lebih kompleks. Sementara itu, accrual basis dinilai lebih akurat dan
c. Arus Kas
Accrual basis sulit mempresentasikan laporan kas dengan tepat karena banyak
perusahaan harus membuat laporan arus kas secara terpisah. Sementara cash basis
memberikan gambaran yang lebih akurat terhadap arus kas yang keluar dan masuk.
d. Penerapan Industri
Accrual basis umumnya digunakan oleh bisnis dengan tingkat perputaran produksi yang
cepat dan modal yang lebih besar seperti konstruksi dan manufaktur. Sementara cash
basis tidak cocok untuk bisnis dengan arus modal besar dan perputaran bisnis yang cepat.
Jenis laporan keuangan ini biasanya digunakan oleh usaha kecil atau usaha yang sedang
berkembang.
e. Kemudahan Penggunaan
Pemeriksaan dan pencatatan laporan keuangan berbasis akrual cukup sulit karena
membutuhkan lebih banyak entri jurnal pada setiap transaksi yang terjadi.
Berbeda dengan cash basis yang lebih mudah karena tidak banyak membutuhkan entri
jurnal.
f. Analisis Tren
Karena metode accrual basis mencatat setiap transaksi, maka ada representasi yang lebih
akurat pada setiap transaksi yang terjadi. Oleh karenanya analisis untuk pola penjualan
Sementara itu, untuk metode cash basis yang hanya mencatat transaksi saat dana
berpindah tangan, ada kesenjangan atau celah waktu signifikan antara saat terjadinya
transaksi dengan pencatatannya. Hal itu menyebabkan analisis tren pada metode ini sulit
dilakukan.
barang atau jasa kepada pelanggan tetapi telah menerima pembayaran tunai.
diterima dalam liabilitas dan uang tunai dalam aset. Kemudian, setelah pelanggan
2. Pendapatan yang masih harus dibayar (accrued revenue) timbul ketika perusahaan
telah menjual barang atau layanan yang diberikan, tetapi belum menerima
perusahaan mengakui piutang usaha dalam aset dan pendapatan dalam laporan
menerima produk atau layanan, ia melaporkan beban dibayar di muka sebagai aset
laporan laba rugi. Pada saat yang sama, itu menghilangkan akun beban dibayar
dimuka.
4. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense) timbul ketika perusahaan
menerima barang atau jasa sebelum membayar tunai. Akun beban yang masih
harus dibayar muncul dalam liabilitas, dan pada saat yang sama, perusahaan
mengakui beban dalam laporan laba rugi. Setelah membayar tunai, perusahaan
menghilangkan akun biaya yang masih harus dibayar. Dan, posisi kas perusahaan
Kesimpulan
Basis ini merupakan dasar pengakuan atas suatu transaksi atau peristiwa ketika
ia terjadi tanpa memperhatikan diterima atau dikeluarkannya kas atau setara
kas yang terkait. Dasar akuntansi ini membenarkan bagi pelaku pembukuan
untuk mencatat transaksi yang sebenar terjadi apabila memiliki kemungkinan
atau kepastian akan adanya peristiwa masuk atau keluarnya kas atau setara kas.
Konsep dasar basis akrual diterapkan dalam dua hal berikut ini:
1. Pengakuan Pendapatan
Hal ini diakui ketika perusahaan memiliki kewenangan untuk melakukan
penagihan atas kegiatan usahanya seperti penjualan jasa/ barang. Pengakuan
pendapatan ini tidak menunggu masa ketika kas/ bank betul-betul diterima
sehingga akan mungkin terjadinya piutang tak tertagih.
2. Pengakuan Beban
Hal ini diakui ketika perusahaan sudah memiliki kewajiban untuk membayar
meskipun perusahaan belum melakukan pembayaran sama sekalipun.
Kasus
DAFTAR PUSTAKA