Anda di halaman 1dari 22

Makalah Analisis Laporan Keuangan

The Accrual Concept


Dosen : Dr.Novita Indrawati SE.,M.Si.,AK.,CA

Disusun Oleh :
Yona Lita 2110247775
Sitti Fatimah 21102477796
Ratna Fawzyah 2110247753

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “ The
Accrual Concept”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat hambatan. Akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak, hambatan itu dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pekanbaru, 26 Agutus 2022

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

Selama beberapa dekade terakhir dimana semakin meningkatnya permintaan oleh para
politisi dan masyarakat dalam ranah akuntansi pemerintah, dimana sektor pemerintah
seharusnya tidak hanya berfokus dan mencatat mengenai arus kas dan kas itu sendiri. Tuntutan
ini lebih menekan pemerintah untuk bagaimana pemerintah bertanggung jawab juga pada
bagaimana pemerintah menggunakan uang rakyat dalam pengelolaan pemerintahannya. Pada
akhirnya tuntutan dan permintaan dari masyarakat ini mengarah pada reformasi manajemen
publik, yang dikenal sebagai New Public Management di banyak negara. Menurut Jones &
Pendlebury, 1996 dan OECD,1993 mengatakan bahwa basis akrual dalam akuntansi dapat
memenuhi hal-hal yang terkait dengan bagaimana sistem akuntansi yang lebih baik,
mendukung dalam pembuatan keputusan, dan konsekuensi jangka panjang dari suatu kebijakan
pemerintah. Basis akrual ini dianggap lebih mampu menyediakan hal tersebut dibandingkan
dengan basis kas yang dipakai selama ini oleh negara kita. Reformasi sektor publik yang
membuat pemerintah perlu untuk tidak hanya menggunakan laporan keuangan dalam konteks
kas saja tapi juga pada penggunaan informasi-informasi yang disediakan oleh laporan keuangan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Reformasi yang terjadi di negara ini juga
berdampak pada tuntutan masyarakat untuk mereformasi juga masalah keuangan negara kita,
sehingga Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang keuangan negara. Hal
ini tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang (UU) Nomor 17 tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, yang mengharuskan Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, dapat semakin diwujudkan. Salah satu
reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap
instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang dimulai tahun
anggaran 2008. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16
undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Secara konseptual akuntansi berbasis akrual dipercaya dapat menghasilkan informasi


yang lebih akuntabel dan transparan dibandingkan dengan akuntansi berbasis kas. Akuntansi
berbasis akrual dianggap mampu mendukung terlaksanakannya perhitungan berbagai macam
biaya pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah dengan wajar. Pencatatan dan
perhitungan seluruh beban, baik yang sudah dibayar maupun yang belum dibayar dalam basis
akrual membuat akuntansi berbasis akrual secara konseptual dapat menyediakan pengukuran
yang lebih baik, pengakuan yang tepat waktu, dan pengungkapan kewajiban di masa
mendatang. Sedangakan apabila dilihat dalam rangka pengukuran kinerja, informasi berbasis
akrual dapat menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya ekonomi yang
sebenarnya. Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual merupakan salah satu sarana
pendukung yang saat ini diperlukan oleh pemerintah dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas pemerintah. Manfaat sistem berbasis akrual antara lain (Van Der Hoek, 2005): 1.
Mendukung Manajemen Kinerja 2. Menfasilitasi Manajemen keuangan yang lebih baik 3.
Memperbaiki pengertian akan biaya program 4. Memperluas dan meningkatkan informasi
alokasi sumber daya 5. Meningkatkan pelaporan keuangan 6. Memfasilitasi dan meningkatkan
manajemen aset (termasuk kas).

Basis akrual menurut PSAP (Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan) Nomor 01 adalah :
1. Basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada
saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar‖

Basis akrual yang dimodifikasi (modified accrual ) Pada basis akrual yang
dimodifikasi hanya pendapatan yang memenuhi unsur measurable dan available
yang dapat diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya, sedang pendapatan
yang tidak memenuhi kedua unsur tersebut baru diakui pada saat kas sudah
diterima atau diakui sebagai pendapatan ditangguhkan. Sementara itu, belanja
diakui pada periode dimana kewajiban timbul.
2. Basis kas (cash basis)
Basis kas menurut PSAP 01 adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar. Pada basis kas, pendapatan diakui ketika kas diterima bukan ketika hak
atas pendapatan tersebut timbul dan belanja diakui ketika dibayar bukan ketika
kewajiban untuk membayar timbul. Pada basis kas, pembelian aset jangka
panjang tidak dikapitalisasi tapi seluruhnya diakui sebagai belanja, sehingga
tidak ada pencatatan dan penyajian atas aktiva tetap dan penyusutan.
3. Basis kas yang dimodifikasi (modified cash)
Basis kas yang dimodifikasi hampir sama dengan basis kas, hanya saja pada
basis kas yang dimodifikasi pembukuan untuk periode tahun berjalan masih
ditambah dengan waktu tertentu misalnya 1 bulan setelah berakhirnya tahun
berjalan. Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama waktu tertentu
tersebut, yang berasal dari transaksi tahun lalu diakui sebagai penerimaan dan
pengeluaran atas periode sebelumnya. Arus kas yang telah diperhitungkan dalam
periode pelaporan tahun sebelumnya tersebut dikurangkan dari periode pelaporan
tahun berjalan. 5. Basis kas menuju akrual (cash toward accrual)

Basis kas menuju akrual dianut di Indonesia, dan ini ditegaskan dalam KKAP paragraf
39 dan PSAP 01 paragraf 5, yang menyatakan bahwa basis akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer
dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dana dalam Neraca. Meskipun menganut basis kas menuju akrual,
entitas pelaporan dapat menyelenggarakan akuntansi dan penyajian laporan keuangan dengan
menggunakan sepenuhnya basis akuntansi akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja,
transfer, dan pembiayaan, maupun dalam pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Namun
demikian, penyajian Laporan Realisasi Anggaran tetap berdasarkan basis kas (KKAP Paragraf
42 dan PSAP 01 paragraf 6 dan 7).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akrual

Akrual adalah salah satu istilah akuntansi dan juga pembukuan yang mengacu pada

penyesuaian yang harus dilakukan sebelum diterbitkannya laporan keuangan perusahaan.

Transaksi bisnis yang bisa dilibatkan pada akrual adalah:

 Beban, kewajiban, dan kerugian yang sudah terjadi tapi belum tercatat di dalam akun.

 Aset dan pendapatan yang sudah didapatkan tapi belum tercatat di dalam akun.

Metode akrual dinilai lebih tepat dalam hal penilaian kondisi keuangan suatu

perusahaan. Penggunaan metode akrual sangat berguna bagi bisnis yang di dalamnya terdapat

banyak sekali transaksi kredit, termasuk penjualan produk barang atau jasa secara kredit yang

saat prosesnya tidak ada pertukaran uang secara tunai.

Metode akrual dianggap sangat bermanfaat dalam hal meningkatkan jumlah informasi di

dalam laporan akuntansi. Umumnya para akuntan hanya mencatat kegiatan transaksi tunai di

dalam laporannya, sebelum menggunakan metode akrual. Tapi, kenyataannya transaksi tunai

saja kurang mampu memberikan informasi yang gamblang terkait aktivitas bisnis.

Misalnya pada pendapatan berdasarkan kredit sampai kewajiban yang harus dilakukan

di masa yang akan datang. Dengan melakukan pencatatan akrual, maka pihak perusahaan jadi

bisa mengukur apa saja yang terutang dalam jangka waktu pendek.

Metode akrual dianggap sebagai praktik akuntansi standar bagi perusahaan besar dan

didukung oleh Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan Prinsip Akuntansi yang

Diterima Umum (PABU).


B. Mengenal Akrual Basis

Dalam dunia akuntansi, dikenal adanya basis akuntansi. Yang dimaksud dengan basis

akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas transaksi atau

kejadian harus diakui untuk penggunaan pada laporan keuangan. Secara umum, terdapat dua

basis akuntansi yaitu kas basis (cash basis) dan akrual basis (accrual basis). Perbedaan besar

antara dua basis ini terletak pada bagaimana perusahaan mampu melaporkan pendapatan dan

bebannya.

Pada kas basis, perusahaan akan mengakui pendapatan hanya bila sudah menerima

pembayaran tunai. Dan juga akan mencatat pengeluaran saat sudah melakukan pembayaran

tunai. Artinya, pengakuan pendapatan dan pengeluaran hanya terjadi saat uang sudah berpindah

tangan.

Sedangkan yang diterapkan pada akrual basis adalah perusahaan dapat mengakui adanya

pendapatan atau beban walaupun belum menerima ataupun melakukan pembayaran secara

tunai. Intinya basis ini tidak bergantung pada aliran uang.

Akrual basis atau dasar akrual adalah suatu basis akuntansi bilamana transaksi ekonomi

atau peristiwa akuntansi diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan langsung pada

saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau dibayarkan.

Akrual basis adalah cara melakukan pencatatan berdasarkan apa yang seharusnya menjadi

pendapatan dan beban perusahaan pada suatu periode.

Dengan begitu, suatu perusahaan akan mencatat pendapatannya berdasarkan seluruh

pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan, terlepas apakah hak ini telah diwujudkan dalam

bentuk penerimaan kas atau tidak, demikian juga dengan beban.

Bisa juga disebut bahwa akrual basis atau dasar akrual adalah cara yang digunakan

untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.


Ada dua pilar yang dijadikan sebagai konsep dasar akrual basis, yaitu:

1. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan pada akrual basis adalah pada saat perusahaan memiliki hak

untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep akrual basis, kapan

saatnya kas benar-benar diterima merupakan hal yang kurang penting. Lantaran itulah, dalam

akrual basis muncul yang disebut dengan estimasi piutang tak tertagih, karena penghasilan

sudah diakui padahal kas belum diterima.

2. Pengakuan Beban

Pengakuan beban biasanya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.

Singkatnya, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka saat itulah yang dapat dianggap

sebagai titik awal munculnya biaya meskipun beban tersebut belum dibayar.

- Contoh Pendapatan Pelaporan Berdasarkan Akrual Basis

Asumsikan bahwa kamu memulai bisnis akuntansi pada bulan Desember dan selama

Desember kamu menyediakan Rp 10.000.000 untuk jasa akuntansi. Dikarenakan kamu

mengizinkan klien untuk membayar dalam tenggang waktu 30 hari, maka tidak akan ada biaya

sebesar Rp 10.000.000 yang kamu peroleh pada bulan Desember atau tidak ada biaya yang

diterima pada bulan Desember.

Di sisi lain, klien kamu membayar Rp 100.000.000 pada bulan Januari. Dengan

penghitungan menerapkan metode akrual basis, maka bisnis kamu akan melaporkan Rp

100.000.000 pendapatan yang kamu peroleh pada laporan laba rugi Desember dan akan

melaporkan piutang usaha Rp 10.000.000 pada neraca 31 Desember.


- Contoh Biaya Pelaporan Berdasarkan Akrual Basis

Coba kamu asumsikan bahwa kamu membayar sewa kantor sebesar Rp 20.000.000 dan

mengeluarkan biaya Rp 5.000.000 untuk biaya kebersihan, keamanan, listrik, gas, dan air

selama bulan Desember.

Tapi pada kenyataannya, meteran tidak akan membaca meter sampai 1 Januari, dan akan

menagih kamu pada 10 Januari dan mengharuskan kamu membayar tagihan maksimal pada

tanggal 1 Februari.

Dalam penghitungan dengan metode akrual basis, kamu akan melaporkan biaya sewa

pada bulan Desember, karena biaya sewa habis pada bulan Desember. Kamu juga akan

melaporkan perkiraan biaya tagihan sebesar Rp 5.000.000 sehingga laporan laba rugi Desember

memberikan penghitungan yang lebih baik dari profitabilitas Desember.

Neraca 31 Desember juga akan melaporkan kewajiban seperti utang tagihan sebesar Rp

5.000.000 untuk mengkomunikasikan ukuran kewajiban yang lebih akurat pada 31 Desember.

C. Manfaat Akrual Basis

Menurut Van Der Hoek, 2005, Manfaat metode yang menerapkan akrual basis adalah:

1. Mendukung manajemen kinerja perusahaan

2. Memfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik

3. Memperbaiki pengertian akan biaya program

4. Memperluas dan meningkatkan informasi alokasi sumber daya

5. Meningkatkan pelaporan keuangan

6. Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset (termasuk kas)


1. Akrual Landasan Akuntansi

Standar akuntansi mengharuskan laporan keuangan dibuat berdasarkan basis

akrual. Statements of Financial Accounting Concept No. 1 menyatakan bahwa

“informasi mengenai laba perusahaan berdasarkan akuntansi akrual biasanya

memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas saat ini

dan masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang dibatasi oleh

aspek keuangan berupa penerimaan dan pembayaran kas.

2. Kerangka Kerja Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai

mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas perusahaan di masa depan

secepat mungkin dengan tingkat kepastian yang layak. Jika dibandingkan dengan konsep

basis kas, basis akrual lebih dapat merepresentasikan kondisi keuangan sebenarnya

yang terjadi kepada suatu entitas. Banyak transaksi dalam aktivitas usaha yang

dilakukan dengan kredit. Perusahaan pun menginvestasikan miliaran dolar pada

persediaan dan aset jangka panjang yang manfaatnya dapat dirasakan untuk beberapa

periode kedepan. Pada kasus seperti ini, akuntansi arus kas tidak dapat menyajikan

gambaran yang relevan atas kinerja dan kondisi keuangan suatu periode.

Akuntansi akrual mengharuskan pendapatan dan beban diakui saat terjadinya

tanpa memperhatikan apakah terdapat arus kas bersamaan dengan transaksi

tersebut. Pemisahan pengakuan pendapatan dan beban dengan arus kas difasilitasi

dengan penyesuaian akrual yang dicatat setelah membuat asumsi dan estimasi yang

layak. Suatu akrual yang meningkatkan (menurunkan) juga akan diikuti dengan

meningkatnya (menurunnya) aset atau menurunnya (meningkatnya) kewajiban.


Akuntansi akrual terdiri atas dua prinsip dasar, yaitu :

1) Pengakuan Pendapatan

Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya, artinya

perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasikan saat perusahaan

memperoleh aset (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi kas atau setara

kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan dapat diakui baik pada saat

diperoleh maupun pada saat direalisasi tergantung kondisinya.

(2). Pengaitan Beban.

Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan,

dimana beban yang berasal dari biaya produk diakui saat produk dan jasa diserahkan

kepada pihak lain (seluruh biaya produk akan tetap berada di dalam neraca sebagai

persediaan hingga terjual dan pada saat bersamaan ditransfer ke laporan laba rugi

sebagai harga pokok penjualan) sedangkan beban yang berasal dari biaya periode

diakui pada saat terjadinya suatu periode tanpa memperhatikan bahwa telah atau

belum terjadinya penyerahan barang atau jasa. Akuntansi akrual terdiri dari akrual

jangka pendek dan akrual jangka panjang. Akrual jangka pendek mengacu pada

perbedaan waktu yang pendek antara laba dan arus kas, yang menyebabkan adanya

pos modal kerja pada neraca atau yang biasa disebut working capital accrual. Akrual

jangka pendek biasanya berasal dari persediaan dan transaksi kredit. Akrual jangka

panjang disebabkan oleh kapitalisasi, dimana kapitalisasi aset ialah proses

penangguhan biaya yang terjadi pada periode kini karena manfaatnya diharapkan

terjadi pada periode masa depan. Proses ini menyebabkan timbulnya aset jangka

panjang seperti bangunan, mesin dan goodwill. Biaya dari aset ini dialokasi

sepanjang periode manfaatnya.


3. Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi Akrual

Keunggulan konseptual akuntansi akrual dibandingkan arus kas adalah karena

laporan laba rugi (dan neraca) berbasis akrual lebih relevan untuk mengukur kapasitas

perusahaan untuk menghasilkan kas saat ini dan pada masa mendatang baik pada akrual

jangka pendek maupun akrual jangka panjang yang dijelaskan pada bagian berikut:

 Relevansi akrual jangka pendek. Akrual jangka pendek yang mencatat

pendapatan dan beban saat terjadinya menghasilkan angka laba yang lebih

mencerminkan profitabilitas serta membuat aset dan kewajiban lancar menjadi

kondisi keuangan yang berguna.

 Relevansi akrual jangka panjang. Akrual jangka panjang mengatasi keterbatasan

arus kas bebas dengan cara mengapitalisasi investasi pada aset jangka panjang dan

mengalokasi biayanya sepanjang periode masa manfaat.

Keunggulan akrual dalam menyajikan informasi relevan atas kinerja dan kondisi

keuangan suatu perusahaan, dan untuk memprediksi arus kas masa depan, dijelaskan

sebagai berikut:

 Kinerja keuangan. Pengakuan pendapatan memastikan bahwa semua pendapatan

yang dihasilkan dalam suatu periode telah diakui dan pengaitan biaya memastikan

bahwa beban yang dicatat pada suatu periode hanya beban yang terkait dengan

pendapatn periode tersebut.

 Kondisi keuangan. Akuntansi akrual menghasilkan neraca yang lebih merefleksikan

secara akurat sumber daya yang tersedia bagi satu perusahaan untuk menghasilkan

arus kas di masa depan.

 Prediksi arus kas masa depan. Laba akrual lebih unggul dibanding laba arus kas
karena melalui pengakuan pendapatan secara akrual dapat mencerminkan

konsekuensi arus kas masa depan dan juga akuntansi akrual mengaitkan arus kas

masuk dan keluar lebih baik sepanjang waktu melalui proses pengaitan.

4. Konsep Pendapatan

Laba ( income ) merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam

periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba juga merupakan

informasi perusahaan yang paling penting dan diminati dalam pasar uang. Pada

hakikatnya laba ditugaskan untuk menyediakan pengukuran perubahan kekayaan

pemegang saham selama periode maupun mengestimasi laba usaha sekarang serta

juga memiliki peranan sebagai indikator profitabilitas perusahaan yang krusial bagi

analis untuk mengestimasi potensi laba di masa depan.

5. Konsep Ekonomi Pendapatan

Laba ekonomi ( economic income ) biasanya ditentukan dengan cara arus kas

ditambah dengan nilai sekarang dari prediksi arus kas masa depan, khususnya

direpresentasikan dengan perubahan nilai pasar aset usaha bersih. Laba ekonomi

mengukur perubahan nilai pemegang saham. Oleh karena itu, laba ekonomi

berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat pengembalian yang tepat

kepada pemegang saham untuk periode tertentu. Laba permanen (permanent income)

disebut juga laba berkelanjutan (sustainable) atau laba berulang (recurring) yaitu

merupakan rata - rata laba stabil yang ditaksir dapat diperoleh perusahaan sepanjang

umurnya, dengan kondisi usaha masa sekarang. Laba permanen mencerminkan fokus

jangka panjang.

Oleh karena itu, laba permanen merupakan konsep penting bagi analisis penilaian

ekuitas maupun analisis kredit. Laba operasi (operating income) ialah laba yang timbul

dari kegiatan operasi perusahaan dimana pengukuran laba ini seringkali dianggap
sebagai laba usaha bersih setelah pajak.

6. Konsep Akuntansi Pendapatan

Laba akuntansi atau laba dilaporkan (accounting income or reported income)

ditentukan berdasarkan konsep akuntansi akrual.

Pengakuan pendapatan dan pengaitan

Proses utama dalam pengukuran laba ialah pengakuan pendapatan dan pengaitan

beban. Pendapatan dapat diakui bila :

- Telah atau dapat direalisasikan (realized atau realizable). Perusahaan harus

telah mendapat kas atau komitmen andal untuk mendapat kas, seperti piutang

yang sah.

- Telah dihasilkan (earned). Perusahaan harus menyelesaikan seluruh

kewajibannya kepada pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai.

Laba akuntansi dan laba ekonomi

Beberapa penyebab perbedaan laba akuntansi dengan laba ekonomi adalah sebagai

berikut :

- Konsep laba alternatif. Konsep laba ekonomi sangat berbeda dengan konsep

laba permanen sehingga menyebabkan dilema untuk pembuat standar

akuntansi menentukan konsep mana yang harus ditonjolkan.

- Biaya historis. Penggunaan biaya historis mempengaruhi laba dalam duaa

cara: (1) harga pokok penjualan berjalan tidak tercermin pada laporan laba

rugi, misalnya jika digunakan metode persediaan FIFO; dan (2) tidak

diakuinya keuntungan dan kerugian aset teap yang belum di realisasi.


- Basis transaksi. Laba akuntansi biasanya mencerminkan dampak transaksi.

- Konservatisme. Konservatisme mengharuskan pengakuan langsung kejadian

yang menurunkan laba meskipun belum ada transaksi yang mendasarinya,

misalnya penurunan persediaan.

- Manajemen laba. Manajemen laba menimbulkan distorsi pada laba akuntansi

yang tidak mencerminkan realitas ekonomi.

Komponen permanen, sementara, dan tidak relevan dengan nilai

Laba akuntansi terdiri dari tiga komponen, yaitu :

- Laba permanen. Laba permanen diharapkan terjadi sepanjang waktu. Tiap

dolar dari komponen permanen sama dengan 1/r dolar dari nilai

perusahaan, dimana r adalah biaya modal.

- Komponen sementara. Komponen laba rugi akuntansi yang sementara

biasanya merupakan peristiwa yang terjadi satu kali. Komponen ini emmiliki

dampak dollar for dollar,

- Komponen yang tidak relevan dengan nilai. Komponen yang tidak relevan

dengan nilai tidak memiliki konten ekonomi atau komponen ini adalah

distorsi akuntansi.

- Komponen ini timbul karena ketidaksempurnaan akuntansi dan tidak

memiliki dampak pada nilai perusahaan


Faktor Pembeda Accrual Basis dan Cash Basis adalah :

a. Jangka Waktu

Salah satu perbedaan mendasar antara accrual basis dan cash basis adalah waktu

pencatatan.

Pada accrual basis, pencatatan dilakukan setelah transaksi terjadi, sementara pada cash

basis, pencatatan dilakukan setelah uang diterima.

b. Ketepatan

Cash basis kurang efektif apabila digunakan untuk jangka panjang. Penyebabnya adalah

karena dapat menerima dana dari penjualan dalam waktu yang cukup lama.

Dari segi bisnis, hal ini sangat merugikan dan tidak memiliki kontrol pada transaksi non-

tunai yang mungkin lebih kompleks. Sementara itu, accrual basis dinilai lebih akurat dan

dapat memberikan gambaran tentang posisi bisnis secara real-time.

c. Arus Kas

Accrual basis sulit mempresentasikan laporan kas dengan tepat karena banyak

perusahaan harus membuat laporan arus kas secara terpisah. Sementara cash basis

memberikan gambaran yang lebih akurat terhadap arus kas yang keluar dan masuk.

d. Penerapan Industri

Accrual basis umumnya digunakan oleh bisnis dengan tingkat perputaran produksi yang

cepat dan modal yang lebih besar seperti konstruksi dan manufaktur. Sementara cash

basis tidak cocok untuk bisnis dengan arus modal besar dan perputaran bisnis yang cepat.

Jenis laporan keuangan ini biasanya digunakan oleh usaha kecil atau usaha yang sedang

berkembang.

e. Kemudahan Penggunaan

Pemeriksaan dan pencatatan laporan keuangan berbasis akrual cukup sulit karena

membutuhkan lebih banyak entri jurnal pada setiap transaksi yang terjadi.
Berbeda dengan cash basis yang lebih mudah karena tidak banyak membutuhkan entri

jurnal.

f. Analisis Tren

Karena metode accrual basis mencatat setiap transaksi, maka ada representasi yang lebih

akurat pada setiap transaksi yang terjadi. Oleh karenanya analisis untuk pola penjualan

atau pengeluaran lebih mudah dilakukan.

Sementara itu, untuk metode cash basis yang hanya mencatat transaksi saat dana

berpindah tangan, ada kesenjangan atau celah waktu signifikan antara saat terjadinya

transaksi dengan pencatatannya. Hal itu menyebabkan analisis tren pada metode ini sulit

dilakukan.

Empat jenis akun akrual dalam laporan keuangan adalah:

1. Pendapatan diterima di muka (unearned revenue) atau pendapatan yang

ditangguhkan (deferred revenue) muncul ketika perusahaan belum menyediakan

barang atau jasa kepada pelanggan tetapi telah menerima pembayaran tunai.

Sebelum mengirimkan produk, ia akan melaporkan pendapatan yang belum

diterima dalam liabilitas dan uang tunai dalam aset. Kemudian, setelah pelanggan

menerima produk atau layanan, ia mencatat pendapatan dan menghilangkan

pendapatan yang diterima di muka.

2. Pendapatan yang masih harus dibayar (accrued revenue) timbul ketika perusahaan

telah menjual barang atau layanan yang diberikan, tetapi belum menerima

pembayaran tunai. Contohnya adalah piutang dagang. Sebelum pembayaran,

perusahaan mengakui piutang usaha dalam aset dan pendapatan dalam laporan

laba rugi. Setelah menerima pembayaran, perusahaan menghilangkan piutang

dagang dan melaporkan kenaikan uang tunai.

3. Beban dibayar dimuka (prepaid expense) timbul ketika perusahaan telah


membayar tunai, tetapi belum menerima barang atau jasa dari pemasok. Sebelum

menerima produk atau layanan, ia melaporkan beban dibayar di muka sebagai aset

dan mengakui pengeluaran. Setelah menerima barang, ia mengakui beban pada

laporan laba rugi. Pada saat yang sama, itu menghilangkan akun beban dibayar

dimuka.

4. Beban yang masih harus dibayar (accrued expense) timbul ketika perusahaan

menerima barang atau jasa sebelum membayar tunai. Akun beban yang masih

harus dibayar muncul dalam liabilitas, dan pada saat yang sama, perusahaan

mengakui beban dalam laporan laba rugi. Setelah membayar tunai, perusahaan

menghilangkan akun biaya yang masih harus dibayar. Dan, posisi kas perusahaan

(di bagian aset) berkurang dengan jumlah yang sama.


BAB II
PENUTUP

Kesimpulan

Ada 2 alasan utama mengapa suatu biaya perlu diakrualkan:

Alasan- 1. Mematuhi Prinsip Kesesuaian (matching principle) – Secara umum


penerapan konsep akrual berangkat dari keinginan untuk mematuhi prinsip
kesesuaian (the matching principle), yang mengamanatkan agar: setiap biaya
yang diakui bisa dihubungkan dengan revenue (pendapatan) yang dihasilkan
pada periode yang sama. ―Bonus‖ misalnya, bisa saja diakui sekaligus
pada saat dibayarkan, tetapi cara itu membuat biaya bonus menjadi tidak
sesuai (tidak matching) dengan revenue yang sudah timbul (dan diakui) sejak
bulan Januari hingga Desember. Idealnya, biaya bonus diakui setiap bulan
secara proporsional dari Januari sampai dengan Desember—sehingga
teralokasi ke revenue di masing- masing bulan, DENGAN CARA
‗DIAKRUALKAN.‘
Alasan-2. Mematuhi Prinsip Kehati-hatian (conservatism principle) –
Penerapan konsep akrual juga didorong oleh prinsip kehati-hatian, yang
mengamanatkan agar: aktiva (asset) tidak lebih diakui (overstated) di satu
sisinya, dan kewajiban (liability) tidak kurang diakui (understated) di sisi
lainnya. Salah satu wujud dari penerapan prinsip kehati-hatian ini adalah
dengan TIDAK BOLEH TERLAMBAT mengakui kewajiban (liability.)
Sepanjang kemungkinan terjadinya hampir mendekati pasti, kewajiban sudah
harus diakui meskipun nilai nominalnya belum diketahui secara pasti.
―Bonus‖ misalnya, sudah pasti akan terjadi tahun ini, dan sesungguhnya
sudah menjadi hak pegawai sejak Januari. Dengan kata lain, perusahaan sudah
memiliki kewajiban sejak Januari. Tetapi karena angka pastinya belum
diketahui, maka BELUM disebut sebagai ―Utang Bonus‖, melainkan
disebut sebagai ―BONUS DIAKRUALKAN‖ (accrued bonus).

Basis ini merupakan dasar pengakuan atas suatu transaksi atau peristiwa ketika
ia terjadi tanpa memperhatikan diterima atau dikeluarkannya kas atau setara
kas yang terkait. Dasar akuntansi ini membenarkan bagi pelaku pembukuan
untuk mencatat transaksi yang sebenar terjadi apabila memiliki kemungkinan
atau kepastian akan adanya peristiwa masuk atau keluarnya kas atau setara kas.

Konsep dasar basis akrual diterapkan dalam dua hal berikut ini:

1. Pengakuan Pendapatan
Hal ini diakui ketika perusahaan memiliki kewenangan untuk melakukan
penagihan atas kegiatan usahanya seperti penjualan jasa/ barang. Pengakuan
pendapatan ini tidak menunggu masa ketika kas/ bank betul-betul diterima
sehingga akan mungkin terjadinya piutang tak tertagih.

2. Pengakuan Beban

Hal ini diakui ketika perusahaan sudah memiliki kewajiban untuk membayar
meskipun perusahaan belum melakukan pembayaran sama sekalipun.
Kasus

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan, (Jakarta :


IAI), 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2019/PMK.03/2013 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Pusat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2013/PMK.05/2013 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Pusat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2015/PMK.05/2013 tentang Jurnal
Akuntansi Pemerintah pada Pemerintah Pusat
Wiwin Yadiati Ilham Wahyudi, Pengantar Akuntansi,Edisi I.Cetakan I (Jakarta :
Kencana) 2006

Anda mungkin juga menyukai