Anda di halaman 1dari 10

Kerangka Konseptual, Teknik Akuntansi dan

Laporan Keuangan Pemerintahan

Tugas Mata Kuliah

Akuntansi Pemerintahan Kelas A

Disusun Oleh :

Sherindityas Aulia Septiananda

170810301083

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS JEMBER

2020
1. Akuntansi
Pengertian
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menjelaskan bahwa Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar penyusunan dan pengembangan Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan
dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sedangkan pengertian akuntansi sendiri adalah “…proses pencatatan, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian
atas hasilnya serta penyajian laporan.”

Fungsi Kegunaan

Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuanti-tatif


mengenai kesatuan-kesatuan eko-nomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat
dalam pengambilan keputusan.

Proses Kegiatan

Akuntansi adalah seni mencatat, meng-klasifikasikan dan mengikhtisarkan tran-saksi-


transaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagian bersifat ke-uangan dengan
cara menginterpretasi-kan hasil-hasilnya.
2. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah

3. Sistem Pencatatan
Berikut tiga system pencatatan, yakni :
a. Single entry
Pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali
b. Double entry
Menurut system ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi pada dasarnya akan
dicatat dua kali, dalam artian, bahwa setiap transaksi minimal akan mempengaruhi
dua perkiraan, satu di sisi debit dan satu di sisi kredit
c. Triple entry
System pencatatan menggunakan double entry ditambah dengan pencatatan pada
buku anggaran.
4. System Akuntansi Keuangan Daerah
5. Siklus Akuntansi

6. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan


Peranan Laporan Keuangan

Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan :

1. Realisasi dengan anggaran

2. Menilai kondisi keuangan

3. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan

4. Membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang


telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan


yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik.
2. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas


pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah
untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat


berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan
sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan
perundang-undangan.

4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada


periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan
apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban
pengeluaran tersebut.

5. Evaluasi Kinerja

Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya


ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.

Tujuan pelaporan keuangan

Informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan pemerintah haruslah bermanfaat bagi
penggunanya dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan dengan:

1. menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya


keuangan

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk


membiayai seluruh pengeluaran
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh


kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan


berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,


apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.

7. KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


Laporan keuangan pokok terdiri dari:
(a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
(b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
(c) Neraca;
(d) Laporan Operasional (LO);
(e) Laporan Arus Kas (LAK);
(f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
(g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Selain laporan keuangan pokok,diperkenankan pula menyajikan laporan kinerja keuangan
dan laporan perubahan ekuitas.
8. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
1) Relevan
Informasi yang relevan yaitu memiliki Feedback value, Predictive value, Tepat waktu
dan lengkap.
a. Umpan balik
b. Prediktif
c. Tepat waktu
d. Lengkap
2) Andal
Informasi yang andal yaitu penyajiannya jujur, dapat diverifikasi dan netralitas.
a. Penyajian jujur
b. Dapat diverifiksasi
c. Netralisasi
3) Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan
entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal
dan eksternal
4) Dapat Dipahami
9. Kendala Laporan Keuangan
a) MATERIALITAS
Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan pemerintah hanya
diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas. Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang
diambil atas dasar laporan keuangan.
b) BIAYA DAN MANFAAT
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya. Oleh
karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala
informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya
itu juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat.
Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka yang menjadi
tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin
akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
c) KESEIMBANGAN ANTAR KARAKTERISTIK KUALITATIF
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat di antara berbagai tujuan normatif yang diharapkan
dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah. Kepentingan relatif antar karakteristik
dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan
tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah
pertimbangan professional.
7. Basis Akuntansi
a) Akuntansi Berbasis Kas
(Cash Based Accounting)
b) Akuntansi Berbasis Akrual
(Accrual Based Accounting)
c) Akuntansi Berbasis Kas menuju Akrual
(Cash Toward Accrual based Accounting)
8. Perbedaan Basis Kas dengan Basis Akrual
Diilustrasikan sebuah pemerintahan memiliki saldo kas awal sebesar Rp. 20.000,- tanpa
memiliki kekayaan lainnya.
a. Neraca awal, baik berbasis kas maupun berbasis akrual, akan terlihat sama.

Kas Rp. 20.000,-


Ekuiti Rp. 20.000,-

Misalnya terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai Rp. 3.000,- neraca setelah
transaksi tersebut akan ditampilkan secara berbeda di tiap-tiap basis. Pada basis kas,
pembelian kendaraan tersebut dianggap sebagai belanja (biaya). Jurnal untuk
mencatat transaksi tersebut adalah:
Dr. Belanja Kendaraan Rp. 3.000,-
Cr. Kas Rp. 3.000,-

Pada akhir periode, semua akun belanja (biaya) akan ditutup dan mengurangi nilai
ekuitas dana. Sehingga yang akan muncul di neraca pada basis kas tetap akun KAS
saja di sisi aktiva, karena fokus pengukuran basis kas hanya pada KAS.

Kas Rp.
17.000,-
Ekuiti Rp.
17.000,-

Fokus pengukuran pada basis akrual adalah semua sumber daya yang dimiliki, maka
transaksi pembelian kendaraan tersebut akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Kendaraan Rp. 3.000,-
Cr. Kas Rp. 3.000,-
Neraca pada basis akrual akan menampilkan akun Kendaraan (Aset Tetap) selain
KAS di sisi aktiva, sedangkan Ekuitas di sisi pasiva tetap 20.000.
Hal tersebut menunjukkan fokus pengukuran basis akrual yang melaporkan semua
perubahan kekayaan sehingga transaksi tersebut dianggap sebagai penambahan aset
tetap.

Kas Rp. 17.000,-


Kendaraan Rp. 3.000,-

Ekuiti Rp. 20.000,-

Basis Kas Modifikasi, transaksi dicatat berdasarkan kas yang diterima atau
dibayarkan, sehingga neraca yang dihasilkan akan seperti neraca berbasis kas.
Perbedaannya, basis kas modifikasi menggunakan fokus pengukuran atas semua
sumber daya (all resources).
Dengan ilustrasi transaksi yang sama, transaksi pembelian kendaraan dalam basis
kas modifikasi akan dicatat sebagai transaksi belanja dan mengurangi ekuitas dana
menjadi Rp. 17.000,-.
Dr. Belanja Kendaraan Rp. 3.000,-
Cr. Kas Rp. 3.000,-

Fokus pengukuran menghendaki informasi tentang kendaraan dimunculkan dalam


neraca sehubungan dengan fokus pengukurannya yang menghendaki semua
kekayaan yang dimiliki ditampilkan di neraca. Maka, dalam basis kas modifikasi,
dilakukan jurnal tambahan untuk mengakui kendaraan dan melakukan penyesuaian
pada ekuitas dana sebagai berikut:
Dr. Kendaraan Rp. 3.000,-
Cr. Ekuitas Dana Investasi Rp. 3.000,-
Sehingga basis kas modifikasi akan menghasilkan neraca seperti contoh di bawah ini.

Kas Rp. 17.000,-


Kendaraan Rp. 3.000,-

Ekuiti Rp. 17.000,-

Ekuiti Dana Investasi Rp. 3.000,-

9. PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN


Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah:
(a) Basis akuntansi;
(b) Prinsip nilai historis;
(c) Prinsip realisasi;
(d) Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
(e) Prinsip periodisitas;
(f) Prinsip konsistensi;
(g) Prinsip pengungkapan lengkap; dan
(h) Prinsip penyajian wajar.

Anda mungkin juga menyukai