BAB I
PENDAHULUAN
- Kewajiban
- Ekuitas
d) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas yang selanjutnya disingkat LPE adalah
laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang
terdiri dari ekuitas awal, surplus/defisit-LO, koreksi dan ekuitas
akhir.
e) Catatan atas Laporan Keuangan
Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan
membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya,
catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan
susunan sebagai berikut :
1) Informasi tentang kebijakan fiscal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Undang-Undang APBN/Perda APBD, berikut
kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
2) Iktisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
3) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas
transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis setiap pos
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Neraca dan
Laporan Perubahan Ekuitas.
5.4.3. Ekuitas
5.5. Kebijakan Akuntansi Tertentu
Bab VI Penjelasan Atas Informasi-informasi Non Keuangan UPT. Puskesmas
Penanae
Bab VII Penutup
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1 Laporan Realisasi Anggaran Per Rincian Obyek
Lampiran 2 Laporan Aset Tetap
10
BAB II
b. Belanja Daerah
1. Pada sisi belanja daerah, dana yang disediakan akan digunakan untuk
mendukung pelaksanaan program RPJM Daerah dan dialokasikan untuk
belanja non program.
2. Sehubungan dengan aspek belanja daerah ini, maka penggunaan belanja
daerah diharapkan dapat lebih diarahkan dalam mendukung
peningkatan nilai tambah sektor-sektor ekonomi yang akan memberikan
kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan
penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut meningkatkan
ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja sebagai upaya untuk turut
meningkatkan perluasan lapangan kerja guna menurunkan angka
kemiskinan. Beberapa sektor tersebut adalah sektor perdagangan-hotel-
restoran, sektor pengangkutan–komunikasi dan sektor jasa-jasa.
3. Penggunaan belanja juga harus dapat meningkatkan kuantitas dan
kualitas kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan,
perumahan dan permukiman), penanggulangan masalah sosial, menjaga
kelayakan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial.
4. Keseluruhan upaya penggunaan belanja sebagaimana tersebut diatas
harus tetap dalam koridor pencapaian sasaran pembangunan daerah
dan pelaksanaan program daerah yang telah tertuang dalam target APBD
tahun 2022.
BAB III
Realisasi APBD Kota Bima UPT Puskesmas Penanae Tahun 2022 dan 2021
secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Ringkasan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Bima
1 Pendapatan Daerah
2 Belanja Daerah
Ringkasan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Bima
1 Pendapatan Daerah
1.1 Pendapatan Asli Daerah 2.201.784.001,00 1.805.177.700,00 81,99
2 Belanja Daerah
2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 0,00 0,00 0,00
2.2.1 Belanja Pegawai 1.640.754.927,00 1.365.398.774,00 83,22
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 439.075.748,00 343.623.600,00 78,26
2.1.3 Belanja Hibah 0,00 0,00 0,00
2.2.4 Belanja Modal 121.953.326,00 96.155.326,00 78,85
PUSKESMAS PENANAE
2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat yang Ada dalam Pencapaian Target
yang Telah Ditetapkan
a. Faktor Pendukung dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Adapun faktor pendukung pada Upt. Puskesmas Penanae adalah :
1. Tempat kerja yang memadai.
2. Tersedianya alat/perlengkapan kantor antara lain seperti; laptop,
printer, kertas, tinta printer, dan lain-lain
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Entitas Pelaporan adalah Pemerintah Daerah yang terdiri atas satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan wajib menyampaikan laporan keuangan.
b. Penyusunan Laporan Keuangan entitas akuntansi sebagaimana dimaksud
diatas dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Darah (UPT. PUSKESMAS
PENANAE) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).
c. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintah pengguna anggaran/penggunan
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan ini adalah basis
kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas dana dalam Neraca.
4. Dana Cadangan
a) Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak
dapat dibebankan dalam satu periode akuntansi/tahun anggaran.
b) Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang
bersangkutan dan pembentukan Dana Cadangan menambah Dana
Cadangan yang bersangkutan.
5. Aset Lainnya
a) Aset lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokan ke dalam
aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan dana
cadangan.
b) Aset lainnya meliputi tagihan penjualan angsuran, tuntutan
perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, aset tak berwujud,
kemitraan dengan pihak ketiga, dan aset lain-lain.
c) Tagihan Penjualan Angsuran merupakan hak untuk menagih atas
penjualan barang milik daerah yang dilakukan secara
cicilan/angsuran, pada umumnya penyelesaiannya dapat melebihi
satu periode akuntansi.
d) Piutang dari tagihan penjualan angsuran diakui sebesar nilai sesuai
naskah perjanjian penjualan yang terutang (belum dibayar) pada
akhir periode pelaporan. Apabila dalam pembayaran dipersyaratkan
adanya potongan pembayaran, maka nilai piutang harus dicatat
sebesar nilai bersihnya.
e) Tuntutan Perbendaharaan (TP) dikenakan kepada bendahara yang
karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan
kerugian daerah.
f) Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan piutang yang timbul karena
pengenaan ganti kerugian daerah kepada pegawai negeri bukan
bendahara, sebagai akibat langsung ataupun tidak lagsung dari
suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai
tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas yang menjadi
kewajibannya.
g) Piutang dari Tuntutan Ganti Rugi diukur sebesar nilai kerugian
yang menjadi tanggung jawab seseorang sesuai dengan Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak.
h) Aset Tak Berwujud (ATB) adalah aset non-moneter yang tidak
mempunyai wujud fisik, dan merupakan salah satu jenis aset yang
dimiliki oleh pemerintah daerah.
28
lancar utang jangka panjang, utang beban dan utang jangka pendek
lainnya.
5. Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dibayar
dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
pelaporan.
6. Kewajiban jangka panjang meliputi utang dalam negeri dan utang
jangka panjang lainnya.
7. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber
daya ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang
ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut
mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
8. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang
asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca.
h. Ekuitas
1. Ekuitas merupakan kekayaan bersih Pemerintah Kota Bima yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Kota Bima
pada tanggal laporan
2. Ekuitas dana terdiri dari ekuitas yang digunakan untuk mencatat
akun untuk menampung saldo kekayaan bersih Pemerintah Kota
Bima yang diperoleh dari Laporan Perubahan Ekuitas. dan ekuitas
untuk dikonsolidasikan yang digunakan untuk mencatat reciprocal
account untuk kepentingan konsolidasi yang mencakup akun RK
PPKD atau RK SKPKD. Ekuitas untuk dikonsolidasikan ini berada di
UPT. PUSKESMAS PENANAE.
3. Ekuitas diakui pada akhir periode berdasarkan jurnal penyesuaian
untuk memindahkan surplus/defisit LO ke dalam neraca. Sedangkan
ekuitas untuk dikonsolidasikan diakui pada saat terjadi transaksi
resiprokal antara SKPKD dengan UPT. PUSKESMAS PENANAE. Pada
akhir periode akuntansi, ekuitas untuk dikonsolidasikan ini akan
dieliminasi dalam rangka menghasilkan laporan keuangan
konsolidasi.
4. Saldo ekuitas di neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan
Perubahan Ekuitas.
30
BAB V
4.1.2 Belanja
Belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya
kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Belanja UPT Puskesmas Penanae
meliputi Belanja Operasi yang terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja
Barang dan Jasa, Belanja modal.
Secara umum Belanja tahun 2022 dianggarkan sebesar
Rp2.172.312.000,00 dan terealisasi sebesar Rp1.755.236.700,00 atau
80,80%. Terdapat penurunan realisasi belanja tahun 2022 sebesar
Rp49.941.000,00 atau 3,07% dibandingkan dengan realisasi Tahun
2021 sebesar Rp1.805.177.700,00 disebabkan menurunnya
pendapatan Dari Dana Kapitasi JKN akibat Berkurangnya Kepersetaan.
Belanja tahun 2022 terdiri dari :
a. Belanja Operasi
Belanja Operasi tahun 2022 dianggarkan sebesar
Rp2.072.265.225,00 dan terealisasi sebesar Rp1.659.851.925,00
atau 80,10%, yang disesuaikan dengan realisasi pendapatan dana
kapitasi JKN Dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 sebesar
Rp1.709.922.374,00 maka realisasi Belanja Operasi tahun 2022
menunjukkan penurunan sebesar Rp50.070.449,00
32
Belanja
1. 1.541.574.908,00 1.292.508.693,00 83,84 1.365.398.774,00
Pegawai
Belanja
2. Barang dan 530.690.317,00 367.343.232,00 69,22 343.623.600,00
Jasa
1) Belanja Pegawai
Belanja Pegawai tahun 2022 dianggarkan sebesar
Rp1.541.574.908,00 dan terealisasi sebesar Rp1.292.508.693,00
atau 83,84%, sehingga terdapat sisa anggaran sebesar
Rp249.066.215,00 atau 16,16%. Dibandingkan dengan realisasi
tahun 2021 sebesar Rp1.365.398.774,00 maka realisasi Belanja
Pegawai tahun 2022 menunjukkan penurunan sebesar
Rp72.890.081,00 atau 18,73% dengan rincian sebagai berikut :
b. Belanja Modal
Belanja Modal tahun 2022 dianggarkan sebesar Rp100.046.775,00 dan
terealisasi sebesar Rp95.384.775,00 atau 93,34%. Dibandingkan
dengan realisasi tahun 2021 sebesar Rp96.155.326,00 maka realisasi
Belanja Modal tahun 2022 menunjukkan penurunan sebesar
Rp770.461,00 atau 0,80%.
Belanja Modal terdiri dari :
Belanja Modal
1. Meja Kerja 14.375.000,00 14.375.000,00 100 0,00
Pejabat
Belanja Modal
2. Lemari Arsip 30.840.000,00 30.840.000,00 100 0,00
Pejabat
Belanja Modal
3. Alat Rumah 0,00 0,00 0,00 12.440.500,00
Tangga
Belanja Modal
Meja dan
4. Kursi ’0,00 0,00 0,00 1.150.000,00
Kerja/Rapat
Pejabat
Belanja Modal
5. Alat Kesehatan 19.029.325,00 14.367.325,00 75,50 59.164.826,00
umum lainnya
Belanja Modal
6. komputer dan 0,00 0,00 0,00 20.000.000,00
jaringannya
Belanja Modal
7. Alat Pemadam 3.456.000,00 3.400.000,00 0,00 0,00
Kebakaran
Belanja Modal
7. Personal 35.802.450,00 35.802.450,00 100,00
Komputer 0,00
4.2.2 Beban
Beban Operasi adalah pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas dalam rangka kegiatan operasional
entitas agar entitas dapat melakukan fungsinya dengan baik.
Beban Operasi terdiri dari Beban Pegawai, Beban Barang dan Jasa,
Beban Bunga, Beban Subsidi, Beban Hibah, Beban Bantuan Sosial,
Beban Penyusutan dan Amortisasi, Beban Penyisihan Piutang, Beban
Penyisihan Dana Bergulir dan Beban lain-lain.
Belanja Operasi tahun 2022 terdiri dari :
Kenaikan/
No Uraian 2022 (Rp) 2021 (Rp) %
Penurunan
Beban Kenaikan/
No. 2022 (Rp) 2021 (Rp) %
Pegawai Penurunan
Beban Jasa
Pelayanan
1 1.287.748.693,00 1.353.878.774,00 (66.130.081,00) (4,88)
Kesehatan
bagi ASN
Beban
tambahan
2 penghasilan 0,00 8.100.000,00 (8.100.000,00) (100)
berdasarkan
beban kerja
Beban
Honorarium
3 4.760.000,00 3.420.000,00 1.340.000,00 28,15
Pengadaan
Barang/Jasa
Jumlah Beban
1.292.508.693,00 1.365.398.774,00 (72.890.081,00) (5,34)
Pegawai
b. Beban Persediaan
Beban Barang dan Jasa Tahun 2022 sebesar Rp285.937.352,00 Jika
dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp316.983.600,00 maka
terjadi penurunan sebesar Rp31.046.248,00 atau 9,79% dengan rincian
sebagai berikut :
Beban Kenaikan/
No. 2022 (Rp) 2021 (Rp) %
Persediaan Penurunan
Beban suku
1 cadang 970.000,00 0,00 970.000,00 100
kendaraan
Beban Bahan-
2 bahan Bakar 15.538.497,00 13.308.532,00 2.229.965,00 14,35
dan Pelumas
Beban Alat
3 Tulis Kantor
18.000.000,00 21.300.000,00 (3.300.000,00) (15,49)
Beban kertas
4 cover
240.000,00 525.000,00 (285.000,00) (54,29)
Beban Benda
6 Pos
1.100.000,00 1.300.000,00 (200.000,00) (15,38)
Beban perabot
7 kantor
14.590.000,00 13.160.000,00 1.430.000,00 9,80
Beban Alat
8 Listrik
1.190.000,00 863.000,00 327.000,00 27,48
Beban
Alat/bahan
9 kegiatan 100.000,00 0,00 100.000,00 100
kantor
Lainnya
Beban Obat –
10 obatan
134.176.953,00 184.072.588,00 (49.895.635,00) (27,11)
Beban Makan
11 Minum Rapat
3.815.000,00 2.199.000,00 1.616.000,00 42,36
c. Beban Jasa
Beban Jasa Tahun 2022 sebesar Rp82.167.082,00 Jika dibandingkan
dengan tahun 2021 sebesar Rp62.759.480,00 maka terjadi
peningkatan sebesar Rp19.407.602,00 atau 23,62% dengan rincian
sebagai berikut :
Beban Kenaikan/
No. 2022 (Rp) 2021 (Rp) %
Jasa Penurunan
Beban
Honorariu
m
1 0,00 1.200.000,00 (1.200.000,00) (100)
Narasumbe
r/tenaga
Ahli
Beban Jasa
2 Tenaga 28.678.832,00 0,00 28.678.832,00 100
Kesehatan
Beban Jasa
Tenaga
3 28.740.000,00 28.560.000,00 180.000,00 0,63
Administra
si
Beban Jasa
4 Tenaga Ahli
6.000.000,00 4.800.000,00 1.200.000,00 20,00
Beban Jasa
5 Pengolahan 7.409.250,00 15.445.980,00 (8.036.730,00) (52,03)
Sampah
Beban
Kawat/Fak
simili/Inter
6 9.498.000,00 8.871.500,00 626.500,00 6,60
net/TV
Berlanggan
an
Beban
7 1.841.000,00 3.882.000,00 (2.041.000,00) (52,58)
Lembur
d. Beban Pemeliharaan
Jumlah Pemeliharaan pada tahun 2022 sebesar Rp6.015.000,00 Jika
dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp7.470.000,00 maka
terjadi Penurunan sebesar Rp1.455.000,00 atau 19,48% dengan rincian
sebagai berikut :
No Beban Kenaikan/
2022 (Rp) 2021 (Rp) %
. Pemeliharaan Penurunan
Beban
Pemeliharaan Alat
Angkutan-Alat
Angkutan Darat
1 900.00,00 0,00 900.000,00 100
Bermotor-
Kendaraan Dinas
Bermotor
Perorangan
Beban
Pemeliharaan
Komputer-
4 2.355.000,00 1.470.000,00 885.000,00 37,58
Komputer Unit-
Personal
Computer
37
No Beban Kenaikan/
2022 (Rp) 2021 (Rp) %
. Pemeliharaan Penurunan
Beban
Pemeliharaan
Bangunan
Gedung-
5 2.060.000,00 6.000.000,00 (3.940.000,00) (65,67)
Bangunan
Gedung Tempat
Kerja-Bangunan
Gedung Kantor
Beban
Pemeliharaan Alat
6 700.000,00 0,00 700.000,00 100
Rumah Tangga
Lainnya
Beban
No Kenaikan/
Perjalanan 2022 (Rp) 2021 (Rp) %
. Penurunan
Dinas
Beban Perjalanan
1 Dinas Biasa
45.140.700,00 2.920.000,00 42.220.700,00 93,53
Beban Perjalanan
2 30.250.000,00 16.250.000,00 14.000.000,00 46,28
Dinas Dalam Kota
Beban
Kenaikan/
No. Penyusutan dan 2022 (Rp) 2021 (Rp) %
Penurunan
Amortisasi
Peralatan dan
1 3.094.879.978,00 2.948.069.044,00 146.810.934,00 4,74
Mesin
Gedung dan
2 99.388.000,00 99.388.000,00 00,00 00,00
Bangunan
2) Kas Lainnya
Kas Lainnya merupakan Kas Dana Kapitasi pada FKTP sebesar
RP.0,00 dengan rincian sebagai berikut:
Per 31 Desember Per 31 Desember
No. Uraian
2022 2021
4) Persediaan
Saldo Persediaan sebesar Rp0,00 per 31 Desember 2022 dengan
uraian sebagai berikut:
Per 31 Desember Per 31 Desember
No. Uraian
2022 2021
1. Obat
Jumlah
Keterangan :
Untuk Dinas Kesehatan agar memberikan penjelasan berapa
obat yang udah expired dan yang sudah dimusnahkan selama
tahun anggaran 2022
c. Aset Tetap
Jumlah Aset Tetap tahun 2022 sebesar Rp775.140.279,00 dan
apabila dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp890.642.684,00
maka Aset Tetap tahun 2022 mengalami penurunan sebesar
Rp115.502.405,00 atau 12,97%.
Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut :
40
Per 31 Desember
No. Uraian Per 31 Desember 2022
2021
1. Tanah 0,00 0,00
Pengurangan : 0,00
Mutasi Aset Tetap Peralatan dan Mesin selama tahun 2022 adalah
sebagai berikut :
Keterangan Nilai Koreksi Saldo
Saldo Per 31 Desember 2021 96.155.326,00
Penambahan :
- Belanja Modal Tahun 2022 95.384.775,00,00
Pengurangan : -770.551,00
Pengurangan : 0,00
Mutasi Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan selama tahun 2022
adalah sebagai berikut :
Keterangan Nilai Koreksi Saldo
Saldo Per 31 Desember 2021 0,00
Penambahan :
- Belanja Modal Tahun 2022 0,00
Pengurangan : 0,00
Pengurangan : 0,00
Pengurangan : 0,00
7) Akumulasi Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset
tetap yang dapat disusutkan (Depreciable Assets) selama masa
manfaat aset tetap yang bersangkutan.
Akumulasi penyusutan merupakan pos di neraca yang mengurangi
nilai dari aset tetap.
Akumulasi penyusutan tahun 2022 sebesar Rp2.419.127.699,00
dari aset tetap dan akumulasi penyusutan tahun 2021 sebesar
Rp2.156.814.360,00.
Per 31 Desember Per 31 Desember
No Uraian
2022 2021
1. Tanah 0,00 0,00
2. Peralatan dan Mesin (2.406.393.376,00) (2.146.564.737,00)
d. Aset Lainnya
Jumlah Aset Lainnya tahun 2022 sebesar Rp 608.264.666,67 yang
terdiri dari :
No. Per 31 Desember
Uraian Per 31 Desember 2021
2022
1. Aset Tak Berwujud 0,00 0,00
Akumulasi Amortisasi
2. 0,00 0,00
Aset Tak Berwujud
3. Aset Lain-lain 608.264.666,67 608.264.666,67
Jumlah 608.264.666,67 608.264.666,67
3) Aset Lain-lain
Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2022 sebesar
Rp608.264.666,67 yang bersumber dari Aset Tetap dalam keadaan
rusak berat, Aset Tetap yang Hilang dan Tidak Diketahui
Keberadaannya dengan rincian sebagai berikut:
Per 31 Desember Per 31 Desember
No. Uraian
2022 2021
Aset Rusak
1. 608.264.666,67 608.264.666,67
Berat/Usang
Akumulasi Penyusutan
2. (6.468.985.503,47) (6.468.985.503,47)
Barang Rusak Berat
4.4.2 Kewajiban
a. Kewajiban Jangka Pendek
1) Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang PFK Tahun Anggaran 2022 dan Tahun Anggaran 2021
masing-masing sebesar Rp 0,00 dan Rp 0,00 dengan rincian
sebagai berikut:
Per 31 Desember Per 31 Desember
No. Uraian
2022 2021
1. Iuran Pegawai 0,00 0,00
2. Taperum 0,00 0,00
3) Utang Belanja
Utang Belanja adalah utang pemerintah daerah yang timbul
karena pemerintah daerah mengikat kontrak pengadaan barang
atau jasa dengan pihak ketiga yang pembayarannya akan
dilakukan di kemudian hari atau sampai dengan tanggal
pelaporan belum dilakukan pembayaran.
Utang Belanja tahun 2022 adalah sebesar Rp 0,00 yang
merupakan Utang Belanja Gaji dan Tunjangan, Utang Belanja
Obat-Obatan-Obat dan Utang Belanja Listrik dengan rincian
sebagai berikut:
Per 31 Desember Per 31 Desember
No. Uraian
2022 2021
Belanja Gaji dan
1. 0,00 0,00
Tunjangan
Belanja Obat-Obatan-
2. 0,00 0,00
Obat
3. Belanja Listrik 0,00 0,00
4.4.3 Ekuitas
Ekuitas merupakan kekayaan bersih UPT. PUSKESMAS PENANAE
Dinas Kesehatan yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
UPT. PUSKESMAS PENANAE Dinas Kesehatan pada tanggal laporan.
Ekuitas terdiri atas ekuitas dan R/K PPKD.
Total ekuitas UPT. PUSKESMAS PENANAE Tahun 2022 sebesar
Rp121.845.476.634,15.
46
BAB IV
PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN UPT.
PUSKESMAS PENANAE
1. PUSKESMAS PEMBANTU
2. BIDAN DI KELURAHAN
3. PUSKESMAS KELILING
4. JEJARING PUSKESMAS
Puskesmas dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan Surat Keputusan
Walikota No 821.02/876/BKD/VIII/2014 tanggal 8 Agustus tentang pengangkatan
Jabatan Kepala Dinas Kesehatan tahun 2014 dan Surat Keputusan Walikota No
821.2/1874/BKPSDM/VI/2022 tanggal 17 Juni 2022 tentang pengangkatan
Jabatan Kepala Dinas Kesehatan tahun tahun 2022.
48
1 S2 - - 0 0 0
2 S1 - - 29 7 36
3 D3/D2/D1 - 2 39 - 41
4 SMA - 1 - - 1
5 SMP - - - - -
6 SD - - - - -
Jumlah - 3 68 7 78
a.
49
BAB VI
PENUTUP
4. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas dana
Per 31 Desember 2022.
a. Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai aset sebesar
Rp1.383.404.945,67 yang terdiri dari :
Jumlah Aset Lancar sebesar Rp0,00.
Jumlah Investasi Jangka Panjang sebesar Rp0,00.
Jumlah Aset Tetap sebesar Rp775.140.279,00.
Jumlah Aset Lainnya adalah sebesar Rp608.264.666,67.
b. Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2022 sebesar Rp0,00
c. Jumlah Ekuitas per 31 Desember 2022 adalah sebesar
Rp121.845.476.634,15.
d.Jumlah kewajiban dan ekuitas dana per 31 Desember 2022 sebesar
Rp121.845.476.634,15.
(RUSDIN, SKM)
Nip. 197112261992031007