Akuntansi Publik
Kerangka Konseptual
Akuntansi Pemerintahan
02
Ekonomi Akuntansi AK21107 Nugraeni, SE, M.Sc., CRMP., CRA
DAFTAR ISI
PENGERTIAN
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar penyusunan dan
pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusunan laporan keuangan, pemeriksa dan
pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Kerangka konseptual ini
berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan
dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam hal terjadi pertentangan antara kerangka
konseptual dan standar, maka ketentuan standar diunggulkan relatif terhadap kerangka
konseptual ini.
ASUMSI DASAR
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat
diterapkan, yang terdiri dari :
1. Asumsi kemandirian entitas
Berarti bahwa setiao unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi
kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu
indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk
menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan
aset dan sumber daya dimaksud, utang piutang yang terjadi akibat keputusan
entitas, serta terlaksana atau tidak terlaksananya program yang telah ditetapkan.
2. Asumsi kesinambungan entitas.
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya. Pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan likuidasi atas
entitas pelaporan dalam jangka panjang.
3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini untuk memudahkan apabila
akan dilakukan analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
PRINSIP AKUNTANSI
Ada delapan prinsip akuntansi di sektor publik, yaitu :
1. Basis akuntansi
Ada dua basis akuntansi, yaitu basis kas dan basis akrual
Basis akrual untuk pengakuan pendapatan LO, beban, aset, kewajiban dan ekuitas.
Jika anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka LRA disusun
berdasar basis kas. Sebaliknya, jika anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar
basis akrual, maka LRA disusun berdasar basis akrual.
2. Prinsip nilai historis (historical cost)
Aset dicatat sebesar harga peorlehannya, kewajiban dicatat sebesar jumlah yang
diharapkan akan dibayar untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang.
• Abdul Halim; syam Kusufi, 2012, “Akuntansi Sektor Publik, Teori dan aplikasinya”
• Abdul Halim, 2008, “Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah”
• Mardiasmo, 2009, “Akuntansi Sektor Publik”
• Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010