Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Dosen: Ibu Anne Dahliawati, S.E., M.M.

Disusun Oleh:

Anisa Qosidatu Salsabila 20220191


Liandra Putri 20220845
Tardi Fahreji 21220618

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNDARMA
DEPOK
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca tentang pemahaman terhadap Laporan Realisasi
Anggaran. Dan semoga untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Depok, 28 Oktober 2023

Kelompok 8
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan realisasi anggaran merupakan suatu bentuk laporan keuangan yang
menyajikan informasi mengenai penggunaan dana dalam sebuah organisasi, baik itu
pemerintah, perusahaan, ataupun lembaga lainnya. Laporan ini sangat penting dalam
mengukur kinerja keuangan organisasi secara keseluruhan, memungkinkan
manajemen untuk memantau dan mengendalikan penggunaan dana dengan efektif
serta menjaga keuangan organisasi dalam keadaan stabil.
Dalam konteks pemerintahan, laporan realisasi anggaran merupakan bagian
yang krusial dalam proses pengelolaan dan pengawasan keuangan negara. Laporan ini
mencatat penggunaan dana dari setiap sumber pendapatan pemerintah dan memeriksa
apakah penggunaan dana tersebut sesuai dengan perencanaan anggaran yang telah
diatur sebelumnya. Keakuratan dan kebenaran laporan realisasi anggaran akan
menjadi tolok ukur bagi kinerja pemerintah dalam menjalankan tugasnya dan
mengevaluasi kebutuhan anggaran di masa depan.
Dalam konteks perusahaan, laporan realisasi anggaran dapat membantu
manajemen dalam melakukan pemantauan dan pengendalian atas dana yang
digunakan untuk aktivitas bisnis. Dalam laporan ini, manajemen dapat melihat
bagaimana pengeluaran organisasi mencapai target anggaran, seberapa efektif
penggunaan dana untuk mencapai tujuan organisasi, serta bagaimana kondisi
keuangan organisasi pada saat itu.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menyusun laporan realisasi
anggaran dengan baik. Makalah tentang laporan realisasi anggaran dapat menjadi
salah satu cara untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang pentingnya laporan ini
dan cara menggunakannya secara efektif dalam pengelolaan sumber daya keuangan
organisasi. Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang pengetahuan Laporan Realisasi Anggaran.
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan yang telah disampaikan pada bagian sebelumnya dapat
dirumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Realisasi Anggaran?
2. Apa tujuan dan manfaat Laporan Realisasi Anggaran?
3. Apa saja basis akuntansi dalam Laporan Realisasi Anggaran?
4. Bagaimana isi dan format dalam Laporan Realisasi Anggaran?
5. Bagaimana akuntansi dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui pengertian Laporan Realisasi Anggaran.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Laporan Realisasi Anggaran.
3. Untuk mengetahi apa saja basis akuntansi dalam Laporan Realisasi
Anggaran.
4. Untuk mengetahui isi dan format dalam Laporan Realisasi Anggaran.
5. Untuk mengetahui bagaimana akuntansi dalam penyusunan Laporan
Realisasi Anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) adalah laporan yang menyajikan
informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, pembiayaan, dan sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.
Laporan realisasi anggaran merupakan penyampaian laporan
pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan
disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah diterima
secara umum. Hal tersebut diatur dalam undang-undang No. 17 tahun 2003, tentang
keuangan negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan.
Laporan ini memberikan ikhtisar sumber, alokasi, dan penggunaan sumber
daya ekonomi yang dikelola dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) biasanya disusun oleh entitas pemerintah dan digunakan untuk
memantau realisasi anggaran dalam satu periode pelaporan. Laporan ini juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu entitas pemerintah dan
memperbaiki pengelolaan keuangan di masa depan.
Laporan realisasi anggaran setidaknya disajikan secara tahunan. Tahun
anggaran pemerintah dapat berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk
periode yang lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun anggaran. Apabila hal
tersebut terjadi maka sebagai tambahan informasi terhadap periode cakupan laporan
realisasi anggaran mengungkap:
a. Alasan penggunaan periode pelaporan selain periode tahunan
b. Fakta bahwa angka-angka komperatif dalam laporan anggaran tidak dapat dip
erbandingan.
Manfaat suatu laporan realisasi berkurang apabila jika laporan tersebut
tidak tersedia tepat pada waktunya suatu entitas pemerintahan menyajikan laporan
realisasi anggaran selambat-lambatnya enam (6) bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat
dijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas pemerintah untuk menyajikan
laporan keuangan yang tepat waktu.

2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Realisasi Anggaran


Tujuan standar laporan realisasi anggaran adalah menetapkan dasar-dasar
penyajian laporan realisasi anggaran untuk pemerintahan dalam rangka
memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan . laporan realisasi anggaran menyajikan informasi tentang realisasi dan
anggaran entitas secara tersanding. Penyadingan antara anggara dan
realisasinya menunjukan tingkat ketercapaian target-target yang telah
disepakati antara legislative dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Menurut PSAP No. 2 alinea 6 (2010), laporan realisasi anggaran
menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer,
surplus/defisitdan pembiayaan dari suatu entitas yang masing-masing
diperbadingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para
pengguna laporantersebut dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber-sumber daya ekonomi serta untuk menyediakan akuntabilitas entitas
atas sumber –sumber daya tersebut dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber daya ekonomialo
kasi dan penggunaan sumber-sumber tersebut.
b. Menyediakan informasi realisasi anggaran secara menyeluruhyang berguna
dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam halefisiensi dan efektivit
as pengguna anggaran.
Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dal
am memprediksikan sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah pusat dan daerah. Laporan tersebut juga memprediksi resiko ket
idakpastian dari sumber –sumber daya ekonomi yang berhubungan dengan kegiat
an pemerintah tersebut. Laporan realisasi anggaran dapat menyediakan informasi
kepada para pengguna laporan tentang tentang indikasi apakah sumber daya eko
nomi yang diperoleh dan digunakan :
a. Telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan hemat.
b. Telah sesuai dengan anggaranya.
c. Telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2.3 Basis Akuntansi


2.3.1 Basis Akuntansi dan Basis Anggaran
Basis akuntansi dan basis anggaran adalah dua pendekatan utama dalam
menyusun laporan realisasi anggaran. Basis akuntansi adalah suatu sistem
pengelolaan keuangan di mana laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Dalam basis akuntansi, laporan realisasi anggaran
disusun dengan cara mencocokkan pengeluaran aktual dengan rencana anggaran. Hal
ini memungkinkan pengeluaran untuk dicatat dengan akurat dan kebenaran saldo kas
dapat diukur, terutama dalam mengendalikan aset dan kewajiban keuangan. Laporan
Realisasi Anggaran menggunakan basis akuntansi kas, basis akuntansi kas mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan, basis akuntansi akrual mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar.
Basis anggaran adalah pendekatan di mana laporan realisasi anggaran disusun
berdasarkan alokasi pendanaan anggaran dari awal hingga akhir periode. Dalam basis
anggaran, laporan realisasi anggaran dibuat dengan membandingkan alokasi anggaran
dengan pengeluaran aktual. Pendekatan ini memungkinkan manajemen untuk
memperkirakan pengeluaran keuangan ke depan, melakukan pemantauan sumber
daya yang tersedia dan menjaga agar program dan anggaran sesuai dengan sasaran.
Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis anggaran kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam laporan realisasi anggaran, Basis
anggaran akrual digunakan untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam
neraca.
Dalam LRA, penggunaan basis akuntansi kas dan basis anggaran kas
memungkinkan pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada saat kas
diterima atau dibayarkan. Sedangkan penggunaan basis akuntansi akrual dan basis
anggaran akrual memungkinkan pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas pada saat
transaksi dan peristiwa terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar.

2.3.2 Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mencakup
penerimaan oleh entitas pemerintah melalui bendahara yang menambah Saldo
Anggaran Lebih pada tahun anggaran yang bersangkutan, yang menjadi hak
pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan dalam LRA
juga mencakup realisasi pendapatan yang diperoleh dari sumber lain, seperti hasil
divestasi.
Dalam LRA, pendapatan yang diakui adalah pendapatan yang sudah diterima
atau diperoleh oleh entitas pemerintah pada periode pelaporan tersebut[6].
Pendapatan yang belum diterima atau diperoleh pada periode pelaporan tidak diakui
dalam LRA.
Pengakuan pendapatan dalam LRA menggunakan basis anggaran kas, yang
mengakui pendapatan pada saat kas diterima atau setara kas diterima. Hal ini berbeda
dengan basis anggaran akrual yang mengakui pendapatan pada saat transaksi dan
peristiwa terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
2.3.3 Pengakuan Belanja
Pengakuan belanja dalam laporan realisasi anggaran (LRA) adalah
pengeluaran oleh entitas pemerintah melalui bendahara yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih (SiLPA) pada tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak akan
diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah.
Sistem pembayaran dalam pelaksanaan anggaran ada dua, yaitu:
a. Pembayaran langsung kepada yang berhak
b. Pembayaran dengan dana kas kecil melalui Bendahara Pengeluaran.
Berdasarkan Basis Kas sebagaimana diatur dalam PSAP No. 2, belanja diakui
pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daera
h. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran pengakuannya terjadi pada sa
at pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang menjalanka
n fungsi perbendaharaan (SKPKD).
Dengan demikian, untuk pembayaran langsung kepada pihak ketiga/vendor
pengakuan belanjanya dilakukan pada saat uang dikeluarkan, yaitu pada saat
diterbitkannya Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D LS). Sedangkan
untuk pembayaran dengan dana kas kecil, pada saat diterbitkannya. Pengakuan
belanja baru dilakukan setelah pengeluaran yang dilakukan dipertanggungjawabkan
olah Bendahara Pengeluaran dan telah diverifikasi serta disetujui oleh pejabat yang
berwenang, ditandai dengan diberikannya pengganti uang persediaan dengan
diterbitkannya SP2D GU.

2.3.4 Pengakuan Pembiayaan


Pengakuan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) mencakup
penerimaan dan pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Penerimaan pembiayaan dapat
berasal dari pinjaman dan hasil divestasi, sedangkan pengeluaran pembiayaan dapat
digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman pada
entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Pengakuan pembiayaan dalam LRA menggunakan basis anggaran kas, yang


mengakui penerimaan dan pengeluaran pada saat kas diterima atau setara kas
diterima. Hal ini berbeda dengan basis anggaran akrual yang mengakui penerimaan
dan pengeluaran pada saat transaksi dan peristiwa terjadi tanpa memperhatikan saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Dalam LRA, pembiayaan yang diakui adalah pembiayaan yang sudah
diterima atau dikeluarkan oleh entitas pemerintah pada periode pelaporan tersebut.
Pembiayaan yang belum diterima atau dikeluarkan pada periode pelaporan tidak
diakui dalam LRA.

2.4 Isi dan Format Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran disajikan sedemikian rupa sehingga menonjolkan
berbagai unsur pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar. Laporan realisasi anggaran menbandingkan realisasi pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dengan anggarannya. Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 bahwa laporan realisasi anggaran minimal
mencakup pos-pos sebagai berikut :
a. Pendapatan
b. Belanja
c. Transfer
d. Surplus atau Defisit
e. Penerimaan pembiayaan
f. Pengeluaran pembiayaan
g. Pembiayaan netto
h. Selisih lebih atau kurang
Entitas pemerintah harus menyajikan pada laporan realisasi anggaran atau
pada catatan atas laporan keuangan sub-klasifikasi pendapatan menurut jenis
pendapatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Berikut ini adalah
penjelasan tentang item-item yang ada dalam laporan realisasi anggaran.
a. Pendapatan
Pembukuan pendapatan harus dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Realisasi anggaran
pendapatan harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan.
b. Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran kas umum Negara /
kas daerah. Khusus pengeluaran kepada pemegang kas diakui pada saat
dipertanggung jawabkan. Realisasi anggaran belanja harus dibukukan sesuai
dengan klasifikasi yang ditetapkan.
c. Transfer
Menurut PSAP No.2.1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 : “ Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas ke entitas lain
seperti pengeluaran dan dana bagi hasil”.
d. Surplus atau Defisit
Menurut PSAP No.2. dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 pengertian surflus adalah : “Surflus adalah selisih lebih antara
pendapatan dan belanja. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan
belanja”.
e. Penerimaan Pembiayaan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 pengertian penerimaan pembiayaan adalah : “Penerimaan pembiayaan
adalah semua penerimaan kas umum Negara / kas daerah antara lain berasal
dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privitisasi
BUMN / BUMD, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak
ketiga danpenjualan investasi permanent lainnya”.
f. Pengeluaran Pembiayaan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 : “Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas umum
Negara atau daerah karena memberikan pinjaman kepada pihak ketiga atau
pembayaran klaim kepada pihak ketiga dalam periode tahun anggaran
tertentu”.
g. Pembiayaan Netto
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 : “Penerimaan Netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan
setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran
tertentu”.
h. Sisa Lebih atau Kurang Perhitungan Anggaran.
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 : “Selisih lebih kurang perhitungan anggaran adalah akumulasi surplus /
defisit dengan pembiayaan netto”.
Transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang yang
digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang
asing tersebut menurut kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

2.5 Akuntansi dalam Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran


Dalam penyajian laporan realisasi anggaran, terdapat berbagai
akuntansi yang disusun. Antara lain adalah :
1. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban da
n pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelol
aan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan srtuktur an
ggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan
Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan
menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apr
opriasi yang dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment).
Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengel
uaran pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disah
kan, anggaran dialokasikan, dan anggaran direalisasikan. Pengesahan a
nggaran ditandai dengan terbitnya Perda APBD. Akuntansi diselengga
rakan di SKPD dan di BUD. Akuntansi di SKPD dimaksudkan untuk
menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Akuntansi di ti
ngkat BUD terutama dimaksudkan untuk menghasilkan Laporan Arus
Kas.
2. Akuntansi Pendapatan – LRA
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
3. Akuntansi Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara
pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas
pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi
yang ditetapkan dalam dokumen anggaran. Koreksi atas pengeluaran
belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode
pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada
periode yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi
atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos
pendapatan lain-lain-LRA.
Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen untuk
mengukur efektivitas dan efisiensi belanja tersebut.

4. Akuntansi Surplus atau Defisit - LRA


Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu
periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit-LRA. Surplus-
LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalah selisih kurang antara
pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan.
Surplus/defisit diperoleh melalui jurnal penutup pendapatan
dan belanja. Perhitungan Surplus/defisit dilakukan di tingkat
pemerintah daerah (BUD) melalui jurnal penutup pada saat dilakukan
proses penggabungan di BUD. Di SKPD tidak dilakukan penandingan
antara pendapatan dan belanja sehingga tidak ada surplus/defisit.
5. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar
atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan
surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal
dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
6. Akuntansi Sisa Lebih atau Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA /
SiKPA)
SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih
lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode
pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA. Sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
SILPA/SIKPA diperoleh dari penutupan akun Surplus/Defisit
dan Pembiayaan Neto pada akhir tahun anggaran.
7. Transaksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Berbentuk Barang
Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk
barang/aset harus dilaporkan dalam LRA dengan cara menaksir nilai
aset tersebut pada tanggal transaksi. Berhubung transaksi ini harus
dicatat sebagai pendapatan dan belanja atau pembiayaan, maka perlu
dibuatkan dokumen anggaran sebagai pendapatan, belanja, atau
pembiayaan sebagai dokumen pengesahan anggaran. Berdasarkan
dokumen pengesahan inilah dibuat jurnal untuk mencatat transaksi ini.
Berhubung transaksi ini tidak melibatkan arus kas maka transaksi ini
tidak dilaporkan dalam Laporan Arus Kas.
Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan
sedemikian rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat
memberikan semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari
pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pelaporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi dan


anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan
realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati
antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi
pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas
pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi
tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas
pelaporan terhadap anggaran.

3.2 Saran
Dalam pemanafaatan anggaran, sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan
ketercapaian target dari program-program pemerintah secara efektif dan efisien, tidak
hanya dilihat dari penyerapan anggaran saja. Anggaran yang sudah dianggarkan
seharusnya digunakan secara tepat sasaran, dan dapat diserap oleh seluruh
departemen secara baik dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
http://ppid.rsjd-sujarwadi.jatengprov.go.id/berkala/detail/laporan-
realisasi-anggaran-lra
http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/61/BAB
%202.pdf?isAllowed=y&sequence=7
https://123dok.com/document/y4knp6rq-makalah-laporan-realisasi-
anggaran.html
https://bappeda.jatengprov.go.id/anggaran/laporan-realisasi-anggaran-
lra/
https://bpkad.badungkab.go.id/storage/files/017%20KEBIJAKAN
%20AKUNTANSI-%20(LRA).pdf
https://jdih.kemenkeu.go.id/download/fac4a6c4-61f4-4c8b-99b6-
93b5b80512dd/22_PMK.05_2022Per.pdf
https://www.jurnal.id/id/blog/laporan-realisasi-anggaran/

Anda mungkin juga menyukai