Anda di halaman 1dari 13

Laporan Realisasi Anggaran 1

BAB I PENDAHULUAN

Penyajian laporan keuangan merupakan salah satu agenda dalammemenuhi suatu kewajiban dalam
rangka pemenuhan kebutuhan bersamasebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam penyajian laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah,
harusmemuat komponen-komponen laporan keuangan yang harus dipenuhi. Salah satukomponen
laporan keuangan yang harus dipenuhi tersebut adalah laporan realisasianggaran.Laporan realisasi
anggaran yang disusun oleh suatu entitas akanmenyajikan laporan realisasi anggaran berdasarkan
basis yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam peraturan tersebut telah
ditetapkan standaryang mengatur tentang bagaimana penyajian laporan realiasasi anggaran
yangsemestinya. Tujuan dari penetapan standar laporan realisasi anggaran adalah penetapan dasar-
dasar penyajian laporan realisasi anggaran untuk pemerintahdalam rangka untuk sebagai
perwujudan pemenuhan tujuan akuntabilitas publik.Melalui penyusunan laporan realiasi anggaran
dapat dihasilkan informasirealisasi dan anggaran entitas pelaporan. Dari informasi tersebut dapat
dilakukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya. Perbandingan tersebut ditujukanuntuk
mengetahui sejauhmana tingkat pencapaian target-target yang telahdisepakati antara eksekutif dan
legislatif serta bagaimana proses penyerapananggaran yang terjadi.Laporan Realisasi Anggaran
menyediakan informasi yang bergunadalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima
untuk mendanaikegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan
caramenyajikan laporan secara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapatmenyediakan informasi
kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi
yang telah dilaksanakansecara efisien, efektif, dan hemat, telah dilaksanakan sesuai dengan
anggarannya (APBN/APBD), dan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Informasi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) ini sangat berguna untukmengkaji ulang keputusan
tentang alokasi sumber daya ekonomi, akuntabilitasdan kepatuhan entitas perlaporan terhadap
ketentuan anggaran. Hasil akhirlaporan realisasi anggaran ini yang kemudian akan dipindahkan ke
neracakelompok ekuitas dana lancar. Setiap laporan realisai anggaran harus disusundan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi pemerintahan (SAP). LRA danSAP dinyatakan dalam PSAP No.2
tentang laporan realisasi anggaran. PSAP No.2 ini berisikan prinsip-
prinsip mengenai LRA. Tujuan standar LRAmenetapkan dasar-dasar penyajian laporan realisasi
anggaran untuk pemerintahdalam rangka memenuhi tujuan akuntanbilitas sebagaimana ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Laporan Realisasi Anggaran.

Lapor an realisasi anggaran merupakan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan


pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktudan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi
Pemerintahan yang telahditerima secara umum. Hal tersebut diatur dalam undang-undang No. 17
tahun2003, tentang keuangan negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuaidengan standar akuntansi
pemerintahan.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponenlaporan keuangan pemerintah
yang menyajikan informasi tentang realisasi dananggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk
suatu periode tertentu.

Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalammemprediksi sumber daya
ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode
mendatang dengan cara menyajikanlaporan secara komparatif. Laporan Realisasi Anggaran dapat
menyediakaninformasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan dan penggunaan
sumber daya ekonomi yang telah dilaksanakan secara efisien, efektif,dan hemat, telah dilaksanakan
sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD), dantelah dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Dalam laporan realisasi anggaran harus diidentifikasi secara jelasinformasi berikut pada setiap
halaman laporan:

1.Nama entitas pelaporan pemerintah atau sarana identifikasi lainnya

2.Cakupan entitas pelaporan

3. Periode yang dicakup

4.Mata uang pelaporan

5.Satuan angka yang digunakan

Laporan realisasi anggaran setidaknya disajikan secara tahunan. Tahunanggaran pemerintah dapat
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikanuntuk periode yang lebih panjang atau pendek dari
periode satu tahun anggaran.Apabila hal tersebut terjadi maka sebagai tambahan informasi terhadap
periodecakupan laporan realisasi anggaran mengungkap:

a. Alasan penggunaan periode pelaporan selain periode tahunan

b. Fakta bahwa angka-angka komperatif dalam laporan realisasi anggarantidak dapat


diperbandingan.Manfaat suatu laporan realisasi berkurang apabila jika laporan tersebuttidak tersedia
tepat pada waktunya suatu entitas pemerintahan menyajikan laporan realisasi anggaran selambat-
lambatnya enam (6) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Faktor-faktor seperti kompleksitas
operasi pemerintah tidak dapatdijadikan pembenaran atas ketidakmampuan entitas pemerintah
untuk menyajikanlaporan keuangan yang tepat waktu.

2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Realisasi Anggaran.

Tujuan standar laporan realisasi anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian laporan realisasi
anggaran untuk pemerintahan dalam rangka memenuhitujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan .laporan realisasi anggaran menyajikan informasi tentang
realisasi dan anggaranentitas secara tersanding. Penyadingan antara anggara dan
realisasinyamenunjukan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antaralegislative dan
eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut PSAP No. 2 alinea 6 (2010), laporan realisasi anggaranmenyediakan informasi mengenai
realisasi pendapatan, belanja, transfer,surplus/defisit dan pembiayaan dari suatu entitas yang
masing-masingdiperbadingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para pengguna
laporan tersebut dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenaialokasi sumber- sumber
daya ekonomi serta untuk menyediakan akuntabilitas entitas atas sumber- Sumber daya tersebut
dengan :

a. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber daya ekonomialokasi dan penggunaan sumber-


sumber tersebut

b.Menyediakan informasi realisasi anggaran secara menyeluruhyang berguna dalam mengevaluasi


kinerja pemerintah dalam halefisiensi dan efektivitas pengguna anggaran.

Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalammemprediksikan sumber


daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanaikegiatan pemerintah pusat dan daerah. Laporan
tersebut juga memprediksi resikoketidakpastian dari sumber - Sumber daya ekonomi yang
berhubungan dengankegiatan pemerintah tersebut. Laporan realisasi anggaran dapat
menyediakaninformasi kepada para pengguna laporan tentang tentang indikasi apakah sumberdaya
ekonomi yang diperoleh dan digunakan :

a. Telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan hemat.

b. Telah sesuai dengan anggaranya

c. Telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3 Basis Akuntansi

2.3.1 Basis Anggaran dan Basis Akuntansi

Anggaran pemerintah disusun dengan basis kas. Akuntansi pemerintah pada dasarnya merupakan
akuntansi anggaran, maka basis akuntansi yangdigunakan seharusnya sama dengan basis anggaran.
Pada saat ini PemerintahIndonesia masih menggunakan basis kas, baik untuk anggaran maupun
akuntansirealisasi anggarannya.Apabila ada pemerintah daerah yang menerapkan basis akrual
penuhdalam sistem akuntansinya, termasuk untuk pendapatan dan belanja, maka dalam
penyusunan LRA, laporan yang dihasilkan dari basis akrual tersebut harusdikonversi ke LRA berbasis
kas. Konversi dari LRA berbasis akrual ke LRA

Wajib disajikan dan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan keuangansebagaimana diatur dalam
PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan.

2.3.2 Pengakuan Pendapatan

Sistem penerimaan pendapatan pemerintah daerah diatur dalam PeraturanDaerah. Pada umumnya
terdapat dua sistem penerimaan:

a. Wajib bayar/masyarakat langsung menyetor ke rekening Kas UmumDaerah.

B. Wajib bayar/masyarakat menyetor ke juru pungut/BendaharaPenerimaan, selanjutnya Bendahara


Penerimaan tersebut menyetor kerekening Kas Umum Daerah.Dengan menggunakan basis kas,
pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah. Oleh
karena itu, pada saatuang diterima juru pungut/Bendahara Penerimaan, jumlah tersebut belum
diakuisebagai pendapatan daerah, pengakuannya baru dilakukan setelah uang tersebutdisetor ke
rekening Kas Umum Daerah.

2.3.3 Pengakuan Belanja

Sistem pembayaran dalam pelaksanaan anggaran ada dua, yaitu:


a. Pembayaran langsung kepada yang berhak
b. Pembayaran dengan dana kas kecil melalui Bendahara Pengeluaran.Berdasarkan Basis Kas
sebagaimana diatur dalam PSAP No. 2, belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
rekening Kas Umum Negara/Kas UmumDaerah. Khusus pengeluaran melalui Bendahara
Pengeluaran pengakuannyaterjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unityang menjalankan fungsi perbendaharaan (SKPKD).Dengan demikian,
untuk pembayaran langsung kepada pihakketiga/vendor pengakuan belanjanya dilakukan
pada saat uang dikeluarkan, yaitu pada saat diterbitkannya Surat Perintah Pencairan Dana
Langsung (SP2D LS).Sedangkan untuk pembayaran dengan dana kas kecil, pada saat
diterbitkann

SP2D untuk pemberian uang persediaan kepada Bendahara Pengeluaran (SP2DUP) ataupun untuk
penambahan uang persediaan (SP2D TU) belum diakuisebagai belanja. Pengeluaran tersebut
merupakan transaksi transito yang belummembebani anggaran. Pengakuan belanja baru dilakukan
setelah pengeluaranyang dilakukan dipertanggungjawabkan olah Bendahara Pengeluaran dan
telahdiverifikasi serta disetujui oleh pejabat yang berwenang, ditandai dengandiberikannya
pengganti uang persediaan dengan diterbitkannya SP2D GU.

2.3.4 Pengakuan Pembiayaan

Pelaksanaan anggaran pembiayaan merupakan kewenangan BendaharaUmum Daerah. Penerimaan


pembiayaan diakui pada saat diterima kas padarekening Kas Umum Negara/Kas Umum Daerah.
Dengan demikian,
perlakuan pengakuan penerimaan pembiayaan ini sama dengan pengakuan pendapatansebagaimana
diuraikan pada bagian terdahulu.Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan kas dari
rekeningKas Umum Negara/Kas Umum Daerah

 Pengeluaran pembiayaan antara lainuntuk pemberian pinjaman, penyertaan modal, dan


pembentukan dana cadangan.Pembayarannya dapat dilakukan melalui pembayaran langsung atau
melaluiBendahara Pengeluaran dengan uang persediaan. Pengakuannya sama
dengan pengakuan belanja, yaitu untuk pembayaran langsung diakui pada saatditerbitkannya SP2D
LS sedangkan untuk pembayaran melalui uang persediaandilakukan setelah pertanggungjawaban
atas pengeluaran ini diverifikasi dandisetujui oleh SKPKD.

2.4 Isi dan Format Laporan Realisasi Anggaran.

Laporan realisasi anggaran disajikan sedemikian rupa sehinggamenonjolkan berbagai unsur


pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diperlukanuntuk penyajian yang wajar. Laporan realisasi
anggaran menbandingkan
realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan anggarannya. Menurut PSAP No.2dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 bahwa laporan realisasianggaran minimal mencakup
pos-pos sbagai berikut:

Laporan Realisasi Anggaran 8

a. Pendapatan.

 b. Belanja.
c. Transfer.

d. Surflus atau Deficit.

 e. Penerimaan Pembiayaan.

 f. Pengeluaran Pembiayaan.

 g. Pembiayaan Netto.Selisih lebih / kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA /SIKPA)

 Pos, judul dan sub jumlah lainnya disajikan dalam laporan realisasianggaran apabila diwajibkan oleh
standar akuntansi pemerintahan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan
laporan realisasi anggaran secarawajar.

 Dalam konteks laporan realisasi anggaran, aktivitas operasi adalahaktivitas-aktivitas yang


dilaksanakan oleh entitas dalam rangka mencapai tujuanutamanya. Belanja yang timbul dari aktivitas
operasi dibedakan menurut belanjayang timbul dari aktivitas perolehan aset dan yang timbul dari
aktivitas pembiayaan entitas. Entitas pemerintah harus menyajikan pada laporan realisasianggaran
atau pada catatan atas laporan keuangan sub-klasifikasi pendapatanmenurut jenis pendapatan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

 Entitas pemerintah menyajikan belanja menurut jenis dalam laporanrealisasi anggaran. Rincian
belanja menurut klasifikasi organisasi disajikan dalamlaporan realisasi anggaran atau di catatan atas
laporan keuangan. Belanja disajikandalam laporan realisasi anggaran menurut jenis belanja. Berikut
ini adalah penjelasan tentang item-item yang ada dalam laporan realisasi anggaran.

 a. Pendapatan.

 Menurut PSAP No.2.1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pengertian pendapatan
adalah :

 Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum Negara / kas daerah yangmenambah ekuitas dana
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang

Menjadi hak pemerintah pusat / daerah ”.

Pembukuan pendapatan harus dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitudengan membukukan


penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya(setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran). Realisasi anggaran pendapatanharus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang
ditetapkan.

Pengembalian / koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan
pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan,sedangkan pengembalian / koreksi atas
penerimaan pendapatan dari periodesebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar.
Akuntansi pendapatan disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggung jawaban sesuaidengan
ketentuan dan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah.

b. Belanja.

Menurut PSAP No.2.dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pengertian belanja adalah :

“Belanja adalah semua pengeluaran kas umum Negara / kas daerah yangmengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutanyang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah pusat /daerah. Belanja ditetapkan dengan dokumen otoritas kredit
anggaran(Allotment)”. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran kas umum Negara /
kasdaerah. Khusus pengeluaran kepada pemegang kas diakui pada saat dipertanggung jawabkan.
Realisasi anggaran belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasiyang ditetapkan.

c. Transfer

Menurut PSAP No.2.1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :

“ Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas ke entitas lain seperti pengeluaran dan dana
bagi hasil”.

Laporan Realisasi Anggaran 10

d. Surflus / Defisit.

Menurut PSAP No.2. dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pengertian surflus adalah :

“Surflus adalah selisih lebih anta

Ra pendapatan dan belanja. Defis

It adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja”.

e. Penerimaan Pembiayaan.

Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pengertian penerimaan
pembiayaan adalah :

“Penerimaan pembiayaan adalah

Semua penerimaan kas umum Negara / kas daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman,
penjualan obligasi pemerintah, hasil privitisasi

BUMN / BUMD, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga danpenjualan
investasi permanent lainnya”.

f. Pengeluaran Pembiayaan.

Menurut PSAP No.2 dalam Peratura Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :

“Pengeluaran pembiayaan adalah

Semua pengeluaran kas umum Negara ataudaerah karena memberikan pinjaman kepada pihak
ketiga atau pembayaran klaim kepada pihak ketiga dalam periode tahun anggaran tertentu”.

g. Pembiayaan Netto

Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :

“Penerimaan Netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelahdikurangi pengeluaran


pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu”.

h. Sisa Lebih atau Kurang Perhitungan Anggaran.

Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :

“Selisih lebih kurang perhitungan anggaran adalah akumulasi surplus / defisitdengan pembiayaan
netto”. Transaksi dalam valuta asing harus dibukukan dalam mata uang yangdigunakan dalam
pelaporan keuangan dengan menjabarkan jumlah mata uang asingtersebut menurut kurs tengah
Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

Contoh format Laporan Realisai Anggaran merupakan ilustrasi dan bukanmerupakan bagian dari
standar. Tujuan contoh ini mengilustrasikan penerapanstandar untuk membantu dalam klarifikasi
nantinya. (lampiran)

2.5. Akuntansi dalam Penyusunan LRA

Dalam penyajian laporan realisasi anggaran, terdapat berbagai akuntansiyang disusun. Antara lain
adalah :

1.Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang


digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan.Akuntansi
anggaran diselenggarakan sesuai dengan srtuktur anggaran yangterdiri dari anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan. Anggaran pendapatanmeliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan
menjadi alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan
menjadiotorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran
disahkan,anggaran dialokasikan, dan anggaran direalisasikan. Pengesahan anggaranditandai dengan
terbitnya Perda APBD. Akuntansi diselenggarakan di SKPD dandi BUD. Akuntansi di SKPD
dimaksudkan untuk menghasilkan Laporan RealisasiAnggaran dan Neraca. Akuntansi di tingkat BUD
terutama dimaksudkan untukmenghasilkan Laporan Arus Kas

Akuntansi anggaran untuk Perda APBD dilakukan di BUD. Ilustrasiakuntansi untuk anggaran yang
disahkan dengan Perda APBD adalah:

Pada saat alokasi anggaran dituangkan dalam Dokumen PelaksanaanAnggaran (DPA SKPD), berarti
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)mempunyai hak untuk menggunakan dana maksimal sebesar
anggaran belanjayang dialokasikan dan SKPD mempunyai kewajiban untuk menyetorkan pendapatan
ke BUD sebesar alokasi estimasi pendapatan yang dituangkan di DPASKPD. Jurnal pengalokasian dana
berupa DPA-SKPD dicatat seperti berikut
2. Akuntansi Pendapatan - LRA

Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada rekening Kas UmumDaerah. Seperti diuraikan di atas
bahwa penerimaan pendapatan dapat dilakukanmelalui bendahara penerimaan atau langsung
disetor ke kas daerah. Apabila pendapatan lansung disetor ke kas daerah, maka SKPD akan mengakui
adanyarealisasi pendapatan dan penurunan Utang kepada BUD. Oleh karena itu,transaksi ini dicatat
dengan mendebet Utang kepada BUD dan mengkreditPendapatan. Apabila pendapatan disetor
melalui bendahara penerimaan, makaSKPD akan mendebet Kas di Bendahara Penerimaan dan
mengkredit Pendapatanyang Ditangguhkan. Pendapatan yang Ditangguhkan mencerminkan
adanyakewajiban bagi SKPD untuk menyetorkan pendapatan tersebut ke rekening KasUmum Daerah.
Oleh karena itu, Pendapatan yang Ditangguhkan merupakan utangSKPD kepada BUD. Apabila
pendapatan tersebut disetorkan, maka SKPD Mendebet Utang kepada BUD dan mengkredit
Pendapatan. Selanjutnya dilakukan jurnal balik atas penerimaan kas yang semula ditampung dalam
akun Pendapatanyang Ditangguhkan. Jurnal balik dilakukan dengan mendebet Pendapatan
yangDitangguhkan dan mengkredit Kas di Bendahara Penerimaan.BUD tidak melakukan pencatatan
pada saat kas diterima oleh bendahara penerimaan. BUD melakukan pencatatan pada saat kas telah
disetorkan danditerima pada rekening Kas Umum Daerah, dengan mendebet Kas di Kas Daerahdan
mengkredit pendapatan sesuai dengan jenisnya. Pada tanggal pelaporan perludilakukan rekonsiliasi
pendapatan antara SKPD dan BUD.Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan antara lain
berupa surattanda setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya yang dianggap sah.Berikut ini
ilustrasi akuntansi untuk penerimaan pendapatan pajak
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu denganmembukukan penerimaan
bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelahdikompensasikan dengan pengeluaran).

3. Akuntansi Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas


Umum Negara/Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi p
ada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebutdisahkan oleh unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan. 

Belanja Diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi danfungsi.Klasifikasi


ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan
suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang,
belanja modal, bunga,subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi belanja
pemerintah daerah adalah belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga,subsidi, hibah,
bantuan sosial dan belanja tak terduga.Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
sehari-hari pemerintah pusat / daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasiantara
lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial.Belanja modal
adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetapdan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih dari satu periode akuntansi. Belanjamodal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan
tanah, gedung dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud. Belanja lain-lain/tak terduga adalah
pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidakdiharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah.Realisasi anggaran
belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yangditetapkan dalam dokumen anggaran. Koreksi atas
pengeluaran belanja(penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran
belanjadibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada
periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos
pendapatan lain-lain-LRA.Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untukkeperluan
pengendalian bagi manajemen untuk mengukur efektivitas dan efisiensi belanja tersebut

Berikut ini adalah contoh pencatatan pada akuntansi belanja :

Belanja Operasi: 

- Belanja Pegawai xxx

- Belanja Barang xxx 

- Bunga xxx

- Subsidi xxx 

- Hibah xxx 

- Bantuan Sosial xxx 

Belanja Modal:

- Belanja Aset Tetap xxx
 - Belanja Aset Lainnya xxx

 Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx

4. Akuntansi Surplus / Defisit –  LRA

Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporandicatat dalam pos
Surplus/Defisit-LRA. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA
dan belanja selama satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalahselisih kurang antara pendapatan-LRA
dan belanja selama satu periode pelaporan.Surplus/defisit diperoleh melalui jurnal penutup
pendapatan dan belanja.Perhitungan Surplus/defisit dilakukan di tingkat pemerintah daerah
(BUD)melalui jurnal penutup pada saat dilakukan proses penggabungan di BUD. DiSKPD tidak
dilakukan penandingan antara pendapatan dan belanja sehingga tidakada surplus/defisit.Dalam
ilustrasi ini digunakan pendekatan penutupan akun
secara berjenjang. Di SKPD, akun realisasi anggaran ditutup ke akun alokasi anggarandalam DPA
SKPD.Contoh:Estimasi pendapatan di DPA SKPD Rp10 juta dan realisasi pendapatanRp9
juta. Allotment Belanja sebesar Rp20 juta dan realisasi belanja Rp18 juta.

5. Akuntansi Pembiayaan

Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterimakembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untukmenutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan
pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil divestasi.Sementara, pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran

Kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaanmodal oleh
pemerintah.

a. Akuntansi Penerimaan PembiayaanPenerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening


Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang
diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanenlainnya, dan pencairan dana
cadangan.Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkanazas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).Terhadap setiap penerimaan pembiayaan dibuat 2 (dua)
jurnal. Pertama,untuk mengakui realisasi penerimaan anggaran, kedua, jurnal korolari
untukmengakui akun neraca terkait yang dipengaruhi transaksi tersebut.Berdasarkan kewenangan
tersebut, transaksi-transaksi yang berkaitandengan pembiayaan dicatat dan dibukukan oleh
Bendahara Umum Daerah.Contoh:Pada tahun 2006 diterima pinjaman dari Pemerintah Pusat
sejumlah Rp500 juta. Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang, yang akan diangsur selama
5 tahun mulai tahun 2008.

b. Akuntansi Pengeluaran PembiayaanPengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening


Kas Umum Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaanmodal
pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahunanggaran tertentu, dan
pembentukan dana cadangan. Pengeluaran pembiayaandiakui pada saat dikeluarkan dari Rekening
Kas Umum Negara/Daerah.Pembentukan Dana Cadangan menambah Dana Cadangan yang
bersangkutan.Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan Dana Cadangan di pemerintah
daerahmerupakan penambah Dana Cadangan. Hasil tersebut dicatat sebagai pendapatan-LRA dalam
pos pendapatan asli daerah lainnya

c. Akuntansi Pembiayaan Netto

Pembiayaan netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelahdikurangi pengeluaran


pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisihlebih/kurang antara penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan
Neto.Contoh:Selama satu tahun anggaran, penerimaan pembiayaan berasal dari penerimaan
pinjaman sejumlah Rp200 juta, dan pengeluaran pembiayaan hanyauntuk penyertaan modal
sejumlah Rp250 juta

6. Akuntansi Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA / SiKPA)

SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu
periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan Belanja, serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaanselama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
SiLPA/SiKPA. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke
LaporanPerubahan Saldo Anggaran Lebih.SILPA/SIKPA diperoleh dari penutupan akun Surplus/Defisit
danPembiayaan Neto pada akhir tahun anggaran.

7. Transaksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Berbentuk Barang

Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang/asetharus dilaporkan dalam
LRA dengan cara menaksir nilai aset tersebut padatanggal transaksi. Berhubung transaksi ini harus
dicatat sebagai pendapatan dan belanja atau pembiayaan, maka perlu dibuatkan dokumen anggaran
sebagai pendapatan, belanja, atau pembiayaan sebagai dokumen pengesahan anggaran.Berdasarkan
dokumen pengesahan inilah dibuat jurnal untuk mencatat transaksiini. Berhubung transaksi ini tidak
melibatkan arus kas maka transaksi ini tidakdilaporkan dalam Laporan Arus Kas.Di samping itu,
transaksi semacam ini juga harus diungkapkan sedemikianrupa pada Catatan atas Laporan Keuangan
sehingga dapat memberikan semuainformasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan,
belanja, dan pembiayaan yang diterima. Contoh transaksi berwujud barang adalah hibah
dalamwujud barang dan barang rampasan.Contoh:Diterima hibah dari UNICEF sebuah mobil
ambulance seharga Rp200 juta. Jurnal penerimaan hibah berupa barang ini adalah

Anda mungkin juga menyukai