Setiap Unit Pelaksana Teknis Dinas/ Badan Daerah yang telah menerapkan BLUD setiap
tahunnya wajib untuk menyusun RBA. Dokumen RBA ini diajukan kepada Dinkes setiap awal
periode UPT/Badan Daerah.
Penyususnan RBA ini menmgacu pada renstra sedangan penyusunannya berdasarkan anggaran
berbasis kinerja, Standar satuan harga, dan kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang
diperkirakan akan diperoleh dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, hibah, hasil
kerjasama dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan sumber pendapatan BLUD
lainnya.
Merupakan rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan yang dinyatakan dalam satuan
uang yang tercermin dari rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Perkiraan harga;
Merupakan estimasi harga jual produk barang/atau jasa setelah memperhitungkan biaya per
satuan dan tingkat margin yang ditentukan seperti tercermin dari Tarif Layanan.
Sesuai dengan mandat pemerintah dalam Permendagri No. 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, BLUD wajib untuk menyusun Laporan Keuangan. Laporan keuangan
disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan
keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan
untuk melaksanakan kegiatan operasional BLUD, menilai kondisi keuangannya, mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaataan BLUD
terhadap peraturan perundang-undangan. BLUD sebagai suatu entitas pelaporan yang
menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mempunyai kewajiban untuk melaporkan
upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara
sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan:
(a) Akuntabilitas
(b) Manajemen
Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan
dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan
masyarakat.
(c) Transparansi
Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh
atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan.
Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode
pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang
akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.
Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang
dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan.
Pelaporan keuangan BLUD seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial,
maupun politik dengan:
a) menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d) Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya
dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk
yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
ada Permendagri No.79 Tahun 2019 tentang Badan layanan Umum Daerah pasal 99 ayat 3
menyebutkan bahwa “Laporan Keuangan BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun
berdasarkan standar akuntansi pemerintahan. Laporan keuangan yang dimaksud ini adalah
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan.
Untuk menyusun laporan keuangan ini, BLUD wajib mencatat berbagai transaksi keuangan dan
pelaksanaan anggaran yang dilakukannya selama periode akuntansinya. Lalu, bagamainakah
pengakuan untuk tiap unsur-unsur laporan keuangan BLUD?. karena BLUD menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan, maka untuk pengakuan unsur-unsur laporan keuangannya pun akan
mengikuti standar ini.
PENGAKUAN ASET
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau beban dibayar di muka
diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari
entitas lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi.
Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah antara lain bersumber dari pajak, bea masuk,
cukai, penerimaan bukan pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan kekayaan negara, transfer,
dan setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil pinjaman. Proses pemungutan
setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam dan melibatkan banyak pihak atau instansi.
Dengan demikian, titik pengakuan penerimaan kas oleh pemerintah untuk mendapatkan
pengakuan akuntansi memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk pengaturan mengenai
batasan waktu sejak uang diterima sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin diperoleh pemerintah setelah periode akuntansi berjalan.
PENGAKUAN KEWAJIBAN
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat pelaporan, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Sejalan
dengan penerapan basis akrual, kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada
saat kewajiban timbul.
PENGAKUAN PENDAPATAN
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada aliran masuk
sumber daya ekonomi. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Sedangkan Belanja diakui berdasarkan terjadinya
pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban
atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan permbinaan dan
pengawasan serta pengendalian internal terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh
pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dewan Pengawas
sendiri dibentuk dengan keputusan Kepala Daerah. Dewan pengawas dapat teridiri dari 3 orang
ataupun 5 orang dewan pengawas. Jumlah dewan pengawas ini di sesuaikan dengan kondisi
BLUD
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang dapat terdiri dari unsur-unsur:
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang dapat terdiri dari unsur-unsur:
1. Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau perguruan tinggi yang memahami
tugas fungsi, kegiatan dan layanan BLUD Puskesmas.
2. Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas pada 3
(tiga) BLUD.
3. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah pengangkatan Pejabat
Pengelola.
4. Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas, yaitu:
b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan
dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BLUD;
h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas, atau Komisaris yang dinyatakan
j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala daerah atau calon wakil kepala
daerah, dan/atau calon anggota legislatif.
1. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya apabila belum berusia paling
tinggi 60 (enam puluh) tahun.
2. Dalam hal batas usia anggota Dewan Pengawas sudah berusia paling tinggi 60 (enam
puluh) tahun, Dewan Pengawas dari unsur tenaga ahli dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan berikutnya.
3. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan oleh Bupati/Walikota karena:
a. Meninggal dunia;
b. Masa jabatan berakhir;
c. Diberhentikan sewaktu-waktu
4. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c,
karena:
d. Dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
e. Mengundurkan diri;
f. Terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada BLUD Puskesmas,
negara dan/atau daerah. dalam tindakan BLUD yang merugikan
BLUD sebagai entitas Akuntansi dan Pelaporan wajib menerapkan standar akuntansi yakni
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan wajib menyusun Laporan Keuangan sebagai bentuk
pertanggungjawabannya. Pada akhir periode akuntansi baik di pemerintahan maupun BLUD,
sebelum disusunnya laporan keuangan, juga perlu melakukan penyesuian terlebih dahulu.
Penyesuian ini kemudian dicacat sebagai jurnal penyesuaian.
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat dalam proses pencatatan perubahan saldo pada
akun untuk menyesuaikannya dengan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode. Jurnal
penyesuaian dibuat pada akhir periode setelah penyusunan neraca saldo, namun sebelum
penyusunan kertas kerja (worksheet).
Penyesuaian ini dilakukan untuk akun-akun tertentu yang perlu dilakukan penyesuaian yang
dilakukan pada akhir periode akuntansi. Beberapa akun yang perlu dilakukan penyesuaian adalah
Bahan Pakai Habis, Piutang, Utang, Persediaan, dsb. Fungsi jurnal penyesuaian secara umum
adalah menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode dan menghitung
pendapatan dan beban yang sebenarnya selama periode yang bersangkutan.
Konsep penyesuian pada pemerintah daerah sendiri tidak jauh beda dengan konsep penyesuian
pada sektor bisnis. Hanya saja yang membedakan antara keduanya adalah cara menentukan
taksiran piutang tak tertagih yang mana perusahaan ditaksir oleh pihak internalnya sedangkan
pada pemerintahan penaksiran piutang tak tertagih dilakukan oleh lembaga khusus yang
menangani utang-piutang pemerintah daerah.
Untuk penyesuaian persediaan, antara prusahaan dan pemerintahan juga tidak terdapat
perbedaan. Penyesuaian persediaan yang dilakukan adalah menghitung nilai persediaan akhir
yang masih tersisa baik boleh dengan pendekatan perhitungan fisik maupun perpetual. Begitu
pula dengan konsep penyesuian pada akun-akun lainnya. Secara konsep tidak terdapat perbedaan
berarti antara perusahaan dan pemerintah daerah. Perbedaan antara keduanya biasanya hanya
terletak pada cara/metode menghitungnya saja. Seperti contoh pada pemerintahan daerah untuk
metode menghitung persediaan yang diakui karena berkaitan dengan pajak adalah metode
FIFO (First In First Out) dan Metode rata-rata (Average).
Berikut merupakan beberapa akun yang perlu dilakukan penyesuian pada akhir periode akuntansi
pada BLUD.
SPI dibentuk oleh direktur dan bertanggungjawab dan berkedudukan langsung kepada pimpinan
dalam pengawasan dan pengendalian internal terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan
pengaruh lingkungan sosial dalam penyelenggaraan bisnis yang sehat. Pembentukan SPI harus
mempertimbangkan:
1. Pengamanan kekayaan
2. Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan
3. Menciptakan efisiensi dan produktifitas
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam menjalankan praktik bisnis yang
sehat.
Selain tugas diatas, SPI juga dapat berperan serta untuk membangun suatu sistem dalam RSUD-
BLUD ketika RSUD-BLUD tersebut belum memiliki sistem yang baik. Dengan berbagai peran
ini, SPI harus menjadi bagian rumah sakit yang mampu memberikan manfaat dan meningkatkan
kinerja RSUD seluruh keseluruhan.
1. Pembentukan SPI.
2. Penyusunan Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan (RKPT).
3. Penyusunan Langkah-langkah Persiapan Pemeriksaan Internal.
Pembentukan SPI
Dalam melaksanakan tugasnya SPi harus memahami bagian rumah sakit yang merupakan Cost
Center atau Revenue center.
SPI harus menyusun rencana kerja mereka selama satu tahun. Rencana ini menggambarkan
seluruh aktivitas yang akan dilaksanakan SPI sebagai tugasnya sebagai pihak yang mengawasi
kegiatan internal.
Tujuan pemeriksaan
Jadwal oemeriksaan
Penetapan Staf Pemeriksaan
Anggaran biaya
Laporan kegiatan SPI
Pelaksana SPI di RSU dapat mengecek wilayah-wilayah strategis yang cukup beresiko seperti
bagian Farmasi, rawat jalan dan IGD.
Pemeriksaan internal yang dilakukan oleh SPI rumah sakit dilakukan dengan menerapkan proses
audit pada umumnya. Melaksanakan asersi audit yaitu:
ASERSI
Existence (Keberadaan )
Competence (Kelengkapan)
RO Right and Obligation (Hak & Kewajiban)
Valuation (Penilaian)
Presentation (Penyajian)
Disclosure (Pengungkapan)
Cut off (Accuracy)
Kriteria audit
1. cukup signifikan
2. didukung fakta (bukan opini) dengan bukti memadai, kompeten dan relevan
3. secara obyektif dibuat tanpa bias dan prasangka
4. relevan dengan masalah-masalah yang ada
5. cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukan tindak perbaikan.
Kontrak awal kinerja BLUD terletak pada dokumen Strandar Pelayanan Minimal (SPM) ,
sehingga apabila bagian SPI RSUD menanyakan apakah pekerjaan awal yang dapat dilakukan
dalam melaksanakan perannya sebagai pengawas internal, jawabannya adalah memastikan
seluruh dokumen SPM ini dijalankan dengan baik melalui Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang ada.
SPI dalam lingkup pelaksanaannya sebagai pengawas internal dapat dibagi menjadi dua level,
yakni level satu strategik dan level dua terkait manajemen.
LEVEL 1 : Strategik
Standar SPI dalam melaksananakan peran pengawasannya adalah “Strategik”, yaitu peran yang
memastikan seluruh proses yang dilakukan oleh pengelola berjalan sesuai dengan rencana
strategik yang telah disusun.
Salah satu yang paling mudah untuk dilakukan adalah membandingkan gap antara kondisi saat
ini dengan harapan kedepan, seperti gap antara akreditasi Madya dengan akreditasi Paripurna
pada RSUD BLUD. Inilah merupakan tugas SPI, dimana SPI ini lebih menganalisis gap dan
menganalisis kondisi yang tidak sinkron antara seluruh dokumen strategis rumah sakit yang telah
disusun dengan kondisi saat ini. Dengan demikian, SPI juga dapat memastikan apakah seluruh
tujuan yang telah disusun untuk kedepannya oleh RSUD telah dijalankan dengan baik oleh
seluruh petugas pelaksana BLUD.
Level 2 : Manajemen
Untuk melaksanakan seluruh kegiatan operasionalnya, BLUD maupun RSUD BLUD telah
menyusun berbagai dokumen termasuk didalamnya dokumen Rencana Bisnis dan Anggaran
(Renstra) yang berisi rencana BLUD selama lima tahun kedepan, dokumen SPM, Dokumen Tata
Kelola, dokumen Rencana Bisinis dan Anggaran (RBA) yang disusun tiap tahunnya untuk
menampilkan rencana jangka pendek BLUD dan dokumen lainnya. Untuk pelaksanaan teknis
operasional, BLUD dapat menurunkan berbagai dokumen tersebut ke dalam dokumen lainnya
seperti SOP.
Peran SPI dalam pengawasan manajemen BLUD khusunya RSUD adalah sebagai pihak yang
mengawasi dan memastikan seluruh SOP telah berjalan. Untuk memastikan hal tersebut, SPI
RSUD-BLUD dapat membandingkan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh seluruh pegawai
rumah sakit telah berjalan sesuai dengan SOP yang telah disusu. Dengan demikian, SPI ini dapat
memastikan pelaksanaan SOP dengan baik di dalam RSUD-BLUD dan dapat pula memastikan
seluruh tata kelola yang telah disusun dan dijalankan telah berjalan dengan baik, sehingga
rencana-rencana yang telah disusun sebelumnya dapat tercapai.
Pada Pasal 99 ayat 3, Permendagri No. 79 tahun 2018 tentang BLUD BLUD wajib menyusun
laporan keuangan yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran (LRA), laporan perubahan SAL,
Neraca, laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE),
dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintahan (SAP), sehingga
laporan keuangan BLUD dan pemerintah adalah sama. Pada SAP sendiri pemerintahan wajib
menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports),
laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan
Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK.
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya
keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. . Unsur yang dicakup secara
langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan
pembiayaan.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo
Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan
ekuitas.
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan
Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo
akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan
Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga
mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan
informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar.
Tugas Pejabat Pengelola BLUD
alam pelaksanaan operasional BLUD tentuya membutuhkan berbagai sumber daya. Salah
satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) pada BLUD terdiri atas:
1. Pejabat Pengelola
Pejabat pengelola ini bertanggungjawab atas kinerja umum operasional, pelaksanaan kebijakan
fleksibilitas dan keuangan BLUD dalam pemberian layanan.
2. Pegawai
Pejabat pengelola dan pegawai pada BLUD ini berasal dari Pegawai negeri sipil (PNS) dan/atau
Pegawai Pemerintahan dengan pejanjian Kerja (PPPK/P3K) yang diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pejabat pengelola dan pegawai BLU dapat pula berasal dari
profesional lainnya yang statusnya dapat sebagai pekerja tetap atau kontrak.
1. Pemimpin BLUD
Befungsi sebangai penanggungjawab umum operasional dan keuangan. Tugas pemimpin BLUD
antara lain:
Pejabat pengelola ini diangkat dan diberhentikan oleh kepala daerah. Pemimpin BLUD sendiri
bertanggungjawab kepada kepala daerah atas seluruh aktivitas atau kegiatan bisnis pada BLUD,
sedangkan pejabat keuangan dan pejabat teknis bertanggungjawab kepada pemimpin BLUD.
Pemimpin BLUD dalam melaksankan tugas dan tanggungjawabnya dalam BLUD bertindak
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)/ Kuasa pengguna Barang (KPB). apabila pemimpin
BLUD tidak berasal dari PNS, maka pejabat keuangan yang berasal dari PNSlah yang kemudian
ditunjuk sebagai KPA/KPB termasuk bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.
Konsep Remunerasi
1. Position
Position atau posisi yaitu pemberian remunerasi berdasarkan posisi jabatan yang ditempati.
Dengan kata lain, remunerasi yang diberikan nilainya sama untuk setiap jabatan yang setingkat.
2. People
People atau orang adalah pemberian remunerasi kepada orang yang memiliki keahlian atau
pendidikan khusus yang sesuai dengan pekerjaannya.
3. Performance
Performance atau kinerja adalah pemberian remunerasi yang diberikan kepada karyawan
berdasarkan kualitas kinerjanya. Artinya tunjangan ini hanya diberikan kepada karyawan yang
memiliki kinerja tinggi (berkualitas) atau sesuai harapan yang telah ditetapkan. Prinsip dasar
yang penting untuk diketahui dalam penyusunan remunerasi, yaitu:
Adil yang dimaksud tidak berarti bahwa setiap karyawan menerima upah atau gaji yang sama,
namun juga harus mempertimbangkan dua sisi, yaitu kondisi perusahaan dan kebutuhan pekerja.
Di sisi perusahaan. Adil dan proporsional berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan dan
kecenderungan pasar di masa mendatang apakah prospeknya bagus atau trend-nya menurun,
sedangkan di sisi pekerja, adil adalah tercukupinya pendapatan yang dapat memenuhi
kebutuhan pekerja maupun keluarganya. Asas adil sangat penting karena didapat dalam
rangka mewujudkan terciptanya suasana yang harmonis, motivasi kerja, semangat, disiplin,
dan stabilitas perusahaan.
Batasan pengertian layak dan wajar itu relative. Bisa saja di sisi pekerja mengatakan bahwa
remunerasi yang didapat belum memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya, sedangkan pihak
pengusaha sudah memastikan bahwa apa yang telah diberikan sudah memenuhi
kesejahteraan. Parameter yang digunaan untuk menetapkan remunerasi karyawan di
perusahaan, yaitu ketentuan normatif yang ditetapkan melalui peraturan perundang-undangan.
Tepat
Sebuah sistem pemberian remunerasi kepada pekerja berdasarkan kinerja karyawan. Hasil kerja
karyawan dievaluasi dan dinilai dengan mengacu pada parameter yang telah ditetapkan.
Hasil penilaian tersebut menentukan berapa seharusnya remunerasi yang tepat untuk
diterima karyawan tersebut.
Kompetitif
Dapat bersaing dengan perusahaan lain seperti perusahaan yang menghasilkan produk
sejenis atau lokasi perusahaan yang berdekatan agar tidak terjadi saling cemburu di antara
sesama pekerja.
Transparan
1. gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan;
2. tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan di
luar Gaji setiap bulan;
3. insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan di luar gaji;
4. bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan
di luar Gaji, Tunjangan Tetap dan Insentif, atas prestasi kerja BLUD yang dapat
diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran setelah BLUD memenuhi syarat
tertentu;
5. pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan sesuai kemampuan
keuangan BLUD; dan/atau
6. pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
Khusus untuk pemimpin BLUD, selain indikator penilaian diatas terdapat beberapa
pertimbangan lain yang digunakan sebagai dasar penilaian pemberian remunerasi yaitu:
ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta produktivitas,
pelayanan sejenis,
kemampuan pendapatan dan
kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan, mutu dan manfaat bagi
masyarakat.
Berbagai pertimbangan dan indikator penilaian dalam pemberian remunerasi, maka remunerasi
yang diberikan untuk setiap tenaga kerja pada BLUD juga dapat berbeda. Kebijakan remunerasi
pada BLUD dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pejabat Pengelola
Remunerasi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan paling banyak sebesar 90%
(sembilan puluh persen) dari remunerasi pemimpin.
Dewan Pengawas memperoleh remunerasi dalam bentuk honorarium sebagai imbalan kerja
berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan. Honorarium dewan pengawasn ditetapkan
sebagai berikut:
1. honorarium ketua Dervan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat puluh persen)
dari gaji dan tunjangan pemimpin;
2. honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga puluh enam
persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin; dan
3. honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar15% (lima belas persen)
dari gaji dan tunjangan pemimpin.