SEKTOR PUBLIK
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Lima tahun kemudian tepatnya pada 22 oktober 2010, KSAP menerbitkan SAP
Berbasis Akrual yang ditetapkan dengan PP Nomor 24 tahun 2005 dinyatakan tidak
berlaku lagi. Namu demikian, SAP berbasis Akrual dikembangkan dan mengacu
dari SAO berbasis kas menuju akrual, dan bagi entitas pemerintag yang telah
menerapkan SAP berbasis kas menuju akrual akan melihat kesinambungannya.
Berdasarkan SAP BERBASIS AKRUAL, komponen-komponen laporan keuangan
pemerintah terdiri atas berikut:
a. Laporan realisasi anggaran
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih
c. Neraca
d. Laporan operasional
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas
g. Catatan atas laporan keuangan
Tujuan menerapkan akuntansi dan menyusun laporan keuangan organisasi
pemerintah, meliputi berikut ini:
1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
aliran kas, saldo, neraca, dan kebutuhan sumber daya keuangan jangka
pendek unit pemerintah.
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
kondisi ekonom suatu unit pemerintah dan perubahan perubahan yang
terjadi di dalamnya.
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja. Kesesuaiannya
dengan peraturan perundang undangan , kontrak yang di sepakati dan
ketentuan lain yang disyaratkan
4. Memberikan informasi keuangan untuk perencanaan dan penganggaran ,
serta untuk emprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap
pencapaian tujuan operasional
5. Memberikan informasi guna mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional.
Jadi semua transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan tadi dicatat oleh bendahara
umum daerah.
Pembiayaan Neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan setelah
dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Jadi ini
merupakan selisih atas penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang telah dicatat
tadi.
Akuntansi SilPA/SiKPA ( selisih lebih kurang pembiayaan anggaran)
Merupakan selisih antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode
pelaporan. SILPA/SIKPA ini mencatat penerimaan dan pengluaran pembiayaan
dalam satu periode pelaporan.
SILPA/SIKPA ini diperoleh dari penutupan akun surplus/defisit dan pembiayaan
neto tadi yang terjadi pada akhir tahun anggaran, untuk selanjutnya dipindahkan ke
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
Transaksi Pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbentuk barang
Transaksi-transaksi ini harus dilaporkan didalam LRA dengan cara menaksir nilai
asset tersebut pada tanggal transaksinya. Perlunya dibuat dokumen pengesahaan
anggaran yang berfungsi untuk membuat jurnal untuk mencatat transaksi ini
karena transaksi ini harus dicatat sebagai pendapatan atau biaya. Transaksi ini harus
diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk memberikan semua
informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan atau biaya ini yang
diterima ini.Penyajian untuk transaksi pendapatan,belanja,dan pembiayaan
berbentuk barang dan jasa ini hanya dilakukan pada SAP berbasis Kas Menuju
Akrual, sementara pada SAP berbasis Akrual sudah tidak berlaku lagi perlakuan
transasksi ini karena sudah ditampung pada Laporan operasional yang berbasis
akrual.
Transaksi dalam Mata Uang Asing
Penjabaran penyajian transaksi ini bergantung pada situasi sebagai berikut:
1. Penggunaan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi, setiap
transaksi mata uang asing yang dananya sudah tersedia harus menggunakan
kurs tengah bank sentral
2. Penggunaan kurs transaksi pada tanggal transaksi, maksudnya setiap
transaksi yang dananya belum tersedia akan dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs transaksi yang didapat dari rupiah yang digunakan untuk
memperoleh valuta asing tersebut.
3. Dalam hal tidak tersedianya dana dalam mata uang asing yang digunakan
untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang
asing lainnya,maka:
a. Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan
menggunakan kurs transaksi
b. Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang memberikan informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan,
dan transitoris selama satu periode akuntansi.
Laporan arus kas diperlukan karena merupakan laporan pertanggungjawaban dari
unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Tujuan dari penyusunan laporan arus kas adalah agar laporan tersebut dapat
disajikan mengenai perkembangan kas yang menjadi informasi keuangan tentang
sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu periode akuntansi serta saldo
kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan
pengambilan keputusan. Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum
Negara/kas daerah selama satu periode tertentu.
Pada dasarnya aktivitas keuangan pemerintah sebagian besar merupakan
penerimaan dan pengeluaran kas Negara/ daerah dalam rangka pencapaian sasaran-
sasaran yang ditetapkan.
Arus kas masuk dapat berasal dari penerimaan tunai pendapatan, penjualan asset
tetap, pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan,
pinjaman bahkan penerimaan atas potongan pembayaran yang dilakukan
pemerintah (PFK).
Arus kas keluar misalnya pembayaran tunai belanja pegawai, belanja modal,
pembayaran cicilan hutang, pemberian pinjaman, pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal pemerintah, dan penyetoran kepada pihak ketiga (PFK) atas
pemotongan yang telah dilakukan.
Penerimaan dan pengeluaran kas dalam laporan arus kas disajikan berdasarkan
aktivitas-aktivitas keuangan pemerintahan. Penerimaan dan pengeluaran
dikelompokkan berdasarkan aktivitas tertentu, diantaranya terdiri atas aktivitas
operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas transitoris.
Apabila entitas pelaporan masih mebukukan penerimaan dan pengeluaran dalam
buku kas berdasarkan akun pelaksanaan anggaran maka laporan arus kas dapat
disajikan dengan mengacu pada akun-akun pelaksanaan anggaran. Akun tersebut
yaitu akun-akun yang terdapat pada LRA berupa:
- Pendapatan
- Belanja
- Transfer
- Pembiayaan
- Transaksi non-anggaran
Yang dalam format laporan arus kas dikelompokkan menjadi aktivitas operasi,
investasi asset non-keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran.
Akan tetapi, ada transaksi keuangan pemerintah yang menimbulkan penerimaan
dan pengeluaran kas tetapi tidak dianggarkan. Artinya transaksi tersebut tidak
tercantum dalam laporan realisasi anggaran. Dalam konteks SAP berbasis akrual,
disebut dengan transaksi transitoris, yaitu arus kas yang mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas bruto yang tidak memengaruhi pendapatan, beban, dan
pendanaan pemerintah. Transaksi ini sebenarnya merupakan penerimaan kas untuk
dan atas nama pihak lain yang harus diserahkan kepada pihak tersebut. Oleh karena
itu, transaksi ini disebut transaksi perhitungan pihak ketiga (PFK).
Laporan arus kas bermanfaat untuk berbagai kepentingan. Informasi arus masuk
dan keluar kas dalam laporan arus kas berguna untuk melihat transaksi kas di masa
lalu dan memprediksi arus kas di masa depan.
Dalam paragraph 5,6, dan 7 PSAP 03 mengungkapkan bahwa laporan arus kas
berguna :
1. Sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna
untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Sebagai alat pertanggung jawaban arus kas masuk dan arus kas keluar
selama periode pelaporan.
3. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas
memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi perubahan kekayaan neto atau ekuitas suatu entitas pelaporan
dan struktur keuangan pemerintah ( termasuk likuiditas dan solvabilitas )
Dalam mendapatkan perkiraan yang tepat terkait dengan realisasi arus kas, maka
arus kas dapat digunakan dalam analisis trend untuk memperkirakan arus kas di
masa yang akan datang.
Arus kas merupakan transaksi yang penting dalam pemerintahan. Arus kas masuk
dan keluar dianggap sebagai perkiraan/ prediksi atas transaksi yang belum terjadi.
Oleh karena itu laporan arus kas yang disusun dapat dijadikan untuk menilai
kecermatan taksiran yang sebelumnya sudah dibuat.
Laporan arus kas dikatakan sebagai pertanggungjawaban yang terkait dengan
fungsi yang menyajikannya. Laporan arus kas dibuat oleh unit yang memegang
fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan yang dimaksud adalah bendahara
umum Negara/ bendahara umum daerah sehingga merupakan bentuk pertanggung
jawaban bendahara umum Negara/ bendahara umum daerah.
Informasi mengenai arus kas juga dapat dijadikan bahan evaluasi asset bersih atau
ekuitas. Peningkatan jumlah kas akan meningkatkan juga ekuitas. Kas di kas daerah
dan kas di bendahara pengeluaran dalam konteks pemda akan dapat dilihat dalam
rekening kelompok ekuitas yaitu SiLPA. Sementara itu, kas di bendahara
penerimaan juga dapat dilihat dalam kelompok ekuitas tetapi dengan nama akun
Pendapatan Ditangguhkan. Hal ini merupakan pencerminan konsep rekening yang
saling menyeimbangkan (self balancing account).
Bentuk dan Struktur Laporan Arus Kas
Bentuk dan struktur laporan arus kas merupakan kerangka atau acuan dalam
penyajian laporan arus kas. Bentuknya terdiri atas uraian berbagai aktivitas yang
disajikan secara stafel diurutkan dari atas ke bawah. Penyajian didahului dengan
arus kas masuk dan keluar berbagai aktivitas. Kemudian disajikan saldo awal dan
saldo akhir kas.
Struktur laporan arus kas terdiri atas arus masuk dan arus keluar kas berbagai
aktivitas. Dari arus masuk dan arus keluar setiap aktivitas akan diperoleh arus kas
bersih. Arus kas bersih / neto dari setiap aktivitas dijumlahkan sehingga diperoleh
angka yang menunjukkan kenaikkan atau penurunan kas. Jika arus penjumlahan
arus kas neto setiap aktivitas menunjukkan angka positif, maka ada kenaikan nilai
kas, dan begitu pula sebaliknya.
Saldo akhir yang dihasilkan dari penjumlahan kenaikan/ penurunan arus kas dengan
saldo akhir, harus sama jumlahnya dengan yang tercatat di neraca untuk masing-
masing akun yang berkaitan.
Aktivitas yang dijadikan dasar dalam penyajian laporan arus kas terdiri dari
aktivitas :
1. Aktivitas operasi
Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan
operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
2. Aktivitas investasi
Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan
dan pelepasan asset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk ke
dalam setara kas.
3. Aktivitas pendanaan
Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan
pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang jangka panjang
yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang
jangka panjang.
4. Aktivitas transitoris
Aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang sifatnya sama
dengan : persediaan, yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan penjualan
surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk kegiatan suatu entitas
lain, yang peruntukannya belum jelas apakah sebagai modal kerja,
penyertaan modal, atau untuk membiayai aktivitas periode berjalan, maka
pemberian dana tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya
ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi asset non keuangan terdiri atas :
1. Penjualan asset tetap
2. Penjualan asset lainnya
3. Pencairan dana cadangan
4. Penerimaan divestasi
5. Penjualan investasi dalam bentuk sekuritas
Arus keluar kas dari aktivitas investasi asset non-keuangan terdiri atas :
1. Perolehan asset tetap
2. Perolehan asset lainnya
3. Pembentukkan dana cadangan
4. Penyertaan modal pemerintah
5. Pembelian investasi dalam bentuk sekuritas
3. Aktivitas pendanaan
4. Aktivitas transitoris
Salah satu hal paling krusial dalam pelaporan keuangan pemerintah atau daerah
adalah tidak kunjung jelasnya masalah assetysangat banyak asset asset Negara
terutama yang didaerah yang tidak jelas kepemilikannya.
Masalah pengelolaan asset juga berkaitan dengan investasi yang dilakukan oleh
pemerintah. Dikatakan dalam PSAP bahwa investasi adalah asset yang dimaksud
untuk memperoleh manfaat baik ekonomi mauoun social sehingga dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Investasi yang juga merupakan langkah awal kegiatan produksi yang pada
hakikatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi.
Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pembangunan
ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Oleh karenanya dalam upaya mebumbuhkan perekonomian setiap Negara
senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Maka
investasipun perlu mendaoatkan perhatian yang serius terkait dengan kinerja dan
kebermanfaatannya.
Pemerintah pusat menyusun LKPP yang merupakan konsolidasian LKKL dan
laporan keuangan bendahara umum Negara (LK BUN). Berdasarkan UU nomor 17
tahun 2003 tentang keuangan Negara pasal 30. BPK bertugas memeriksa LKPP
yang paling tidak terdiri atas neraca, laporan relisasi anggaran, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan SAP berbasis accrual, laporan
keuangan tersebut ditambah dengan laporan perubahan saldo anggaran lebih,
laporan operasional, dan laporan perubahan ekuitas.
AKUNTANSI ASET TETAP
Aset tetap, dalam perusahaan, merupakan aset yang menjadi hak milik
organisasi/perusahaan yang dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan
menghasilkan barang dan jasa organisasi perusahaan (Hendriksen dan Breda,
1992). Peran aset retap sangat besar dalam organisasi atau perusahaan ditinjau dari
segi fungsinya, jumlah dana yang diinvestasikan, pengelolaannya, maupun
pengawasannya,
Aset tetap merupakan salah satu pos di neraca di samping aset lancar, investasi
jangka panjang, dana cadangan. dan aset lainnya. Aset tetap mempunyai peranan
yang sangat penting karena mempunyai nilai yang cukup signifikan bila
dibandingkan dengan komponen neraca lainnya. Pengertian aset tetap dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Dengan batasan
pengertian tersebut, maka pemerintah harus mencarat suatu aset terap yang
dinmilikinya meskipun aset tetap tersebut digunakan oleh pihak lain. Pemerintah
juga harus mencatat hak atas tanah sebagai aset tetap.
Aset tetap diakui pada saat menfaat ekonomi mmasa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan andal. Sesuai dengan klasifikasi aset tetap, suatu aset
dapat diakui sebagai aset tetap apabila berwujud dan memenuhi kriteria:
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal:
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Menurut Kieso dan Weygandt (2001) pada hakikatnya terdapat sedikitnya tiga
masalah utama yang kemungkinan terjadi dalam akuntansi aset tetap, meliputi:
perolehan (acquitition). pemakaian (utilization), dan penarikan (penghapusan) dari
peredaran karena masa manfaat berakhir. Pada perolehan aset yang menjadi pokok
permasalahannya adalah dengan cara bagaimana aset diperoleh perusahaan atau
organisasi schingga menjadi miliknya. Proses perolehan dimaksud meliputi proses
sejak pembelian, pengangkutan, pemasangan yang Simpai dengan aset tersebut siap
dipakai dalam kegiatan perusahaan.
Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan nilai wajar.
Nilai wajar adalah nilai tukar aset tetap dengan kondisi yang sejenis di pasaran pada
saat penilaian. Aser tetap yang berasal dari hibah, yang tidak diketahui harga
perolehannya, pemerintah dapat menggunakan nilai wajar pada saar perolehan.
Komponen biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan suatu aset tetap
terdiri atas:
1. harga beli:
2. bea impor;
3. biaya persiapan tempat;
2. biaya pengiriman awal (initial deliver) dan biaya simpan dan bongkar muat
(handling cost)
3. biaya pemacangan (instalation cost);
4. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur; serta
5. biaya konsuruksi (biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,
tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan aset retap tersebut).
Sedangkan yang tidak termasuk komponen biaya aset retap adalah sebagai berikut.
1. Biaya administrasi dan biaya umum lainnya sepanjang biaya tersehut tidak dapat
diatribusikan secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke
kondisi kerjanya.
2. Biaya permulaan (start-up cosi) dan pra-produksi serupa kecuali biaya tersebut
perlu untuk membawa aset ke kondisi kerjanya. Di samping perolehan aser tetap,
penggunaan aset tetap untuk menunjang kegiatan organisasi atau perusahaan
merupakan hal penting yang perlu dikaji secara benar. Dalam penggunaan aset,
menurut Belkaoui (1993) sedikitnya ada tiga persoalan pokok, meliputi.
expenditures yaitu pengeluaran untuk aset itu sendiri; depreciation yaitu harga
pokok dari ast tetap itu sebagai akibat penggunaannya dalam kegiatan produksi;
revalstation atau kembali atau revisi taksiran umur. penilaian Mathews dan Perera
(1996) mengelompokkan aset tetap menjadi beberapa jenis, adalah sebagai berikut.
1. Aset tetap dilihat dari sudut substansinya yang dapat dibagi menjadi aser
berwujud dan aset takberwujud.
2. Aset tetap yang disusutkan atmu tidak disusutkan
3.Aset: tetap berdasarkan jenisnya, meliputi: lahan (tanah), gedung dan bangunan,
mesin. kendaraan, perabot, inventaris atau peralatan, prasarana, dan aset tetap
lainnya.
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Nilai
penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat
aset retap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional. Selain
tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai
dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Penyesuaian nilai aset tetap dilakukan
dengan berbagai metode yang sistematis sesuai dengan masa manfaat. Metode
penyusutan yang digunakan harus dapat menggarmbarkan. manfaat ekonomis atau
kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah. Merode
penyusutan yang dapat diterapkan sesuai dengan PSAP 07 adalah:
1. merode garis lurus (straight line method): atau
2. metode saldo menurun ganda (double decliring methud); atau
3. metode unit produksi (2nit of production method).
Selain disajikan pada lembar muka neraca, aset tetap juga harus diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan (CALK). Pengungkapan ini sangat penting sebagai
penjelasan tentang hal-hal penting yang tercantum dalam neraca. Tujuan
pengungkapan ini adalah untuk meminimalisasi kesalahan persepsi bagi pembaca
laporan keuangan. Dalam CalK harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset
tetap, sebagai berikut.
1. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat.
2. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan
penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada,
dan mutasi aset tetap lainnya.
3. Informasi penyusutan, meliputi: nilai penyusuran, merode penyusutan yang
digunakan, masa manfaat atau tarif penyusuran yang digunakan, serta nilai
tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
SAP yang membahas tentang masalah ini adalah PSAP nomor 7 tetapi PSAP ini
masih belum mengatur secara terperinci, hal ini seperti belum adanya standar
untuk menyelesaikan beberapa permasalahan khusus terutama berkaitan dengan
asset tetap seperti, pembelian secara kredit jangka panjang perolehan dengan
temuan, perlakuan akuntansi atas asset yang dilimpahkan, perlakuan asset atas
pulau” dan daerah wisata.
Terdapat pembahasan yagn tidak konsisten dengan pembahasan pada PSAP
sebelumnya seperti pembahasan tentang asset tetap tak berwujud dan asset tetap
lainnya. Dalam PSAP nomor 1 tentang “Penyajian Laporan Keuangan”, kedua
asset tersebut termasuk dari jenis” asset tetap sehingga seharusnya dibahas dalam
PSAP Nomor 7
Kekurangan PSAP nomor 7:
1. Klasifikasi asset, PSAP no 7 paragraph 7 belum menjelaskan perlakuan
akutansi asset tetap tak berwujud, hal ini penting karena dilihat dari sudut
substansi secara teoritis dan praktis tentunya pemerintah memiliki asset
tidak berwujud, sebagaimana halnya pada sector privat
2. Kalimat “diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan” pada
paragraph15, perlu ditambah penjelasannya sehinggak maknanya lebih
sesuai dengan penjelasan pada paragraph17 agar tidak terjadi kesalahan
penafsiran
3. Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal pada paragraph52, kata
“memungkinkan penilaian kembali” perlu dijelaskan lebih lanjur karena
dapat menimbulkan salah pengertian.
AKUNTANSI INVESTASI
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih
dari 12 (dua belas) bulan.
Menurut sifat kepemilikannya investasi jangka panjang dibedakan menjadi :
- Investasi non-permanen
Investasi jangka panjang yang tidak dimaksudkan untuk dimiliki secara
berkelanjutan.
- Investasi permanen
Investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara
berkelanjutan atau tidak direncanakan untuk dijual kembali.
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan
dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
Karakteristik investasi jangka pendek:
1. Dapat segera diperjual-belikan atau dicairkan.
2. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya
pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas.
3. Beresiko rendah
Suatu pengeluaran kas atau asset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi
salah satu kriteria berikut:
1. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah.
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable)
SAP yang membahas tentang masalah ini adalah PSAP nomor 7 tetapi PSAP ini
masih belum mengatur secara terperinci, hal ini seperti belum adanya standar
untuk menyelesaikan beberapa permasalahan khusus terutama berkaitan dengan
asset tetap seperti, pembelian secara kredit jangka panjang perolehan dengan
temuan, perlakuan akuntansi atas asset yang dilimpahkan, perlakuan asset atas
pulau” dan daerah wisata.
Terdapat pembahasan yagn tidak konsisten dengan pembahasan pada PSAP
sebelumnya seperti pembahasan tentang asset tetap tak berwujud dan asset tetap
lainnya. Dalam PSAP nomor 1 tentang “Penyajian Laporan Keuangan”, kedua
asset tersebut termasuk dari jenis” asset tetap sehingga seharusnya dibahas dalam
PSAP Nomor 7
Kekurangan PSAP nomor 7:
1. Klasifikasi asset, PSAP no 7 paragraph 7 belum menjelaskan perlakuan
akutansi asset tetap tak berwujud, hal ini penting karena dilihat dari sudut
substansi secara teoritis dan praktis tentunya pemerintah memiliki asset
tidak berwujud, sebagaimana halnya pada sector privat
2. Kalimat “diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan” pada
paragraph15, perlu ditambah penjelasannya sehinggak maknanya lebih
sesuai dengan penjelasan pada paragraph17 agar tidak terjadi kesalahan
penafsiran
3. Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal pada paragraph52, kata
“memungkinkan penilaian kembali” perlu dijelaskan lebih lanjur karena
dapat menimbulkan salah pengertian.
BAB 22.
“ TINJAUAN ATAS PP NOMOR 71 TAHUN 2010 & PSAP
YANG TERKAIT DENGAN LAPORAN OPERASIONAL “
PENDAHULUAN
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, dan
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban yang diakui pada
saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke
pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari Kas Umum Negara/Daerah. Contohnya,
adalah tagihan rekening listrik dan telepon.
Beban yang diakui pada saat terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas
kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi
aset nonkas dalam kegiatan operasional pemerintah.
Terakhir, beban diakui pada saat terjadi penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa adalah pada saat terjadi penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan
aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contohnya, adalah penyusutan atau
amortisasi. Sedangkan, Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan.
Khusus pengeluaran yang melalui bendahara, pengeluarannya akan diakui/
pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
Klasifikasi beban:
Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi. Klasifikasi ekonomi pada
prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis beban.
• Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban
barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial,
beban penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban lain-lain.
• Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah terdiri atas beban
pegawai, beban barang, beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban
bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan
beban tak terduga.