Anda di halaman 1dari 44

BAB I

LAPORAN KEUANGAN

A. 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN ( APBD )


1.1Pengertian
Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ) merupakan salah satu
komponen laporan keuangan pemerintah yang menyajikan informasi
tentang realisasi dan anggaran entitas pelapor secara tersanding
untuk satu periode tertentu. Penyandingan antara anggaran dan
realisasi menunjukan tingkat capaian target-target yang telah
disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Informasi tersebut berguna bagi para
pengguna anggaran dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber-sumber daya ekonomi , akuntabilitas, dan ketaatan entitas
pelaporan terhadap anggaran. Berhubung anggaran akan
disandingkan dengan realisasinya maka dalam penyusunan APBD
seharusnya digunakan struktur, definisi, dan basis yang sama
dengan yang digunakan dalam pelaporannya.

1.2. Ruang Lingkup


APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja, dan
pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum
daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Belanja adalah semua
pengeluaran kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaranbersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 1


Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan / atau pengeluaran yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan
surflus anggaran. Pendapatan dipungut berdasarkan Undang-
Undang. Oleh karena itu jenis pendapatan yang dpungut dan / atau
diterima oleh Pemerintah Daerah harus sesuai dengan undang-
undang. Belanja mencakup seluruh jenis belanja sebagaiman diatur
dalam peraturan perundang-undangan. Pembiayaan mencakup
seluruh transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Anggaran pemerintah daerah dituangkan dalam bentuk
APBD, yang merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan
pemerintah, meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan selama satu periode tertentu.
Anggaran diukur dalam satuan rupiah. Anggaran
diklasifikasikan secara sistematis sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Anggaran belanja yang dituangkan dalam
Perda APBD disebut sebagai appropiasi, yaitu merupakan anggaran
yang disetujui oleh DPRD yang merupakan mandat yang diberikan
kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-
pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Sedangkann anggaran
pendapatan dalam Perda APBD disebut Estimasi Pendapatan.
Berdasarkan APBD selanjutnya disiapkan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran APBD. Anggaran yang dialokasikan
kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Pengguna
Anggaran dituangkan ke dalam DPA (Dokumen Pelaksanaan
Anggaran). Anggaran pendapatan SKPD pada DPA disebut Estimasi
Pendapatan yang dialokasikan. Anggaran Belanja dalam DPA disebut

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 2


Allotment. Dengan demikian, LRA SKPD membandingkan antara
realisasi terhadap alokasi anggaran dalam satu DPA SKPD yang
bersangkutan, sedangkan untuk LRA ditingkat pemerintah daerah
realisasi anggaran dibandingkan dengan estimasi pendapatan dan
appropriasi yang tertuang dalam APBD.

1.3. Sruktur Anggaran


Anggaran terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran
belanja,dan anggaran pembiayaan. Struktur anggaran tersebut
secara garis besar adalah sebagai berikut :
a) Pendapatan
b) Belanja
c) Surplus/Defisit
d) Pembiayaan
e) Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran

a. Pendapatan
Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah,
Pendapatan Transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah.
1. Pendapatan Asli Daerah merupakan pajak yang dihasilkan daerah
itu sendiri, terdiri dari : Pendapatan Pajak Daerah, pendapatan
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan PAD lain-lain.
2. Pendapatan Transfer merupakan pendapatan yang berasal dari
entitas pelaporan lain, seperti Pemerintah Pusat atau daerah otonom
lain dalam rangka perimbangan keuangan.
3. Lai-lain pendapatan yang sah adalah pendapatan lainnya yang
diperkenankan menurut peraturan perundang-undangan misalnya
hibah dan dana darurat.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 3


b. Belanja
Belanja diklasifikasikan menurut organisasi , fungsi dan
ekonomi. Klasifikasi menurut organisasi artinya anggaran
dialokasikan ke organisasi sesuai dengan struktur organisasi
pemerintah daerah yang bersangkutan. Klasifikasi organisasi ini
tidak disajikan dilembar muka laporan keungan, melainkan disajikan
di catatan atas laporan keuangan.
Berdasarkan karakter belanja dikelompokan menjadi belanja operasi,
belanja modal, dan belanja tak terduga.
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk sehari-hari
pemerintah daerah yang memberi manfaat dalam jangk waktu
pendek.
Belanja modal adalah pengeluaran anggaranuntuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat
lebih,satu,periode,akuntansi,,seperti,tanah,,gedun,dan,bangunan,per
alatan dan mesin, dll.
Belanja tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti
bencana alam.
c. Transfer
Transfer yang dimaksud adalah transfer keluar yaitu
pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan ke entitas pelaporan
lain seperti pengeluaran dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Surplus/ Defisit
Surplus / Defisit timbul sehubungan dengan penggunaan
anggaran defisit, dimana jumlah pendapatan tidak sama dengan
jumlah belanja. Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 4


belanja selama satu periode pelapora. Defisit adalah selisih kurang
antara pendapatan dan belanja selama periode pelaporan.
e. Pembiayaan ( Financing)
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan
pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu
dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam pengganggaran
pemerintah terutama dimakdudkan untuk menutup deficit atau
memanfaatkan surplus anggaran.
f. Pembiayaan Neto
Pembiayaan Neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan
dengan pengeluaran pembiayaan.
g. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
SILPA merupakan selisih antara penerimaan anggaran dikurangi
dengan pengeluaran anggaran. Dengan kata lain jumlah ini
diperoleh dengan menjumlahkan surplus/defisit dengan pembiayaan
neto.

2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN ( APBN )


Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya melalui
upaya kesehatan promotif dan prepentif perlu menetapkan Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas dan jaringannya sesuai
dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 210
tahun 2011 tentang petunjuk teknis bantuan Operasional Kesehatan.
Pada pasal 1 penyelenggaraan Bantuan Operasional Kesehatan dalam
rangka :
1. Meningkatkan akses dan pemerataan kesehatan masyarakat
melalui kegiatan promotif dan prepentif puskesmas untuk
mewujudkan pencapian target Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehtan dan Millenium Development Goals (MDGS).

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 5


2. Meningkatkan cakupan Puskesmas dalam pelayanan
kesehatan yang bersipat Promotif dan prepentif.
3. Tersedianya dukungan biaya untuk upaya pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif dan prepentif bagi perencanaa
masyarakat
4. Terselenggaranya proses loka karya Mini di Puskesmas dalam
pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

B. NERACA
Laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode
akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada
akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset,
liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan
akuntansi berikut:
aset = liabilitas + ekuitas
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber
kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh
kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi
(triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

C. LAPORAN ARUS KAS


Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan
pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan
kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau
penurunan bersih dalam kas suatu,perusahaan,selama,satu,periode.
Menurut PSAK No.2 (2002:5) Arus kas adalah arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari
mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka
membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 6


penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode
tertentu (biasanya satu tahun buku).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam
aliran/arus,kas,yaitu:
1.Cash,inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas).
Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
a. Hasil,penjualan,produk/jasa,perusahaan.
b. ,Penagihan,piutang,dari,penjualan,kredit
c. Penjualan,aktiva,tetap,yang,ada.
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau saham,bila
perseroan,terbatas.
e. Pinjaman/hutang,dari,pihak,lain.
f. Penerimaan,sewa,dan,pendapatan,lain.
2.Cash,out,flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan
transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas
keluar (cash out flow) terdiri dari :
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung
dan,biaya,pabrik,lain-lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi
penjualan.
c. Pembelianaktivatetap.
d. Pembayaran,hutang-hutang,perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran,lain-
lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 7


penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode
tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada
kegiatan operasi, investasi dan,pendanaan.
Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan
arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Aktivitas,Operasi
Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi
utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi
laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar aktual. Sedangkan
laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk
kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari
langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan
bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar
kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan,
serta pembayaran,bunga,dan,pajak.

Aktivitas,Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka
panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya.
Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau
peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa
pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari
perusahaan,lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari
sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai
investasi di neraea. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu
kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 8


peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai
kegiatan investasi pada laporan,arus,kas.

Aktivitas,Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari
investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan
melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup
pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel
bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan
pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan
pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor
hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.

D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) meliputi penjelasan atau
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam
Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang
diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan
serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk
penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

1. Kebijakann Akuntansi
Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu
atau lebihentitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajibmenyampaikan Laporan
pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 9


Entitas pelaporan dalam hal ini adalah DinasPendapatan dan
Pengelolaan Keuangan yang mempunyai kewajiban menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai bentuk
pertanggungjawabanpelaksanaan APBD. Sedangkan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) adalahentitas akuntansi yang berkewajiban
menyusun laporan keuangan atas
pertangungjawaban pelaksanaan APBD di SKPD selaku
PenggunaAnggaran/Pengguna Barang.

1.1. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan


Tahunan
Puskesmas menggunakan basis kas untuk Laporan Realisasi
Anggaran yaitu untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
pembiayaan serta basis aktual untuk Neraca yang terdiri dari aset,
kewajiban dan ekuitas dana.

1.2. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan


Keuangan
a. Pendapatan
Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Daerah.
b. Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran
berupa Uang Persediaan, Pengakuan Belanja terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh fungsi
Perbendaharaan dengan diterbitkannya SP2D GU/Nihil.
c. Pembiayaan

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 10


Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening Kas
Daerah sedangkan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat
dikeluarkan dari rekening kas daerah.
 Transaksi dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata
uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut
menurut kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.
 Kas dan Setara Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Uang
tunai terdiri atas uang kertas dan logam. Kas juga meliputi seluruh
Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD)/Uang Persediaan
(UP) yang belum dipertanggungjawabkan hingga tanggal neraca.
Termasuk setara kas yaitu investasi jangka pendek yang sangat
likuid yang siap dicairkan menjadi kasyang mempunyai masa jatuh
tempo yang pendek yaitu kurang dari tiga bulan sejak tanggal
perolehannya.
Pengakuan saat diterima atau dikeluarkan dan dinilai berdasarkan
nilai nominal uang.
Apabila ada kas daerah dalam valuta asing maka harus dikonversi
berdasarkan nilai kurs pada tanggal transaksi.
Kas terdiri atas Kas di Umum Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran
dan Kas di Bendahara Penerimaan. Setara kas terdiri atas simpanan
di bank dalam bentuk deposito kurang dari 3 (tiga) bulan, investasi
jangka pendek lainnya yang sangat likuid atau kurang dari 3 (tiga)
bulan.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 11


 Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat segera diperjual
belikan/dicairkan, ditujukan dalam rangka manajemen kas dan
beresiko rendah serta dimiliki sampai dengan 12 (dua belas) bulan.
Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito Berjangka tiga sampai
dua belas bulan dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
(revolvingdeposits) serta pembelian Surat Utang Negara (SUN)
pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah
dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Investasi jangka
pendek diakui berdasarkan bukti investasi dan dicatat sebesar nilai
perolehan.
Pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi jangka
pendek apabila memenuhi salah satu kriteria :
a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa
potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut
dapat diperoleh pemerintah daerah
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable)

 Piutang
Piutang adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah
daerah dan/atau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan
uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.
Piutang antara lain terdiri dari :
a. Piutang Pajak
b. Piutang Retribusi
c. Piutang Dana Bagi Hasil
d. Piutang Dana Alokasi Umum

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 12


e. Piutang Dana Alokasi Khusus
Pengakuan piutang terjadi pada akhir periode ketika akan disusun
neraca dan diakui sebesar Surat Ketetapan tentang Piutang yang
belum dilunasi atau pada saat terjadinya pengakuan hak untuk
menagih piutang yaitu pada saat
terbitnya Surat Ketetapan tentang Piutang. Piutang dicatat sebesar
nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum dilunasi.
Agar nilai piutang sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan
(NetRealizable Value) maka disesuaikan dengan melakukan
penyisihan piutangtidak tertagih. Penyisihan piutang diperhitungkan
dan dibukukan dalam periodeyang sama dengan periode timbulnya
piutang sehingga dapat menggambarkan nilai yang betul-betul
diharapkan dapat ditagih. Penyisihan piutang tidak tertagih dibentuk
sebesar persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan umur
piutang.

 Piutang Lain-Lain
Pada dasarnya tidak terdapat perbedaan definisi antara piutang
dengan piutang lain-lain, hanya klasifikasinya saja yang berbeda.
Piutang Lain-Lain terdiri dari :
a. Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran
b. Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah
c. Piutang Hasil Penjualan Barang Milik Daerah
d. Piutang Dividen
e. Piutang Bagi Hasil Laba usaha Perusahaan Daerah
f. Piutang Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 13


 Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional Pemerintah Daerah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan merupakan aset yang berwujud :
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam
rangkakegiatan operasional pemerintah daerah
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses
produksi
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual
ataudiserahkan kepada masyarakat
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan Pemerintah Daerah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan
inventarisasifisik (stock opname).
Persediaan disajikan sebesar :
 Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
 Biaya standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri
 Nilai wajar jika diperoleh dengan cara lain seperti
donasi/rampasan.
Persediaan antara lain terdiri dari :
a. persediaan alat tulis kantor
b. persediaan alat listrik
c. persediaan material/bahan
d. persediaan benda pos
e. persediaan bahan bakar
f. persediaan bahan makanan pokok

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 14


 Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk
dimiliki selama lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi
apabila memenuhi salah satu kriteria :
- kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa
potensial di masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut
dapat diperoleh pemerintah
- nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable). Pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka
panjang diakui sebagaipengeluaran pembiayaan.
Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset
pemerintah daerah, maka nilai investasi yang diperoleh pemerintah
daerah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar investasi
tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
Penilaian investasi pemerintah daerah dilakukan dengan tiga metode,
yaitu :
a. Metode Biaya
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya
perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian
hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada
badan usaha/badan hukum yang terkait. Kriterianya adalah
kepemilikan kurang dari 20%.

b. Metode Ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat
investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi
sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan.
Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 15


pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah dan tidak
dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi
juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi
pemerintah , misalnya adanya perubahan yang timbul akibat
pengaruh valuta asing serta revaluasi asset tetap. Kriterianya adalah
kepemilikan 20% sampai 50% atau kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan atau kepemilikan lebih dari 50%.

c. Metode Nilai Bersih yang dapat Direalisasikan


Metode ini digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan
dilepas/dijualdalam jangka waktu dekat.
Investasi Jangka panjang terdiri dari:
a. Investasi Permanen yaitu : investasi jangka panjang yang
dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.
Terdiri dari : penyertaan modal pemerintah daerah pada perusahaan
negara/perusahaan daerah, lembaga keuangan Negara, badan
hukum milik Negara, badan internasional dan badan hukum lainnya
bukan milik Negara serta investasi permanen lainnya.

b. Investasi Non Permanen yaitu : investasi jangka panjang yang


dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan, dinilai
sebesar nilai perolehannya. Terdiri dari : pembelian Surat Utang
Negara, penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat
dialihkan kepada fihak ketiga, investasi nonpermanen lainnya.
Investasi non permanen dalam bentuk dana bergulir dinilai sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value).
Penyisihan investasi non permanen dana bergulir yang tidak tertagih
dilakukan berdasarkan umur investasi non permanen dana bergulir.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 16


 Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud
dan memenuhi kriteria :
1. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
2. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
3. tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
4. diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Selain itu juga mempunyai nilai yang material sesuai nilai minimum
kapitalisasi sebagaimana diatur dalam kebijakan akuntansi
Puskesmas. Untuk penilaian asset sesuai nilai minimum kapitalisasi
akan dilakukan secara bertahap oleh Bagian Perlengkapan.Aset tetap
dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
belinya atau konstruksinya, ditambah pengeluaran-pengeluaran
lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung ke dalam aset
tersebut ke kondisi siap untuk digunakan. Contoh biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung adalah :
1. biaya impor
2. biaya persiapan tempat
3.biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan
bongkar muat(handling cost)
4. biaya pemasangan (installation cost)
5. biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
6. biaya konstruksi
7. biaya kepanitiaan

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 17


Aset tetap terdiri atas tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, jaringan dan instalasi,aset tetap lainnya dan
konstruksi dalampengerjaan.
Kebijakan akuntansi tentang penyusutan sampai dengan 31
Desember 2015 belum dilaksanakan dan bertahap akan diterapkan
setelah penataan aset tetap di lingkungan Puskesmas selesai
dilaksanakan. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika
dilepaskan atau bila aset secara permanen dihentikan penggunaanya
dan tidak ada manfaat ekonomik
di masa yang akan datang. Aset tetap secara permanen dihentikan
atau dilepas harus dieliminasi dari Neraca dan diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Aset Tetap yang dihentikan dari
penggunaan aktif pemerintah daerah tidak memenuhi definisi aset
tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai nilai
tercatatnya.

 Dana Cadangan
Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk beberapa tahun
anggaran menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif
besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.
Pembentukan maupun peruntukan dana cadangan harus diatur
dengan peraturan daerah, sehingga dana cadangan tidak dapat
digunakan untuk peruntukan yang lain. Biasanya digunakan untuk
pembangunan aset, misalnya rumah sakit, pasar induk, atau gedung
olah raga

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 18


 Lainnya
Aset lainnya adalah aset pemerintah daerah yang tidak
dapatdikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi jangka panjang,
aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya terdiri atas:

1. Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Menggambarkan jumlah


yang dapat diterima dari penjualan assetpemerintah daerah secara
langsung kepada pegawai Pemerintah daerah/Kepala Daerah/ Wakil
Kepala Daerah. Contoh: tagihan piutang penjualan angsuran antara
lain adalah penjualan rumah dinas dan penjualan kendaraan dinas.
Tagihan piutang penjualan angsuran dinilai sebesar nilai nominal
dari kontrak/berita acara penjualan aset yangbersangkutan setelah
dikurangi dengan angsuran yang telah,di Wakili Kepala Daerah ke
kas umum daerah atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah


Tuntutan perbendaharaan (TP) merupakan suatu proses
yangdilakukan terhadap bendahara dengan tujuan untuk menuntut
penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh Negara/daerah
sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari suatu
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara
tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.
Tuntutan perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat
Keputusan Pembebanan setelah dikurangi dengan setoran yang telah
dilakukan oleh bendahara yang bersangkutan ke kas umum daerah.
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan suatu proses yang dilakukan
terhadap pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk
menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh
pemerintah/daerah sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 19


dari suatu perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai
tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.
Tuntutan ganti rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTM) setelah dikurangi
dengan setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang
bersangkutan ke kas umum daerah.

3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga


Kemitraan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
mempunyai komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang
dikendalikan bersama dengan menggunakan aset dan /atau hak
usaha yang dimiliki.
Bentuk kemitraan antara lain berupa :
a) Bangun, Kelola/Guna, Serah adalah suatu bentuk kerjasama
berupa pemanfaatan aset pemerintah daerah oleh pihak
ketiga/investor, dengan cara pihak ketiga/investor tersebut
mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya serta
mendayagunakannya dalam jangka waktutertentu, untuk kemudian
menyerahkannya kembali dan/atau sarana lainberikut fasilitasnya
kepada pemerintah daerah setelah berakhirnya jangka waktu yang
disepakati (masa konsesi). Dalam perjanjian ini pencatatannya
dilakukan terpisah oleh masing-masing pihak. Dicatat sebesar nilai
asetyang diserahkan oleh pemerintah kepada pihak ketiga/investor
untuk membangun aset Bangun, Kelola/Guna, Serah tersebut. Aset
yang berada dalam Bangun, Kelola/Guna, Serah ini disajikan
terpisah dari Aset Tetap.

b) Bangun, Serah, Kelola/Guna adalah pemanfaatan aset pemerintah


daerah oleh pihak ketiga/investor , dengan cara pihak ketiga/investor

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 20


tersebut mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut
fasilitasnya kemudian menyerahkan aset yang dibangun tersebut
kepada pemerintah daerah untuk dikelola/digunakan sesuai dengan
tujuan pembangunan aset
tersebut oleh pihak ketiga/investor tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang disepakati.
Bangun, Serah, Kelola/Guna dicatat sebesar nilai perolehan aset
yang dibangun, yaitu sebesar nilai aset yang dipisahkan dari aset
tetap ditambah dengan jumlah aset yang dibangun oleh pihak
ketiga/investor sesuai dengan perjanjian kerjasama.

c) Kerjasama Operasi (KSO) adalah perikatan antara Pemerintah


Daerah yang menyediakan aset daerah dengan pihak ketiga
menanamkan modalnya, selanjutnya kedua belah pihak secara
bersama-sama atau bergantian mengelola manajemen dan proses
operasionalnya sesuai dengan kesepakatannya. Pengakuan dan
penilaian berdasarkan harga perolehan pada saat bangunan atau
aset lainnya tersebut selesai dibangun.

4. Aset Tidak Berwujud


Aset Tidak Berwujud adalah aset yang secara fisik tidak dapat
dinyatakan atau tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakandalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan
untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
Contoh : hak paten, hak cipta, hak merek, serta biaya riset dan
pengembangan. Aset tidak berwujud dapat
diperoleh melalui pembelian atau dapat dikembangkan sendiri
olehpemerintah daerah.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 21


Aset tidak berwujud meliputi :
a. software komputer yang dipergunakan dalam jangka waktu lebih
darisatu tahun
b. lisensi dan franchise
c. hak cipta (copyright), paten dan hak lainnya
d. hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang

5. Aset Lain-Lain
Pos aset Lain-lain digunakan untuk mencatat aset lainnya yang
tidakdapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud, Tagihan
PenjualanAngsuran, Tuntutan Perbendaharaan, Tuntutan Ganti
Rugi, dan Kemitraan dengan Pihak Ketiga. Contoh dari aset lain-lain
adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif Pemerintah
Daerah.

 Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban kepada pihak ketiga
sebagai akibat transaksi keuangan masa lalu, yang harus dibayar
kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi terdiri dari :
 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang PFK merupakan kewajiban yang timbul akiba pemerintah
belum menyetor kepada pihak lain ata pungutan/potongan PFK dari
SP2D atau dokumen lain yang dipersamakan. Nilai yang
dicantumkan dalam neraca adalah sebesar saldo pungutan/potongan
yang belum disetorkan kepada pihak lain sampai dengan tanggal
neraca. Terdiri dari : utang Taspen, utang askes, utangPPh Pusat,
utang PPN Pusat, utang Taperum, utang Perhitungan Pihak Ketiga
Lainnya.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 22


 Utang Bunga
Utang bunga timbul karena pemerintah daerah mempunyai
kewajiban untuk membayar beban bunga atas utang.
Nilai yang dicantumkan adalah sebesar biaya bunga yang telah
terjadi tetapi belum dibayar oleh pemerintah daerah.
Utang bunga terdiri dari : Utang Bunga kepada Pemerintah Pusat,
UtangBunga kepada Daerah Otonom Lainnya, Utang Bunga kepada
BUMN/BUMD, Utang Bunga kepada Bank/Lembaga Keuangan,
Utang Bunga Dalam Negeri Lainnya, Utang Bunga Luar Negeri.

 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang


Bagian lancar utang jangka panjang merupakan bagian utang jangka
panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
Pengakuan dan penilaian pada saat reklasifikasi dalam periode
berjalan atau berdasarkan jumlah pembayaran bagian lancar utang
jangka panjang yang akan dibayarkan di satu periode akuntansi
mendatang.Terdiri dari : Utang Bank, Utang Obligasi, Utang
Pemerintah Pusat, Utang Pemerintah Provinsi, Utang Pemerintah
Kabupaten/Kota.

 Pendapatan Diterima Dimuka


Pendapatan diterima dimuka merupakan pendapatan yang sudah
diterima kasnya namun pendapatan tersebut belum menjadi hak
pada periode yang bersangkutan.
Pengakuan dan penilaian pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah penerimaan kas yang telah diakui dalam periode
berjalan.Terdiri dari : setoran kelebihan pembayaran dari pihak
ketiga, uang muka penjualan produk Pemerintah Daerah dari pihak
III, uang muka lelang penjualan aset daerah.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 23


 Utang Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban Lancar lainnya merupakan kewajiban lancar yang tidak
termasuk dalam kategori yang ada. Termasuk dalam kewajiban
lancarlainnya tersebut adalah biaya yang masih harus dibayar pada
saatlaporan keuangan disusun. Pengukuran untuk masing-masing
item
disesuaiikan dengan karakteristik masing-masing pos tersebut,
misalya utang pembayaran gaji kepada pegawai dinilai berdasarkan
jumlah gaji yang masih harus dibayarkan atas jasa yang telah
diserahkan oleh pegawai tersebut.

 Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang adalah semua kewajiban pemerintah
daerah yang waktu jatuh temponya lebih dari 12 bulan sejak tanggal
pelaporan.
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas
kewajiban tersebut mempunyai nilai
penyelesaian yang dapat diukur dengan andal. Kewajiban diakui
pada saatdana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang
asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral
pada tanggal neraca.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 24


 Ekuitas Dana
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah.
Ekuitas Dana diklasifikasikan ke dalam :
a. Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan
kewajiban jangka pendek. Terdiri dari : Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SILPA),pendapatan yang ditangguhkan, cadangan piutang,
cadangan persediaan,dana yang harus disediakan untuk pembayaran
utang jangka pendek.
b. Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah
yang tertanam dalam aset non lancar selain dana cadangan,
dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Terdiri dari :
diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, diinvestasikan dalam
Aset Tetap diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk Dana
Cadangan), dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Panjang.
c. Ekuitas Dana Cadangan
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah
daerahyang dicadangkan untuk tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya sesuai peraturan perundang-undangan. Terdiri atas :
diinvestasikan dalam Dana Cadangan.

 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan


Peristiwa LuarBiasa
Kesalahan ditinjau dari sifat kejadiannya dikelompokkan dalam 2
(dua) jenis :
1. Kesalahan yang tidak berulang

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 25


Adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi kembali, yang
dikelompokan dalam 2 (dua) jenis yaitu kesalahan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode berjalan dan kesalahan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode sebelumnya.
– Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
berjalan, baik yang mempengaruhi posisi kas maupun yang tidak,
dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam
periode berjalan.
– Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode
periode sebelumnya dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan
keuangan periode tersebut belum diterbitkan, dilakukan dengan
pembetulan pada akun pendapatan atau akun belanja dari
periodeyang bersangkutan.
– Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak
berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisi kas, serta mempengaruhi secara material posisi
aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah
diterbitkan,dilakukan dengan pembetulan pada akun pendapatan
lain-lain, akunaset, serta akun akuitas dana yang terkait.
– Koreksi kesalahan atas pengeluaran belanja (sehingga
mengakibatkan penerimaan kembali belanja) yang tidak
berulangyang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
mempengaruhi posisi kas dan tidak mempengaruhi secara material
posisi aset selain kas, apabila laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun
pendapatanlain-lain.
– Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan yang tidak
berulang yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 26


mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut
sudah diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun ekuitas
danalancar.
– Koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada periode-
periode sebelumnya dan tidak mempengaruhi posisi kas, baik
sebelum maupun setelah laporan keuangan periode tersebut
diterbitkan,dilakukan dengan pembetulan pos-pos neraca terkait
pada periode ditemukannya kesalahan.

2. Kesalahan yang berulang dan sistemik


Kesalahan yang berulang dan sistemik tidak memerlukan koreksi,
melainkan dicatat pada saat terjadi.

Perubahan Kebijakan Akuntansi


Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya
apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda
diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi
pemerintahan yang berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa
perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenaiposisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan
lebihandal dalam penyajian laporan keuangan entitas.
Perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan

Peristiwa Luar Biasa


Peristiwa luar biasa menggambarkan suatu kejadian atau transaksi
yangsecara jelas berbeda dari aktivitas biasa. Di dalam aktivitas biasa
entitas pemerintah daerah termasuk penanggulangan bencana alam
atau sosial yang terjadi berulang. Dengan demikian, yang termasuk

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 27


dalam peristiwa luar biasa hanyalah peristiwa-peristiwa yang belum
pernah atau jarang terjadi sebelumnya.
Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan berikut:
a. tidak merupakan kegiatan normal dari entitas
b. tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang
c. berada diluar kendali atau pengaruh entitas
d. memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau
posisiaset/kewajiban.

Penerapan Kebijakan Akuntansi


Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Tahun 2011 berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (Tambahan Lembaran Negara Nomor 5165)
dan Permendagri No. 13 tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan PermendagriNo.21
Tahun 2011 serta Perwali No. 13 Tahun 2010 sebagaimana telah
diubah dengan Perwali nomer 58 tahun 2011.

 Penyajian Laporan Keuangan


- Pelaporan keuangan harus menyajikan secara wajar dan
mengungkapkan secara penuh kegiatan Pemerintah Daerah dan
sumber daya ekonomis yang dipercayakan, serta menunjukkan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
- Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan
kecuali terhadap aktiva tetap apabila tidak diperoleh harga perolehan
digunakan harga perolehan yan diestimasikan

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 28


- Transaksi dan kejadian diakui atas dasar kas modifikasian yaitu
merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar akrual
- Periode akuntansi adalah sama dengan periode anggaran.

2. Laporan Realisasi Keuangan


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKABUMI
PUSKESMAS SURADE
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015

ANGGARAN
NO LEBIH/ %
URUT URAIAN SETELAH REALISASI
KURANG Realisasi
PERUBAHAN

1 2 3 4 5 6

1 PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH


1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah

1.1.2
Pendapatan Retribusi Daerah 195.309.000 82.268.000 113.041.000 42,12%
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Askes / JKN

Askes / JKN Rawat Inap

Askes / JKN Rawat Jalan 1.707.952.800 963.327.800 744.625.000 56,40%


Bantuan Operasional Pegawai ( BOP ) 125.095.000 141.400.000 -16.305.000 113,03%
1.1.5
Bantuan Operasional Kesehatan ( BOK ) 188.186.950 188.186.950 0 100,00%
Jumlah 2.216.543.750 1.375.182.750 841.361.000 62,04%

2 BELANJA

2.1 BELANJA OPERASI 321.644.731


2.1.1 Belanja Pegawai 45.685.000 45.360.000 325.000 99,29%
2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 275.959.731 181.054.735 94.904.996 65,61%

2.2 BELANJA MODAL

2.2.1 Belanja Tanah

2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin

2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan

2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan

2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya

2.2.6 Belanja Aset Lainnya

Jumlah 321.644.731 226.414.735,00

Surplus/(Defisit) 2.538.188.481,00 1.601.597.485,00

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 29


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKABUMI
PUSKESMAS SURADE
NERACA
Per 31 Desember Tahun 2015
TAHUN 2015
URAIAN KETERANGAN
(Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara JKN (yg ada direkening koran) 764.472.372
Piutang
Piutang Retribusi
Piutang Lain-lain
Persediaan (Stok Opname:Obat,BHP,ATK,….) 112.430.935
Jumlah 876.903.307
ASET TETAP
Tanah 264.940.000
Gedung dan Bangunan 2.917.200.000 Dikurangi Ds Gn. Sungging &
Sukatani masuk wil PKM Buniwangi

Peralatan dan Mesin 46.500.000


Jalan, Irigasi dan Jaringan 206.637.000 Ds Cipeundeuy masuk wilayah
kerja Puskesmas Buniwangi

Aset Tetap Lainnya


Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah 3.435.277.000
ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah 0

JUMLAH ASET 4.312.180.307


KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Uang Muka dari Kas Daerah
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah 0

EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
SILPA 764.472.372
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan 112.430.935
Jumlah 876.903.307
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.435.277.000
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Jumlah 3.435.277.000
EKUITAS DANA UNTUK DIKONSOLIDASI
RK PPKD
Jumlah
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 4.312.180.307

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 30


PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUKABUMI
UPTD : PUSKESMAS SURADE
LAPORAN ARUS KAS 2015

TAHUN 2015 KENAIKAN / PENURUNAN


URAIAN
( Rp ) JUMLAH %
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Arus Kas Masuk :
Pendapatan dari Layanan 1.601.324.485 578.558.196
Pendapatan Non Operasional (non AT)
Jumlah Arus kas masuk 1.375.182.750 841.361.000 61
Arus Kas Keluar :
Belanja Operasional 141.400.000 -16.305.000
Belanja Non Operasional
Jumlah Arus kas keluar 141.400.000 -16.305.000
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS
1.233.782.750 857.666.000 70
OPERSI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
ASET NON KEUANGAN
Arus Kas Masuk :
Hasil Penjualan Aset Tetap
Hasil Penjualan Aset Lain-lain
Jumlah Arus kas masuk
Arus Kas Keluar :
Belanja Modal
Belanja Investasi Jangka Panjang
Jumlah Arus kas keluar
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS
INVESTASI ASET NON KEUANGAN

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 31


ARUS KAS DARI
AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Arus Kas Masuk :
Pencairan Dana Cadangan
Hibah Tidak Terikat
Penerimaan dari APBD
Penerimaan Dari APBN
Penerimaan Piutang
Perolehan Pinjaman
Jumlah Aru Kas Masuk
Arus Kas Keluar :
Pembentukan Dana Cadangan
Pembayaran Utang
Pemberian Pinjaman Setoran Ke
Pemkab (Kesda) Kab Sukabumi
Jumlah Aru Kas Keluar :
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS
PEMBIAYAAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON
ANGGARAN
Arus Kas Masuk :
Penerimaan Perhitungan
Dari Pihak Ketiga
Jumlah Arus Kas Masuk
Arus Kas Keluar :
Pengeluaran Perhitungan
Dari Pihak Ketiga
Jumlah Arus Kas Keluar
ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS
NON ANGGARAN
Kenaikan / Penurunan
Bersih Kas
Saldo Awal Kas dan Setara Kas

Saldo Akhir Kas

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 32


BAGIAN II INFORMASI MANAJEMEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah ditetapkan ketentuan BPJS, maka peran Puskesmas
sebagai penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi
semakin vital. Puskesmas menjadi ujung tombak pelayanan
kesehatan, sehingga BPJS memandang perlu untuk mentransfer
dana kapitasi langsung ke rekening Puskesmas. Muncul
permasalahan, karena Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis di
bawah Dinas Kesehatan, terikat dengan ketentuan penggunaan dan
pelaporan keuangan dengan mekanisme APBD, maka dana tersebut
tidak bisa di gunakan secara langsung, permasalahan ini bisa
diatasai dengan menjadikan Puskesmas menjadi Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). BLUD memiliki beberapa fleksibilitas yaitu
dapat menggunakan dana kapitasi secara langsung, mengunakan
fleksibilitas penggunaan anggaran yaitu ambang batas, dan
mengintegrasikan anggaran ke RKA ( Rencana Kegiatan dan
Anggaran) Dinas Kesehatan. Namaun disisi lain tuntutan
akuntabilitas BLUD juga sangat tinggi, yaitu harus menyusun Tata
Kelola, Rencana Bisnis dan Anggaran ( RBA ), Laporan Keuangan dan
Standar Pelayanan Minimal ( SPM )
Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
(BLU) memiliki kewajiban untuk menyusun laporan keuangan pokok
atau prognosa / proyeksi laporan keuangan sesuai dengan
Permendagri No. 61 tahun 2007 pasal 16 yang terdiri dari Laporan
realisasi anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan. Untuk

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 33


penyusunan Laporan keuangan bagi SKPD atau unit kerja yang baru
dibentuk dengan berpedoman pada Standar Akuntansi yang
diterbitkan oleh Asosiasi Propesi Akuntansi Indonesia.sedangkan
untuk penyusunan Laporan Realisasi Anggaran harus sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Karena SAK disusun
berdasarkan prinsip accrual basis dan SAP disusun belum
sepenuhnya berdasarkan accrual basis maka timbul perbedaan.Atas
perbedaan tersebut manajemen Puskesmas wajib menyusun
rekonsiliasi.
Hal terpenting adalah perubahan yang menuntut pergeseran pla pikir
dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manuasia

B. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


PUSKESMAS SURADE KABUPATEN SUKABUMI

Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang


akuntabel dan transparan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang penimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Laporan
keuangan tersebut meliputi : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun seseuai dengan
Standar Akutansi Pemerintahan sebagaimana yang diatur dalam
Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akutansi
Pemerintahan. Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan
keuangan Puskesmas Surade Kabupaten Sukabumi adalah untuk
mengevaluasi posisi keuangan dan bahan informasi serta
perbandingan laporan keuangan per 31 Desember 2015.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 34


C. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PUSKESMAS SURADE KABUPATEN SUKABUMI
Dasar hukum penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Surade
Anggaran Tahun 2015 sebagai berikut :
1. U U. No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
2. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN.
4. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
5. UU. No. 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
6. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No, 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang
pedoman teknis Pengelolaan keuangan BLUD.
Peraturan perundang-undangan tersebut diatas merupakan
ketentuan yang telah mengerahkan pembangunan Sistem Akutansi
Pemerintah Daerah (SPAD) agar laporan keuangan yang dihasilkan
memenuhi asas tertib, transparasi, akuntabilitas, konsistensi,
komparabilitas, akurat, dapat dipercaya, dan mudah dimengerti serta
dihasilkan dari suatu proses akutansi.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 35


BAB II
INFORMASI MANAJEMEN LAINNYA

A. JUMLAH KUNJUNGAN PASEN


Grafik kunjungan pasien rawat jalan Puskesmas Surade Tahun
2015

Jlh kunjungan rawat jalan


Jlh kunjungan

757
718 722 713
704 692
668
647
626

555
520 516

Sumber dari : Grafik Kunjungan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Surade Tahun 2015

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 36


Jlh Kunj. Gigi
Jlh Kunj

217 218
188 188 180
175 178 171
156 163 164
129

Jan Pebr Mart April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des

Sumber : dari Laporan Tahunan 2015

Dari grafik di atas terlihat bahwa realisasi kunjungan pasien rawat


jalan gigi memperlihatkan data yang fluktuatif.

Grafik Nakes Puskesmas Surade


Tahun 2015

Nakes Komulatif

746
689
622
561
499
441
364
300
220
164
114
65 65 56 80 64 78 55 62 61 67 57
49 50

JAN FEB MART APRIL MEI JUINI JULI AGST SEPT OKT NOPB DESM
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Surade

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 37


Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa untuk persalinan
Nakes masih memeperlihatkan data yang fluktuatif.
Kunjungan KIA masih memeperlihatkan data yang fluktuatip

KIA

199

172 171 174 171

148
139 140 136
130

103 105

Jan Febr Mart Apr Mei Juni juli Agust Sept Okt Nop Des

1. Analisis Lingkungan Internal


a. Perspektif Pelanggan
Salah satu kinerja pelayanan adalah bagaimana memperoleh
gambaran dari perilaku pelanggan. Terdapat tiga indikator yang
dapat menunjukkan perilaku pelanggan, yaitu:
1) Customer Acquisition.
Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana
"pasien baru" menggunakan jasa layanan yang disediakan.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 38


Berdasarkan data historis 5 tahun terakhir menunjukkan
kecenderungan peningkatan kinerja. Rata-rata kunjungan pasien
baru mencapai 7,7 % per tahun dengan jumlah kunjungan tertinggi
pada tahun 2011 mencapai 8,4 %. Perkembangan jumlah kunjungan
pasien baru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tahun Pasien Baru Total Pasien %
2011 1.899 22.542 8,4
2012 1.922 27.111 7
2013 1.766 23.664 7,4
2014 1.936 24.701 8
2015 1.914 23.934 7,9
Jumlah 9.437 121.952 7,7

Rata-rata 1.887 24.390 7,7

2) Customer Loyality.
Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana
Puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang)
untuk menggunakan jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan
data historis 5 tahun terakhir rata-rata 92,3 % dengan kunjungan
pasien lama terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 91,5 % dan
tertinggi pada tahun 2012 sebesar 92,9%.
Perkembangan kunj. pasien lama dapat dilihat pada tabel s b:

Tahun Pasien Lama Total Pasien %


2011 20.643 22.542 91,5
2012 25.189 27.111 92,9
2013 21.898 23.664 92,5
2014 22.765 24.701 92,2
2015 22,.020 23.934 92
Jumlah 112.515 121.952 92,3

Rata-rata 22503 24.390 92,3

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 39


B. KINERJA PELAYANAN
Puskesmas Surade adalah salah satu unit pelayanan kesehatan di
wilayah Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi Namun demikian
derajat kesehatan masyarakat masih di bawah harapan, yang
ditunjukkan dengan masih rendahnya Indeks Pembangunan
Manusia. Untuk mengangkat IPM tersebut, salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah meningkatkan peran puskesmas Hal yang
perlu diperhatikan adalah kondisi lingkungan baik yang mendukung
maupun yang menghambat. Setidaknya rumah puskesmas lebih
diuntungkan, karena sebagian anggaran belanja puskesmas masih
ditopang dari subsidi pemerintah, hampir seratus prosen
infrastruktur dan belanja pegawai yang sebagian besar PNS daerah
dibayar dari APBN dan APBD

C. SUMBER DAYA MANUSIA


Puskesmas Surade senantiasa menempatkan sumber daya manusia
pada posisi sentral dalam pengelolaannya. Sebab keberhasilan
pengelolaan SDM merupakan salah satu kunci sukses dalam upaya
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Oleh
karenanya, seluruh aspek terkait dengan sumber daya manusia, baik
kuantitas maupun kualitas mendapat perhatian yang sungguh-
sungguh.
Puskesmas Surade memiliki 2 Puskesmas Pembantu sebagai upaya
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan
membantu pelaksanaan program menuju tercapainya visi dan misi
puskesmas.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 40


a) Kegiatan Pengelolaan SDM
Saat ini tengah dilakukan berbagai upaya penyempurnaan
fungsi manajemen; Penyempurnaan Sistem pengelolaan aset;
pengembangan kompetensi dan pembinaan karir; Penyempurnaan
Sistem Reward and punishment; Pengembangan SDM diprioritaskan
pada pendidikan SDM yang mempunyai daya ungkit yang signifikan
terhadap kemajuan Puskesmas berdasarkan prestasi, kompetensi &
kontribusi terhadap puskesmas serta pengembangan/pendidikan
yang mengutamakan pelayanan, maka berbagai kegiatan manajemen
umum, diantaranya meningkatkan kinerja manajemen operasional
dengan mewujudkan indikator kinerja serta menyempurnakan sistem
informasi manajemen; sistem pengelolaan keuangan dan akuntansi
serta mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi.
Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan pada
peningkatan kualitas SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan
Puskesmas sehingga memiliki daya ungkit yang besar dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dari alokasi biaya
pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2015 Puskesmas telah
memberikan kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis
ketenagaan diantaranya tenaga perawat, tenaga medis, tenaga non
medis, dan tenaga kesehatan lainnya.
1) Pengembangan Infrastruktur
Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi infrastruktur puskesmas Dalam
menilai kondisi infrastruktur digunakan dua indikator yaitu
ketersediaan peralatan dan ruangan. Ketersediaan peralatan diukur
dengan 3 proxy yaitu (1) kelengkapan peralatan, (2) kalibrasi, dan (3)
kondisi peralatan pada layanan rawat jalan, penunjang medis, dan
non medis. Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 41


pemenuhan standar minimum luas ruangan pada layanan rawat
jalan, penunjang medis, dan non medis.
Dari kinerja indikator perspektif pelanggan di atas dapat
disimpulkan bahwa penyediaan sumber daya pelayanan berupa SDM
dan infrastruktur masih belum memadai dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan yang prima.

D. PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN INSFRASTRUKTUR


Unsur pengukuran kinerja pada perspektif pertumbuhan dan
pembelajaran lainnya adalah kondisi insfrastruktur puskesmas
dalam menilai kondisi insfrastruktur digunakan dua indikator yaitu
ketersediaan peralatan dan ruangan.Ketersediaan peralatan diukur
dengan 3 proxy yaitu :
1. Kelengkapan peralatan
2. Kalibrasi
3. Kondisi peralatan pada layanan rawat jalan,penunjang
medis,dan non medis.
Sedangkan ketersediaan ruangan diukur dengan pemenuhan
standarminimum luas ruangan pada layanan rawat jalan. Penunjang
medis, dan non medis.
Kondisi peralatan tahun 2015 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut :

LAYANAN KELENGKAPAN ALAT ALAT DIKALIBRASI


Rawat Jalan 70 % -

Penunjang Medis 70 % -

Non Medis - -

Rata-rata 70 % -

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 42


Dari tabel diatas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 70 %
dari standar minimum yang harus ada.Kalibrasi alat masih belum
dilakukan.Sedangkan kondisi peralatan 70 % masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2015 dibandingkan
dengan standar minimum digambarkan dengan tabel berikut :

PEMENUHAN STANDAR MINIMUM


LAYANAN
LUAS RUANGAN

Rawat Jalan 30 m2
Penunjang Medis 36 m2
Penunjang Non Medis. 144,75 m2

Dari kinerja indikator perspektif pelanggan diatas dapat disimpulkan


bahwa penyediaan Sumber Daya pelayanan berupa SDM dan
insfrastruktur masih belum memadai dalam rangka memberikan
pelayanan kesehatan yang prima.

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 43


BAB V
PENUTUP

Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban kinerja keuangan


pada suatu periode tertentu yang harus dipenuhi oleh setiap entitas fiscal, termasuk
didalamnya Puskesmas Surade
Harapan kami, Laporan Keuangan ini dapat memenuhi gambaran sebagai
bahan evaluasi, informasi dan dapat dijadikan referensi dalam mengelola keuangan
daerah agar lebih baik dimasa yang akan mendatang.
Semoga buku laporan keuangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk
terus meningkatkan kualitas kinerja pengelolaan keuangan daerah yang tertib dan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Surade, 2016
Kepala Puskesmas Surade

Hj. HODIJAH, S.IP


NIP19630306 198302 2 001

Laporan Keuangan Puskesmas Surade 44

Anda mungkin juga menyukai