Anda di halaman 1dari 5

Notulen

Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Bidang Kesehatan KKP Kelas I Soekarno Hatta

Tempat : THE 101 Hotel Jakarta Airport CBC

Tanggal : Selasa, 12 September 2023 (08:30)

Laporan Panitia : dr. Budi Hendrawan (terlampir)

Sambutan : Ibu Naning Nugrahini

Tema haji 2023 adalah Penyelengagaran Haji ramah lansia, dan kemungkinan ditahun-tahun
berikutnya akan sama. Maka dari itu perlunya hal-hal yang diperkuat, terutama Kesehatan.
Kita yang bekerja di dunia Kesehatan perlu memperkuat diri untuk menyambut Ibadah Haji
2024 dan masa masa yang akan datang.

A. Sesi Pertama
1. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Akhir Pada Penyelenggaraan Ibadah Haji
2023 Lesson learn dan perbaikan yang perlu dilakukan. (Ka. KKP Soetta : Ibu
Naning Nugrahini)
09: 33 (paparan terlampir)
KKP soetta melakukan Pemeriksaan Ketiga saat di AHPG, dengan landasan wilayah
kerja KKP melingkupi Pintu masuk negara.Karena
Asrama Haji adalah perpanjangan dari bandara Internasional Soekarno-Hatta.

2. Penyelenggaraan Haji 2023 Pembelajaran dan Rencana Penyelenggaraan Haji


2024 (Ka. Kanwil Kemenag DKI : dr. H. Cecep Khairul Anwar)
10:03 (paparan terlampir)
Jumlah jamaah haji 209.782. dengan sebaran paling banyak dengan pekerjaan ibu
rumah tangga, Pendidikan terakhir SLTA, dan usia paling banyak 50-59 tahun. Kasus
kematian jamaah haji khususnya jamaah DKI sebanyak 12 jamaah.
Pada tahun 2023 dengan kebijakan tidak ada pendampingan.
Tanya jawab
Pertanyaan dari dr. Ngabilah (Dinkes DKI Jakarta)
a) Sepakat dengan penggunaan BPJS, Pada saat pemeriksaan ketiga di embarkasi,
jika ada jamaah yang memerlukan rujukan ke RS terdekat, agar bisa dibuat
mekanisme khusus untuk rujukan langsung ke RS Haji, dalam arti semua jamaah
haji yang masuk dalam skema emergency sehingga jamaah haji tersebut tidak
perlu dibuatkan surat rujukan dari faskes pertama.
b) Inovasi KKP Soetta agar membuat tim kedokteran penerbangan KKP yang berisi 1
orang dokter spesialis kedokteran penerbangan dan 8 orang dokter umum yang
sudah dilatih 4 bulan dengan gelar FS.
c) Untuk pelaksanaan Haji 2022, jamaah haji yang meninggal DKI hanya 3 meninggal.
Tahun ini CFR naik menjadi 0,15% atau naik 2x lipat, hal ini dikarenakan adanya
Batasan usia di tahun 2022. Tahun 2023 pemeriksaan kebugaran DKI hanya 85%
dan hanya 1 kali, seharusnya 100% dan dilakukan 2x. Mohon izin jika dari kanwil
dimohon untuk mendapat data jamaah lebih cepat atau awal agar dapat dilakukan
pemeriksaan lebih dini.
d) 2019 sudah ada SK kepada RS yang dapat menentukan Istithaah, sepertinya akan
ada pembaharuan lagi untuk Rumah sakit yang kompeten dan dipercaya untuk
menentukan istithaah, agar dapat dilakukan pembinaan lebih dalam dan kuat.
e) Untuk tema haji ramah lansia perlu diperkuat dan dipertahankan, karna kasus
kematian di tahun 2023 dengan 2019 masih sama dan tidak ada kenaikan.
f) Jamaah haji khusus juga perlu dilakukan pengawasan yang baik, baik dari
penginputan siskohatkes dan sinkarkes (untuk pengawasan penyuntikan
meningitis). Perlu pembinaan KKP, Karkes ataupun kemenkes untuk klinik kllinik
penyelenggaraan vaksin meningitis dan ICV. Untuk jamaah haji khusus juga
diperlukan Proses pembinaan sebelum dan kepulangan (k3jh dan 21 hari pasca
debarkasi)
g) Penempatan ambulance AGD standby di bandara dan asrama haji perlu
dipersiapkan lebih matang sebelum proses embarkasi dimulai

Jawaban :
Pak Cecep
1) Sebelum embarkasi haji 2023, pihak kemenag bersepakat dengan BPJS, dan
bersurat untuk membuka booth di AHPG. Namun tidak ada respon.
2) Haji khusus tidak ada domain khusus dengan kemenag
3) Untuk 2024 kami sudah memulai pemetaan nomor porsi sesuai dengan kuota tahun
2023 ini. Untuk penarikan data lansia lebih awal.
4) Kemungkinan besar 2024, seluruh jamaah haji banten akan kepulangan di Asrama
Haji Cipondoh (25 kloter) sekitar 9600 jamaah.

Bu Naning
1) Untuk 2024 lebih diperkuat untuk pemeriksaan pertama, kedua dan pemeriksaan
akhir saat di Asrama Haji Pondok Gede.
2) Untuk haji khusus jumlah jamaah lebih banyak, KKP tetap melakukan pemeriksaan
kepada jamaah ONH plus. Pada tahun ini KKP sudah melakukan Upaya
pemeriksaan akhir pada ONH, hanya saja dari awal belum ditetapkan peraturan
dan proses yang masih kurang matang.
3) Jika 2024 banten melalui cipondoh, harus disiapkan lebih awal persiapannya, agar
tidak terburu buru. Dan adanya koordinasi antara KKP banten dan KKP Soetta.

B. Sesi Kedua

3. Strategi Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Faktor risiko


Kesehatan di Pintu Masuk pada proses penyelenggaraan ibadah haji ( Direktur
Karantinaan Kesehatan : Bpk. Gunawan)
Paparan Terlampir

4. Kondisi Kesehatan Haji : Hal-hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan


sebelum keberangkatan (Perwakilan Pusat Kesehatan Haji : dr. Agus Sulthoni
Paparan Terlampir

5. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan I dan II, Surveilans Pasca Debarkasi,


Pembelajaran dan Upaya Perbaikan. (Dinkes DKI Jakarta : dr. Dwi Octavia TLH,
M.Epid)
Paparan Terlampir

Sesi Tanya Jawab :

1) Ibu Isti (RS Haji jakarta)


RS Haji merupakan rumah sakit haji rujukan baik embarkasi atau debarkasi,
pasca operasional. Mohon difasilitasi
a. dr. Agus.Sampai dengan hari ini kami sudah menerima pasca operasional 21
orang, masih ada 1 orang dari JKG 19 di ICU CPD dan iskemik. Dengan
kondisi pasca rawat yang panjang butuh effort yang tinggi sehingga
kepanitian sudah bubar atau selesai, menjadi problematika untuk KKP dan
RS Haji. Jika kita ingin menyampaikan keluhan dalam menangani pasien
pasca operasional hingga kepulangan jamaah haji ke daerah asal ?
b. Dinkes DKI. Kemarin MCU 25 jamaah haji susulan yang belum di MCU. RS
Haji akan membuka perawatan Excellent bagi Ibadah Haji. Mohon bimbingan
dan dukungan untuk program tersebut.
c. Terkait DINKES Banten. Dari 43 jamaah haji yang dirawat gagal dirawat
dengan BPJS. 1 diantaranya adalah karena tidak memiliki kartu BPJS (saat
itu dengan kasus Riwayat penyakit jantung). Mohon menjadi koreksi agar
tidak terjadi Kembali kejadian seperti ini. Agar setiap jamaah yang akan
berangkat wajib memiliki kepesertaan BPJS.

Jawaban :
a. dr. Agus : Jamaah yang masih dirawat di RS Haji samoai melewati batas,
maka ditanggung oleh BPJS, maka dari itu jamaah yang akan berangkat wajib
memiliki BPJS. Jika ingin berkeluh kesah masalah pasca operasional maka
ditangani oleh PPIH Debarkasi.
b. Bu Naning : pasca operasional akan ditangani oleh teman teman KKP Soetta
yang sedang berdinas saat landingan. Harapan kami, kami dapat bekerja
sama dengan puskes haji serta kemenag, perlu dibicarakan lagi mengenai
proses penanganan jamaah dengan pasca operasional. Karena masih
banyaknya jamaah haji tanazul dengan kondisi Kesehatan kurang baik tanpa
ada pendampingan medis selama perjalanan pulang dari arab Saudi ke
Indonesia.
c. dr. Dwi Octavia. Mengucapkan Centre of excellent haji dan umroh dan akan
didukung. Silahkan berkoordinasi jika ada masalah Kesehatan. Dan untuk
jamaah DKI pasti akan selalu memeriksa dan Kewajiban kepesertaan BPJS.
d. Gunawan : sudah harus dibuat mekanisme untuk pasien pasca operasional,
mulai dari pembiyaan, RS rujukan, serta penanganan dengan BPJS.

2) Pertanyaan Bu naning : adakah evaluasi secara nasional ?


Dr. Agus Akan direncanakan, namun belum ada kepastian tanggal.
C. Sesi 3

6. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan I dan II, Surveilans Pasca Debarkasi,


Pembelajaran dan Upaya Perbaikan ( Dinkes Banten : dr. Rian )
Paparan Terlampir

7. Pelaksanaan Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 2023 (Embarkasi, Debarkasi dan


Pasca Debarkasi) (KKP Kelas II Bandung : dr. Medi)
Paparan Terlampir

8. Pelaksanaan Surveilans Pasca Debarkasi (KKP Kelas II Banten : dr. Yessicha)


Paparan Terlampir

9. Pelaksanaan Surveilans Pasca Debarkasi (KKP Kelas II Panjang : dr. Gembong)


Paparan Terlampir

Sesi Tanya Jawab


1. Dr. Ngabilah : Kenapa KKP panjang capaian Pengembalian K3JH hanya 47%
Karena KKP Panjang membawahi banyak kota dan kabupaten dengan geografis
wilayah yang luas.
2. Ibu Naning : jika memperhatikan paparan kanwil kemenag, KKP soetta dianggap
terlalu lama saat pemeriksaan ketiga. JKS apakah memiliki standar waktu saat
pemeriksaan ketiga ? karena KKP Soetta sudah melakukan On job training 1 pasien
memiliki waktu 5 menit, dan itu dianggap lama.
Saat embarkasi dengan keterbatasan anggota, apakah di embarkasi JKS sudah
sesuai dengan OSS ?
Jawaban : OSS sudah dilaksanakan, saat jamaah datang ke AH langsung
dipersilahkan duduk dan dilakukan pemeriksaan makanan, lalu dilakukan
pemeriksaan kesehatan dengan pemberian living cost, imigrasi, dll. Kemudian
jamaah langsung istirahat. Jadi waktu 18 jam sudah termasuk pemeriksaan sampai
dengan perjalanan ke bandara kertajati.

Anda mungkin juga menyukai