Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Berdasarkan UU Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), bahwa pegawai ASN terdiri dari atas PNS dan PPPK. PNS
sebagaimana dimaksud adalah pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk secara nasional.
Dalam undang-undang tersebut juga dijabarkan bahwa PNS memiliki fungsi, yaitu
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa. Sebagai pelayan publik, PNS diwajibkan memberikan pelayanan yang
profesional dan berkualitas.

Sebelum mencapai tahap PNS, seseorang yang telah lolos seleksi masih
menjalani masa percobaan dengan predikat calon PNS. Masa percobaan
sebagaimana yang dimaksud dilaksanakan melalui proses pendidikan dan
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat,
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul,
dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme kompetensi bidang.
Calon PNS Daerah Kabupaten Blitar merupakan bagian penting dari pemerintah
untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan profesional. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka CPNS Daerah Kabupaten Blitar mengikuti
pelatihan dasar dengan pola baru yang mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi yang
dikenal dengan ANEKA.

Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan, Bidan adalah


seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan Kebidanan
baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh
Pemerintah Pusat dan telah memenuhi pesyaratan untuk melakukan praktik
kebidanan.

1
Proses Persalinan merupakan suatu proses kompleks untuk menyelamatkan
ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seperti
persalinan pervaginam, persalinan dengan menggunakan alat dan persalinan
operatif yaitu melalui Sectio Caesarea (SC) . Metode-metode tersebut dilakukan
dengan indikasi-indikasi khusus dengan satu tujuan yaitu menyelamatkan ibu dan
bayinya.

Sectio Caesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat
diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact).
Istilah dalam Sectio Caesarea adalah primer, sekunder, ulang, histerektomi. Di
Indonesia terjadi penngkatan Sectio Caesarea dimana tahun 2000 sebesar 47,2%,
tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%, tahun 2003 sebesar
46,87 %, tahun 2004 sebesar 53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59%, tahun 2006
sebesar 53,68% (Setyowati,2012).

Penyebab dilakukan Sectio Caesarea diantaranya faktor janin, faktor ibu,


riwayat persalinan sebelum dioperasi, faktor hambatan jalan lahir, kelainan
kontraksi rahim, ketuban pecah dini, rasa takut persalinan. Indikasi Sectio
Caesarea antara lain adalah disproporsi kepala panggul (CPD), disfungsi uterus,
distosia, janin besar, gawat janin, kelainan letak, eklamsia, hipertensi pernah
Sectio Caesarea sebelumnya, persalinan lama, rupture uteri iminens, perdarahan
antepartum (Setyowati, 2012). Peran bidan pada pasien post Sectio Caesarea (SC)
yaitu mengobservasi secara ketat sehingga mencegah terjadinya komplikasi pasca
operasi Sectio Caesarea.

Di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi sudah dilakukan observasi/monitoring pada


pasien pasca operasi SC (Sectio Caesarea) namun observasi yang dilakukan
belum terfokus pada pasien post SC (Sectio Caesarea).

Berdasarkan uraian diatas penulis memutuskan untuk mengambil judul


“PENINGKATAN PENGGUNAAN LEMBAR MONITORING PASIEN POST
SC (Sectio Caesarea) DI RSUD NGUDI WALUYO KAB. BLITAR” sebagai
rancangan aktualisasi.

2
Pelaksanaan Aktualisasi ini juga mendukung sistem pembelajaran pada
Pelatihan Dasar (latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II yang juga
menuntut setiap peserta pelatihan dasar untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
ASN yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi. Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai
dasar dan peran ASN akan melandasi pelaksanaan setiap kegiatan peserta latihan
dasar, setiap peserta harus menemukan dan mengungkapkan makna dibalik
penerapan nilai – nilai dasar dan peran ASN tersebut pada pelaksanaan setiap
kegiatan yang telah dirancang oleh peserta pelatihan dasar ditempat tugas.
Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan peserta latsar diharapkan dapat
menguatkan nilai – nilai ASN dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta pelekat, dan pemersatu bangsa.

1.2 Tujuan dan manfaat aktualisasi


Tujuan dan manfaat dirancangnya aktualisasi dan habituasi ini yaitu

1.2.1 Tujuan
1.2.1.1 Tujuan Umum
Mengatualisasikan Peningkatan Penggunaan Lembar Monitoring Pasien
Post SC (Sectio Caesarea) di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi-Kab. Blitar.
1.2.1.1 Tujuan Khusus
1. Memahami profil RS sebagai wahana aktualisasi Peningkatan
Penggunaan Lembar Monitoring Pasien Post SC (Sectio Caesarea).
2. Memahami Tugas, Pokok dan Fungsi seorang ASN sebagai aktualisasi
Peningkatan Penggunaan Lembar Monitoring Pasien Post SC (Sectio
Caesarea).
3. Memahami Struktur Organisasi sebagai bahan koordinasi aktualisasi
Peningkatan Penggunaan Lembar Monitoring Pasien Post SC (Sectio
Caesarea).
4. Meningkatkan Cakupan Pasien Post SC (Sectio Caesarea) dari Ruang
RR (Recovery Room) sesuai indikator dalam waktu lebih cepat ± 24
jam selama 1 minggu di Ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi- Kab. Blitar

3
1.2.2 Manfaat aktualisasi
1.2.2.1 Bagi penulis
Agar menjadi ASN yang profesional dalam memberikan pelayanan di
tempat tugas masing-masing serta meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap kinerja ASN sebagai abdi negara.

1.2.2.2 Bagi tempat tugas


Berkontribusi kepada RSUD Ngudi Waluyo untuk mewujudkan visi dan
misinya.

1.3 Ruang lingkup aktualisasi

Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi yang dijalani, adapun ruang lingkup


atau batasan rancangan kegiatan aktualisasi ini meliputi :

1. Melakukan observasi dan identifikasi data pada pasien post SC (Sectio


Caesaria)

2. Melaksanakan konsultasi dengan atasan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


selaku mentor.

3. Menganalisa data – data yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan


lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria)

4. Merancang lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria).

5. Membuat petunjuk teknis pengisian lembar monitoring pasien post SC


(Sectio Caesarea)

6. Melakukan sosialisasi kepada bidan/perawat rawat inap tentang


penggunaan lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesarea)

7. Melakukan evaluaasi dan dokumentasi penggunaan lembar monitoring


pasien post SC (Sectio Caesarea)

8. Melakukan konsultasi akhir dengan atasan atau mentor

9. Menyusun Laporan Aktualisasi

Waktu pelaksanaan aktualisasi ini akan dijalankan satu bulan ke depan


mulai dari 13 September 2019 hingga 11 Oktober 2019. Tempat pelaksanaan
agenda aktualisasi dilakukan di Kamar Bersalin RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Kabupaten Blitar.

4
BAB II
GAMBARAN LEMBAGA/INSTITUSI

5
2.1 Deskripsi organisasi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Ngudi Waluyo” Wlingi Kabupaten


Blitar adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar.
Yang berlokasi di Jalan Sucipto 5 Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar.
Menempati sebidang tanah seluas 40.000 m2, dengan luas bangunan seluruhnya
10.065.73 m2.

Di awal kemrdekaan Republik Indonesia, saat itu RSUD Ngudi Waluyo


Wlingi masih bernama RSUD Wlingi. RSUD Wlingi masih menjadi balai
pengobatan yang hanya melakukan pelayanan kesehatan rawat jalan. Tahun 1950,
balai pengobatan cikal bakal RSUD Wlingi berubah menjadi rumah sakit umum
yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Blitar yang bernama
RSUD Wlingi. Secara garis besar, sejarah RSUD Ngudi Waluyo dibagi menjadi 2
periode. Periode pertama saat RSUD Wlingi menempati gedung lama di Jl. Urip
Sumoharjo dan periode RSUD Wlingi di gedung baru Jl. Dr. Sucipto. RSUD
Wlingi di Jl. Urip Sumoharjo Gedung lama terletak di Jalan Urip Sumoharjo
Wlingi, RSUD Wlingi menempati bangunan bekas bank pada awal kemerdekaan
RI. Saat itu RSUD Wlingi menyelenggarakan perawatan rawat jalan dan rawat
inap dengan 50 tempat tidur. Dokter yang bertugas saat itu dr. Steward, seorang
dokter umum dari Australia. Belum ada arsip yang menjelaskan tentang dr.
Steward. Dr. Steward kemudian diganti oleh dokter Kunzel (1958 – 1964),
seorang dokter umum yang juga belum ditemukan arsip yang menjelaskan tentang
beliau. Kepala rumah sakit di RSUD Wlingi selanjutnya berturut – turut adalah dr.
Pratanu Hidayat (dr. Tan Giem Giat) (1964 – 1966), dr. Made Mahayasa (1966 –
1968), dr. Alit Bagiarta (1968 – 1969), dr. Djumadi Duljadi (1967 – 1970) dan dr.
H. Subroto mulai dinas di RSUD Wlingi tahun 1970. Masa itu adalah masa sulit
karena keterbatasan sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Baik kualitas
maupun kuantitas. Dr. Steward sampai pertengahan masa jabatan dan dr. Pratanu
Hidayat adalah satu – satunya dokter umum yang berdinas sebagai Direktur
maupun aktif melayani pasien. Pada tahun anggaran 1979/1980, RSUD Wlingi
mulai membangun gedung baru di Jl. dr. Sucipto nomor 5 Wlingi. Proses

6
pembangunan selesai ditandai dengan kepindahan RSUD Wlingi dengan
penandatanganan prasasti oleh Menteri Kesehatan dr. Suwardjono Suryaningrat
pada hari Jumat, 13 April 1984. Sejak itu rumah sakit berubah nama menjadi
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi. Sejak saat itu, 13 April 1984 disahkan sebagai hari
lahir RSUD Ngudi Waluyo. RSUD Ngudi Waluyo di Jl. dr. Sucipto Wlingi.

Perpindahan ke rumah sakit dilakukan pada tanggal 8 Agustus 1983.


Peresmian RSUD Ngudi Waluyo Wlingi baru dilaksanakan pada 13 April 1984
oleh Menteri Kesehatan dr. Suwardjono Suryaningrat. Lokasi tersebut sangat
strategis karena berada di wilayah timur kabupaten dan dapat di akses
menggunakan kendaraan umum serta secara geografis sangat strategis bagi
masyarakat. RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi menempati area seluas 40.000 m2
dengan luas bangunan Rumah Sakit 14.488 m2. Pelayanan medis sudah dibantu 3
orang dokter umum dr. Pudji Hastuti, dr. Ratna Aidawati dan dr. Handrianto.
Secara bertahap crash program dari pemerintah dapat memenuhi kebutuhan
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi di UGD, rumah dinas, dan 3 orang dokter spesialis
dr. Djoko Sujonno, Sp.A, dr. Suparmin, Sp.OG, dan dr. Tjokorda Gde
Dharmayuda, Sp.PD. disusul beberapa dokter umum yaitu dr. Dwiyanto Utomo,
dr. Ahas Loekqijana Agrawati, dr. Eni Erawati, dan dr. Made Mardani.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
303/Menkes/SK/IV/1987 pada tanggal 30 April 1987, RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi ditetapkan mendai rumah sakit tipe C. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi diuji
coba sebagai rumah sakit swadana pada tahun 1993. Dr. Subroto memimpin
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi hingga tahun 1996. Kepemimpinan RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi dilanjutkan oleh dr. Ibnu Fajar (1996 – 1999). Status uji coba
rumah sakit swadana RSUD Ngudi Waluyo Wlingi diperbarui melalui Surat
Keputusan Bupati Blitar nomor 808 tahun 1996 pada tanggal 11 Nopember 1996.
Dilanjutkan dengan Surat Keputusan Bupati Blitar nomor 547 tahun 1997 pada 27
Agustus 1997. Tongkat estafet kepemimpinan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
dilanjutkan oleh dr. Budi Winarno, MM (1999 – 2013). Pada tanggal 21 Maret
2002, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ditetapkan sebagai Badan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (BPKM) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Blitar
nomor 3 tahun 2002. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi terus berkembang dan

7
berbenah. Pada tahun 2004, RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ditetapkan menjadi
rumah sakit tipe B Non – Pendidikan oleh Menteri Kesehatan RI dengan
Keputusan nomor 1176/Menkes/SK/X/2004 pada tanggal 18 Oktober 2004. Surat
Keputusan ini kemudian ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Blitar nomor
293/2004 pada 23 Nopember 2004. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada 14 Juli 2008
dengan Keputusan Bupati nomor 188/225/409.02/KPTS/2008 dan direalisasi sejak
tanggal 1 Januari 2009. RSUD Ngudi Waluyo Wlingi telah terakreditasi 16 bidang
pelayanan melalui sertifikat dari Kementrian Kesehatan RI Nomor
YM.01.9/III/843/11 pada 22 Maret 2011 yang berlaku sampai dengan 22 Maret
2014. Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi kemudian diemban oleh dr. Ahas
Loekqijana Agrawati, MARS (2014 – 2017).

Di bawah kepemimpinan beliau, pada Desember 2016 RSUD Ngudi Waluyo


Wlingi telah lulus akreditasi A bintang 5 versi 2012 melalui sertifikat dari
Kementrian Kesehatan RI dengan nomor KARS-SERT/478/XII/2016. Selanjutnya
pada 12 Oktober 2017 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor HK.02.02/I/4604/2017 dinyatakan lulus Akreditasi
Rumah Sakit Pendidikan. Berdasarkan Keputusan Bupati Blitar nomor
820/80/409.205.5/SP/2017 tertanggal 29 Desember 2017 Direktur RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi dijabat oleh dr. Endah Woro Utami, MMRS sebagai Plt. Direktur
terhitung mulai tanggal 2 Januari 2018 sampai dengan sekarang. Tahun 2017
sudah mencapai 275 Tempat Tidur (TT) terdiri dari Paviliun 34 TT, Ruang kelas I
ada 21 TT, kelas II ada 55 TT, kelas III ada 98 TT, Neonatus 26 TT, Intensif Care
Unit (ICU) ada 21 TT, NICU 9 TT dan Ruang Isolasi ada 11 TT. Jenis pelayanan
yang ada saat ini adalah Pelayanan Rawat Jalan (Poliklinik Penyakit Dalam,
Poliklinik Bedah, Poliklinik Obsgyn, Poliklinik Anak, Poliklinik Syaraf,
Poliklinik Gizi, Poliklinik Mata, Poliklinik THT, Poliklinik Paru, Poliklinik
Jantung, Poliklinik VCT, Poliklinik Gigi, Poliklinik Othopedi, Poliklinik Tumbuh
Kembang, Poliklinik Psikologi, Poliklinik Anaestesi dan Nyeri dan Poliklinik
Endoscopi), Pelayanan Rawat Inap (Ruang Paviliun, Ruang Anak, Ruang Bedah,
Ruang Penyakit Dalam, Ruang ICU, Ruang Bersalin, dan Ruang Bayi). Pelayanan
Kegawatdaruratan 24 jam (Instalasi Gawat Darurat). Pelayanan Penunjang

8
(Instalasi Anastesi, Instalasi Farmasi, Instalasi Gizi, Instalasi Laboratorium,
Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi, Instalasi Radiologi, Instalasi
Rehabilitasi Medik, Instalasi CSSD dan Laundry, Instalasi Kamar Jenazah,
Instalasi Bank Darah Rumah Sakit, Instalasi Penyehatan Lingkungan dan Instalasi
Pemeliharaan Sarana). Pembagian tempat tidur terbagi dalam Ruang Bogenvil
(Bedah) 39 TT, Ruang Dahlia I dan II (Penyakit Dalam) 59 TT, Ruang Anggrek
(Anak) 25 TT, Ruang Cempaka (Obstetri Ginekologi) 26 TT, Ruang Perinatologi
35 TT, Ruang Wijaya Kusuma (ICU/ICCU) 15 TT, dan Ruang Flamboyan
(Paviliun) 34 TT, Ruang Jantung Paru 26 TT dan Ruang Stroke Center 16 TT.

2.2 Gambaran Produk Jasa

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi mengembangkan pelayanan spesialistik,


tindakan operatif, pemeriksaan penunjang diagnosa dan penunjang medik, dengan
uraian berikut:

1. IGD (Instalasi Gawat Darurat)


2. Rawat Jalan (POLIKLINIK)
a. Poli Anak
b. Poli Bedah
c. Poli Kebidanan dan Kandungan
d. Poli Mata
e. Poli THT
f. Poli Paru
g. Poli Gigi
h. Poli Syaraf
i. Poli Kulit dan Kelamin
j. Poli VCT/HIV/AIDS
k. Poli Jantung
l. Poli Orthopaedi
m. Poli Dalam
n. Poli Umum
o. Poli Gizi
p. Poli Endoscopy

9
q. Poli Tumbuh Kembang
3. Rawat Inap
a. Anggrek (Ruang Anak)
b. Bougenville (Ruang Bedah)
c. PONEK (Poli Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) Gabungan
Antara Ruang Bersalin dan Ruang Bayi.
d. Dahlia I (Penyakit Dalam Kelas 1, 2)
e. Dahlia II (Ruang Isolasi dan Penyakit Dalam Kelas 3)
f. Flamboyan (Paviliun)
g. Rawat Gabung
h. Wijaya Kusuma (ICU/ICCU)
4. Instalasi Laboratorium
5. Instalasi Radiologi (Pelyanan CT-Scan)
6. Instalasi Farmasi
7. Instalasi Rehab Medik
8. Instalasi Bedah Sentral
9. Instalasi Gizi
10. Instalasi Haemodalisa
11. Instalasi Pembuangan Akhir Limbah
12. Instalasi Penunjang Lainnya
13. Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD)
14. Instalasi Kamar Jenazah
15. Instalasi Laundry atau cucian (BINATU)

2.3 Peran lain RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


Peran lain yang dimiliki oleh RSUD “Ngudi Waluyo” Wlingi adalah:
1. Sebagai pusat rujukan puskesmas-puskesmas dan Rumah sakit swasta di
Kabupaten Blitar dan Sekitarnya.
2. Sebagai tempat pendidikan Dokter Muda dan PPDS Universitas Brawijaya
Malang.
3. Sebagai tempat pendidikan S1 Keperawatan, S1 Kebidanan dan D3
Keperawatan dari POLTEKES dan STIKES yang ada di Jawa Timur.

10
2.4 Profil
1. Nama dan alamat rumah sakit
Nama : RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar
Jalan : Dr. Soecipto No. 5 Wlingi-Kab. Blitar
Kelurahan : Beru
Kecamatan : Wlingi
Kota : Kabupaten Blitar
No. Telp : (0342) 691006
Fax : (0342) 691006
2. Standar kepemilikan : Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar
3. Nama direktur : dr. Endah Woro U. MARS
4. Kelas rumah sakit : B Pendidikan
5. Ijin operasional : 303/Menkes/SK/IV/1987 pada tanggal 30 April
1987
6. Luas lahan : 40.000 m2
7. Luas bangunan : 10.065.73 m2
8. Akreditasi : Tipe B Pendidikan
9. Penetapan BLUD : 14 Juli 2008 dengan Keputusan Bupati nomor
188/225/409.02/KPTS/2008

2.5 Motto
Melayani sepenuh hati
2.5.1 Visi
Menjadi Rumah Sakit pilihan Masyarakat Di Blitar raya dan Sekitarnya
Tahun 2021.

2.5.2 Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu , professional, dan
mengutamakan keselamatan pasien
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang bermutu dibidanag
kesehatan dan kedokteran
3. Meningkatakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang
bermutu
4. Mneingkatan pengelolaan administrasi dan keuanagan secara cepat dan
akurat.

2.5.3 Maklumat pelayanan


Profesional dalam pelayanan, menempatkan pengguna layanan sebagai
pusat perhatian dan memberikan pelayanan yang berkualitas, terjangkau, dan

11
paripurna sesuai standar prosedur pelayanan, guna mewujudkan pelayanan
kesehatan untuk semua.

2.6 Tugas pokok bidan/perawat di kamar bersalin


Ruang Cempaka sebagai ruang rawat inap bersalin dan pasca melahirkan
mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan, pengembangan, monitoring
evaluasi dan pengendalian pelayanan kebidanan di ruang rawat inap serta
koordinasi dengan Instalasi/Unit/ Bagian/Bidang/Instansi terkait. Adapun
beberapa Fungsi kebidanan ruang cempaka sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana dan pengembangan program pelayanan


kebidanan ruang rawat inap.
2. Pengkoordinasian, pengelolaan, pengendalian, pelayanan kebidanan
ruang rawat inap.
3. Monitoring evaluasi pelaksanaan pelayanan kebidanan di ruang rawat
inap
2.7 Uraian Tugas Dan Jabatan
Adapun tugas pokok dari Bidan adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
2. Melaksanakan anamnesa klien / pasien pada kasus fisiologis tanpa
masalah
3. Melaksanakan anamnesa klien / pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
4. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien / pasien pada kasus fisiologis
tanpa Masalah
5. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien / pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
6. Pengambilan / penyediaan bahan labolatorium melakukan pengambilan
darah tepi klien/pasien
7. Melakukan pemeriksaan labolatorium sederhana
8. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada
kasus fisiologis tanpa masalah
9. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
10. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus fisiologis
tanpa masalah

12
11. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
12. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus fisiologis
tanpa masalah
13. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
14. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien
dengan kasus fisiologis tanpa masalah
15. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien
dengan kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
16. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus fisiologis tanpa masalah
17. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan
18. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
tanpa masalah persalinan kala I
19. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
tanpa masalah persalinan kala II
20. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
tanpa masalah persalinan kala III
21. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
tanpa masalah persalinan kala IV
22. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
bermasalah persalinan kala I
23. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
bermasalah persalinan kala II
24. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
bermasalah persalinan kala III
25. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
bermasalah persalinan kala IV
26. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
27. Melakukan konseling pada klien/pasien kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan pasien
28. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis
29. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus patologis
30. Melakukan evaluasi suhan kebidanan klien /pasien pada kasus fisiologis
tanpa masalah
31. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan klien /pasien pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan

13
32. Melaksanakan tugas jaga shift
33. Mengikuti seminar/lokakarya sebagai peserta
34. Menjadi anggota organisasi profesi sebagai anggota
35. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan kasus fisiologis tanpa
masalah
36. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
2.8 Struktur organisasi
2.8.1 Struktur organisasi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

14
BUPATI BLITAR

SEKRETARIS DAERAH

DIREKTUR DEWAN PENGAWAS


dr. ENDAH WORO UTAMI, MMRS
KOMITE SPI

WADIR UMUM DAN KEUANGAN WADIR PELAYANAN

SUPARNO, AMK, SPd, MSi dr. M. BAEHAKI

BAGIAN PERENC& EVALUASI BAGIAN KEUANGAN BAGIAN TATA USAHA BIDANG PELAYANAN MEDIK BIDANG KEPERAWATAN BIDANG PENUNJANG MEDIK

DANUS MURDONO, SE.,MM


TANTI RETNANI, AMK, Drs. AMIRUL MUSTAKIM, MM dr. DENY CHRISTIANTO Ns. EKO YUMAETI, Ns. AKHMAD S, S.Kep.,MMKes

SUBBAG PENYUSUNAN SUBBAG VERIFIKASI & SUBBAG UMUM & SEKSI PENINGKATAN MUTU SEKSI KETENAGAAN & SEKSI SDM, OBAT, ALAT &
PROGRAM MONITORING & PENYUSUNAN ANGGARAN PERLENGKAPAN PELAYANAN MEDIK LOGISTIK KEPERAWATAN
EVALUASI
GUGUP PUTRA WALUYA, ST, MM MARIYATIN, S.Sos FERY BAGUS, SE Ns. NAH PURWATI S.Kep Ns. ZUIN SULAINI, S.Kep
dr. ARIEF DWI SUDARMOKO

SUBBAG DIKLITBANG SUBBAG MOBILISASI DANA SUBBAG KEPEGAWAIAN SEKSI SDM & ALAT MEDIS SEKSI PENILAIAN ETIKA & MUTU SEKSI PENINGKATAN MUTU
ASUHAN KEPERAWATAN PELAYANAN PENUNJANG
SUHARTOYIB, AMK RETNO SIH PURBORINI, S.Sos SLAMET, S.Sos

dr. TRI WAHYUNING R Ns. NUR ULWIYAH, S.Kep HARTUTIK, AMK

SUBBAG REKAM MEDIK SUBBAG PERBENDAHARAAN & SUBBAG HUKUM DAN INSTALASI
AKUNTANSI PEMASARAN
INSTALASI
TA’ADI, SKM, MKes ANDIN P. HIMAWAN, SE MUSTIKO, SH.,MM
INSTALASI

16
2.8.2 Struktur organisasi ruang Cempaka

STRUKTUR ORGANISASI RUANG CEMPAKA RSUD “Ngudi Waluyo”


Wlingi

DIREKTUR
dr.Endah Woro U. MARS
NIP. 19720202 200212

WADIR PELAYANAN
dr.Endah Woro U. MARS
NIP. 19720202 200212

KA SMF KA IRNA KASI KEPERAWATN


Dr. Didik Agus G, Sp. OG Dr. Rina Yulimawati, Sp. PD Ns. EKO YUNAETI, MM.Kes
NIP. 196308181989021004 NIP. 19600728198712 NIP. 1965062319880320010

Dr. Puspita H, Dr. Teguh, Sp. OG Sub Bid Mutu Etik Sub Bid SDM dan
KA UPP RAWAT INAP Logistik
Sp. OG NIP.19630818198 Perawatan
Gatot Santoso, AMK Ns Ida Sukesi, M. Kep
Ns Nur Ulwiyah, S. Kep
NIP.1963081819 9021004
NIP.196309151990031011 NIP.195905241987122001NIP.196911211992032
89021004

KEPALA RUANG
Imroatus Sholikah, SST
NIP. 196801011991032030
ADMINISTRASI
FITA RATNAWATI
WAKIL KEPALA RUANG NIP. 198601252012032021
Zamnul Alfi Z, SST
NIP. 18003122003122005

KOORDINATOR KO. ALAT RUMAH KO. PIN KO. KB KO. PKMRS KO. ASKEB
LINEN TANGGA Nurul Asti Kahumi Indah Zamnul Alfi Z
Nanda Kunfayati Triningsih Elyyana
Wahyuningtyas Hesti Swastika

KO. ALAT KO. KO. OBAT KO. PASIEN KO.


MEDIS LAPORAN GAWAT ISTIMEWA KEBERSIHAN
Siti Djuariyah BULANAN Okta Asri Lu’lu’atul Krida Lestari
Yuniartana

17
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Unit kerja, jabatan, uraian tugas


3.1.1 Unit kerja
Ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar
3.1.2 Jabatan
Bidan terampil
3.1.3 Pekerjaan dan Uraian Tugas
Adapun tugas pokok dari Bidan adalah sebagai berikut:
1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
2. Melaksanakan anamnesa klien / pasien pada kasus fisiologis tanpa
masalah
3. Melaksanakan anamnesa klien / pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
4. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien / pasien pada kasus fisiologis
tanpa Masalah
5. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien / pasien pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
6. Pengambilan / penyediaan bahan labolatorium melakukan pengambilan
darah tepi klien/pasien
7. Melakukan pemeriksaan labolatorium sederhana
8. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus
fisiologis tanpa masalah
9. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
10. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus fisiologis
tanpa masalah
11. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
12. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus fisiologis
tanpa masalah
13. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
14. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien
dengan kasus fisiologis tanpa masalah
15. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien
dengan kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
16. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus fisiologis tanpa masalah

18
17. Mempersiapkan alat dan obat pada kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan
18. elaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis tanpa
masalah persalinan kala I
19. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis tanpa
masalah persalinan kala II
20. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis tanpa
masalah persalinan kala III.

Dalam durasi kerja kurang lebih selama 3 bulan terhitung dari tanggal 26
September 2019, terdapat beberapa isu – isu yang sekiranya dapat
menjadi suatu permasalahan pada pelaksanaan pelayanan di RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar, diantaranya :
1. Belum adanya dokumentasi monitoring yang terfokus pada pasien post
SC (Sectio Caesarea) di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
2. Belum adanya dokumentasi monitoring pada pasien PEB (Preeklamsia
Berat) di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
3. Rendahnya pemberian ASI Eksklusif pasca bersalin.

3.2 Identifikasi isu


Dari tiga isu yang diusulkan penulis, langkah selanjutnya ialah
menganalisis tiga isu tersebut menggunakan metode AKPL untuk mengetahui
isu yang sesuai dengan tujuan organisasi dan dapat diterima oleh khalayak.

Tabel 3.1 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL

No Isu A K P L Total

1 Belum adanya lembar monitoring yang 5 4 5 5 19


terfokus pada pasien post SC (Sectio
Caesarea) di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
2 Belum adanya dokumentasi monitoring 5 4 5 4 18
pada pasien PEB (Preeklamsia Berat) di
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
3 Rendahnya pemberian ASI Eksklusif 4 3 5 5 17
pasca bersalin

Kriteria penilaian adalah sebagai berikut


A: Aktual

19
1 = pernah benar-benar terjadi
2 = benar-benar sering terjadi
3 = benar-benar terjadi dan bukan merupakan pembicaraan
4 = benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan
pembicaraan
5 = benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan

K: Kekhalayakan
1 = Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2 = Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3 = Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4 = Menyangkut hajat hidup orang banyak
5 = Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
P: Problematik
1 = masalah sederhana
2 = masalah kurang kompleks
3 = masalah cukup kompleks namun tidak perlu dicarikan
solusi
4 = masalah kompleks
5 = masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan
Solusinya.
L: Kelayakan
1 = masuk akal
2 = realistis
3 = cukup masuk akal dan realistis
4 = masuk akal dan realistis
5 = masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya

Melalui seleksi isu dengan metode AKPL di atas, diperoleh tiga isu dengan
skor tertinggi dari lima isu yang muncul, yaitu :

1. Belum adanya lembar monitoring yang terfokus pada pasien post SC


(Sectio Caesarea) di RSUD Ngudi Waluyo WlingiTidak efektifnya proses
timbang terima pasien.
2. Belum adanya dokumentasi monitoring pada pasien PEB (Preeklamsia
Berat) di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
3. Rendahnya pemberian ASI Eksklusif pasca bersalin
Dari beberapa isu diatas langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan isu
mana yang akan menjadi prioritas utama yang dapat dicari solusi berdasarkan
peran dan wewenang jabatan di instansi. Selanjutnya menganalisis isu tersebut
menggunakan metode U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth). metode
Urgency (U), Seriousness (S), Growth (G) seperti pada tabel berikut,

20
Tabel 3.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode USG

No. Isu U S G Total


Belum adanya lembar monitoring yang
terfokus pada pasien post SC (Sectio
1. 5 4 5 14
Caesarea) di RSUD Ngudi Waluyo
Wlingi
Belum adanya dokumentasi
monitoring pada pasien PEB
2. 5 4 4 13
(Preeklamsia Berat) di RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi.
Rendahnya pemberian ASI Eksklusif
3. 4 4 4 12
pasca bersalina

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:

Urgency :
1 = Tidak penting
2 = Kurang penting
3 = Cukup penting
4 = Penting
5 = Sangat penting

Seriousness :
1 = Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 = Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 = Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4 = Akibat yang ditimbulkan serius
5 = Akibat yang ditimbulkan sangat serius

Growth :
1 = Tidak berkembang
2 = Kurang berkembang
3 = Cukup berkembang
4 = Berkembang
5 = Sangat berkembang

21
Keterangan kriteria penetapan:

Tabel 3.3 Kriteria Penetapan


Skala Urgency Serioussness Growth
Likert
1 Tidak penting Tidak serius Tidak berkembang
2 Kurang penting Kurang serius Kurang berkembang
3 Cukup penting Cukup penting Cukup berkembang
4 Penting Serius Berkembang
5 Sangat penting Sangat serius Sangat berkembang
Berdasarkan pendekatan analisis teknik USG tersebut, maka kesimpulan
yang diperoleh mengarah pada isu “Belum adanya lembar monitoring yang
terfokus pada pasien post SC (Sectio Caesarea)”.

3.3 Penetapan isu

Berdasarkan list isu yang diuji dengan menggunakan pendekatan teknik


USG, maka dapat diperoleh isu prioritas yang harus ditangani terlebih dahulu,
yaitu “Belum adanya dokumentasi monitoring yang terfokus pada pasien post SC
(Sectio Caesarea)”. Pemilihan isu tersebut dilakukan dengan analisis dampak jika
hal tersebut tidak ditangani maka akan berdampak pada hal-hal berikut ini:
1. Perawat atau bidan pelaksana diruangan terlambat untuk mengidentifikasi
terjadinya komplikasi post SC (Sectio Caesarea).
2. Idendifikasi yang terlambat dapat membahayakan jiwa pasien post SC
(Sectio Caesarea).
3. Akan lebih sulit mencari riwayat penyakit atau riwayat tindakan observasi
post SC (Sectio Caesarea) sebelumnya.
3.4 Gagasan pemecahan isu

Setelah menetapkan isu prioritas, serta mengetahui dampaknya, maka


disusunlah rencana kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan isu tersebut yaitu
dengan cara Dokumentasi Monitoring Pasien Post SC (Sectio Caesarea), dengan
tahapan-tahapan kegiatan, diantaranya adalah:

1. Melakukan observasi dan identifikasi data pada pasien post SC (Sectio


Caesaria)

2. Melaksanakan konsultasi dengan atasan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


selaku mentor.

22
3. Menganalisa data – data yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan
lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria)

4. Merancang lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria).

5. Membuat petunjuk teknis pengisian lembar monitoring pasien post SC


(Sectio Caesarea)

6. Melakukan sosialisasi kepada bidan/perawat rawat inap tentang


penggunaan lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesarea)

7. Melakukan evaluaasi dan dokumentasi penggunaan lembar monitoring


pasien post SC (Sectio Caesarea)

8. Melakukan konsultasi akhir dengan atasan atau mentor

9. Menyusun Laporan Aktualisasi

23
3.5 Diagram Alur pemecahan isu
Penyebab:
3.1
1. Belum adanya standar Akibat:
prosedur yang terfokus bagi 1. Tidak terciptanya hubungan
bidan/perawat dalam saling percaya antara pasien
melaksanakan monitoring dengan bidan/perawat.
pasien post SC (Sectio 2. Kesembuhan pasien
Caesarea) terhambat.
2. Pengetahuan bidan/perawat 3. Mutu pelayanan menurun.
yang masih kurang
memahami tentang
monitoring pasien post SC
3. Adanya komplikasi pada
pasien post SC

PLAN
Isu/permasalahan:
Belum adanya form monitoring khusus pada pasien post SC (Sectio
Caesarea)

Rancangan kegiatan aktualisasi


1. Melakukan observasi dan identifikasi data pada pasien post SC (Sectio
Caesaria)
2. Melaksanakan konsultasi dengan atasan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
selaku mentor.
3. Menganalisa data – data yang akan digunakan sebagai bahan
penyusunan lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria)
4. Merancang lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria).
5. Membuat petunjuk teknis pengisian lembar monitoring pasien post SC
(Sectio Caesarea)
6. Melakukan sosialisasi kepada bidan/perawat rawat inap tentang
penggunaan lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesarea)
7. Melakukan evaluaasi dan dokumentasi penggunaan lembar monitoring
pasien post SC (Sectio Caesarea)
8. Melakukan konsultasi akhir dengan atasan atau mentor
9. Menyusun Laporan Aktualisasi
10.

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi

24
DO
Evaluasi hasil kegiatan aktualisasi
CHECK

Analisa dampak aktualisasi

Gambar 3.1 Diagram Alur Pemecahan Isu

25
3.6 Matrik Rancangan Aktualisasi
Nama : Nur Kholifatur Rizkiyah,A.Md.Keb
Jabatan : Bidan Pelaksana
Unit Kerja : RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar
Isu yang di angkat : Belum adanya form monitoring khusus pada pasien post SC (Sectio Caesarea)
Gagasan pemecahan isu : Pembuatan Lembar Monitoring Pasien Post SC (Sectio Caesarea)

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Penguatan


Kegiatan Terhadap Visi Nilai-Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan observasi dan Mengumpulkan Data Rekam Medis Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
identifikasi data pada paien data dan Pasien post SC Mengumpulkan data berkontribusi memenuhi nilai-
post SC (Sectio Caesarea) mengidentifikasi (Sectio Caesarea) dengan lengkap, dalam visi dan nilai RSUD
sebagai yang diambil dari teliti, dan akurat misi RSUD Ngudi Ngudi Waluyo
bahan konsultasi
Asuhan Kebidanan Waluyo Wlingi Wlingi yaitu
judul Komitmen Mutu
Masa Nifas yaitu Kejujuran,
Mengumpulkan data
menyelenggarakan keterbukaan,
objektif dengan
pendidikan dan kerendahan
teliti dan cermat.
Efektif,efisien dan penelitian yang hati,
inovatif bermutu di bidang keramahan,
kesehatan dan kesediaan
Nasionalisme
kedokteran melayani, kerja
Musyawarah
keras, kasih
mufakat,

26
kekeluargaan sayang dan
loyalitas
Etika Publik
Bersikap dan
berperilaku sopan
dan ramah

WOG
Koordinasi dengan
atasan
2 Melakukan konsultasi - Menghubungi dan Terlaksananya Kegiatan ini Kegiatan ini
Akuntabilitas
dengan atasan langsung dan koordinasi dengan koordinasi dengan berkontribusi memenuhi
bertanggung jawab,
mentor mengenai atasan langsung atasan langsung dan dengan visi misi nilai-nilai
jelas, target dan
dokumentasi pada atau mentor mentor terkait RSUD Ngudi RSUD Ngudi
profesional
monitoring tindakan post dokumentasi Waluyo Wlingi Waluyo Wingi
- Menjelaskan
SC (Sectio Caesarea) monitoring pasien Nasionalisme yaitu yaitu Kejujuran,
rancangan
post SC (Sectio menghargai menyelenggarakan keterbukaan,
aktualisasi kepada
Caesarea) dengan pendapat, pelayanan yang kerendahan
atasan langsung
menggunakan musyawarah bermutu, hati,
dan mentor Etika public
- Meminta kritik dan lembar monitoring Bersikap dan profesional dan keramahan,
saran dari atasan berperilaku sopan mengutamakan kesediaan
langsung dan mentor dan ramah keselamatan melayani, kerja
Komunikatif pasien keras, kasih

27
sayang dan
WOG
Koordinasi dengan loyalitas
perawat/bidan di
ruang
nifas/keperawatan

3. Menganalisa data – data - Mengumpulkan Kajian pustaka post Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini
yang akan digunakan data data untuk SC (Sectio Mengumpulkan data berkontribusi memenuhi nilai-
sebagai bahan penyusunan bahan penyusunan Caesarea) yang dengan lengkap, dalam visi dan nilai RSUD
lembar monitoring paien lembar monitoring diambil dari Asuhan teliti, dan akurat misi RSUD Ngudi Ngudi Waluyo
post SC (Sectio Caesarea) post SC (Sectio Kebidanan Masa Waluyo Wlingi Wlingi yaitu
Komitmen Mutu
Caesarea) Nifas yaitu Kejujuran,
Mengumpulkan data
menyelenggarakan keterbukaan,
objektif dengan
- Menentukan aspek pendidikan dan kerendahan
teliti dan cermat.
aspek kunci dari Efektif,efisien dan penelitian yang hati,
data yang inovatif bermutu di bidang keramahan,
informatif kesehatan dan kesediaan
Nasionalisme
kedokteran melayani, kerja
Musyawarah
- Meminta saran dan keras, kasih
mufakat,
evaluasi dari atasan sayang dan
kekeluargaan
loyalitas
Etika Publik
Bersikap dan

28
berperilaku sopan
dan ramah

WOG
Koordinasi dengan
atasan
4. Merancang lembar - Memilih informasi Rancangan lembar Akuntabilitas Menyelenggarakan Kegiatan ini
monitoring pasien post SC esensial monitoring post SC Tanggung jawab, pelayanan memenuhi nilai-
- Menyusun lembar
(Sectio Caesarea) (Sectio Caesarea) kejelasan target kesehatan nilai RSUD
monitoring dengan
paripurna bagi Ngudi Waluyo
Etika Publik
mengacu pada
Cermat, seluruh lapisan Wlingi yaitu
informasi esensial sopan dan hormat
masyarakat yang Kejujuran,
yang diperoleh saat menghadap
berorientasi keterbukaan,
- Meminta saran dan
atasan
kepada mutu dan kerendahan
evaluasi dari atasan
Komitmen Mutu keselamatan hati,
inovasi, kreatifitas, pasien keramahan,
efektif, berorientasi kesediaan
mutu melayani, kerja
keras, kasih
WOG
sayang dan
Koordinasi dengan
loyalitas
atasan

29
5. Membuat petunjuk teknis Membuat petunjuk Petunjuk teknis Akuntabilitas Menyelenggarakan Kegiatan ini
pengisian lembar monitor cara pengisian lembar pengisian lembar Bertanggung jawab pelayanan memenuhi nilai-
pasien post SC (Sectio monitor pasien post monitoring pasien dan jelas dalam kesehatan nilai RSUD
Caesarea) SC (Sectio Caesarea) post SC (Sectio membuat juknis paripurna bagi Ngudi Waluyo
- Meminta saran dan Caesarea) seluruh lapisan Wlingi yaitu
Komitmen Mutu
evaluasi dari atasan masyarakat yang Kejujuran,
inovasi, kreatifitas,
berorientasi keterbukaan,
efektif, berorientasi
kepada mutu dan kerendahan
mutu
keselamatan hati,
Anti Korupsi
pasien keramahan,
Membuat petunjuk
kesediaan
dari semua bagian
melayani, kerja
yang ada di lembar
keras, kasih
monitoring pasien
sayang dan
post SC (Sectio
loyalitas
Caesarea)
secara menyeluruh

WOG
Koordinasi dengan
atasan

30
6. Melakukan sosialisasi Bidan/Perawat Berkontribusi Kegiatan ini
- Koordinasi dengan Akuntabilitas:
kepada bidan/perawat rawat pelaksana untuk menjadikan memenuhi nilai-
atasan langsung bertanggung jawab
inap tentang penggunaan mengetahui rumah sakit nilai RSUD
untuk Etika publik:
lembar pentingnya pilihan utama Ngudi Waluyo
mengumpulkan komunikatif,
observasi/monitoring pasien penggunaan lembar masyarakat Wlingi yaitu
petugas, konsultasi, kerja
post SC (Sectio Caesarea) observasi transfuse dengan pelayanan Kejujuran,
penyusunan jadwal sama
dan dapat mengisi kesehatan yang keterbukaan,
sosialisasi dan
lembar tersebut Nasionalisme berkualitas kerendahan
metode sosialisasi
sesuai juknis Transparan, non hati,
- Menyiapkan bahan deskriminatif keramahan,
bahan yang (memberikan kesediaan
digunakan untuk sosialisasi kepada melayani, kerja
sosialisasi perawat dan bidan keras, kasih
- Sosialisasi teknis pelaksana tanpa sayang dan
penggunaan lembar membeda bedakan loyalitas
observasi/monitorin
g pasien post SC Komitmen mutu
(Sectio Caesarea) Efektif, efisien,
inovatif

WOG
Koordinasi,

31
sinkronisasi
7 Melakukan evaluasi dan Terdokumentasinya Berkontribusi Kegiatan ini
- Melakukan Akuntabilitas
dokumentasi Monitoring tindakan pengisian untuk menjadikan memenuhi nilai-
pengamatan setiap Tanggung jawab
penggunaan lembar lembar observasi rumah sakit nilai RSUD
kali perawat / bidan dan jelas
monitoring pasien post SC transfusi pilihan utama Ngudi Waluyo
melakukan
(Sectio Caesaria) Etika Publik masyarakat Wlingi yaitu
pengisian lembar Cermat, disiplin
dengan pelayanan Kejujuran,
monitoring pasien
Komitmen mutu kesehatan yang keterbukaan,
post SC (Sectio
Berorientasi pada berkualitas kerendahan
Caesarea)
- Mendokumentasikan mutu hati,
saat perawat / bidan keramahan,
Anti Korupsi
melakukan kesediaan
pengisian lembar Jujur dan peduli
melayani, kerja
monitoring pasien Pelayanan publik: keras, kasih
post SC (Sectio Responsif dan sayang dan
Caesarea) partisipatif loyalitas

8 Melakukan konsultasi akhir - Meminta masukan Laporan aktualisasi Berkontribusi Kegiatan ini
Akuntabilitas
dengan atasan dan mentor akhir terhadap hasil yang telah disetujui untuk menjadikan memenuhi nilai-
bertanggung jawab,
rancangan aktualisasi mentor/atasan rumah sakit nilai RSUD
jelas, target dan
pilihan utama Ngudi Waluyo
profesional
Nasionalisme masyarakat Wlingi yaitu

32
menghargai dengan pelayanan Kejujuran,
pendapat, kesehatan yang keterbukaan,
musyawarah berkualitas kerendahan
Etika public
hati,
sopan dan ramah keramahan,
komunikatif
kesediaan
WOG melayani, kerja

Koordinasi dengan keras, kasih

atasan/mentor sayang dan


loyalitas

9 Menyusun Laporan - Mengumpulkan Terlaksananya Akuntabilitas Kegiatan ini Kegiatan ini


Aktualisasi data, data untuk koordinasi dengan berkontribusi memenuhi nilai-
bertanggung jawab,
bahan penyusunan atasan langsung dan dalam visi dan nilai RSUD
jelas, target dan
Laporan Aktualisasi mentor terkait misi RSUD Ngudi Ngudi Waluyo
- Meminta saran dan profesional
Laporan penggunaan Nasionalisme Waluyo Wlingi Wlingi yaitu
evaluasi dari atasan
lembar monitoring menghargai yaitu Kejujuran,
pasien post SC pendapat, menyelenggarakan keterbukaan,
(Sectio Caesarea) musyawarah pendidikan dan kerendahan
Etika public penelitian yang hati,
sopan dan ramah
komunikatif bermutu di bidang keramahan,
kesehatan dan kesediaan

33
kedokteran melayani, kerja
WOG
keras, kasih
Koordinasi dengan
sayang dan
atasan/mentor
loyalitas

34
3.7 Matriks Jadwal Kegiatan

Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan selama off campus dengan


jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tabel Matriks Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan Minggu

1 2 3 4

1 Melakukan observasi dan identifikasi data pada pasien post SC


(Sectio Caesaria)

2 Melaksanakan konsultasi dengan atasan RSUD Ngudi Waluyo


Wlingi selaku mentor.

3 Menganalisa data – data yang akan digunakan sebagai bahan


penyusunan lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria)

4 Merancang lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesaria).

5 Membuat petunjuk teknis pengisian lembar monitoring pasien post


SC (Sectio Caesarea)

6 Melakukan sosialisasi kepada bidan/perawat rawat inap tentang


penggunaan lembar monitoring pasien post SC (Sectio Caesarea)

7 Melakukan evaluaasi dan dokumentasi penggunaan lembar


monitoring pasien post SC (Sectio Caesarea)

8 Melakukan konsultasi akhir dengan atasan atau mentor

9 Menyusun Laporan Aktualisasi

35
36

Anda mungkin juga menyukai