PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dandiserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahanatau
diserahi tugas negara lainnya dan digajiberdasarkan peraturan perundang-undangan. (UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN).
Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam rangka rekrutmen ASN yang
profesional adalah Pelatihan Dasar CPNS yang di singkat Latsar CPNS. Dalam Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018 tercantum
aturan mengenai pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang menerapkan metode
baru. Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar pola baru ini
diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai
dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal
penting bagi seluruh ASN termasuk tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan publik di bidang
kesehatan yang terintegrasi, profesional, dan berkomitmen terhadap mutu.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan lesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU RI No 44, 2009).
Perawat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat mandiri.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
1
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan dan prefenti untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerja.Prosedur penerimaan pasien dapat disesuaikan dengan sistem
yang dianut oleh masing-masing Rumah Sakit. Jenis kedatangan pasien dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu pasien lama dan pasien baru.
Berdasarkan pengalaman selama masa percobaan sebagai perawat di BLUD Rumah
Sakit Konawe utara selama kurang lebih 2 tahun, peserta melihat ada beberapa prosedur
yang sering di abaikan petugas (perawat) pada saat melakukan pemasangan infuse yang
berakibat fatal pada pasien dan perawat itu sendiri seperti tidak mencuci tangan sebelum
dan setelah melakukan tindakan, melakukan desinfeksi berulang-ulang dengan
menggunakan kapas alcohol/ alcohol swab yang sama, dan terkadang juga tidak
menggunakan APD (handscooon).
Maka dengan alasan tersebut di atas penulis menyusun laporan rancangan
aktualisasi ini dengan judul “Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan
Infus Melalui Penerapan SPO diruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) ke dalam
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perawat. Serta peserta dapat ikut serta
mewujudkan misi rumah sakit yaitu dengan memberikan pelayanan yang berkualitas
dan professional.
2. Tujuan Khusus
Mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip steril pada
pemasangan infus di BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.
C. Manfaat
1) Bagi Peserta
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai
dasar ASN pada pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
2) Bagi Unit Kerja
Menguatkan visi dan misi rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan yang
bermutu bagi masyarakat.
2
3) Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan di IGD BLUD Rumah Sakit Konawe
Utara.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah menerapkan nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam upaya
mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam menerapkan SPO pada pemasangan infus di
IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.
Pemasangan infuse adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan, elektrolit dan asam
basa. Infuse merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat untuk
menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung di transfusikan
ke dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah. Infuse berperan penting dalam dunia
kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk ini untuk menyuplai zat
makanan ke dalam tubuh pasien sehingga pasien mendapatkan nutrisi makanan,
meskipun pasien tidak makan. Oleh Karena itu cairan infuse berperan penting dalam
kelangsungan hidup pasien.
Phlebitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang dapat menimbulkan
demam ringan atau keluarnya nanah yang menandakan adanya infeksi. Hal ini sering
terjadi akibat dari pemasangan infuse itu sendiri bila dilakukan dengan cara yang salah.
Ketika phlebitis terjadi maka tangan yang diinfus dapat menyebabkan pembentukan
gumpalan darah, keadaan ini disebut “hematoma” dimana gumpalan ini dapat
menyumbat pembuluh darah.
3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
BLUD Rumah Sakit Konawe Utara mulai dibangun pada Tahun 2008. BLUD
Rumah Sakit Konawe Utara terletak di ibu Kota Kabupaten Konawe Utara tepatnya
di Desa Lahimbua, Kecamatan Andowia. Blud Rumah Sakit Konawe Utara berdiri di
atas tanah seluas ± 8000 m² . Luas seluruh bangunan untuk sementara yang sudah
terbangun ± 2 Ha terdiri dari 2 (dua) unit Rawat Inap dan Rawat Jalan dan sebagian
gedung masih dalam tahap proses pembangunan. RSUD Kabupaten Konawe Utara
terletak pada bagian selatan garis katulistiwa berada antara 20°30” - 4°00” LS dan
membentang dari arah utara ke selatan antara 121° 15` - 122° 45` B .
4
a. Direktur;
b. Komite, terdiri dari:
1) Komite Medis
2) Komite Keperawatan
3) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien
5) Komite K3
6) Komite Etik
7) Komite Nakes Lainnya
c. Sub Bagian Tata Usaha;
d. Seksi Pelayanan Medis, Keperawatan dan Kebidanan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
e. Seksi Pelayanan Non Klinik dan Penunjang Klinik, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSR
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Bagan struktur organisasi BLUD Rumah Sakit Konawe utara
sebagai berikut :
5
Tabel 1. STRUKTUR ORGANISASI BLUD RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
DIREKTUR
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
UPT
6
Tabel.2 Daftar Ketenagaan BLUD Rumah Sakit Konawe Utara berdasarkan
Pendidikan Tahun 2019
NO YANG ADA
JENIS TENAGA
URUT PNS Kontrak Honorer
1 2 3 4 5
1 Medis
a. Dokter Spesialis : 2 4 -
b. Dokter Umum 5 3 -
c. Dokter Gigi - 1 -
d. Dokter Internship - 9 -
2 Keperawatan
a. Ners 3 - 10
b. S1 Keperawatan 2 - 10
c. D4 Kebidanan 6 - 5
d. D3 Keperawatan 5 - 41
e. D3 Kebidanan 1 - 42
f. D3 Keperawatan anastesi 1 - -
g. D3 Kesehatan Gigi 1 - 2
3 Kefarmasian
a. S2 Farmasi Apoteker - - -
b. Apoteker 3 - 0
7
S1 Farmasi / Farmakologi
c. Kimia 2 - 2
d. Akademi Farmasi 1 - -
4 Kesehatan Masyarakat
a. S2 Kesehatan Masyarakat 3 - -
b. S1 Kesehatan Masyarakat 4 - 10
c. D3 Sanitarian 1 - 1
5 Gizi
a. S1 Gizi / Dietisien - - 1
b. D4 Gizi / Dietisien 1 - -
c. D3 Gizi / Dietisien 2 - 2
6 Keterapian Fisik
a. D3 Fisio Terapis - 1 -
7 Keteknisan Medis
d. D3 Perekam Medis - 1 -
e. D3 Teknik Elektromedik - 1 -
f. D3 Analis Kesehatan 2 - 7
g. S1 Analis Kesehatan - - 1
a. S2 Manajemen 1 - -
b. S2 Psikolog 1
b. Sarjana Lainnya 0 - 2
8
10 SMU
a. SMA/SMU - - 23
S M A / Pekarya
b. Kesehatan 1 - -
c. STM - - 1
TOTAL 48 24 169
1. Gol I - - - 0%
2. Gol II 5 4 9 16,98%
4. Gol IV - - - 0%
Jumlah 44 9 53 100%
Status Kepegawaian
No Pendidikan Jumlah %
PNS CPNS
1. SD - - - 0%
2. SMP - - - 0%
3. SMA 1 - 1 2,22%
4. D3 9 4 13 28,89%
5. S1 21 4 25 55,56%
6. S2 5 1 6 13,33%
9
Jumlah 36 9 45 100%
Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh rumah sakit, sehingga membawa rumah sakit kepada suatu fokus
untuk menggalang sumber daya yang ada guna melaksanakan aktivitas utama
rumah sakit.
Adapun misi BLUD Rumah Sakit Konawe Utara adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas,
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien
2. Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien melalui
peningkatan dan pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia dan sarana/ prasarana yang berkesinambungan
3. Terciptanya lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan harmonis melalui
penyelenggaraan manajemen rumah sakit yang terpercaya dan transparan
disertai upaya peningkatan kesejahteraan karyawan/ pegawai rumah sakit
10
Berdasarkan Visi dan misi tersebut di atas, tujuan yang ingin dicapai
BLUD Rumah Sakit Konawe Utara adalah:
Dalam upaya menggapai misi tersebut BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
sebagai bagian dari elemen institusi pemerintah daerah dihadapkan pada dua
responsibilitas yang harus diemban, yaitu peran sebagai satuan kerja yang tidak
bertujuan mencari keuntungan dan peran untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk dapat menjalankan peran
tersebut, sangat diperlukan proses tata kelola (governance) yang simetris
sehingga tujuan tersebut dapat dicapai secara seimbang.
12
Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut Peraturan Menteri
pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor
25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional perawat dan Angka kreditnya sebagai
berikut:
14
47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
49. Melakukan preseptorship dan mentorship;
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim / perawat primer;
51. Melaksanakan kegiatan bantuan / partisipasi;
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah tertentu;
54. Melakukan supervisi lapangan.
(Sumber : Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama,Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia nomor 25 tahun 2014, Jakarta : Menpan RB, 2014)
C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya
mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
A. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi;
3) Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;
15
4) Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas;
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan, dan
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
B. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
C. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
1) Akuntabilitas Personal;
2) Akuntabilitas Individu;
3) Akuntabilitas Kelompok;
4) Akuntabilitas Organisasi, dan
5) Akuntabilitas Stakeholder
D. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented) ;
16
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences) , dan
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa;
17
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain
18
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dan
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
19
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.;
9) Suka bekerja keras.;
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama, dan
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
c. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut :
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
21
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak
eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas
dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas
pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya, dan
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.Pada level puncak
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan
untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi
mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional
bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
22
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan
aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.
e. Anti Korupsi
23
manusia terdapat pada area bawah sadar. Untuk melakukan penanaman atau
perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu dilakukan dengan
pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar. Teknik-teknik khusus
untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan Anchoring, Utilisasi,
Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai dengan baik, kemampuan
tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas adalah individu yang
terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil organisasi yang memiliki integritas
tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun sistem integritas di organisasinya
24
e. Patience (sabar)
f. Proporsional (tidak mengada-ada)
g. Functional (tepat waktu)
3. Whole of government
WOG merupakan suatu upaya dalam sistem pemerintahan yang bersatu
dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. WOG juga memiliki
pemahaman yakni suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup yang lebih luas di pemerintahan.
25
sterilnya alat dan bahan dalam pemasangan infus. Padahal hal ini sangat
erat kaitannya dengan kedudukan dan peran ASN, terutama dalam hal
pelayanan publik. Karena perawat merupakan orang pertama yang
bersentuhan langsung dengan pasien. Terutama diruang IGD, ruangan ini
merupakan tempat dimana pasien gawat darurat pertama kali ditangani oleh
para tenaga kesehatan
26
1. KONDISI SAAT INI
Tabel 5 Identifikasi Issu berdasarkan kondisi saat ini dann kondisi yang diharapkan
Tugas dan
Kondisi Kondisi yang Identifikasi
No Fungsi yang
Sekarang diharapkan Masalah
bermasalah
1 2 3 4 5
1. Melakukan Perawat Perawat kurangnya
pengkajian kurang mampu pengetahuan
keperawatan mengetahui mengetahui perawat
lanjutan pada tentang tentang tentang
individu; pemberian pemberian pemberian
asuhan asuhan asuhan
keperawatan keperawatan keperawatan,
2 Melakukan Masyarakat Masyarakat kurangnya
peningkatan / kurang mengetahui pengetahuan
penguatan mengetahui tentang masyarakat
kemampuan tentang kunjungan tentang
sukarelawan kunjungan rawat jalan di kunjungan
dalam rawat jalan IGD Blud rawat jalan
meningkatkan di IGD Blud Rumah Sakit
masalah Rumah Sakit Konawe Utara
kesehatan Konawe
masyarakat Utara
dalam rangka
melakukan
upaya
promotif;
3. Menetapkan Perawat Perawat tidak
tindakan tidak mampu optimalnya
keperawatan menerapkan menerapkan pencegahan
27
pada individu SOP pada SOP pada phlebitis pada
dalam rangka pemasangan pemasangan pemasangan
menyusun Infuse infuse infuse dengan
rencana menggunakan
tindakan prinsip steril
keperawatan; sesuai SPO
APKL
No Isu Utama Total Rangking
A P K L
1. kurangnya
pengetahuan
perawat tentang 5 4 4 3 16 2
pemberian asuhan
keperawatan,
2. kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang 4 4 4 3 15 3
kunjungan rawat
jalan
3. tidak optimalnya
pencegahan
phlebitis pada 5 4 5 4 18 1
pemasangan infuse
sesuai SPO
28
K= Kekhalayakan : isu menyangkut hajat hidup orang banyak
Skala nilai:
1= rendah pengaruhnya
2=kecil pengaruhnya
3=cukup pengaruhnya
4=tinggi pengaruhnya
Berdasarkan penentuan analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis isu APKL
maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu prioritas yang perlu dicarikan pemecahan
masaalahnya yaitu, kurangnya pengetahuan perawat tentang pemberian asuhan keperawatan,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kunjungan rawat jalan, tidak optimalnya
pencegahan phlebitis pada pemasangan infuse sesuai SPO. Tetapi dari ketiga isu ini yang paling
dominan adalah “Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan infuse dengan
menggunakan SPO”.
Dampak isu yang mungkin terjadi apabila isu “Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada
pemasangan infuse sesuai SPO” tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain :
29
c. Rancangan Aktualisasi
1. Unit Kerja : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
2. Isu yang Diangkat : Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan
infuse sesuai SPO
3. Gagasan Pemecahan Isu :
1) Melakukan Konsultasi kepada Pimpinan Rumah Sakit
2) Melakukan Revisi SPO pemasangan Infuse Bersama
Perwakilan Komite Keperawatan
3) Sosialisasi Prosedur Pemasangan Infus dengan prinsip
steril
4) Membantu perawat untuk mendemonstrasikan prosedur
pemasangan infuse sesuai SOP
5) Melakukan evaluasi pada perawat
4. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu: Mengoptimalkan kemampuan perawat dalam pemasangan
infuse sesuai SOP
30
a. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Adapun rancangan kegiatan yang akan dilakukan selama aktualisasi di unit kerja BLUD Rumah sakit Konawe utara dapat
dilihat pada tabel berikut :
31
seefisien mungkin.
e. Anti Korupsi Dalam
berkonsultasi dengan
pimpinan penulis
menjelaskan semua tahapan
kegiatan tanpa mengurangi
dari tahapan tersebut.
b. Melaporkan b.disetujuinya a. Akuntabilitas: dalam
rancangan dan menyampaikan kegiatan
aktualisasi diperolehnya dilakukan dan kesesuaian
yang akan arahan dari dengn tujuan
dilaksanakan pimpinan b. Nasionalisme:
tentang Bermusyawarah untuk
rencana mendapatkan saran atau
aktualisasi arahan dari pimpinan
c. EtikaPublik: Bersikap
Sopan santun dan
mendengarkan arahan
mentor dengan teliti
d. Komitmen Mutu: Jelas
dan sesuai dengan isu yang
diangkat
32
e. Anti Korupsi: penulis
Menerapkan Nilai-nilai
kejujuran dan kerja keras
dalam melaporkan
rancangan aktualisasi
c. Menyiapkan tersedianya a. Akuntabilitas: rencana
tempat tempat akan kegiatan ini dikerjakan
diadakannya diadakannya dengan penuh tanggung
sosialisasi sosialisasi jawab
b. Nasionalisme: Dalam
menyiapkan tempat
diadakannya sosialisasi
penulis berkerjasama oleh
rekan-rekan sejawat.
c. EtikaPublik: tempat yang
akan digunakan untuk
sosialisasi telah sesuai
d. KomitmenMutu:
menyiapkan tempat
sosialisasi dengan tepat
waktu
e. Anti korupsi: Penulis
bertanggung jawab dalam
33
menyediakan tempat
diadakannya sosialisasi
tersebut agar para peserta
nyaman dalam
berpartisipasi dalam
jalannya sosialisasi.
2. Melakukan a. Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas: Penulis Meningkatkan Professional,
revisi sesuai bahan revisi SPO yang menyiapkan bahan revisi pelayanan BLUD Tulus dan
SPO akan direvisi dengan penuh tanggung rumah sakit Berdedikasi
pemasangan jawab konawe utara yang
infuse bersama b. Nasionalisme : Dalam professional,
perwakilan menyiapkan revisi SOP berkualitas,
Komite tak lupa penulis bermutu dan
Keperawatan berkonsultasi dengan tim berorientasi pada
mutu pelayanan keselamatan pasien
c. Etika publik: revisi SOP
yang disiapkan oleh
penulis telah sesuai
dengan pedoman Rumah
sakit
d. Komitmen mutu:
Penulis menyiapkan
revisi SOP dengan tepat
34
waktu
e. Anti Korupsi: Tidak
mengurangi format SOP
perawatan luka yang
digunakan
40
secara transparan
4. Melakukan a. Membuat Tersedianya a. Akuntabilitas: penulis Meningkatkan Professional,
monitoring dan format format membuat format pelayanan BLUD Tulus dan
evaluasi pada monitoring monitoring monitoring dan evaluasi rumah sakit Berdedikasi
perawat dan evaluasi dan evaluasi pada perawat dengan penuh konawe utara
tanggung jawab yang professional,
b. Nasionalisme: berkualitas,
bekerjasama dan bermutu dan
menggunakan bahasa berorientasi pada
Indonesia yang baik dan keselamatan
benar pasien
c. Etika Publik:
mengaplikasian sikap
sopan santun dalm proses
evaluasi
d. Komitmen Mutu: dalam
melakukan evaluasi penulis
menggunakan waktu
dengan efisien
e. Anti Korupsi: penulis
jujur dalam menyampaikan
gagasan
b.Melaksanakan Termonitoring a. Akuntabilitas: dalam
41
monitoring nya penerapan memonitoring kegiatan
dan evaluasi pemasangan penulis bertanggung jawab
pemasangan infus dengan dalam penerapan
infus sesuai prinsip steril kegiatannya
SOP dan SOP b. Nasionalisme:penulis selalu
menggunakan bahasa yang
baik dalam memonitoring
kegiatan
c. Etikapublik: penulis selalu
bersikap sopan dan santun
dalam memonitoring
kegiatan
d. Komitmen mutu: penulis
selalu cermat dan teliti dalam
memonitoring kegiatan
e. Anti Korupsi: menyajikan
hasil yang sebenarnya sesuai
dengan yang diperoleh
dengan jujur
42
c. Membuat Terlaksananya a. Akuntabilitas:
laporan hasil monitoring Menghasilkan data yang
monitoring dan evaluasi sesuai dan dapat
dan evaluasi pemasangan dipertanggung-jawabkan
pemasangan infus sesuai b. Nasionalisme: dalam
infus sesuai SOP melaporkan hasil evaluasi
SOP penulis menggunakan
Bahasa yang baik dan
sopan
c. Etika Publik:penulis
membuat hasil laporan
monitoring dan evaluasi
tidak dijadikan konsumsi
publik
d. Komitmen Mutu: penulis
membuat hasil laporan yang
efektif
e. Anti Korupsi: melaporkan
hasil evaluasi dengan jujur
dan transparan
44
Kendari, Desember
2020
Mengeta
hui
Coach Peserta
45
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI
NO KENDALA ANTISIPASI
1 Sulit untuk mengumpulkan teman-teman Membuat dan menyampaikan undangan
sejawat dalam melakukan sosialisasi sosialisasi
tentang pemasangan infuse di karnakan
jadwal dinas yang berbeda-beda
3 Akses internet yang masih cukup kurang Modifikasi pemanfaatan sumber daya
atau sulit didaerah tempat tinggal dan yang ada guna melancarkan proses
tempat tugas penulis, sehingga agak pembuatan SOP
menghambat dalam mencari sumber
referensi dalam penyusunan SOP/SPO
4 Adanya perawat yang kurang kooperatif Melakukan pendekatan personal dengan
terhadap SOP pemasangan infuse memberikan penjelasan yang sistematis,
sehingga belum dilaksanakan dengan dan memiliki landasan tentang tujuan
efektif dan efisien dan manfaat yang diperoleh jika
melakukan pemasangan infuse sesuai
SOP
46
B. Hasil Aktualisasi
50
e. Anti Korupsi: penulis
Menerapkan Nilai-nilai
kejujuran dan kerja keras dalam
melaporkan rancangan
aktualisasi
51
peserta nyaman dalam
berpartisipasi dalam jalannya
sosialisasi.
52
b. Membuat konsep Tersedianya a. Akuntabilitas: adanya
yang sudah konsep yang sudah tanggungjawab untuk
direvisi direvisi menjelaskan konsep yang
sudah direvisi
b. Nasionalisme : meminta
bimbingan mentor dalam
membuat konsep yang sudah
direvisi
c. EtikaPublik : sopan, santun
dalam bersikap terhadap rekan
kerja
d. Komitmen mutu: penulis
cermat dan teliti dalam membuat
konsep yang sudah direvisi
e. Anti Korupsi : penulis
membuat konsep yang sudah
direvisi dengan jujur dan
transparansi.
54
dalam Menyusun apa yang telah
direvisi
c. Etika Publik : penulis selalu
bersikap sopan dan santun dalam
mensahkan SOP yang telah
direvisi
d. Komitmen mutu : teliti dan
professional dalam Menyusun
yang telah direvisi
e. Anti Korupsi : dalam
mensahkan SOP yang telah
direvisi penulis selalu jujur dan
transparansi
55
SOP rumah sakit konawe
d. Komitmen mutu: selalu teliti utara yang
dalam pelaksanaan kegiatan professional,
pemasangan infus yang sesuai berkualitas,
SOP bermutu dan
e. Anti korupsi : pelaksanaan berorientasi pada
kegiatan pemasangan infus yang keselamatan pasien
sesuai SOP dilakukan secara
transparansi
56
dibawakan sesuai dengan apa
yang telah disiapkan
e. Anti Korupsi: penulis
membawakan materi dengan
kejujuran
57
d. Menyusun laporan Tersusunnya a. Akuntabilitas: laporan
hasil monitoring laporan hasil disusun dengan penuh
dan evaluasi monitoring dan tanggung jawab
sosialisasi evaluasi sosialisasi b. Nasionalisme : meminta
pemasangan infus bimbingan mentor dala,
penyusunan laporan
c. Etika publik: menyusun
laporan dengan kalimat yang
sopan dan baik
d. Komitmen mutu: dalam
Menyusun laporan hasil
penulis sangat cermat dan
teliti
e. Anti Korupsi: Saya membuat
laporan sesuai dengan apa yang
terjadi atau dengan kata lain
secara transparan
4. Melakukan a. Membuat format Tersedianya formata. Akuntabilitas: penulis membuat Dengan adanya
monitoring dan monitoring dan monitoring dan format monitoring dan evaluasi evaluasi
evaluasi pada evaluasi evaluasi pada perawat dengan penuh penerapan SPO
perawat tanggung jawab pemasangan
b. Nasionalisme: bekerjasama dan infuse
58
menggunakan bahasa Indonesia “Mendukung
yang baik dan benar misi
c. Etika Publik: mengaplikasian Meningkatkan
sikap sopan santun dalm proses pelayanan BLUD
evaluasi rumah sakit konawe
d. Komitmen Mutu: dalam utara yang
melakukan evaluasi penulis professional,
menggunakan waktu dengan berkualitas,
efisien bermutu dan
e. Anti Korupsi: penulis jujur berorientasi pada
dalam menyampaikan gagasan keselamatan
pasien”
59
memonitoring kegiatan
d. Komitmen mutu: penulis selalu
cermat dan teliti dalam
memonitoring kegiatan
e. Anti Korupsi: menyajikan
hasil yang sebenarnya sesuai
dengan yang diperoleh dengan
jujur
60
efektif
e. Anti Korupsi: melaporkan hasil
evaluasi dengan jujur dan
transparan
61
transparan
62
C. Deskripsi Kegiatan
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan sejak tanggal 27 November 2020
s/d 16 Desember 2020 di BLUD Rumah Sakit Konawe Utara yang terdiri dari 4 kegiatan,
dengan rincian kegiatan disertai pembuktian kegiatan sebagai berikut :
Table 3.4 deskripsi kegiatan
b. Nasionalisme, membuat rancangan SPO pemasangan infus, dengan kata lain saya telah
mengaktualisasikan pengamalan pancasila sila ke 3, yaitu rela berkorban, untuk
kepentingan publik
c. Etika Publik, dalam penyusunan materi SPO pemasangan infus saya mengerjakan
dengan cermat saat penyusunan apa yang menjadi saran dari pimpinan harus dilakukan
d. Komitmen Mutu, dalam penyusunan bahan materi saya mengaktualisasikan nilai teliti
63
e. Anti Korupsi, menyusun materi pemasangan infus sumbernya dari referensi
Dokumentasi
Analisis Dampak
Jika saya tidak menyiapakan bahan konsultasi aktualisasi maka pimpinan rumah sakit tidak
akan mengetahui tahap-tahap kegiatan apa saja yang akan saya lakukan pada saat
melakukan aktualisasi diruang IGD
a. Akuntabilitas, dalam melakukan konsultasi pertama saya meminta izin terlebih dahulu
memperlihatkan surat aktualisasi/habituasi serta menerangkan target dan waktu
penyelesaian kegiatan aktualisasi
c. Etika Publik, ketika bertemu dengan atasan saya mengetuk pintu, memberi salam,
menggunakan bahasa yang sopan, lemah lembut, dan memperhatikan apa yang
dijelaskan
d. Komitmen Mutu, sebelum konsultasi saya menyiapkan apa yang perlu diperlihatkan
64
saat konsultasi mencatat apa yang disarankan sehingga konsultasi dapat berlangsung
efektif dan efisien
Dokumentasi
Analisis Dampak
Jika saya tidak melaporkan rancangan aktualisasi yamg akan dilaksanakan , maka
direktur rumah sakit tidak akan mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan
sehingga saya tidak dapat mempertanggung jawabkan aktualisasi saya.
65
dengan sopan santun. Dari tindakan saya mengandung nilai dasar Etika Publik, yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
Dokumentasi
Gambar 3.1.4 meminta persetujuan dari direktur
66
Gambar 3.1.5 Lembar Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi
Analisis Dampak
Jika saya tidak meminta persetujuan aktualisasi kepada direktur rumah sakit, maka
akan terjadi kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi sehigga
sikap jujur dan tanggung jawab tidak diterapkan.
A. Kedudukan dan Peran ASN
67
Tabel 3.2 Kegiatan Aktualisasi II
Melakukan revisi sesuai SPO pemasangan
Judul kegiatan No. 2
infuse bersama perwakilan Komite
a. Akuntabilitas, menyiapkan vahan revisi sebagai bentuk tanggung jawab demi kelancaran
kegiatan revisi yang akan saya lakukan.
b. Nasionaisme, dalam melakukan revisi dengan perwakilan komite keperawatan saya
menerapkan nilai meghargai setiap saran dan masukkan
c. Etika Publik, saya konsultasi dengan revisi terkait materi spo pemasangan infus
menerapkan sopan santun, menggunakan nada suara yang halus saat berbicara,
mendengarkan dengan penuh perhatian sebagai bentuk penghargaan
d. Anti Korupsi, saya mengaktualisasikan nilai jujur dalam meminta persetujuan
kepada perwakilan komite untuk revisi spo pemasangan infus.
e. Komitmen Mutu, sebelum meminta persetujuan dengan perwakilan komite saya
terlebih dahulu mencari materi spo pemasangan infus sehingga saat pertemuan
berlangsung lebih tepat sasaran, efektif, efisien sehingga maksud dan tujuan dapat
tersampaikan dengan baik
68
Sehingga perwakilan komite setuju dan memberi dukungan atas pelaksanaan kegiatan
ini
Dokumentasi
Analisis Dampak
Jika saya tidak menyiapkan bahan revisi maka saya tidak bisa dan belum siap
umtuk melakukan kegiatan revisi SPO pemasangan infus.
2. Bersama-sama Komite melakukan revisi SPO pemasangan infus
69
Dokumentasi
70
Analisis Dampak
Jika saya tidak melakukan revisi SPO pemasangan infuse bersama perwakilan komite
keperawatan maka hasil yang ingin dicapai tidak akan tercapai,sehingga dapat menghambat
kegiatan aktualisasi saya dan tidak menerapkan sifat tanggung jawab dan konsisten.
3. Mencetak & Membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang IGD
71
Gambar 3.2.4 mensahkan SPO dan Membagikan SPO pemasangan
infuse di Ruang IGD
Analisis Dampak
Jika saya tidak mencetak & membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang IGD
berarti saya tidak menunjukkan rasa tanggung jawab.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pertemuan dengan perawat dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik
(progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas
program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan
public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya revisi SPO pemasangan infus mendukung misi “Meningkatkan
pelayanan BLUD rumah sakit konawe utara yang professional, berkualitas,
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien
C. Analisis Manfaat
72
Tabel 3.3 Kegiatan Aktualisasi III
1. Menyiapkan alat dan bahan sosialisasi berupa slide presentasi serta alat-alat lainnya
a. Akuntabilitas, dalam menyiapkan alat dan bahan sosialisasi merupakan siakap tanggung
jawab.
b. Nasionalisme, penulis kerja keras dalam menyiapkan bahan.
c. Etika Publik, dalam tahap ini saya menerapkan nilai menghargai komunikasi, konsultasi,dan
kerjasama.
d. Komitmen Mutu, penulis Cermat, teliti, professional.
e. Anti Korupsi, penulis Jujur melaksanakan tugas.
73
Gambar 3.3.1 koordinasi dengan kepala ruangan IGD
Analisis Dampak
Jika saya tidak menyiapkan alat dan bahan sosialisasi berupa slide presentasi
serta alat-alat lainnya maka kegiatan sosaialisasi tidak akan terlaksana.
2. Menyiapkan materi sosialisasi
a. Akuntabilitas, dalam mempersiapkan materi sosialisasi, saya menerapkan nilai
tanggung jawab.
b. Nasionalisme, saya mempersiapkan materi sosialisasi dengan cara konsultasi /
musyawarah / diskusi dengan perwakilan komite keperawatan.
c. Etika Publik, saat mempersiapkan materi sosialisasi menggunakan bahasa
Indonesia dengan sopan santun.
d. Komitmen Mutu, saya mempersiapkan materi sosialisasi secara efektif dan jelas.
e. Anti Korupsi, Saya bersikap jujur dalam mempersiapkan materi sosialisasi yang
telah direvisi bersama perwakilan komite keperawatan.
74
Dokumentasi
Analisis Dampak
Jika saya tidak mempersiapkan materi sosialisasi, maka pada saat melakukan
sosialisasi kemungkinan ada beberapa materi yang dapat terlewatkan, dan
materi yang disiapkan disesuaikan juga dengan kontrak waktu yang akan
dilaksanakan pada saat sosialisasi di ruang IGD RSUD BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara.
3. Membuat surat undangan dan daftar hadir
a. Akuntabilitas, Surat undangan menunjukan keseriusan saya mengundang perawat
untuk mengikuti kegiatan sosialisasi.
b. Nasionalisme, Saya membuat surat dengan menggunakan bahasa yang baik dan
sopan
c. Etika Publik, Dengan surat resmi menunjukan rasa hormat dalam mengundang
peserta sosialisasi
d. Komitmen Mutu, Saya membuat surat dengan Teliti, Cermat, dan Sesuai
Prosedur pembuatan surat undangan
e. Anti Korupsi, Dalam surat undangan telah ditetapkan waktu pelaksaan sosialisas
75
dokumentasi
76
Analisis Dampak
Jika saya tidak membuat undangan sosialisasi berarti saya tidak menunjukkan rasa
hormat dalam mengundang peserta sosialisasi. Dan daftar hadir jika tidak dibuat, maka
bukti kegiatan sosialisasi itu tidak ada.
c. Etika Publik: dalam menyusun laporan,saya menggunakan kalimat yang baik dan benar
d. Komitmen Mutu: laporan sosialisasi saya buat dan menyusunnya sesuai dengan yang
diperoleh di lapangan
e. Anti Korupsi: Saya membuat laporan sesuai dengan apa yang terjadi atau dengan kata lain
secara transparan
Dokumentasi
77
Analisa dampak
Jika saya tidak menyusun laporan hasil sosialisasi maka evaluasi yang diharapkan tidak tercapai
dalam membuat laporan aktualisasi saya.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Analisis Manfaat
a.Akuntabilitas, dalam berkonsultasi kepada mentor, saya menerapkan nilai tanggung jawab
atas evaluasi yang akan dilaksanakan.
78
sopan santun. Dari tindakan saya mengandung nilai dasar Etika Publik, yaitu menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
d.Komitmen Mutu, Saya menjelaskan rencana evaluasi yang akan saya lakukan secara efektif
dan jelas
Dokumentasi
Analisis Dampak
Jika saya tidak berkonsultasi kepada Mentor dengan tidak sopan santun dan tidak
hormat maka kemungkinan Mentor tidak akan nyaman dengan kedatangan saya dan beliau
tidak akan mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan serta terjadi kesalapahaman karena
tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.
2. Monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril
79
a. Akuntabilitas: saya bertanggung jawab dalam dalam membuat evaluasi, untuk mengetahui
pemahaman perawat tentang SPO pemasangan infuse.
b. Nasionalisme: dalam monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril saya
kerja sama dengan perawat yang lain.
c. Etika Publik: dalam tahap ini saya menerapkan nilai menghargai komunikasi, kerjasama
antar perawat.
d. Komitmen Mutu: dalam mempersiapkan pemasangan infus saya menggunakan waktu
secara efektif dan efisien
e. Anti Korupsi: penuh ketelitian dan jujur terhadap dalam penerapan pemasangan infuse
dengan prinsip steril.
Dokumentasi
80
Gambar 3.4.2 Monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril
Analisis Dampak
Jika saya tidak memonitor penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril, maka saya tidak
akan dapat mengukur seberapa jauh pemahaman perawat mengenai penerapan pemasangan
infuse dengan prinsip steril dan sejauh mana telah diterapkan di ruang IGD.
3. Mengolah data dan membuat laporan kegiatan evaluasi
a. Akuntabilitas: saya melaksanakan evaluasi pada perawat dan Mampu
mempertanggung-jawabkan hasil evaluasinya
81
b. Nasionalisme: Saya melaksanakan evaluasi dengan Kejujuran dan Berkeadilan
c. Etika Publik: ketika melakukan interaksi kepada pasien, saya menggunakan bahasa sopan
santun dan saling menghargai
d. Komitmen Mutu: saya menyampaikan hasil sesuai dengan standar yang diharapkan
e. Anti Korupsi: hasil evaluasi di buat jujur, transparan dan bertanggung jawab
Dokumentasi
82
Setelah melakukan monitoring pada perawat tahap selanjutnya yaitu melakukan
evaluasi, dari hasil monitoring yang dilakukan dengan menggunakan daftar tilik hasil yang
didapatkan yaitu perawat patuh dalam menerapkan prinsip steril pada pemasangan infuse
Jumlah jawabanYA
COMPLIANCE RATE = x 100 %
Jumlah jawaban YA +Tidak
185
x 100 %=82,71 %
221
36
x 100 %=16,28 %
221
Dari hasil persentase diatas terlihat jelas penerapan SPO pemasangan infus di
ruang IGD sudah baik, dilihat dari hasil persentase tahap penerapan SPO pemasangan
infus yang sudah dilakukan sebanyak 82, 71 %, sedangkan persentase tahap pemasangan
infuse yang tidak sesuai dengan SPO sebanyak 16,28 %.
83
Analisa dampak
Jika saya tidak melakukan pengolahan data evaluasi, maka saya tidak
bertanggung jawab karena tidak dapat mengukur pemahaman perawat dalam penerapan
SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril pada pasien di ruang IGD.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan mengolah data evaluasi dilakukan dengan antusias (passionate),
cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas
dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu
hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya evaluasi penerapan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril
mendukung misi “Meningkatkan pelayanan BLUD rumah sakit konawe utara yang
professional, berkualitas, bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien”
C. Analisis Manfaat
Pelaksanaan kegiatan evaluasi kepada perawat IGD dapat mengetahui sejauh mana
perawat telah menerapkan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril sehingga dapat
mencegah terjadinya phlebitis sehingga mampu menyediakan sumber daya manusia yang
mampu berkompetensi dan profesional dibidangnya.
Peserta
84
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
85
DAFTAR PUSTAKA
86
LAMPIRAN
Lembar monitoring pemasangan infus sesuai SOP
Nama perawat :
Ruang : IGD
No Aspek yang dinilai Dilakukan
Ya Tidak
Persiapan Alat :
1. Alat pelindung diri ( APD)
2. Infus set steril
3. Cairan yang diperlukan
4. Kain kasa steril dalam tempatnya (jika diperlukan)
5. Kapas alcohol dalam tempatnya / alcohol swab
6. Plester
7. Gunting
8. Bengkok / nierbecken
9. Infuset lengkap dengan gantungan infus
10. Perlak kecil
11. Tali pembendung / Tourniquet
12. Spalak (jika perlu)
1 Alat tulis
3
Prosedur pelaksanaan
1 Identifikasi pasien
2 Jelaskan tentang tujuan dan prosedur Tindakan
3 Cuci tangan
4 Dekatkan alat yang akan digunakan
5 Hubungkan infus set pada cairan infus
6 Gunakan handscoon
7 Menentukan area vena yang akan dilakukan penusukan IV
8 Pasang perlak
9 Pasang tourniquet 15cm diatas vena yang akan ditusuk
10 Disinfeksi daerah yang akan dilakukan dengan alcohol dengan
diameter 3 cm
11 Bila sudah berhasil darah akan keluar atau dapat dilihat di IV
kateter, lalu mandrin dicabut sambil menekan kulit bagian ujung
jarum
12 Sambungkan ujung selang infus dengan ujung IV kateter
13 Bila tetesan lancer, pangkal jarum diletakkan pada kulit dengan
plester
14 Aturan tetesan infus sesuai program yang telah ditentukan
15 Tutup lokasi pemasangan infus dengan tegaderm
16 Rapikan pasien dan atur posisi pasien sneyaman mungkin
17 Evaluasi respon pasien terhadap pemasangan infus
18 Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula
19 Perawat melepas sarung tangan dan mencuci tangan
20 Lakukan dokumentasi dnegan lengkap dicatatan perawatan
TOTAL
HASIL TABULASI DATA EVALUASI PERAWAT DALAM PEMASANGAN INFUS
SESUAI SPO DIRUANG IGD BLUD RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
7
jumlah
PEMASANGAN INFUS
Hari / tanggal : Senin, 14 Desember 2020
Jam : 09.00-selesai
Pokok bahasan : SOP pemasangan infus
Sasaran : Perawat
Tempat : ruangan IGD
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pemasangan infus merupakan Tindakan ini dilakukan pada klien yang
memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infuse dapat
diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat.
Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh
2. Tujuan pemasangan infus
Tujuan pemasnagan infus mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral. Memperbaiki keseimbangan asam basa,
memperbaiki volume komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk untuk
pemberian obat-obatan kedalam tubuh, memonitor tekan Vena Central (CVP),
memberikan nutrisi pada system pencernaan diistrahatkan
3. Indikasi pemasangan infus
Indikasi pemasangan infus Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang
memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena Untuk memberikan
respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin) Pasien yang
mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena Pasien
yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit Pasien yang
mendapatkan tranfusi darah Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena
untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat) Upaya
profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan
cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba),
sehingga tidak dapat dipasang jalur infus. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien
dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.
4. Kontraindikasi
Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah). Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
5. Persiapan Alat
Standar infuse Set infuse Cairan sesuai program medic Jarum infuse dengan
ukuran yang sesuai Pengalas Torniket Kapas alcohol Plester Gunting Kasa steril Betadin
Sarung tangan
6. Prosedur kerja
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Pemasangan infus | dok. Aristianto Cuci
tangan Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infuse Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan
hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara
selang keluar Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan
penginfusan Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi
atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular ( bila sadar ) Gunakan sarung tangan steril Disinfeksi daerah yang akan ditusuk
dengan kapas alcohol Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di
bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas Perhatikan keluarnya
darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil
meneruskan tusukan ke dalam vena Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau
dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan
slang infuse Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan Lakukan fiksasi dengan kasa steril Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
infus serta catat ukuran jarum Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
7. Dokumentasi
Pendokumentasian keperawatan harus jelas : waktu pemasangan tipe cairan
Tempat insersi (melalui IV) Kecepatan aliran (tetesan/menit) Respon klien setelah
dilakukan tindakan pemasangan infuse
Untuk melakukan kegiatan aktualisasi sesuai dengan rancangan aktualisasi peserta yang telah
diseminarkan pada tanggal 1 November 2020 di Hotel Srikandi sesuai judul yang telah di pilih
“Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan Infus Melalui Penerapan SPO
diruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”. Pelaksanaan aktualisasi mulai tanggal 20
November sampai 20 Desember 2020.
Untuk melakukan kegiatan aktualisasi sesuai dengan rancangan aktualisasi peserta yang telah
diseminarkan pada tanggal 1 November 2020 di Hotel Srikandi sesuai judul yang telah di pilih
“Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan Infus Melalui Penerapan SPO
diruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”. Pelaksanaan aktualisasi mulai tanggal 20
November sampai 20 Desember 2020.
di-
TEMPAT
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Habituasi CPNS, kami bermaksud mengadakan sosialisasi
“SOP pemasangan Infus”. Sehubungan dengan kegiatan ini kami mengundang bapak/ibu untuk
menghadiri sosialisasi yang akan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 23 November 2020
Waktu : 09.00 WITA-Selesai
Tempat : Ruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima
kasih.
Mengetahui,
Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
DAFTAR HADIR SOSIALISASI PEMASANGAN INFUS SESUAI SPO DI RUANG IGD BLUD
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Hari / tanggal :
Waktu :
Tempat :
Agenda :
No Nama Jabatan
Nelsianti, S.Kep.,Ners
Nip: 19931205 201903 2 018
Formulir 1.B
1.
PROFIL LEMBAGA
A Nama Satuan Kerja BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
B Visi Organisasi Menjadi rumah sakit terbaik pilihan masyarakat
konawe utara yang berkomitmen penuh pada
pelayanan yang professional dan tulus serta
berdedikasi pada keselamatan dan kesehatan
pasien
C Misi Organisasasi 5. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
professional, berkualitas, bermutu dan
berorientasi pada keselamatan pasien
6. Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
kepada pasien melalui peningkatan dan
pengembangan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia dan sarana/ prasarana yang
berkesinambungan
7. Terciptanya lingkungan kerja yang dinamis, sehat
dan harmonis melalui penyelenggaraan
manajemen rumah sakit yang terpercaya dan
transparan disertai upaya peningkatan
kesejahteraan karyawan/ pegawai rumah sakit
2.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN
ALTERNATIF SOLUSI
No Uraian Kendala/ Antisipasi/
Tugas Permasalahan Solusi
1 2 3 4
Catatan :
Formulir ini diisi dengan persetujuan Mentor dan dikumpulkan pada saat materi Penjelasan Aktualisasi tgl
Desember 2020 (sudah ditanda tangani oleh Mentor), serta dilampirkan dalam Laporan Seminar R
FORMULIR 2
Mengetahui
Coach
Hj.PUTRI MASE,S.Ikom
NIP. 19630225 198303 2 014