Anda di halaman 1dari 107

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dandiserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahanatau
diserahi tugas negara lainnya dan digajiberdasarkan peraturan perundang-undangan. (UU
No. 5 Tahun 2014 tentang ASN).
Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam rangka rekrutmen ASN yang
profesional adalah Pelatihan Dasar CPNS yang di singkat Latsar CPNS. Dalam Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018 tercantum
aturan mengenai pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang menerapkan metode
baru. Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Dasar pola baru ini
diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai
dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal
penting bagi seluruh ASN termasuk tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan publik di bidang
kesehatan yang terintegrasi, profesional, dan berkomitmen terhadap mutu.
Rumah sakit adalah institusi pelayanan lesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (UU RI No 44, 2009).
Perawat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik secara mandiri maupun
bekerjasama dengan anggota kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat mandiri.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap
1
pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,
serta yang penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah
ditetapkan dan prefenti untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerja.Prosedur penerimaan pasien dapat disesuaikan dengan sistem
yang dianut oleh masing-masing Rumah Sakit. Jenis kedatangan pasien dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu pasien lama dan pasien baru.
Berdasarkan pengalaman selama masa percobaan sebagai perawat di BLUD Rumah
Sakit Konawe utara selama kurang lebih 2 tahun, peserta melihat ada beberapa prosedur
yang sering di abaikan petugas (perawat) pada saat melakukan pemasangan infuse yang
berakibat fatal pada pasien dan perawat itu sendiri seperti tidak mencuci tangan sebelum
dan setelah melakukan tindakan, melakukan desinfeksi berulang-ulang dengan
menggunakan kapas alcohol/ alcohol swab yang sama, dan terkadang juga tidak
menggunakan APD (handscooon).
Maka dengan alasan tersebut di atas penulis menyusun laporan rancangan
aktualisasi ini dengan judul “Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan
Infus Melalui Penerapan SPO diruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) ke dalam
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi perawat. Serta peserta dapat ikut serta
mewujudkan misi rumah sakit yaitu dengan memberikan pelayanan yang berkualitas
dan professional.
2. Tujuan Khusus
Mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam menerapkan prinsip steril pada
pemasangan infus di BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.
C. Manfaat
1) Bagi Peserta
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai
dasar ASN pada pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai seorang perawat.
2) Bagi Unit Kerja
Menguatkan visi dan misi rumah sakit sehingga dapat memberikan pelayanan yang
bermutu bagi masyarakat.

2
3) Bagi masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan di IGD BLUD Rumah Sakit Konawe
Utara.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah menerapkan nilai-nilai akuntabilitas,
nasionalisme, etika  publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam upaya
mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam menerapkan SPO pada pemasangan infus di
IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.
Pemasangan infuse adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan, elektrolit dan asam
basa. Infuse merupakan salah satu produk kesehatan yang bermanfaat untuk
menggantikan zat makanan di dalam tubuh berupa cairan yang langsung di transfusikan
ke dalam tubuh melalui saluran pembuluh darah. Infuse berperan penting dalam dunia
kesehatan karena semua rumah sakit menggunakan produk ini untuk menyuplai zat
makanan ke dalam tubuh pasien sehingga pasien mendapatkan nutrisi makanan,
meskipun pasien tidak makan. Oleh Karena itu cairan infuse berperan penting dalam
kelangsungan hidup pasien.
Phlebitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang dapat menimbulkan
demam ringan atau keluarnya nanah yang menandakan adanya infeksi. Hal ini sering
terjadi akibat dari pemasangan infuse itu sendiri bila dilakukan dengan cara yang salah.
Ketika phlebitis terjadi maka tangan yang diinfus dapat menyebabkan pembentukan
gumpalan darah, keadaan ini disebut “hematoma” dimana gumpalan ini dapat
menyumbat pembuluh darah.

E. Waktu dan Tempat


Kegiatan aktualisasi akan dilakukan mulai tanggal 20 November 2020 sampai
dengan 20 Desember 2020 bertempat di IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.

3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Organisasi
BLUD Rumah Sakit Konawe Utara mulai dibangun pada Tahun 2008. BLUD
Rumah Sakit Konawe Utara terletak di ibu Kota Kabupaten Konawe Utara tepatnya
di Desa Lahimbua, Kecamatan Andowia. Blud Rumah Sakit Konawe Utara berdiri di
atas tanah seluas ± 8000 m² . Luas seluruh bangunan untuk sementara yang sudah
terbangun ± 2 Ha terdiri dari 2 (dua) unit Rawat Inap dan Rawat Jalan dan sebagian
gedung masih dalam tahap proses pembangunan. RSUD Kabupaten Konawe Utara
terletak pada bagian selatan garis katulistiwa berada antara 20°30” - 4°00” LS dan
membentang dari arah utara ke selatan antara 121° 15` - 122° 45` B .

BLUD Rumah Sakit Konawe Utara, yang dibentuk berdasarkan Peraturan


Daerah Nomor 4 tahun 2008, sejak tanggal 22 Oktober 2008 telah mendapat Izin
Operasional Sementara dari Dinas Kesehatan Propinsi Sultra yang akan berlaku
selama 2 tahun, dan pada tanggal 27 Juni 2016 berdasarkan Keputusan Bupati
Konawe Utara Nomor 202 Tahun 2016 telah mendaptkan izin operasional Badan
layanan Umum Daerah Rumah Sakit Konawe Utara Kelas D. Dengan demikian
keberadaan BLUD Rumah Sakit Konawe Utara dengan segala sarana dan prasarana
yang dimiliki dituntut untuk dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan status
kesehatan masyarakat di Kabupaten Konawe Utara.
B. Struktur Organisasi
Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Utara Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Konawe Utara menjelaskan bahwa Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Direktur yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Adapun susunan
organisasi BLUD Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Utara yaitu :

4
a. Direktur;
b. Komite, terdiri dari:
1) Komite Medis
2) Komite Keperawatan
3) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
4) Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien
5) Komite K3
6) Komite Etik
7) Komite Nakes Lainnya
c. Sub Bagian Tata Usaha;
d. Seksi Pelayanan Medis, Keperawatan dan Kebidanan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
e. Seksi Pelayanan Non Klinik dan Penunjang Klinik, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSR
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Bagan struktur organisasi BLUD Rumah Sakit Konawe utara
sebagai berikut :

5
Tabel 1. STRUKTUR ORGANISASI BLUD RUMAH SAKIT KONAWE UTARA

DIREKTUR

KEPALA SUB BAGIAN


TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


PELAYANAN MEDIS KEPERAWATAN PENGAWASAN & PENGENDALIAN

UPT

6
Tabel.2 Daftar Ketenagaan BLUD Rumah Sakit Konawe Utara berdasarkan
Pendidikan Tahun 2019

NO YANG ADA
JENIS TENAGA
URUT PNS Kontrak Honorer

1 2 3 4 5

1 Medis        

  a. Dokter Spesialis : 2 4  -

  b. Dokter Umum 5 3 -

  c. Dokter Gigi - 1 -

d. Dokter Internship - 9 -

2 Keperawatan      

  a. Ners 3 - 10

  b. S1 Keperawatan 2 - 10

  c. D4 Kebidanan 6 - 5

  d. D3 Keperawatan 5 - 41

  e. D3 Kebidanan 1 - 42

  f. D3 Keperawatan anastesi 1 - -

  g. D3 Kesehatan Gigi 1 - 2

3 Kefarmasian      

  a. S2 Farmasi Apoteker - - -

  b. Apoteker 3 - 0

7
S1 Farmasi / Farmakologi
  c. Kimia 2 - 2

  d. Akademi Farmasi 1 - -

4 Kesehatan Masyarakat      

  a. S2 Kesehatan Masyarakat 3 - -

  b. S1 Kesehatan Masyarakat 4 - 10

  c. D3 Sanitarian 1 - 1

5 Gizi          

  a. S1 Gizi / Dietisien - - 1

  b. D4 Gizi / Dietisien 1 - -

  c. D3 Gizi / Dietisien 2 - 2

6 Keterapian Fisik      

  a. D3 Fisio Terapis - 1 -

7 Keteknisan Medis      

D3 Teknik Radiologi &


  a. Radioterapi - 4 -

  d. D3 Perekam Medis - 1 -

  e. D3 Teknik Elektromedik - 1 -

  f. D3 Analis Kesehatan 2 - 7

  g. S1 Analis Kesehatan - - 1

8 Sarjana Non Kesehatan      

  a. S2 Manajemen 1 - -

b. S2 Psikolog 1

  b. Sarjana Lainnya 0 - 2

8
10 SMU        

  a. SMA/SMU - - 23

S M A / Pekarya
  b. Kesehatan 1 - -

  c. STM - - 1

TOTAL 48 24 169

Tabel 3. Jumlah Personil Berdasarkan Golongan s.d 31 Desember 2019

No Golongan PNS CPNS Jumlah %

1. Gol I - - - 0%

2. Gol II 5 4 9 16,98%

3. Gol III 39 5 44 83,02%

4. Gol IV - - - 0%

Jumlah 44 9 53 100%

Tabel 4. Jumlah Personil Berdasarkan Pendidikan s.d 31 Desember 2019

Status Kepegawaian
No Pendidikan Jumlah %
PNS CPNS

1. SD - - - 0%

2. SMP - - - 0%

3. SMA 1 - 1 2,22%

4. D3 9 4 13 28,89%

5. S1 21 4 25 55,56%

6. S2 5 1 6 13,33%
9
Jumlah 36 9 45 100%

3. Visi, Misi dan Nilai Organisasi


Dari berbagai harapan stakeholders terhadap rumah sakit, maupun harapan
rumah sakit kepada stakeholders, BLUD Rumah sakit Konawe Utara
menerjemahkannya ke dalam penetapan visi, misi, dan strategi rumah sakit.
Visi merupakan gambaran masa depan rumah sakit yang hendak diraih yang
bersifat realistis, nyata, menarik, dan menantang. Dengan penetapan visi,
diharapkan seluruh komponen rumah sakit memiliki pandangan jauh ke depan ke
arah mana rumah sakit akan dibawa sesuai dengan harapan stakeholders.
Berdasarkan berbagai kajian dan pertimbangan atas semua aspek yang
mempengaruhi rumah sakit, BLUD Rumah Sakit Konawe Utara menetapkan
rumusan visi sebagai berikut:
MENJADI RUMAH SAKIT TERBAIK PILIHAN MASYARAKAT KONAWE
UTARA YANG BERKOMITMEN PENUH PADA PELAYANAN YANG
PROFESSIONAL DAN TULUS SERTA BERDEDIKASI PADA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN PASIEN.

Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai oleh rumah sakit, sehingga membawa rumah sakit kepada suatu fokus
untuk menggalang sumber daya yang ada guna melaksanakan aktivitas utama
rumah sakit.

Adapun misi BLUD Rumah Sakit Konawe Utara adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas,
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien
2. Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien melalui
peningkatan dan pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia dan sarana/ prasarana yang berkesinambungan
3. Terciptanya lingkungan kerja yang dinamis, sehat dan harmonis melalui
penyelenggaraan manajemen rumah sakit yang terpercaya dan transparan
disertai upaya peningkatan kesejahteraan karyawan/ pegawai rumah sakit
10
Berdasarkan Visi dan misi tersebut di atas, tujuan yang ingin dicapai
BLUD Rumah Sakit Konawe Utara adalah:

1. Terbentuknya sistem pelayanan yang sesuai standar pelayanan rumah sakit;


2. Terlaksananya pengembangan program dan kerjasama lintas program dan
lintas sektor;
3. Terlaksananya pengembangan tenaga / SDM dalam peningkatan kinerja
4. Tersedianyan pedoman standar pelayanan ;
5. Terlaksananya peningkatan cakupan pelayanan terhadap masyarakat.

Dalam upaya menggapai misi tersebut BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
sebagai bagian dari elemen institusi pemerintah daerah dihadapkan pada dua
responsibilitas yang harus diemban, yaitu peran sebagai satuan kerja yang tidak
bertujuan mencari keuntungan dan peran untuk dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk dapat menjalankan peran
tersebut, sangat diperlukan proses tata kelola (governance) yang simetris
sehingga tujuan tersebut dapat dicapai secara seimbang.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


a. Tugas Pokok BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
Tugas yang diberikan kepada BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Utara Nomor 09
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Konawe Utara. Selanjutnya mengenai Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara diatur dalam peraturan Bupati Konawe Utara Nomor 55
Tahun 2016 serta Keputusan Bupati Konawe Utara Nomor 26 Tahun 2018
tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Serta Tata Kerja BLUD Rumah Sakit Konawe Utara.
b. Fungsi BLUD Rumah sakit Konawe Utara
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut diatas, BLUD Rumah
Sakit Konawe Utara mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan khususnya


pelayanan kesehatan di Rumah Sakit;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
11
bidang kesehatan khususnya di Rumah Sakit;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan khususnya
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Selain melaksanakan fungsi di atas, Rumah Sakit Umum Daerah Kelas
D dapat memberikan pelayanan.
1. Pelayanan medis spesialis dasar, pelayanan ini dapat diberikan dapat
diberikan oleh dokter spesialis, residen tahap mandiri, atau dokter
dengan kewenangan tambahan tertentu sesuai dengan pelayanan Medis
spesialis dasar meliputi:
a) Pelayanan Spesialis kebidanan dan kandungan;
b) Pelayanan Spesialis kesehatan anak;
c) Pelayanan Spesialis penyakit dalam; dan
d) Pelayanan Spesialis bedah
2. Pelayanan medis spesialis penunjang, pelayanan ini dapat diberikan
oleh dokter spesialis, residen tahap mandiri, atau dokter dengan
kewenangan tambahan tertentu sesuai dengan pelayanan medis spesialis
penunjang meliputi:
a) Pelayanan Radiologi;
b) Pelayanan Laboratorium
Komite di Rumah Sakit Umum Daerah merupakan perangkat khusus
yang dibentuk untuk tugas tertentu berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur dan melakukan penyusunan pelayanan profesi, pembinaan
etika profesi dan memberikan saran dalam pengembangan profesi.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktur, Kepala Sub
Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan Medis, Keperawatan dan
Kebidanan, Kepala Seksi Pelayanan Nonklinik dan Penunjang Klinik, Komite
dan Instalasi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi
dilingkungan pemerintah daerah serta instansi lain diluar pemerintah daerah
sesuai dengan kewenangan dan tugas masing-masing.
Tugas Pokok dan Fungsi Perawat

12
Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama menurut Peraturan Menteri
pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor
25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional perawat dan Angka kreditnya sebagai
berikut:

1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;


2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan;
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif;
13. Melaksanakan case finding / deteksi dini / penemuan kasus baru pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif;
14. Melakukan suport kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
19. Melakukan peningkatan / penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya
promotif;
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
13
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan keburtuhan
eliminasi;
23. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
24. Melakukan relaksasi psikologis;
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan resiko
trauma / injury;
26. Melakukan manajemen febrile neutropeniI;
27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
30. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka
tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
32. Merawat pasien dengan WSD;
33. Memantau pemberian elektrolit konsentrasi tinggi;
34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
35. Melakukan tata kelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra,
post);
36. Melakukan perawatan luka kanker;
37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;
38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi / bencana dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;
40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
42. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
43. Melakukan evaluasai tindakan keperawatan pada individu;
44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
45. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
46. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;

14
47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
49. Melakukan preseptorship dan mentorship;
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai
ketua tim / perawat primer;
51. Melaksanakan kegiatan bantuan / partisipasi;
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit / wabah tertentu;
54. Melakukan supervisi lapangan.
(Sumber : Uraian tugas dan fungsi sebagai perawat ahli pertama,Jabatan
Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia nomor 25 tahun 2014, Jakarta : Menpan RB, 2014)
C. Nilai-nilai Dasar Profesi ASN
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau
untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya
mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
A. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi;
3) Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;

15
4) Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
5) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas;
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan, dan
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
B. Jenis-Jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas yang lebih
tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
C. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan, yaitu:
1) Akuntabilitas Personal;
2) Akuntabilitas Individu;
3) Akuntabilitas Kelompok;
4) Akuntabilitas Organisasi, dan
5) Akuntabilitas Stakeholder

D. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship);
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented) ;

16
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting);
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences) , dan
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance).

b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara
potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan
identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan
pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara.Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam
Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa;
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa;

17
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa;
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, dan
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain

b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.;
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
8) Berani membela kebenaran dan keadilan, dan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10)Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan;
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.;
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia;

18
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan social;
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika, dan
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa

d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan;
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah;
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah;
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur;
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama, dan
10)Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan;
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4) Menghormati hak orang lain;

19
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri;
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain;
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah;
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.;
9) Suka bekerja keras.;
10)Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama, dan
11)Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
c. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya perlindungan hak-hak
individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai
nila-nilai yang dianut :

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;


2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi, dan
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik;
2) Dimensi Modalitas, dan
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik.
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
20
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan, dan
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran baik/ buruk.Bidang
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

Nilai-nilai Komitmen Mutu:


1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan;
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Tingkat efisiensi diukur dari penghematan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu;

21
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak
eksternal misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk
mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas
dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi kualitas
pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya, dan
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.Pada level puncak
(corporate level) bertanggung jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan
untuk membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan penetapan diversifikasi
mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level fungsional
bertanggung jawab atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit

22
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan dengan
aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-masing unit kerja.

e. Anti Korupsi

Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara


namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka
pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang .Membahas fenomena dampak korupsi
sampai pada kerusakan kehidupan dan dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai
yang diberi amanah untuk mengelolanya dapat menjadi sarana untuk memicu
kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi. Kesadaran diri anti korupsi yang
dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan
keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan
waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk
anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik
agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara publik.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas
pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan
sistem integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-
nilai dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikan yang tinggi bagi Anda,
dengan jumlah nilai yang semakin sedikit maka proses internalisasinya lebih mudah
karena Anda dapat memfokuskan sumberdaya waktu dan energi yang Anda dimiliki.
Penyelarasan nilai anti korupsi dengan nilai-nilai organisasi merupakan kontribusi
Anda untuk dapat mengetahui “apakah nilai-nilai organisasi yang akan menjadi tempat
Anda bekerja, telah selaras dan menampung secara maksimal nilai-nilai dasar anti
korupsi?”.
Keselarasan tersebut akan mengurangi dilema etik dan menjadi payung bagi
kontribusi Anda dalam membangun sistem integritas .Penanaman nilai integritas dapat
dilakukan dengan pendekatan beragam cara, diantaranya melalui Kesediaan,
Identifikasi dan Internalisasi. Tingkat permanensi penanaman ataupun perubahan sikap
dan perilaku melalui pendekatan internalisasi akan lebih permanen dibandingkan
dengan identifikasi dan kesediaan .Nilai, keyakinan, kebiasaan, dan konsep diri

23
manusia terdapat pada area bawah sadar. Untuk melakukan penanaman atau
perubahan nilai, keyakinan, kebiasaan dan konsep diri, perlu dilakukan dengan
pendekatan atau teknik khusus yang cocok untuk bawah sadar. Teknik-teknik khusus
untuk bawah sadar dapat dilakukan apabila kemampuan Anchoring, Utilisasi,
Rileksasi, Amplifiying, Modality,Asosiasi dan Sugesti dikuasai dengan baik, kemampuan
tersebut disingkat menjadi AURA MAS.! Tunas Integritas adalah individu yang
terpilih untuk memastikan lebih banyak lagi personil organisasi yang memiliki integritas
tinggi serta berkiprah nyata dalam membangun sistem integritas di organisasinya

D. Nilai-nilai Dasar Dan Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


1. Managemen ASN
Visi UU ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki integritas
profesional, melayani dan sejahtera.Misi UU ASN adalah memindahkan ASN
dari comfort zone ke competitive zone.
Tujuan utama UU ASN antara lain :
a. Independensi dan netralitas
b. Kompetensi
c. Kinerja atau produktifitas kerja
d. Integritas
e. Kesejahteraan
f. Kualitas pelayanan publik
g. Pengawasan
2. Pelayanan publik
Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat
yang merupakan kewajiban ASN sebagai abdi masyarakat.
Terdapat 7 sikap pelayanan prima, yakni :
a. Passionate (bersemangat)
b. Progressive (memakain cara terbaik)
c. Proaktive (antisipatif, tidak menunggu)
d. Promth (positif, tanpa curiga)

24
e. Patience (sabar)
f. Proporsional (tidak mengada-ada)
g. Functional (tepat waktu)
3. Whole of government
WOG merupakan suatu upaya dalam sistem pemerintahan yang bersatu
dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. WOG juga memiliki
pemahaman yakni suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup yang lebih luas di pemerintahan.

E. Identifikasi Isu Dan Nilai Dampaknya


a. Penetapan Isu
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu
dilakukan identifikasi dan penetapan isu berdasrkan observasi penulis selama
bertugas di BLUD Rumah Sakit Konawe utara. ada 3 isu yang menjadi
masalah yaitu, kurangnya pengetahuan perawat tentang pemberian asuhan
keperawatan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kunjungan rawat
jalan, tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan infuse sesuai
SPO. Tetapi dari ketiga isu ini yang paling dominan adalah “Tidak
optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan infuse sesuai SPO”.
Yang menjadi akar permasalahan dalam isu ini adalah masih
banyak perawat yang tidak menerapkan prinsip steril pada pemasangan
infuse. Dari observasi yang penulis lakukan selama kurang lebih 2 tahun
bekerja di BLUD Rumah Sakit Konawe Utara penulis menemukan ada
pasien ataupun keluarga pasien yang mengeluhkan tentang pelayanan
rumah sakit. Salah satu yang dikeluhkan oleh pasien yaitu tentang
pelayanan perawat yang mereka rasa masih kurang optimal. Terutama
dalam hal pemasangan infuse, mulai dari phlebitis hingga hematoma.
Berbicara mengenai prinsip steril pada pemasangan infus sebenarnya
perawat pada dasarnya telah mengetahui pentingnya hal itu diterapkan pada
pasien saat memberikan pelayanan, namun terkadang perawat mengabaikan

25
sterilnya alat dan bahan dalam pemasangan infus. Padahal hal ini sangat
erat kaitannya dengan kedudukan dan peran ASN, terutama dalam hal
pelayanan publik. Karena perawat merupakan orang pertama yang
bersentuhan langsung dengan pasien. Terutama diruang IGD, ruangan ini
merupakan tempat dimana pasien gawat darurat pertama kali ditangani oleh
para tenaga kesehatan

26
1. KONDISI SAAT INI

Tabel 5 Identifikasi Issu berdasarkan kondisi saat ini dann kondisi yang diharapkan

Tugas dan
Kondisi Kondisi yang Identifikasi
No Fungsi yang
Sekarang diharapkan Masalah
bermasalah
1 2 3 4 5
1. Melakukan Perawat Perawat kurangnya
pengkajian kurang mampu pengetahuan
keperawatan mengetahui mengetahui perawat
lanjutan pada tentang tentang tentang
individu; pemberian pemberian pemberian
asuhan asuhan asuhan
keperawatan keperawatan keperawatan,
2 Melakukan Masyarakat Masyarakat kurangnya
peningkatan / kurang mengetahui pengetahuan
penguatan mengetahui tentang masyarakat
kemampuan tentang kunjungan tentang
sukarelawan kunjungan rawat jalan di kunjungan
dalam rawat jalan IGD Blud rawat jalan
meningkatkan di IGD Blud Rumah Sakit
masalah Rumah Sakit Konawe Utara
kesehatan Konawe
masyarakat Utara
dalam rangka
melakukan
upaya
promotif;
3. Menetapkan Perawat Perawat tidak
tindakan tidak mampu optimalnya
keperawatan menerapkan menerapkan pencegahan

27
pada individu SOP pada SOP pada phlebitis pada
dalam rangka pemasangan pemasangan pemasangan
menyusun Infuse infuse infuse dengan
rencana menggunakan
tindakan prinsip steril
keperawatan; sesuai SPO

Tabel 6 identifikasi issu melalui matriks APKL

APKL
No Isu Utama Total Rangking
A P K L

1. kurangnya
pengetahuan
perawat tentang 5 4 4 3 16 2
pemberian asuhan
keperawatan,

2. kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang 4 4 4 3 15 3
kunjungan rawat
jalan

3. tidak optimalnya
pencegahan
phlebitis pada 5 4 5 4 18 1
pemasangan infuse
sesuai SPO

A= Aktual : benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat

P= Problematika : isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga


perlu dicarikan sosusinya sesegera mungkin.

28
K= Kekhalayakan : isu menyangkut hajat hidup orang banyak

L= Layak : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif


pemecahan masalah.

Skala nilai:

1= rendah pengaruhnya

2=kecil pengaruhnya

3=cukup pengaruhnya

4=tinggi pengaruhnya

5=sangat tinggi pengaruhnya

Berdasarkan penentuan analisis kriteria isu dengan menggunakan alat analisis isu APKL
maka tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu prioritas yang perlu dicarikan pemecahan
masaalahnya yaitu, kurangnya pengetahuan perawat tentang pemberian asuhan keperawatan,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kunjungan rawat jalan, tidak optimalnya
pencegahan phlebitis pada pemasangan infuse sesuai SPO. Tetapi dari ketiga isu ini yang paling
dominan adalah “Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan infuse dengan
menggunakan SPO”.

b. Analisa dampak Isu

Dampak isu yang mungkin terjadi apabila isu “Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada
pemasangan infuse sesuai SPO” tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain :

1. Menurunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap mutu pelayanan publik di bidang


kesehatan;
2. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada pelayanan Kesehatan
3. Bagi pasien, menimbulkan dampak yang nyata yaitu ketidaknyamanan, pergantian kateter
baru, meningkatkan length of stay (LOS), dampak lanjutnya bahkan dapat menyebabkan
kematian

29
c. Rancangan Aktualisasi
1. Unit Kerja : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
2. Isu yang Diangkat : Tidak optimalnya pencegahan phlebitis pada pemasangan
infuse sesuai SPO
3. Gagasan Pemecahan Isu :
1) Melakukan Konsultasi kepada Pimpinan Rumah Sakit
2) Melakukan Revisi SPO pemasangan Infuse Bersama
Perwakilan Komite Keperawatan
3) Sosialisasi Prosedur Pemasangan Infus dengan prinsip
steril
4) Membantu perawat untuk mendemonstrasikan prosedur
pemasangan infuse sesuai SOP
5) Melakukan evaluasi pada perawat
4. Tujuan Gagasan Pemecahan Isu: Mengoptimalkan kemampuan perawat dalam pemasangan
infuse sesuai SOP

30
a. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Adapun rancangan kegiatan yang akan dilakukan selama aktualisasi di unit kerja BLUD Rumah sakit Konawe utara dapat
dilihat pada tabel berikut :

NO KEGIATAN TAHAP OUTPUT / KETERKAITAN MATA KONTRIBUSI PENGUATAN


KEGIATAN HASIL SUBSTANSI PELATIHAN TERHADAP VISI NILAI-NILAI
KEGIATAN MISI ORGANISASI
ORGANISASI
1. Melakukan a.Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas : Konsultasi Senantiasa Professional,
konsultasi bahan bahan pada atasan sebelum meningkatkan Tulus dan
dengan konsultasi konsultasi memulai kegiatan untuk kualitas Berdedikasi
Direktur mendapatkan kejelasan hasil pelayanan kepada
Rumah Sakit yang akan dicapai pasien melalui
untuk b. Nasionalisme: Penulis peningkatan dan
mendapat menghormati dan pengembangan
persetujuan menghargai segala masukan kualitas dan
dari pimpinan. kuantitas sumber
c. Etika Publik: Dalam daya manusia dan
berkonsultasi penulis sarana/ prasarana
bersikap sopan dan santun yang
kepada pimpinan. berkesinambunga
d. Komitmen Mutu Penulis n
menggunakan waktu

31
seefisien mungkin.
e. Anti Korupsi Dalam
berkonsultasi dengan
pimpinan penulis
menjelaskan semua tahapan
kegiatan tanpa mengurangi
dari tahapan tersebut.
b. Melaporkan b.disetujuinya a. Akuntabilitas: dalam
rancangan dan menyampaikan kegiatan
aktualisasi diperolehnya dilakukan dan kesesuaian
yang akan arahan dari dengn tujuan
dilaksanakan pimpinan b. Nasionalisme:
tentang Bermusyawarah untuk
rencana mendapatkan saran atau
aktualisasi arahan dari pimpinan
c. EtikaPublik: Bersikap
Sopan santun dan
mendengarkan arahan
mentor dengan teliti
d. Komitmen Mutu: Jelas
dan sesuai dengan isu yang
diangkat

32
e. Anti Korupsi: penulis
Menerapkan Nilai-nilai
kejujuran dan kerja keras
dalam melaporkan
rancangan aktualisasi
c. Menyiapkan tersedianya a. Akuntabilitas: rencana
tempat tempat akan kegiatan ini dikerjakan
diadakannya diadakannya dengan penuh tanggung
sosialisasi sosialisasi jawab
b. Nasionalisme: Dalam
menyiapkan tempat
diadakannya sosialisasi
penulis berkerjasama oleh
rekan-rekan sejawat.
c. EtikaPublik: tempat yang
akan digunakan untuk
sosialisasi telah sesuai
d. KomitmenMutu:
menyiapkan tempat
sosialisasi dengan tepat
waktu
e. Anti korupsi: Penulis
bertanggung jawab dalam
33
menyediakan tempat
diadakannya sosialisasi
tersebut agar para peserta
nyaman dalam
berpartisipasi dalam
jalannya sosialisasi.
2. Melakukan a. Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas: Penulis Meningkatkan Professional,
revisi sesuai bahan revisi SPO yang menyiapkan bahan revisi pelayanan BLUD Tulus dan
SPO akan direvisi dengan penuh tanggung rumah sakit Berdedikasi
pemasangan jawab konawe utara yang
infuse bersama b. Nasionalisme : Dalam professional,
perwakilan menyiapkan revisi SOP berkualitas,
Komite tak lupa penulis bermutu dan
Keperawatan berkonsultasi dengan tim berorientasi pada
mutu pelayanan keselamatan pasien
c. Etika publik: revisi SOP
yang disiapkan oleh
penulis telah sesuai
dengan pedoman Rumah
sakit
d. Komitmen mutu:
Penulis menyiapkan
revisi SOP dengan tepat
34
waktu
e. Anti Korupsi: Tidak
mengurangi format SOP
perawatan luka yang
digunakan

b.Membuat Tersedianya a. Akuntabilitas: adanya


konsep yang konsep yang tanggungjawab untuk
sudah direvisi sudah direvisi menjelaskan informasi
b. Nasionalisme : meminta
bimbingan mentor dalam
membuat konsep yang
sudah direvisi
c. EtikaPublik : sopan,
santun dalam bersikap
terhadap rekan kerja
d. Komitmen mutu: penulis
cermat dan teliti dalam
membuat konsep yang
sudah direvisi
e. Anti Korupsi : penulis
membuat konsep yang
sudah direvisi dengan jujur
35
dan transparansi.
c.Konsultasi Mendapatkan a. Akuntabilitas : Dalam
dengan saran dari melakukan konsultasi
pimpinan pimpinan kepada pimpinan penulis
memaparkan dengan
detail tentang kejelasan
tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
b. Nasionalisme : Penulis
menghormati dan
menghargai segala
masukan dari pimpinan.
c. Etika publik : Dalam
berkonsultasi penulis
bersikap sopan dan
santun kepada pimpinan.
d. Komitmen mutu:
Penulis menggunakan
waktu seefisien mungkin.
e. Anti Korupsi : penulis
selalu transparansi dalam
berkonsultasi dengan
pimpinan
36
d.mensahkan Tersedianya a. Akuntabilitas : dapat
SOP yang telah SOP yang mempertanggungjawabkan
direvisi telah disahkan apa yang telah direvisi dan
yang telah disahkan
b. Nasionalisme : berkeja keras
dalam Menyusun apa yang
telah direvisi
c. Etika Publik : penulis selalu
bersikap sopan dan santun
dalam mensahkan SOP yang
telah direvisi
d. Komitmen mutu : teliti dan
professional dalam
Menyusun yang telah
direvisi
e. Anti Korupsi : dalam
mensahkan SOP yang telah
direvisi penulis selalu jujur
dan transparansi
3. Melaksanakan a.Koordinasi Disetujuinya a. Akuntabilitas : dapat Meningkatkan Professional,
Sosialisasi kepada Kepala kegiatan dipertanggungjawabkan pelayanan BLUD Tulus dan
prosedur ruangan IGD sosialisasi sesuai teori SOP rumah sakit Berdedikasi
pemasangan tentang kegiatan yang akan b. Nasionalisme: penulis konawe utara yang
37
infuse sesuai sosialisasi yang dilaksanakan Kerja keras dalam professional,
SPO akan menyiapkan bahan berkualitas,
dilaksanakan c. Etika Publik : selalu bermutu dan
bersikap sopan dan satun berorientasi pada
dalam melaksanakan keselamatan pasien
kegiatan pemasangan infus
yang sesuai SOP
d. Komitmen mutu: selalu
teliti dalam pelaksanaan
kegiatan pemasangan infus
yang sesuai SOP
e. Anti korupsi : pelaksanaan
kegiatan pemasangan infus
yang sesuai SOP dilakukan
secara transparansi
b.Mempersiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas: materi
materi materi yang disiapkan penuh
sosialisasi sosialisasi dengan Tanggung jawab
b. Nasionalisme: penulis
mempersiapkan materi
dengan penuh Kerja keras
c. Etika publik: dalam
mempersiapkan materi
38
penulis selalu
mengedepankan sikap
sopan santun
d. Komitmen Mutu: materi
yang dibawakan sesuai
dengan apa yang telah
disiapkan
e. Anti Korupsi: penulis
membawakan materi
dengan kejujuran
c.Melaksanakan Terlaksananya a. Akuntabilitas : dalam
kegiatan kegiatan melaksanakan kegiatan
sosialisasi sosialisasi sosialisasi dengan penuh
pemasangan proses Tanggungjawab
infus yang pemasangan b. Nasionalisme:Melaksanak
sesuai dengan infus yang an sosialisasi dengan
SOP sesuai dengan Kerja keras
SOP c. Etika publik: dalam
menyampaikan materi
penulis senantiasa bersikap
sopan dan santun
d. Komitmen mutu:
membawakan materi
39
sesuai SOP yang telah
direvisi
e. Anti Korupsi: materi
dibawakan dengan
kejujuran dan transparansi
d.Menyusun Tersusunnya a. Akuntabilitas: laporan
laporan hasil laporan hasil disusun dengan penuh
monitoring monitoring dan tanggung jawab
dan evaluasi evaluasi b. Nasionalisme : meminta
sosialisasi sosialisasi bimbingan mentor dala,
pemasangan penyusunan laporan
infus c. Etika publik: menyusun
laporan dengan kalimat
yang sopan dan baik
d. Komitmen mutu: dalam
Menyusun laporan hasil
penulis sangat cermat
dan teliti
e. Anti Korupsi: Saya
membuat laporan sesuai
dengan apa yang terjadi
atau dengan kata lain

40
secara transparan
4. Melakukan a. Membuat Tersedianya a. Akuntabilitas: penulis Meningkatkan Professional,
monitoring dan format format membuat format pelayanan BLUD Tulus dan
evaluasi pada monitoring monitoring monitoring dan evaluasi rumah sakit Berdedikasi
perawat dan evaluasi dan evaluasi pada perawat dengan penuh konawe utara
tanggung jawab yang professional,
b. Nasionalisme: berkualitas,
bekerjasama dan bermutu dan
menggunakan bahasa berorientasi pada
Indonesia yang baik dan keselamatan
benar pasien
c. Etika Publik:
mengaplikasian sikap
sopan santun dalm proses
evaluasi
d. Komitmen Mutu: dalam
melakukan evaluasi penulis
menggunakan waktu
dengan efisien
e. Anti Korupsi: penulis
jujur dalam menyampaikan
gagasan
b.Melaksanakan Termonitoring a. Akuntabilitas: dalam
41
monitoring nya penerapan memonitoring kegiatan
dan evaluasi pemasangan penulis bertanggung jawab
pemasangan infus dengan dalam penerapan
infus sesuai prinsip steril kegiatannya
SOP dan SOP b. Nasionalisme:penulis selalu
menggunakan bahasa yang
baik dalam memonitoring
kegiatan
c. Etikapublik: penulis selalu
bersikap sopan dan santun
dalam memonitoring
kegiatan
d. Komitmen mutu: penulis
selalu cermat dan teliti dalam
memonitoring kegiatan
e. Anti Korupsi: menyajikan
hasil yang sebenarnya sesuai
dengan yang diperoleh
dengan jujur

42
c. Membuat Terlaksananya a. Akuntabilitas:
laporan hasil monitoring Menghasilkan data yang
monitoring dan evaluasi sesuai dan dapat
dan evaluasi pemasangan dipertanggung-jawabkan
pemasangan infus sesuai b. Nasionalisme: dalam
infus sesuai SOP melaporkan hasil evaluasi
SOP penulis menggunakan
Bahasa yang baik dan
sopan

c. Etika Publik:penulis
membuat hasil laporan
monitoring dan evaluasi
tidak dijadikan konsumsi
publik
d. Komitmen Mutu: penulis
membuat hasil laporan yang
efektif
e. Anti Korupsi: melaporkan
hasil evaluasi dengan jujur
dan transparan

a. Melaporkan Tersedianya a. Akuntabilitas: Laporan


hasil laporan hasil hasil monitoring dan
43
monitoring monitoring evaluasi sebagai
dan evaluasi dan evaluasi Pertanggungjawaban dari
pemasangan pemasangan kegiatan yang telah
infus sesuai infus sesuai dilakukan
SOP SOP b. Nasionalisme: dalam
membuat laporan meminta
bimbingan mentor dengan
bahasa Indonesia yang baik
dan benar
c. Etika Publik: penulis
menyusun laporan dengan
kalimat yang baik
d. Komitmen Mutu: laporan
dibuat sesuai data yang
diperoleh di lapangan
e. Anti Korupsi: laporan
dibuat dengan jujur dan
transparan

44
Kendari, Desember
2020
Mengeta
hui

Coach Peserta

Hj.Putri Mase, S.Ikom Nelsianti,S.Kep.,Ners


NIP. 19630225 198303 2 014 NIP. 19931205 201903 2 018

45
BAB III

CAPAIAN AKTUALISASI

A. Kendala dan Antisipasi

Table 3.1 Kendala dan Antisipasi

NO KENDALA ANTISIPASI
1 Sulit untuk mengumpulkan teman-teman Membuat dan menyampaikan undangan
sejawat dalam melakukan sosialisasi sosialisasi
tentang pemasangan infuse di karnakan
jadwal dinas yang berbeda-beda

2 Kurangnya waktu dalam melaksanakan Membuat jadwal kegiatan dan


kegiatan aktualisasi karena wabah covid- melaksakan kegiatan sesuai jadwal
19 dengan efisien

3 Akses internet yang masih cukup kurang Modifikasi pemanfaatan sumber daya
atau sulit didaerah tempat tinggal dan yang ada guna melancarkan proses
tempat tugas penulis, sehingga agak pembuatan SOP
menghambat dalam mencari sumber
referensi dalam penyusunan SOP/SPO
4 Adanya perawat yang kurang kooperatif Melakukan pendekatan personal dengan
terhadap SOP pemasangan infuse memberikan penjelasan yang sistematis,
sehingga belum dilaksanakan dengan dan memiliki landasan tentang tujuan
efektif dan efisien dan manfaat yang diperoleh jika
melakukan pemasangan infuse sesuai
SOP

46
B. Hasil Aktualisasi

Tabel 3.2 hasil aktualisasi

No Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Kontribusi output / hasil Kontribusi


Kegiatan Kegiatan terhadap Penguatan Terhadap
NDS Visi Misi
Organisasi
1. Melakukan a.Menyiapkan Tersedianya a. Akuntabilitas : Konsultasi pada Dengan
konsultasi bahan konsultasi materi yang akan atasan sebelum memulai melakukan
dengan dikonsulkan kegiatan untuk mendapatkan konsultasi pada
Direktur kejelasan hasil yang akan direktur,
Rumah Sakit dicapai mendukung
untuk b. Nasionalisme: dalam melakukan misi :
mendapat konsultasi Penulis menghormati
“Senantiasa
persetujuan dan menghargai segala
meningkatkan
masukan dari pimpinan.
kualitas pelayanan
c. Etika Publik: Dalam
kepada pasien
berkonsultasi penulis bersikap
melalui peningkatan
sopan dan santun kepada
dan pengembangan
pimpinan.
kualitas dan
d. Komitmen Mutu Penulis
kuantitas sumber
menggunakan waktu
daya manusia dan
49
seefisien mungkin.
sarana/ prasarana
e. Anti Korupsi Dalam yang
berkonsultasi dengan pimpinan berkesinambungan”
penulis menjelaskan semua
tahapan kegiatan tanpa
mengurangi dari tahapan
tersebut.
b. Melaporkan disetujuinya dan a. Akuntabilitas: dalam
rancangan diperolehnya menyampaikan kegiatan
aktualisasi yang arahan dari dilakukan dan kesesuaian dengn
akan dilaksanakan pimpinan tentang tujuan
rencana aktualisasi b. Nasionalisme: Bermusyawarah
untuk mendapatkan saran atau
arahan dari pimpinan
c. EtikaPublik: Penulis selalu
Bersikap Sopan santun dan
mendengarkan arahan mentor
dengan teliti
d. Komitmen Mutu: Penulis
menjelaskan sesuai dengan isu
yang diangkat

50
e. Anti Korupsi: penulis
Menerapkan Nilai-nilai
kejujuran dan kerja keras dalam
melaporkan rancangan
aktualisasi

c. Menyiapkan tempat tersedianya tempat a. Akuntabilitas: rencana kegiatan


diadakannya akan diadakannya ini dikerjakan dengan penuh
sosialisasi sosialisasi tanggung jawab
b. Nasionalisme: Dalam
menyiapkan tempat diadakannya
sosialisasi penulis berkerjasama
oleh rekan-rekan sejawat.
c. Etika Publik: tempat yang akan
digunakan untuk sosialisasi telah
sesuai
d. KomitmenMutu: menyiapkan
tempat sosialisasi dengan tepat
waktu
e. Anti korupsi: Penulis
bertanggung jawab dalam
menyediakan tempat diadakannya
sosialisasi tersebut agar para

51
peserta nyaman dalam
berpartisipasi dalam jalannya
sosialisasi.

2. Melakukan a. Menyiapkan bahan Tersedianya SPO a. Akuntabilitas: Penulis Dengan melakukan


revisi sesuai revisi yang akan direvisi menyiapkan bahan revisi revisi sesuai SPO
SPO dengan penuh tanggung jawab pemasangan infus
pemasangan b. Nasionalisme : Dalam Bersama perwakilan
infuse bersama menyiapkan revisi SOP tak komite, mendukung
perwakilan lupa penulis berkonsultasi misi “Meningkatkan
Komite dengan tim mutu pelayanan pelayanan BLUD
c. Etika publik: revisi SOP yang rumah sakit konawe
disiapkan oleh penulis telah utara yang
sesuai dengan pedoman professional,
Rumah sakit berkualitas,
d. Komitmen mutu: Penulis bermutu dan
menyiapkan revisi SOP berorientasi pada
dengan tepat waktu keselamatan
e. Anti Korupsi: Tidak pasien”
mengurangi format SOP
perawatan luka yang
digunakan

52
b. Membuat konsep Tersedianya a. Akuntabilitas: adanya
yang sudah konsep yang sudah tanggungjawab untuk
direvisi direvisi menjelaskan konsep yang
sudah direvisi
b. Nasionalisme : meminta
bimbingan mentor dalam
membuat konsep yang sudah
direvisi
c. EtikaPublik : sopan, santun
dalam bersikap terhadap rekan
kerja
d. Komitmen mutu: penulis
cermat dan teliti dalam membuat
konsep yang sudah direvisi
e. Anti Korupsi : penulis
membuat konsep yang sudah
direvisi dengan jujur dan
transparansi.

c. Konsultasi dengan Mendapatkan a. Akuntabilitas : Dalam


pimpinan saran dari melakukan konsultasi kepada
pimpinan penulis memaparkan
53
pimpinan dengan detail tentang kejelasan
tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
b. Nasionalisme : Penulis
menghormati dan
menghargai segala masukan
dari pimpinan.
c. Etika publik : Dalam
berkonsultasi penulis bersikap
sopan dan santun kepada
pimpinan.
d. Komitmen mutu: Penulis
menggunakan waktu seefisien
mungkin.
e. Anti Korupsi : penulis selalu
transparansi dalam
berkonsultasi dengan pimpinan

d. .mensahkan SOP Tersedianya SOP a. Akuntabilitas : dapat


yang telah direvisi yang telah mempertanggungjawabkan apa
disahkan yang telah direvisi dan yang
telah disahkan
b. Nasionalisme : berkeja keras

54
dalam Menyusun apa yang telah
direvisi
c. Etika Publik : penulis selalu
bersikap sopan dan santun dalam
mensahkan SOP yang telah
direvisi
d. Komitmen mutu : teliti dan
professional dalam Menyusun
yang telah direvisi
e. Anti Korupsi : dalam
mensahkan SOP yang telah
direvisi penulis selalu jujur dan
transparansi

3. Melaksanakan a. Koordinasi kepada Disetujuinya a. Akuntabilitas : dapat Dengan adanya


Kepala ruangan IGD kegiatan dipertanggungjawabkan sesuai kegiatan
Sosialisasi
tentang kegiatan sosialisasi yang teori SOP sosialisasi SPO
prosedur
sosialisasi yang akan akan b. Nasionalisme: penulis bekerja pemasangan
pemasangan
dilaksanakan dilaksanakan keras dalam menyiapkan bahan infus yang sesuai
infuse sesuai
c. Etika Publik : selalu bersikap SOP mendukung
SPO
sopan dan satun dalam misi :
melaksanakan kegiatan Meningkatkan
pemasangan infus yang sesuai pelayanan BLUD

55
SOP rumah sakit konawe
d. Komitmen mutu: selalu teliti utara yang
dalam pelaksanaan kegiatan professional,
pemasangan infus yang sesuai berkualitas,
SOP bermutu dan
e. Anti korupsi : pelaksanaan berorientasi pada
kegiatan pemasangan infus yang keselamatan pasien
sesuai SOP dilakukan secara
transparansi

b. Mempersiapkan materiTersedianya a. Akuntabilitas: materi yang


sosialisasi materi sosialisasi disiapkan penuh dengan
Tanggung jawab
b. Nasionalisme: penulis
mempersiapkan materi dengan
penuh Kerja keras
c. Etika publik: dalam
mempersiapkan materi penulis
selalu mengedepankan sikap
sopan santun
d. Komitmen Mutu: materi yang

56
dibawakan sesuai dengan apa
yang telah disiapkan
e. Anti Korupsi: penulis
membawakan materi dengan
kejujuran

c. Melaksanakan Terlaksananya a. Akuntabilitas : dalam


kegiatan sosialisasi kegiatan sosialisasi melaksanakan kegiatan
pemasangan infus proses pemasangan sosialisasi dengan penuh
yang sesuai dengan infus yang sesuai Tanggungjawab
SOP dengan SOP b. Nasionalisme:Melaksanakan
sosialisasi dengan Kerja keras
c. Etika publik: dalam
menyampaikan materi penulis
senantiasa bersikap sopan dan
santun
d. Komitmen mutu:
membawakan materi sesuai
SOP yang telah direvisi
e. Anti Korupsi: materi
dibawakan dengan kejujuran
dan transparansi

57
d. Menyusun laporan Tersusunnya a. Akuntabilitas: laporan
hasil monitoring laporan hasil disusun dengan penuh
dan evaluasi monitoring dan tanggung jawab
sosialisasi evaluasi sosialisasi b. Nasionalisme : meminta
pemasangan infus bimbingan mentor dala,
penyusunan laporan
c. Etika publik: menyusun
laporan dengan kalimat yang
sopan dan baik
d. Komitmen mutu: dalam
Menyusun laporan hasil
penulis sangat cermat dan
teliti
e. Anti Korupsi: Saya membuat
laporan sesuai dengan apa yang
terjadi atau dengan kata lain
secara transparan

4. Melakukan a. Membuat format Tersedianya formata. Akuntabilitas: penulis membuat Dengan adanya
monitoring dan monitoring dan monitoring dan format monitoring dan evaluasi evaluasi
evaluasi pada evaluasi evaluasi pada perawat dengan penuh penerapan SPO
perawat tanggung jawab pemasangan
b. Nasionalisme: bekerjasama dan infuse
58
menggunakan bahasa Indonesia “Mendukung
yang baik dan benar misi
c. Etika Publik: mengaplikasian Meningkatkan
sikap sopan santun dalm proses pelayanan BLUD
evaluasi rumah sakit konawe
d. Komitmen Mutu: dalam utara yang
melakukan evaluasi penulis professional,
menggunakan waktu dengan berkualitas,
efisien bermutu dan
e. Anti Korupsi: penulis jujur berorientasi pada
dalam menyampaikan gagasan keselamatan
pasien”

b.Melaksanakan Termonitoringnya a. Akuntabilitas: dalam


monitoring dan penerapan memonitoring kegiatan penulis
evaluasi pemasangan pemasangan infus bertanggung jawab dalam
infus sesuai SOP dengan prinsip penerapan kegiatannya
steril dan SOP b. Nasionalisme:penulis selalu
menggunakan bahasa yang baik
dalam memonitoring kegiatan
c. Etikapublik: penulis selalu
bersikap sopan dan santun dalam

59
memonitoring kegiatan
d. Komitmen mutu: penulis selalu
cermat dan teliti dalam
memonitoring kegiatan
e. Anti Korupsi: menyajikan
hasil yang sebenarnya sesuai
dengan yang diperoleh dengan
jujur

c. Membuat laporan Terlaksananya a. Akuntabilitas: Menghasilkan


hasil monitoring dan monitoring dan data yang sesuai dan dapat
evaluasi pemasangan evaluasi dipertanggung-jawabkan
infus sesuai SOP pemasangan infus b. Nasionalisme: dalam
sesuai SOP melaporkan hasil evaluasi penulis
menggunakan Bahasa yang baik
dan sopan
c. c. Etika Publik:penulis membuat
hasil laporan monitoring dan
evaluasi tidak dijadikan
konsumsi publik
d. Komitmen Mutu: penulis
membuat hasil laporan yang

60
efektif
e. Anti Korupsi: melaporkan hasil
evaluasi dengan jujur dan
transparan

d. Melaporkan Tersedianya a. Akuntabilitas: Laporan hasil


hasilmonitoring laporan hasil monitoring dan evaluasi sebagai
dan evaluasi monitoring dan Pertanggungjawaban dari
pemasangan infus evaluasi kegiatan yang telah dilakukan
sesuai SOP pemasangan infus b. Nasionalisme: dalam membuat
sesuai SOP laporan meminta bimbingan
mentor dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar
c. Etika Publik: penulis menyusun
laporan dengan kalimat yang
sopan dan baik
d. Komitmen Mutu: laporan dibuat
sesuai data yang diperoleh di
lapangan
e. Anti Korupsi:penulis membuat
laporan dengan jujur dan

61
transparan

62
C. Deskripsi Kegiatan
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR

Berdasarkan hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan sejak tanggal 27 November 2020
s/d 16 Desember 2020 di BLUD Rumah Sakit Konawe Utara yang terdiri dari 4 kegiatan,
dengan rincian kegiatan disertai pembuktian kegiatan sebagai berikut :
Table 3.4 deskripsi kegiatan

Judul kegiatan No. 1 Melakukan konsultasi dengan Direktur


Rumah
Sakit untuk mendapat
persetujuan
Tgl pelaksanaan kegiatan 27 November-10 Desember
Daftar Lampiran bukti kegiatan / 1. Dokumentasi Menyiapkan bahan konsultasi
Evidence
kepada direktur BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara
2. Dokumentasi melaporkan rancangan
aktualisasi yang akan dilaksanakan
3. Dokumentasi meminta persetujuan dari
direktur
4. Dokumentasi lembar persetujuan
pelaksanaan aktualisasi

Uraian kegiatan yang dilaksanakan


1.Menyiapkan bahan konsultasi
a. Akuntabilitas, menyusun bahan rancangan SPO pemasangan infus merupakan tindakan
tanggung jawab untuk kepentingan bersama/publik dilakukan dengan kerja keras walau
jaringan internet sangat susah untuk membuka satu tab di chrome / google

b. Nasionalisme, membuat rancangan SPO pemasangan infus, dengan kata lain saya telah
mengaktualisasikan pengamalan pancasila sila ke 3, yaitu rela berkorban, untuk
kepentingan publik
c. Etika Publik, dalam penyusunan materi SPO pemasangan infus saya mengerjakan
dengan cermat saat penyusunan apa yang menjadi saran dari pimpinan harus dilakukan
d. Komitmen Mutu, dalam penyusunan bahan materi saya mengaktualisasikan nilai teliti

63
e. Anti Korupsi, menyusun materi pemasangan infus sumbernya dari referensi

Dokumentasi

Gambar 3.1.1 Menyiapkan bahan konsultasi

Analisis Dampak
Jika saya tidak menyiapakan bahan konsultasi aktualisasi maka pimpinan rumah sakit tidak
akan mengetahui tahap-tahap kegiatan apa saja yang akan saya lakukan pada saat
melakukan aktualisasi diruang IGD

2. Melaporkan rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan

a. Akuntabilitas, dalam melakukan konsultasi pertama saya meminta izin terlebih dahulu
memperlihatkan surat aktualisasi/habituasi serta menerangkan target dan waktu
penyelesaian kegiatan aktualisasi

b. Nasionalisme, dalam melakukan konsultasi saya menggunakan bahasa Indonesia,


terjadi pengaktulisasian dari Sila Pancasila sila ke 4 yaitu saya melakukan diskusi
tentang penerapan komunukasi terapeutik di rawat inap, diperolehnya mufakat tentang
kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan

c. Etika Publik, ketika bertemu dengan atasan saya mengetuk pintu, memberi salam,
menggunakan bahasa yang sopan, lemah lembut, dan memperhatikan apa yang
dijelaskan

d. Komitmen Mutu, sebelum konsultasi saya menyiapkan apa yang perlu diperlihatkan
64
saat konsultasi mencatat apa yang disarankan sehingga konsultasi dapat berlangsung
efektif dan efisien

e. Anti Korupsi, saya berinisiatif melakukan konsultasi tentang penerapan komunukasi


terapeutik, wujud dari kepedulian terhadap peningkatan kualitas pelayanan

Dokumentasi

Gambar 3.1.2 Konsultasi dengan direktur untuk mendapat persetujuan

Analisis Dampak
Jika saya tidak melaporkan rancangan aktualisasi yamg akan dilaksanakan , maka
direktur rumah sakit tidak akan mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan
sehingga saya tidak dapat mempertanggung jawabkan aktualisasi saya.

3. Meminta persetujuan dari direktur

a. Akuntabilitas, dalam meminta persetujuan kepada direktur, mentor, saya menerapkan


nilai tanggung jawab atas rencana aktualisasi yang akan saya akan lakukan dengan
mengaktualisasikan nilai melaksanakan tugas dengan baik dan benar.

b. Nasionalisme, saya meminta persetujan dengan cara konsultasi / musyawarah


/ diskusi dengan pimpinan, dan mentor.
c. Etika Publik, saat mmeminta persetujuan rancangan menggunakan bahasa Indonesia

65
dengan sopan santun. Dari tindakan saya mengandung nilai dasar Etika Publik, yaitu
menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

d. Komitmen Mutu, Saya menjelaskan rangkaian kegiatan aktualisasi kepada pimpinan


secara efektif dan jelas.
e. Anti Korupsi, Saya bersikap jujur kepada pimpinan dalam menyampaikan
rancangan aktualisasi yang dilaksanakan

Dokumentasi
Gambar 3.1.4 meminta persetujuan dari direktur

66
Gambar 3.1.5 Lembar Persetujuan Pelaksanaan Aktualisasi
Analisis Dampak
Jika saya tidak meminta persetujuan aktualisasi kepada direktur rumah sakit, maka
akan terjadi kesalapahaman karena tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi sehigga
sikap jujur dan tanggung jawab tidak diterapkan.
A. Kedudukan dan Peran ASN

Konsultasi dengan Pimpinan/Mentor dilakukan dengan antusias (passionate), cara


terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas
program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public
dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan konsultasi pada direktur, mendukung misi “Senantiasa
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien melalui peningkatan dan pengembangan
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dan sarana/ prasarana yang
berkesinambungan”
C. Analisis Manfaat

Terlaksananya kegiatan melakukan konsultasi dengan direktur dapat menentukan


terlaksananya kegiatan aktualisasi, sehingaa memberikan kepastian pelaksanaan kegiatan
aktualisasi di ruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

67
Tabel 3.2 Kegiatan Aktualisasi II
Melakukan revisi sesuai SPO pemasangan
Judul kegiatan No. 2
infuse bersama perwakilan Komite

Tanggal pelaksanaa kegiatan 10 Desember – 11 Desember 2020


1. Dokumentasi menyiapkan bahan revisi
Daftar lampiran bukti
2. Dokumentasi Membuat konsep yang sudah
kegiatan / evidence direvisi (revisi SPO)
3. Dokumentasi Konsultasi dengan pimpinan
4. Dokumentasi mensahkan SPO
(membagikan SPO pemasangan infuse
di ruang IGD)
Uraian kegiatan yang dilaksanakan

1. Menyiapkan bahan revisi

a. Akuntabilitas, menyiapkan vahan revisi sebagai bentuk tanggung jawab demi kelancaran
kegiatan revisi yang akan saya lakukan.
b. Nasionaisme, dalam melakukan revisi dengan perwakilan komite keperawatan saya
menerapkan nilai meghargai setiap saran dan masukkan
c. Etika Publik, saya konsultasi dengan revisi terkait materi spo pemasangan infus
menerapkan sopan santun, menggunakan nada suara yang halus saat berbicara,
mendengarkan dengan penuh perhatian sebagai bentuk penghargaan
d. Anti Korupsi, saya mengaktualisasikan nilai jujur dalam meminta persetujuan
kepada perwakilan komite untuk revisi spo pemasangan infus.
e. Komitmen Mutu, sebelum meminta persetujuan dengan perwakilan komite saya
terlebih dahulu mencari materi spo pemasangan infus sehingga saat pertemuan
berlangsung lebih tepat sasaran, efektif, efisien sehingga maksud dan tujuan dapat
tersampaikan dengan baik

68
Sehingga perwakilan komite setuju dan memberi dukungan atas pelaksanaan kegiatan
ini

Dokumentasi

Gambar 3.2.1 menyiapkan bahan revisi

Analisis Dampak

Jika saya tidak menyiapkan bahan revisi maka saya tidak bisa dan belum siap
umtuk melakukan kegiatan revisi SPO pemasangan infus.
2. Bersama-sama Komite melakukan revisi SPO pemasangan infus

a. Akuntabilitas, melakukan revisi SPO pemasangan infuse merupakan tindakan


tanggung jawab untuk kepentingan bersama/public.
b. Nasionalisme, mengumpulkan materi revisi SPO pemasangan infuse saya telah
mengaktualisasikan pengamalan pancasila sila ke 3, yaitu rela berkorban, untuk
kepentingan publik
c. Etika Publik, dalam penyusunan materi revisi SPO pemasangan infuse saya
mengerjakan dengan cermat, saat penyusunan apa yang menjadi saran dari pimpinan
harus dilakukan
d. Komitmen mutu dalam penyusunan bahan materi saya mengaktualisasikan nilai
dengan sangat teliti
e. Anti Korupsi, menyusun materi revisi SPO pemasangan infuse sumbernya dari
referensi terpercaya tanpa mengurangi atau menambah

69
Dokumentasi

Gambar 3.2.2 melakukan konsultasi dan revisi SPO pemasangan


infus

70
Analisis Dampak
Jika saya tidak melakukan revisi SPO pemasangan infuse bersama perwakilan komite
keperawatan maka hasil yang ingin dicapai tidak akan tercapai,sehingga dapat menghambat
kegiatan aktualisasi saya dan tidak menerapkan sifat tanggung jawab dan konsisten.
3. Mencetak & Membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang IGD

a. Akuntabilitas:Mencetak & Membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang IGD


menunjukan tanggung jawab saya dalam melakukan kegiatan aktualisasi saya.
b. Nasionalisme: Saya membuat SPO pemasangan infuse dengan menggunakan bahasa yang
baik dan sopan
c. Etika Publik: Membagiakn SPO pemasangan infuse dengan menggunakan bahasa yang
baik dan sopan
d. Komitmen Mutu: Mencetak SPO pemasangan infuse dengan Teliti, Cermat.
e. Anti Korupsi: Dalam membagikan SPO pemasangan infuse dengan jujur.
Dokumentasi

Gambar 3.2.3 Mensahkan sekaligus Mencetak SPO


pemasangan infuse

71
Gambar 3.2.4 mensahkan SPO dan Membagikan SPO pemasangan
infuse di Ruang IGD

Analisis Dampak
Jika saya tidak mencetak & membagikan SPO pemasangan infuse di Ruang IGD
berarti saya tidak menunjukkan rasa tanggung jawab.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pertemuan dengan perawat dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik
(progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas
program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan
public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya revisi SPO pemasangan infus mendukung misi “Meningkatkan
pelayanan BLUD rumah sakit konawe utara yang professional, berkualitas,
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien

C. Analisis Manfaat

Terlaksananya kegiatan melakukan revisi SPO pemasangan infuse bersama


perwakilan komite keperawatan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi
tenaga kesehatan dalam pelayanan keperawatan di ruang IGD

72
Tabel 3.3 Kegiatan Aktualisasi III

Melaksanakan Sosialisasi prosedur pemasangan


Judul kegiatan No. 3
infuse sesuai SPO

12 Desember – 14 Desember 2020


Tanggal pelaksanaan Kegiatan

Daftar Lampiran bukti 1. Dokumentasi koordinasi dengan kepala ruangan


kegiatan / Evidence igd
2. Dokumentasi menyiapkan materi sosialisasi
3. Dokumentasi melaksanakan sosialisasi
4. Dokumentasi Menyusun laporan hasil

Uraian kegiatan yang dilaksanakan

1. Menyiapkan alat dan bahan sosialisasi berupa slide presentasi serta alat-alat lainnya

a. Akuntabilitas, dalam menyiapkan alat dan bahan sosialisasi merupakan siakap tanggung
jawab.
b. Nasionalisme, penulis kerja keras dalam menyiapkan bahan.
c. Etika Publik, dalam tahap ini saya menerapkan nilai menghargai komunikasi, konsultasi,dan
kerjasama.
d. Komitmen Mutu, penulis Cermat, teliti, professional.
e. Anti Korupsi, penulis Jujur melaksanakan tugas.

73
Gambar 3.3.1 koordinasi dengan kepala ruangan IGD

Analisis Dampak

Jika saya tidak menyiapkan alat dan bahan sosialisasi berupa slide presentasi
serta alat-alat lainnya maka kegiatan sosaialisasi tidak akan terlaksana.
2. Menyiapkan materi sosialisasi
a. Akuntabilitas, dalam mempersiapkan materi sosialisasi, saya menerapkan nilai
tanggung jawab.
b. Nasionalisme, saya mempersiapkan materi sosialisasi dengan cara konsultasi /
musyawarah / diskusi dengan perwakilan komite keperawatan.
c. Etika Publik, saat mempersiapkan materi sosialisasi menggunakan bahasa
Indonesia dengan sopan santun.
d. Komitmen Mutu, saya mempersiapkan materi sosialisasi secara efektif dan jelas.
e. Anti Korupsi, Saya bersikap jujur dalam mempersiapkan materi sosialisasi yang
telah direvisi bersama perwakilan komite keperawatan.

74
Dokumentasi

Gambar 3.3.2 menyiapkan materi sosialisasi

Analisis Dampak

Jika saya tidak mempersiapkan materi sosialisasi, maka pada saat melakukan
sosialisasi kemungkinan ada beberapa materi yang dapat terlewatkan, dan
materi yang disiapkan disesuaikan juga dengan kontrak waktu yang akan
dilaksanakan pada saat sosialisasi di ruang IGD RSUD BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara.
3. Membuat surat undangan dan daftar hadir
a. Akuntabilitas, Surat undangan menunjukan keseriusan saya mengundang perawat
untuk mengikuti kegiatan sosialisasi.
b. Nasionalisme, Saya membuat surat dengan menggunakan bahasa yang baik dan
sopan
c. Etika Publik, Dengan surat resmi menunjukan rasa hormat dalam mengundang
peserta sosialisasi
d. Komitmen Mutu, Saya membuat surat dengan Teliti, Cermat, dan Sesuai
Prosedur pembuatan surat undangan
e. Anti Korupsi, Dalam surat undangan telah ditetapkan waktu pelaksaan sosialisas

75
dokumentasi

Gambar 3.3.3 Membuat surat undangan dan daftar hadir

76
Analisis Dampak

Jika saya tidak membuat undangan sosialisasi berarti saya tidak menunjukkan rasa
hormat dalam mengundang peserta sosialisasi. Dan daftar hadir jika tidak dibuat, maka
bukti kegiatan sosialisasi itu tidak ada.

4. Menyusun laporan hasil sosialisasi

a. Akuntabilitas: Saya membuat laporan sebagai kejelasan dan pertanggung


jawaban dalam kegiatan yang telah dilakukan.

b. Nasionalisme: dalam menyusun laporan saya melakukan konsultasi dengan mentor


saya menerapkan nilai meghargai setiap masukkan

c. Etika Publik: dalam menyusun laporan,saya menggunakan kalimat yang baik dan benar

d. Komitmen Mutu: laporan sosialisasi saya buat dan menyusunnya sesuai dengan yang
diperoleh di lapangan

e. Anti Korupsi: Saya membuat laporan sesuai dengan apa yang terjadi atau dengan kata lain
secara transparan

Dokumentasi

Gambar 3.3.4 Sosialisasi dan Menyusun laporan hasil sosialisasi

77
Analisa dampak
Jika saya tidak menyusun laporan hasil sosialisasi maka evaluasi yang diharapkan tidak tercapai
dalam membuat laporan aktualisasi saya.
A. Kedudukan dan Peran ASN

Pertemuan dengan perawat dilakukan dengan antusias (passionate), cara terbaik


(progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas dengan lintas program,
pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu hasil pelayan public dan kerjasama
yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya kegiatan sosialisasi SPO pemasangan infus pada perawat mendukung misi
“Meningkatkan pelayanan BLUD rumah sakit konawe utara yang professional,
berkualitas, bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien”

Analisis Manfaat

Terlaksananya kegiatan melakukan sosialisasi pada perawat untuk meningkatkan


pemahaman dan kompetensi tenaga kesehatan dalam pelayanan keperawatan di IGD.

Tabel 3.4 Kegiatan Aktualisasi IV


Judul kegiatan No. 4 Melakukan monitoring dan evaluasi pada perawat
Tanggal pelaksanaan Kegiatan 15 Desember – 16 Desember 2020
Daftar Lampiran bukti kegiatan / 1. Dokumentasi Melakukan konsultasi dengan
Evidence mentor
2. Dokumentasi monitoring penerapan
pemasangan infuse dengan prinsip steril
3. Dokumentasi mengolah data
Uraian kegiatan yang dilaksanakan

1.Melakukan konsultasi dengan mentor

a.Akuntabilitas, dalam berkonsultasi kepada mentor, saya menerapkan nilai tanggung jawab
atas evaluasi yang akan dilaksanakan.

b. Nasionalisme, saya meminta persetujan dengan cara konsultasi / musyawarah / diskusi


dengan mentor.
c. Etika Publik, saat mmeminta persetujuan rancangan menggunakan bahasa Indonesia dengan

78
sopan santun. Dari tindakan saya mengandung nilai dasar Etika Publik, yaitu menghargai
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

d.Komitmen Mutu, Saya menjelaskan rencana evaluasi yang akan saya lakukan secara efektif
dan jelas

e. Anti Korupsi, saya bersikap jujur dalam menyampaikan gagasan

Dokumentasi

Gambar 3.4.1 Melakukan konsultasi dengan mentor

Analisis Dampak

Jika saya tidak berkonsultasi kepada Mentor dengan tidak sopan santun dan tidak
hormat maka kemungkinan Mentor tidak akan nyaman dengan kedatangan saya dan beliau
tidak akan mengetahui kegiatan yang akan saya laksanakan serta terjadi kesalapahaman karena
tidak ada komunikasi dan interaksi yang terjadi.
2. Monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril

79
a. Akuntabilitas: saya bertanggung jawab dalam dalam membuat evaluasi, untuk mengetahui
pemahaman perawat tentang SPO pemasangan infuse.
b. Nasionalisme: dalam monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril saya
kerja sama dengan perawat yang lain.
c. Etika Publik: dalam tahap ini saya menerapkan nilai menghargai komunikasi, kerjasama
antar perawat.
d. Komitmen Mutu: dalam mempersiapkan pemasangan infus saya menggunakan waktu
secara efektif dan efisien
e. Anti Korupsi: penuh ketelitian dan jujur terhadap dalam penerapan pemasangan infuse
dengan prinsip steril.

Dokumentasi

80
Gambar 3.4.2 Monitoring penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril
Analisis Dampak
Jika saya tidak memonitor penerapan pemasangan infuse dengan prinsip steril, maka saya tidak
akan dapat mengukur seberapa jauh pemahaman perawat mengenai penerapan pemasangan
infuse dengan prinsip steril dan sejauh mana telah diterapkan di ruang IGD.
3. Mengolah data dan membuat laporan kegiatan evaluasi
a. Akuntabilitas: saya melaksanakan evaluasi pada perawat dan Mampu
mempertanggung-jawabkan hasil evaluasinya

81
b. Nasionalisme: Saya melaksanakan evaluasi dengan Kejujuran dan Berkeadilan
c. Etika Publik: ketika melakukan interaksi kepada pasien, saya menggunakan bahasa sopan
santun dan saling menghargai
d. Komitmen Mutu: saya menyampaikan hasil sesuai dengan standar yang diharapkan
e. Anti Korupsi: hasil evaluasi di buat jujur, transparan dan bertanggung jawab

Dokumentasi

Gambar 3.4.3 Mengolah data dan membuat laporan kegiatan evaluasi

82
Setelah melakukan monitoring pada perawat tahap selanjutnya yaitu melakukan
evaluasi, dari hasil monitoring yang dilakukan dengan menggunakan daftar tilik hasil yang
didapatkan yaitu perawat patuh dalam menerapkan prinsip steril pada pemasangan infuse

Cara menghitung Compliance Rate/ CR


Compliance Rate / CR adalah ukuran tingkat kepatuhan petugas dalam melakukan kegiatan
dengan SOP yang sudah dibuat. Cara menghitung CR adalah sebagai berikut :

Jumlah jawabanYA
COMPLIANCE RATE = x 100 %
Jumlah jawaban YA +Tidak

Standar mutu kepatuhan petugas :


a. Patuh apabila nilai CR ≥80%
b. Tidak patuh apabila CR ≤ 20%

Persentase YA pada dafar tilik penerapan SPO pemasangan infus

Jumlah YA pada tahapan penerapan SPO pemasangan infus


total jawaban YA + total jawaban TIDAK x 100 %

Hasil Penilaian YA: 185

185
x 100 %=82,71 %
221

 Persentase Tidak pada dafar tilik penerapan SPO pemasangan infus


Jumlah TIDAK pada tahapan penerapan SPO pemasangan infus
total jawaban YA + total jawaban TIDAK x 100 %

Hasil Penilaian TIDAK :36

36
x 100 %=16,28 %
221

Dari hasil persentase diatas terlihat jelas penerapan SPO pemasangan infus di
ruang IGD sudah baik, dilihat dari hasil persentase tahap penerapan SPO pemasangan
infus yang sudah dilakukan sebanyak 82, 71 %, sedangkan persentase tahap pemasangan
infuse yang tidak sesuai dengan SPO sebanyak 16,28 %.

83
Analisa dampak
Jika saya tidak melakukan pengolahan data evaluasi, maka saya tidak
bertanggung jawab karena tidak dapat mengukur pemahaman perawat dalam penerapan
SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril pada pasien di ruang IGD.
A. Kedudukan dan Peran ASN
Pelaksanaan mengolah data evaluasi dilakukan dengan antusias (passionate),
cara terbaik (progressive), dan penuh kesabaran (patience) sebagai wujud sinergitas
dengan lintas program, pimpinan, dan mentor (WoG) agar optimalisasi kualitas mutu
hasil pelayan public dan kerjasama yang optimal tercapai.
B. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Dengan adanya evaluasi penerapan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril
mendukung misi “Meningkatkan pelayanan BLUD rumah sakit konawe utara yang
professional, berkualitas, bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien”

C. Analisis Manfaat
Pelaksanaan kegiatan evaluasi kepada perawat IGD dapat mengetahui sejauh mana
perawat telah menerapkan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril sehingga dapat
mencegah terjadinya phlebitis sehingga mampu menyediakan sumber daya manusia yang
mampu berkompetensi dan profesional dibidangnya.

Kendari, Januari 2020

Peserta

(NELSIANTI ,S.Kep, Ners )


NIP. 19931205 201903 2 018

84
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi “optimalisasi pencegahan


phlebitis pada pemasangan infuse sesuai SPO di ruang IGD BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara” maka penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :
1. Penerapan SPO pemasangan infuse sesuai SPO di ruang IGD BLUD Rumah Sakit
Konawe Utara sudah berjalan dengan baik, di mana perawat sudah mampu
mengimplementasikan SPO pemasangan infuse sesuai SPO dengan baik kepada
pasien, berdasarkan data dari evaluasi yang telah dilakukan sebanyak 82, 71 %
perawat telah melakukan penerapan SPO pemasangan infuse dengan prinsip steril.
2. Dalam pelaksanaan tahap aktualisasi ini peserta Diklatsar dapat mengimplementasikan
nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti
korupsi (ANEKA) dalam setiap kegiatan.
B. Saran
Adapun saran dari penulis dalam rancangan aktualisasi ini adalah
1.Sebagai seorang ASN kita harus mengetahui tupoksi kita sesuai dengan profesi yang
kita jalani saat ini.
2.Untuk perawat IGD sebaiknya menerapkan SPO pemasangan infuse dalam
memberikan asuhan keperawatan dalam hal ini untuk mengurangi tingkat kejadian
infeksi nosokomial akibat phlebitis di RSUD Konawe Utara.
C. Rencana Tindak Lanjut
SPO pemasangan infuse pada saat ini diterapkan di ruang IGD, setelah kegiatan
aktualisasi untuk kedepannya akan diterapkan diseluruh ruang pelayanan seperti di
Ruang kebidanan, ruang anak, dan ruang rawat inap.

85
DAFTAR PUSTAKA

AgusPurwanto dkk.2017.“PELAYANAN PUBLIK” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta


: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 35 Tahun 2019. Jabatan Fungsional
Perawat. Jakarta: Kementrian dalam negeri.
Elly Fatimah dkk. 2017. “MANAJEMEN ASN” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan Golongan
III; Akuntabilitas, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan Golongan
III; Nasionalisme, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan Golongan
III; Etika Publik, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan Golongan
III; Komitmen Mutu, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2014), Modul Diklat Prajabatan Golongan
III; Anti Korupsi, Jakarta; Lembaga Administrasi Republik Indonesia
Republik Indonesia, 2014, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Jakarta: Sekretariat Negara
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Yogi, Suwarno dkk.2017.“WHOLE OF GOVERNMENT” Modul Pelatihan Dasar Calon PNS”.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesi

86
LAMPIRAN
Lembar monitoring pemasangan infus sesuai SOP
Nama perawat :
Ruang : IGD
No Aspek yang dinilai Dilakukan

Ya Tidak
Persiapan Alat :
1. Alat pelindung diri ( APD)
2. Infus set steril
3. Cairan yang diperlukan
4. Kain kasa steril dalam tempatnya (jika diperlukan)
5. Kapas alcohol dalam tempatnya / alcohol swab
6. Plester
7. Gunting
8. Bengkok / nierbecken
9. Infuset lengkap dengan gantungan infus
10. Perlak kecil
11. Tali pembendung / Tourniquet
12. Spalak (jika perlu)
1 Alat tulis
3
Prosedur pelaksanaan
1 Identifikasi pasien
2 Jelaskan tentang tujuan dan prosedur Tindakan
3 Cuci tangan
4 Dekatkan alat yang akan digunakan
5 Hubungkan infus set pada cairan infus
6 Gunakan handscoon
7 Menentukan area vena yang akan dilakukan penusukan IV
8 Pasang perlak
9 Pasang tourniquet 15cm diatas vena yang akan ditusuk
10 Disinfeksi daerah yang akan dilakukan dengan alcohol dengan
diameter 3 cm
11 Bila sudah berhasil darah akan keluar atau dapat dilihat di IV
kateter, lalu mandrin dicabut sambil menekan kulit bagian ujung
jarum
12 Sambungkan ujung selang infus dengan ujung IV kateter
13 Bila tetesan lancer, pangkal jarum diletakkan pada kulit dengan
plester
14 Aturan tetesan infus sesuai program yang telah ditentukan
15 Tutup lokasi pemasangan infus dengan tegaderm
16 Rapikan pasien dan atur posisi pasien sneyaman mungkin
17 Evaluasi respon pasien terhadap pemasangan infus
18 Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula
19 Perawat melepas sarung tangan dan mencuci tangan
20 Lakukan dokumentasi dnegan lengkap dicatatan perawatan
TOTAL
HASIL TABULASI DATA EVALUASI PERAWAT DALAM PEMASANGAN INFUS
SESUAI SPO DIRUANG IGD BLUD RUMAH SAKIT KONAWE UTARA

No Nama Perawat Jawaban

Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
7
jumlah

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PEMASANGAN INFUS
Hari / tanggal : Senin, 14 Desember 2020
Jam : 09.00-selesai
Pokok bahasan : SOP pemasangan infus
Sasaran : Perawat
Tempat : ruangan IGD

I. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti pengajaran perawat mampu melakukan pemasangan infus
sesuai SPO dalam memberikan asuhan keperawatan
II. Tujuan pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pengajaran perawat mampu memahami :
1. Pengertian pemasangan infus
2. Tujuan pemasangan infus
3. Manfaat pemasnagan infus
4. SPO pemasangan infus
III. Media dan alat
1. LCD
2. Laptop
IV. Metode
Ceramah

LAPORAN EVALUASI PEMASANGAN INFUS

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pemasangan infus merupakan Tindakan ini dilakukan pada klien yang
memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infuse dapat
diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat.
Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan
atau zat-zat makanan dari tubuh
2. Tujuan pemasangan infus
Tujuan pemasnagan infus mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral. Memperbaiki keseimbangan asam basa,
memperbaiki volume komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk untuk
pemberian obat-obatan kedalam tubuh, memonitor tekan Vena Central (CVP),
memberikan nutrisi pada system pencernaan diistrahatkan
3. Indikasi pemasangan infus
Indikasi pemasangan infus Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang
memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena Untuk memberikan
respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin) Pasien yang
mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena Pasien
yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit Pasien yang
mendapatkan tranfusi darah Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena
untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat) Upaya
profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan
cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba),
sehingga tidak dapat dipasang jalur infus. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien
dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.
4. Kontraindikasi
Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci
darah). Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
5. Persiapan Alat
Standar infuse Set infuse Cairan sesuai program medic Jarum infuse dengan
ukuran yang sesuai Pengalas Torniket Kapas alcohol Plester Gunting Kasa steril Betadin
Sarung tangan
6. Prosedur kerja
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan Pemasangan infus | dok. Aristianto Cuci
tangan Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infuse Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan
hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara
selang keluar Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan
penginfusan Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi
atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular ( bila sadar ) Gunakan sarung tangan steril Disinfeksi daerah yang akan ditusuk
dengan kapas alcohol Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di
bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas Perhatikan keluarnya
darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil
meneruskan tusukan ke dalam vena Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau
dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan
slang infuse Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang
diberikan Lakukan fiksasi dengan kasa steril Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
infus serta catat ukuran jarum Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
7. Dokumentasi
Pendokumentasian keperawatan harus jelas : waktu pemasangan tipe cairan
Tempat insersi (melalui IV) Kecepatan aliran (tetesan/menit) Respon klien setelah
dilakukan tindakan pemasangan infuse

Wanggudu, Januari 2020

NELSIANTI, S.Kep., Ners


Nip : 19931205 201903 2 018
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Jln. PorosKendari-Asera, DesaLahimbua, KecAndowia. 93353
No. Telp 085345432016 Email:bludrs_konut@yahoo.com

LEMBAR PERSETUJUAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : dr. Dewi Sarli Tombili, Sp. PD

NIP : 19811021 200903 2 005

Jabatan : Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

Nama : NELSIANTI, S.KEP., NERS

NIP : 19931205 201903 2 018

Pangkat/ Gol : Penata Muda, III/a

Instansi : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

Untuk melakukan kegiatan aktualisasi sesuai dengan rancangan aktualisasi peserta yang telah
diseminarkan pada tanggal 1 November 2020 di Hotel Srikandi sesuai judul yang telah di pilih
“Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan Infus Melalui Penerapan SPO
diruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”. Pelaksanaan aktualisasi mulai tanggal 20
November sampai 20 Desember 2020.

Demikian surat izin ini untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Wanggudu, November 2020


Direktur

dr. Dewi Sarli Tombili, Sp. PD


Nip. 19811021 200903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Jln. PorosKendari-Asera, DesaLahimbua, KecAndowia. 93353
No. Telp 085345432016 Email:bludrs_konut@yahoo.com

LEMBAR PERSETUJUAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ira Andriyani, S.Kep.,Ns

NIP : 1981121 200903 2 004

Jabatan : Kepala Seksi Keperawatan

Dengan ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :

Nama : NELSIANTI, S.KEP., NERS

NIP : 19931205 201903 2 018

Pangkat/ Gol : Penata Muda, III/a

Instansi : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

Untuk melakukan kegiatan aktualisasi sesuai dengan rancangan aktualisasi peserta yang telah
diseminarkan pada tanggal 1 November 2020 di Hotel Srikandi sesuai judul yang telah di pilih
“Optimalisasi Pencegahan Plebitis pada Pemasangan Infus Melalui Penerapan SPO
diruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara”. Pelaksanaan aktualisasi mulai tanggal 20
November sampai 20 Desember 2020.

Demikian surat izin ini untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Wanggudu, November 2020


Mentor

Ira Andriyani, S.Kep.,Ns


Nip. 1981121 200903 2 004
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Jln. PorosKendari-Asera, DesaLahimbua, KecAndowia. 93353
No. Telp 085345432016 Email:bludrs_konut@yahoo.com

Wanggudu, 23 November 2020


Nomor :
Lampiran :- Kepada,
Perihal : Undangan Sosialisasi “SOP Pemasangan Infus” Yth.Seluruh Staf Perawat
IGD BLUD Rumah Sakit Konawe
Utara

di-
TEMPAT

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Habituasi CPNS, kami bermaksud mengadakan sosialisasi
“SOP pemasangan Infus”. Sehubungan dengan kegiatan ini kami mengundang bapak/ibu untuk
menghadiri sosialisasi yang akan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 23 November 2020
Waktu : 09.00 WITA-Selesai
Tempat : Ruang IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

Demikian undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima
kasih.

Mengetahui,
Direktur BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

dr. Dewi Sarli Tombili, Sp. PD


Nip. 19811021 200903 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA
Jln. PorosKendari-Asera, DesaLahimbua, KecAndowia. 93353
No. Telp 085345432016 Email:bludrs_konut@yahoo.com

DAFTAR HADIR SOSIALISASI PEMASANGAN INFUS SESUAI SPO DI RUANG IGD BLUD
RUMAH SAKIT KONAWE UTARA

Hari / tanggal :
Waktu :
Tempat :
Agenda :

No Nama Jabatan

Wanggudu, Desember 2020

Nelsianti, S.Kep.,Ners
Nip: 19931205 201903 2 018
Formulir 1.B

JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI

Nama Peserta : NELSIANTI, S.Kep, Ners


Unit Kerja : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
Waktu : Desember 2020
November Desember
No kegiatan tahapan kegiatan
23 24 25 26 27 28 29 30 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Melakukan a. Menyiapkan bahan
konsultasi konsultasi
dengan b.Melaporkan
Direktur rancangan aktualisasi
1
RumahSa yang akan
kit untuk c.Menyiapkan tempat
mendapat diadakannya
persetujuan sosialisasi
Melakukan a.Menyiapkan bahan
revisisesuai revisi
SPO b.Membuat konsep
pemasangan yang sudah direvisi
2
infuse c.Konsultasi dengan
bersama pimpinan
perwakilan d. mensahkan SOP
Komite yang telah direvisi
a. Koordinasi kepada
Kepala ruangan IGD
tentang kegiatan
sosialisasi yang akan
dilaksanakan
Melaksanak
b.Mempersiapkan
an
materi sosialisasi
Sosialisasi
3 prosedur c.Melaksanakan
pemasangan kegiatan sosialisasi
infuse pemasangan infus
sesuai SPO yang sesuai dengan
SOP
d.Menyusun laporan
hasil monitoring dan
evaluasi sosialisasi
pemasangan infus
a. Membuat format
monitoring dan
evaluasi
b.Melaksanakan
monitoring dan
Melakukan
evaluasi pemasangan
monitoring
infus sesuai SOP
dan
4 c. Membuat laporan
evaluasi
hasil monitoring dan
pada
evaluasi pemasangan
perawat
infus sesuai SOP
d.Melaporkan
hasilmonitoring dan
evaluasi pemasangan
infus sesuai SOP
Formulir 1.A
RANCANGAN AKTUALISASI
Nama Peserta Nelsianti, S.Kep.,Ners
Tugas/Jabatan (sesuai PERAWAT AHLI PERTAMA
formasi)

1.
PROFIL LEMBAGA
A Nama Satuan Kerja BLUD Rumah Sakit Konawe Utara
B Visi Organisasi Menjadi rumah sakit terbaik pilihan masyarakat
konawe utara yang berkomitmen penuh pada
pelayanan yang professional dan tulus serta
berdedikasi pada keselamatan dan kesehatan
pasien
C Misi Organisasasi 5. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
professional, berkualitas, bermutu dan
berorientasi pada keselamatan pasien
6. Senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
kepada pasien melalui peningkatan dan
pengembangan kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia dan sarana/ prasarana yang
berkesinambungan
7. Terciptanya lingkungan kerja yang dinamis, sehat
dan harmonis melalui penyelenggaraan
manajemen rumah sakit yang terpercaya dan
transparan disertai upaya peningkatan
kesejahteraan karyawan/ pegawai rumah sakit

D Nilai-nilai Organisasi Professional, Tulus dan Berdedikasi


E Struktur Organisasi
(Lampiran dalam bentuk bagan)
pada Satuan Kerja
F Tugas Satuan Kerja e. perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan
khususnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit;
f. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang kesehatan khususnya
di Rumah Sakit;
g. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
kesehatan khususnya pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

G. Tugas Unit/Atasan Membantu Direktur RSUD dalam penyiapan bahan


Langsung/ Mentor perumusan kebijakan dan pelaksanaan urusan asuhan
keperawatan, sesuai rencana dan program kegiatan yang
telah ditetapkan.

2.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN
ALTERNATIF SOLUSI
No Uraian Kendala/ Antisipasi/
Tugas Permasalahan Solusi
1 2 3 4

1 Melakukan Sulit untuk mengumpulkan Membuat dan


Sosialisasi teman-teman sejawat dalam menyampaikan
pada perawat melakukan sosialisasi undangan sosialisasi
tentang pemasangan infuse
di karnakan
jadwal dinas yang berbeda-
beda
2 Melaksanak Adanya perawat yang Melakukan pendekatan
an evaluasi kurang kooperatif terhadap personal dengan
pada SOP pemasangan infuse memberikan penjelasan
perawat sehingga belum yang sistematis, dan
dilaksanakan dengan efektif memiliki landasan
dan efisien tentang tujuan dan
manfaat yang diperoleh
jika melakukan
pemasangan infus
sesuai SOP
3.
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI SESUAI NILAI-NILAI DASAR PNS
NO KEGIATAN NILAI DASAR YANG AKAN DIAKTUALISASIKAN
YANG AKAN DALAM KEGIATAN: AKUNTABILITAS,
DILAKUKAN NASIONALISME, ETIKA PUBLIK, KOMITMEN
MUTU, ANTI KORUPSI
1 Melakukan konsultasi 1. ETIKA PUBLIK
kepada direktur Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan
BLUD Rumah Sakit hormat kepada pimpinan
Konawe Utara untuk 2. KOMITMEN MUTU
mendapat Dalam kegiatan ini dapat meningkatkan efektif dan
persetujuan efisiensi kerja
3. AKUNTABILITAS
Kegiatan ini dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab
4. ANTI KORUPSI
Berkerja dengan jujur sehingga dapat
mengefisienkan biaya
2 Melakukan revisi 1. ETIKA PUBLIK,
sesuai SPO Disiplin adalah contoh sikap seorang ASN yang
baik
pemasangan infuse
2. AKUNTABILITAS,
bersama perwakilan
Salah satu bentuk pertanggungjawaban yaitu
Komite
sosialisasi
3. PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan ini mengutamakan kepentingan publik
3. NASIONALISME,
Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan
bersama
4. KOMITMEN MUTU
Inovasi adalah bentuk komitmen mutu
5. ANTI KORUPSI,
Hadir tepat waktu merupakan salah satu buktinya
3 Melaksanakan 1. ETIKA PUBLIK,
Sosialisasi Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan
prosedur hormat kepada pimpinan
pemasangan infuse 2. AKUNTABILITAS,
dengan prinsip Transparansi informasi terwujud dalam kegiatan ini
steril 3. PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan ini mengutamakan kepentingan publik
4. NASIONALISME,
Kegiatan ini bermaksud untuk kepentingan
bersama
4 Melaksanakan 1. ETIKA PUBLIK
evaluasi pada Kegiatan ini mengandung nilai sopan santun dan
perawat hormat kepada pimpinan
2. ANTI KORUPSI
Kegiatan ini mengandung nilai disiplin & jujur
3. AKUNTABILITAS,
Salah satu bukti pertanggungjawaban atas
kegiatan
4. NASIONALISME,
Salah satu bukti cinta tanah air tercermin dalam
kegiatan

Kendari, Desember 2020


Menyetujui:
Mentor Peserta Diklat

Ira Andriayani, S.Kep.,Ns Nelsianti, S.Kep.,Ns


NIP. 19811121 200903 2 004 NIP. 19931205 201903 2 018

Catatan :
Formulir ini diisi dengan persetujuan Mentor dan dikumpulkan pada saat materi Penjelasan Aktualisasi tgl
Desember 2020 (sudah ditanda tangani oleh Mentor), serta dilampirkan dalam Laporan Seminar R
FORMULIR 2

STRATEGI PEMBIMBINGAN Rincian Pelaksanaan Bimbingan

(Catatan bimbingan oleh Mentor)

Nama Peserta : Nelsianti, S.kep, Ners


Satuan Kerja : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

Tempat Aktualisasi : IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara


Catatan Hasil Paraf direktur / mentor
No Tanggal
Bimbinga Capaian/ / coach
n Output
1. 27-11- Meminta Adanya Konsultasi via WA
2020
persetujuan surat
( direktur)
pimpinan pernyata
rencana an
aktualisasi dukungan
kegiatan
aktualisa
si

3. 28-11- Menandatanga Menyetujui Konsultasi Via WA


2020
ni lembar dalam hal TTD
persetujuan setuju
pelaksanaan ( direktur)
aktualisasi
5 9-12-2020 Membuat Berupa data Bertatap muka
laporan evaluasi langsung
(mentor)
6 11-12- konsul Mempelajari WA pribadi pribadi
2020
format Format (coach)
aktualisasi laporan
yang
diarahkan
FORMULIR 3
STRATEGI PEMBIMBINGAN Rincian Pelaksanaan Bimbingan

(Catatan Bimbingan Oleh Coach)

Nama Peserta : Nelsianti, S.kep, Ns


Satuan Kerja : BLUD Rumah Sakit Konawe Utara

Tempat Aktualisasi : IGD BLUD Rumah Sakit Konawe Utara


Catatan Hasil Media Komunikasi
No Tanggal
Bimbinga Capaian/ (Telpon/SMS/Email/
n Output Dl)
1. 03-12- konsul Mempelajari WA Grup
2020
format Format
aktualisasi laporan yang
diarahkan

2. 22-12- Konsul Membuat WA Pribadi


2020
laporan laporan
aktualisasi sesuai
arahan
mentor
Formulir 4
RENCANA AKSI AKTUALISASI NILAI DASAR

Kegiatan/Tahapan Nilai-Nilai Teknik


No Kegiatan Dasar Aktualisa
. si
1 2 3 4
Etika publik, Komitmen Penerapan
Melakukan konsultasi dengan
1. mutu, Akuntabilitas, nilai dasar
Direktur BLUD Rumah Sakit
Anti korupsi, komitmen dan tertib
Konawe Utara.
mutu administrasi

Melakukan revisi sesuai SPO Etika publik, Komitmen Penerapan

2. pemasangan infuse bersama mutu, Akuntabilitas, nilai dasar

perwakilan Komite Anti korupsi, komitmen dan tertib

Keperawatan mutu administrasi

Melakukan sosialisasi prosedur Etika publik, Komitmen Penerapan nilai


3. pemasangan infuse sesuai mutu, Akuntabilitas, dasar dan
SPO Anti korupsi, komitmen tertib
mutu administrasi
Etika publik, Komitmen Penerapan

4. Melakukan evaluasi pada mutu, Akuntabilitas, nilai dasar


perawat Anti korupsi, komitmen dan tertib
mutu administrasi
Kendari, Januari 2020
Menyetujui
Mentor/Atasan Langsung Peserta

IRA ANDRIYANI,S.Kep.,Ns Nelsianti, S.Kep.,Ners


NIP. 19811221 200903 2 014 NIP. 19931205 201903 2 018

Mengetahui
Coach

Hj.PUTRI MASE,S.Ikom
NIP. 19630225 198303 2 014

Anda mungkin juga menyukai