Anda di halaman 1dari 27

PEMERINTAH KABUPATEN PEMERINTAH PROVINSI

SERAM BAGIAN TIMUR MALUKU

LAPORAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN SESUAI SOP PRIORITAS


PASIEN (TRIASE) PADA INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD BULA

DISUSUN OLEH :

dr. Deandles Wattimury, S.Ked


NDH: 10/Latsar CPNS Gol.III /XXV/SBT/2022

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN


XXI
LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN
SERAM BAGIAN TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR


KERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI MALUKU
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan komponen penting dalam tata
laksana kegiatan pemerintahan. ASN merupakan garda terdepan dari reformasi
birokrasi yang telah menjadi simpul persatuan dan kesatuan bangsa guna
mewujudkan kehadiran negara dalam memberikan pelayanan kapada masyarakat
di seluruh pelosok negeri. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah
meluncurkan Core Values "BerAKHLAK" dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara (ASN) "Bangga Melayani Bangsa". Peluncuran Core Values ini bertujuan
untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar (core values) bagi seluruh ASN di
Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang
profesional. Core values BerAKHLAK yang dimaksud merupakan singkatan dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif.
Berdasarkan UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
pasal 63 ayat 3 dan 4; menyebutkan bahwa calon Aparatur Sipil Negara (ASN)
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan
dan pelatihan (Diklat) terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme dan kompetensi
bidang.
Aparatur sipil negara sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola
dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya
serta menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil
Negara. Setiap ASN harus memiliki orientasi yang sama yaitu memberikan
pelayanan terbaik untuk masyarakat. Seluruh ASN harus mampu beradaptasi
dengan perubahan maupun tantangan-tantangan yang terjadi di masyarakat dan
bersikap inovatif, solutif, kreatif, cepat tanggap menghadapi perubahan yang
terjadi.
Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti rumah
sakit milik pemerintah dan puskesmas meliputi pelayanan preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif. Petugas kesehatan yang menjadi ASN, perlu menerapkan
nilai-nilai BerAKHLAK dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di tempat
kerja. Tugas dan fungsi yang dikerjakan dengan menerapkan nilai-nilai ASN
diharapkan mampu untuk mewujudkan Visi, Misi, tujuan serta tata nilai tempat
kerjanya.
Menurut Permenkes No 47 Tahun 2018 tentang pelayanan
kegawatdaruratan, dijelaskan Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
melakukan penanganan Kegawatdaruratan intrafasilitas pelayanan kesehatan dan
antarfasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana
dimaksud meliputi: Puskesmas, klinik, tempat praktik mandiri dokter, tempat
praktik mandiri dokter gigi, tempat praktik mandiri tenaga kesehatan lain dan
Rumah Sakit.
Salah satu hak asasi manusia adalah mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan. Pelayanan kegawatdaruratan meliputi pelayanan
kegawatdaruratan pada bencana dan pelayanan kegawatdaruratan sehari-hari.
Pelayanan Kegawatdaruratan ini harus ditingkatkan secara terus-menerus untuk
memenuhi harapan masyarakat yang selalu menginginkan kualitas pelayanan yang
bermutu tinggi. Untuk mencapai pelayanan yang bermutu tinggi tersebut perlu
peningkatan kualitas sumber daya manusia, di samping peningkatan sarana dan
prasarana Fasilitas Pelayanan Kesehatan, tanpa meninggalkan prinsip pelayanan
yang terjangkau biayanya bagi masyarakat.

Menurut Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang
disebut Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, dan menjalankan fungsi : 1) penyelenggaraan pelayanan pengobatan
dan pemulihan kesehatan dengan standar rumah sakit, 2) pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat
kedua dan sesuai kebutuhan medis, 3) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan, dan 4) penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang memberikan pertolongan pertama dan jalan pertama masuknya pasien
dengan kondisi Gawat darurat. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dituntut untuk
dapat melakukan penanganan kegawatdaruratan. Instalasi Gawat Darurat disebut
juga sebagi unit critical point rumah sakit karena merupakan gerbang utama
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, pelayanan diberikan harus cepat
dan tepat serta terhitung Salah satu Indikator mutu pelayanan klinis di Instalasi
Gawat Darurat adalah kemampuan menangani life saving. Salah satu indikatornya
adalah meningkatkan manajemen tatalaksana triase pasien di IGD.
Pelayanan IGD mengacu pada konsep triase dimana pasien akan dilayani
berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya. Secepat apapun pasien datang ke IGD,
namun masih ada kondisi pasien lain yang lebih gawat, maka IGD akan
memprioritaskan pasien yang kondisinya lebih gawat daripada pasien yang datang
dahulu tersebut. Triase terkait dengan pengambilan keputusan yang cepat, tepat,
dan dinamis dalam waktu singkat dengan informasi yang terbatas. Hal ini dapat
berjalan dengan baik jika didukung tenaga medis yang kompeten dan sarana yang
memadai. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter umum dan perawat
yang bertugas jaga di IGD. Dalam perananannya, tenaga kesehatan dan dokter
jaga adalah orang yang pertama kali menerima pasien, dan akan
mengklasifikasikan pasien sesuai dengan keilmuannya dan diaplikasikan dengan
sistem triase. Sedangkan sarana yang dimaksud adalah salah satunya jalur triase
dilantai area instalasi gawat darurat. Kesalahan dalam melakukan triase dapat
mengakibatkan terjadinya overtriase atau undertriase yang berdampak pada
penanganan yang diperoleh pasien dan keselamatan jiwa pasien.

Telah banyak upaya yang dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan
mutu pelayanan IGD. Salah satu upayanya adalah pengenalan sistem triase
melalui inhouse training dan pemasangan jalur triase. RSUD Bula merupakan
Rumah Sakit pusat rujukan di kabupaten Seram Bagian Timur mengakibatkan
meningkatkannya aktivitas pelayanan gawat darurat. Jalur triase yang sebelumnya
sudah terpasang, saat ini lepas dan beberapa diantaranya hilang. Sistem triase ini
jelas sudah berjalan, namun dalam pelaksanaannya seringkali pasien ditempatkan
tidak sesuai dengan skala prioritasnya sehingga peserta merasa diperlukan
optimalisasi sistem triase oleh tenaga kesehatan untuk mewujudkan pelayanan
yang bermutu.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penulis merasa penting


untukmelakukan kegiatan Aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Sistem
Pelayanan Sesuai SOP Prioritas Pasien (Triase) Pada Instalasi Gawat
Darurat RSUD Bula”

1.2. Tujuan Aktualisasi


Pelatihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar-CPNS) diberikan
kepada semua CPNS sebagai bentuk kewajiban selama masa percobaan, untuk
memasuki kultur baru di birokrasi dengan memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara professional. Hal ini sejalan dengan tujuan aktualisasi, yaitu:
1. Kegiatan menunjukkan sikap bela negara
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatan
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam rangka NKRI
4. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas.
1.3. Ruang Lingkup Aktualisasi
1. Wilayah atau Tempat
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di RSUD Bula, Jl. Wailola No. 11
Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur
2. Batas Waktu
Batas waktu yang telah ditentukan untuk pelaksanaan aktualisasi ini
adalah selama off campus atau tepatnya tanggal 05 September 2022
sampai 10 Oktober 2022.

3. Kegiatan yang Dilakukan


Kegiatan yang dilakukan terdiri atas beberapa kegiatan yang diharapkan
dapat memberikan penyelesaian atau pengurangan terhadap
permasalahan yang terjadi di instansi tempat kerja, diantaranya :
1) Melakukan pendataan tenaga Kesehatan di IGD RSUD Bula
2) Perbaikan jalur triase pada IGD RSUD Bula
3) Pembuatan Poster jalur triase
4) Pengadaan gelang triase pasien
5) Pelaksanaan sosialisasi sistem triase
6) Melakukan evaluasi pelaksanaan system triase
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA

2.1. DESKRIPSI UNIT KERJA

Rumah Sakit Umum Daerah Bula Kabupaten Seram Bagian Timur


berkedudukan di kota Bula yang beralamat di Jalan Wailola Raya No. 11-12
Kecamatan Bula, adalah Rumah Sakit baru yang didirikan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Seram Bagian Timur Nomor 19 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Inspektorat Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan dan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur. Luas lahan 57.219 M2
yang berasal dari hibah. Luas bangunan sampai tahun 2015 seluas 7872 m²
Rumah Sakit ini mulai dibangun tahun 2005 atas biaya APBN.

Gambar 1. Rumah Sakit Umum Daerah Bula


Sesuai Undang – Undang Nomor 40 Pasal 7 Tahun 2003 batas wilayah
Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram


2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Arafuru
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah.
Gambar 2. Peta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bula

Rumah Sakit ini mulai diselenggarakan tahun 2008 dengan Izin


Penetapan oleh Bupati Seram Bagian Timur Nomor : 445/077/2008 tanggal 21
Juni 2008 dan izin operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian
Timur. RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur diresmikan oleh Gubernur
Maluku (Karel A. Ralahalu) dan Bupati Seram Bagian Timur (Abdullah Vanath)
pada tanggal 20 Juni tahun 2008 dan dipimpin oleh seorang direktur yaitu dr.
H. Diki Achmad Hidayat. M.Kes. Setelah diresmikan, langkah awal
operasionalnya ditandai dengan pelaksanaan Operasi Bedah Perdana Pasien
Hernia dengan bantuan tenaga dan peralatan dari RSUD Tulehu Provinsi Maluku
Tengah.

RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan Rumah Sakit


Umum Daerah yang sampai saat ini bertipe C dan sudah teregistrasi pada
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan merupakan satu-satunya
Rumah Sakit Rujukan di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur.

Adapun fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Bula Kabupaten Seram Bagian
Timur adalah menyelenggarakan Pelayanan Medis dan Non Medis, Asuhan
Keperawatan, Rujukan, Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan,
serta menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.

Unit pelayanan di RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur terdiri dari
Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat inap, Pelayanan Gawat darurat,
Pelayanan Medis Penunjang Lain (Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, Instalasi
Rekam Medik, Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium, UTDRS, CSSD).

Instalasi Rawat Jalan di RSUD Bula terdiri dari 8 Poliklinik, Instalasi


Rawat inap di RSUD Bula terdiri dari 9 Ruangan dengan jumlah tempat tidur 146
buah, Instalasi Gawat Darurat melayani 24 Jam dalam 7 hari seminggu, Instalasi
Gizi memiliki Swakelola atau Dapur Gizi, Instalasi Rekam Medik terdiri dari
Pendaftaran Pasien, dan Pengelolaan berkas rekam medis pasien, Instalasi
Radiologi dan Laboratorium pelayanannya berdasarkan shift dan Instalasi farmasi
RSUD Bula melayani 24 jam.

2.2. VISI, MISI dan NILAI-NILAI ORGANISASI


A. Visi
Dalam menghadapi dinamika dan tuntutan lingkungan dengan segala
bentuk perubahannya, maka RSUD Bula Kab. Seram Bagian Timur
bercita-cita untuk mewujudkan suatu keadaaan ideal bagi masyarakat, sesuai
dengan visi RSUD Bula, yaitu : “Menjadi Rumah Sakit Pilihan Dalam
Pelayanan Kesehatan Berbasis Budaya Kerja
B. Misi
1. Memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau oleh tenaga
profesional.
2. Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan.

Misi tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa item sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau oleh tenaga


profesional;
Pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku pada RSUD Bula Kab.
Seram Bagian Timur sehingga dapat memberikan kepuasan
terhadap masyarakat/pasien yang mendapatkan pelayanan di RSUD
Bula, dimana dalam operasionalnya RSUD Bula memberlakukan tarif
yang disesuaikan denan Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian
Timur Nomor 09 Tahun 2013 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan.
Dalam membayar besarnya tarif sehingga pelayanan diharapkan dapat
dijangkau oleh semua lapisan masyarakat khususnya masyarakat
kelas ekonomi bawah.
2. Mengutamakan kenyamanan dan keselamatan;
Pelayanan kesehatan yang berada di RSUD Bula Kab. Seram
Bagian Timur mengutamakan kenyamanan dan keseelamatan
sesuai dengan SDM yang ada di Rumah Sakit, dimana sarana dan
prasarana yang menunjang pelayanan rujukan; untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, maka RSUD Bula Kab. Seram Bagian
Timur perlu meningkatkan SDM baik tenaga dokter, perawat, tenaga
penunjang administrasi maupun tenaga lainnya, meningkatkan saran
dan prasarana penunjang pelayanan medis dan non medis sesuai
denegan standar Rumah Sakit

C. Tujuan RSUD Bula Kab. Seram Bagian Timur

Tujuan RSUD Bula Kab. Seram Bagian Timur dengan menitikberatkan


pada Visi dan Misi yang telah diuraikan sebelumnya dapat dijabarkan sebagai
berikut :

1. Meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan


pemerataan serta mutu pelayanan rujukan menuju peningkatan
pelayanan optimal.
2. Meningkatkan pelayanan secara profesional, bermutu, dan
manusiawi sesuai dengan kode etik kedokteran dan standar
operasional prosedur.
3. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
4. Meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan aparatur tenaga
kesehatan Rumah Sakit dalam rangka mewujudkan pelayanan
prima kepada masyarakat.
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang efektif dan efisien.
6. Menyelenggarakan penerimaan rujukan dari unit pelayanan
kesehatan lain dan memberikan jawaban rujukan.
7. Terselenggaranya e-Government di Kabupaten Seram Bagian
Timur guna terbentuknya kinerja rumah sakit yang akuntabel,
transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara
efektif.
D. Sasaran
Sasaran menentukan keberhasilan tujuan yang diharapkan organisasi
hendaknya mampu menciptakan inovasi dalam program dan kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan. Sasaran utama yang hendak dicapai RSUD Bula Kab.
Seram Bagian Timur :
1. Penyediaan sarana dan prasarana tugas rutin perkantoran.
2. Pemenuhan saran dan prasarana aparatur.
3. Meningkatkan kompetensi aparatur yang mendukung
kinerja aparatur.
4. Meningkatkan saran dan prasarana rumah sakit untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan di rumah sakit.
5. Memelihara sarana dan prasarana rumah sakit.
2.3. STRUKTUR ORGANISASI

A. Struktur Organisasi Rsud Bula


Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Bula didirikan
Pemerintah Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur dengan Izin
Penetapan Nomor: 445/077/2008 Tentang susunan Organisasi Rumah
Sakit Daerah Tipe C.

Struktur Organisasi yang berlaku saat ini sesuai dengan Keputusan Bupati
Kabupaten Seram Bagian Timur 26 Tahun 2008 Tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur,
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2007 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741), dan Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian
Timur Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Litbang dan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur, sebagaimana tercantum
dalam tabel dibawah ini :
Penjabaran Struktur Organisasi
Direksi
1 Direktur drg. LinggarSukaringtyas,Sp.BM
Staf Direksi
2 Kepala Bagian Tata Usaha Rasna, S. Farm, Apt
Kepala Sub Bagian Umum dan Samsuddin Urbubiyah, Amd.KL
Perencanaan Risna Kotarumalos, S.Kep
Kepala Sub Bagian Keuangan Yulianti Sulaiman, SKM
Kepala Sub Bagian Kepegawaian
3 Kepala Bidang Pelayanan Ismail Suwakul, S. Kep
Kepala Seksi Pelayanan Medis Eda Latuconsina Amd, Kep
Kepala Seksi Keperawatan Yeni Ernas, AMK
4 Kepala Bidang Penunjang Hasan Tueka, S. Kep
Kepala Seksi Penunjang Medik Elfira Alkatiri, S.Si
Kepala Seksi Penunjang Non Medik Nurjana Daud, Amd.KL
B. Struktur Organisasi IGD

2.4. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

A. Tugas Pokok Dan Fungsi RSUD

RSUD Bula merupakan rumah sakit umum milik Pemerintah daerah


dengan kapasitas 139 tempat tidur, terdiri dari:
1. VVIP : 2 TT
2. VIP : 8 TT
3. Kelas I : 37 TT
4. Kelas II : 32 TT
5. Kelas III : 60 TT
Sebagai sebuah rumah sakit klasifikasi D yang juga merupakan rumah
sakit penyangga rujukan, maka RSUD Bula dari tahun ke tahun berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dengan berbagai program pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang terjangkau oleh masyarakat menengah dan dapat
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien umum, masyarakat miskin
dengan pelayanan BPJS dalam mengembangkan dan dalam melaksanakan
program pelayanan kesehatan RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur juga
mengalami beberapa permasalahan baik dari aspek pendanaan (pembiayaan)
maupun dari aspek pelayanan kesehatan yang bermutu serta SDM kesehatan
terutama tenaga dokter spesialis dirasakan belum memadai dan masih memerlukan
pembangunan dan pengembangan. Dengan adanya wilayah pengembangan rumah
sakit yang baru dimana telah memiliki beberapa bangunan tetapi belum memiliki
sarana alat kesehatan dan kedokteran yang memadai. Sebagai gambaran juga
bahwa dengan keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan maka masih banyak
kasus yang tidak dapat ditangani di RSUD Bula sehingga memerlukan rujukan.
Tugas pokok yaitu melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna
dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan peningkatan dan pencegahan
serta melaksankan upaya rujukan.

Fungsi Rumah Sakit yaitu :

a. Menyelenggarakan pelayanan medik


b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
f. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2018 Tentang Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS), penyelengaraan
promosi kesehatan rumah sakit bertujuan untuk memberikan acuan bagi rumah
sakit dalam menyelanggarakan promosi kesehatan secara optimal, efektif, efisien,
terpadu, dan berkesinambungan bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung
rumah sakit, SDM rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit. Promosi
Kesehatan Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat PKRS adalah proses
memberdayakan Pasien, keluarga Pasien, sumber daya manusia Rumah Sakit,
pengunjung Rumah Sakit, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit untuk berperan
serta aktif dalam proses asuhan untuk mendukung perubahan perilaku dan
lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju pencapaian
derajat kesehatan yang optimal. Agar penyelenggaraan PKRS berjalan dengan
baik, diperlukan adanya manajemen PKRS secara menyeluruh, yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi.
Penyelenggaraan PKRS dilaksanakan pada 5 (lima) tingkat pencegahan yang
meliputi :

1. Promosi Kesehatan pada kelompok masyarakat yang sehat


sehingga mampu meningkatkan kesehatan,
2. Promosi Kesehatan tingkat preventif pada kelompok berisiko
tinggi (high risk) untuk mencegah agar tidak jatuh sakit (specific
protection),
3. Promosi Kesehatan tingkat kuratif agar Pasien cepat sembuh atau
tidak menjadi lebih parah (early diagnosis and prompt treatment),
4. Promosi Kesehatan pada tingkat rehabilitatif untuk membatasi
atau mengurangi kecacatan (disability limitation), dan
5. Promosi Kesehatan pada Pasien baru sembuh (recovery) dan
pemulihan akibat penyakit (rehabilitation).
Adapun tujuan dari penyelengaran PKRS,antara lain :

1. Memberikan acuan kepada Rumah Sakit dalam penyelenggaraan


PKRS.
2. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat melindungi Pasien dalam mempercepat kesembuhannya,
tidak mengalami sakit berulang karena perilaku yang sama, dan
meningkatkan perilaku hidup sehat.
3. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat memberikan informasi dan edukasi kepada Keluarga
Pasien agar mampu mendampingi Pasien dalam proses
penyembuhan dan mencegah Pasien tidak mengalami sakit berulang,
menjaga, dan meningkatkan kesehatannya, serta menjadi agen
perubahan dalam hal kesehatan.
4. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat memberikan informasi dan edukasi kepada Pengunjung
Rumah Sakit agar mampu mencegah penularan penyakit dan
berperilaku hidup sehat.
5. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yang sehat dan
aman untuk SDM Rumah Sakit.
6. Mewujudkan Rumah Sakit yang dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Sekitar Rumah Sakit.
Berdasarkan KEPMENKES Nomor 66 Tahun 2001 Tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat
dan Angka Kreditnya rincian kegiatan Penyuluh Kesehatan
Masyarakat sesuai dengan jenjang jabatan yaitu sebagai Penyuluh
Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan advokasi;


2. Pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat;
3. Melakukan penyebarluasaan informasi;
4. Membuat rancangan media;
5. Melakukan pengkaian/penelitian perilaku masyarakat
yang berhubungan dengan kesehatan;
6. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan
perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi Isu

Sebagai ahli pertama dokter umum pada RSUD Bula, penulis mendapatkan

beberapa isu aktual yang menurut penulis memerlukan tindak lanjut sesuai tupoksi,

kewenangan dan tanggung jawabnya sebagai dokter yang melaksanakan pelayanan

di RSUD Bula, diantaranya:

1. Kurang optimalnya pelaksanaan system triase di IGD RSU Bula

2. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol Kesehatan di

lingkungan RSUD Bula

3. Belum optimalnya pelaksanaan Basic Cardiac Life Suport (BCLS) pada

ruangan bangsal

4. Tidak tersedianya lokasi titik kumpul bencana pada bagian belakang RS.

3.2. Isu Yang Diangkat

Dari ketiga isu yang ditemukan kemudian dianalisis dengan cermat dan

akurat dengan menggunakan tools yang teruji untuk menentukan isu prioritas yang

akan diangkat menjadi isu strategis menggunakan USG (Urgency, Seriousness,

Growth) dan selanjutnya dilakukan intervensi atau penanganan masalahnya.

1) Urgency adalah keharusan yang mendesak sehingga isu tersebut harus dibahas

dikaitkan dengan waktu yang tersedia.


2) Seriousness adalah seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan

akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan

isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah

penyebab isu tersebut.

3) Growth adalah seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang

dan menimbulkan masalah baru. Sebuah isu yang penting jika tidak segera

diselesaikan akan membuat keadaan semakin memburuk.

Nilai
NO Isu/Masalah 
U S G
Kurang optimalnya pelaksanaan system triase di IGD RSU
1. 5 5 5 15
Bula
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol
2. 4 5 4 13
Kesehatan di lingkungan RSUD Bula
Belum optimalnya pelaksanaan Basic Cardiac Life Suport (BCLS)
3. 5 5 4 14
pada ruangan bangsal
Tidak tersedianya lokasi titik kumpul pada bagian belakang RSUD
4. 4 4 5 13
Bula
Tabel 1. Matriks Analisis USG
Keterangan : Berdasarkan Skala Likert 1 – 5
5= Sangat Besar, 4= Besar , 3= Sedang , 2= Kecil, 1= Sangat Kecil

Sesuai analisis USG, maka isu prioritas yang akan dilakukan pemecahan adalah
“Kurang optimalnya pelaksanaan system triase di IGD RSU Bula”.
3.3. Gagasan Pemecah Isu

Berdasarkan hasil analisis USG pada table diatas, maka isu yang diangkat

adalah “Tingginya kasus kegawatdaruratan di wilayah kerja RSUD Bula” maka

gagasan yang akan diambil dalam memecahkan isu tersebut adalah

“Optimalisasai sistem pelayanan sesuai SOP Prioritas Pasien (triase) pada

Instalasi Gawat Darurat RSUD Bula”, dengan rangkaian kegiatan sebagai

berikut:

7) Melakukan pendataan tenaga Kesehatan di IGD RSUD Bula


8) Perbaikan jalur triase pada IGD RSUD Bula
9) Pembuatan Poster jalur triase
10) Pengadaan gelang triase pasien
11) Pelaksanaan sosialisasi sistem triase
12) Melakukan evaluasi pelaksanaan system triase
3.4. Kegiatan

Tabel 2. Keterkaitan Kegiatan dengan Substansi Mata Pelatihan


NO. KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANTIF MATA KONSTRIBUSI PENGUATAN
PELATIHAN TERHADAP VISI-MISI NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Melakukan 1. Melakukan konsultasi Data jumlah tenaga Saya akan melakukan konsultasi dengan Kegiatan berkonsultasi
pendataan dengan kepala bagian IGD RSUD Bula kepala bagian pelayanan sebelum dan merencanakan
tenaga pelayanan berkoordinasi dengan kepala ruang kegiatan sesuai dengan
Kesehatan di 2. Melakukan pertemuan gawat darurat. Saya akan berkonsultasi visi Kabupaten Seram
IGD RSUD dan berkoordinasi dengan kepala bagian pelayanan serta Bagian Timur yaitu
Bula dengan kepala ruang melakukan koordinasi dengan kepala terwujudnya kabupaten
gawat darurat ruang tindakan/ruang gawat darurat seram bagian timur yang
3. Mendata tenaga terkait kegiatan perbaikan alur Triase, sejahtera, mandiri dan
kesehatan IGD RSUD kegiatan presentasi dan pelatihan dengan berdaya saing berbasis
Bula penuh ramah, solutif, menjaga nama sumber daya lokal
4. Melakukan perekapan baik pimpinan, dan terbuka dalam Misi : mendorong
data bekerja sama untuk menghasilkan nilai peningkatan layanan
5. Melaporkan hasil tambah. Hal tersebut menunjukkan sosial dasar masyarakat
kepada kepala bagian pengamalan nilai Harmonis, Loyal dan
pelayanan Kolaboratif.
2. Perbaikan jalur 1. Melakukan konsultasi Tersedianya jalur Saya melakukan perbaikan jalur Triase Kegiatan perbaikan jalur
triase pada IGD dengan kepala bagian triase yang baru pasien ruang gawat darurat dengan triase IGD sesuai dengan
pelayanan dan kepala visi Kabupaten Seram
penuh tanggung jawab, mengedepankan
ruang IGD Bagian Timur yaitu
2. Menganalisis Alur triase kualitas meningkatkan kompetensi diri terwujudnya kabupaten
di IGD untuk menjawab tantangan yang selalu seram bagian timur yang
3. Mempersiapkan alat dan sejahtera, mandiri dan
berubah dan terus berinovasi
bahan berdaya saing berbasis
4. Merancang desain alur mengembangkan kreatifitas. sumber daya lokal
triase Menunjukkan pengamalan nilai Misi : mendorong
5. Melakukan pemasangan peningkatan layanan
akuntabel, kompeten dan adaptif.
jalur triase yang baru sosial dasar masyarakat
6. Melapor kepada kepala Kemudian saya mempersiapkan alat dan
pelayanan dan kepala bahan untuk jalur Triase dengan biaya
IGD mengenai jalur sendiri, transparan, efisien dan efektif
Triage baru
serta melakukan perbaikan tiada henti.
Menunjukkan pengamalan nilai
akuntabel, loyal dan berorientasi
pelayanan.
Saya melaporkan jalur triase pasien
tersebut kepada kepala ruang IGD untuk
selanjutnya dapat digunakan. Hal
tersebut mencerminkan tindakan solutif,
dapat diandalkan, melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik, efektif dan
efisien. Menunjukkan pengamalan nilai
berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten dan kolaboratif.
3. Pembuatan 1. Melakukan konsultasi Tersedianya poster Saya membuat poster jalur triase baru Dengan membuat poster
Poster jalur dengan kepala bagian jalur Triase yang kemudian dipakai untuk memenuhi alur triase sesuai dengan
triase pelayanan dan kepala kebutuhan tenaga kesehatan dan visi Kabupaten Seram
IGD masyarakat yang bersifat solutif, Bagian Timur yaitu
2. Membuat poster melaksanakan tugas dengan kualitas terwujudnya kabupaten
3. Mencetak poster terbaik dengan penuh integritas,, terus seram bagian timur yang
4. Menempelkan poster berinovasi dan mengembangkan sejahtera, mandiri dan
5. Melapor kepada kepala kreativitas yang menunjukkan berdaya saing berbasis
bagian pelayanan dan pengamalan nilai berorientasi sumber daya lokal
kepala IGD mengenai pelayanan, akuntabel, kompeten dan Misi : mendorong
pembuatan poster adaptif peningkatan layanan
sosial dasar masyarakat
4. Pengadaan 1. Melakukan konsultasi Tersedianya stiker Saya melakukan pengadaan stiker Triase
stiker triase dengan kepala bagian triase pasien ruang gawat darurat dengan
pasien pelayanan dan kepala
penuh tanggung jawab, mengedepankan
IGD
2. Mengumpulkan kualitas meningkatkan kompetensi diri
referensi untuk menjawab tantangan yang selalu
3. Pengadaan gelang
berubah dan terus berinovasi
triase pasien
mengembangkan kreatifitas.
Menunjukkan pengamalan nilai
akuntabel, kompeten dan adaptif.
Kemudian saya mempersiapkan bahan
untuk gelang Triase dengan biaya
sendiri, transparan, efisien dan efektif
serta melakukan perbaikan tiada henti.
Menunjukkan pengamalan nilai
akuntabel, loyal dan berorientasi
pelayanan.
5. Pelaksanaan 1. Melakukan konsultasi Terlaksananya Saya mempresentasikan materi dan Dengan
sosialisasi dengan kepala bagian sosialisasi tentang mempresentasikan materi dengan penuh mempresentasikan materi
system triase pelayanan dan kepala jalur triase yang baru tanggung jawab, integritas tinggi, sosialisasi system triase
IGD membantu orang lain belajar, dan yang baru sesuai dengan
2. Menyiapkan dan melaksanakan tugas dengan kualitas visi Kabupaten Seram
menyusun materi terbaik untuk memenuhi kebutuhan Bagian Timur yaitu
3. Membuat jadwal dan masyarakat. Hal ini menunjukkan terwujudnya kabupaten
undangan untuk pengamalan nilai akuntabel, kompeten seram bagian timur yang
kegiatan sosialisasi dan berorientasi pelayanan. sejahtera, mandiri dan
4. Mempresentasikan berdaya saing berbasis
materi sumber daya lokal
5. Membuat daftar hadir Misi : mendorong
dan notulen peningkatan layanan
6. Melapor kepada kepala sosial dasar masyarakat
pelayanan dan kepala
IGD mengenai
pelaksanaan sosialisasi
7. Monitoring dan 1.Melakukan konsultasi Tersedianya intrumen Saya membuat daftar tilik triase di ruang Melakukan monitoring
evaluasi dengan kepala bagian evaluasi pelaksanaan gawat darurat untuk selanjutnya dipakai dan evaluasi pelaksanaan
pelaksanaan pelayanan dan IGD sistem triase untuk mengukur seberapa lengkap tiap system triase sesuai
sistem triase 2.Melakukan koordinasi tindakan triase harus dilakukan dengan dengan visi Kabupaten
dengan kepala ruang begitu tenaga kesehatan dapat Seram Bagian Timur
gawat darurat mengetahui sejauh mana peningkatan yaitu terwujudnya
3.Membuat instrument pelayanan kasus kegawatdaruratan. Hal kabupaten seram bagian
evaluasi pelaksanaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan timur yang sejahtera,
sistem triase masyarakat yang bersifat solutif mandiri dan berdaya
4.Mendistribusikan melaksanakan tugas dengan kualitas saing berbasis sumber
instrument evaluasi terbaik dengan penuh integritas, terus daya lokal
5.Membuat laporan berinovasi dan meningkatkan Misi : mendorong
evaluasi kompetensi diri untuk menjawab peningkatan layanan
6. Melaporkan kepada tantangan yang selalu berubah yang sosial dasar masyarakat
kepala bidang pelayanan menunjukkan pengamalan nilai
dan kepala IGD berorientasi pelayanan, akuntabel,
kompeten dan adaptif

Anda mungkin juga menyukai