LAPORAN AKTUALISASI
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Menurut Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang
disebut Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, dan menjalankan fungsi : 1) penyelenggaraan pelayanan pengobatan
dan pemulihan kesehatan dengan standar rumah sakit, 2) pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat
kedua dan sesuai kebutuhan medis, 3) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan, dan 4) penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit
yang memberikan pertolongan pertama dan jalan pertama masuknya pasien
dengan kondisi Gawat darurat. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan dituntut untuk
dapat melakukan penanganan kegawatdaruratan. Instalasi Gawat Darurat disebut
juga sebagi unit critical point rumah sakit karena merupakan gerbang utama
menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, pelayanan diberikan harus cepat
dan tepat serta terhitung Salah satu Indikator mutu pelayanan klinis di Instalasi
Gawat Darurat adalah kemampuan menangani life saving. Salah satu indikatornya
adalah meningkatkan manajemen tatalaksana triase pasien di IGD.
Pelayanan IGD mengacu pada konsep triase dimana pasien akan dilayani
berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya. Secepat apapun pasien datang ke IGD,
namun masih ada kondisi pasien lain yang lebih gawat, maka IGD akan
memprioritaskan pasien yang kondisinya lebih gawat daripada pasien yang datang
dahulu tersebut. Triase terkait dengan pengambilan keputusan yang cepat, tepat,
dan dinamis dalam waktu singkat dengan informasi yang terbatas. Hal ini dapat
berjalan dengan baik jika didukung tenaga medis yang kompeten dan sarana yang
memadai. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter umum dan perawat
yang bertugas jaga di IGD. Dalam perananannya, tenaga kesehatan dan dokter
jaga adalah orang yang pertama kali menerima pasien, dan akan
mengklasifikasikan pasien sesuai dengan keilmuannya dan diaplikasikan dengan
sistem triase. Sedangkan sarana yang dimaksud adalah salah satunya jalur triase
dilantai area instalasi gawat darurat. Kesalahan dalam melakukan triase dapat
mengakibatkan terjadinya overtriase atau undertriase yang berdampak pada
penanganan yang diperoleh pasien dan keselamatan jiwa pasien.
Telah banyak upaya yang dilakukan oleh rumah sakit untuk meningkatkan
mutu pelayanan IGD. Salah satu upayanya adalah pengenalan sistem triase
melalui inhouse training dan pemasangan jalur triase. RSUD Bula merupakan
Rumah Sakit pusat rujukan di kabupaten Seram Bagian Timur mengakibatkan
meningkatkannya aktivitas pelayanan gawat darurat. Jalur triase yang sebelumnya
sudah terpasang, saat ini lepas dan beberapa diantaranya hilang. Sistem triase ini
jelas sudah berjalan, namun dalam pelaksanaannya seringkali pasien ditempatkan
tidak sesuai dengan skala prioritasnya sehingga peserta merasa diperlukan
optimalisasi sistem triase oleh tenaga kesehatan untuk mewujudkan pelayanan
yang bermutu.
Adapun fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Bula Kabupaten Seram Bagian
Timur adalah menyelenggarakan Pelayanan Medis dan Non Medis, Asuhan
Keperawatan, Rujukan, Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan,
serta menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan.
Unit pelayanan di RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur terdiri dari
Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat inap, Pelayanan Gawat darurat,
Pelayanan Medis Penunjang Lain (Instalasi Gizi, Instalasi Farmasi, Instalasi
Rekam Medik, Instalasi Radiologi, Instalasi Laboratorium, UTDRS, CSSD).
Struktur Organisasi yang berlaku saat ini sesuai dengan Keputusan Bupati
Kabupaten Seram Bagian Timur 26 Tahun 2008 Tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur,
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2007 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4741), dan Peraturan Daerah Kabupaten Seram Bagian
Timur Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Litbang dan
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur, sebagaimana tercantum
dalam tabel dibawah ini :
Penjabaran Struktur Organisasi
Direksi
1 Direktur drg. LinggarSukaringtyas,Sp.BM
Staf Direksi
2 Kepala Bagian Tata Usaha Rasna, S. Farm, Apt
Kepala Sub Bagian Umum dan Samsuddin Urbubiyah, Amd.KL
Perencanaan Risna Kotarumalos, S.Kep
Kepala Sub Bagian Keuangan Yulianti Sulaiman, SKM
Kepala Sub Bagian Kepegawaian
3 Kepala Bidang Pelayanan Ismail Suwakul, S. Kep
Kepala Seksi Pelayanan Medis Eda Latuconsina Amd, Kep
Kepala Seksi Keperawatan Yeni Ernas, AMK
4 Kepala Bidang Penunjang Hasan Tueka, S. Kep
Kepala Seksi Penunjang Medik Elfira Alkatiri, S.Si
Kepala Seksi Penunjang Non Medik Nurjana Daud, Amd.KL
B. Struktur Organisasi IGD
RANCANGAN AKTUALISASI
Sebagai ahli pertama dokter umum pada RSUD Bula, penulis mendapatkan
beberapa isu aktual yang menurut penulis memerlukan tindak lanjut sesuai tupoksi,
ruangan bangsal
4. Tidak tersedianya lokasi titik kumpul bencana pada bagian belakang RS.
Dari ketiga isu yang ditemukan kemudian dianalisis dengan cermat dan
akurat dengan menggunakan tools yang teruji untuk menentukan isu prioritas yang
1) Urgency adalah keharusan yang mendesak sehingga isu tersebut harus dibahas
isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah
dan menimbulkan masalah baru. Sebuah isu yang penting jika tidak segera
Nilai
NO Isu/Masalah
U S G
Kurang optimalnya pelaksanaan system triase di IGD RSU
1. 5 5 5 15
Bula
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol
2. 4 5 4 13
Kesehatan di lingkungan RSUD Bula
Belum optimalnya pelaksanaan Basic Cardiac Life Suport (BCLS)
3. 5 5 4 14
pada ruangan bangsal
Tidak tersedianya lokasi titik kumpul pada bagian belakang RSUD
4. 4 4 5 13
Bula
Tabel 1. Matriks Analisis USG
Keterangan : Berdasarkan Skala Likert 1 – 5
5= Sangat Besar, 4= Besar , 3= Sedang , 2= Kecil, 1= Sangat Kecil
Sesuai analisis USG, maka isu prioritas yang akan dilakukan pemecahan adalah
“Kurang optimalnya pelaksanaan system triase di IGD RSU Bula”.
3.3. Gagasan Pemecah Isu
Berdasarkan hasil analisis USG pada table diatas, maka isu yang diangkat
berikut: