Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-undang No.5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara
(ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN
memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam hal ini, dapat
dikatakan ASN berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pemerintahan. Untuk itu, setiap ASN dituntut harus memiliki integritas yang
tinggi, bertindak sesuai dengan nilai dasar dan kode etik ASN.
Untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan negara, perlu dibangun ASN
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, dan mampu
menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat. Usaha mewujudkan
hal tersebut diawali dengan melakukan reformasi terhadap Calon ASN
berupa pendidikan pelatihan dasar. Kegiatan diklatsar saat ini telah
memadukan antara tahap internalisasi dan aktualisasi. Tahap internalisasi
merupakan tahap penanaman nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, serta anti korupsi yang selanjutnya
diakronimkan menjadi ANEKA, sedangkan, tahap aktualisasi merupakan
tahap perwujudan dari nilai-nilai dasar tersebut di tempat tugas atau instansi
bekerja.
Rancangan aktualisasi menuntut Calon ASN untuk mampu
menemukan isu atau permasalahan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
pokoknya masing –masing di instansi tempat bekerja, serta inovasi yang
digagas untuk memecahkan isu tersebut. Ruang lingkup penulisan aktualisasi
merupakan gambaran dari tugas pokok dan fungsi serta uraian – uraian tugas
yang bersumber dari Satuan Kerja Pegawai (SKP), instruksi pimpinan
langsung, inisiatif/kreatifitas sendiri se ijin atasan langsung, atau gabungan
dari ketiga sumber tersebut.
Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah sebuah upaya
menyeluruh dalam berbagai bidang yang saling berintegrasi dan bidang
kesehatan menjadi salah satunya. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang baik tidak lepas dari peran sumber daya di bidang kesehatan, untuk itu
diperlukan Sumber Daya Manusia di bidang kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang berkualitas dan kompeten. Kedudukan SDM Kesehatan
adalah faktor penentu keberlangsungan dan kemajuan penyelenggaraan
urusan bidang kesehatan di Indonesia.
RSUD Bali Mandara merupakan fasilitas kesehatan milik Provinsi Bali
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
RSUD Bali Mandara didirikan dengan tujuan untuk mendekatkan akses
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Bali dan wisatawan yang
berkunjung ke Bali. RSUD Bali Mandara merupakan rumah sakit kelas B
yang memiliki jumlah SDM 937 orang, yang terdiri dari pegawai PNS
sebanyak 90 orang, CPNS 175 orang dan tenaga kontrak sebanyak 672
orang.
Diketahui bahwa UPTD. RSUD Bali Mandara mulai beroperasi pada
bulan Oktober 2017, terhitung hingga saat ini usia rumah sakit belum genap
2 tahun. Capaian BOR UPTD. RSUD Rumah Sakit Bali Mandara pada tahun
2018 diketahui sebesar 23% dan sampai dengan pertengahan bulan Mei 2019
capaian BOR rumah sakit hanya 38.6 %. Terdapat peningkatan capaian
BOR, namun nilai tersebut masih jauh dari nilai ideal BOR sebuah rumah
sakit. Menurut Depkes RI (2005) BOR adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Menurut Depkes RI (2007) tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Rumah Sakit, keberhasilan pelayanan rumah sakit dilihat dari jenis
pelayanan, mutu pelayanan, dimensi mutu, indikator kerja, dan standar.
Indikator mutu yang digunakan untuk mengukur efisiensi rumah sakit
diantaranya yaitu unit cost untuk rawat jalan, jumlah penderita yang
mengalami decubitus, jumlah penderita yang jatuh dari tempat tidur, capaian
BOR (Bed Occupacy Rate), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over
Interval), AVLOS (Average Length of Stay) dan Normal Tissue Removal
Rate.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan upaya analisis di sub bagian
SIMRS dan pelaporan untuk menemukan rekomendasi agar capaian BOR
rumah sakit meningkat. maka disusun rancangan aktualisasi berjudul
“Analisis Data SIM RS dan Pelaporan untuk Meningkatkan Capaian
BOR UPTD. RSUD Bali Mandara ”.

1.2 Tujuan Penyusunan


1.2.1 Tujuan Umum
Rancangan kegiatan aktualisasi ini bertujuan sebagai pedoman
dalam penatalaksanaan kegiatan analisis data yang ada di Sub Bagian
SIM RS dan pelaporan guna meningkatkan capaian BOR dan
menghasilkan perencanaan yang baik di RSUD Bali Mandara dengan
mengimplementasikan nilai - nilai dasar ANEKA dalam melaksanakan
tugas dan peran sebagai epidemiolog kesehatan. .
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menghasilkan perencanaan atau kebijakan rumah sakit yang
bermutu dan bekelanjutan sesuai dengan visi misi UPTD. RSUD
Bali Mandara yaitu Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas
Dengan Mengedepankan Pelayanan Pendidikan Dan Penelitian
Menuju Rumah Sakit Berkelas Dunia Tahun 2025
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan
yang berkualitas melalui Analisis Data SIM RS dan pelaporan di
UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
3. Sebagai persyaratan kelulusan dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Tahun 2019.

1.3 Ruang Lingkup Aktualisasi


Ruang lingkup kegiatan aktualisasi sebagai pemecahan masalah isu
meliputi kegiatan mengidentifikasi data demografi, kewarganegaraan, jenis
pembayaran, data capaian BOR Rumah sakit, data jumlah kunjungan rawat
jalan dan rawat inap, 10 penyakit terbanyak dan jumlah tempat tidur,
kemudian melakukan penyusunan instrument atau format pengumpulan data,
pengumpulan data, menganalisis data, menyusun rekomendasi,
mengoptimalisasi website rumah sakit, mengikuti kegiatan In House Training
tentan Komunikasi Efektif dan melakukan monitoring capaian BOR. Kegiatan
aktualisasi ini dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi
sebagai ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsiserta dilaksanakan di UPTD. RSUD Bali Mnadara
Provinsi Bali
BAB II
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI TEMPAT AKTUALISASI

2.1 Profil Unit Kerja


Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali merupakan salah satu
rumah sakit yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bali yang perencanaan
pembangunannya sudah di mulai pada tahun 2012 dan pada tahun 2016 bangunan
fisiknya sudah berdiri berdasarkan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari
Badan PPTSP Penanaman Modal Pemerintah Kota Denpasar dengan Nomor :
02/1103/DS/BPPTSP & PM/2013, tanggal 22 Juli 2013 dengan anggaran berasal
dari APBD Provinsi Bali.
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali merupakan UPT
Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur
Bali Nomor : 115 Tahun 2016, tanggal 28 Desember 2016 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Bali Mandara Provinsi Bali yang
setara dengan Rumah Sakit Kelas B dengan dr. Gede Bagus Darmayasa, M.
Repro sebagai Plt Direktur UPT. RSUD Bali Mandara yang di tetapkan dengan
Surat Perintah Gubernur Bali No. 238 tahun 2016, tanggal 3 Januari 2017.
Tahun 2018 melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor : 50 Tahun 2018
tertanggal 28 Juni 2018 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit
Di Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, terdapat perubahan terhadap
UPT.RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali, menjadi Unit
Pelaksana Teknis Daerah/UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali yang
selanjutnya disingkat RSBM. RSBM adalah UPTD Dinas Kesehatan Provinsi
Bali yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Rumah Sakit Bali Mandara ini didirikan dengan tujuan untuk mendekatkan
akses pelayanan kesehatan kepada Masyarakat Bali dan Wisatawan yang
berkunjung ke Bali dengan 4 (empat) pelayanan spesialis dasar yaitu : Pelayanan
Bedah, Pelayanan Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Pelayanan Kesehatan
Anak dan Pelayanan Penyakit Dalam, ditambah dengan Pelayanan Penyakit Kulit
dan Kelamin, Pelayanan Penyakit THT, Pelayanan Penyakit Gigi Mulut,
Pelayanan Penyakit Mata, Pelayanan Ruang Operasi, Pelayanan Rehabilitasi
Medik, dengan Pelayanan Penunjang antara lain : Radiologi, Laboratorium dan
Farmasi.
UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali berlokasi di
Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 548 Denpasar, tepatnya di Desa Sanur Kauh,
Kecamatan Denpasar Selat, dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Selatan : Jalan Bypass Ngurah Rai
2. Sebelah Barat : Jalan Kutat Lestari
3. Sebelah Utara : Jalan Kutat Lestari
4. Sebelah Timur : Jalan Tambak Sari

Dengan koordinat : 08°42’01” LS, 115°16’27” BT, merupakan lokasi yang


strategis karena merupakan jalur dari dan menuju Bandara Ngurah Rai yang
menghubungkan kota-kota dari arah timur yaitu Gianyar, Klungkung, Bangli
dan Karangasem ke arah Nusa Dua.

2.2 Tugas Pokok


Sebagaimana tercantum dalam Bab IV Bagian Kesatu Pergub No.50 Tahun
2018 pada pasal 25 ayat (1) menyebutkan bahwa : RSBM mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan
rujukan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.
Dan pada ayat (2) menyebutkan bahwa RSBM sebagai UPTD bersifat
fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional, menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2.3 Fungsi
Sebagaimana tercantum pada pasal 26, Unit Pelaksana Teknis Daerah
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali, mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelaksanaan perumusan kebijakan teknis di bidang
pelayanan kesehatan;
2. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit;
3. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
5. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
6. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan medis;
7. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis;
8. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan keperawatan;
9. Pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan rujukan;
10. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dibidang kesehatan;
11. Pelaksanaan penyelenggaraan penelitian, pengembangan serta pengabdian
masyarakat dibidang kesehatan;
12. Pelaksanaan penyelenggaraan pengelolaan keuangan dan akuntansi;
13. Pelaksanaan penyelenggaraan urusan kepegawaian, hukum, hubungan
masyarakat, organisasi dan tata laksana serta rumah tangga perlengkapan
dan umum; dan
14. Pelaksanaan penyelenggaraan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala
Dinas.

2.4 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara
2.4.1 Visi
“Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas Dengan Mengedepankan Pelayanan
Pendidikan Dan Penelitian Menuju Rumah Sakit Berkelas Dunia Tahun 2025 “.

2.4.2 Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar akreditasi
nasional dan internasional yang berorientasi pada keselamatan dan kepuasan
pelanggan.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan dengan jejaring yang luas.
3. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan.
4. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengembangan yang
berkesinambungan untk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten,
berintegrasi, dan memiliki budaya kerja.
5. Meningkatkan kinerja layanan, profesionalisme, dan meningkatkan kesejahteraan
pegawai.

2.4.3 Falsafah
“Menjunjung Tinggi Harkat dan Martabat Manusia Dalam Memberikan Pelayanan
Kesehatan”

2.4.4 Motto
Guna mewujudkan VISI dan MISI tersebut, RSUD Bali Mandara menerapkan
MOTTO yaitu “ CAKRA” :
C : Cepat, yaitu keakuratan waktu dan standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
A : Aman, yaitu memberikan rasa aman terhadap pasien, keluarga, petugas
kesehatan, dan lingkungan.
K : Komunikatif, yaitu keterbukaan dalam memberikan informasi pelayanan.
R : Ramah, yaitu sifat santun harus diberikan dalam setiap pelayanan.
A : Akuntabel, yaitu pertanggungjawaban secara terukur dalam pelaksanaan
tugas - tugas baik secara terukur, baik secara kuantitas serta kualitas, dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2.5 Ketenagaan Rumah Sakit

Sumber daya manusia yang dimiliki UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali
dapat dilihat dari tabel berikut :

Sub
NON
total
CPN NON PNS TOTA
No JENIS KETENAGAAN PNS tenag
S PNS SK L
a Non
BKD
PNS
1 DOKTER SPESIALIS 17 21 22 - 22 60

- Dokter Spesialis 4 Dasar 2 7 8 - 8 17

Spesialis Kebidanan dan


2 1 2 - 3
kandungan
Spesialis Anak 0 2 2 - 2
Spesialis Penyakit Dalam 0 2 3 - 2
Spesialis Bedah Umum 0 2 1 - 2
- Dokter Spesialis Penunjang 4 4 4 - 4 12
Spesialis Anastesi 3 2 2 - 2 7
Spesialis Radiologi 1 1 0 - 2
Spesialis Patologi Klinik 0 0 1 - 0
Spesialis Patologi Anatomi 0 1 1 - 1
- Dokter Spesialis Lainnya 11 10 10 - 10 31
Spesialis Neurologi/SARAF 1 2 1 - 3
Spesialis Jantung dan
0 1 0 - 1
Pembuluh Darah
Spesialis Paru 0 1 0 - 1
Spesialis Orthopedi 0 1 2 - 1
Spesialis Gizi Klinik 0 0 1 - 0
Spesialis Bedah Digestive 0 0 1 - 0
Spesialis Bedah Plastik 0 1 1 - 1
Spesialis Bedah Mulut 0 1 0 - 1
Spesialis Bedah Saraf 0 0 1 - 0
Spesialis Bedah Onkologi 0 0 1 - 0
Spesialis Urologi 0 1 0 - 1
Spesialis Jiwa 0 1 0 - 1
Spesialis Kulit dan Kelamin 6 0 1 - 6
Spesialis Telinga,Hidung dan
3 0 0 - 3
Tenggorokan
Spesialis Mikrobiologi Klinis 1 0 0 - 1
Spesialis Mata 0 1 1 - 1
- 0
2 DOKTER UMUM 3 14 14 - 14 31
3 DOKTER GIGI 4 2 6 - 6 12
APOTEKER DAN ASSISTEN
4 6 13 32 - 32 51
APOTEKER
5 PERAWAT 10 92 266 2 268 370
6 BIDAN 3 6 92 - 92 101
KESEHATAN
7 3 4 17 - 17 24
MASYARAKAT
8 AHLI GIZI 1 7 15 - 15 23
9 ANALIS KESEHATAN 1 0 17 - 17 18
10 REKAM MEDIS 1 2 2 - 2 5
11 KESEHATAN LINGKUNGAN 0 3 9 - 9 12
12 RADIOLOGI 1 6 14 - 14 21
13 FISIOTERAPI 3 0 7 - 7 10
14 ELEKTROMEDIK 1 1 3 - 3 5
15 KESEHATAN LAINNYA 0 4 3 - 3 7
16 TENAGA NON KESEHATAN 8 0 150 1 151 159
0
SUB TOTAL 62 217 669 3 672 909

PEJABAT ESSELON II 1 -
PEJABAT ESSELON III 10 -
PEJABAT ESSELON IV 17 -
Sub Total Pejabat 28 -
TOTAL 90 175 669 3 672 937
Sumber : Data Ketenagaan UPTD. RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali
sampai dengan Juli 2019

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah pegawai UPTD. RSUD Bali
Mandara Provinsi Bali berjumlah 937 orang dengan penggolongan berdasarkan
pangkat/ golongan dan jenis pendidikan. Adapun Jabatan Struktural berjumlah 28
orang yang terdiri dari pejabat eselon II, III, dan IV. Sedangkan untuk jabatan
fungsional tertentu dan fungsional umum berjulam 909 orangyang terdiri dari 62
orang pegawai negeri sipil (PNS), 175 calon pegawai negeri sipil (CPNS), DAN 672
PEGAWAI KONTRAK/Non PNS . Dari data tersebiut didapatkan perbandingan
antara pegawai negeri sipil dengan tenaga kontrak/non pns adalah 9,61% : 71,72%.

2.6 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan

Tugas pokok Epidemiolog Kesehatan menurut KEMENPAN No. 17 Tahun


2000 adalah melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan
pengetahuan, penerapan konsep dan teori, ilmu dan seni untuk pemecahan masalah
dan pemberian pengajaran dengan cara yang sistematis. Berikut rincian yang
menyebutkan kegiatan Epidemiolog Kesehatan, siantaranya yaitu :
a) Menyusun rancangan peraturan dan pedoman
b) Menyusun instrumen pengumpulan data primer
c) Mengolah data lanjutan dalam rangka menyusun rencana tahunan
d) Melakukan konsultasi dalam rangka pengumpulan data dan penyelidikan
epidemiologi
e) Melakukan evaluasi data secara deskriptif (sederhana)
f) Menganalisa data untuk meningkatkan kewaspadaan dini
g) Menyebarluaskan data/informasi hasil pengamatan epidemiologi
h) Menentukan program untuk identifikasi perilaku dalam rangka memberdayakan
masyarakat
Unit Kerja kegiatan aktualisasi nilai dasar ASN yaitu di Sub Bagian SIM RS dan
Pelaporan UPTD. RSUD Bali Mandara.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar

Berdasarkan masalah utama yang ada di UPTD RSUD Bali Mandara Dinas
Kesehatan Provinsi Bali, terdapat 9 jenis kegiatan yang menjadi rencana
aktualisasi di tempat kerja. Kegiatan aktualisasi yang penulis kerjakan sesuai
dengan rancangan aktualisasi yang telah disetujui pada seminar rancangan
sebelumnya. Setiap kegiatan penulis aktualisasikan sesuai nilai dasar profesi
ASN dengan teknik yang telah penulis jelaskan pada seminar rancangan
sbelumnya. Adapun rencana aktualisasi nilai dasar yang penulis akan
aktualisaskan saat off campus dapat dirangkum sebagi berikut:

Tabel 3.1. Rencana Aktualisasi Nilai Dasar


JADWAL
NO KEGIATAN NILAI DASAR
KEGIATAN
1 Identifikasi Data SIM RS - Akuntabilitas 5-9 Agustus 2019
dan pelaporan - Nasionalisme
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
2 Penyusunan Instrumen - Akuntabilitas 12-16 Agustus
pengumpulan data - Nasionalisme 2019
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
3 Pengumpulan data - Akuntabilitas 14-23 Agustus
- Nasionalisme 2019
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
4 Analisis data dan - Akuntabilitas 26-30 Agustus
menyajikan gambaran - Nasionalisme 2019
hasil analisis data - Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
5 Membuat rekomendasi - Akuntabilitas 2-6 September
berdasarkan hasil analisis - Nasionalisme 2019
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
6 Mengoptimalisasi Website - Akuntabilitas 2-20 September
Rumah sakit dengan - Nasionalisme 2019
melengkapi konten atau - Etika Publik
isi - Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
7 Melakukan kegiatan In - Akuntabilitas 2-5 September
House Training untuk - Nasionalisme 2019
tenaga kesehatan - Etika Publik
mengenai Komunikasi - Komitmen Mutu
Efektif - Anti Korupsi

8 Monitoring dan evaluasi - Akuntabilitas 16-20 September


capaian BOR Rumah Sakit - Nasionalisme 2019
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi
BAB IV
CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI

4.1 Capaian Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi nilai dasar profesi ASN yang dijadwalkan dari tanggal
05 Agustus sampai dengan 25 September 2019 dapat terlaksana dengan baik dan
lancar. Dukungan dari mentor dan seluruh tim yang terkait sangat terasa
dibuktikan dengan adanya masukan, arahan, dan lengkapnya kehadiran tim di
setiap tahapan kegiatan. Program inovasi yang dilakukan ini selain menghasilkan
perencanaan juga menghasilkan rekomendasi penyusunan tim promosi dan
pemasaran, membuat media informasi pelayanan melalui website rumahsakit dan
meningkatkan kualitas dumber daya manusia lewat kegiatan in house training
mengenai komunikasi efektif.
Capaian kegiatan aktualisasi selama off campus, penulis uraikan dalam
bentuk form capaian kegiatan aktualisasi. Setiap kegiatan penulis uraikan dengan
1 form capain kegiatan aktualisasi. Adapun uraian capaian kegiatan aktulisasi
dari 6 kegiatan yang penulis aktualisasikan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Capaian Aktualisasi Kegiatan 1


Kegiatan Identifikasi data SIM RS dan Pelaporan

Tanggal 5-9 Agustus 2019

Output Hasil identifikasi Data SIM RS dan pelaporan,


indikator pelayanan dan klasifikasi rumah sakit

Daftar Lampiran Lampiran 1

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan identifikasi data SIM RS dan Pelaporan, kegiatan


dilaksanakan pada tanggal 5-9 Agustus 2019 yang terbagi menjadi 4 (empat)
tahapan kegiatan diantaranya yaitu
Tahapan Pertama
Tahapan pertama yang dilakukan yaitu melakukan koordinasi dan
konsultasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi dengan mentor selaku Kepala Sub
Bagian SIMRS dan Pelaporan dan Kepala Bagian Bina Program. Penjelasan
aktualisasi dilakukan dengan menunjukkan Laporan Rancangan Aktualisasi
Kegiatan dan menunjukkan jadwal rencana kegiatan yang akan dilakukan dari
bulan Agustus hingga September 2019. Setelah mendapatkan ijin maka
disepakati untuk melakukan sosialisasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan
kegiatan sosialisasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi di ruang auditorium
setelah kegiatan Morning Report (MR) pada pukul 08.00- selesai dengan
mengundang Stake Holder atau pemangku kebijakan diantaranya Wakil
Direktur ASD, Wakil Direktur Pelayanan dan Wakil Direktur Penunjang
beserta Kepala Bidang, Kepala Bagian dan Kasubag yang terkait dengan
kegiatan aktualisasi. Dilanjutkan dengan membuat undangan kegiatan
sosialisasi untuk tanggal 19 Agustus 2019, kemudian meminta persetujuan
Direktur UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali dan menyebarkan
undangan kegiatan sosialisasi. Setelah itu meminta ijin kepada bagian umum
untuk meminjam tempat atau ruangan yang akan digunakan untuk kegiatan
sosialisasi agar tidak terbentur dengan kegiatan lainnya.
Tahapan Kedua
Tahap Kedua yaitu melakukan koordinasi dengan penanggung jawab
program yang terkait diantaranya yaitu sub bagian SIM RS dan pelaporan,
Instalasi Rekam Medik,Sub Bagian Umum dan Humas,Sub Bagian Pendidikan
pelatihan dan pengembangan SDM, dan pengelola Website mengenai
pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Kegiatan koordinasi dilakukan dengan
penyampaian rencana aktualisasi di kegiatan sosialisasi yaitu pada tanggal 19
Agustus 2019. Dimana setelah semua undangan berkumpul di ruang rapat
kegiatan langsung diawali dengan penyampaian maksud, tujuan, dan kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan sehingga tujuan dan manfaat dari kegiatan
aktualisasi dapat dipahami dan mendapat dukungan demi lancarnya kegiatan
Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga yang dilakukan yaitu mengidentifikasi data yang ada di
Sub Bagian SIM RS dan Pelaporan, data yang dibutuhkan diantaranya, data
demografi, kewarganegaraan, jenis pembayaran, data capaian BOR Rumah
sakit, data jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap, 10 penyakit
terbanyak dan jumlah tempat tidur. Kemudian data yang akan diidentifikasi
akan dianalisis disesuaikan dengan PMK No. 56 tentang klasifikasi dan ijin
rumah sakit. Hal tersebut berguna untuk perencanaan kebutuhan yang ada
dirumah sakit kedepannya.
Tahapan Keempat
Tahapan keempat yang dilakukan yaitu membagi jenis data sesuai
dengan kelompoknya, yaitu pada data demografi, kewarganegaraan, jenis cara
pembayaran, capaian BOR, jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat
inap, 10 penyakit terbanyak dan jumlah tempat tidur.
Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntabilitas
Berkoordinasi dengan mentor, Kepala Bagian Bina Program dan Kepala
Sub Bagian SIM RS dan Pelpaoran mengenai pelaksanaan aktualisasi analisis
data di SIM RS dan pelaporan adalah bentuk rasa tanggung jawab untuk
menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan agar berjalan dengan lancar
adalah faktor utama tercapainya kinerja sehingga adanya pertanggungjawaban
atas ide yang telah disampaikan.merupakan pengembangan nilai dasar
akuntabilitas.
Nasionalisme
Berkoordinasi juga termasuk didalam nilai–nilai dasar ASN yaitu nilai
nasionalisme yang sesuai dengan sila ke4 yaitu permusyawaratan perwakilan.
Di mana dalam tahapan ini penulis menyampaikan maksud dan tujuan penulis
kepada mentor, Kepala Bagian Bina Program, pemangku kebijakan
diantaranya Wakil Direktur ASD, Pelayanan dan Penunjang beserta Kepala
Bidang, Kepala Bagian dan Kasubag dan unit-unit yang terkait serta menerima
timbal balik berupa masukan dan saran dari mereka. Hal ini sesuai dengan
pencerminan nasionalisme pada Pancasila sila keempat dimana perlu adanya
musyawarah dengan berkumpul atau mendiskusikan sesuatu dalam mengambil
keputusan.
Anti Korupsi
Setelah berkoordinasi dilanjutkan ke tahap kegiatan berikutnya yaitu
menyusun undangan, materi, daftar hadir dan notulensi sebagai bentuk
pertanggung jawaban. Nilai ASN yang terkandung dalam kegiatan penyusunan
ini yaitu nilai anti korupsi dimana adanya bukti fisik bahwa kegiatan benar
terlaksana sesuai dengan waktu pelaksanaan.
Etika publik
Nilai etika publik diwujudkan dengan cara berkomunikasi yang baik dan
benar serta sikap sopan santun antara penulis dengan peserta sosialisasi disaat
sosialisasi berlangsung maupun disaat berdiskusi.
Komitmen mutu
Setelah melakukan sosialisasi dilanjutkan dengan koordinasi dengan
unit-unit yang terkait dan mengidentifikasi data yang diperlukan sebagai bahan
analisis. Dalam koordinasi dbersama unit-unit terkait ini sesuai dengan nilai
dasar ASN yaitu komitmen mutu yaitu agar dapat bekerja sesuai dengan
kesepakatan bersama sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Analisis Dampak

Setelah dilakukan kegiatan koordinasi dengan mentor selaku atasan dan


kepala bagian mengenai rencana kegiatan aktualisasi, mentor atasan menjadi
paham tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan koordinasi ini
sangat penting agar terbntuknya kesepahaman antar peserta latsar dengan
atasan maupun mentor. Kemudia dampak melakukan kegiatan sosialisasi yaitu
bagian bagian yang terkait memahami kegiatan yang akan dilaksanakan serta
bersedia mendukung kegiatan. Kegiatan koordinasi dan sosialisasi ini snagat
penting dilaksanakan karena perlu adanya persamaan persepsi dan komitmen
saling membantu ketika peserta melakukan kegiatan.
Kegiatan identifikasi yang dilakukan bekerja sama dengan bagian-
bagian yang terkait, kegiatan ini snagat penting untuk dilaksanakan karena
data yang diperoleh perlu didentifikasi sesuai jenisnya sebelum dilakuakn
analisis data. Agar tidak terjadi kekeliruan sehingga dapat mempengaruhi
hasil.

Tabel 4.2. Capaian Aktualisasi Kegiatan 2


Kegiatan Penyusunan Instrumen Pengumpulan Data

Tanggal 12-16 Agustus 2019

Output Instrumen / Format Pengumpulan Data

Daftar Lampiran

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan penyusunan instrumen atau format pengumpulan data


kegiatan dilaksanakan pada tanggal 12-16 Agustus yang terbagi menjadi 3
(tiga) tahapan kegiatan yaitu
Tahapan Pertama
Tahap pertama melakukan konsultasi dengan atasan tentang format
pengumpulan data yang terdiri dari data demografi yang terdiri dari kelompok
usia, jenis kelamin, jenis pembayaran, pekerjaan dan domisili pasien, data
ketenagaan, data 10 penyakit terbanyak, data capaian BOR dan jumlah tempat
tidur. Penjelasan kegiatan aktualisasi tahap pertama ini yaitu diawali dengan
menyusun format pengumpulan data, setelah mengidentifikasi data apa saja
yang dibutuhkan. Format penyusunan mengacu pada bentuk laporan rekam
medis, SIMRS dan ketenagaan yang sudah ada dengan dimodifikasi agar
memudahkan penyusun dalam memasukkan data dan menganalisis data.
Tahapan Kedua
Tahapan Kedua yaitu mencari literatur atau referensi penyusunan
instrumen atau format pengumpulan data, yaitu dengan melihat format yang
ada di instalasi rekam medis maupun di SIM RS tentang data yang dibutuhkan.
Data yang dibutuhkan diantaranya yaitu data kunjungan pasien rawat jalan,
rawat inap, data 10 penyakit terbanyak rawat jalan dan rawat inap, data
demografi yang terdiri dari kelompok usia, jenis kelamin, jenis pembayaran,
pekerjaan dan domisili pasien, selanjutnya data ketenagaan, capaian BOR
rumah sakit dan jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit. Data yang
terkumpul selanjutnya akan dianalisis
Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga yaitu menyusun instrument pengumpulan data, yaitu
dengan membuat tabel yang akan diisi data yang terkait atau
dibutuhkan.Format disusun di Microsoft excel dan disusun sedemikian rupa
agar memudahkan penyusun untuk memasukkan data dan menganalisisnya.
Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntabilitas
Menyusun instrumen adau format pengumpulan data memiliki nilai
Akuntabilitas didalamnya. Penyusunan instrumen dengan teliti dan cermat
maka akan memudahkan dalam proses pengumpulan data dan
pengelompokkan data sesuai dengan jenis data, sehingga tidak ada duplikasi
data, dan kesulitan dalam mengumpulkan data karena data berasal dari
berbagai sumber yang berbeda. Hal tersebut merupakan bentuk pertanggung
jawaban terhadap tugas yang diberikan.
Nasionalisme
Upaya penyusunan instrument atau format untuk pengumpulan data
bertujuan memudahkan saat memasukkan dan menganalisis data sehingga
mudah diolah dan memudahkan rumah sakit menentukan perencanaan dan
kebutuhan kedepannya dan tujuan penyusunan format yaitu agar ada
perencanaan yang baik sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik
yang menjadi hak pasien. Selain itu penyusunan format pengumpulan data
disesuaikan dengan Bahasa Indonesia yang benar yang mengacu pada Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD) sebagai bentuk nasionalisme dan guna
memudahkan saat menganalisis data.
Etika Publik
Melakukan penyusunan instrumen atau format pengumpulan data
dengan cermat dan disiplin dapat memudahkan saat pengumpulan data dan
meningkatkan kualitas informasi yang akan disampaikan. Selain itu
memudahkan kegiatan analisis, hal tersebut menunjukan etika publik yang
harus diterapkan karena kedepannya sebuah rumah sakit membutuhkan
perencanaan yang baik sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada
publik.
Komitmen mutu
Dengan penyusunan instrumen atau format pengumpulan data, maka
memudahkan penyusun dalam menganalisis kebutuhan pasien dan rumah sakit
agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan berkelanjutan kepada
publik. Hal tersebut mencerminkan nilai komitmen mutu karena selalu
berupaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan kepada
masyarakat.
Anti korupsi
Adanya kecermatan dalam pembuatan instrumen dapat meningkatkan
kualitas pelayanan rumah sakit dan bermanfaat guna perencanaan kebutuhan
rumah sakit kedepannya. Dari kecermatan terbut akan menghidarkan dari data
yang kurang ataupun lebih, hal tersebut mencerminkan nilai anti korupsi
dalam melaksanakan tugas.
Analisis Dampak

Setelah dilaksanakan kegiatan penyusunan format atau instrumen


terbentuklah format pengumpulan data yang terdiri data demografi,
kewarganegaraan, jenis pembayaran, data capaian BOR Rumah sakit, data
jumlah kunjungan rawat jalan dan rawat inap, 10 penyakit terbanyak dan
jumlah tempat tidur. Jika tidak dilakukan penyusunan instrumen atau format
pengumpulan data maka akan menyulitkan ketika melakukan pengumpulan
data dan analisis data sehingga dapat menghasilkan hasil analisis yang kurang
tepat dan perencanaan yang kurang tepat

Tabel 4.3 Capaian Aktualisasi Kegiatan 3

Kegiatan Pengumpulan Data

Tanggal 14 - 23 Agustus 2019

Output Laporan pengumpulan data

Daftar Lampiran

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan pengumpulan data yang dibutuhkan kegiatan


dilaksanakan pada tanggal 14 – 23 Agustus 2019 yang terbagi menjadi 3 (tiga)
tahapan kegiatan diantaranya yaitu
Tahapan Pertama :
Tahap pertama yang dilakukan yaitu melakukan pengumpulan data
sesuai dengan kelompoknya, setelah menyusun format pengumpulan data
selanjutnya memasukan data yang sudah diidentifikasi di kegiatan pertama.
Diantaranya yaitu data demografi yang terdiri dari kelompok usia, jenis
kelamin, jenis pembayaran, pekerjaan dan domisili pasien, data ketenagaan,
data 10 penyakit terbanyak, data capaian BOR dan jumlah tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit.
Tahapan Kedua
Tahap Kedua yaitu melakukan cleaning data untuk mencegah adanya
kesalahan dan duplikasi, dengan memeriksa kembali apakah ada data yang
tidak dapat di identifikasi. Dalam kegiatan pengumpulan data akan diperoleh
catatan mengenai data yang kurang, sehingga dari hal tersebut dapat menjadi
masukkan kepada pihak yang terkait dalam ketepatan dan kepatuhan pengisian
data. Dikarenakan pada data yang kurang akan mempersulit upaya analisis dan
akan mempengaruhi hasil dan perencanaan rumah sakit kedepannya. Perlu
kedepannya dilakukan evaluasi kepada bagian administrasi atau pendaftaran
dalam kepatuhan pengisian data pasien saat mendaftar terutama data domisili.
Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga yaitu melakukan verifikasi dengan tim dan instalasi
yang terkait. Hal ini dilakukan dengan mengkonfirmasi data kepada instalasi
atau pengelola data yang terkait jika terdapat kekurangan dan kesalahan.
Sehingga dapat menjadi masukkan agar pihak yang terkait dapat mengisi data
dengan benar dan tepat. Data yang berkualitas dapat membantu dalam proses
perencanaan dan pengembangan rumah sakit kedepannya

Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntabilitas
Pengumpulan data dengan teliti dan disiplin berguna untuk
memudahkan dalam kegiatan analisis masalah, mencegah terjadinya data
berganda atau duplikasi data sehingga data yang dihasilkan berkualitas dan
dapat dipertanggung jawabkan. Data yang berkualitas dapat menentukkan
perencanaan kedepannya. Hal tersebut merupakan bentuk pertanggung
jawaban akan tugas yang dimiliki dan bentuk akuntabilitas terhadap fungsi
sebagai pelayan publik
Nasionalisme
Upaya pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui angka capaian
dan memudahkan analisis kebutuhan sumber daya agar rumah sakit dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik yang merupakan hak setiap
pasien, hal tersebut merupakan cerminan dari sila ke 5 yaitu keadilan sosial,
sehingga kegiatan pengumpulan data ini memiliki unsur nasionalisme
didalamnya.
Etika publik
Melakukan pengumpulan data dengan cermat dan disiplin dapat
meningkatkan kualitas informasi yang diberikan, hal tersebut mencerminkan
nilai etika publik dalam melayani masyarakat. Selain itu meminta data dengan
sopan dan dapat bekerjasama dengan bagian yang terkait merupakan bentuk
nilai etika publik dalam melaksanakan pelayanan publik.
Komitmen mutu
Dengan pengumpulan data, maka memudahkan petugas dalam
menganalisis kebutuhan pasien dan rumah sakit serta dapat membantu
kegiatan perencanaan dan pengembangan rumah sakit kedepannya, agar dapat
memberikan pelayanan yang bermutu dan berkelanjutan. Hal tersebut
merupakan bentuk nilai komitmen mutu dalam memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat
Anti korupsi
Adanya transparansi dan kecermatan dalam pengumpulan data dan tidak
melebih-lebihkan data dapat meningkatkan kualitas informasi guna
perencanaan kedepannya serta mencegah dari adanya penyalahgunaan
informasi. Jika tidak dilakukan penerapan nilai anti korupsi maka dapat terjadi
kesalahan dalam perencanaan kedepannya
Analisis Dampak

Setelah dilakuakan kegiatan pengumpulan data, data yang dibutuhkan


terkumpul dan dapat segera dianalsisi. Jika tidak dilakukan pengumpulan data
maka tidak ada data yang dapat dianalisis. Selain itu jika dan tidak dapat
dilakukan upaya perencanaan dan pengembangan kedepannya

Tabel 4.4 Capaian Aktualisasi Kegiatan 4


Kegiatan Analisis data dan menyajikan gambaran hasil
analisis data

Tanggal 26 – 30 Agustus 2019

Output Hasil analisis capaian capaian, Penyakit terbanyak,


karakteristik pengunjung, dan ketenagaan rumah
sakit

Daftar Lampiran

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan analisis data dan menyajikan gambaran hasil analisis data
kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 – 23 Agustus 2019 yang terbagi
menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu
Tahapan Pertama :
Tahap pertama yaitu melakukan pengolahan data yang ada di SIM RS
dan Pelaporan. Pengolahan dilakukan dengan tahapan data yang telah
terkumpul dibuat perhitungan persentasenya dan kemudian disajikan dalam
bentuk diagram untuk mempermudah membuat hasil analisis. Kemudian
setelah di buat diagram untuk menggambarkan informasi yang ada disetiap
gambarnya. Data yang digambarkan diantaranya data demografi yang terdiri
dari kelompok usia, jenis kelamin, jenis pembayaran, pekerjaan dan domisili
pasien, data ketenagaan, data 10 penyakit terbanyak, data capaian BOR dan
jumlah tempat tidur.
Tahapan Kedua
Tahapan Kedua kegiatan yang dilakukan yaitu menganalisis data SIM
RS dan Pelaporan dan bagian lainnya yang terkait, yaitu dengan membuat
diagram proporsi ataupun histogram yang dapat menggambarkan informasi
yang terkandung dalam angka.
Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga yaitu menyajikan data hasil analisis dalam bentuk
diagram dan histogram beserta narasinya. Data yang dianalisis akan digunakan
dalam kegiatan perencanaan rumah sakit kedepannya

Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntablitas
Menganalisis data dengan cermat dan jelas merupakan bentuk tanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan agar kedepannya rumah sakit memiliki
perencanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut
sebagai bentuk pertanggung jawaban atas tugas dan fungsi yang dimiliki
sehingga
Nasionalisme
Upaya analisis data bertujuan memudahkan pengambilan keputusan
atau kebijakan agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang terbaik
yang merupakan hak setiap pasien, hal tersebut merupakan cerminan dari sila
ke 5 yaitu keadilan sosial selain itu juga bentuk dari sila ke 3 yaitu persatuan
Indonesia sebagai bentuk kepedulian dan mengutamakan kepentingan
masyarakat dan negara
Etika publik
Melakukan analisis data dengan cermat dan disiplin dapat
meningkatkan kualitas informasi sehingga dapat menghasilkan perencanaan
yang tepat. Selain itu penulisan narasi dibuat dengan Bahasa yang mudah
dipahami dan sopan sehingga membentuk rekomendasi yang baik
Komitmen mutu
Dengan analisis data, maka memudahkan rumah sakit dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan agar dapat memberikan pelayanan yang
bermutu dan berkelanjutan. Hal tersebut mencerminkan nilai dasar komitmen
mutu yang selalu berupaya untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan
berkelanjutan
Anti korupsi
Adanya transparansi dan kejujuran tidak mengurangi maupun melebih
lebihkan dalam analisis indikator pelayanan dapat meningkatkan kualitas
informasi guna perencanaan kedepannya dan mencegah terjadinya
penyalahgunaan data
Analisis Dampak

Manfaat dari kegiatan ini adalah memudahkan rumah sakit untuk


menentukan arah perencanaan kedepannya. Jika tidak dilakukan analisis maka
akan menyulitkan menentukan kebijakan dan perencanaan rumah sakit
kedepannya dan jika tidak dilakukan gambaran hasil analisis capaian maka
akan menyulitkan penentuan perencanaan rumah sakit kedepannya

Tabel 4.5 Capaian Aktualisasi Kegiatan 5

Kegiatan Membuat rekomendasi berdasarkan hasil analisis

Tanggal 2 – 6 September 2019

Output Rekomendasi dan kegiatan

Daftar Lampiran

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan membuat rekomendasi berdasarkan hasil analisis


dilaksanakan pada tanggal 14 – 23 Agustus 2019 yang terbagi menjadi 3 (tiga)
tahapan kegiatan yaitu
Tahapan Pertama :
Tahap pertama yaitu melakukan konsultasi dengan atasan terkait hasil
analisis data dan yang menjadi rekomendasi untuk kegiatan perencanaan
ataupun pengembangan kedepannya. Hasil konsultasi dengan atasan yaitu
kasubag SIM RS dan pelaporan dan kepala bagian bina program bahwa data
yang sudah dianalisi dapat digunakan sebagai bahan pembuatan Draft SK
pembentukan tim promosi dan pemasaran UPTD. RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali. Dimana data dan kesimpulan yang dihasilkan dari kegiatan
analisis menjadi data pendukung perlunya dibentuk tim promosi dan
pemasaran rumah sakit. Selain itu berdasarakan hasil analisis data ketenagaan
didaptkan bahwa UPTD. RSUD Bali Mnadar belum memiliki tenaga spesialis
seperti dokter spesialis rehabilitasi medik, dokter spesialis forensik, dokter
spesialis gigi dan mulut sub spesialis perondontic dan orthodontic. Hal tersebut
menjadi catatan bagi rumah sakit agar kedepannya menyusun kebutuhan
dokter spesialis untuk memenuhi klasifikasi rumah sakit kelas B sesuai dengan
PMK No. 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan perijinan rumah sakit. SElain
kebutuhan tenaga, proporsi tempat tidur di UPTD. RSUD Bali Mandara juga
belum memenuhi standar rumah sakit kelas B, oleh karena itu perlu dilakukan
pengadaan dan perencaan mengenai tempat tidur rumah sakit kedepannya agar
dapat memenuhi syarat sebagai rumah sakit kelas B.
Tahapan Kedua
Tahap Kedua yaitu membuat rekomendasi yang sesuai dengan hasil
analisis, dari kegiatan analisis yang dilakukan didapatkan bahwa selama ini
rumah sakit sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan ditunjukan
dengan banyak nya angka kunjungan pasien baru dan berulang di rawat jalan,
hal tersebut menunjukkan bahwa pasien memiliki kepercayaan kepada rumah
sakit sehingga memilih rumah sakit bali mandara untuk berobat selain itu
menunjukan bahwa system rujukan juga sudah berjalan dirumah sakit ini
Namun masih diperlukannya upaya promosi dan pemasaran yang lebih
lagi tanpa melewati batasan sebagai rumah sakit pemerintah dengan membuat
media yang sesuai. Selanjutnya rekomendasi berupa peningkatan kepatuhan
dan ketepatan petugas dalam memasukan data pasien terutama mengenai data
demografi agar tidak ada kekeliruan dan memudahkan unit lainnya dalam
membuat analisis data seperti unit PKRS yang membutuhkan data guna
menyusun media promkes yang sesuai dengan sasaran yang dituju.
Selanjutnya untuk memenuhi syarat yang harus dipenuhi sebagai rumah
sakit rujukan kelas B, dari sisi ketenagaan maka UPTD. RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali harus mengisi beberapa kebutuhan tenaga kesehatan seperti
tenaga dokter spesialis rehabilitasi medik, dokter spesialis forensik, dokter
spesialis subspesialistik gigi dan mulut yaitu spesialis preodontic, dan
orthodontic, dari sisi proporsi tempat tidur rumah sakit belum memenuhi
klasifikasi yang ditetapkan di PMK 56 Tahun 2014 yaitu jumlah tempat tidur
kelas 3 mencapai 30% keseluruhan tempat tidur di rumah sakit sementara saat
ini proporsi tempat tidur keseluruhan hanya mencapai angka 22 %. Oleh
karena itu masih banyak diperlukan perbaikan dan peningkatan agar rumah
sakit dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberika pelayanan yang
berkualitas.
Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga yaitu menyajikan rekomendasi sesuai dengan analisis,
yaitu dengan mencantumkan rekomendasi dalam laporan. Kemudian hasil
analisis dan rekomendasi yang disusun disampaikan kepada pemangku
kebijakan, salah satunya hasil analisis dan rekomendasi yang dibuat digunakan
dalam kegiatan pembuatan draft SK Tim Promosi dan pemasaran Rumah sakit
serta tindak lanjut yang dilaksanakan pada tanggal 9 September 2019 yang
dilaksanakan di ruang rapat besar UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali.
Kegiatan pembuatan draft SK ini menggunakan data yang telah dianalisis
sebagai dasar perlunya pembuatan tim promosi dan pemasaran rumah sakit.
Kemudianya rekomendasi lainnya akan disampaikan dikegiatan selanjutnya
yang terkait .

Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntablitas
Adanya analisis rekomendasi dan koordinasi dengan atasan ataupun tim
lainnya akan berguna dalam perencanaan rumah sakit kedepannya dan hal
tersebut merupakan bentuk tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Hal
tersebut mencerminkan nilai akuntabilitas yaitu bertanggung jawab atas tugas
yang diberikan
Nasionalisme
Upaya analisis rekomendasi dan koordinasi guna perencanaan rumah
sakit bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan capaian BOR
rumah sakit, hal tersebut merupakan cerminan dari sila ke 5 yaitu keadilan
sosial, Karena pada dasarnya pelayanan yang berkualitas adalah hak semua
pasien dan sila ke 4 yaitu permuswaratan perwakilan
Etika publik
Menganalisis rekomendasi guna perencanaan dengan cermat dan
berpikir kreatif dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, hal terbut
mencerminkan nilai etika publik sebagai pelayan masyarakat yaitu
memberikan pelayanan yang berkualitas
Komitmen mutu
Dengan adanya rekomendasi untuk perencanaan rumah sakit, maka
akan memudahkan rumah sakit menentukan upaya yang dapat dilakukan agar
meningkatnya capaian BOR dan memberikan pelayanan yang bermutu dan
berkelanjutan
Anti korupsi
Adanya upaya penyusunan rekomendasi rumah sakit merupakan bentuk
memberikan yang menjadi hak pasien yaitu informasi dan pelayanan yang
berkualitas
Analisis Dampak

Setelah dilakukan kegiatan ini didapatkan bahwa perencanaan akan


menjadi lebih ringan jika memiliki data dasar atau acuan. Terutama dalam
menentukan upaya pembentukkan tim promosi dan pemasaran rumah sakit,
jika tidak dilakukan analisis upaya promosi dan pemasaran rumah sakit maka
akan menyulitkan dalam menentukan upaya promosi dan pemasaran
kedepannya. Selain itu pada hasil analisis proporsi tempat tidur dan
ketenagaan didaptkan bahwa rumah sakit masih perlu melakukan analisis
kebutuhan kedepannya untuk memenuhi syarat sebagai rumah sakit kelas B
sesuai dengan PMK No. 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan perijinan
rumah sakit

Tabel 4.6 Capaian Aktualisasi Kegiatan 6

Kegiatan Mengoptimalisasi Website Rumah sakit


dengan melengkapi konten web

Tanggal 2-20 September 2019

Output Website rumah sakit lebih lengkap dibandingkan


dengan sebelumnya
Daftar Lampiran

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan optimalisasi website rumah sakit dengan melengkapi


konten, kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 – 23 Agustus 2019 yang terbagi
menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu
Tahapan Pertama :
Tahap pertama yaitu Melakukan koordinasi dengan Bagian Humas dan
pengelola website tentang upaya pengoptimalisasian website rumah sakit
dengan cara melengkapi konten web yang belum terisi, setelah itu menyusun
konsep yang ingin ditampilkan dalam website rumah sakit. Yang terdiri dari
jenis pelayanan, fasilitas penunjang, fasilitas umum yang ada dirumah sakit,
hak dan kewajiban pasien, tata aturan pengunjung rumah sakit, melengkapi
profil rumah sakit dengan standar pelayanan rumah sakit, dan artikel kegiatan
rumah sakit
Tahapan Kedua
Tahap Kedua yaitu mencari referensi dan perbandingan dengan website
rumah sakit pemerintah lainnya, yaitu dengan mengamati dan membuat konten
yang dapat mewakili informasi apa saja yang ada di rumah sakit. Yang terdiri
dari jenis pelayanan, fasilitas penunjang, fasilitas umum yang ada dirumah
sakit, hak dan kewajiban pasien, tata aturan pengunjung rumah sakit,
melengkapi profil rumah sakit dengan standar pelayanan rumah sakit, dan
artikel kegiatan rumah sakit
Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga yaitu Melengkapi Website Rumah Sakit bekerjasama
dengan Humas rumah sakit dan pengelola website, dengan cara memasukkan
data yang ingin ditampilkan di website rumah sakit secara bertahap karena ada
beberapa yang belum bisa ditampilkan karena menunggu program yang belum
selesai
Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntablitas
Adanya kegiatan pelatihan rumah sakit merupakan bentuk kerjasama
dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, dan bentuk komitmen
rumah sakit dalam memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pasiennya
ataupun masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat lebih mudah dalam
menerima informasi, hal tersebut merupakan bentuk pertanggung jawaban
akan tugas yang diberikan
Nasionalisme
Upaya optimalisasi website rumah sakit bertujuan untuk memudahkan
masyarakat mengakses rumah sakit dan mendapatkan pelayanan yang
berkualitas yang dimana pelayanan berkualitas adalah hak, hal tersebut
merupakan cerminan dari sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Etika publik
Upaya optimalisasi website rumah sakit mencerminkan etika publik
seorang ASN yang cermat, peduli, berintegritas dan disiplin, karena dengan
hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit. Selain itu
berbicara dengan sopan an berkomunikasi secara efektif dengan rekan
merupakan salah satu bentuk etika bekerja sama dengan tim agar pekerjaan
dapat berjalan lancar dan saling mendukung satu sama lain
Komitmen mutu
Dengan adanya optimalisasi website rumah sakit, maka akan
memudahkan masyarakat memperoleh informasi mengenai pelayanan rumah
sakit, hal tersebut mencerminkan nilai komitmen mutu, yaitu berusaha untuk
selalu meberikan pelayanan yang terbaik
Anti korupsi
Adanya informasi yang jelas maka akan memudahkan masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan yang berkualitas, dan tidak melebih lebihkan
serta mengurangi merupakan bentuk nilai anti korupsi
Analisis Dampak

Setelah dilakuakan optimalisasi website, harapannya masyarakat lebih


mudah memperoleh informasi dengan mudah sehingga berpengaruh dengan
capain BOR rumah sakit namun jika kegiatan ini tidak dilakukan maka akan
menyulitkan pasien dalam mencari informasi

Tabel 4.7 Capaian Aktualisasi Kegiatan 7

Kegiatan Melakukan kegiatan In House Training untuk


tenaga kesehatan mengenai Komunikasi
Efektif

Tanggal 2-5 September 2019

Output Peningkatan pemahaman tenaga kesehatan


(SDM) mengenai komunikasi efektif untuk
meningkatkan capaian mutu pelayanan
Daftar Lampiran

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan in house training (IHT) tentang komunikasi efektif


dilaksanakan pada tanggal 14 – 23 Agustus 2019 yang terbagi menjadi 3 (tiga)
tahapan kegiatan yaitu
Tahapan Pertama :
Tahap pertama yaitu Melakukan koordinasi dengan Bagian Diklat
tentang pelaksanaan kegiatan In House Training (IHT) untuk tenaga kesehatan
mengenai Komunikasi Efektif di UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali.
Kegiatan dilaksanakan sebanyak 5 angkatan, dan dilaksanakan selama 4 hari
yang terdiri dari materi dan kegiatan PKL di rumah sakit. Kegiatan pelatihan
difasilitasi oleh widyaiswara yang berasal dari bapelkes Penyusun mengikuti
angkatan pertama
Tahapan Kedua
Tahap Kedua yaitu mempersiapkan pelatihan, persiapan yang
dilakukan adalah menyiapkan undangan kegiatan, susunan acara atau jadwal
kegiatan, menyiapkan ruangan pelatihan yang ada di ruang auditorium dengan
koordinasi dengan bagian umum. Menyiapkan daftar hadir peserta kemudian
sncak serta makan siang peserta serta pengisi materi, mendampingi peserta
pelatihan melakukan PKL diruangan masing-masing
Tahapan Ketiga
Tahapan ketiga yaitu mengadakan kegiatan IHT tentang komunikasi
efektif sebagai panitia kegiatan pelatihan, kegiatan dimulai pukul 07.45 dan
selesai pada pukul 16.00. Kegiatan berlangsung di ruang auditorium UPTD.
RSUD Bali Mandara Provinsi Bali. Kegiatan diikuti 30 peserta yang terdiri
dari tenaga perawat, bidan, rekam medis, pendaftaran, sarana prasarana,
laboratorium, radiologi dan gizi. Kegiatan diawali dengan pembukaan ooleh
Wadir ASD dilanjutkan dengan kegiatan pre test. Kemudian materi diberikan
oleh widyaiswara dari Bapelkes Provinsi Bali selama 3 hari dan dilakukan
PKL di hari ke empat. PKL dilaksanakan di unit masing-masing, dapat
dilakukan dengan pasien dan rekan satu unit
Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntablitas
Adanya kegiatan pelatihan rumah sakit merupakan bentuk kerjasama
dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, dan bentuk komitmen
rumah sakit dalam memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pasiennya
ataupun masyarakat sekitar
Nasionalisme
Upaya kegiatan pelatihan di rumah sakit dengan cermat dan tepat
sasaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang dimana
pelayanan berkualitas adalah hak pasien dan meningkatkan kan capaian BOR
rumah sakit, hal tersebut merupakan cerminan dari sila ke 5 yaitu keadilan
sosial
Etika publik
Upaya kegiatan pelatihan SDM di rumah sakit merupakan
mencerminkan etika publik seorang ASN yang cermat, peduli, berintegritas
dan disiplin, karena dengan hal terbut dapat meningkatkan kualitas pelayanan
rumah sakit
Komitmen mutu
Dengan adanya kegiatan pelatihan SDM di rumah sakit, maka akan
bertambah inovasi serta ide baru untuk meningkatkan capaian BOR dan
memberikan pelayanan yang berkualitas dan berkelanjutan
Anti korupsi
Adanya komitmen yang kuat transparansi dana dan bentuk pertanggung
dalam upaya kegiatan pelatihan SDM di rumah sakit merupakan bentuk anti
korupsi, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan capaian BOR
Analisis Dampak

Setelah dilakuakn kegiatan ini diharapkan tenaga yang sudah dilatih


dapat menerapkan iruangan masing-masing dan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan sehingga capaian BOR dapat meningkat karena pasien yang puas
dengan pelayanan yang diberikan sehingga berminta untuk berobat atau
memeriksakan diri kembali ke UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali.
Namun jika tidak dilakukan kegiatan pelatihan maka akan berdampak pada
kualitas pelayanan tenaga kesehatan dan mempengaruhi kunjungan pasien

Tabel 4.8 Capaian Aktualisasi Kegiatan 8


Kegiatan Monitoring dan evaluasi capaian BOR Rumah
Sakit

Tanggal 16-20 September 2019

Output Laporan hasil monitoring dan Evaluasi

Daftar Lampiran

Uraian Kegiatan

Pada kegiatan monitoring dan evaluasi capaian BOR rumah sakit ini
dilaksanakan pada tanggal 14 – 23 Agustus 2019 yang terbagi menjadi 3 (tiga)
tahapan kegiatan yaitu
Tahapan Pertama :
Tahapan pertama yang dilakukan ialah mengumpulkan data capaian
BOR Rumah Sakit, data diperoleh dari laporan internal rumah sakit yang
dimiliki oleh sub bagian SIM RS dan pelaporan UPTD. RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali.
Tahapan Kedua
Tahapan kedua yaitu melakukan evaluasi capaian BOR Rumah Sakit,
yaitu dengan mengevaluasi apakah nilai capaian bor sudah sesuai dengan nilai
ideal yang ditetapkan oleh kemenkes tahun 2005 yaitu 60-85%. Jika belum
mencapai nilai ideal maka harus dilakukan tindak lanjut yang sesuai dan dapat
meningkatkan capaian BOR.
Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai Dasar

Akuntablitas
Melakukan monitoring dan evaluasi menunjukkan bentuk
pertanggungjawaban terhadap penerapan kegiatan aktualisasi. Dengan adanya
monitoring dan evaluasi akan menunjukkan dampak kegiatan aktualisasi.
Nasionalisme
Monitoring yang dilakukan akan menunjukkan evaluasi hasil kinerja dan
kerjasama tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan dengan
pasien dan keluarga sebagai satu kesatuan dengan tujuan yang sama.
Etika publik
Melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan sabar, cermat, teliti, dan
disiplin agar evaluasi penerapan kegiatan ini berjalan dengan baik.
Komitmen mutu
Dengan adanya monitoring evaluasi capaian BOR rumah sakit, maka
akan memudahkan rumah sakit menentukan perencanaan dan memberikan
pelayanan yang bermutu dan berkelanjutan
Anti korupsi
Bersikap jujur dengan tidak mengurangi atau melebihkan data
monitoring evaluasi yang dilakukan merupakan salah satu bentuk anti korupsi.
Menjelaskan apa adanya agar perencanaan kedepannya lebih objektif untuk
meningkatkan capaian BOR rumah sakit
Analisis Dampak

Setelah dilakukan kegiatan ini memberi manfaat yaitu agar mengetahui


kondisi rumah sakit dan dana menentukan perencanaan kedepannya agar
menjadi lebih baik lagi. Namun jika tidak dilaksanakan maka akan
menyulitkan upaya perencanaan perbaikan kedepannya
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan di Sub Bagian
SIM RS dan Pelaporan UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kegiatan aktualisasi telah terlaksana dengan baik di Ruang Sub Bagian SIM
RS dan Pelaporan UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali
pada tanggal 5 Agustus – 25 September 2019
2. Isu yang diangkat adalah rendahnya capaian BOR di UPTD RSUD Bali
Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
3. Kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan sebagai bentuk pemecahan
masalah dari isu, antara lain :
a. Identifikasi Data SIM RS dan pelaporan (Kunjungan Rawat Jalan dan
Rawat Inap, 10 Penyakit terbanyak, Karakteristik pengunjung, dan
Ketenagaan Rumah Sakit, dan Penunjang)
b. Penyusunan Instrumen pengumpulan data
c. Pengumpulan data
d. Analisis data capaian dan menyajikan gambaran hasil analisis data
e. Membuat rekomendasi berdasarkan hasil analisis
f. Mengoptimalisasi Website Rumah sakit dengan melengkapi konten atau
isi
g. Melakukan kegiatan In House Training untuk tenaga kesehatan mengenai
Komunikasi Efektif
h. Monitoring dan evaluasi capaian BOR Rumah Sakit
4. Dengan dilaksanakannya aktualisasi nilai-nilai ANEKA pada 8 kegiatan
aktualisasi di tempat kerja diharapkan adanya peningkatan capaian BOR
UPTD. RSUD Bali Mandara kedepannya sampai dengan di nilai ideal yaitu
60-85% (Kemenkes,2005)

5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam kegiatan aktualisasi ini adalah
sebagai berikut :
a. Sub SIM RS dan pelaporan
Diharapkan data yang ada di sub bagian SIM RS dan Pelaporan dapat
menjadi dasar perencanaan rumah sakit kedepanya
b. UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Diharapkan seluruh pegawai baik PNS maupun Non PNS/kontrak yang
bertugas di UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali dapat
menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga dapat
terwujudnya visi UPTD RSUD Bali Mandara Dinas Kesehatan Provinsi Bali
yaitu “Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas Dengan Mengedepankan
Pelayanan, Pendidikan, Dan Penelitian Menuju Rumah Sakit Berkelas
Dunia Tahun 2025”.

Anda mungkin juga menyukai