Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pegawai Negeri Sipil (PNS), selain Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian


Kerja (PPPK), merupakan bagian dari profesi Aparatur Sipil Negara (ASN), sesuai
dengan Undang-Undang ASN no. 5 tahun 2014. Di dalam Undang-Undang
tersebut disebutkan juga ASN memiliki 3 fungsi dan peran utama, yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu
bangsa.

Pembentukan ASN yang profesional diperlukan sebuah pembaharuan yang


didukung oleh semua pihak. Proses penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS pola
baru ini diharapkan dapat membentuk generasi yang mampu m embawa perubahan
untuk bangsa ini. Peserta Pelatihan Dasar CPNS ini dituntut untuk dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN di institusi asal, sehingga nilai-
nilai tersebut dapat tertanam kuat dalam dirinya, bahkan menular hingga ke seluruh
ASN di institusi tersebut. Nilai-nilai dasar yang dimaksud diantaranya
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti korupsi
(ANEKA) serta ASN juga harus mengetahui Kedudukan dan Peran PNS dalam
NKRI yaitu Whole of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.

Salah satu pelayanan publik bagi ASN yaitu Puskesmas. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 75 Tahun 2014, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016, Pelayanan


Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi

1
Tenggara dilaksanakan oleh seorang Tenaga Teknis Kefarmasian (Ahli Madya
Farmasi) dan seorang Apoteker.

Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam


menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker. Salah
satu tugas dan fungsi asisten apoteker adalah melakukan pelayanan dispensing.
Pada pelayanan resep dilakukan pemberian informasi obat pada saat penyerahan
obat kepada pasien, pada saat penyerahan obat kurangnya pemberitahuan tentang
informasi obat dapat menimbulakan ketidaktahuan masyarakat tentang cara
penggunaan, penyimpanan dan efek samping obat.

Berdasarkan uraian di atas seharusnya pemberian informasi obat dapat


dilakukan baik, efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
yang berdampak pada kepuasan pasien. Hal tersebut mempengaruhi penulis
sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil yang sedang mengikuti Pelatihan
Dasar,penulis membuat rancangan aktualisasi kegiatan yang didasarkan pada
ANEKA, kedudukan dan peran profesi ASN dalam NKRI.Penulis mempunyai
gagasan untuk pemecahan permasalahan atau isu di lingkungan Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN sebagai Asisten


Apoteker Pertama di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.

2. Tujuan Khusus

Mengoptimalkan waktu tunggu pelayanan obat racikan pada Depo Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

C. Manfaat

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi manfaat

2
1. Bagi Peserta
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi
peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (Whole of Government, Manajemen
ASN, dan Pelayanan Publik),

2. Bagi Instansi
Hasil penerapan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi perubahan
pelayanan kefarmasian di Depo Rawat Inap dapat mengurangi resiko
kesalahan penggunaan obat yang baik dan benar.

3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan kepuasan atas pelayanan kesehatan yang ditawarkan
oleh Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sultra, sehingga dapat
berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini adalah pada pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan kefarmasian, di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara yang menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu, dan anti korupsi sebagai Aparatur Sipil Negera (ASN).
Pelaksanaan aktualisasi akan dimulai dari tanggal ........ Mei 2021 yang bertempat
di Depo Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sultra.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR ASN


DAN PERAN DAN KEDUDUKAN ASN DALAM NKRI

A. Gambaran Umum Organisasi

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Tugas Rumah Sakit adalah memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Definisi tentang Rumah Sakit
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.

Sesuai dengan Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 dan


untuk peningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui
Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 tahun 2010 tanggal 15
Oktober 2010.Diakhir tahun 2012, tepatnya tanggal 21 November 2012 Rumah
Sakit Umum Provinsi Sultra pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, yang diresmikan penggunaannya
oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa
dan Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam, SE.

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, sejak tanggal


21 November 2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulangi Nomor 151 Kelurahan
Kemaraya Kecamatan Mandonga ke jalan Kapten Piere Tendean Nomor 40
Baruga. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan
umum dengan batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Kantor Pengadilan Agama
b. Sebelah Timur : Balai Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara
c. Sebelah Selatan : Perumahan Penduduk
d. Sebelah Barat : Kantor Polsek Baruga

4
B. Visi dan Misi Rumah Sakit

1. Visi
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”

2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang
mengutamakan keselamatan pasien.
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas
dan berdaya saing.
c. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi
terkini.
d. Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai.
e. Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif dan
informatif

3. Motto
“ Melayani dengan Hati dan Senyum”
Tata Nilai
S = Santun
E = Efisien
H = Harmonis
A = Adil
T = Tertib

4. Nilai Dasar
a. Ketulusan
b. Kepedulian
c. Kerendahan hati
d. Keakraban
e. Kesportifan

5
C. Tupoksi Organisasi dan Tugas Pokok Asisten Apoteker

1. Tugas pokok dan Fungsi Organisasi


Tugas pokok dan fungsi RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara, mengacu
pada Perda No. 5 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi,
terpadu dengan upaya peningkatatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya
rujukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, RSU
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai fungsi, yaitu:
a. Menyelenggarakan pelayanan medik
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

2. Tugas Pokok Asisten Apoteker


Berdasarkan Permenkes No 376/MENKES/PER/V/2009 tentang
Peunjuk Teknis Jabatan Fungsional Asisten Apoteker dan Angka Kreditnya,
dalam Bab IV Pasal 5 Butir 2 menjelaskan tentang rincian kegiatan Asisten
Apoteker sesuai dengan jenjang jabatan, adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan bahan bahan atau data-data dari berbagai sumber/acuan
dalam rangka Penyiapan Rencana Kegiatan Kefarmasian;
b. Mengumpulkan data-data dalam rangka Perencanaan Perbekalan Farmasi;
c. Menimbang dan atau mengukur bahan baku dalam rangka Produksi Sediaan
Farmasi Non Steril;
d. Menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi
dalam rangka Produksi Sediaan Farmasi Steril;
e. Mengemas alat-alat dalam rangka Sterilisasi Sentral;

6
f. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka Penerimaan
Perbekalan Farmasi;
g. Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan Perbekalan
Farmasi;
h. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung
harga obatnya dalam rangka Dispensing Resep Individual.

7
D. Struktur Organisasi
DIREKTUR
RSU BAHTERAMAS

WADIR PELAYANAN

Panitia Farmasi & Terapi KEUANGAN


KEPALA INSTALASI FARMASI

ADMINISTRASI

PERBEKALAN MANAJEMEN MUTU


PELAYANAN Rekapan
Resep dan
adm. umum

Rekapan
Farmasi Klinik Penjualan
Perencanaan Distribusi
BPJS Pelaporan
Psikotropika
P. Pengendalian dan Narkotika
Infeksi Kord. Depo
Rawat Jalan
Depo Rawat TB MDR Hitung Biaya
Jalan Pasien Safety
Obat di
Depo Rawat HIV Ruangan
SPM
Inap Kord. Depo Rawat Perawatan &
Malaria Inap & OK Membuat
Mutu
Depo IGD Jadwal Tugas
Akreditasi
Depo OK Rekap absensi
Kord. Depo IGD
Berkas TPP

Gambar. 1
Struktur Organisasi RSU Bahteramas Provinsi Sultra

8
E. Nilai-Nilai Dasar ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar


sebagai seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan
tugasnya sebagai ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA).

Berdasarkan dari kelima nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,


Nasionalisme, Etika publik komitmen mutu dan Anti korupsi yang harus di
tanamkan kepada setiap ASN maka perlu di ketahui indikator-indikator dari kelima
kata tersebut, yaitu:

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sesudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban
untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok / institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab
juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

9
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah
air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,

10
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.

3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar, sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa yang
seharusnya dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
b. Setia dalam mempertahankan UUD 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
h. Memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:

11
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.

5. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun  tidak langsung. Tindak pidana
korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi.
Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi:
a. Mandiri yang dapat membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
sehingga menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat;
b. Kerja keras merupakan hal yang penting dalam rangka tercapainya target
dari suatu pekerjaan. Jika target dapat tercapai, peluang untuk korupsi
secara materiil maupun non materiil (waktu) menjadi lebih kecil;
c. Berani untuk mengatakan atau melaporkan pada atasan atau pihak yang
berwenang jika mengetahui ada pegawai yang melakukan kesalahan;
d. Disiplin berkegiatan dalam aturan bekerja sesuai dengan undang-undung
yang mengatur;
e. Peduli yang berarti ikut merasakan dan menolong apa yang dirasakan orang
lain;
f. Jujur yaitu berkata dan bertindak sesuai dengan kebenaran (dharma);
g. Tanggung jawab yaitu berani dalam menanggung resiko atas apa yang kita
kerjakan dalam bentuk apapun;

12
h. Sederhana yang dapat diartikan menerima dengan tulus dan iklas terhadap
apa yang telah ada dan diberikan oleh Tuhan kepada kita;
i. Adil yaitu memandang kebenaran sebagai tindakan dalam perkataan
maupun perbuatan saat memutuskan peristiwa yang terjadi.

F. Kedudukan dan Peran ASN

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai


ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN
lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar
selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman (LAN RI,2015).

Adapun asas-asas manajemen ASN berdasaarkan Undang-Undang


Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014, antara lain (LAN RI,2015:
a. Kepastian hukum;
b. Profesionalitas;
c. Proporsionalitas;
d. Keterpaduan;
e. Delegasi;
f. Netralitas;
g. Akuntabilitas;
h. Efektif dan efisien;
i. Keterbukaan;
j. Non diskriminatif;
k. Persatuan;
l. Kesetaraan;
m. Keadilan;
n. Kesejahteraan.

2. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat

13
dan daerah dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (LAN RI,2015).
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah (LAN RI,2015):
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah.Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan

14
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

3. Whole Of Goverment (WoG)


Whole of Goverment(WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan (LAN RI,2015).
Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang terutama di
negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia, dan Selandia Baru.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting
dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah
(LAN RI,2015).
Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik
dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan

15
agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu,
perkembangan teknologi informasi situasi dan dinamika kebijakan yang lebih
kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik (LAN
RI,2015).
Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan aadanya fenomena
ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior
terhadap sektor lain atau masing-masing sektor namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontraproduktif atau “saling membunuh”. Sementara di sisi
lain sektor pertambangan memandang bahwa pembangunan memerlukan modal
besar dan hanya tambanglah yang bisa menyediakan. Kedua sektor sangat
penting, tetapi nampak ada perbedaan tajam atau bahkan saling bertabrakan
dalam perumusan tujuan masing-masing (LAN RI,2015).
Perbedaan orientasi sektor dalam pembangunan bisa menyebabkan
tumbuhnya ego sektoral (mentalitas sila) yang mendorong perilaku dan nilai
individu maupun kelompok yang menyempit pada kepentingan sektornya (LAN
RI,2015).
Ketiga, khususnya dalam konteks indonesia keberagaman latar belakang
nilai, budaya, adat istiadat serta bentuk latar belakang lainnya mendorong
adanya potensi disitegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal
berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang
akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame
NKRI (LAN RI,2015).
Dalam hal ini, WoG menjadi penting, karena diperlukan sebuah upaya
untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai
tujuan bersama. Sikap, perilaku dan nilai yang berorientasi sektor harus
dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan yang lebih mendasar, yang
mendorong adanya semangat persatuan dan kesatuan (LAN RI,2015).

16
BAB III
RENCANA RANCANGAN AKTUALISASI

A. Gambaran Kondisi Saat Ini dan Kondisi yang Diharapkan

1. Kondisi saat ini


Kondisi yang terjadi di RSU Bahteramas Prov. Sultrasaat ini masih
belum sesuai dengan keadaan yang diharapkan. Beberapa isu yang ditemukan
oleh peserta terkait dengan manajemen ASN, pelayanan publik dan Whole Of
Government, adalah:
a. Belum optimalnya petugas farmasi dalam penandaan obat LASA dan obat
High Alertpada Depo Rawat Inap RSU Bahteramas Prov. Sultra
b. Belum optimalnya waktu tunggu pelayanan obat racikan pada Depo Rawat
Inap RSU Bahteramas Prov. Sultra
c. Belum optimalnya edukasi kepatuhan penggunaan obat antibiotik pada
Depo Rawat Inap RSU Bahteramas Prov. Sultra

2. Kondisi yang diharapkan


Kondisi yang diharapkan dari hal tersebut di atas adalah terwujudnya
optimalisasi penandaan obat LASA dan obat High Alert pada Depo Rawat
Inap RSU Bahteramas Prov. Sultra, terciptanya pengoptimalisasian waktu
tunggu pelayanan obat racikan pada Depo Rawat Inap pada RSU Bahteramas
Prov. Sultra, dan tercapainya edukasi kepatuhan penggunaan obat antibiotik
pada Depo Rawat Inap pada RSU Bahteramas Prov. Sultra.

B. Identifikasi, Analisis dan Penetapan Isu

1. Identifikasi Isu Permasalahan


Berdasarkan kondisi saat ini yang terjadi di Rumah Sakit Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara, maka isu yang dapat di identifkasi disajikan dalam tabel
berikut.

17
3.1 Identifikasi Isu Permasalahan

No Identifkasi Isu Prinsip ASN Kondisi saat ini Kondisi yang


diharapkan

1. Masih kurang Manajemen Belum Terwujudnya


optimalnya petugas ASN optimalnya optimalisasi
farmasi dalam petugas farmasi petugas farmasi
penandaan obat LASA dalam penandaan dalam penandaan
dan obat High obat LASA dan obat LASA dan
Alertpada Depo Rawat obat High obat High
Inap Alertpada Depo Alertpada Depo
Rawat Inap Rawat Inap

2. Masih kurang Pelayanan Belum Terciptanya


optimalnya waktu Publik optimalnya waktu pengoptimalisasian
tunggu pelayanan obat tunggu pelayanan waktu tunggu
racikan pada Depo obat racikan pada pelayanan obat
Rawat Inap pada RSU Depo Rawat Inap racikan pada Depo
Bahteramas Prov. pada RSU Rawat Inap pada
Sultra Bahteramas Prov. RSU Bahteramas
Sultra Prov. Sultra

3. Masing kurang Pelayanan Belum Terciptanya edukasi


optimalnya edukasi Publik optimalnya kepatuhan
kepatuhan penggunaan edukasi penggunaan obat
obat antibiotik pada kepatuhan antibiotikpada
Depo Rawat Inap penggunaan obat Depo Rawat Inap
antibiotik pada
Depo Rawat Inap

2. Analisis Isu Permasalahan


Tehnik analisis sebagai pisau pemangkas yang digunakan untuk
memprioritaskan isu yang akan ditindaklanjuti yaitu metode analisa APKL.
Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan

18
Layak-nya, selanjutnya menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total
skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.
 Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat
 Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
 Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
 Kelayakan : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah

Tabel 3.2 Analisis Tapisan Isu Metode APKL


Kriteria Skor Total Ranking
ISU TERIDENTIFIKASI
NO
A P KK LL

1. Belum optimalnya petugas


farmasi dalam penandaan obat
3 4 3 4 14 II
LASA dan obat High Alertpada
Depo Rawat Inap

3. Belum optimalnya waktu tunggu


pelayanan obat racikan pada Depo 3 4 5 4 16 I

Rawat Inap
2. Belum optimalnya edukasi
kepatuhan penggunaan obat 3 3 3 3 12 III
antibiotik pada Depo Rawat Inap

Skala Keterangan
5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

19
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis tapisan isu metode
APKL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas
adalah “Belum optimalnya waktu tunggu pelayanan obat racikan pada Depo
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”.

3. Penetapan Isu Permasahalan

Berdasarkan analisis isu permasalahan dengan menggunakan teknik


APKL, maka muncullah isu permasalahan yang menjadi prioritas yaitu belum
optimalnya waktu tunggu pelayanan obat racikan pada Depo Rawat Inap pada
RSU Bahteramas Prov. Sultra.

Isu permasalahan ini menjadi prioritas untuk diselesaikan berdasarkan


analisis isu dengan teknik APKL, yang dimana bila isu permasalahan ini tidak
diselesaikan maka akan berdampak terhadap pasien yakni kurang optimalnya
waktu tunggu pelayanan obat racikan pada Depo Rawat Inap, sehingga waktu
tunggu pelayanan resep yang lama dapat berdampak ketidakpuasan pasien dan
dapat berakibat langsung pada masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi
tercapainya visi dan misi Rumah Sakit. Pelayanan farmasi merupakan revenue
centre bagi rumah sakit, sehingga pendapatan rumah sakit dapat ditingkatkan
melalui banyaknya resep yang terlayani mengingat lebih dari 90% pelayanan
kesehatan menggunakan perbekalan farmasi dan 50% pemasukan rumah sakit
berasal dari perbekalan farmasi..

Selanjutnya dalam menentukan pemecahan masalah yang terbaik untuk


menjawab isu/masalah pokok tersebut dengan cara “mengoptimalkan waktu
tunggu pelayanan obat racikan pada Depo Rawat Inap”

C. Matriks Rencana Aktualisas

Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sultra


Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Waktu Tunggu Pelayanan Obat
Racikan pada Depo Rawat Inap
Judul : Optimalisasi Waktu Tunggu Pelayanan Obat Racikan
pada Depo Rawat Inap

20
Gagasan Pemecahan Isu :
1. Melakukan konsultasi rencana kegiatan aktualisasi dengan atasan
2. Melakukan sosialisasi mengenai kegiatan rancangan aktualisasi
3. Melakukan kegiatan optimalisasi waktu tunggu pelayanan obat racikan
4. Melaksanakan evaluasi kegiatan optimalisasi waktu tunggu pelayanan obat
racikan

21
Tabel 3.3
Rancangan Kegiatan

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
1. Melakukan 1.1 Menemui atasan Terlaksananya Akuntabilitas: Dengan adanya Kegiatan ini
konsultasi dan Menjelaskan konsultasi dan Kepemimpinan- adanya kegiatan konsultasi mendukung
rencana maksud dan mendapatkan izin kejelasan wewenang dan dengan pimpinan budaya kerja
kegiatan tujuan dengan dari pimpinan untuk tanggungjawab antara mengenai
Rumah Sakit
aktualisasi menunjukan melaksanakan bawahan dan pimpinan optimalisasi waktu
dengan atasan rancangan kegiatan aktualisasi unit kerja. tunggu pelayanan dengan
kegiatan obat racikan pada meningkatkan
Nasionalisme: depo rawat inap, kompetensi SDM
Munculnya sikap hormat maka dapat dan pelayanan di
menghormati antara mewujudkan Visi wilayah kerja
bawahan dan pimpinan Rumah Sakit dengan Rumah Sakit
terwujudnya
Etika Publik: Bahteramas,
Rumah Sakit
Sopan dan santun saat Rujukan Pilihan di dapat
berkonsultasi Indonesia Timur menguatkan nilai
Tahun 2023 dan Keakraban dan
Komitmen Mutu: tercapainya kepedulian
Memberikan akurasi salahsatu Misi yakni
informasi yang diperoleh. Menyelenggarakan
pelayanan kesehatan
Anti Korupsi: paripurna dan
Jujur dalam bermutu yang
menyampaikan rancangan mengutamakan
pada saat konsultasi keselamatan pasien.
1.2 Meminta arahan Adanya arahan dan Akuntabilitas:
dan masukan atau masukkan ide Bersikap transparan dalam
22
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
mengenai dari atasan. memberikan penjelasan,
rancangan konsisten dengan tujuan
kegiatan. aktualisasi.

Nasionalisme:
Jujur dan berintegritas

Etika Publik:
Menghargai komunikasi
dan konsultasi kepada
pimpinan

Komitmen Mutu:
Menunjukkan
ketercapaian target yang
direncanakan.

Anti Korupsi:
Menunjukkan sikap Berani
dan tetap terus bekerja
keras

1.3 Meminta Adanya persetujuan Akuntabilitas:


persetujuan pimpinan untuk Terbentuknya sikap
pimpinan melakukan kegiatan transparansi saat meminta
aktualisasi izin kepada atasan.

Nasionalisme:
Bersikap hormat kepada
pimpinan dan tidak
23
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
memaksakan kehendak.
Etika Publik:
Mernghargai komunikasi,
konsultasi dan kerjasama.

Komitmen Mutu:
Dapat mengefisiensikan
waktu

Anti Korupsi:
Bersikap jujur dan disiplin
dalam meminta izin.

2. Melakukan 2.1 Membuat dan Tersedianya Akuntabilitas: Dengan Kegiatan ini


sosialisasi menyampaikan undangan bagi Menujukkan kejelasan dari melaksanakan mendukung
mengenai undangan pada peserta sosialisasi tujuan yang diharapkan kegiatan sosialisasi budaya kerja
kegiatan seluruh petugas mengenai pemberian
puskesmas
rancangan lingkup Instalasi Nasionalisme: informasi obat,
aktualisasi Menggunakan bahasa maka dapat dengan
farmasi meningkatkan
Indonesia yang baik dan mewujudkan Visi
benar. Rumah Sakit dengan kompetensi SDM
terwujudnya dan pelayanan di
Etika Publik: Rumah Sakit wilayah kerja
Menjalankan secara Rujukan Pilihan di Rumah Sakit
profesional Indonesia Timur
Bahteramas,
Tahun 2023 dan
Komitmen Mutu: tercapainya dapat
Inovatif salahsatu Misi yakni menguatkan nilai
menyelenggarakan Kepedulian dan
Anti Korupsi:
24
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Selalu bekerja keras pendidikan, Kesportifpan
pelatihan dan
2.2 Melakukan Agar seluruh petugas Akuntabil penelitian yang
sosialisasi mengetahui dan itas: berkualitas dan
mengenai memahami serta bertanggun berdaya saing
rancangan mampu g jawab
aktualisasi mengaplikasikannya pada
kegiatan
yang akan
penulis
laksanakan

Nasionalisme:
Menguatkan rasa
persatuan kepada seluruh
pegawai dengan adanya
kegiatan diskusi antara
penulis dan pegawai
lainnya
Etika Publik:
Menghargai komunikasim
dan konsultasi.

Komitmen Mutu:
Efektif dan efisien.

Anti Korupsi:
Bekerja keras
2.3 Mengecek data Tersediannya daftar Akuntabilitas:
peserta yang petugas yang hadir Menunjukkan sikap
25
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
hadir tanggung jawab, kejelasan
dan konsisten.

Nasionalisme:
Mendengarkan pendapat
pimpinan,

Etika Publik:
Menghargai komunikasim
dan konsultasi.

Komitmen Mutu:
Efektif dan efisien.

Anti Korupsi:
Jujur dan
Bertanggungjawab

3. Melakukan 1.1 Melakukan Agar petugas dapat Akuntabilitas: Dengan Kegiatan ini
kegiatan screening obat memastikan tidak Menunjukkan sikap melaksanakan mendukung
optimalisasi terjadinya kesalahan Tanggungjawab kegiatan sosialisasi budaya kerja
waktu tunggu pemberian obat mengenai pemberian
puskesmas
pelayanan obat Nasionalisme: informasi obat,
racikan Bersikap adil maka dapat dengan
mewujudkan Visi meningkatkan
Etika Publik: Rumah Sakit dengan kompetensi SDM
Melaksanakan sesuai terwujudnya dan pelayanan di
aturan Rumah Sakit wilayah kerja
Komitmen Mutu: Rujukan Pilihan di Rumah Sakit
Hasil yang Inovatif.
26
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Indonesia Timur Bahteramas,
Anti Korupsi: Tahun 2023 dan dapat
Bekerja keras tercapainya menguatkan nilai
salahsatu Misi yakni
1.2 Petugas Tersedianya obat Akuntabilitas: Ketulusan,
mewujudkan
menyiapkan obat yang sesuai dengan Menunjukkan sikap suasana rumah sakit Kepedulian dan
sesuai resep resep dokter tanggung jawab, kejelasan, yang asri, nyaman, Kerendahan Hati
dokter dan konsistensi. komunikatif dan
informatif
Nasionalisme:
Menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan
mudah dimengerti

Etika Publik:
Bersikap menghargai
komunikasi, konsultasi,
dan kerjasama.

Komitmen Mutu:
Efektif dan efisien.

Anti Korupsi:
Bertanggungjawab
memberikan informasi
yang jelas
1.3 Meracik obat Tersedianya obat Akuntabilitas:
sesuai resep racikan yang sesuai Dapat
dokter dengan resep dokter mempertanggungjawabkan
dan selanjutnya dalam setiap pelayanan
27
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
diserahkan pada
Apoteker untuk Nasionalisme:
diserahakan kepada Menggunakan Bahasa
keluarga pasien Indonesia yang baik dan
mudah dimengerti

Etika Publik:
Bersikap ramah.

Komitmen Mutu:
Bekerja keras guna
mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu

4. Melaksanakan 4.1 Melakukan Tersedianya lembar Akuntabilitas: Dengan Kegiatan ini


evaluasi monitoring monitoring yang bertanggung jawab serta melaksanakan mendukung
kegiatan terkait waktu telah disesuaikan transparan dalam kegiatan sosialisasi budaya kerja
optimalisasi tunggu dengan jenis obat. melakukan monitoring mengenai pemberian
puskesmas
waktu tunggu pelayanan obat informasi obat,
pelayanan obat Nasionalisme: maka dapat dengan
racikan meningkatkan
racikan Rela berkorban, tanggung mewujudkan Visi
jawab, tidak diskriminatif, Rumah Sakit dengan kompetensi SDM
bersikap adil terwujudnya dan pelayanan di
Rumah Sakit wilayah kerja
Etika Publik: Rujukan Pilihan di Rumah Sakit
Melaksanakan sesuai Indonesia Timur
aturan Bahteramas,
Tahun 2023 dan
Komitmen Mutu: tercapainya dapat
cermat dan teliti dalam salahsatu Misi yakni menguatkan nilai
mengerjakannya untuk
28
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
mengurangi kesalahan Menyelenggarakan Kepedulian dan
data. pelayanan kesehatan Kesportifpan
paripurna dan
Anti Korupsi: bermutu yang
Bersikap jujur dalam mengutamakan
melakukan kegiatan keselamatan pasien
tersebut

4.2 Menyesuaikan Penulis Akuntabilitas:


rekapan resep menyesuaikan Bertanggung jawab serta
dengan obat rekapan resep transparan dalam
yang keluar dengan obat yang
melakukan monitoring
keluar agar tidak
adanya obat yang
tidak di rekap, serta Nasionalisme:
adanya dokumentasi Rela berkorban, tidak
pada saat diskriminatif, bersikap adil
menyesuaikan
rekapan obat. Komitmen mutu: Cermat
dan teliti dalam
mengerjakannya untuk
mengurangi kesalahan
data

Anti korupsi :
Bersikap jujur dalam
melakukan kegiatan
tersebut

29
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
4.3 Membuat Laporan kegiatan Akuntabilitas:
laporan kegiatan Bertanggung jawab
dengan data terhadap laporan yang
yang benar dan dibuat.
sesuai dengan
Nasionalisme:
hasil yang
Menggunakan bahasa
didapatkan saat
Indonesia yang baik dan
observasi mudah dimengerti

Etika Publik:
Memberikan pelayanan
secara jujur.

Komitmen Mutu:
Tercapainya target secara
Efektif, efisien, inovatif
sesuai dengan yang
direncanakan.

Anti Korupsi:
Dalam Melakukan
Tahapan Membuat laporan
kegiatan dengan data yang
benar dan sesuai dengan
hasil yang didapatkan saat
observasi, saya tidak akan
menambahkan data fiktif

30
D. Jadwal Kegiatan
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Apotik Depo Rawat Inap dari tanggal …… Mei 2021 s/d ……… Juni 2021. Kegiatan-
kegiatan aktualisasi akan dijabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Bulan
No Kegiatan Mei Juni Keterangan
11-13 14-16 18-30 2-7 9-12
1 Melakukan konsultasi
rencana kegiatan aktualisasi
dengan atasan

2 Melakukan sosialisasi
mengenai kegiatan rancangan
aktualisasi

3 Melakukan kegiatan Dibantu oleh petugas lain


optimalisasi waktu tunggu
yang bertugas sesuai
pelayanan obat racikan
jadwal jaga
4 Melaksanakan evaluasi
kegiatan optimalisasi waktu
tunggu pelayanan obat
racikan

31
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan aktualisasi ini akan dilaksanakan pada Puskesmas Labibia pada tanggal
……….. Mei s/d …….. Juni 2021 dengan melakukan 4 jenis kegiatan yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi (ANEKA). Dengan adanya nilai-nilai dasar profesi
ASN diharapkan kualitas pelayanan akan menjadi semakin baik, karena modal dasar
untuk setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan berorientasi pada perbaikan terhadap
mutu pelayanan yang berkesinambungan, bebas dari korupsi, dan membangun bangsa

B. Saran

Diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun bagi terwujudnya kelancaran dan
perbaikan proses aktualisasi yang akan dilaksanakan, diharapkan kerjasama yang baik
dari coach, mentor, maupun seluruh pegawai Instalasi Farmasi RSU Bahteramas Provinsi
Sultra.

32

Anda mungkin juga menyukai