Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada pemerintah. Pegawai ASN
melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. Setelah
disahkannya Undang-Undang (UU) ASN aparatur negara memiliki kekuatan dan
kemampuan profesional kelas dunia, berintegritas tinggi non parsial dalam melaksankan
tugas, berbudaya kerja tinggi non parsial dan kesejahteraan tinggi, serta dipercaya
publik dengan dukungan SDM.

Peraturan baru tentang ASN tertuang dalam UU No.5 Tahun 2014 sudah secara
implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar
merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik.
Dalam UU tersebut juga diatur mengenai asa, prinsip, nilai dasar, serta kode etik dan
kode perilaku ASN. Pengaturan tersebut guna memberi pedoman yang jelas bagi ASN
dalam memberikan pelayanan publik. Pada pasal 11 diatur mengenai tugas pegawai
ASN yaitu:

a) Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b) Memberikan pelayanan public yang profesional dan berkualitas; dan
c) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen merupakan unit pelaksana


teknis dinas kabupaten/kota yang bertangggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan pada masyarakat Peusangan Selatan dan memepererat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat Peusangan Selatan. Untuk itu maka pelayanan kesehatan harus
memiliki peran-peran yang optimal.
Sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
sebelum diangkat sebagai PNS setiap CPNS wajib mengikuti pelatihan dasar (Latsar).
Latsar tersebut diberikan guna menanamkan nilai-nilai dasar ASN yakni, Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Tujuan dari
Latsar ini yaitu untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Perawat sebagai ASN di Puskesmas merupakan salah satu tenaga kesehatan


yang memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dituntut memiliki sikap yang
professional, memiliki integritas tinggi, dan melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang maksimal akan membantu mewujudkan kualitas hidup bangsa
Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Pelaksanaan aktualisasi yang dilaksanakan di
Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen diharapkan dapat menerapkan nilai-
nilai dasar ANEKA dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban sebagai perawat dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya masyarakat lanjut usia (Lansia).

Menurut UUD RI No.13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang
dimaksud Lanjut Usia (Lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas, maka di Puskesmas Peusangan Selatan diadakan kegiatan Senam Lansia yaitu
setiap hari Kamis pagi dengan jumlah peserta rata-rata setiap minggunya mencapai 30
orang. Manfaatnya antara lain meningkatkan kerja jantung agar dapat memompa
oksigen melalui darah ke seluruh tubuh dengan lebih maksimal, serta mewujudkan
kesejahteraan lansia.

1.2 Tujuan Aktualisasi

Melalui pelaksanaan pelatihan dasar CPNS ini diharapkan dapat membentuk


PNS sebagai pelayan masyarakat yang professional, berkarakter dan memiliki nilai-nilai
profesi. Tujuan yang akan dicapai yaitu:

1. Mengaktualisasikan lima nilai dasar profesi PNS yang diperoleh dari Pelatihan
Dasar (Latsar) CPNS Golongan II Kabupaten Bireuen
2. Mengerti dan memahami lebih dalam tentang tentang nilai-nilai profesi ASN
yang mencakup Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA)

3. Memperoleh pengalaman nyata tentang penerapan nilai dasar ANEKA dalam


bentuk sikap, perilaku dan disiplin dalam kedudukan dan perannya sebagai
anggota ASN yang akan diterapkan di Instansi tempat kerja.

4. Merubah mindset (pola pikir) masyarakat lanjut usia (Lansia) tentang kesehatan
umum serta kesehatan gigi dan mulut.

1.3 Ruang Lingkup

1.3.1 Tempat
Adapun tempat kegiatan aktualisasi lapangan yaitu pada instansi tempat bekerja
yaitu pada UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen dan
nilai-nilai ASN yang diaktualisasikan adalah nilai ANEKA.

1.3.2 Waktu

Waktu pelaksanaan aktualisasi yaitu mulai dari tanggal 18 November 2019


sampai dengan 17 Desember 2019.
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Deskripsi Organisasi


2.1.1 Profil UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Peusangan Selatan
Puskesmas Peusangan Selatan merupakan puskesmas rawat inap yang terletak di
sebelah selatan Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh, yang beralamat di Jalan Simpang
Tanjong Km.08 Gampong Geulanggang Labu Kecamatan Peusangan Selatan. Sebelah
utara berbatasan langsung dengan Kecamatan Peusangan, sebelah selatan dengan
Kabupaten Bener Meriah, sebelah timur dengan Kecamatan Peusangan Siblah Krueng
dan sebelah barat dengan Kecamatan Juli. Dengan demikian menjadikan Puskesmas
Peusangan Selatan terletak di pedalaman Kabupaten Bireuen.
Luas bangunan Puskesmas Peusangan Selatan ±
5400 meter, dengan luas wilayah
kerja: 120.000 Km2, yang terdiri 21 desa yang dilayani, terbagi dalam tiga kemukiman
yaitu : Kemukiman Keude Asan, Kemukiman Paya Malem dan Kemukiman Simpang
Tanjong. Peusangan Selatan terletak didaerah pegunungan dengan demikian dapat
dikatakan bahwa rata-rata mata pencaharian masyarakat Peusangan Selatan adalah
sebagai petani.

Gambar 1. Peta wilayah kerja UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Peusangan Selatan
2.1.2 Visi dan Misi serta Tata Nilai UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Peusangan
Selatan

Visi
Menciptakan Puskesmas yang berkualitas demi terwujudnya masyarakat sehat
mandiri
Misi
1. Menciptakan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau
2. Memberi pelayanan kesehatan yang sesuai standar prosedur
3. Tersedianya sarana dan prasarana alat kesehatan dan penunjangan yang sesuai
standar
4. Meningkatkan mutu SDM kesehatan dengan partisipasi aktif dalam kegiatan
keilmuan sesuai kompetensi
5. Memberdayakan individu keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat secara
mandiri
Tata Nilai
1. S : Senyum salam sapa
2. M : Malu bila tidak berkerja sebaik mungkin
3. A : Akuntabel dalam melaksanakan tanggung jawab
4. R : Ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
5. T : Transparan dalam setiap tindakan pelayan
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas adalah:
1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2) Pusat pemberdayaan massyarakat
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Gigi
Berdasarkan Permenpan-RB No.23 Tahun 2014 Bab VI pasal 8 butir 1
tentang rincian kegiatan Perawat Gigi Kategori Keterampilan sesuai dengan jenjang
jabatan sebagai Perawat Gigi Terampil, meliputi:
1. Menyusun rencana kerja harian
2. Menyusun rencana kerja bulanan
3. Menyusun rencana kerja tahunan
4. Mengajukan permintaan kebutuhan alat, obat, dan bahan bulanan
5. Menyiapkan ruangan dalam rangka persiapan pelayanan
6. Menyiapkan instrumen/alat dalam rangka persiapan pelayanan
7. Menyiapkan sarana/peralatan sterilisasi
8. Melakukan sterilisasi alat dan bahan
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan harian pelayanan keperawatan gigi dan
mulut
10. Melakukan pemeriksaan subjektif, vital sign, dan objektif pada pasien di
pelayanan tingkat dasar dan rujukan
11. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada individu/kelompok
12. Membimbing sikat gigi pada individu/kelompok
13. Menyusun rencana/jadwal penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
14. Menerima konsultasi dari tenaga kesehatan lain.

2.1.4 Struktur Poli Gigi UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Peusangan Selatan

Kepala UPT Dinas Kesehatan Puskesmas Peusangan Selatan

Andian, SKM

Kepala Poli Gigi

drg. Andri Tino Sanubari

PJ. Pencatatan dan Pelaporan PJ. UKGS PJ. Alat dan Bahan
Nurul Apriani Najmi, Nova Daryulisna, AMKG Rina Asfriana, A.Md.KG
A.Md.KG
2. 2. Deskripsi Nilai-Nilai Dasar ASN

2.2.1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban individu, kelompok atau institusi untuk


memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai public. Nilai-nilai public tersebut antara lain:

1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan public dengan kepentingan sector, kelompok,
dan pribadi;

2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah


keterlibatan PNS dalam politik praktis;

3) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan


pemerintahan dan pelayanan publik;

4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.

Ada 5 aspek penting tekait akuntabilitas PNS yaitu : Akuntabilitas adalah


relationship Akuntabilitas berorientasi hasil, Akuntabilitas membutuhkan laporan,
Akuntabilitas memerlukan konsekuensi dan Akuntabilitas harus mampu
memperbaiki kinerja.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:

1) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);


2) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal, dan
akuntabilitas horizontal. Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban
unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat kepada DPR. Akuntabilitas horizontal
adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Contohnya adalah lembaga
pemilihan umum yang independen, komisi pemberantasan korupsi, dan komisi
investigasi legislatif.

Ada beberapa indikator untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel


yaitu: kepemimpinan, transparasi, integritas, tanggungjawab (resposibilitas),
keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.

2.2.2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap


bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan
sikap tenggang rasa.

Wawasan kebangsaan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan


Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam
mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan
nusantara itu. Unsur-unsur dasar wawasan kebangsaan itu ialah: wadah (organisasi),
isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wawasan itu, tampak adanya bidang-bidang
usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang: Satu kesatuan
bangsa, satu kesatuan budaya, satu kesatuan wilayah, satu kesatuan ekonomi, dan
satu kesatuan hankam.

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi
wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau
cita–cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk
membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai
rambu–rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai
cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan
kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
dan cita – citanya.

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak
sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan
dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN akan
berpikir tidak lagi sektoral dangan mental blocknya, tetapi akan senantiasa
mementingkan kepentingan yang lebih besar yakni bangsa dan negara.

Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi pada kepentingan publik (kepublikan)


mejadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Untuk itu pegawai
ASN harus memahami dan mampu mengaktualisasikan Pancasila dan semangat
nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan
tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila, dan berbagai kisah
ketauladanan yang dapat diambil hikmahnya. Peserta Prajabatan dapat belajar dari
sejarah perjalanan bangsa, ketauladanan para pejuang dan aparatur/pejabat publik
yang saat ini mampu memberikan inspirasi betapa mereka memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaaannya.

Nilai-nilai nasionalisme yang sesuai lima sila dalam Pancasila. Yaitu sebagai
berikut :

1) KeTuhanan Yang Maha Esa : Reigius, toleran, amanah, terpercaya, percaya diri.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab : humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3) Persatuan Indonesia : cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentingan publik, gotong royong.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan
perwakilan: musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat,
bijaksana.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia : Adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras, sederhana.

2.2.3. Etika Publik

Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan


baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan
publik.

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.

Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas


tinggi.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

Nilai-nilai etika publik yang harus diimplementasikan seorang PNS dalam


rangka menjalankan tugas dan kewajibannya yaitu : jujur, bertanggung jawab,
berintegritas tingg,cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada aturan, taat perintah
atasan, menjaga rahasia negara.

2.2.4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu mengacu kepada ukuran baik dan buruk yang dipersepsikan
oleh individu terhadap nilai suatu produk atau jasa. Dalam penyelengaraan
pemerintah, mutu sering dikaitkan dengan pelayanan kepada masyarakat, dengan
indikator:

1) Mampu memahami tindakan yang menghargai efektifitas, efisien, inovasi dan


kinerja berorientasi mutu dalam penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan
public
2) Menunjukkan sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang beriontasi mutu
dalam penyelengaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,


baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan. Efisiensi diukur dari
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan,
sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumberdaya
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan


untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Demikian
juga halnya inovasi dalam layanan publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran
baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mind-set baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

Tujuan dari adanya komitmen mutu adalah adalah target/kinerja yang


memuaskan. organisasi dituntut untuk menetapkan perencanaan mutu, termasuk
membuat standar mutu (mulai dari mutu input, proses, sampai hasil), yang akan
menjadi pedoman dalam proses implementasi, sampai ke pengawasan dan perbaikan
mutu. Adapun yang menjadi nilai dasar dari komitmen mutu yaitu efektif, efisien,
kreatif, inovatif, dan berorientasi mutu.

2.2.5. Anti Korupsi

Korupsi adalah melakukan tindak pidana memperkaya diri sendiri yang secara
langsung atau tidak langsung merugikan keuangan/ perekonomian negara. Selain
korupsi, ada perilaku buruk lain yang menajmur seperti korupsi yaitu kolusi. Kolusi
adalah bentuk kerjasama antara pejabat pemerintah dengan oknum lain secara ilegal
pula (melanggar hukum) untuk mendapatkan keuntungan material bagi mereka.
Sedangkan nepotisme adalah perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang
berlebihan kepada kerabat dekat atau kecenderungan untuk mengutamakan
(menguntungkan) anak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di
lingkungan pemerintah.

Dasar hukum perilaku anti korupsi bagi warga negara Indonesia adalah UU
No.81 tahun 1981 dan UU No.31 tahun 1999 junto UU No.20 tahun 2001. Definisi
Korupsi secara gamblang telah diuraikan dengan jelas dalam 13 buah pasal dalam
Undang-Undang No 31 tahun 1999. Undang-Undang No 20 Tahun 2001.
Berdasarkan pasal-pasal tersebut korupsi dirumuskan dalam 30 (tiga puluh) bentuk /
jenis tindak pidana korupsi. Ketigapuluh delik tersebut dapat dikelompokkan dalam 7
(tujuh) kelompok, sebagai berikut:

1) Kerugian Keuangan Negara


2) Suap Menyuap
3) Penggelapan dalam jabatan
4) Pemerasan
5) Perbuatan curang
6) Benturan kepentingan dalam pengadaan
7) Gratifikasi

Disamping itu, terdapat 6 tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak
pidana korupsi, terdiri atas:

1) Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi


2) Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar
3) Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka
4) Saksi atau akhli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu
Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
memberi keterangan palsu
5) Saksi yang membuka identitas pelapor

KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar
anti korupsi. Terdapat 9 nilai anti korupsi, yaitu : Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin,
Tanggung Jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani, Adil.
2.3 Issue

2.3.1. Identifikasi Issue

Dalam menjalankan beberapa tugas pokok dan fungsi ada beberapa isi yang
ditemukan dilapangan antara lain sebagai berikut:

1) Kurangnya pemahaman tentang cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut


pada pasien rawat inap di Puskesmas Peusangan Selatan

2) Kurangnya pengetahuan pasien lansia tentang kesehatan gigi dan mulut di


Puskesmas Peusangan Selatan

3) Belum optimalnya pemeriksaan vital sign pada pasien yang berobat di Poli
Gigi Puskesmas Peusangan Selatan

2.3.2. Pemilihan Prioritas Issue

Untuk memilih isu dari semua permasalahan diatas, maka dilakukan analisis
core issue untuk menyaring ketiga permasalahan utama menjadi satu core issue yang
akan diangkat menjadi permasalahan dalam aktualisasi ini.

Skor USG Total


No Isu Rangking
U S G Skor
1. Kurangnya pemahaman 3 4 4 11 III
tentang cara pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut
pada pasien rawat inap di
Puskesmas Peusangan Selatan
2. Kurangnya pengetahuan 5 5 4 14 I
pasien lansia tentang
kesehatan gigi dan mulut di
Puskesmas Peusangan
Selatan
3. Belum optimalnya 4 5 3 12 II
pemeriksaan vital sign pada
pasien yang berobat di Poli
Gigi Puskesmas Peusangan
Selatan
Tabel 1. Analisis Penentuan Core Issue
Keterangan
Skala : 1 - 5
U : Urgensi
S : Serious
G : Growth

2.3.3. Isu Yang Diangkat


Dari hasil analisis USG diatas maka yang akan menjadi core issue pada
aktualisasi ini adalah “Kurangnya Pengetahuan Pasien Lanjut Usia (Lansia)
Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas Peusangan Selatan”.

2.3.4. Gagasan Pemecahan Issue


Adapun yang menjadi gagasan pemecahan isu adalah Peningkatan
Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut Pasien Lanjut Usia (Lansia)
Melalui Senam Yel-Yel Gigi Sehat dan Storytelling di Puskesmas Peusangan
Selatan, dengan kegiatan-kegiatan meliputi:
1) Melaporkan tahapan kegiatan dan jadwal kegiatan pada mentor
2) Mengkonsultasikan tahapan dan jadwal kegiatan pada kepala ruangan poli gigi
3) Koordinasi dan diskusi rencana dan jadwal kegiatan dengan petugas kesehatan
Penyakit tidak menular (PTM) dan petugas kesehatan Lanjut Usia (Lansia)
4) Mempersiapkan lembar butir pertanyaan wawancara
5) Mempersiapkan bahan untuk storytelling kesehatan gigi dan mulut
6) Pelaksanaan senam yel-yel gigi sehat
7) Pelaksanaan storytelling tentang kesehatan gigi dan mulut dalam dua bahasa
(Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah)
8) Evaluasi dan Pelaporan.
2.4 Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Puskesmas Peusangan Selatan

Identifikasi isu :

1. Kurangnya pemahaman tentang cara pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pada pasien rawat inap di Puskesmas Peusangan Selatan

2. Kurangnya pengetahuan pasien lansia tentang kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Peusangan Selatan

3. Belum optimalnya pemeriksaan vital sign pada pasien yang berobat di Poli Gigi Puskesmas Peusangan Selatan.

Isu yang diangkat : Kurangnya pengetahuan pasien lansia tentang kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas
Peusangan Selatan

Gagasan Pemechan Isu : Peningkatan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut Pasien Lanjut Usia (Lansia)
Melalui Senam Yel-Yel Gigi Sehat dan Storytelling di Puskesmas Peusangan Selatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Hasil/ Output
Kegiatan Pelatihan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melaporkan Hasil: Tercapainya kesepakatan Tercapainya
tahapan dan jadwal tersepakati tahapan dan jadwal rencana kesepakatan tahapan
kegiatan pada tahapan dan kegiatan yang dan jadwal rencana
mentor jadwal berkonstribusi kepada Visi kegiatan yang
kegiatan yang dan Misi organisasi yaitu: berkonstribusi dengan
akan nilai-nilai organisasi
Visi: menciptakan
dilakukan Puskesmas
Puskesmas Peusangan
Peusanagan Selatan
1.1 Membuat Output: Foto Meminta waktu pertemuan Selatan yang berkualitas
yaitu salam, senyum,
kesepakatan dengan mentor secara demi terwujudnya
sapa dan transparan
waktu sopan (Etika Publik) masyarakat sehat mandiri.
dalam setiap
pertemuan untuk mendapatkan
Misi: meningkatkan mutu tindakan.
kesepakatan berdasarkan
SDM kesehatan dengan
musyawarah
partisipasi aktif dalam
(Nasionalisme)
kegiatan keilmuaan sesuai
1.2 Output: Foto Menyampaikan tahapan kompetensi.
Menyampaikan dan jadwal kegiatan dengan
tahapan dan rasa penuh tanggung
jadwal jawab (Akuntabilitas) dan
kegiatan meminta saran dengan
santun (Etika Publik)
kepada mentor
1.3 Mencatat Output: Mencatat dengan
hasil dan saran Dokumen professional (Etika
yang diberikan notulensi Publik) saran dari mentor
oleh mentor dan menghormati
keputusan (Nasionalisme)
mentor
1.4 Melapor Output: Foto Meminta izin dengan
dan meminta berani (Anti Korupsi) dan
izin untuk sopan (Etika Publik)
menemui kepada mentor untuk
Kepala menemui kepala ruangan
Ruangan
2 Mengkonsultasikan Hasil: Tercapainya kesepakatan Tercapainya
tahapan dan jadwal tersepakati kesepakatan rencana
rencana kegiatan senam
kegiatan pada tahapan dan kegiatan senam yel-
Kepala Ruangan jadwal yel-yel gigi sehat dan yel gigi sehat dan
kegiatan storytelling yang storytelling tentang
dengan kesehatan gigi dan
Kepala berkontribusi kepada visi mulut yang akan
Ruangan dan misi organisasi yaitu dilakukan
berkontribusi dengan
2.1 Meminta Output: Foto Saya meminta waktu Visi: Menciptakan
nilai-nilai organisasi
waktu kepada pertemuan dengan Kepala Puskesmas Peusangan Puskesmas
Kepala Ruangan secara sopan
Selatan yang berkualitas Peusangan Selatan
Ruangan untuk (Etika Publik) dan
yaitu salam senyum
bertemu mandiri (Anti Korupsi) demi terwujudnya sapa dan transparan
2.2 Mencatat Output: Foto Mencatat dengan masyarakat sehat mandiri dalam setiap tindakan
hasil saran dan professional (Etika Misi: Meningkatkan mutu
masukan Publik) saran dari Kepala
ruangan dan percaya akan SDM kesehatan dengan
saran dan masukannya partisipasi aktif dalam
(Akuntabilitas)
kegiatan keilmuan sesuai
kompetensi
3 Koordinasi dan Hasil: Tercapainya kesepakatan Tercapainya
Tersepakati
diskusi tahapan rencana kegiatan senam kesepakatan rencana
kerjasama
dan jadwal yang akan yel-yel gigi sehat dan kegiatan senam yel-
kegiatan dengan dilakukan storytelling yang yel gigi sehat dan
dengan
petugas kesehatan petugas berkontribusi kepada visi storytelling tentang
Penyakit Tidak kesehatan dan misi organisasi yaitu kesehatan gigi dan
PTM &
Menular (PTM) Visi: Menciptakan mulut yang akan
Lansia
dan petugas Puskesmas Peusangan dilakukan
3.1 Menjumpai Output: Foto Saya bekerja keras (Anti
kesehatan Lanjut dan meminta Korupsi) untuk Selatan yang berkualitas berkontribusi dengan
Usia (Lansia) waktu memperoleh waktu demi terwujudnya nilai-nilai organisasi
pertemuan dengan petugas
masyarakat sehat mandiri Puskesmas
kesehatan Penyakit Tidak
Menular dan Petugas Misi: Meningkatkan mutu Peusangan Selatan
Kesehatan Lansia dengan SDM kesehatan dengan yaitu salam senyum
sopan (Etika Publik)
partisipasi aktif dalam sapa dan transparan
3.2 Output: Foto Menyampaikan tahapan
kegiatan keilmuan sesuai dalam setiap tindakan
Menyampaikan dan jadwal kegiatan dengan
tahapan dan professional kompetensi
jadwal (akuntabilitas) tanpa
kegiataan memaksakan kehendak
(Nasionalisme)
3.3 Mencatat Output: Mencatat saran dan
saran dan Dokumen masukan dari tenaga
masukan notulensi hasil kesehatan lainnya dengan
diskusi rasa peduli (Anti Korupsi)
agar terbangun kerjasama
(Nasionalisme) dalam tim
3.4 Output: Foto Memberitahukan hasil
Melaporkan konsultasi dan koordinasi
hasil konsultasi
dan koordinasi kepada mentor dengan
kepada mentor sopan (Etika Publik) dan
menunjukkan integritas
(Akuntabilitas)
4 Mempersiapkan Hasil: Tersedianya lembar butir  Tersedianya lembar
bahan lembar butir Tersedianya pertanyaan wawancara butir pertanyaan
lembar butir
pertanyaan pertanyaan berkonstribusi pada visi wawancara
wawancara wawancara dan misi organisasi yaitu: berkonstribusi pada
4.1 Mencari Output: Mencari referensi secara Visi: Menciptakan nilai-nilai organisasi
referensi efektif dan efisien
Dokumen Puskesmas Peusangan Puskesmas
(Komitmen Mutu) dengan
contoh butir cara membaca buku dan Selatan yang berkualitas Peusangan Selatan
pertanyaan artikel di internet agar demi terwujudnya yaitu Malu bila tidak
sesuai dengan aturan
wawancara (Etika Publik) masyarakat sehat mandiri berkerja sebaik
Misi: Tersedianya sarana mungkin
4.2 Menyusun Output: Butir Penyusunan pertanyaan dan prasarana alat
pertanyaan pertanyaan dengan sederhana (Anti kesehatan dan penunjangan
wawancara Korupsi) dan kreatif
(Komitmen Mutu) yang sesuai standar
4.3 Konsultasi Output: Foto Berkonsultasi
kepada mentor (Nasionalisme) dengan
menghargai rekomendasi
mentor tentang penyusunan
pertanyaan secara
professional
(Akuntabilitas)
4.4 Merevisi Output: Butir Saya peduli (Etika
sesuai arahan pertanyaan Publik) saran dan masukan
mentor wawancara mentor dan bekera keras
(Anti Korupsi) merevisi
5 Mempersiapkan Hasil: Tersedianya materi Tersedianya materi
bahan untuk Tersedianya storytelling tentang storytelling tentang
materi kesehatan gigi dan
storytelling storytelling kesehatan gigi dan mulut mulut berkonstribusi
tentang berkonstribusi pada visi pada nilai-nilai
kesehatan gigi organisasi Puskesmas
dan mulut dan misi organisasi yaitu: Peusangan Selatan
Visi: Menciptakan yaitu Malu bila tidak
5.1 Mencari Output: Saya bertanggungjawab
berkerja sebaik
referensi untuk Contoh materi (Etika Publik) mencari Puskesmas Peusangan
mungkin
storytelling storytelling referensi dan berpikir Selatan yang berkualitas
kreatif (Komitmen Mutu)
agar materi yang akan saya demi terwujudnya
susun dapat mudah masyarakat sehat mandiri
dipahami
Misi: Tersedianya sarana
5.2 Menyusun Output: Dalam penyusunan materi
materi untuk Materi saya berusaha mencari dan prasarana alat
storytelling storytelling berita yang fakta/jujur kesehatan dan penunjangan
(Anti Korupsi) akibat dari
tidak menjaga kesehatan yang sesuai standar
gigi dan mulut dan
menyampaikan manfaat
dari menjaga kesehatan gigi
dengan kreatif (Komitmen
Mutu) menggunakan dua
bahasa, bahasa daerah dan
Bahasa Indonesia
(Nasionalisme)
5.3 Konsultasi Output: Foto Mengkonsultasikan
kepada mentor (Nasionalisme) hasil
penyusunan materi dengan
professional
(akuntabilitas) dan sopan
(Etika Publik)
5.4 Merevisi Output: Saya merevisi dengan
sesuai arahan Materi kerja keras (Anti
mentor storytelling Korupsi) dan tekun (Etik
yang telah Publik) sesuai arahan
direvisi mentor
6 Pelaksanaan senam Hasil: Terlaksananya senam yel- Terlaksananya senam
Terlaksananya
yel-yel gigi sehat yel gigi sehat yel-yel gigi sehat
senam yel-yel
gigi sehat berkonstribusi pada visi berkonstribusi pada
dan misi yaitu: nilai-nilai organisasi
Visi: Menciptakan Puskesmas
Puskesmas Peusangan Peusangan Selatan
Selatan yang berkualitas yaitu Ramah dalam
demi terwujudnya memberikan
masyarakat sehat mandiri pelayanan kepada
Misi: Memberdayakan masyarakat
individu keluarga dan
masyarakat untuk hidup
sehat secara mandiri
6.1 Output: Foto Menyiapkan alat, bahan,
Menyiapkan dan tempat pelaksanaan
alat, bahan, kegiatan dengan
dan tempat professional
pelaksanaan (Akuntabilitas) dan
kegiatan kerjasama (Nasionalisme)
dengan tim tenaga
kesehatan PTM dan Lansia
6.2 Menyapa Output: Video Memberi salam
dan (Nasionalisme) pada
mewawancarai peserta sebelum memulai
peserta senam kegiatan dan peduli (Anti
lansia Korupsi) dengan kondisi
peserta
6.3 Memimpin Output: Video Memimpin
kegiatan senam (Akuntabilitas) kegiatan
yel-yel gigi dengan berani (Anti
sehat Korupsi) berdiri dibarisan
paling depan
6.4 Output: Foto Menjelaskan dengan
Menjelaskan berani (Anti Korupsi) dan
tujuan dari santun (Etika Publik)
senam yel-yel maksud dari gerakan senam
gigi sehat pada yel-yel gigi sehat
peserta
6.5 Output: Foto Memberikan apresiasi
Mengapresiasi sebagai tanda menghargai
partisipasi para orang lain (Nasionalisme)
lansia dan dan peduli (Anti Korupsi)
mewawancarai terhadap permasalahan
tentang kesehatan gigi dan
pelaksanaan mulutnya
senam yel-yel

Anda mungkin juga menyukai