HINDRAYANTI, S.Kep.,Ns.
NIP.198408012009032018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tersedianya
Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)
merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan dan Pelatihan ,
serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi tingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang
bekerja secara aktif dan professional dibidang kesehatan , berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. Peranan dokter, dokter gigi,
perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative adalah sangat penting. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak , memotivasi
dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral, mampu
mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin,
pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat, pembanguanan kesehatan di daerah baik propinsi
maupun kabupaten/Kota ditujukan untuk menciptakan dan mempertahankan propinsi ,
kabupaten/kota sehat dengan menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan. Oleh karena
itu untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat tersebut diperlukan SDM kesehatan yang
bermutu dan merata. SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang
tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan kesehatan secara
nasional sehingga dapat mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan
memperkuat Negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan SDM seperti yang dicita
citakan tersebut diperlukan kerja keras untuk menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang
berat.
Pengembangan sumber daya manusia dibidang kesehatan merupakan komponen strategis
pembangunan kesehatan guna mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan dan pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan. Kinerja suatu organisasi akan ditentukan oleh salah satu unsur
utama yaitu kualitas Sumber Daya Manusia. Tujuan dari upaya pengembangan sumber daya
manusia dibidang kesehatan adalah meningkatnya pemberdayaan dan penyediaan sumber daya
manusia di bidang kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang bermutu dalam jumlah dan
jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
B. TUJUAN
Penyusunan Profil SDMK UPTD Puskesmas Pota bertujuan untuk :
1. Tersedianya profil tenaga kesehatan di lingkungan/ Wilayah kerja UPTD Puskesmas pota
2. Tersedianya gambaran SDMK UPTD Puskesmas Pota
3. Menghitung kebutuhan SDMK berdasarkan beban kerja dilingkungan UPTD Puskesmas Pota
sehingga sesuai dengan kebutuhan ideal
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan;
3. Peratuan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang SDM kesehatan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang system kesehatan
Nasional;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang rencana
pembangunan Jngka menengah Nasional Tahun 2015-2019;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan SDM Kesehatan di tingkat Propinsi , kabupaten/kota, serta Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
tata kerja Kementerian Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
D. VISI, MISI, MOTO DAN JANJI LAYANAN
Visi : Terwujudnya Masyarakat Sehat, sejahtera dan Mandiri
Misi :
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat dengan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya tenaga kesehatan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau
4. Meningkatkan dan menggerakan Pembangunan yang berwawasan kesehatan
5. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel , transparan, berdaya guna, dan
berhasil guna
6. Mewujudkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik dan lebih
ramah.
E. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat diantara lain menyangkut tentang SDMK. Sumber Daya Manusia
Kesehatan Puskesmas terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja , dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan , jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah kerja, dan pembagian waktu
kerja. Jenis tenaga kerja paling sedikit terdiri atas :
1. Dokter atau dokter layanan Primer
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga kesehatan Masyarakat
6. Tenaga Kesehatan Lingkungan
7. Ahli Teknologi Laboratorium Medik
8. Tenaga Gizi
9. Tenaga Kefarmasian
GAMBARAN UMUM
A. LUAS WILAYAH
UPTD Puskesmas Pota adalah salah satu Puskesmas di Kecamatan Sambi Rampas wilayah
Kabupaten Manggarai Timur dan termasuk Bagian dari Propinsi Nusa tenggara Timur. UPTD
Puskesmas Pota memiliki Luas wilayah kerja 178.670 km².
Luas Wilayah kerja Puskesmas pota :
- Kelurahan Pota : 50,77 km²
- Kelurahan Nanga Baras : 30,29 km²
- Kelurahan Ulung Baras : 40,29 km²
- Desa Nanga Mbaling : 84,79 km²
- Desa Nanga Mbaur : 60,28 km²
- Desa Nampar Sepang : 50,19 km²
Dengan Batas wilayah Kerja yaitu :
- Sebelah utara : Berbatasa dengan Laut Utara
- Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Elar
- Sebelah selatan : berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas Watu Nggong dan Lengko
Ajang
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Lamba Leda
Dalam perencanaan di tahun 2021 yang akan datang, akan ada pemekaran desa
(penambahan) 2 Desa yaitu Desa Nanga Logo dan Desa Waekool yang merupakan
pemecahan dari Desa Nanga Mbaling. Ditambah desa Golo Lijun yang sebelumnya
merupakan wilayah kerja Puskesmas Lepang Paji, Elar.
UPTD Puskesmas Pota sendiri dibantu oleh 2 buah Pustu (Puskesmas Pembantu) dan 3
Poskesdes yaitu :
1. Pustu Tompong
2. Pustu Ngkarang
3. Poskesdes Waekool
4. Poskesdes Randang
5. Poskesdes Ndili
C. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data dari masing-masing Desa/Kelurahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pota melaporkan bahwa jumlah penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Pota (3 Desa dan
3 Kelurahan) sebanyak 12.518 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 6.104 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 6.414 jiwa.
Dengan luas wilayah 178.670 km2, maka kepadatan penduduk rata-rata 0,07 per km2. UPTD
Puskesmas Pota dengan 3 Desa dan 3 Kelurahan memiliki 2.884 rumah tangga dengan rata-
rata jiwa per rumah tangga 4.23 jiwa per rumah tangga.
Jumlah penduduk terbanyak golongan umur 0-4 tahun, terdapat pada penduduk berjenis
kelamin laki-laki maupun perempuan.
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukanperbandingan banyaknya
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk per 100 penduduk perempuan. Dari RJK ini
berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender ,
terutama yang berkaitan dengan perimbangan laki-laki dan perempuan secara adil.
Grafik 1. Jumlah penduduk menurut jenis Kelamin dan kelompok Umur
1000 942
900 842
800
700 689
700 653 662
608
600
519 515 507
500 482 468
456 459
434 428
400 362 381
363 373
300
212
209 200
201
200 153
144
111
108 104
106
100 6166
0
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75
Laki-laki Perempuan
Pendidikan adalah system yang memilih acuan standarisasi untuk mengatur, mengajarkan
sesuatu yang sederhana menjadi modern /canggih yang bersifat sangat penting dalam
pengembangan diri dan lingkungan secara menyeluruh.
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang sangat diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan diri di bidang pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan
meningkatkan kwalitas hidup . semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat , semakin baik
kualitas sumber dayanya.
Sebagai gambaran tingkat pendidikan penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas Pota
Tahun 2020 sebagai berikut :
Grafik 2. Jumlah Penduduk menurut pendidikan
2500
2035
2000 1925 1913
1846
1500
1099
982
1000
780
690
500 437450
152
43 24 28 23 86
2 0 0 0
0
Tidak/ Belum Tamat SD SLTP SLTA D1/2 D-3 S1 S2 S3
blm Tamat SD
masuk
SD
Laki-laki Perempuan
Angka Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Pota tahun 2020 tercatat
sebanyak 6 kasus dari 268 kelahiran (lampiran tabel).
Beberapa kendala dan hambatan yang menyebabkan masih tingginya angka
kematian bayi tahun 2020 yaitu :
1) Pertolongan yang terlambat menyebabkan keselamatan bayi tidak
tertolong dengan segera,
2) Kondisi ekonomi keluarga yang menyebabkan ibu hamil lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja dibandingkan beristirahat dan menjaga
kondisi kehamilannya,
3) Masih adanya persalinan yang ditolong oleh dukun.
4) Masih rendahnya kesadaran ibu akan kondisi kesehatannya
5) Belum ada kepastian dukungan lintas sektor yang serius dan menegaskan
dalam peraturan tertulis akan kemitraan antara bidan dan dukun, dan
sanksi.
6) Kurangnya pelatihan bagi petugas kesehatan.
Untuk itu Mengatasi hal tersebut ada beberapa langkah yang ditempuh,
diantaranya :
a. Meningkatkan promosi akan pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya asupan gizi bagi
ibu hamil, bayi, dan balita melalui penyuluhan.
c. Meningkatkan SDM Kesehatan di semua sarana kesehatan agar mampu
melayani pasien dengan cepat, tanggap, dan tepat melalui pelatihan dan
sosialisai.
Total Penderita
No Nama Penyakit
L P L+P
1 Ispa 299 360 659
2 Myalgia 217 259 476
3 Gastritis Accute 161 240 401
4 Diare 102 154 256
5 Hipertensi Esensial 88 123 211
6 Penyakit Kulit Alergi 86 75 161
7 Chepalgia 60 81 141
8 Diabetes Melitus 53 64 117
9 Hipotensi 54 52 106
10 Post Vulnus 45 39 84
11 RAA 38 39 77
12 ISK 33 32 65
13 Asma Bronchial 35 24 59
14 Gout Arthristis 29 21 50
15 Vomitus 28 17 45
Dari Tabel diatas, penyakit peringkat pertama di UPTD Puskesmas Pota adalah ISPA
dengan jumlah 659 orang dan disusul peringkat ke dua Myalgia berjumlah 476 orang,
dst.
E. DATA POSYANDU DAN SEKOLAH
1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi posyandu bukan
semata-mata tanggungjawab pemerintah saja namun semua komponen yang ada di
masyarakat termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat
besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga
sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Tabel : Jumlah Kader Posyandu
2. Sekolah
Sekolah adalah tempat peserta didik untuk memperoleh pendidikan. Sekolah dapat
diartikan sebagai sebuah lembaga tempat proses belajar mengajar pada sebuah system
pendidikan yang diakui oleh Negara. Meskipun demikian terdapat juga system
pendidikan yang bertujuan layaknya seperti sekolah formal dengan bentuk yang
berbeda seperti home schooling, akan tetapi sekolah adalah system pendidikan yang
paling terkenal bahkan ada di setiap Negara.
Adapun jumlah sekolah yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pota adalah :
Sekolah
No Desa/Kelurahan PAUD/TK SD SLTP SLTA
1 Pota 2 4 3 1
2 Nanga Mbaling 0 5 2 0
3 Nanga Mbaur 1 3 1 1
4 Baras 0 2 1 0
5 Ulung Baras 0 3 0 0
6 Nampar Sepang 1 3 1 1
F. ANALISA SITUASI PELAYANAN PROGRAM
a. Program Kesehatan Ibu dan Anak
1. Cakupan KIA
Cakupan Kunjungan K1 tahun 2020 mencapai 75,92%, ini berarti belum mencapai
target (Target 95%)
Cakupan K4 sebesar 83,57% yang artinya belum mencapai target yaitu 90%;
Cakupan Deteksi Resti oleh nakes 7,08%; Cakupan KN1 dan KN 2 mencapai 66,67%
(Target 100%); cakupan persalinan oleh tenkes 62,61%; dan cakupan persalinan di
faskes 67,30%
2. Cakupan KB
Peserta KB aktif paling banyak menggunakan jenis PIL (sebanyak 913org/41,24%),
diikuti oleh jenis KB Suntik (sebanyak 591org/26,69%).
b. Cakupan Gizi
Cakupan D/S; K/S; N/D; GB/D; sudah mencapai target.
Cakupan bayi/balita mendapat Vit A 100%, dan ASI ekslusif sebesar 85,6%.
c. Program P2PL
1. Imunisasi
Secara umum, pencapaian program imunisasi tahun 2020 telah mencapai UCI.
2. TB
Proporsi penderita BTA (+) diantara suspek adalah 6 kasus (5,5%); dan yang sembuh
3 kasus.
3. Malaria
Sediaan darah yang diperiksa sebanyak 327 sampel dan yang positif 0 orang dan
sudah berobat.
4. Diare
Penemuan kasus diare yang terlapor sebanyak 233 orang, ini menunjukan masih
cukup tinggi kasus diare di wilayah kerja puskesmas Pota.
5. ISPA
Penemuan Kasus ISPA tahun 2020 sebanyak 656 kasus, dan tidak ada kasus
pneumonia
6. Filariasis
Kegiatan pencegahan kasus Filariasis dilakukan pada bulan Oktober 2020 yang
merupakan program pemerintah.
Permasalahan pada program KIA tahun 2020 adalah tidak tercapainya target K 1 murni
dan akses ibu hamil , K 4 bumil dan persalinan nakes. Beberapa hal yang diduga sebagai
penyebab adalah : Masih besarnya peran dukun beranak dalam pertolongan persalinan
Keadaan ini selain karena kurangnya jumlah bidan desa juga karena dianggap relatip lebih
murah dan dapat memenuhi tradisi budaya yang berlaku.
Untuk mengatasi hal tersebut, penyuluhan tentang Revolusi KIA dan juga kunjungan
rumah dilakukan.
Permasalahan pada program TBC paru tahun 2020 sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya,
yaitu rendahnya cakupan suspek dan angka temuan penderita BTA positif . Beberapa hal yang
diduga sebagai penyebab adalah :
3. Program Diare
Cakupan penemuan kasus diare tahun 2020 masih cukup tinggi. Tingginya jumlah temuan kasus
diare ini di duga ada hubungnnya dengan keberhasilan kinerja surveilans epidemiologi
Puskesmas Pota dalam memantau kejadian kasus diare ini perminggu.
1. Masih rendahnya cakupan pemakaian air bersih, terutama di daerah rawa dan
pegunungan yang pada musim kemarau mengalami krisis air bersih/minum.
2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat , seperti
cuci tangan sebelum makan, jajan makanan sembarangan dll.
A. Sarana Kesehatan
1. Puskesmas dan Jejaringnya
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas bahwa
pelayanan kesehatan primer adalah Puskesmas. Puskesmas merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan ditingkat dasar yaitu kecamatan dan desa.
UPTD Puskesmas Pota merupakan Puskesmas Rawat Inap, dengan memiliki 1
(satu) unit bangunan utama untuk pelayanan. Selain bangunan Puskesmas juga
terdapat 3 (Tiga) unit rumah Paramedis, 1 (satu) unit rumah dokter , 1 (satu) unit
rumah dokter gigi dan 1 (satu) unit rumah kopel (sebanyak 3 kamar terpisah yang bias
ditempati oleh petugas).
Kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pota
didukung oleh 3 (Tiga) Poskesdes,2 (dua) Pustu dan 1 (satu) Puskesmas. Semua
bangunan tersebut telah dibangun secara permanen. Berikut data bangunan sarana
kesehatan di Puskesmas Pota dan jaringannya :
Tabel Data Bangunan di Puskesmas PotaTahun 2020
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam pembangunan kesehatan, antara lain
upaya peningkatan dan perbaikkan terhadap derajat kesehatan masyarakat, upaya
pelayanan kesehatan, sarana kesehatan, dan sumber daya kesehatan. Hasil-hasil
kegiatan pembangunan kesehatan yang menyeluruh di Puskesmas Pota selama tahun
2020 tergambar dalam profil kesehatan 2020.
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan informasi yang
berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan
dan rencana kegiatan selanjutnya. Profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan
informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan
dan lintas sektor lainnya.
Sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi
kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, walaupun demikian
diharapkan profil Puskesmas ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar
dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan
masyarakat yang telah dicapai.
Kedepannya diharapkan dalam rangka peningkatan kualitas profil kesehatan, ada
terobosan-terobosan baru dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi
secara cepat dan tepat.