Anda di halaman 1dari 20

PROFIL KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS POTA


KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
TAHUN 2020
PENGANTAR
Dalam rangka Kesehatan Nasional Indonesia, maka Puskesmas sebagai ujung terdepan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, harus mampu untuk melakukan berbagai kegiatan
dan evaluasi program sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap tuntutan SPM (Standar
Pelayanan Minimal) bidang kesehatan.
Program Puskesmas akan berhasil baik bila, ada komitmen, kesamaan pikiran seluruh unsur staf
yang ada, mampu bekerja sama, dan mampu melakukan aplikasi seluruh program kesehatan.
Kiranya Profil Kesehatan Puskesmas tahun 2020 ini memberikan gambaran secara umum bagi
seluruh masyarakat terhadap pembangunan bidang kesehatan, serta akan memaju motivasi
dan pekerjaan bagi seluruh karyawan/i UPTD Puskesmas Pota pada khususnya,terhadap apa
yang di lakukan melalui program kesehatan yang di percayakan untuk melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian.
Melalui kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang
setinggi-tingginya kepada:
1.    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, yang memberikan kesempatan kepada
kami untuk menyusun laporan tahunan.
2.    Para Kepala Desa, Sekeretaris Desa, PKK tingkat desa, yang telah mendukung upaya
pembangunan Kesehatan di tingkat desa.
3.    Kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas partisipasi, dan
sumbangan pikiran.
Akhirnya dengan hati lapang kami seluruh pegawai pada Puskesmas Pota, menantikan
sumbangsi saran dan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan penyusunan profil
kesehatan tahunan ini pada tahun-tahun yang akan datang.
Pota, 31 Desember 2020
Kepala UPTD Puskesmas Pota

HINDRAYANTI, S.Kep.,Ns.
NIP.198408012009032018
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek penting dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah tersedianya
Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan. Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK)
merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan dan Pelatihan ,
serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi tingginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang
bekerja secara aktif dan professional dibidang kesehatan , berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. Peranan dokter, dokter gigi,
perawat dan bidan dalam upaya kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative adalah sangat penting. Tenaga kesehatan harus mampu mengajak , memotivasi
dan memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerja sama lintas sektoral, mampu
mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, mampu menjadi pemimpin,
pelopor, pembinaan dan teladan hidup sehat.
Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat, pembanguanan kesehatan di daerah baik propinsi
maupun kabupaten/Kota ditujukan untuk menciptakan dan mempertahankan propinsi ,
kabupaten/kota sehat dengan menerapkan pembangunan berwawasan kesehatan. Oleh karena
itu untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat tersebut diperlukan SDM kesehatan yang
bermutu dan merata. SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang
tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan kesehatan secara
nasional sehingga dapat mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan
memperkuat Negara kesatuan Republik Indonesia. Dalam mewujudkan SDM seperti yang dicita
citakan tersebut diperlukan kerja keras untuk menghadapi berbagai kendala dan tantangan yang
berat.
Pengembangan sumber daya manusia dibidang kesehatan merupakan komponen strategis
pembangunan kesehatan guna mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan dan pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan. Kinerja suatu organisasi akan ditentukan oleh salah satu unsur
utama yaitu kualitas Sumber Daya Manusia. Tujuan dari upaya pengembangan sumber daya
manusia dibidang kesehatan adalah meningkatnya pemberdayaan dan penyediaan sumber daya
manusia di bidang kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang bermutu dalam jumlah dan
jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
B. TUJUAN
Penyusunan Profil SDMK UPTD Puskesmas Pota bertujuan untuk :
1. Tersedianya profil tenaga kesehatan di lingkungan/ Wilayah kerja UPTD Puskesmas pota
2. Tersedianya gambaran SDMK UPTD Puskesmas Pota
3. Menghitung kebutuhan SDMK berdasarkan beban kerja dilingkungan UPTD Puskesmas Pota
sehingga sesuai dengan kebutuhan ideal
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan;
3. Peratuan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang SDM kesehatan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang system kesehatan
Nasional;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang rencana
pembangunan Jngka menengah Nasional Tahun 2015-2019;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan
Perencanaan SDM Kesehatan di tingkat Propinsi , kabupaten/kota, serta Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
tata kerja Kementerian Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
D. VISI, MISI, MOTO DAN JANJI LAYANAN
Visi : Terwujudnya Masyarakat Sehat, sejahtera dan Mandiri
Misi :
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat dengan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya tenaga kesehatan
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau
4. Meningkatkan dan menggerakan Pembangunan yang berwawasan kesehatan
5. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel , transparan, berdaya guna, dan
berhasil guna
6. Mewujudkan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik dan lebih
ramah.
E. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat diantara lain menyangkut tentang SDMK. Sumber Daya Manusia
Kesehatan Puskesmas terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja , dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan , jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya diwilayah kerja, dan pembagian waktu
kerja. Jenis tenaga kerja paling sedikit terdiri atas :
1. Dokter atau dokter layanan Primer
2. Dokter gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga kesehatan Masyarakat
6. Tenaga Kesehatan Lingkungan
7. Ahli Teknologi Laboratorium Medik
8. Tenaga Gizi
9. Tenaga Kefarmasian

Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegaiatan ketatausahaan, administrasi


keuangan, sistenm informasi, dan kegiatan operasional lain di puskesmas. Tenaga kesehatan di
puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi , standart pelayanan, standar prosedur
Operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan
keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.
BAB II

GAMBARAN UMUM

A. LUAS WILAYAH
UPTD Puskesmas Pota adalah salah satu Puskesmas di Kecamatan Sambi Rampas wilayah
Kabupaten Manggarai Timur dan termasuk Bagian dari Propinsi Nusa tenggara Timur. UPTD
Puskesmas Pota memiliki Luas wilayah kerja 178.670 km².
Luas Wilayah kerja Puskesmas pota :
- Kelurahan Pota : 50,77 km²
- Kelurahan Nanga Baras : 30,29 km²
- Kelurahan Ulung Baras : 40,29 km²
- Desa Nanga Mbaling : 84,79 km²
- Desa Nanga Mbaur : 60,28 km²
- Desa Nampar Sepang : 50,19 km²
Dengan Batas wilayah Kerja yaitu :
- Sebelah utara : Berbatasa dengan Laut Utara
- Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Elar
- Sebelah selatan : berbatasan dengan Wilayah kerja Puskesmas Watu Nggong dan Lengko
Ajang
- Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Lamba Leda

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pota


B. KEADAAN GEOGRAFI
UPTD Puskesmas Pota berada dibawah wilayah kerja Kecamatan Sambi Rampas dan terletak
di Kelurahan Pota. UPTD Puskesmas Pota berdiri pada tahun 1971 dan pembangunan
gedung pada tahun 1974. Dalam perjalannya UPTD Puskesmas Pota mendapatkan gedung
Afirmasi pada pada tahun 2019 daan diresmikan pada bulan Juni tahun 2020. UPTD
Puskesmas Pota Juga melayani Rawat Inap .
Wilayah Kerja Puskesmas Pota terdiri dari 3 Kelurahan dan 3 Desa Yaitu :
1. Kelurahan Pota
2. Kelurahan Baras
3. Kelurahan Ulung Baras
4. Desa Nanga Mbaling
5. Desa Nanga Mbaur
6. Desa Nampar Sepang

Dalam perencanaan di tahun 2021 yang akan datang, akan ada pemekaran desa
(penambahan) 2 Desa yaitu Desa Nanga Logo dan Desa Waekool yang merupakan
pemecahan dari Desa Nanga Mbaling. Ditambah desa Golo Lijun yang sebelumnya
merupakan wilayah kerja Puskesmas Lepang Paji, Elar.

UPTD Puskesmas Pota sendiri dibantu oleh 2 buah Pustu (Puskesmas Pembantu) dan 3
Poskesdes yaitu :

1. Pustu Tompong
2. Pustu Ngkarang
3. Poskesdes Waekool
4. Poskesdes Randang
5. Poskesdes Ndili
C. KEADAAN PENDUDUK
Berdasarkan data dari masing-masing Desa/Kelurahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Pota melaporkan bahwa jumlah penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Pota (3 Desa dan
3 Kelurahan) sebanyak 12.518 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 6.104 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 6.414 jiwa.
Dengan luas wilayah 178.670 km2, maka kepadatan penduduk rata-rata 0,07 per km2. UPTD
Puskesmas Pota dengan 3 Desa dan 3 Kelurahan memiliki 2.884 rumah tangga dengan rata-
rata jiwa per rumah tangga 4.23 jiwa per rumah tangga.
Jumlah penduduk terbanyak golongan umur 0-4 tahun, terdapat pada penduduk berjenis
kelamin laki-laki maupun perempuan.
Rasio Jenis Kelamin (RJK) adalah suatu angka yang menunjukanperbandingan banyaknya
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk per 100 penduduk perempuan. Dari RJK ini
berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender ,
terutama yang berkaitan dengan perimbangan laki-laki dan perempuan secara adil.
Grafik 1. Jumlah penduduk menurut jenis Kelamin dan kelompok Umur

1000 942
900 842

800
700 689
700 653 662
608
600
519 515 507
500 482 468
456 459
434 428
400 362 381
363 373

300
212
209 200
201
200 153
144
111
108 104
106
100 6166

0
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75

Laki-laki Perempuan

Pendidikan adalah system yang memilih acuan standarisasi untuk mengatur, mengajarkan
sesuatu yang sederhana menjadi modern /canggih yang bersifat sangat penting dalam
pengembangan diri dan lingkungan secara menyeluruh.
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat yang sangat diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan diri di bidang pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan
meningkatkan kwalitas hidup . semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat , semakin baik
kualitas sumber dayanya.
Sebagai gambaran tingkat pendidikan penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas Pota
Tahun 2020 sebagai berikut :
Grafik 2. Jumlah Penduduk menurut pendidikan
2500

2035
2000 1925 1913
1846

1500

1099
982
1000
780
690

500 437450

152
43 24 28 23 86
2 0 0 0
0
Tidak/ Belum Tamat SD SLTP SLTA D1/2 D-3 S1 S2 S3
blm Tamat SD
masuk
SD
Laki-laki Perempuan

D. DATA KESEHATAN MASYARAKAT


1. Angka Kematian (Mortalitas)
a. Angka Kematian Bayi (AKB)
Merupakan indicator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajad kesehatan
di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitive terhadapa
keadaan lingkungan tempat orangtua si bayi tinggal dan erat kaitannyadengan
status social orangtua si bayi.

Angka Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas Pota tahun 2020 tercatat
sebanyak 6 kasus dari 268 kelahiran (lampiran tabel).
Beberapa kendala dan hambatan yang menyebabkan masih tingginya angka
kematian bayi tahun 2020 yaitu :
1) Pertolongan yang terlambat menyebabkan keselamatan bayi tidak
tertolong dengan segera,
2) Kondisi ekonomi keluarga yang menyebabkan ibu hamil lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja dibandingkan beristirahat dan menjaga
kondisi kehamilannya,
3) Masih adanya persalinan yang ditolong oleh dukun.
4) Masih rendahnya kesadaran ibu akan kondisi kesehatannya
5) Belum ada kepastian dukungan lintas sektor yang serius dan menegaskan
dalam peraturan tertulis akan kemitraan antara bidan dan dukun, dan
sanksi.
6) Kurangnya pelatihan bagi petugas kesehatan.

Untuk itu Mengatasi hal tersebut ada beberapa langkah yang ditempuh,
diantaranya :
a. Meningkatkan promosi akan pentingnya persalinan di fasilitas kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya asupan gizi bagi
ibu hamil, bayi, dan balita melalui penyuluhan.
c. Meningkatkan SDM Kesehatan di semua sarana kesehatan agar mampu
melayani pasien dengan cepat, tanggap, dan tepat melalui pelatihan dan
sosialisai.

b. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama
masa kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan kesehatan
yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada
kehamilan dan kelahiran, keadaan sosial ekonomi, penggunaan atau
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.
Pada tahun 2020 tidak terjadi kasus kematian ibu.
Upaya untuk menekan angka kematian ibu dilakukan dengan meningkatkan
kemitraan bidan dan dukun untuk mengurangi peran dukun dan
meningkatkan peran bidan dengan harapan agar bidan di desa benar-benar
sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB dan AKI.
2. Angka Kesakitan
Angka Kesakitan adalah insiden yang dipakai untuk menyatakan jumlah keseluruhan
orang yang menderita penyakit yang menimpa sekelompok penduduk pada periode
waktu tertentu. Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari
masyarakat melalui study morbiditas dan hasil pengumpulan data UPTD Puskesmas Pota
yang diperoleh melalui system pencatatan dan pelaporan selama tahun 2020 adalah
sebagai berikut:
Tabel Peringkat 15 Besar penyakit

Total Penderita
No Nama Penyakit
L P L+P
1 Ispa 299 360 659
2 Myalgia 217 259 476
3 Gastritis Accute 161 240 401
4 Diare 102 154 256
5 Hipertensi Esensial 88 123 211
6 Penyakit Kulit Alergi 86 75 161
7 Chepalgia 60 81 141
8 Diabetes Melitus 53 64 117
9 Hipotensi 54 52 106
10 Post Vulnus 45 39 84
11 RAA 38 39 77
12 ISK 33 32 65
13 Asma Bronchial 35 24 59
14 Gout Arthristis 29 21 50
15 Vomitus 28 17 45

Dari Tabel diatas, penyakit peringkat pertama di UPTD Puskesmas Pota adalah ISPA
dengan jumlah 659 orang dan disusul peringkat ke dua Myalgia berjumlah 476 orang,
dst.
E. DATA POSYANDU DAN SEKOLAH
1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar. Upaya peningkatan peran dan fungsi posyandu bukan
semata-mata tanggungjawab pemerintah saja namun semua komponen yang ada di
masyarakat termasuk kader. Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat
besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga
sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke posyandu dan melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Tabel : Jumlah Kader Posyandu

No Desa/Kelurahan Jumlah Posyandu Jumlah Kader


1 Kel. Pota 6 30
2 Desa Nanga Mbaling 8 40
3 Desa Nanga Mbaur 3 15
4 Kelurahan Baras 3 15
5 Kel. Ulung Baras 4 20
6 Desa Nampar Sepang 4 20

2. Sekolah
Sekolah adalah tempat peserta didik untuk memperoleh pendidikan. Sekolah dapat
diartikan sebagai sebuah lembaga tempat proses belajar mengajar pada sebuah system
pendidikan yang diakui oleh Negara. Meskipun demikian terdapat juga system
pendidikan yang bertujuan layaknya seperti sekolah formal dengan bentuk yang
berbeda seperti home schooling, akan tetapi sekolah adalah system pendidikan yang
paling terkenal bahkan ada di setiap Negara.
Adapun jumlah sekolah yang berada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pota adalah :

Sekolah
No Desa/Kelurahan PAUD/TK SD SLTP SLTA
1 Pota 2 4 3 1
2 Nanga Mbaling 0 5 2 0
3 Nanga Mbaur 1 3 1 1
4 Baras 0 2 1 0
5 Ulung Baras 0 3 0 0
6 Nampar Sepang 1 3 1 1
F. ANALISA SITUASI PELAYANAN PROGRAM
a. Program Kesehatan Ibu dan Anak
1. Cakupan KIA
Cakupan Kunjungan K1 tahun 2020 mencapai 75,92%, ini berarti belum mencapai
target (Target 95%)
Cakupan K4 sebesar 83,57% yang artinya belum mencapai target yaitu 90%;
Cakupan Deteksi Resti oleh nakes 7,08%; Cakupan KN1 dan KN 2 mencapai 66,67%
(Target 100%); cakupan persalinan oleh tenkes 62,61%; dan cakupan persalinan di
faskes 67,30%
2. Cakupan KB
Peserta KB aktif paling banyak menggunakan jenis PIL (sebanyak 913org/41,24%),
diikuti oleh jenis KB Suntik (sebanyak 591org/26,69%).
b. Cakupan Gizi
Cakupan D/S; K/S; N/D; GB/D; sudah mencapai target.
Cakupan bayi/balita mendapat Vit A 100%, dan ASI ekslusif sebesar 85,6%.
c. Program P2PL
1. Imunisasi
Secara umum, pencapaian program imunisasi tahun 2020 telah mencapai UCI.
2. TB
Proporsi penderita BTA (+) diantara suspek adalah 6 kasus (5,5%); dan yang sembuh
3 kasus.
3. Malaria
Sediaan darah yang diperiksa sebanyak 327 sampel dan yang positif 0 orang dan
sudah berobat.
4. Diare
Penemuan kasus diare yang terlapor sebanyak 233 orang, ini menunjukan masih
cukup tinggi kasus diare di wilayah kerja puskesmas Pota.
5. ISPA
Penemuan Kasus ISPA tahun 2020 sebanyak 656 kasus, dan tidak ada kasus
pneumonia
6. Filariasis
Kegiatan pencegahan kasus Filariasis dilakukan pada bulan Oktober 2020 yang
merupakan program pemerintah.

d. Program Kesehatan Lingkungan


Data SAB yang diperiksa 100% dan yang masih memenuhi syarat 35,19%; sedangkan
jumlah jamban 2.302 bh dan yang diperiksa 2.302 buah dan yang masuk kategori sehat
1.389 buah atau 60%.
G. MASALAH YANG DIHADAPI
1. Program KIA

Permasalahan pada program KIA tahun 2020 adalah tidak tercapainya target K 1 murni
dan akses ibu hamil ,  K 4  bumil   dan  persalinan nakes. Beberapa hal yang diduga sebagai
penyebab adalah : Masih besarnya peran dukun beranak dalam pertolongan persalinan
Keadaan ini selain karena kurangnya jumlah bidan desa juga karena dianggap  relatip  lebih
murah dan dapat memenuhi tradisi budaya yang berlaku.

Untuk mengatasi hal tersebut, penyuluhan tentang Revolusi KIA dan juga kunjungan
rumah dilakukan.

2. Program TBC paru

Permasalahan pada program TBC paru tahun 2020 sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya,
yaitu rendahnya cakupan suspek dan angka temuan penderita BTA positif . Beberapa hal yang
diduga sebagai  penyebab adalah :

1. Wilayah kerja Puskesmas pota bukan sebagai daerah endemis TB Paru.Kenyataan


selama 5 tahun berjalan, konsentrasi penderita banyak ditemukan di beberapa desa
tertentu saja.
2. Kurangnya kerjasama lintas program terutama dengan petugas lapangan  seperti
dengan Pengelola Puskesmas Pembantu dan bidan di desa dalam membantu penemuan
suspek
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat  dalam mengenal tanda, gejala dan prosedur
pengobatan penyakit TBC yang baik dan benar.

Penyuluhan dan Penjaringan juga sudah dilakukan.

3. Program Diare

Cakupan penemuan kasus diare tahun 2020 masih cukup tinggi. Tingginya jumlah temuan kasus
diare ini di duga ada hubungnnya dengan keberhasilan kinerja surveilans epidemiologi
Puskesmas Pota dalam memantau kejadian kasus diare ini perminggu.

Masih tingginya kasus diare yang terpantau diduga disebabkan:

1. Masih rendahnya cakupan pemakaian air bersih, terutama di daerah rawa dan
pegunungan yang pada musim kemarau mengalami krisis air bersih/minum.
2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat , seperti
cuci tangan sebelum makan, jajan makanan sembarangan dll.

4. Program Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan dalam perbaikan mutu kesehatan masyarakat erat
hubungannya dengan upaya pencegahan terhadap penyakit-penyakit yang berbasis
lingkungan, seperti malaria, kecacingan, diare, TBC paru, demam berdarah, anemia
karena kecacingan, ISPA, penyakit kulit dan lainnya.
Rendahnya inspeksi SPAL, SAB, Jamban Keluarga dan cakupan air bersih sangat
terkait dengan kurang aktifnya petugas ke lapangan yang disebabkan tidak tersedianya
dana dan sarana  serta faktor geografi meliputi luas wilayah dan karakteristik wilayah.
Rendahnya cakupan air bersih disebabkan kurangnya sarana air bersih yang
tersedia di masyarakat .
5. Program Gizi
Permasalahan program gizi tahun 2020 banyak terkait dengan upaya perbaikan anemia
gizi besi ( AGB )  pada ibu hamil dan nifas, serta pemberian kapsul vitamin A pada bayi .
Permasalahan pada program gizi erat hubungannya dengan penyebab permasalahan
pada program KIA karena keterkaitan keduanya  secara lintas program. Sedangkan
upaya mengatasi masalahnya juga  sangat terkait dengan program KIA dimana peran 
bidan didesa sangat besar dalam hal ini.
BAB III
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan
1. Puskesmas dan Jejaringnya
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas bahwa
pelayanan kesehatan primer adalah Puskesmas. Puskesmas merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan ditingkat dasar yaitu kecamatan dan desa.
UPTD Puskesmas Pota merupakan Puskesmas Rawat Inap, dengan memiliki 1
(satu) unit bangunan utama untuk pelayanan. Selain bangunan Puskesmas juga
terdapat 3 (Tiga) unit rumah Paramedis, 1 (satu) unit rumah dokter , 1 (satu) unit
rumah dokter gigi dan 1 (satu) unit rumah kopel (sebanyak 3 kamar terpisah yang bias
ditempati oleh petugas).
Kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pota
didukung oleh 3 (Tiga) Poskesdes,2 (dua) Pustu dan 1 (satu) Puskesmas. Semua
bangunan tersebut telah dibangun secara permanen. Berikut data bangunan sarana
kesehatan di Puskesmas Pota dan jaringannya :
Tabel Data Bangunan di Puskesmas PotaTahun 2020

No Desa/Kelurahan Nama Sarkes Permanen/ Keterangan


Semipermanen

1 Pota Puskesmas Pota Permanen Baik

2 Nanga Mbaling Poskesdes Waekool Permanen Baik

3 Nanga Mbaur Poskesdes Randang Permanen Baik

4 Baras Poskesdes Ndili Permanen Rusak ringan

5 Ulung Baras Pustu Ngkarang Permanen Rusak ringan

6 Nampar Sepang Pustu Tompong permanen Rusak Berat

Sumber : Data Olahan Puskesmas Pota Desember 2020

i. Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan


a. Sarana Distribusi Sediaan Farmasi
Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatanmerupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna upaya
tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2)
mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat yang generik, (3)
melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi
persyaratan, mutu, keamanan. Sarana distribusi farmasi di Puskesmas Pota
berupa gudang obat Puskesmas untuk mendistribusikan obat dan pembekalan
kesehatan ke semua Poskesdes/Pustu.
b. Alat Kesehatan
Puskesmas Pota telah dilengkapi dengan berbagai peralatan medis dan non
medis untuk menunjang pelayanan kesehatan. Adapun daftar peralatan medis
dan non medis di Puskesmas Pota dapat dilihat pada lampiran tabel.
ii. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Pota di
antaranya Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Poskesdes/Pustu.
Posyandu merupakan kegiatan yang tumbuh dengan motto “Dari, Oleh dan
Untuk” masyarakat, sehingga pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
posyandu menjadi tanggungjawab bersama terutama masyarakat disekitarnya.
Jumlah Posyandu yang dibentuk di wilayah kerja Puskesmas Pota sebanyak 28
Posyandu, namun semuanya masih belum memiliki bangunan permanen.
b. Tenaga Kesehatan
Pembangunan kesehatan disuatu wilayah diperlukan sumber daya manusia
dalam hal ini tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan profesional untuk
melaksanakan upaya kesehatan sesuai paradigma sehat, yang mengutamakan upaya
peningkatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan penyakit.
Berdasarkan data kepegawaian sampai bulan Desember 2020, aspek ketenagaan
di Puskesmas Pota dan jejaringnya memiliki ketenagaan sebanyak 80 orang dengan
berbagai status ketenagaan, yang terdiri dari 20 orang aparatur sipil negara (ASN), 1
orang Dokter tenaga Nusantara Sehat (NS), 20 orang tenaga harian lepas (THL), 4
orang tenaga kontrak BOK,dan 35 tenaga sukarela.
c. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan di Puskesmas Pota berasal dari BOK dan JKN (Belanja
Tidak Langsung)
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam pembangunan kesehatan, antara lain
upaya peningkatan dan perbaikkan terhadap derajat kesehatan masyarakat, upaya
pelayanan kesehatan, sarana kesehatan, dan sumber daya kesehatan. Hasil-hasil
kegiatan pembangunan kesehatan yang menyeluruh di Puskesmas Pota selama tahun
2020 tergambar dalam profil kesehatan 2020.
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan informasi yang
berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan
dan rencana kegiatan selanjutnya. Profil kesehatan ini menjadi paket sajian data dan
informasi yang sangat penting, karena sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan
dan lintas sektor lainnya.
Sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi
kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, walaupun demikian
diharapkan profil Puskesmas ini tetap dapat memberikan gambaran secara garis besar
dan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan
masyarakat yang telah dicapai.
Kedepannya diharapkan dalam rangka peningkatan kualitas profil kesehatan, ada
terobosan-terobosan baru dalam hal mekanisme pengumpulan data dan informasi
secara cepat dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai