PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pegawai Negari Sipil (PNS) memiliki peran yang menentukan dalam
mengelola prakondisi. Sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan
kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sector
pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk menjalankan peran tersebut,
diperlukan peran sosok PNS yang professional, yaitu PNS yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan
tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk PNS
yang profesional seperti tersebut perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur pelatihan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan LAN NO. 1 Tahun 2021
tentang pelatihan dasar CPNS, sebelum diangkat sebagi PNS, setiap CPNS
wajib menjalani masa prajabatan.
Sesuai dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pasal 63 ayat (3) dan
ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan mempekuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang
inovatif dan terintegritas, yaitu penyelenggaran pelatihan yang memadukan
pembelajaran yang klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya
sebagai karakter PNS yang profesional. Melalui pembaharuan pelatihan
tersebut diharapkan menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.
1
Dalam peraturan LAN nomor 1 tahun 2021 tentang pelatihan dasar
CPNS bertujuan untuk membuat latsar CPNS tetap efisien namun tidak
mengubah atau mengurangi tujuan dari latsar CPNS yakni membentuk
karakter PNS di Indonesia. Pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil
(Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang
dilakukan secara integrasi moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalismedan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Pelatihan dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan
kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatanya,
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan menunjukan penguasaan kompetensi
tekhnis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi
berarti penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS memadukan antara pelatihan
klasikal dengan nonklasikal dan kompetesi sosial kultural dengan
kompetensi bidang.(sumber: Peraturan LAN No.1 tahun 2021)
Puskesmas adalah UKM tingkat pertama. UKM dalam Permenkes
43 tahun 2019 tentang Puskesmas dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
2
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Salah satu penunjang kesehatan masyarakat
adalah Puskesmas. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep
kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua
fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas. Begitupun
dengan Bantuan Hidup Dasar. Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah dasar
untuk menyelamatkan nyawa ketika terjadi henti jantung. Aspek dasar dari
BHD meliputi pengenalan langsung terhadap henti jantung mendadak dan
aktivasi system tanggap darurat, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau
resusitasi jantung paru (RJP) dini, dan defibrilasi cepat dengan defibrillator
eksternal otomatis/ automated external defibrillator (AED). Pengenalan dini
dan respon terhadap serangan jantung dan stroke juga dianggap sebagai
bagian dari BHD. Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri adalah suatu
tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti napas
dan atau henti jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi
optimal, guna mencegah kematian biologis.
Tujuan utama dari BHD adalah suatu tindakan oksigenasi darurat
untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-
oksigenasi ke jaringan tubuh. Selain itu, ini merupakan usaha pemberian
bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara
efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan
atau telah tiba bantuan dengan peralatan yang lebih lengkap untuk
melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung lanjutan. Laporan Hasil
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Bantuan Hidup Dasar di
UGD Puskesmas Wonokerto” diharapkan bisa membawa perubahan dan
3
menerapkan nilai bela negara, ANEKA, Manajemen ASN, WoG dan
Pelayanan Publik.
2. Manfaat Aktualisasi
Manfaat untuk Diri Sendiri
4
sehingga meningkatkan angka kehidupan dan kualitas hidup pasien pada
pasien henti nafas dan henti jantung
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. KEADAAN GEOGRAFIS
Secara geografis UPT Puskesmas Wonokerto merupakan salah satu
puskesmas yang berada di Kecamatan Sukamaju Selatan, Kabupaten Luwu
Utara yang berbatasan dengan:
- sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tolangi Kec. Sukamaju
- sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Bone-Bone
- sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Mappadeceng
- sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Malangke.
B. VISI DAN MISI KABUPATEN LUWU UTARA
a. Visi
"Luwu Utara Maju, Mandiri dan Harmonis"
b. Misi
1. Memperkuat tata pemerintahan yang Efektif, Profesional, dan Akuntabel
2. Mewujudkan pelayanan dasar yang berkeadilan social,
ekonomi yang produktif dan berdayasaing.
3. Memperkuat konektivitas infrastruktur.
4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan ketahanan bencana.
5. Meningkatkan ketahanan social budaya berbasis kearifan lokal.
C. MOTTO
“Sehati Dalam Melayani”
D. TATA NILAI PUSKESMAS
Adapun nilai-nilai Organisasi Puskesmas Wonokerto disingkat “SEHATI”
yang merupakan singkatan dari :
1. Santun dalam bertutur kata
6
2. Empati dalam melayani
3. Handal dalam bekerja
4. Adil dalam memberi pelayanan
5. Tanggap dalam segala kondisi
6. Inovatif menyikapi masalah kesehatan
E. STRUKTUR ORGANISASI
Penanggung Jawab Upaya Penanggung Jawab Upaya Penanggung Jawab Upaya Penanggung Jawab Jaringan
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat Kesehatan Perorangan, Pelayanan Puskesmas &
Esensial & Perkesmas Pengembangan Kefarmasian & Lab Jejaring Fasyankes
dr. Widya Hafsari
F. TUPOKSI
Tugas Pokok Dokter menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 adalah memberikan
pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi
7
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka
kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. Rincian Kegiatan
Dokter Pertama yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan Medik rawat jalan;
22. Membuat catatan Medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana;
8
28. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.
9
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;
10
horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan.
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
11
d. Netral adalah Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercip
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan serta harapan kapasitas.
f. Adil adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai
ASN.Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisaikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berfikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan Negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN.Pegawai ASN dapat mempelajari bagiamana aktualisasi sila
demi sila dalam pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionlisme dan wawasan kebangsaan.
12
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, sekaligus
menghormati bangsa lain.
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalag menjalankan kebijakan public.Kebijakan publik diharapkan dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayanan publik yang professional.ASN adalah aparat pelaksana
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain
didalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar.Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
13
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat
public untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN
14
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang lebih baik yaitu efektivitas, efisien dan inovasi. Dasar
yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalaah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan fikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
15
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
3. Inovasi
16
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
17
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat memebentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian social kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih saying. Individu yang memiliki jiwa social tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhakan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa social tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak tergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkannya daya fikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseoarang
akan selalu mampu membedayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama
dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan
baik kemaslahatan sesame manusia. Segala tingkah laku dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, Negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti
ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
18
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan public yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya fikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhna
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah sesorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupanya adalah ilmu
pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidak aka nada habisnya Karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
19
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
20
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
Selain kedudukan, tugas dan fungsi ASN juga mempunyai hak dan
kewajibanadar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dan tanggung
jawabnya degnan baik dapat meningkatnkan produktivitas, menjamin
kesejateraaan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak sesuai
dengan UU ASN sebagai berikut:
2. Cuti
4. Perlindungan
5. Pengembangan kompetensi
2. Cuti
3. Pengembangna kompetensi
1. Jamian kesehatan
3. Jaminan kematian
4. Bantuan hokum
21
kode perilaku yagn diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasipemerintah.
2. WHOLE OF GOVERMENT
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “suatu model
pendekatan integrative fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dioecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.
22
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),
efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang
3. PELAYANAN PUBLIK
Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau
dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan pengguna”. Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan denagn saling
memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya
A.S Moenir menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi
dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu
menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain.
23
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnose dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.
24
C. IDENTIFIKASI ISU
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai Dokter Umum
selama saya bekerja di Puskesmas Wonokerto terdapat 3 isu yang
ditemukan antara lain:
1. Kurang optimalnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto
2. Kurang optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas
Wonokerto
3. Belum optimalnya pengisisan status rawat jalan di UGD Puskesmas
Wonokerto
D. DESKRIPSI ISU
1. Kurang optimalnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto.
Pada isu pertama diangkat karena Bantuan Hidup Dasar merupakan
Penanganan awal yang diberikan kepada pasien yang mengalami henti
napas dan henti jantung. Bantuan hidup dasar belum maksimal diberikan
kepada pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung di UGD
Puskesmas Wonokerto.
2. Belum optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas
Wonokerto.
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan bagi setiap orang agar terhindar dari infeksi yang
bersumber dari masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan
di berbagai fasilitas kesehatan. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi
sumber daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat umum, sarana
kesehatan merupakan tempat pemeliharaan kesehatan. Pasien
mempercayakan sepenuhnya kesehatan dirinya atau keluarganya kepada
petugas kesehatan, maka kewajiban petugas kesehatan adalah menjaga
kepercayaan tersebut. Pelaksanaan Kewaspadaan Universal merupakan
langkah penting untuk menjaga sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,
25
dll) sebagai tempat penyembuhan, bukan menjadi sumber infeksi. Keadaan
di Puskesmas Wonokerto yakni belum optimalnya PPI seperti terlihat pada
penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak tepat, cuci tangan yang
tidak benar, dan sebagainya.
3. Belum optimalnya pengisisan status rawat jalan di UGD Puskesmas
Wonokerto
Status rawat jalan adalah dokumen medis/catatan medis yang berisikan
tentang penderita mulai dari identitas, Riwayat penyakit, pemeriksaan,
diagnose sampai dengan semua catatan tentang pengobatan/tindakan yang
dilakukan atas penderita pada saat berobat jalan. Sehingga apabila tidak
dilengkapi menyebabkan tidak diketahuinya Riwayat penyakit pasien
dikemudian hari.
E. SUMBER ISU
Sumber isu diperoleh berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan
kerja yang sesuai dengan tugas pokok sebagai dokter di unit kerja UPT
Puskesmas Wonokerto.
F. TEKHNIK ANALISIS ISU
Indikator yang diggunakan dalam mengukur metode penerapan program
dalam sebuah instansi adalah indikator USG. Analisis kualitas isu dengan
menggunakan alat analisis USG yang mengacu pada 3 hal yaitu Urgency,
Seriousness dan Growth.
Analisis kualitas isu dengan alat analisis USG yang meliputi
kriteria :
1. Urgency (U) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness (S): Seberapa serius isu itu harus dibahas dan dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan.
3. Growth (G) :Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidk ditangani sebagaimana mestinya.
Keterangan:
Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat
Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat
26
Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat
Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat
Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat
Dari beberapa indikator tersebut diperoleh beberapa permasalahan
(prioritas isu) yang nantinya akan diuji seberapa penting dan seriusnya suatu
permasalahan untu dilakukan pengkajian lebih dalam melalui penulisan
aktualisasi agar problematika tersebut dapat diatasi dan program tersebut
dapat berjalan dengan baik. Metode yang dilakukan dengan menetukan
tingkat urgensi, keseriusan perkembangan dengan menentuan angka skala 1-
5. Isu dengan skor tinggi akan menjadi isu utama yang akan diangkat dalam
rancangan aktualisasi
Untuk mengangkat beberapa isu maka dibuatlah core isu dengan analisis
USG untuk menyaring dari 3 isu menjadi satu core isu yang diangkat dalam
aktualisasi ini. Berikut tabel dari core isu yang diangkat:
27
Gambar 1 Diagram Tulang Ikan
28
G. CORE ISU
Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Pada rancangan ini, isu yang diangkat adalah Kurang optimalnya
pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto.
Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat USG maka tergambar
rangking tertinggi mengenai Bantuan Hidup Dasar. Pertimbangan
diangkatnya isu mengenai Bantuan Hidup Dasar karena tingginya angka
kejadian pasien henti napas dan henti jantung di UGD disertai kurangnya
pelayanan pasien tersebut.
Keterampilan melakukan bantuan hidup dasar harus dimiliki untuk
mengurangi dampak buruk atau keparahan gejala sisa pasien henti jantung.
Keterampilan dalam tindakan pertolongan awal ini bertujuan untuk
oksigenasi darurat mempertahankan fungsi jantung paru melalui ventilasi
dan sirkulasi buatan. Dengan demikian nantinya diharapkan ventilasi dan
sirkulasi dapat pulih spontan sehingga mampu melakukan oksigenasi secara
mandiri. Hal ini akan memberikan prognosis yang lebih baik pada pasien,
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien. Maka, diperlukan
keterampilan staff medis dalam memberikan pelayanan Bantuan Hidup
Dasar.
Dengan dipilihnya isu ini diharapkan agar seluruh petugas medis di
UGD Puskesmas Wonokerto. Untuk mewujudkan aktualisasi ini perlu
dilakukan beberapa beberapa kegiatan yaitu:
1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan kegiatan yang
akan dilakukan
2. Melakukan perencanaan kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar
UGD Puskesmas Wonokerto.
3. Melaksanakan sharing knowledge Bantuan Hidup dasar di Ruang UGD
Puskesmas Wonokerto
4. Melaksanakan simulasi bantuan hidup dasar UGD Puskesmas Wonokerto
5. Melakukan evaluasi pengetahuan staf medis UGD Puskesmas Wonokerto
mengenai materi sharing knowledge bantuan hidup dasar
29
6. Melaporkan hasil kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar di
UGD Puskesmas Wonokerto kepada pimpinan.
H. ANALISIS DAMPAK
Dampak Kurang optimalnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar di
UGD Puskesmas Wonokerto dapat menyebabkan meningkatkan angka
kematian pada pasien dan angka kecacatan pada pasein. Karena semakin
lambat dan lama seorang pasien henti napas dan henti jantung ditangani
dapat menyebabkan semakin banyak kerusakan organ yang terjadi.
Sehingga dapat menurunkan kualitas hidup pasien dikemudian hari.
30
Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto
Gagasan Melakukan sharing knowledge kepada staf
pemecahan medis Puskesmas wonokerto dan simulasi
masalah Bantuan Hidup Dasar.
31
GIATAN TAHAPAN OUTPUT/ HASIL NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PEN
KEGIATAN KEGIATAN ASN DAN TERHADAP VISI DAN TERH
KEDUDUKAN ASN MISI ORGANISASI OR
an konsultasi 1. Menghubugi kepala 1. Terjadwalnya 1. Akuntabilitas Konsultasi dengan atasan, Berkon
mpinan puskesmas kegiatan Sharing Membuat koordinasi meminta arahan dan saran koordin
ncangan 2. Melakukan konsultasi knowledge mengenai dengan pimpinan sebagai serta Melakukan sharing pimpin
yang akan dengan atasan tentang Bantuan Hidup Dasar bentuk tanggung jawab knowledge bantuan hidup memint
n Sharing knowledge di UGD Puskesmas untuk kegiatan yang akan dasar pada staf saran te
bantuan hidup dasar Wonokerto dilakukan Puskesmas Wonokerto pengua
3. Membuat catatan 2. Dokumentasi kegiatan 2. Nasionalisme berkontribusi terhadap Puskesm
saran dari kepala Merujuk pada sila ke 3 misi ke dua Kab. Luwu yakni S
Puskesmas yakni berkomunikasi Utara yakni bertutu
dengan bahasa indonesia “Mewujudkan pelayanan
yang baik dan benar dasar yang berkeadilan
dengan atasan sosial, ekonomi yang
3. Etika public produktif dan
yaitu berkomunikasi berdayasaing”.
dengan pimpinan dengan
sopan dan ramah
4.Manajemen ASN
Melakukan konsultasi
kepada pimpinan
merupakan bagian dari
profesionalitas
5. Anti Korupsi
Melakukan kegiatan
sesuai dengan rancangan
yang ada merupakan
bentuk disiplin dan
berani untuk
mempertanggung
jawabkan rancangan yang
telah dibuat.
Analisis Dampak Jika konsultasi pada pimpinan mengenai rancangan kegiatan Bantuan Hidup Dasar tidak dil
kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar dan pimpinan tidak akan mengetahui dan meyetu
an 1.Membuat SOP Bantuan 1.Tersedianya SOP di 1. Akuntabilitas Dengan adanya Melaku
aan kegiatan Hidup Dasar dalam UGD Puskesmas (tanggung jawab) perencanaan yang matang peranca
nowledge bentuk leaflet Wonokerto dalam melakukan perencanaan terkait kegiatan sharing sesuai d
Hidup Dasar 2.Mencetak leaflet untuk bentuk leaflet kegiatan secara knowledge Bantuan nilai nil
Puskesmas dibagikan kepada bidan 2.Tersedinya materi terstruktur disertai rasa Hidup Dasar sesuai Wonok
to desa dan disimpan bahan sharing tanggung jawab dalam dengan misi kedua handal
diUGD knowledge perencanaan kegiatan Luwu Utara yakni dan In
3.Menyiapkan soal pre 3.Tersedianya soal pre 2. Nasionalisme (cinta “Mewujudkan pelayanan menyik
dan post test sebagai dan pos tes sebagai tanah air) dasar yang berkeadilan keseha
alat bantu dalam alat bantu dalam pengguanaan bahasa sosial, ekonomi yang
evaluasi hasil edukasi evaluasi hasil edukasi indonesia yang baik dan produktif dan
4.Membuat presentasi benar dalam materi berdayasaing”.
Bantuan Hidup Dasar
edukasi
3. Komitmen Mutu
(inovatif) membuat alat
bantu berupa Banner
dalam melakukan
edukasi BHD
4. Anti Korupsi
Melakukan kegiatan
secara mandiri
5. Manajemen ASN.
Melakukan perencanaan
kegiatan dengan 32
profesionalitas
Tabel 5 Jadwal kegiatan aktualisasi
Kegiatan PELAKSANAAN KEGIATAN
Juni Juli
Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III
23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
ukan konsultasi
pimpinan terkait
gan kegiatan yang
lakukan
ukan perencanaan
n sharing
dge Bantuan
Dasar di UGD
mas Wonokerto
anakan sharing
dge Bantuan
dasar di UGD
mas Wonokerto
anakan simulasi
n hidup dasar di
uskesmas
erto
ukan evaluasi
ahuan staf
mas Wonokerto
nai materi sharing
dge bantuan hidup
diakan papan
shift Bantuan
33
Dasar di UGD
mas Wonokerto
diakan Banner
n Hidup Dasar
orkan hasil
n sharing
dge Bantuan
Dasar pada staf
mas Wonokerto
pimpinan
sun laporan
sasi
34
B. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan 1 Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan
kegiatan yang akan dilakukan
Waktu Pelaksanaan 23-26 Juni 2021
Output Terjadwalnya kegiatan Sharing knowledge mengenai Bantuan
Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
1. Tahapan Kegiatan
a. Menghubungi kepala puskesmas
b. Melakukan konsultasi dengan atasan tentang Sharing knowledge bantuan hidup
dasar
c. Membuat catatan saran dari kepala Puskesmas
2. Bukti Kegiatan
a. Notulen Bimbingan
bb. Surat Persetujuan Kegiatan
dan arahan dari kepala Puskesmas
b. Dokumentasi Kegiatan
45
3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Melakukan perancangan dan konsultasi sharing knowledge dengan baik merupakan
bentuk pengaplikasian tanggungjawab dan konsistensi terhadap rancangan yang
telah dibuat.
b. Komitmen mutu
Mencatat bimbingan dan arahan dari pimpinan dengan benar dan cermat agar
mencapai target lebih efisien dan efektif merupakan bagian dari menjalankan nilai
komitmen mutu
c. Etika publik
Melakukan konsultasi dengan sikap sopan, santun dan menunjukan rasa hormat pada
pimpinan meupakan bagian menjaga etika publik.
d. Anti Korupsi
Melakukan kegiatan sesuai dengan rancangan yang ada merupakan bentuk disiplin
dan berani untuk mempertanggung jawabkan rancangan yang telah dibuat.
e. Manajemen ASN
Melakukan konsultasi kepada pimpinan agar rancangan kegiatan berjalan dengan
baik dan terstruktur merupakan bagian dari profesionalitas.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Berkonsultasi dan koordinasi dengan pimpinan, serta meminta masukan dan
saran termasuk penguatan nilai nilai Puskesmas Wonokerto yakni Santun dalam
bertutur kata
5. Analisis Dampak
Jika konsultasi pada pimpinan mengenai rancangan kegiatan Bantuan Hidup Dasar tidak
dilakukan maka kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar dan pimpinan tidak akan
mengetahui dan meyetujui kegiatan.
46
Kegiatan 2 Melakukan perencanaan kegiatan sharing knowledge
Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
Waktu Pelaksanaan 27 Juni 2021- 6 Juli 2021
Output 1. Tersedianya SOP di UGD Puskesmas Wonokerto
2. Tersedianya Leaflet
3. Tersedinya materi bahan sharing knowledge
4. Tersedianya soal pre dan pos tes
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat SOP Bantuan Hidup Dasar dalam bentuk leaflet
b. Mencetak leaflet
c. Menyiapkan soal pre dan post test sebagai alat bantu dalam evaluasi hasil edukasi
d. Membuat presentasi Bantuan Hidup Dasar
2. Bukti Kegiatan
a. Print out SOP
47
Soal pretes Soal postes
48
Melakukan perencanaan kegiatan dengan profesionalitas demi mendapatkan hasil
terbaik merupakan bentuk manajemen ASN.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
c. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
d. Nilai: Melakukan perancanaan kegiatan sesuai dengan nilai nilai nilai Puskesmas
Wonokerto yakni handal dalam bekerja dan Inovatif menyikapi masalah
kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika tidak melakukan perencanaan kegiatan dengan baik maka kegiatan sharing
knowledge bantuan hidup dasar tidak akan terlaksana dengan yang baik.
49
Output 1.Terkumpulnya peserta sharing knowledge
2.Tersedianya daftar hadir
3.Pelaksanaan Pre test sebelum melakukan sharing knowledge
4.Terwujudnya pelaksanaan sharing knowledge Bantuan Hidup
Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
5.Melakukan pembagian SOP dalam bentuk leaflet kepada Bidan
Desa
1. Tahapan Kegiatan
a. Mengumpulkan peserta sharing knowledge
b. Menyiapkan daftar hadir
c. Melakukan pre test sebelum melakukan sharing knowledge untuk menilai tingkat
pengetahuan awal staf Puskesmas Wonokerto
d. Melakukan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar kepada staf Puskesmas Wonokerto
e. Melakukan pembagian SOP dalam bentuk leaflet kepada Bidan Desa
2. Bukti Kegiatan
a. Undangan Peserta Sharing Knowledge b. Notulensi peserta sharing knowledge
c. Dokumentasi kegiatan
50
Presentasi materi sharing knowledge
3.
K
51
yang jujur dan terbuka mengenai Bantuan Hidup Dasar kepada peserta sharing knowledge
merupakan bagian dari menjaga etika publik.
d. Pelayan publik
Melakukan sharing knowledge bantuan hidup dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
merupakan bentuk melakukan pemenuhan kebutuhan publik dibidang jasa. Sehingga dengan
dilakukannya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang akurat kepada
masyarakat dilingkungan kerja Puskesmas Wonokerto.
e. Anti Korupsi
Memberikan edukasi dengan jujur dari sumber yang terpercaya kebenarannya dan sebagai
bentuk peduli serta tanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan staf medis di
Puskesmas Wonokerto.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Melakukan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar pada staf medis di UGD
Puskesmas Wonokerto sejalan dengan nilai rumah sakit Handal dalam Bekerja dan
Inovatif menyikapi masalah kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar dilakukan diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan atau skill staf medis untuk memberikan pelayanan Bantuan Hidup Dasar Primer.
52
Puskesmas Wonokerto
Waktu Pelaksanaan 7 Juli 2021
Output 1. Terlaksananya simulasi bantuan hidup dasar dengan staf
Puskesmas Wonokerto
2. Dokumentasi kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan alat yang akan digunakan simulasi
b. Melakukan briefing persiapan simulasi bantuan hidup dasar primer dengan staf
Puskesmas Wonokerto
c. Melakukan simulasi bantuan hidup dasar
2. Bukti Kegiatan
a. Absensi kegiatan b. Notulensi oleh peserta pelatihan
c. Dokumentasi kegiatan
53
Melakukan briefing BHD
54
kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kegawatdaruratan di UGD Puskesmas Wonokerto.
f. Anti korupsi, Dengan melakukan simulasi merupakan bentuk tanggung jawab
terhadap keterampilan staf medis di Puskesmas Wonokerto
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi : Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Terlaksananya simulasi bantuan hidup dasar di Puskesmas Wonokerto sesuai
dengan sesuai dengan nilai nilai organisasi yakni Inovatif dalam menyikapi
masalah kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika simulasi Bantuan Hidup Dasar dilakukan maka dapat dijadikan evaluasi pelayanan
Bantuan Hidup Dasar di Puskesmas Wonokerto
55
Waktu Pelaksanaan 7 Juli 2021
Output 1. Terlaksananya post tes
2. Pemeriksaan Hasil postes
3. Rekapitulasi hasil nilai pre tes dan postes
1. Tahapan Kegiatan
a. Melakukan post test setelah memberi sharing knowledge
b. Memeriksa hasil post test sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar
c. Melakukakan rekapitulasi hasil sharing knowledge dengan membandingkan hasil pre
dan post test
2. Bukti Kegiatan
a. Absensi kegiatan
b. Dokumentasi kegiatan
56
e. Rekapitulasi Nilai Pretes dan postes
57
yang dimiliki merupakan bentuk profesionalitas dalam melakukan kegiatan.
e. Pelayanan Publik
Posttes yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan
dikalangan staf Puskesmas Wonokerto mengenai Bantuan Hidup Dasar sehingga dapat
meningkatkan layanan Bantuan Hidup Dasar yang dibrikan kepada pasien. Hal ini
merupakan komitmen ASN untuk menjadi Pelayan Publik yang bermanfaat untuk
masyarakat.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: evaluasi keberhasilan sharing knowledge bantuan hidup dasar di Puskesmas
Wonokerto sesuai dengan nilai Puskesmas Handal dalam bekerja dan Tanggap
dalam segala kondisi
5. Analisis Dampak
Jika evaluasi dilakukan diharapkan dapat mengetahui pemahaman staf medis untuk
memberikan pelayanan Bantuan Hidup Dasar.
58
Puskesmas Wonokerto
Waktu Pelaksanaan 9-10 Juli 2021
Output Tersedianya Papan jadwal Shift Bantuan Hidup Dasar di UGD
Puskesmas Wonokerto
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan Bahan berupa papan tulis, spidol, penhapus dan paku
b. Menyiapkan model papan shift Bantuan Hidup Dasar
c. Menyiapkan jadwal shift Bantuan hidup dasar
d. Memasang papan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar
2. Bukti Kegiatan
a. Dokumentasi Kegiatan
Membuat Papan jadwal shift Bantuan Papan jadwal shift BHD yang telah
Hidup Dasar terpasang
59
Membuat jadwal staf yang akan melakukan Bnatuan Hidup Dasar kepda pasien yang
masuk dengan henti napas atau henti jantung merupakan bentuk tanggung jawab
terhadap implementasi setiap kegiatan yang telah dilaksanakan dan berupa bentuk
pertanggung jawaban terhadap pekerjaan.
b. Nasionalisme
Membuat Desain Papan jadwal Shift Bantuan Hidup Dasar dan memasangnya
dengan di bantu sesama pegawai Puskesmas Wonokerto merupakan bentuk kerja
sama sesama pegawai.
c. Komitmen mutu
Menyediakan papan jadwal staf medis yang akan melakukan bantuan hidup dasar
kepada pasien yang masuk dengan henti napas atau henti jantung merupakan bentuk
usaha mengedepankan komitmen mutu dan kepuasan layanan.
d. Anti Korupsi
Membuat papan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar merupakan bentuk tanggung
jawab, kerja keras dan peduli terhadap kemajuan pelayanan di Puskesmas
Wonokerto.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan sosial, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Melakukan pencatatan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto yakni Handal dalam bekerja dan inovatif menyikapi masalah
kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika tidak tersedia papan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar maka akan memungkinkan
pelayanan Bantuan Hidup Dasar tidak terlaksana dengan baik
61
Pemasangan banner di UGD Banner setelah dipasang
62
Kegiatan 8 Melaporkan hasil kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup
Dasar staf Puskesmas Wonokerto kepada pimpinan
Waktu Pelaksanaan 12-17 Juli 2021
Output Terlaksananya pelaporan hasil kegiatan sharing knowledge
bantuan hidup dasar pada staf Puseksmas Wonokerto
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat laporan kegiatan bantuan hidup dasar staf Puskesmas Wonokerto
b. Mendiskusikan dengan pimpinan terkait hasil evaluasi kegiatan
c. Menyerahkan bukti hasil kegiatan pada Kepala Puskesmas
2. Bukti Kegiatan
a. Laporan kegiatan
b. Dokumentasi kegiatan
63
3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Melakukan pertanggungjawaban kepada pimipnan terkait kegiatan yang telah saya
lakukan dengan tranparansi terhadap hasil kegiatan adalah bagian dari nilai
akuntabilitas.
b. Nasionalisme
Membuat laporan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan betanggung
jawab terhadap kegiatan yang telah dilakukan merupakan bentuk penanaman nilai-
nilai nasionalisme.
c. Komitmen mutu
Membuat laporan hasil kegiatan dengan efektif dan efisien disertai dengan evaluasi
mutu kegiatan yang telah dilakukan merupakan bentuk nilai komitmen mutu.
d. Anti korupsi
Mengumpulkan laporan hasil kegiatan tepat waktu setelah kegiatan selesai diadakan
merupakan bentuk disiplin yang diterapkan selama melaksanakan kegiatan ini.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi : Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Melaporkan hasil kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar Primer
pada staf Puskesmas Wonokerto kepada pimpinan sesuai dengan nilai nilai
organisasi yakni Handal dalam bekerja
5. Analisis Dampak
Jika pelaporan kegiatan Bantuan Hidup Dasar dilaksanakan maka dapat menjadi bahan
evaluasi untuk Kepala Puskesmas Wonokerto
64
Waktu Pelaksanaan 15-22 Juli 2021
Output Laporan Aktualisasi
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan bahan kegiatan yang sudah dilaksanakan
b. Meminta bimbingan mentor
c. Mendapatkan bimbingan dari coach
d. Meminta testimoni kepada pimpinan dan peserta sharing knowledge
e. Menyusun laporan aktualisasi
2. Bukti Kegiatan
a. Tabel analisis Data
Analisis pengetahuan staf puskesmas wonokerto
Penentuan kategori penegtahuan staf Puskesmas Wonokerto
Jawaban benar dihitung 10 poin
Range Nilai max -nilai min 100 - 0
Interval= = = = 33
Kategori 3 3
Kategori pengetahuan: 1 = kurang : < 33
2 = Cukup : 34-66
3 = Baik : > 67
Hasil
presentase pengetahuan
150%
91.30% 100%
100%
50%
0.00%
0% 0% 8.70%
0%
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
tingkat pengetahuan
65
sharing knowledge dan simulasi Bantuan Hidup Dasar didapatkan presentasi nilai
baik sebanyak 100%.
b. Menyusun Laporan
Kegiatan 2
Kegiatan 3
66
Kegiatan 4
Kegiatan 5
67
Kegiatan 6
Kegiatan 7
68
Kegiatan 8
Kegiatan 9
69
b. Catatan bimbingan coach
70
c. Dokumentasi Kegiatan
71
d. Testimoni
72
Testimoni dari Bidan Desa Testimoni dari Bidan yang bertugas di
UGD
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN berjudul “Optimalisasi Pelayanan Bantuan
Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto” merupakan hasil dari implementasi
rancangan aktualisasi pada kegiatan habituasi yang telah dilaksnakan sebelumnya.
Kesimpulan dari laporan aktualisasi yang telah disusun ini adalah:
1. Pelaksanaan aktualisasi ini terdiri dari 9 kegiatan yaitu: Melakukan konsultasi kepada
pimpinan terkait rancangan kegiatan yang akan dilakukan, melakukan perencanaan
kegiatan sharing knowledge, melaksnakan kegiatan sharing knowledge, melakukan
simulasi bantuan hidup dasar, melakukan evaluasi pengetahuan staf Puskesmas
Wonokerto tentang bantuan hidup dasar, meyediakan papan jadwal petugas resusitasi
bantuan hidup dasar, meyediakan alur bantuan hidup dasar dalam bentuk Banner,
melakukan laporan hasil kegiatan kepada pimpinan dan menyusun laporan aktualisasi.
2. Selama melaksanakan kegiatan, penulis selalu menerapkan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme,Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi),
Manajemen ASN, Whole Of Government, dan pelayan Publik sebagai nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang nantinya akan tetap diteruskan selama
menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Kegiatan sharing knowledge dan simulasi Bantuan Hidup Dasar dilakukan untuk staf
puskesmas wonokerto terutama perawat dan bidan untuk meningkatkan pengetahuan
para staf Puskesmas Wonokerto tentang penanganan Bantuan Hidup Dasar sehingga
dapat mengoptimalkan pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto.
B. Saran
Saran yang disamapaikan penulis yaitu:
1. Mengingat pentingnya peran bidan dan perawat dalam pelayanan garda terdepan
Puskesmas yaitu UGD maka perlu dilakukan pelatihan-pelatihan serupa yang
berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill pearawat dan bidan
dilingkup kerja Puskesmas Wonokerto.
2. Untuk mencapai pelayanan Bantuan Hidup Dasar yang lebih baik diperlukan
Kerjasama dan kekompakan sebagai sesama tenaga Kesehatan. Sehingga penulis
74
berharap adanya kolaborasi dan Kerjasama yang baik sesame tenaga Kesehatan agar
dapat memberikan pelayanan yang optimal untuk masyrakat.
3. Penulis menyadari bahwa selama melakukan kegiatan sharing knowledge masih ada
kekurangan. Untuk itu, penulis berharap kepada rekan-rekan staf senior dan pimpinan
untuk terus memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis, agar dapat
menjalankan tugas dan tanggung Jawab yang lebih baik lagi kedepannya.
75