Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pegawai Negari Sipil (PNS) memiliki peran yang menentukan dalam
mengelola prakondisi. Sejumlah keputusan strategis mulai dari merumuskan
kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sector
pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk menjalankan peran tersebut,
diperlukan peran sosok PNS yang professional, yaitu PNS yang mampu
memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan
tugas jabatannya secara efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk PNS
yang profesional seperti tersebut perlu dilaksanakan pembinaan melalui
jalur pelatihan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan LAN NO. 1 Tahun 2021
tentang pelatihan dasar CPNS, sebelum diangkat sebagi PNS, setiap CPNS
wajib menjalani masa prajabatan.
Sesuai dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk pasal 63 ayat (3) dan
ayat (4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggung jawab, dan mempekuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang
inovatif dan terintegritas, yaitu penyelenggaran pelatihan yang memadukan
pembelajaran yang klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya
sebagai karakter PNS yang profesional. Melalui pembaharuan pelatihan
tersebut diharapkan menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa.

1
Dalam peraturan LAN nomor 1 tahun 2021 tentang pelatihan dasar
CPNS bertujuan untuk membuat latsar CPNS tetap efisien namun tidak
mengubah atau mengurangi tujuan dari latsar CPNS yakni membentuk
karakter PNS di Indonesia. Pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil
(Latsar CPNS) adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang
dilakukan secara integrasi moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalismedan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Pelatihan dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi diukur berdasarkan
kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas jabatanya,
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan menunjukan penguasaan kompetensi
tekhnis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas. Sementara terintegrasi
berarti penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS memadukan antara pelatihan
klasikal dengan nonklasikal dan kompetesi sosial kultural dengan
kompetensi bidang.(sumber: Peraturan LAN No.1 tahun 2021)
Puskesmas adalah UKM tingkat pertama. UKM dalam Permenkes
43 tahun 2019 tentang Puskesmas dijelaskan bahwa Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Sedangkan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitas
Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan

2
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Salah satu penunjang kesehatan masyarakat
adalah Puskesmas. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep
kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua
fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk Puskesmas. Begitupun
dengan Bantuan Hidup Dasar. Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah dasar
untuk menyelamatkan nyawa ketika terjadi henti jantung. Aspek dasar dari
BHD meliputi pengenalan langsung terhadap henti jantung mendadak dan
aktivasi system tanggap darurat, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau
resusitasi jantung paru (RJP) dini, dan defibrilasi cepat dengan defibrillator
eksternal otomatis/ automated external defibrillator (AED). Pengenalan dini
dan respon terhadap serangan jantung dan stroke juga dianggap sebagai
bagian dari BHD. Resusitasi jantung paru (RJP) sendiri adalah suatu
tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti napas
dan atau henti jantung (yang dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi
optimal, guna mencegah kematian biologis.
Tujuan utama dari BHD adalah suatu tindakan oksigenasi darurat
untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-
oksigenasi ke jaringan tubuh. Selain itu, ini merupakan usaha pemberian
bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara
efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan
atau telah tiba bantuan dengan peralatan yang lebih lengkap untuk
melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung lanjutan. Laporan Hasil
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pelayanan Bantuan Hidup Dasar di
UGD Puskesmas Wonokerto” diharapkan bisa membawa perubahan dan

3
menerapkan nilai bela negara, ANEKA, Manajemen ASN, WoG dan
Pelayanan Publik.

B. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI


1. Tujuan Aktualisasi
a. Adapun tujuan aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan III
adalah mengimplementasikan kegiatan yang dikaitkan dengan nilai-nilai
dasar profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mencakup Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Mengidentifikasi Nilai-nilai dasar Profesi PNS, Peran dan Kedudukan PNS
dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
b. Dengan adanya optimalisasi pelayanan Bantuan Hidup Dasar diharapkan
dapat meningkat pengetahuan dan keterampilan staf medis di Puskesmas
Wonokerto

2. Manfaat Aktualisasi
 Manfaat untuk Diri Sendiri

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi


manfaat bagi peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dan
kedudukan serta peran PNS dalam NKRI yang mendasari kegiatan, serta
menguasai bidang dan tugasnya sehingga mamppu melaksanakan tugas dan
perannya secara professional sebagai pelayan masyarakat.

 Manfaat untuk Organisasi

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi


manfaat bagi organisasi pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi, serta
memperkuat nilai organisasi.

 Manfaat bagi masyarakat

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi manfaat


bagi masyarakat dengan terjaminnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar

4
sehingga meningkatkan angka kehidupan dan kualitas hidup pasien pada
pasien henti nafas dan henti jantung

 Manfaat untuk Bangsa dan Negara

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi


manfaat bagi bangsa dan Negara Memperbaiki fungsi negara sebagai
pelayan masyarakat dan mensejahterahkan masyarakat sehingga dapat
membantu mencapai tujuan/ cita-cita hidup berbangsa dan bernegara.

C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan Aktualisasi


Untuk agenda Aktualisasi ini akan dilaksanakan di UPT Puskesmas
Wonokerto mulai tanggal 23 juni 2021 sampai 22 juli 2021.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. KEADAAN GEOGRAFIS
Secara geografis UPT Puskesmas Wonokerto merupakan salah satu
puskesmas yang berada di Kecamatan Sukamaju Selatan, Kabupaten Luwu
Utara yang berbatasan dengan:
- sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tolangi Kec. Sukamaju
- sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Bone-Bone
- sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Mappadeceng
- sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Malangke.
B. VISI DAN MISI KABUPATEN LUWU UTARA
a. Visi
"Luwu Utara Maju, Mandiri dan Harmonis"
b. Misi
1. Memperkuat tata pemerintahan yang Efektif, Profesional, dan Akuntabel
2. Mewujudkan pelayanan dasar yang berkeadilan social,
ekonomi yang produktif dan berdayasaing.
3. Memperkuat konektivitas infrastruktur.
4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan ketahanan bencana.
5. Meningkatkan ketahanan social budaya berbasis kearifan lokal.
C. MOTTO
“Sehati Dalam Melayani”
D. TATA NILAI PUSKESMAS
Adapun nilai-nilai Organisasi Puskesmas Wonokerto disingkat “SEHATI”
yang merupakan singkatan dari :
1. Santun dalam bertutur kata

6
2. Empati dalam melayani
3. Handal dalam bekerja
4. Adil dalam memberi pelayanan
5. Tanggap dalam segala kondisi
6. Inovatif menyikapi masalah kesehatan
E. STRUKTUR ORGANISASI

NURUL SUKMA ARIEFIANTY, S.ST.M.Kes


Kepala UPT Puskesmas

MUHAMMAD SUHAIB, SKM


Kepala Tata Usaha

Dwi Kartika Sari, S.Tr.Kg Ahmadi


Sistem Informasi Puskesmas Kepegawaian

Nyoman Gunawan Keuangan :


Ahmadi - BOP : Istiningrum, S.Kep
- BOK : Istiningrum, S.Kep
- JKN : Winda Prasetiani,A.Md.Keb

Penanggung Jawab Upaya Penanggung Jawab Upaya Penanggung Jawab Upaya Penanggung Jawab Jaringan
Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat Kesehatan Perorangan, Pelayanan Puskesmas &
Esensial & Perkesmas Pengembangan Kefarmasian & Lab Jejaring Fasyankes
dr. Widya Hafsari

1. Pelayanan Promosi Kesehatan 1. Pelayanan Kesehatan Jiwa 1. Puskesmas Pembantu


& UKS : 2. Pelayanan Kesehatan Gigi
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum 2. Puskesmas Keliling
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat :
2. Pelayanan Kesehatan Gigi & 3. Bidan Desa
Lingkungan 3. Pelayanan Kesehatan Tradisional
4. Pelayanan Kesehatan Olahraga Mulut 4. Jejaring Fasilitas Pelayanan
3. Pelayanan KIA – KB : 3. Pelayanan KIA – KB :
5. Pelayanan Kesehatan Indera Kesehatan:
4. Pelayanan Gizi : 4. Pelayanan Gawat Darurat
6. Pelayanan Kesehatan Lansia
5. Pelayanan Pencegahan & 7. Pelayanan Kesehatan Haji 5. Pelayanan Gizi
Pengendalian Penyakit 8. Pelayanan Kesehatan Kerja 6. Pelayanan Persalinan
6. Pelayanan Perkesmas 7. Pelayanan Kefarmasian
8. Pelayanan Loket Kartu
9. Poli Umum

F. TUPOKSI
Tugas Pokok Dokter menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 adalah memberikan
pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang meliputi

7
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka
kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. Rincian Kegiatan
Dokter Pertama yaitu:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama;
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan Medik rawat jalan;
22. Membuat catatan Medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana;

8
28. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
32. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.

9
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-Nilai Dasar ASN


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah :

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah


keterlibatan PNS dalam politik praktis;

c. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan


pemerintah dan pelayanan publik;

d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan


sebagai penyelenggara pemerintahan.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk


menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam yaitu: akuntabilitas vertikal


(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas

10
horizontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS memiliki sikap


tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan
bahwa aktualisasi public memiliki tiga fungsi utama yaitu:

a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);

b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran


konstitusional);

c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas (peran belajar).

Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan


akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut :

a. Akuntabilitas personal

b. Akuntabilitas individu

c. Akuntabilitas kelompok

d. Akuntabilitas organisasi

e. Akuntabilitas stakeholder

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa


indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau


perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

b. Jujur: Sikap untuk menyatakan sesuai dengan yang terjadi

c. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab haus memiliki


gambaran yang tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil diharapakan.

11
d. Netral adalah Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercip
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan serta harapan kapasitas.

e. Mendahulukan kepentingan publilk atas kepentingan pribadi atau kelompok

f. Adil adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang.

g. Transparansi: keterbukan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan


oleh individu maupun kelompok/instansi.

h. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus melakukan sesuatu sampai


pada tercapai tujuan akhir.

i. Partisipatif: semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli


oleh sebagian orang.

j. Legal: adanya bukti secara formal atas segala tindakan dapat


dipertanggungjawabkan.

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai
ASN.Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisaikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berfikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan Negara.Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
pegawai ASN.Pegawai ASN dapat mempelajari bagiamana aktualisasi sila
demi sila dalam pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionlisme dan wawasan kebangsaan.

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan


bangsanya sendiri, sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinism. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan

12
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan Negara, sekaligus
menghormati bangsa lain.

Nasionalisme dalam tataran sebagai warga Negara Indonesia,


diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai
Pancasila pada setiap kebijakan yang ambil serta dijiwai semangat Bhineka
tunggal Ika sebagi ruhnya.

Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN
adalag menjalankan kebijakan public.Kebijakan publik diharapkan dapat
dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam
menjadi pelayanan publik yang professional.ASN adalah aparat pelaksana
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Fungsi ASN sebagai pelayanan publik merupakan segala bentuk


pelayanan sector publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk
aparat yng bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa,
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.Sebagai pelayan publik seorang ASN
dituntut menjadi professional untuk menciptakan pelayanan yang prima.

Selain professional dan melayani, ASN juga dituntut harus meiliki


integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan perilaku yangn
telah diatur dalam Undang-Undang ASN.Etika-etika dalam kode etik
tersebut harus diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar mengutakan
kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang
terkandung dalam pengamalam pancasila.

3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain
didalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar.Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk

13
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat
public untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.

Berdasarkan Undang-Undang ASN, Kode Etik dan Kode Perilaku


ASN yakni sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas


tinggi;

2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3. Melayani sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang


berlaku;

5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah ataan atau pejabat yang


berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintah;

6. Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertangung jawab,


efektif, dan efisien;

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan


tugasnya;

9. Memberiakn informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak


lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

10. Tidak menyalahgunakan infomrmasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan


dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan dan manfaat bagi
diri sendiri atau untuk orang lain;

11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN

14
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang lebih baik yaitu efektivitas, efisien dan inovasi. Dasar
yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalaah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan fikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/


perusahanan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi
disekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyetakan bahwa proses inovasi
dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir
dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi satu kekuatan
organisasi untuk memenangkan persaingan.

Sebagiamana terkait dengan karakteristik utama tersebut, setidaknya


empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:

1. Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.

2. Efisien

15
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan.Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.

3. Inovasi

Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,


sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionlisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.

4. Berorintasi pada Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,


manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya.Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam


mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:

1. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meluputi fasilitas fisik, perlengkapan,


pegawai, dan sarana komunikasi;

2. Reability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan


dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;

3. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan


pelayanan dengan tangap;

16
4. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;

5. Empaty,yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang


baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa


mutu mencerminkan nilai keungguln produk/ jasa yang diberikan kepada
pelnggann sesuai dengan kebutun dan keinginan dan bahkan melampaui
harapannya.Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegritas,
dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa
melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk,
proses, organisasi, pemimpin, dan komitmen. Kelima pilar tersebut
memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu
dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan.Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih
banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruption yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secra jangka panjang (Widita, 2015).
Ada 9 (Sembilan) indicator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang.Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri

17
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat memebentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian social kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih saying. Individu yang memiliki jiwa social tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhakan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa social tidak akan tergoda untuk memperkaya diri
sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk sesama.

c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak tergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkannya daya fikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseoarang
akan selalu mampu membedayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama
dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan
baik kemaslahatan sesame manusia. Segala tingkah laku dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, Negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti
ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

18
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan public yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya fikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhna
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah sesorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan.Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupanya adalah ilmu
pengetahuan.Ia sadar bahwa mengejar harta tidak aka nada habisnya Karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.

h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.

i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang

19
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,


dengan selalu ingat akan tujuan keberadannya sebagai manusia di muka
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang
baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik hingga selalu
memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan
mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjwabkan secara public

B. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS


1. MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN unutk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika prifesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangna jaman. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (PPPK).

a. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban seta Kode Etik ASN

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur sipil negara yagn


menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh intervensi semua golongan dan partai
politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka pegawai ASN
berfungsi sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public dan perekat
dari pemersatu bangsa. Selanjutnya ASN bertugas :

1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejaba Pembina Kepegawaian


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan`

20
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas

3. Mempercapat persatuan dan kesatuan Republik Indonesia

Selain kedudukan, tugas dan fungsi ASN juga mempunyai hak dan
kewajibanadar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dan tanggung
jawabnya degnan baik dapat meningkatnkan produktivitas, menjamin
kesejateraaan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak sesuai
dengan UU ASN sebagai berikut:

 PNS berhak memperoleh:

1. Gaji, tunjangan dan fasilitas

2. Cuti

3. Jaminan pension dan jaminan hari tua

4. Perlindungan

5. Pengembangan kompetensi

 Sedangkan PPPk berhak memperoleh:

1. Gaji dan tunjangan

2. Cuti

3. Pengembangna kompetensi

Berdasarkan pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib membeikan


perlindungan berupa :

1. Jamian kesehatan

2. Jaminan kecelakaan kerja

3. Jaminan kematian

4. Bantuan hokum

Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berdasarkan


pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dank ode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan

21
kode perilaku yagn diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN
dalam penyelenggaraan birokrasipemerintah.

b. Mekanisme Pengelolaan ASN

Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah kebijakan dan


praktek dalam mengelola aspek sumber daya manusia dlaam organisasi
termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutase, promosi,
pengembangan, peilaian dan pengharaan. Manajemen ASN terdiri dari
manajemen PNS dan manajemen PPPK. Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pngembangna karir, pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jamian
pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi
penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan dan konpetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan huungan perjanjian kerja dan perlindungan. Pegawai ASN dapat
menjadi pejabat Negara, pegawai ASN dari PNS diangkat menjadi pejabat
Negara dibehentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status
sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi pegawai
ASN Republik Indinesia

2. WHOLE OF GOVERMENT
WoG (Whole of Government) didefinisikan sebagai “suatu model
pendekatan integrative fungsional satu atap” yang digunakan untuk
mengatasi wicked problems yang sulit dioecahkan dan diatasi karena
berbagai karakteristik atau keadan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WoG pada pelayanan public adalah e-


Government.E-Government adalah tata kelola pemerintahan (governance)
yang diselenggarakan secara integrasi dan interaktif berbasis teknologi IT,
agar hubungan-hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat
dapat berlangsung lebih efisien, efektif, produktif dan responsive. Hasil atau
manfaat yang diperoleh melalui e-government antara lain adalah:

22
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance),
efisien dan efektif
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Transparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang

3. PELAYANAN PUBLIK
Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau
dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan pengguna”. Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan
berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat. Proses yang dimaksudkan dilakukan sehubungan denagn saling
memenuhi kebutuhan antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya
A.S Moenir menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi
dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu
menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain.

Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas


yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi
layaanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga
perusahaan.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), pelayanan
public dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli
barang dan jasa

23
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pensegahan, diagnose dan pengobatan suatu gangguan
kesehatan tertentu.

d. Publik berarti orang banyak (umum)

Pengertian public menurut Inu Kencana Syafi’ie, adalah “sejumlah


manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan.Sikap dan
tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka
miliki”. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, diatur bahwa Pelayanan public adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan poerundnag-undngan bagin setiap warga Negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanaan administrative yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan public. Penyelenggraaan
pelayanan public berasaskan kepentingan umum; kepastian hokum;
kesaman hak; keseimbangan hak dan kewajiban; keprofesionalan;
partisipatif; persamaan perlakuan/tidak diskriminatif; kerterbukaan;
akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

Adapun tujuan dari pelayanan public adalah sebagai berikut :


a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan public;
b. Terwujudnya system penyelenggraan pelayanan public yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintah dan korporasi yang baik;

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan public sesuai dengan peraturan


perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hokum bagi masyarakat dalam


penyelenggaraan pelayanan public.

24
C. IDENTIFIKASI ISU
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai Dokter Umum
selama saya bekerja di Puskesmas Wonokerto terdapat 3 isu yang
ditemukan antara lain:
1. Kurang optimalnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto
2. Kurang optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas
Wonokerto
3. Belum optimalnya pengisisan status rawat jalan di UGD Puskesmas
Wonokerto

D. DESKRIPSI ISU
1. Kurang optimalnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto.
Pada isu pertama diangkat karena Bantuan Hidup Dasar merupakan
Penanganan awal yang diberikan kepada pasien yang mengalami henti
napas dan henti jantung. Bantuan hidup dasar belum maksimal diberikan
kepada pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung di UGD
Puskesmas Wonokerto.
2. Belum optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas
Wonokerto.
Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan upaya untuk
memastikan perlindungan bagi setiap orang agar terhindar dari infeksi yang
bersumber dari masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan
di berbagai fasilitas kesehatan. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi
sumber daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat umum, sarana
kesehatan merupakan tempat pemeliharaan kesehatan. Pasien
mempercayakan sepenuhnya kesehatan dirinya atau keluarganya kepada
petugas kesehatan, maka kewajiban petugas kesehatan adalah menjaga
kepercayaan tersebut. Pelaksanaan Kewaspadaan Universal merupakan
langkah penting untuk menjaga sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,

25
dll) sebagai tempat penyembuhan, bukan menjadi sumber infeksi. Keadaan
di Puskesmas Wonokerto yakni belum optimalnya PPI seperti terlihat pada
penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak tepat, cuci tangan yang
tidak benar, dan sebagainya.
3. Belum optimalnya pengisisan status rawat jalan di UGD Puskesmas
Wonokerto
Status rawat jalan adalah dokumen medis/catatan medis yang berisikan
tentang penderita mulai dari identitas, Riwayat penyakit, pemeriksaan,
diagnose sampai dengan semua catatan tentang pengobatan/tindakan yang
dilakukan atas penderita pada saat berobat jalan. Sehingga apabila tidak
dilengkapi menyebabkan tidak diketahuinya Riwayat penyakit pasien
dikemudian hari.
E. SUMBER ISU
Sumber isu diperoleh berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan
kerja yang sesuai dengan tugas pokok sebagai dokter di unit kerja UPT
Puskesmas Wonokerto.
F. TEKHNIK ANALISIS ISU
Indikator yang diggunakan dalam mengukur metode penerapan program
dalam sebuah instansi adalah indikator USG. Analisis kualitas isu dengan
menggunakan alat analisis USG yang mengacu pada 3 hal yaitu Urgency,
Seriousness dan Growth.
Analisis kualitas isu dengan alat analisis USG yang meliputi
kriteria :

1. Urgency (U) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
2. Seriousness (S): Seberapa serius isu itu harus dibahas dan dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan.
3. Growth (G) :Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidk ditangani sebagaimana mestinya.
Keterangan:
 Angka 5 : Sangat gawat/mendesak/cepat
 Angka 4 : Gawat/mendesak/cepat

26
 Angka 3 : Cukup gawat/mendesak/cepat
 Angka 2 : Kurang gawat/mendesak/cepat
 Angka 1 : Tidak gawat/mendesak/cepat
Dari beberapa indikator tersebut diperoleh beberapa permasalahan
(prioritas isu) yang nantinya akan diuji seberapa penting dan seriusnya suatu
permasalahan untu dilakukan pengkajian lebih dalam melalui penulisan
aktualisasi agar problematika tersebut dapat diatasi dan program tersebut
dapat berjalan dengan baik. Metode yang dilakukan dengan menetukan
tingkat urgensi, keseriusan perkembangan dengan menentuan angka skala 1-
5. Isu dengan skor tinggi akan menjadi isu utama yang akan diangkat dalam
rancangan aktualisasi
Untuk mengangkat beberapa isu maka dibuatlah core isu dengan analisis
USG untuk menyaring dari 3 isu menjadi satu core isu yang diangkat dalam
aktualisasi ini. Berikut tabel dari core isu yang diangkat:

Tabel 1 Tapisan USG


NO. ISU-ISU KRITERIA JUMLAH
U S G
1. Kurang optimalnya pelayanan 5 4 5 14
Bantun Hidup Dasar di UGD
Puskesmas Wonokerto
2. Kurang optimalnya pencegahan dan 4 3 4 10
pengendalian infeksi di Puskesmas
Wonokerto
3. Belum optimalnya pengisian status 3 2 3 9
rawat jalan di UGD Puskesmas
Wonokerto.

Berdasarkan tabel data isu-isu diatas, ditemukan core issue


berdasarkan poin paling banyak dengan jumlah 14 yaitu isu “Kurang
optimalnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto”
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka perlu diketahui
akar masalah yang menyebabkan isu ini masih muncul dengan
menggunakan fishbone. Diagram fishbone dipakai untuk mengidentifikasi
akar masalah sehimgga bisa menemukan solusi yang tepat untuk
permasalahan tersebut .

27
Gambar 1 Diagram Tulang Ikan

Berdasarkan hasil analisis penyebab masalah maka dapat di


rancangkan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

Tabel 2 Analisis Masalah


Masalah Penyebab masalah Rencana kegiatan
Kurang optimalnya Kurangnya Melakukan bimbingan
pelayanan Bantuan pengetahuan staf medis pelatihan Bantuan Hidup
Hidup Dasar di tentang Bantuan Hidup Dasar ke staf medis
UGD Puskesmas Dasar Puskesmas Wonokerto
Wonokerto Tidak adanya SOP Membuat SOP pelayanan
Bantuan Hidup Dasar di Bantuan Hidup Dasar di UGD
UGD Puskesmas Puskesmas Wonokerto
Wonokerto
Tidak tersedianya Membuat papan Jadwal Shift
papan jadwal Shif Bantuan Hidup Dasar tiap
Bantuan Hidup Dasar di Team Jaga UGD Puskesmas
UGD Puskesmas Wonokerto
Wonokerto
Keluarga yang kurang Memberikan Edukasi ke
paham mengenai keluarga untuk melakukan
kondisi pasien observasi atau memperhatikan
keadaan pasien tanpa
berkerumun di UGD
Puskesmas Wonokerto
Suasana di UGD yang Memberikan edukasi keluarga
bising untuk menjaga kenyamanan
pasien di UGD Puskesmas
Wonokerto

28
G. CORE ISU
Argumentasi Terhadap Core Issue Terpilih
Pada rancangan ini, isu yang diangkat adalah Kurang optimalnya
pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto.
Berdasarkan penentuan kualitas isu dengan alat USG maka tergambar
rangking tertinggi mengenai Bantuan Hidup Dasar. Pertimbangan
diangkatnya isu mengenai Bantuan Hidup Dasar karena tingginya angka
kejadian pasien henti napas dan henti jantung di UGD disertai kurangnya
pelayanan pasien tersebut.
Keterampilan melakukan bantuan hidup dasar harus dimiliki untuk
mengurangi dampak buruk atau keparahan gejala sisa pasien henti jantung.
Keterampilan dalam tindakan pertolongan awal ini bertujuan untuk
oksigenasi darurat mempertahankan fungsi jantung paru melalui ventilasi
dan sirkulasi buatan. Dengan demikian nantinya diharapkan ventilasi dan
sirkulasi dapat pulih spontan sehingga mampu melakukan oksigenasi secara
mandiri. Hal ini akan memberikan prognosis yang lebih baik pada pasien,
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien. Maka, diperlukan
keterampilan staff medis dalam memberikan pelayanan Bantuan Hidup
Dasar.
Dengan dipilihnya isu ini diharapkan agar seluruh petugas medis di
UGD Puskesmas Wonokerto. Untuk mewujudkan aktualisasi ini perlu
dilakukan beberapa beberapa kegiatan yaitu:
1. Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan kegiatan yang
akan dilakukan
2. Melakukan perencanaan kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar
UGD Puskesmas Wonokerto.
3. Melaksanakan sharing knowledge Bantuan Hidup dasar di Ruang UGD
Puskesmas Wonokerto
4. Melaksanakan simulasi bantuan hidup dasar UGD Puskesmas Wonokerto
5. Melakukan evaluasi pengetahuan staf medis UGD Puskesmas Wonokerto
mengenai materi sharing knowledge bantuan hidup dasar

29
6. Melaporkan hasil kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar di
UGD Puskesmas Wonokerto kepada pimpinan.
H. ANALISIS DAMPAK
Dampak Kurang optimalnya pelayanan Bantuan Hidup Dasar di
UGD Puskesmas Wonokerto dapat menyebabkan meningkatkan angka
kematian pada pasien dan angka kecacatan pada pasein. Karena semakin
lambat dan lama seorang pasien henti napas dan henti jantung ditangani
dapat menyebabkan semakin banyak kerusakan organ yang terjadi.
Sehingga dapat menurunkan kualitas hidup pasien dikemudian hari.

I. GAGASAN PEMECAHAN ISU


Berdasarkan core isu yang diangkat kurang optimalnya pelayanan
Bantuan Hidup Dasar UGD Puskesmas Wonokerto, maka gagasan
pemecahan isu yang akan dilakukan yaitu “Optimalisasi layanan bantuan
hidup dasar UGD Puskesmas Wonokerto.”

Tabel 3 rancangan aktualisasi

Unit kerja UPT Puskesmas Wonokerto


Visi kabupaten “Luwu Utara Maju,Mandiri dan Harmonis”
Luwu Utara
Misi kabupaten 1. Memperkuat tata pemerintahan yang
Luwu Utara Efektif, Profesional, dan Akuntabel
2. Mewujudkan pelayanan dasar
yang berkeadilan social, ekonomi
yang produktif dan berdayasaing.
3. Memperkuat konektivitas infrastruktur.
4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan
hidup dan ketahanan bencana.
5. Meningkatkan ketahanan social budaya
berbasis kearifan lokal.
Identifikasi Isu 1. Kurang optimalnya pelayanan Bantun
Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto
2. Kurang optimalnya pencegahan dan
pengendalian penyakit di Puskesmas
Wonokerto
3. Belum optimalnya pengisian status rawat
jalan di UGD Puskesmas Wonokerto.
Core isu Kurang optimalnya pelayanan Bantun

30
Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto
Gagasan Melakukan sharing knowledge kepada staf
pemecahan medis Puskesmas wonokerto dan simulasi
masalah Bantuan Hidup Dasar.

31
GIATAN TAHAPAN OUTPUT/ HASIL NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PEN
KEGIATAN KEGIATAN ASN DAN TERHADAP VISI DAN TERH
KEDUDUKAN ASN MISI ORGANISASI OR
an konsultasi 1. Menghubugi kepala 1. Terjadwalnya 1. Akuntabilitas Konsultasi dengan atasan, Berkon
mpinan puskesmas kegiatan Sharing Membuat koordinasi meminta arahan dan saran koordin
ncangan 2. Melakukan konsultasi knowledge mengenai dengan pimpinan sebagai serta Melakukan sharing pimpin
yang akan dengan atasan tentang Bantuan Hidup Dasar bentuk tanggung jawab knowledge bantuan hidup memint
n Sharing knowledge di UGD Puskesmas untuk kegiatan yang akan dasar pada staf saran te
bantuan hidup dasar Wonokerto dilakukan Puskesmas Wonokerto pengua
3. Membuat catatan 2. Dokumentasi kegiatan 2. Nasionalisme berkontribusi terhadap Puskesm
saran dari kepala Merujuk pada sila ke 3 misi ke dua Kab. Luwu yakni S
Puskesmas yakni berkomunikasi Utara yakni bertutu
dengan bahasa indonesia “Mewujudkan pelayanan
yang baik dan benar dasar yang berkeadilan
dengan atasan sosial, ekonomi yang
3. Etika public produktif dan
yaitu berkomunikasi berdayasaing”.
dengan pimpinan dengan
sopan dan ramah
4.Manajemen ASN
Melakukan konsultasi
kepada pimpinan
merupakan bagian dari
profesionalitas
5. Anti Korupsi
Melakukan kegiatan
sesuai dengan rancangan
yang ada merupakan
bentuk disiplin dan
berani untuk
mempertanggung
jawabkan rancangan yang
telah dibuat.

Analisis Dampak Jika konsultasi pada pimpinan mengenai rancangan kegiatan Bantuan Hidup Dasar tidak dil
kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar dan pimpinan tidak akan mengetahui dan meyetu
an 1.Membuat SOP Bantuan 1.Tersedianya SOP di 1. Akuntabilitas Dengan adanya Melaku
aan kegiatan Hidup Dasar dalam UGD Puskesmas (tanggung jawab) perencanaan yang matang peranca
nowledge bentuk leaflet Wonokerto dalam melakukan perencanaan terkait kegiatan sharing sesuai d
Hidup Dasar 2.Mencetak leaflet untuk bentuk leaflet kegiatan secara knowledge Bantuan nilai nil
Puskesmas dibagikan kepada bidan 2.Tersedinya materi terstruktur disertai rasa Hidup Dasar sesuai Wonok
to desa dan disimpan bahan sharing tanggung jawab dalam dengan misi kedua handal
diUGD knowledge perencanaan kegiatan Luwu Utara yakni dan In
3.Menyiapkan soal pre 3.Tersedianya soal pre 2. Nasionalisme (cinta “Mewujudkan pelayanan menyik
dan post test sebagai dan pos tes sebagai tanah air) dasar yang berkeadilan keseha
alat bantu dalam alat bantu dalam pengguanaan bahasa sosial, ekonomi yang
evaluasi hasil edukasi evaluasi hasil edukasi indonesia yang baik dan produktif dan
4.Membuat presentasi benar dalam materi berdayasaing”.
Bantuan Hidup Dasar
edukasi
3. Komitmen Mutu
(inovatif) membuat alat
bantu berupa Banner
dalam melakukan
edukasi BHD
4. Anti Korupsi
Melakukan kegiatan
secara mandiri
5. Manajemen ASN.
Melakukan perencanaan
kegiatan dengan 32
profesionalitas
Tabel 5 Jadwal kegiatan aktualisasi
Kegiatan PELAKSANAAN KEGIATAN
Juni Juli
Minggu IV Minggu I Minggu II Minggu III

23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

ukan konsultasi
pimpinan terkait
gan kegiatan yang
lakukan

ukan perencanaan
n sharing
dge Bantuan
Dasar di UGD
mas Wonokerto

anakan sharing
dge Bantuan
dasar di UGD
mas Wonokerto
anakan simulasi
n hidup dasar di
uskesmas
erto
ukan evaluasi
ahuan staf
mas Wonokerto
nai materi sharing
dge bantuan hidup

diakan papan
shift Bantuan

33
Dasar di UGD
mas Wonokerto
diakan Banner
n Hidup Dasar

orkan hasil
n sharing
dge Bantuan
Dasar pada staf
mas Wonokerto
pimpinan
sun laporan
sasi

34
B. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan 1 Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait rancangan
kegiatan yang akan dilakukan
Waktu Pelaksanaan 23-26 Juni 2021
Output Terjadwalnya kegiatan Sharing knowledge mengenai Bantuan
Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
1. Tahapan Kegiatan
a. Menghubungi kepala puskesmas
b. Melakukan konsultasi dengan atasan tentang Sharing knowledge bantuan hidup
dasar
c. Membuat catatan saran dari kepala Puskesmas
2. Bukti Kegiatan
a. Notulen Bimbingan
bb. Surat Persetujuan Kegiatan
dan arahan dari kepala Puskesmas

b. Dokumentasi Kegiatan

Konsultasi dengan kepala


Puskesmas Wonokerto

45
3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Melakukan perancangan dan konsultasi sharing knowledge dengan baik merupakan
bentuk pengaplikasian tanggungjawab dan konsistensi terhadap rancangan yang
telah dibuat.
b. Komitmen mutu
Mencatat bimbingan dan arahan dari pimpinan dengan benar dan cermat agar
mencapai target lebih efisien dan efektif merupakan bagian dari menjalankan nilai
komitmen mutu
c. Etika publik
Melakukan konsultasi dengan sikap sopan, santun dan menunjukan rasa hormat pada
pimpinan meupakan bagian menjaga etika publik.
d. Anti Korupsi
Melakukan kegiatan sesuai dengan rancangan yang ada merupakan bentuk disiplin
dan berani untuk mempertanggung jawabkan rancangan yang telah dibuat.
e. Manajemen ASN
Melakukan konsultasi kepada pimpinan agar rancangan kegiatan berjalan dengan
baik dan terstruktur merupakan bagian dari profesionalitas.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Berkonsultasi dan koordinasi dengan pimpinan, serta meminta masukan dan
saran termasuk penguatan nilai nilai Puskesmas Wonokerto yakni Santun dalam
bertutur kata
5. Analisis Dampak
Jika konsultasi pada pimpinan mengenai rancangan kegiatan Bantuan Hidup Dasar tidak
dilakukan maka kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar dan pimpinan tidak akan
mengetahui dan meyetujui kegiatan.

46
Kegiatan 2 Melakukan perencanaan kegiatan sharing knowledge
Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
Waktu Pelaksanaan 27 Juni 2021- 6 Juli 2021
Output 1. Tersedianya SOP di UGD Puskesmas Wonokerto
2. Tersedianya Leaflet
3. Tersedinya materi bahan sharing knowledge
4. Tersedianya soal pre dan pos tes
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat SOP Bantuan Hidup Dasar dalam bentuk leaflet
b. Mencetak leaflet
c. Menyiapkan soal pre dan post test sebagai alat bantu dalam evaluasi hasil edukasi
d. Membuat presentasi Bantuan Hidup Dasar
2. Bukti Kegiatan
a. Print out SOP

b. SOP dalam bentuk leaflet

c. Tersedianya soal pretes dan postes

47
Soal pretes Soal postes

d. Tersedianya bahan sharing knowledge dalam bentuk PPT

3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN


Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Melakukan perencanaan kegiatan secara terstruktur merupakan rasa tanggung jawab
dalam menjalankan rancangan kegiatan yang telah dibuat.
b. Nasionalisme
Dalam pembuatan SOP yang dikonsultasikan dengan mentor diterapkan nilai dari
sila ke-4 yaitu musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan,
nilai tidak memaksakan kehendaktapi mau menerima masukan dan saran dari mentor
serta mengikuti pedoman yang telah dikeluarkan oleh AHA (American Heart
Assosiation).
c. Komitmen Mutu (inovatif)
Membuat alat bantu berupa leaflet dalam melakukan edukasi Bantuan Hidup Dasar
merupakan bagian dari inovasi untuk meningkatkan pelayanan diUGD Puskesmas
Wonokerto.
d. Anti Korupsi
Dalam melakukan kegiatan kita sebagai ASN dituntut mandiri merupakan bagian
dari menjunjung tinggi nilai anti korupsi.
e. Manajemen ASN

48
Melakukan perencanaan kegiatan dengan profesionalitas demi mendapatkan hasil
terbaik merupakan bentuk manajemen ASN.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
c. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
d. Nilai: Melakukan perancanaan kegiatan sesuai dengan nilai nilai nilai Puskesmas
Wonokerto yakni handal dalam bekerja dan Inovatif menyikapi masalah
kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika tidak melakukan perencanaan kegiatan dengan baik maka kegiatan sharing
knowledge bantuan hidup dasar tidak akan terlaksana dengan yang baik.

Kegiatan 3 Melaksanakan sharing knowledge Bantuan Hidup dasar di


UGD Puskesmas Wonokerto
Waktu Pelaksanaan 7 Juli 2021

49
Output 1.Terkumpulnya peserta sharing knowledge
2.Tersedianya daftar hadir
3.Pelaksanaan Pre test sebelum melakukan sharing knowledge
4.Terwujudnya pelaksanaan sharing knowledge Bantuan Hidup
Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
5.Melakukan pembagian SOP dalam bentuk leaflet kepada Bidan
Desa
1. Tahapan Kegiatan
a. Mengumpulkan peserta sharing knowledge
b. Menyiapkan daftar hadir
c. Melakukan pre test sebelum melakukan sharing knowledge untuk menilai tingkat
pengetahuan awal staf Puskesmas Wonokerto
d. Melakukan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar kepada staf Puskesmas Wonokerto
e. Melakukan pembagian SOP dalam bentuk leaflet kepada Bidan Desa
2. Bukti Kegiatan
a. Undangan Peserta Sharing Knowledge b. Notulensi peserta sharing knowledge

c. Dokumentasi kegiatan

Pengisian soal pretes

Pengisian soal pretes

50
Presentasi materi sharing knowledge

Presentasi materi sharing knowledge

Leflet di UGD Puskesmas Wonokerto

Pembagian SOP dalam bentuk leaflet


kepada Bidan Desa

a. Absensi kegiatan b. Jawaban pretes

3.
K

eterkaitan dengan Nilai Dasar ASN


Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas tanggung jawab)
Melakukan kegiatan sesuai perencanaan kegiatan secara terstruktur merupakan bagian dari
tanggung jawab terhadap rancangan yang telah dibuat.
b. Nasionalisme
Melakukan sharing knowledge pada staf medis Puskesmas Wonokerto tanpa membeda-
bedakan pangkat dan jabatan serta saling menghormati dalam memberikan materi
merupakan bagian dari mempertahankan nasionalisme.
c. Etika Publik (sopan santun)
Memberikan edukasi dengan etika dan bahasa sopan santun, serta memberikan informasi

51
yang jujur dan terbuka mengenai Bantuan Hidup Dasar kepada peserta sharing knowledge
merupakan bagian dari menjaga etika publik.
d. Pelayan publik
Melakukan sharing knowledge bantuan hidup dasar di UGD Puskesmas Wonokerto
merupakan bentuk melakukan pemenuhan kebutuhan publik dibidang jasa. Sehingga dengan
dilakukannya kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang akurat kepada
masyarakat dilingkungan kerja Puskesmas Wonokerto.
e. Anti Korupsi
Memberikan edukasi dengan jujur dari sumber yang terpercaya kebenarannya dan sebagai
bentuk peduli serta tanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan staf medis di
Puskesmas Wonokerto.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Melakukan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar pada staf medis di UGD
Puskesmas Wonokerto sejalan dengan nilai rumah sakit Handal dalam Bekerja dan
Inovatif menyikapi masalah kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar dilakukan diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan atau skill staf medis untuk memberikan pelayanan Bantuan Hidup Dasar Primer.

Kegiatan 4 Melaksanakan simulasi bantuan hidup dasar di UGD

52
Puskesmas Wonokerto
Waktu Pelaksanaan 7 Juli 2021
Output 1. Terlaksananya simulasi bantuan hidup dasar dengan staf
Puskesmas Wonokerto
2. Dokumentasi kegiatan
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan alat yang akan digunakan simulasi
b. Melakukan briefing persiapan simulasi bantuan hidup dasar primer dengan staf
Puskesmas Wonokerto
c. Melakukan simulasi bantuan hidup dasar
2. Bukti Kegiatan
a. Absensi kegiatan b. Notulensi oleh peserta pelatihan

c. Dokumentasi kegiatan

Menyiapkan Alat simulasi Melakukan briefing BHD

53
Melakukan briefing BHD

Melakukan simulasi BHD


Melakukan simulasi BHD

3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN


Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Memimpin jalannya proses simulasi bantuan hidup dasar dengan jiwa kepemimpinan
dan bertanggung jawab sebagai bentuk akuntabilitas terhadap rancangan yang telah
dibuat.
b. Nasionalisme
Bekerjasama dengan berbagai pihak staf Puskesmas Wonokerto untuk dapat
menjalankan simulasi Bantuan Hidup Dasar dengan baik, saling menhormati sesame
staf dan jujur dalam memberikan simulasi meruapakan bagian dari nasionalisme
dalam menjalankan kegiatan ini.
c. Etika Publik
Dengan melakukan komunikasi yang sopan santun, menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan saling menghormati sesama staf Puskesmas Wonokerto selama
berjalannya kegiatan simulasi merupakan bagian dari nilai etika publik.
d. komitmen mutu (inovatif)
Saya melaksanakan simulasi bantuan hidup dasar ini sebagai bentuk inovasi dalam
implementasi hasil Sharing Knowledge Bantuan Hidup Dasar pada pasien yang telah
dilakukan sebelumnya.
e. Manajemen ASN
Dengan melakukan simulasi sebagai bentuk mengefektifkan dan mengefisienkan

54
kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kegawatdaruratan di UGD Puskesmas Wonokerto.
f. Anti korupsi, Dengan melakukan simulasi merupakan bentuk tanggung jawab
terhadap keterampilan staf medis di Puskesmas Wonokerto
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi : Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Terlaksananya simulasi bantuan hidup dasar di Puskesmas Wonokerto sesuai
dengan sesuai dengan nilai nilai organisasi yakni Inovatif dalam menyikapi
masalah kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika simulasi Bantuan Hidup Dasar dilakukan maka dapat dijadikan evaluasi pelayanan
Bantuan Hidup Dasar di Puskesmas Wonokerto

Kegiatan 5 Melakukan evaluasi pengetahuan staf Puskesmas Wonokerto


mengenai materi sharing knowledge bantuan hidup dasar.

55
Waktu Pelaksanaan 7 Juli 2021
Output 1. Terlaksananya post tes
2. Pemeriksaan Hasil postes
3. Rekapitulasi hasil nilai pre tes dan postes
1. Tahapan Kegiatan
a. Melakukan post test setelah memberi sharing knowledge
b. Memeriksa hasil post test sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar
c. Melakukakan rekapitulasi hasil sharing knowledge dengan membandingkan hasil pre
dan post test
2. Bukti Kegiatan
a. Absensi kegiatan

b. Dokumentasi kegiatan

Mengerjakan soal Postes

c. Memeriksa jawaban postes d. Jawaban postes

56
e. Rekapitulasi Nilai Pretes dan postes

3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN


Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Nilai akuntabilitas yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah kepemimpinan dalam hal
memberikan sharing knowledge dan simulasi Bantaun Hidup Dasar sesuai dengan
keilmuan, Netral dengan tidak membeda-bedakan staf medis dan Sebagai bentuk
tanggung jawab serta evaluasi terhadap kegiatan sharing knowledge dan simulasi
Bantuan Hidup Dasar yang telah dilakukan
b. Komitmen mutu
Melakukan post test sebagai tolak ukur keberhasilan dan ke efektifan serta efisiensi
kegiatan yang telah dilakukan merupakan bagian dari menjaga komitmen mutu
kegiatan yang telah dilakukan.
c. Antikorupsi
Nilai anti korupsi yang diterapkan dalam kegiatan evaluasi yaitu peduli kepada staf
medis untuk menigkatkan pengetahuan dan jujur selama melakukan pemeriksaan hasil
posttes sehingga akurasi hasil evaluasi dapat dipercaya
d. Manajemen ASN
Memeriksa hasil posttes tanpa membeda-bedakan peserta dan sesuai dengan keilmuan

57
yang dimiliki merupakan bentuk profesionalitas dalam melakukan kegiatan.
e. Pelayanan Publik
Posttes yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan pengetahuan
dikalangan staf Puskesmas Wonokerto mengenai Bantuan Hidup Dasar sehingga dapat
meningkatkan layanan Bantuan Hidup Dasar yang dibrikan kepada pasien. Hal ini
merupakan komitmen ASN untuk menjadi Pelayan Publik yang bermanfaat untuk
masyarakat.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: evaluasi keberhasilan sharing knowledge bantuan hidup dasar di Puskesmas
Wonokerto sesuai dengan nilai Puskesmas Handal dalam bekerja dan Tanggap
dalam segala kondisi
5. Analisis Dampak
Jika evaluasi dilakukan diharapkan dapat mengetahui pemahaman staf medis untuk
memberikan pelayanan Bantuan Hidup Dasar.

Kegiatan 6 Menyediakan papan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar di UGD

58
Puskesmas Wonokerto
Waktu Pelaksanaan 9-10 Juli 2021
Output Tersedianya Papan jadwal Shift Bantuan Hidup Dasar di UGD
Puskesmas Wonokerto
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan Bahan berupa papan tulis, spidol, penhapus dan paku
b. Menyiapkan model papan shift Bantuan Hidup Dasar
c. Menyiapkan jadwal shift Bantuan hidup dasar
d. Memasang papan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar
2. Bukti Kegiatan
a. Dokumentasi Kegiatan

Membuat Papan jadwal shift Bantuan Papan jadwal shift BHD yang telah
Hidup Dasar terpasang

Papan jadwal shift BHD Pemasangan papan Jadwal shift


Resusitasi di UGD
b. Jadwal petugas Resusitasi Bantuan Hidup Dasar di UGD
TUGAS PAGI SIANG MALAM
Leader Achmad ingsom Sunarti Istiningrum
Ventilator Santi Sutikno Sayu komang sri
Compresor Suryanti Ira Safitri Sartika
Sirkulator Neneng Nurhalimah Rini karyawati
3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas

59
Membuat jadwal staf yang akan melakukan Bnatuan Hidup Dasar kepda pasien yang
masuk dengan henti napas atau henti jantung merupakan bentuk tanggung jawab
terhadap implementasi setiap kegiatan yang telah dilaksanakan dan berupa bentuk
pertanggung jawaban terhadap pekerjaan.
b. Nasionalisme
Membuat Desain Papan jadwal Shift Bantuan Hidup Dasar dan memasangnya
dengan di bantu sesama pegawai Puskesmas Wonokerto merupakan bentuk kerja
sama sesama pegawai.
c. Komitmen mutu
Menyediakan papan jadwal staf medis yang akan melakukan bantuan hidup dasar
kepada pasien yang masuk dengan henti napas atau henti jantung merupakan bentuk
usaha mengedepankan komitmen mutu dan kepuasan layanan.
d. Anti Korupsi
Membuat papan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar merupakan bentuk tanggung
jawab, kerja keras dan peduli terhadap kemajuan pelayanan di Puskesmas
Wonokerto.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan sosial, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Melakukan pencatatan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto yakni Handal dalam bekerja dan inovatif menyikapi masalah
kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika tidak tersedia papan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar maka akan memungkinkan
pelayanan Bantuan Hidup Dasar tidak terlaksana dengan baik

Kegiatan 7 Menyediakan Banner Bantuan Hidup Dasar


Waktu Pelaksanaan 7-10 Juli 2021
60
Output Tersedianya Banner Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat Desain Banner
b. Mencetak Banner
c. Memasang Banner di UGD Puskesmas Wonokerto
2. Bukti Kegiatan
c. Dokumentasi Kegiatan

Membuat Desain Banner Banner setelah dipasang

Mecetak banner Mecetak banner

61
Pemasangan banner di UGD Banner setelah dipasang

3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN


Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Melakukan perancangan banner merupakan bentuk pengaplikasian tanggungjawab
dan konsistensi terhadap rancangan yang telah dibuat.
b. Nasionalisme
Membuat Banner dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik merupakan
bentuk cinta tanah air.
c. Komitmen mutu
Menyediakan Banner merupakan bentuk inovasi untuk meningkatkan pelayanan
Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto. Dengan tersedianya Banner
diharapkan tidak ada lagi alasan staf medis tidak mengetahui Alur Bantuan Hidup
Dasar.
d. Anti Korupsi
Kegiatan membuat desain Banner tanpa menduplikat milik orang lain merupakan
bentuk mandiri, jujur dan bertanggung jawab terhadap desain yang telah dibuat.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi : Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Melakukan pencatatan jadwal shift Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto yakni Handal dalam bekerja dan inovatif menyikapi masalah
kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika Banner tidak dibuat maka tidak ada pengingat alur Bantuan Hidup Dasar yang dapat
dilihat secara langsung di UGD.

62
Kegiatan 8 Melaporkan hasil kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup
Dasar staf Puskesmas Wonokerto kepada pimpinan
Waktu Pelaksanaan 12-17 Juli 2021
Output Terlaksananya pelaporan hasil kegiatan sharing knowledge
bantuan hidup dasar pada staf Puseksmas Wonokerto
1. Tahapan Kegiatan
a. Membuat laporan kegiatan bantuan hidup dasar staf Puskesmas Wonokerto
b. Mendiskusikan dengan pimpinan terkait hasil evaluasi kegiatan
c. Menyerahkan bukti hasil kegiatan pada Kepala Puskesmas
2. Bukti Kegiatan
a. Laporan kegiatan

b. Dokumentasi kegiatan

Melaporkan Hasil kegiatan kepada Kepala


Puskesmas

c. Notulen arahan dari mentor sekaligus kepala puskesmas

63
3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN
Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Melakukan pertanggungjawaban kepada pimipnan terkait kegiatan yang telah saya
lakukan dengan tranparansi terhadap hasil kegiatan adalah bagian dari nilai
akuntabilitas.
b. Nasionalisme
Membuat laporan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan betanggung
jawab terhadap kegiatan yang telah dilakukan merupakan bentuk penanaman nilai-
nilai nasionalisme.
c. Komitmen mutu
Membuat laporan hasil kegiatan dengan efektif dan efisien disertai dengan evaluasi
mutu kegiatan yang telah dilakukan merupakan bentuk nilai komitmen mutu.
d. Anti korupsi
Mengumpulkan laporan hasil kegiatan tepat waktu setelah kegiatan selesai diadakan
merupakan bentuk disiplin yang diterapkan selama melaksanakan kegiatan ini.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi : Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdaya saing
b. Nilai: Melaporkan hasil kegiatan sharing knowledge Bantuan Hidup Dasar Primer
pada staf Puskesmas Wonokerto kepada pimpinan sesuai dengan nilai nilai
organisasi yakni Handal dalam bekerja
5. Analisis Dampak
Jika pelaporan kegiatan Bantuan Hidup Dasar dilaksanakan maka dapat menjadi bahan
evaluasi untuk Kepala Puskesmas Wonokerto

Kegiatan 9 Melaksanakan monitoring dan evaluasi Aktualisasi

64
Waktu Pelaksanaan 15-22 Juli 2021
Output Laporan Aktualisasi
1. Tahapan Kegiatan
a. Menyiapkan bahan kegiatan yang sudah dilaksanakan
b. Meminta bimbingan mentor
c. Mendapatkan bimbingan dari coach
d. Meminta testimoni kepada pimpinan dan peserta sharing knowledge
e. Menyusun laporan aktualisasi
2. Bukti Kegiatan
a. Tabel analisis Data
Analisis pengetahuan staf puskesmas wonokerto
Penentuan kategori penegtahuan staf Puskesmas Wonokerto
 Jawaban benar dihitung 10 poin
Range Nilai max -nilai min 100 - 0
Interval= = = = 33
Kategori 3 3
 Kategori pengetahuan: 1 = kurang : < 33
2 = Cukup : 34-66
3 = Baik : > 67

Diagram Analisis Pengetahuan Staf Puskesmas Wonokerto Terhadap Bantuan Hidup


Dasar

Hasil
presentase pengetahuan

150%
91.30% 100%
100%

50%
0.00%
0% 0% 8.70%
0%
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
tingkat pengetahuan

Pre Test Post Test


Dari diagram analisis diatas kita bisa melihat adanya peningkatan pengetahuan staf
Puskesmas Wonokerto tentang Bantuan Hidup Dasar. Dimana pada nilai pretes kita
dapat melihat yang mendapatkan presentasi nilai cukup sebanyak 91,30%, yang
mendapatkan nilai baik sebanyak 8.70%. Sedangkan setelah dilaksanakan kegiatan

65
sharing knowledge dan simulasi Bantuan Hidup Dasar didapatkan presentasi nilai
baik sebanyak 100%.
b. Menyusun Laporan

a. Catatan bimbingan mentor


Kegiatan 1

Kegiatan 2

Kegiatan 3

66
Kegiatan 4

Kegiatan 5

67
Kegiatan 6

Kegiatan 7

68
Kegiatan 8

Kegiatan 9

69
b. Catatan bimbingan coach

70
c. Dokumentasi Kegiatan

71
d. Testimoni

Testimoni dari KTU Testimoni dari Perawat

72
Testimoni dari Bidan Desa Testimoni dari Bidan yang bertugas di
UGD

3. Keterkaitan dengan Nilai Dasar ASN


Dari kegiatan yang telah dilakukan, ada nilai-nilai yang telah saya terapkan yaitu:
a. Akuntabilitas
Laporan kegiatan yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan secara transparansi, netral dan
bertanggung jawab.
b. Nasionalisme
Laporan ini disusun dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik sebagai wujud cinta
tanah air, bekerjasama dengan pimpinan, pembimbing dan staf Puskesmas Wonokerto.
c. Etika Publik
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan kalimat yang sopan dan santun dan
terbuka dalam setiap informasi yang diberikan. Hal ini sebagai bentuk penerapan etika publik
selama masa Habituasi.
d. Komitmen mutu
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk perbaikan kelanjutan Untuk mengoptimalkan pelayanan
masyarakat secara menyeluruh.
e. Anti Korupsi
Laporan ini dibuat dengan mengedepankan nilai-nilai anti korupsi yakni Jujur, Mandiri
tanggung jawab dan kerja keras.
f. Manajemen ASN
Penyusunan laporan ini dilakuakn sebagai bentuk profesionalitas dan bertanggung jawab
terhadap rancangan aktualisasi yang telah dibuat sebelumnya.
4. Konstribusi terhadap Visi Misi dan Nilai Organisasi
a. Misi: Berkonstribusi mewujudkan misi “Mewujudkan Pelayanan Dasar yang
berkeadilan social, ekonomi yang produktif dan berdayasaing
b. Nilai: Melaporkan hasil evaluasi seluruh nilai organisasi dikerahkan seperti Santun dalam
bertutur kata, Empati dalam melayani, Handal dalam bekerja, Adil dalam memberi
pelayanan,Tanggap dalam segala kondisi, Inovatif menyikapi masalah kesehatan
5. Analisis Dampak
Jika laporan kregiatan tidak dibuat maka tidak akan diketahui seberapa efektif kegiatan dilakukan
dan tidak akan ada laporan pertanggung jawaban

73
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN berjudul “Optimalisasi Pelayanan Bantuan
Hidup Dasar di UGD Puskesmas Wonokerto” merupakan hasil dari implementasi
rancangan aktualisasi pada kegiatan habituasi yang telah dilaksnakan sebelumnya.
Kesimpulan dari laporan aktualisasi yang telah disusun ini adalah:
1. Pelaksanaan aktualisasi ini terdiri dari 9 kegiatan yaitu: Melakukan konsultasi kepada
pimpinan terkait rancangan kegiatan yang akan dilakukan, melakukan perencanaan
kegiatan sharing knowledge, melaksnakan kegiatan sharing knowledge, melakukan
simulasi bantuan hidup dasar, melakukan evaluasi pengetahuan staf Puskesmas
Wonokerto tentang bantuan hidup dasar, meyediakan papan jadwal petugas resusitasi
bantuan hidup dasar, meyediakan alur bantuan hidup dasar dalam bentuk Banner,
melakukan laporan hasil kegiatan kepada pimpinan dan menyusun laporan aktualisasi.
2. Selama melaksanakan kegiatan, penulis selalu menerapkan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme,Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi),
Manajemen ASN, Whole Of Government, dan pelayan Publik sebagai nilai-nilai dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang nantinya akan tetap diteruskan selama
menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Kegiatan sharing knowledge dan simulasi Bantuan Hidup Dasar dilakukan untuk staf
puskesmas wonokerto terutama perawat dan bidan untuk meningkatkan pengetahuan
para staf Puskesmas Wonokerto tentang penanganan Bantuan Hidup Dasar sehingga
dapat mengoptimalkan pelayanan Bantuan Hidup Dasar di UGD Puskesmas
Wonokerto.
B. Saran
Saran yang disamapaikan penulis yaitu:
1. Mengingat pentingnya peran bidan dan perawat dalam pelayanan garda terdepan
Puskesmas yaitu UGD maka perlu dilakukan pelatihan-pelatihan serupa yang
berkesinambungan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill pearawat dan bidan
dilingkup kerja Puskesmas Wonokerto.
2. Untuk mencapai pelayanan Bantuan Hidup Dasar yang lebih baik diperlukan
Kerjasama dan kekompakan sebagai sesama tenaga Kesehatan. Sehingga penulis

74
berharap adanya kolaborasi dan Kerjasama yang baik sesame tenaga Kesehatan agar
dapat memberikan pelayanan yang optimal untuk masyrakat.
3. Penulis menyadari bahwa selama melakukan kegiatan sharing knowledge masih ada
kekurangan. Untuk itu, penulis berharap kepada rekan-rekan staf senior dan pimpinan
untuk terus memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis, agar dapat
menjalankan tugas dan tanggung Jawab yang lebih baik lagi kedepannya.

75

Anda mungkin juga menyukai