PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah istilah untuk kelompok profesi bagi pegawai-
pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah pegawai yang baru lulus tes seleksi penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil tahap pertama. Calon Pegawai Negeri Sipil belum mengikuti
kewajiban untuk memenuhi syarat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan gaji 100%. Mereka
digaji dengan persentase sejumlah 80% berdasarkan SK CPNS yang telah ditentukan dengan
berpedoman pada undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 dibutuhkan pelatihan dasar dengan
tujuan terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional sebagaimana
diamanatkan undang-undang instansi pemerintaha wajib memberikan pelatihan dan
pendidikan dasar bagi calon Aparatur Sipil Negara (ASN). Pelatihan dasar CPNS adalah
Pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Latihan dasar CPNS yang dikenal dengan Latsar
dianggap penting untuk menanamkan Nilai-Nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Manajemen ASN, WoG
(whole of government) dan Pelayanan Publik. Dengan adanya latsar ini diharapkan peserta
latsar dapat mengaplikasikan 2 nilai-nilai yang diperoleh dalam menjalankan tugas ditempat
kerjanya masing-masing.
Pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 disebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1
1945. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Nutrisi atau gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah masalah gizi yang disebabkan karena
kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun. Kondisi
kekurangan energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita yang
berusia 15-45 tahun. Kekurangan energi kronik KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir 3 mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan),
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar
Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015). Kekurangan Energi Kronis (KEK)
memberikan tanda dan gejala yang dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu
Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2013).
Seperti yang kita lihat di wilayah kerja Puskesmas Barangka ini masih banyak
masalah-masalah gizi yang terjadi seperti ibu hamil kurus atau ibu hamil yang tidak naik
berat badannya selama kehamilan bahkan sampai stunting. Ibu hamil kurus atau kekurangan
energi kronik (KEK) ini sangat berpengaruh pada kehamilannya yang bisa membuat
keguguran, bayi tidak berkembang, selanjutnya bisa membuat bayi berat lahir rendah,
sampai stunting. Kekurangan Energi Kronik (KEK) bisa terjadi sebelum hamil contohnya
apabila sejak remaja sudah mengikuti tren langsing. Menurut data puskesmas, pada tahun
2
2020 terdapat 26 orang jumlah ibu hamil dengan KEK dari 5 desa yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Barangka. Dan berdasarkan data kumulatif bulan Januari sampai
dengan Agustus 2021 terdapat 12 orang ibu hamil dengan KEK. Melihat kejadian ini saya
berkonsultasi kepada mentor dan coach tentang masalah ini untuk diselesaikan yaitu dengan
cara menambah pengetahuan pada masyarakat terutama ibu hamil tentang pentingnya
kebutuhan gizi untuk mencegah KEK.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas sehingga penulis tertarik untuk
mengangkat judul Aktualisasi dari Nilai-Nilai Konsepsi Dasar ASN yaitu “Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kekurangan Energi Kronis(KEK) melalui sosialisasi di
wilayah kerja Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat”
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai profesi ASN, yaitu nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Serta kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN, Whole Of Goverment
(WoG), Pelayanan Publik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai
pegawai Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang KEK melalui sosialisasi di
wilayah kerja Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat.
1.3 MANFAAT
Manfaatkegiatanpengaktualisasiannilai-nilaidasarASN adalah sebagaiberikut:
1.3.1 UntukPesertaLatsar
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) pada setiap aktivitas kerja sebagai upaya mewujudkan pribadi ASN yang
profesosinal.
1.3.2 Untuk Organisasi
Organisasi dapat mewajibkan seluruh ASN menerapkan nilaidasar ANEKA dan
3
menjadikan sebagai landasan berorganisasi serta tata kelola unit kerja,agar visi misi dan
tujuan Puskesmas Barangka dapattercapaidenganbaik.
1.3.3 UntukMasyarakat
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
padapelayanan,pengayoman,danpemberdayaankegiatan
4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR
DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU
5
Dilihat dari segi geografis Puskesmas Barangka memiliki batas wilayah:
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Puskesmas Wuna
Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Puskesmas Lawa
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Puskesmas Lawa
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Puskesmas Wuna
Di Kecamatan Barangka terdapat dua puskesmas yaitu Puskesmas Barangka dan
PuskesmasWuna.Di Kecamatan Barangka terdapat 8 desa yaitu Barangka, Sawerigadi,
Bungkolo, Lapolea, Walelei, Waulai, Lafinde dan Wuna. Puskesmas Barangka
mempunyai wilayah kerja di sebagian Kecamatan Barangka.
Batas Wilayah kerja puskesmas barangka meliputi 5 (lima) desa :
a. Desa Sawerigadi
b. Desa Lapolea
c. Desa Barangka
d. Desa Bungkolo
e. Desa Walelei
6
Kecamatan Barangka terletak disebelah Barat pulau Muna. Secara Geografis,
wilayah ini merupakan daerah pedesaan dan perkebunan dengan Kondisi dataran tinggi
dengan ketinggian +700 m di atas permukaan laut yang merupakan tanah kering
sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Penduduk Kecamatan Barangka adalah penduduk yang mayoritasnya terdiri dari
suku Muna. Jumlah penduduk sebanyak 5.504 jiwa sedangkan jumlah kepala keluarga
sebanyak 1.294 KK.
7
kesehatan masyarakat sehingga kinerjanya sangat berpengaruh pada ketersediaan
sumber daya manusia yang dimiliki terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Jumlah
dan jenis tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Barangka dapat dilihat pada table di
bawah ini:
Tabel 2.2 Data Kepegawaian Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat Tahun 2021
5. S.1 Keperawatan - -
8
Kesling
1 Puskesmas 1
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Polindes 0
4 Posyandu 7
5 Poskesdes 2
9
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya tersebut pada masa yang
akan datang atau masa depan. Dengan arti lain visi adalah keadaan masa depan
yang dicita-citakan dan ingin diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah. Dengan
mengacu pada batasan tersebut, visi Puskesmas Barangka yaitu:
GEMILANG
G : Gesit melayani pasien
E : Elok tempat layanan kesehatan
M : Maksimal keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan
10
I : Intensif dalam konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional
LANG : Langsung, Tanggap, Selamat, Dan Sehat.
11
2.1.4 Struktur Organisasi Puskesmas
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BARANGKA
12
2.1.5 Tupoksi organisasi
2.1.5.1 Tugas Pokok
Tugas pokok dan fungsi puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang puskesmas adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
Kesehatan di wilayah kerjanya
2) Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga
3) Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga
13
7) Memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus
fisiologis;
8) Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9) Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan
10) Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11) Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12) Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13) Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14) Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga
pasca persalinan (KF 1);
16) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF
2)
17) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan
(KF 3);
18) Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan;
19) Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal;
20) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21) Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR);
22) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23) Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25) Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk
remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;
14
26) Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah
kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27) Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28) Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);
29) Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung
Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30) Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada
anak sekolah
15
5. S.1 Keperawatan - -
16
Tabel 2.5. Sarana kesehatan di Puskesmas Barangka
1 Puskesmas 1
2 Puskesmas Pembantu 1
3 Polindes 0
4 Posyandu 7
5 Poskesdes 2
Memberikan Komunikasi
Rendahnya pengetahuan
Informasi dan Edukasi
akseptor KB tentang Whole Of
(KIE) tentang kesehatan
metode kontrasepsi jangka Government
2. reproduksi perempuan dan
panjang (MKJP) di
Keluarga Berencana (KB)
wilayah kerja Puskesmas Pelayanan Publik
pada individu/keluarga
Barangka
sesuai kebutuhan
17
2.1.7.2 Penetapan Isu
Berdasarkan pengalaman yang penulis alami selama menjalankan tugas
kurang lebih 6 (enam) bulan di Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat,
penulis menemukan tiga isu berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi diharapkan,
setelah dilakukan konsultasi kepada pimpinan atau mentor melalui media
komunikasi selama penulis mengikuti Latihan Dasar maka ditetapkan satu isu
yang telah mendapatkan persetujuan oleh pimpinan. Adapun isu tersebut yaitu
Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) di
wilayah kerja Puskesmas Barangka. Kabupaten Muna Barat.
Adapun teknik analisis yang penulis lakukan sebagai pisau pemangkas
yang digunakan untuk menetapkan satu Isu yaitu dengan menggunakan metode
analisa APKL. Dimana metode analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat
Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya dan selanjutnya
menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah
perankingan merupakan isu prioritas.
Kriteria Skor
NO ISU TERIDENTIFIKASI Total Ranking
A P K L
Rendahnya pengetahuan Ibu
Hamil tentang Kekurangan
1. Energi Kronis (KEK) di wilayah 5 4 5 5 19 I
18
Rendahnya pengetahuan
akseptor KB tentang metode
Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis isu dengan metode
APKL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas
adalah “Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK) di wilayah kerja Puskesmas Barangka. Kabupaten Muna Barat.”
19
2.1.8 Analisis Isu
2.1.8.1 Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Kurangnya pengetahuan Ibu
Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas
Barangka. Kabupaten Muna Barat” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu yaitu :
1) Tidak adanya peningkatan perilaku untuk mencapai kesehatan.
2) Dapat terjadi kelahiran premature, bayi dengan BBLR (berat badan lahir
rendah), dan stunting.
3) Meningkatnya ketidakpatuhan ibu hamil untuk mengkonsumi makanan yang
mengandung nutrisi selama kehamilan.
20
2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya sebagai
ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Penjelasan dari kelima nilai tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban individu,
kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga
dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
21
menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus
disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapainya tujuan akhir.
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan yang
menjadi tolak ukur dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu
cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat
maupun di daerah.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
22
Dalam arti sempit, Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sementara
secara arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada lima indikator
dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :
23
memuliakan kemanusiaan secara universal, dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.
24
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Etika Publik merupakan landasan dasar bagi penuntun perilaku, norma etika justru
sangat menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan yang ada didalam
organisasi publik. Jika aparat pemerintah maupun masyarakat sudah memiliki dasar
norma etika yang kuat, ketaatan terhadap norma hukum akan mengikuti dan biasanya
korupsi, penyalahgunaan kekuasaan atau bentuk-bentuk penyimpangan lain akan
dapat dicegah sejak dini.
25
dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa.
c. Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan di
pasar, teknologi dan persaingan.
d. Orientasi Mutu
Orientasi Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yag diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja.
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-
nilai anti korupsi antara lain:
a. Kejujuran, Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
bisa menjadi pribadi yang berintegritas;
b. Kepedulian, Kepedulian kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
26
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita, dan membutuhkan uluran tangan;
c. Kemandirian, Sifat kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkan untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
d. Kedisiplinan, Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani
tugasnya;
e. Tanggung Jawab, Pribadi yang sadar bahwa segala tindakan dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya;
f. Kerja keras, Individu yang memiliki etos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya;
g. Kesederhanaan, gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup
boros;
h. Keberanian, Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan; dan
i. Keadilan, Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Bila dia seorang pimpinan maka dia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.
a. Kedudukan ASN
27
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN.
1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan kesatuan.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
2) Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional da berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara danpemerintah. ASN senantiasa menjunung tinggi
28
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
1) Jaminan kesehatan;
2) Jaminan kecelakaan kerja;
3) Jaminan kematian; dan
4) Bantuan hukum.
29
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan.
Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
30
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.
31
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span
of control atau rentangkendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekatijumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status lembaga singkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
3) Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di
luar struktur formal, yang setidaknya tidak permanen. Pembentukan gugus
tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam
koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya
kolborasi samapi dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan
WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang
mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta
32
meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
33
34
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
Setelah memahami nilai-nilai dasar ANEKA melalui pelatiahan dasar, maka lahirlah gagasan kreatif untuk menjawab isu yang
diangkat. Adapun nilai-nilai dasar ANEKA akan diaktualisasikan dalam 5 kegiatan, yaitu:
1. Meminta dukungan kepada pimpinan
2. Membuat satuan acara penyuluhan (SAP) dan daftar hadir.
3. Membuat kuesioner pre test dan post test, mencetak leaflet dan membuat baliho/spanduk.
4. Melakukan sosialisasi / penyuluhan pada ibu hamil di Posyandu.
5. Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan yang telah dilakukan
35
Secara lebih rinci tentang rancangan aktualisasi nilai dasar ANEKA di Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat dapat
dicermati pada tabel di bawah ini.
1 2 3 4 5 6 7
1. 1.1. Menyiapkan agenda Tersedianya agenda dan WoG Dalam Visi : Menjadi pusat
dan konsultasi untuk terlaksananya pelaksanan rencana pelayanan kesehatan Pelaksanaan
mendapatkan konsultasi untuk aktualisasi penulis
dukungan pimpinan yang professional, kegiatan ini
mendapatkan dukungan akan melakukan menguatkan nilai
Terkait Rencana
dari pimpinan konsultasi serta berkualitas dan ramah organisasi yaitu :
Meminta Aktualisasi
meminta dukungan pasien. Intensif dalam
Dukungan
pimpinan sebagai konsultasi dengan
Kepada tenaga kesehatan
wujud koordinasi
Pimpinan Profesional
dan kolaborasi.
Misi 2 :Meningkatkan
Akuntabilitas tata kelola puskesmas
Penulis akan
yang baik melalui
berkonsultasi untuk
mendapatkan perbaikan manajemen
dukungan kepada yang professional,
pimpinan dengan
36
penuh rasa akuntabel, efektif dan
tanggung jawab efisien di wilayah
Nasionalisme
Penulis akan kerja Puskesmas
menggunakan Barangka.
bahasa Indonesia
yang baik dan benar
agar mendapatkan
dukungan pimpinan
saat berkonsultasi
Etika Publik
Penulis akan
menggukan pakaian
yang sopan,
memakai sepatu dan
bertutur kata sopan
agar mendapatkan
dukungan pimpinan
saat berkonsultasi.
37
mencatat hasil
arahan dan
persetujuan
pimpinan secara
jujur
Komitmen Mutu
Demi evektifas dan
efisiensi waktu,
Penulis akan
mencatat hasil
arahan dan
persetujuan
pimpinan dan
mengarsipkannya
dalam bentuk digital
38
transparan
Etika Publik
Penulis akan tetap
taat perintah
pimpinan apapun
hasil keputusan saat
membuat
persetujuan
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Pimpinan tidak berada ditempat / melakukan tugas diluar kota
Dampak Bila Kegiatan Proses Kegiatan tidak akan bisa berlanjut karena belum mendapatkan izin pimpinan
Tidak Terlaksana
Alternatif Solusi Tetap memfollow up Pimpinan sampai kegiatan ini terlaksana dengan baik
Tabel 3.2
Kegiatan 2. Membuat Satuan Acara Penyuluhan
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
39
lakukan dengan penuh
tanggung jawab.
40
penyuluhan teliti dalam menyiapkan organisasi yaitu :
alat dan bahan. Memaksimalkan
Akuntabilitas keberadaan fasilitas
Penulis akan kesehatan dengan
bertanggung jawab akan tenaga kesehatan
professional.
tersedianya alat dan
bahan
Komitmen Mutu
Penulis akan
menggunakan waktu
seefisien mungkin
dalam menyiapkan alat
dan bahan sehingga bisa
beralih ke tahapan lain..
2.3 Mencetak SAP dan Tersedianya SAP dan Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
daftar hadir daftar hadir Penulis akan ini menguatkan nilai
bertanggungjawab organisasi yaitu :
untuk menyediakan SAP Memaksimalkan
dan daftar hadir saat keberadaan fasilitas
kesehatan dengan
sosialisasi
tenaga kesehatan
Anti Korupsi professional.
Penulis akan membuat
daftar hadir dengan jujur
dan membuat SAP
dengan rancangan
sendiri
Etika Publik
Penulis akan menyusun
dengan cermat dan
41
telitiSAP dan daftar
hadir sesuai dengan
sosialisasi yang akan
dilakukan.
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Pimpinan tidak berada ditempat / melakukan tugas diluar kota
Alternatif Solusi Terus berkoordinasi dengan rekan agar persiapan berjalan dengan lancar.
Tabel 3.3
Kegiatan 3. Membuat kuesioner pre test dan post test, mencetak leaflet dan membuat baliho/spanduk.
1 2 3 4 5 6 7
42
3. Terlaksananya pembuatan Nasionalisme Pelaksanaan kegiatan
3.1 Menyiapkan alat dan leaflet Penulis akan ini menguatkan nilai
bahan untuk mendesain menggunakan Bahasa organisasi yaitu :
dan membuat leaflet dan Memaksimalkan
Indonesia yang baik dan
spanduk keberadaan fasilitas
benar dalam pembuatan
kesehatan dengan
materi leaflet dan tenaga kesehatan
3. Membuat spanduk.
kuesioner pre test Misi 3 :Meningkatkan professional.
Komitmen Mutu
dan post test, Saya akan menyiapkan kualitas dan kuantitas
mencetak leaflet alat dan bahan untuk sarana dan prasarana di
dan membuat membuat leaflet dan wilayah kerja
baliho/spanduk spanduk dengan efektif
Puskesmas Barangka.
dan efisien
Anti Korupsi .
Saya akan bekerja keras
dan penuh tanggung
jawab dalam menyiapkan
alat dan bahan untuk
membuat leaflet dan
spanduk.
3.2 Membuat soal pre test Terlaksananya pembuatan Etika Publik Pelaksanaan kegiatan
dan post test soal pre test dan post test Penulis akan cermat dan ini menguatkan nilai
teliti dalam membuat organisasi yaitu :
soal pre test dan post Memaksimalkan
test keberadaan fasilitas
kesehatan dengan
tenaga kesehatan
Akuntabilitas
. professional.
Penulis akan
. bertanggung jawab akan
43
pembuatan soal pretest
dan post test
Anti Korupsi
Penulis akan penuh
tanggung jawab
membuat soal pre test
dan post test
berdasarkan hasil
pemikiran sendiri.
Analisis Dampak Tempat pencetakan spanduk jauh dari tempat dilaksanakannya sosialisasi dan membutuhkan
Perkiraan Hambatan
waktu pengerjaan 2x24 jam
Proses Kegiatan tidak akan bisa berlanjut jika leaflet dan spanduk tidak ada.
Dampak Bila Kegiatan
44
Tidak Terlaksana
Tabel 3.4
Kegiatan 4. Melakukan sosialisasi / penyuluhan pada ibu hamil di Posyandu.
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
45
penyuluhan pada Etika Publik
ibu hamil di Saya akan meminta
kesediaan ibu hamil
Posyandu.
dengan tutur kata yang .
ramah dan sopan santun.
4.2. Membagikan lembar Lembar pretest sudah ada Nasionalisme Pelaksanaan kegiatan
kuesioner pretest. diterima oleh ibu hamil Saya akan membagikan ini menguatkan nilai
soal dengan adil dan organisasi yaitu :
tidak diskriminasi Memaksimalkan
Komitmen Mutu keberadaan fasilitas
Saya akan membagikan kesehatan dengan
soal pre test dengan tenaga kesehatan
teliti dan cermat professional.
Anti Korupsi
Saya akan membagikan
soal pre test dengan
jujur dan transparan.
4.3 Membagikan leaflet pada Leaflet sudah diterima Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
. pasien dan keluarga oleh ibu hamil Saya akan membagikan ini menguatkan nilai
. serta rekan kader soal leflet dengan penuh organisasi yaitu :
maupun rekan sejawat tanggung jawab dan Memaksimalkan
yang berada di keberadaan fasilitas
tidak diskriminatif
posyandu kesehatan dengan
Etika Publik
tenaga kesehatan
Saya akan membagikan
professional.
leflet dengan ramah dan
mengutamakan sopan
santun
Komitmen Mutu
46
Saya akan membagikan
leflet dengan teliti dan
cermat
47
Saya akan melakukan
dokumentasi dengan
baik dan sopan
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Kurangnya Ibu Hamil yang hadir
Alternatif Solusi Terus berkoordinasi dengan rekan sejawat dan rekan kader Posyandu agar sosialisasi dapat berjalan.
Tabel 3.5
Kegiatan 5. Melakukan Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan yang telah dilakukan
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
48
ibu hamil tanpa adanya Memaksimalkan
dsikriminasi keberadaan fasilitas
Etika Publik kesehatan dengan
5. Melakukan tenaga kesehatan
Saya akan membagikan
professional.
evaluasi dan poste test dengan cara
yang sopan dan ramah.
pelaporan
tata kelola puskesmas
kegiatan yang
yang baik melalui
telah dilakukan
perbaikan manajemen
.
yang professional,
akuntabel, efektif dan
5.2. Merekap dan Tersedianya rekapan hasil Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
merumuskan hasil pre pre test dan post test Saya bertanggung jawab ini menguatkan nilai
test dan post test terhadap hasil rekapan organisasi yaitu :
test Memaksimalkan
keberadaan fasilitas
Komitmen Mutu
kesehatan dengan
Saya akan merekap hasil
tenaga kesehatan
pre test dan post test professional.
dalam waktu seefektif
dan seefisien mungkin
Anti Korupsi
Saya akan merekap
hasil test dengan jujur
dan trsanparan dan tidak
ada diskriminasi .
.
. 5.3. Melakukan pelaporan Terbitnya laporan Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
kepada atasan tentang kegiatan. Saya akan membagikan ini menguatkan nilai
kegiatan yang telah organisasi yaitu :
49
dilakukan soal leflet dengan penuh Memaksimalkan
tanggung jawab dan keberadaan fasilitas
tidak diskriminatif kesehatan dengan
tenaga kesehatan
Nasionalisme
Saya berdiskusi dan professional.
bermusyawarah dengan
atasan mengenai
laporan kegiatan
Anti Korupsi
Saya akan melaporkan
kegiatan dengan jujur
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Pimpinan tidak berada ditempat / melaksanakan tugas luar.
Dampak Bila Kegiatan Tidak terukurnya output pelaksanaan seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan.
Tidak Terlaksana
Alternatif Solusi Memfollow up pimpinan agar terlaksananya kegiatan dengan baik serta hasil memuaskan.
50
: UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEK DI WILAYAH KERJA
TUJUAN PUSKESMAS BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT
NAMA : TYAS SRI UTAMI ERNADIBAR, AM.Keb
NDH : 30
UNIT KERJA : PUSKESMAS BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT
Harga Jumlah
Jumlah
No. Jenis Belanja Satuan Biaya Keterangan
Satuan
(Rp.) (Rp.)
1. BELANJA BARANG/JASA
a. Telekomunikasi;
- Pulsa HP 100.000 1 100.000 Kuota Internet
b ATK
- Pulpen 25.000 1 Dos 25.000
- Foto copy 300 25 lembar 7.500
c Percetakan
- Cetak Leflet 2.000 25 lembar 50.000
- Spanduk / Baliho 1x3 m 70.000 1 lembar 70.000
TOTAL BELANJA 252.500
Estimasi biaya Pelaksanaan Aktualisasi/Habituasi “PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEK DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT." adalah sebesar Rp. 252.500,-
(Dua ratus lima puluh dua ribu lima ratus rupiah).
51
panitia diklat yang disesuaikan dengan kalender pendidikan yang ada. Adapun jadwal pelaksanaan aktualisasi kegiatan disajikan
pada tabel 3.6 di bawah ini.
1. Meminta
dukungan
kepada
pimpinan
2. Membuat
satuan acara
penyuluhan
(SAP) dan
daftar hadir.
3. Membuat
kuesioner pre
test dan post
test, mencetak
leaflet dan
membuat
baliho/spanduk
52
.
4. Melakukan
sosialisasi /
penyuluhan
pada ibu hamil
di Posyandu.
5. Melakukan
evaluasi dan
pelaporan
kegiatan yang
telah dilakukan
53
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
54
DAFTAR PUSTAKA
55