Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATARBELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah istilah untuk kelompok profesi bagi pegawai-
pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah pegawai yang baru lulus tes seleksi penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil tahap pertama. Calon Pegawai Negeri Sipil belum mengikuti
kewajiban untuk memenuhi syarat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan gaji 100%. Mereka
digaji dengan persentase sejumlah 80% berdasarkan SK CPNS yang telah ditentukan dengan
berpedoman pada undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021 dibutuhkan pelatihan dasar dengan
tujuan terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional sebagaimana
diamanatkan undang-undang instansi pemerintaha wajib memberikan pelatihan dan
pendidikan dasar bagi calon Aparatur Sipil Negara (ASN). Pelatihan dasar CPNS adalah
Pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Latihan dasar CPNS yang dikenal dengan Latsar
dianggap penting untuk menanamkan Nilai-Nilai dasar ASN yaitu ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Manajemen ASN, WoG
(whole of government) dan Pelayanan Publik. Dengan adanya latsar ini diharapkan peserta
latsar dapat mengaplikasikan 2 nilai-nilai yang diperoleh dalam menjalankan tugas ditempat
kerjanya masing-masing.
Pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 disebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1
1945. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomis.
Nutrisi atau gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu
proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah masalah gizi yang disebabkan karena
kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun. Kondisi
kekurangan energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu wanita yang
berusia 15-45 tahun. Kekurangan energi kronik KEK ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir 3 mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan),
lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar
Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015). Kekurangan Energi Kronis (KEK)
memberikan tanda dan gejala yang dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu
Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2013).
Seperti yang kita lihat di wilayah kerja Puskesmas Barangka ini masih banyak
masalah-masalah gizi yang terjadi seperti ibu hamil kurus atau ibu hamil yang tidak naik
berat badannya selama kehamilan bahkan sampai stunting. Ibu hamil kurus atau kekurangan
energi kronik (KEK) ini sangat berpengaruh pada kehamilannya yang bisa membuat
keguguran, bayi tidak berkembang, selanjutnya bisa membuat bayi berat lahir rendah,
sampai stunting. Kekurangan Energi Kronik (KEK) bisa terjadi sebelum hamil contohnya
apabila sejak remaja sudah mengikuti tren langsing. Menurut data puskesmas, pada tahun

2
2020 terdapat 26 orang jumlah ibu hamil dengan KEK dari 5 desa yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Barangka. Dan berdasarkan data kumulatif bulan Januari sampai
dengan Agustus 2021 terdapat 12 orang ibu hamil dengan KEK. Melihat kejadian ini saya
berkonsultasi kepada mentor dan coach tentang masalah ini untuk diselesaikan yaitu dengan
cara menambah pengetahuan pada masyarakat terutama ibu hamil tentang pentingnya
kebutuhan gizi untuk mencegah KEK.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas sehingga penulis tertarik untuk
mengangkat judul Aktualisasi dari Nilai-Nilai Konsepsi Dasar ASN yaitu “Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kekurangan Energi Kronis(KEK) melalui sosialisasi di
wilayah kerja Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat”

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai profesi ASN, yaitu nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Serta kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN, Whole Of Goverment
(WoG), Pelayanan Publik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai
pegawai Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang KEK melalui sosialisasi di
wilayah kerja Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat.

1.3 MANFAAT
Manfaatkegiatanpengaktualisasiannilai-nilaidasarASN adalah sebagaiberikut:
1.3.1 UntukPesertaLatsar
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengimplementasikan nilai-nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) pada setiap aktivitas kerja sebagai upaya mewujudkan pribadi ASN yang
profesosinal.
1.3.2 Untuk Organisasi
Organisasi dapat mewajibkan seluruh ASN menerapkan nilaidasar ANEKA dan

3
menjadikan sebagai landasan berorganisasi serta tata kelola unit kerja,agar visi misi dan
tujuan Puskesmas Barangka dapattercapaidenganbaik.
1.3.3 UntukMasyarakat
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi
padapelayanan,pengayoman,danpemberdayaankegiatan

1.4 RUANG LINGKUP


Aktualisasi ini akan dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi pada ibu hamil dan
ibu hamil dengan KEK di Posyandu maupun maupun di balai desa sehingga terjadi
Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil tentang KEK Di Wilayah Kerja Puskesmas Barangka
Kabupaten Muna Barat dengan menerapkan nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi(ANEKA) sebagai aparatur sipil negara (ASN).

1.5 WAKTU DAN TEMPAT


1.5.1 Waktu
Waktu pelaksanaan kegiatan Aktualisasi ini yaitu tanggal 2 Oktober sampai dengan 6
November 2021.
1.5.2 Tempat
Tempat pelaksanaan kegiatan rancangan Aktualisasi yaitu diWilayah kerja Puskesmas
Barangka Kabupaten Muna Barat.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR
DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

2.1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI


2.1.1 Kedudukan Organisasi
Puskesmas adalah penanggungjawab utama penyelenggara upaya kesehatan
untuk jenjang tingkat pertama.Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan
dan pelayanan kesehatan masyarakat terdepan dalam pembangunan kesehatan
masyarakat. Untuk itu,Puskesmas berfungsi menyelenggarakan dan melaksanakan
kegiatan/tugas teknis dan administrasi.
Penyelenggaraan kegiatan diPuskesmas bertujuan untuk mewujudkan tujuan
pembangunankesehatanyaitutercapainyaKecamatan
Sehatmenujuterwujudnya“INDONESIASEHAT,MANDIRI DAN BERKEADILAN.”
Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan yaitu“Masyarakat yang hidup dalam
lingkungan bersih dan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata sehingga tercapai derajat kesehatanyangoptimal”.
Untuk itu, pendekatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diharapkan
dapatmenjangkau seluruh lapisan masyarakat berdasarkan kebijakan pemerintah.Oleh
karena itu peran Puskesmas sangat penting baik sebagai wadahpengelolaan program
maupun sebagai penggerak peran serta masyarakat untuk menujang keberhasilan
pembangunan kesehatan.
Daerah Kecamatan Barangka merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Muna Barat yang terletak di bagian barat pulau Muna. Secara geografis, Barangka
terletak di bagian barat garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara
5.000 - 6.250 LS dan membentang dari Barat keTimur diantara123.340 BT – 124.640 BT
dengan luas wilayah 33,09 km2.

5
Dilihat dari segi geografis Puskesmas Barangka memiliki batas wilayah:
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Puskesmas Wuna
Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Puskesmas Lawa
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Puskesmas Lawa
Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Puskesmas Wuna
Di Kecamatan Barangka terdapat dua puskesmas yaitu Puskesmas Barangka dan
PuskesmasWuna.Di Kecamatan Barangka terdapat 8 desa yaitu Barangka, Sawerigadi,
Bungkolo, Lapolea, Walelei, Waulai, Lafinde dan Wuna. Puskesmas Barangka
mempunyai wilayah kerja di sebagian Kecamatan Barangka.
Batas Wilayah kerja puskesmas barangka meliputi 5 (lima) desa :
a. Desa Sawerigadi
b. Desa Lapolea
c. Desa Barangka
d. Desa Bungkolo
e. Desa Walelei

Gambar1.PetaWilayahKerja PuskesmasBarangka Kecamatan Barangka

(Sumber: Statistik daerah Kec. Barangka dalam angka 2019)

6
Kecamatan Barangka terletak disebelah Barat pulau Muna. Secara Geografis,
wilayah ini merupakan daerah pedesaan dan perkebunan dengan Kondisi dataran tinggi
dengan ketinggian +700 m di atas permukaan laut yang merupakan tanah kering
sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Penduduk Kecamatan Barangka adalah penduduk yang mayoritasnya terdiri dari
suku Muna. Jumlah penduduk sebanyak 5.504 jiwa sedangkan jumlah kepala keluarga
sebanyak 1.294 KK.

Tabel 2.1. Distribusi Jumlah Penduduk per Desa Tahun 2020

No Nama Desa TOTAL JUMLAH


(Jiwa) (KK)
1 Desa Sawerigadi 1.408 313

2 Desa Lapolea 1.500 313

3 Desa Barangka 1.177 317

4 Desa Bungkolo 737 170

5 Desa Walelei 682 181

Jumlah 5.504 1.294

Berbicara masalah sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Barangka


Kabupaten Muna Barat maka secara kualitas dan kuantitas dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a) TenagaKesehatan
SDM Kesehatan di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit
kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di Kabupaten/Kota, dengan status
kepegawaian PNS, CPNS, Honorer. SDM Kesehatan tersebut bekerja di
PuskesmasBarangka. Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan

7
kesehatan masyarakat sehingga kinerjanya sangat berpengaruh pada ketersediaan
sumber daya manusia yang dimiliki terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Jumlah
dan jenis tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Barangka dapat dilihat pada table di
bawah ini:

Tabel 2.2 Data Kepegawaian Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat Tahun 2021

Jumlah Yang Ada Jumlah

No Jenis Ketenagaan PNS HONORER/


KONTRAK

1 Dokter Umum 1 orang - 1 orang

2. Apoteker 1 orang - 1 orang

3. D.III Farmasi 1 orang - 1 orang

4. Ners - 2 orang 2 orang

5. S.1 Keperawatan - -

6. D.III. 3 orang 5 orang 8 orang


Keperawatan

7. S.1 Kesmas - 1 orang 1 orang


Promkes

8. S.1 Kesmas 1 orang - 1 orang


Epidemiologi dan
Statistik

9. S.1 Kesmas AKK 1 orang - 1 orang

10. S.1 Kesmas Gizi 1 orang 1 orang 2 orang

11 D.III Kesmas 1 orang - 1 orang

8
Kesling

12. D.IV Kebidanan 2 orang 2 orang 4 orang

13. D.III Ke bidanan 3 orang 11 orang 14 orang

14. D.III Analis - 1 orang 1 orang

15. D.III Gigi - 1 orang 1 orng

16. Sopir - 1 orang 1 orang

17. Cleaning Service - 1 orang 1 orang

Total 15 Orang 26 orang 41 orang

Sumber: Subbag Tata Usaha Puskesmas Barangka

Tabel 2.3 Sarana kesehatan di kecamatan Barangka

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Puskesmas Pembantu 1

3 Polindes 0

4 Posyandu 7

5 Poskesdes 2

Sumber: Subbag Tata Usaha Puskesmas Barangka

2.1.2 Visi dan Misi Organisasi


2.1.2.1 Visi Organisasi
Visi merupakan pandangan jauh tentang suatu perusahaan ataupun lembaga dan
lain-lain, visi juga dapat diartikan sebagai tujuan perusahaan atau lembaga dan

9
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuannya tersebut pada masa yang
akan datang atau masa depan. Dengan arti lain visi adalah keadaan masa depan
yang dicita-citakan dan ingin diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah. Dengan
mengacu pada batasan tersebut, visi Puskesmas Barangka yaitu:

“ Menjadi pusat pelayanan kesehatan yang professional, berkualitas dan


ramah pasien.”

2.1.2.2 Misi Organisasi


Misi pembangunan Puskesmas Barangka adalah mendukung tercapainya misi
Pembangunan Kesehatan Nasional yaitu :
a) Memberikan pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau di wilayah kerja
Puskesmas Barangka.
b) Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan
manajemen yang professional, akuntabel, efektif dan efisien di wilayah kerja
Puskesmas Barangka.
c) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di wilayah kerja
Puskesmas Barangka.
d) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Barangka.

2.1.2.3 Motto Organisasi


“Melayani dengan hati, kesehatan Anda Kepuasan Kami”

2.1.3 Nilai Organisasi


Adapun Tata Nilai Puskesmas Barangka yaitu :

GEMILANG
G : Gesit melayani pasien
E : Elok tempat layanan kesehatan
M : Maksimal keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan

10
I : Intensif dalam konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional
LANG : Langsung, Tanggap, Selamat, Dan Sehat.

11
2.1.4 Struktur Organisasi Puskesmas
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BARANGKA

12
2.1.5 Tupoksi organisasi
2.1.5.1 Tugas Pokok
Tugas pokok dan fungsi puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang puskesmas adalah sebagai
berikut:
1) Melaksanakan kebijakan Kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
Kesehatan di wilayah kerjanya
2) Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga
3) Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan Kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga

2.1.5.2 Fungsi Organisasi


Berdasarkan PerMenKes RI Nomor 43 Tahun 2019 puskesmas mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2) Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya

2.1.5.3 Tugas Pokok Penulis

Tugas pokok penulis sebagai bidan terampil di Puskesmas Barangka Kabupaten


Muna Barat mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;


2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan
3) Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4) Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent
5) Melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6) Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene;”

13
7) Memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus
fisiologis;
8) Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9) Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan
10) Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11) Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12) Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13) Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14) Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga
pasca persalinan (KF 1);
16) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF
2)
17) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan
(KF 3);
18) Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan;
19) Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal;
20) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21) Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR);
22) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23) Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25) Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk
remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;

14
26) Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah
kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27) Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28) Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);
29) Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung
Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30) Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada
anak sekolah

2.1.6 Sumber Daya Puskesmas Barangka


Untuk mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat, maka Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat perlu ditunjang oleh
sumber daya aparatur yang memadai. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat didukung oleh sebanyak 42 orang pegawai,
sebagai berikut :

Tabel 2.4Jumlah Pegawai yang bertugas di puskesmas Barangka

Jumlah Yang Ada Jumlah

No Jenis Ketenagaan PNS HONORER/


KONTRAK

1 Dokter Umum 1 orang - 1 orang

2. Apoteker 1 orang - 1 orang

3. D.III Farmasi 1 orang - 1 orang

4. Ners - 2 orang 2 orang

15
5. S.1 Keperawatan - -

6. D.III. 3 orang 5 orang 8 orang


Keperawatan

7. S.1 Kesmas - 1 orang 1 orang


Promkes

8. S.1 Kesmas 1 orang - 1 orang


Epidemiologi dan
Statistik

9. S.1 Kesmas AKK 1 orang - 1 orang

10. S.1 Kesmas Gizi 1 orang 1 orang 2 orang

11 D.III Kesmas 1 orang - 1 orang


Kesling

12. D.IV Kebidanan 2 orang 2 orang 4 orang

13. D.III Ke bidanan 4 orang 11 orang 15 orang

14. D.III Analis - 1 orang 1 orang

15. D.III Gigi - 1 orang 1 orng

16. Sopir - 1 orang 1 orang

17. Cleaning Service - 1 orang 1 orang

Total 15 Orang 26 orang 42 orang

16
Tabel 2.5. Sarana kesehatan di Puskesmas Barangka

No Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesmas 1

2 Puskesmas Pembantu 1

3 Polindes 0

4 Posyandu 7

5 Poskesdes 2

2.1.7 Identifikasi dan Penetapan Isu


2.1.7.1 Identifikasi Isu

Tabel 2.6. Identifikasi isu


PELAKSANAAN TUGAS DESKRIPSI
ATAU FUNGSI KETERKAITAN
NO. ISU TERIDENTIFIKASI
PEGAWAI YANG DENGAN AGENDA
BELUM OPTIMAL. III

Merencanakan asuhan Kurangnya pengetahuan


kebidanan kasus fisiologis Ibu Hamil tentang Whole Of
1. sesuai kesimpulan Kekurangan Energi Kronis Government
(KEK) di wilayah kerja Pelayanan Publik
Puskesmas Barangka.

Memberikan Komunikasi
Rendahnya pengetahuan
Informasi dan Edukasi
akseptor KB tentang Whole Of
(KIE) tentang kesehatan
metode kontrasepsi jangka Government
2. reproduksi perempuan dan
panjang (MKJP) di
Keluarga Berencana (KB)
wilayah kerja Puskesmas Pelayanan Publik
pada individu/keluarga
Barangka
sesuai kebutuhan

Belum optimalnya Whole Of


Melaksanakan fungsi
penerapan 6 langkah cuci Government
3. pengarahan pelaksanaan
tangan bagi para petugas
pelayanan kebidanan Pelayanan Publik
kesehatan

17
2.1.7.2 Penetapan Isu
Berdasarkan pengalaman yang penulis alami selama menjalankan tugas
kurang lebih 6 (enam) bulan di Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat,
penulis menemukan tiga isu berdasarkan kondisi saat ini dan kondisi diharapkan,
setelah dilakukan konsultasi kepada pimpinan atau mentor melalui media
komunikasi selama penulis mengikuti Latihan Dasar maka ditetapkan satu isu
yang telah mendapatkan persetujuan oleh pimpinan. Adapun isu tersebut yaitu
Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) di
wilayah kerja Puskesmas Barangka. Kabupaten Muna Barat.
Adapun teknik analisis yang penulis lakukan sebagai pisau pemangkas
yang digunakan untuk menetapkan satu Isu yaitu dengan menggunakan metode
analisa APKL. Dimana metode analisis ini digunakan untuk menentukan tingkat
Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya dan selanjutnya
menentukan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah
perankingan merupakan isu prioritas.

Aktual, Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di masyarakat


Problematik, Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu
dicarikan solusinya sesegera mungkin
Kekhalayakan, Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
Kelayakan, Masuk akal, realistis, relevansi untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalah

Tabel 2.7 Analisis APKL

Kriteria Skor
NO ISU TERIDENTIFIKASI Total Ranking
A P K L
Rendahnya pengetahuan Ibu
Hamil tentang Kekurangan
1. Energi Kronis (KEK) di wilayah 5 4 5 5 19 I

kerja Puskesmas Barangka.

18
Rendahnya pengetahuan
akseptor KB tentang metode

2. kontrasepsi jangka panjang 5 4 4 4 17 II


(MKJP) di wilayah kerja
Puskesmas Barangka

Belum optimalnya penerapan

3. 6 langkah cuci tangan bagi para 3 4 3 4 14 III


bidan di Puskesmas Barangka

Adapun skalanya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 2.8 Indikator APKL Penetapan Isu


Skala Keterangan

5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan

3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis isu dengan metode
APKL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas
adalah “Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK) di wilayah kerja Puskesmas Barangka. Kabupaten Muna Barat.”

19
2.1.8 Analisis Isu
2.1.8.1 Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Kurangnya pengetahuan Ibu
Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas
Barangka. Kabupaten Muna Barat” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu yaitu :
1) Tidak adanya peningkatan perilaku untuk mencapai kesehatan.
2) Dapat terjadi kelahiran premature, bayi dengan BBLR (berat badan lahir
rendah), dan stunting.
3) Meningkatnya ketidakpatuhan ibu hamil untuk mengkonsumi makanan yang
mengandung nutrisi selama kehamilan.

2.1.8.2 Peta Permasalahan


Setelah sebuah isu ditetapkan sebagai isu terpilih dalam rancangan
aktualisasi, maka perlu ditelusuri faktor-faktor penyebab terjadinya isu melalui
peta permasalahan sebagai berikut:

Minimalnya informasi Rendahnya kemauan ibu Kurangnya partisipasi ibu


yang diperoleh tentang hamil untuk mengatasi hamil saat kegiatan
KEK pada ibu hamil. KEK penyuluhan tentang KEK

Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil


tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK)

20
2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi dan tugasnya sebagai
ASN. Adapun nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Penjelasan dari kelima nilai tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:

2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas. Namun dua
konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Lebih lanjut akuntabilitas merujuk pada kewajiban individu,
kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan hal tersebut.
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga
dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
21
menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus
disertai dengan keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapainya tujuan akhir.
2.2.2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan yang
menjadi tolak ukur dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu
cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat
maupun di daerah.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban
antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.

22
Dalam arti sempit, Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sementara
secara arti luas, nasionalisme berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada lima indikator
dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa)


Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya
Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa religius yang mengakui adanya Tuhan.
b. Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Nilai ini mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai
moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan
segala sesuatu sebagaimana mestinya.
c. Sila 3 (Persatuan Indonesia)
Sila ini mengandung nilai bahwa persatuan Indonesia mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Semangat
kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keberagaman dan terbagi dalam
beberapa golongan. Selain kehendak hidup bersama, kebersamaan bangsa
Indonesia juga didukung oleh semangat gotong-royong. Dengan kegotong-
royongan itulah, Indonesia mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah
Indonesia, bukan hanya membela atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau
bagian tertentu dari teritorial Indonesia. Tujuan nasionalisme yang didasari dari
semangat gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
kemajemukan dan keanekaragaman budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai
kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif dan sebagai suatu
ancaman. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif sebagai limpahan karunia
yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan. Ke luar berarti

23
memuliakan kemanusiaan secara universal, dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.

d. Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan)
Sila ini mengandung makna pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga perwakilan.
e. Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia)
Sila ini mengandung makna sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur lahiriah dan batiniah.

2.2.3. Etika Publik


Etika publik adalah refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik
atau buruk, benar atau salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik. Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk
menentukan apakah suatu perbuatan itu pantas dilakukan, guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan
untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut.
Adapun nilai-nilai dasar dari Etika Publik, antara lain:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna dan santun;

24
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

Etika Publik merupakan landasan dasar bagi penuntun perilaku, norma etika justru
sangat menentukan perumusan kebijakan maupun pola tindakan yang ada didalam
organisasi publik. Jika aparat pemerintah maupun masyarakat sudah memiliki dasar
norma etika yang kuat, ketaatan terhadap norma hukum akan mengikuti dan biasanya
korupsi, penyalahgunaan kekuasaan atau bentuk-bentuk penyimpangan lain akan
dapat dicegah sejak dini.

2.2.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama yang
menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
a. Efektif
Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja sedangkan efektivitas organisasi berarti
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan
barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan atau
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber daya sedangkan efisiensi
organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisensi

25
dapat dihitung sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa.

c. Inovasi
Inovasi adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan di
pasar, teknologi dan persaingan.
d. Orientasi Mutu
Orientasi Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yag diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja.

2.2.5 Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi juga sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Sebagai PNS, dampak korupsi tidak hanya sekedar
menimbulkan kerugian keuangan negara, namun juga dapat menimbulkan kerusakan
kehidupan yang tidak hanya bersifat jangka pendek, namun juga secara jangka
panjang.

Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari Nilai-
nilai anti korupsi antara lain:

a. Kejujuran, Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
bisa menjadi pribadi yang berintegritas;
b. Kepedulian, Kepedulian kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan

26
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita, dan membutuhkan uluran tangan;
c. Kemandirian, Sifat kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkan untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat;
d. Kedisiplinan, Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani
tugasnya;
e. Tanggung Jawab, Pribadi yang sadar bahwa segala tindakan dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya;
f. Kerja keras, Individu yang memiliki etos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang
sebesar-besarnya;
g. Kesederhanaan, gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup
boros;
h. Keberanian, Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan; dan
i. Keadilan, Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Bila dia seorang pimpinan maka dia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.

2.2.6 Manajemen ASN

Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai


ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman

a. Kedudukan ASN

27
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk
dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam
UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN.

1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan kesatuan.

b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
1) Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
2) Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional da berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara danpemerintah. ASN senantiasa menjunung tinggi

28
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

c. Hak dan Kewajiban ASN


Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Dapat diatikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima. Agar
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejateraan ASN dan akuntabel, maka setiap SN
diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN sebagai berikut:

Hak PNS Hak PPPK


- Gaji, tunjangan dan fasilitas - Gaji, tunjangan dan fasilitas
- Cuti - Cuti
- Jaminan pensiun dan jaminan - Perlindungan
hari tua - Pengembangan kompetensi
- Perlindungan
- Pengembangan kompetensi

Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU No.


5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai ASN memiliki hak
dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92
pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:

1) Jaminan kesehatan;
2) Jaminan kecelakaan kerja;
3) Jaminan kematian; dan
4) Bantuan hukum.

Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat

29
kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang sepatutnya diberikan.
Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN wajib:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah
yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

d. Kode Etik dan Perilaku ASN


Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

30
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN; dan
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
Pegawai ASN.

2.2.7 Whole of Government


a. Pengertian Whole of Government
Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di lapangan maka
WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu
atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan
dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain:
tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Sesuai
dengan karakteristik wicked problems.
b. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam Pelayanan Terintegrasi
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini pernah dipraktekkan
oleh beberapa negara, termasuk Indonesia dalam level-level tertentu.
1) Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang

31
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span
of control atau rentangkendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekatijumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
2) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu cara melakukan
WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status lembaga singkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
3) Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di
luar struktur formal, yang setidaknya tidak permanen. Pembentukan gugus
tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam
koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
sebagai berikut:
1) Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda.
2) Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya
kolborasi samapi dengan kelembagaan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan
WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang
mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta

32
meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.

2.2.8 Pelayanan Publik


Sebagaimana termuat dalam UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah
partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan
efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi
norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh
ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai berikut: Sikap atau
perilaku; Ekspresi wajah; Penampilan; Cara berpakaian; Cara berbicara; Cara
mendengarkan; dan Cara bertanya.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi
dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan,
kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran,
dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya.

33
34
BAB III
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

3.1 Gagasan Kreatif Pemecahan Isu

Unit Kerja : Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat


Isu Yang Diangkat : Kurangnya pengetahuan Ibu Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) di wilayah kerja
Puskesmas Barangka.
Gagasan Pemecah Isu : Peningkatan pengetahuan Ibu Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) melalui
sosialisasi di wilayah kerja Puskesmas Barangka.
Tujuan Gagasan Pemecah Isu : Meningkatkan pengetahuan Ibu Hamil tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) melalui
sosialisasi di wilayah kerja Puskesmas Barangka.

Setelah memahami nilai-nilai dasar ANEKA melalui pelatiahan dasar, maka lahirlah gagasan kreatif untuk menjawab isu yang
diangkat. Adapun nilai-nilai dasar ANEKA akan diaktualisasikan dalam 5 kegiatan, yaitu:
1. Meminta dukungan kepada pimpinan
2. Membuat satuan acara penyuluhan (SAP) dan daftar hadir.
3. Membuat kuesioner pre test dan post test, mencetak leaflet dan membuat baliho/spanduk.
4. Melakukan sosialisasi / penyuluhan pada ibu hamil di Posyandu.
5. Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan yang telah dilakukan

35
Secara lebih rinci tentang rancangan aktualisasi nilai dasar ANEKA di Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat dapat
dicermati pada tabel di bawah ini.

3.2 Deskripsi / Penjelasan Kegiatan


Tabel 3.1
Kegiatan 1. Meminta dukungan kepada pimpinan

Output/Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. 1.1. Menyiapkan agenda Tersedianya agenda dan  WoG Dalam Visi : Menjadi pusat
dan konsultasi untuk terlaksananya pelaksanan rencana pelayanan kesehatan Pelaksanaan
mendapatkan konsultasi untuk aktualisasi penulis
dukungan pimpinan yang professional, kegiatan ini
mendapatkan dukungan akan melakukan menguatkan nilai
Terkait Rencana
dari pimpinan konsultasi serta berkualitas dan ramah organisasi yaitu :
Meminta Aktualisasi
meminta dukungan pasien. Intensif dalam
Dukungan
pimpinan sebagai konsultasi dengan
Kepada tenaga kesehatan
wujud koordinasi
Pimpinan Profesional
dan kolaborasi.
Misi 2 :Meningkatkan
 Akuntabilitas tata kelola puskesmas
Penulis akan
yang baik melalui
berkonsultasi untuk
mendapatkan perbaikan manajemen
dukungan kepada yang professional,
pimpinan dengan

36
penuh rasa akuntabel, efektif dan
tanggung jawab efisien di wilayah
 Nasionalisme
Penulis akan kerja Puskesmas
menggunakan Barangka.
bahasa Indonesia
yang baik dan benar
agar mendapatkan
dukungan pimpinan
saat berkonsultasi
 Etika Publik
Penulis akan
menggukan pakaian
yang sopan,
memakai sepatu dan
bertutur kata sopan
agar mendapatkan
dukungan pimpinan
saat berkonsultasi.

1.3. Mencatat arahan Tercatatnya arahan  Akuntabilitas Pelaksanaan


pimpinan Penulis akan kegiatan ini
mencatat arahan dan menguatkan nilai
persetujuan organisasi yaitu
pimpinan secara Langsung, tanggap,
selamat dan sehat
konsisten dan penuh
tanggungjawab
 Anti Korupsi
Penulis akan

37
mencatat hasil
arahan dan
persetujuan
pimpinan secara
jujur
 Komitmen Mutu
Demi evektifas dan
efisiensi waktu,
Penulis akan
mencatat hasil
arahan dan
persetujuan
pimpinan dan
mengarsipkannya
dalam bentuk digital

1.4. Meminta Terbitnya surat  Nasionalisme Pelaksanaan


persetujuan persetujuan Penulis akan kegiatan ini
pimpinan tentang membuat menguatkan nilai
rencana kegiatan persetujuan organisasi yaitu :
yang akan dilakukan Intensif dalam
pimpinan sebagai
konsultasi dengan
wujud kerjasama
tenaga kesehatan
dalam rencana
pelaksanaan
aktualisasi
 Akuntabilitas
Penulis akan
membuat hasil
persetujuan
pimpinan secara

38
transparan
 Etika Publik
Penulis akan tetap
taat perintah
pimpinan apapun
hasil keputusan saat
membuat
persetujuan

Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Pimpinan tidak berada ditempat / melakukan tugas diluar kota

Dampak Bila Kegiatan Proses Kegiatan tidak akan bisa berlanjut karena belum mendapatkan izin pimpinan
Tidak Terlaksana

Alternatif Solusi Tetap memfollow up Pimpinan sampai kegiatan ini terlaksana dengan baik

Tabel 3.2
Kegiatan 2. Membuat Satuan Acara Penyuluhan
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

 Akuntabilitas Visi : Menjadi pusat


pelayanan kesehatan
Dalam membuat
rancangan SAP dan yang professional,
daftar hadir saya akan

39
lakukan dengan penuh
tanggung jawab.

2. Terlaksananya pembuatan  Nasionalisme Pelaksanaan kegiatan


2.1 Membuat rancangan SAP dan daftar hadir Saya akan menggunakan ini menguatkan nilai
SAP dan daftar hadir Bahasa Indonesia yang organisasi yaitu :
peserta penyuluhan Memaksimalkan
baik dan benar serta
keberadaan fasilitas
Bahasa yang mudah berkualitas dan ramah
kesehatan dengan
dipahami dalam pasien. tenaga kesehatan
membuat isi rancangan professional.
SAP dan daftar hadir.
 Etika Publik
Misi 3 :Meningkatkan
Saya akan membuat SAP
dan daftar hadir dengan kualitas dan kuantitas
cermat dan penuh sarana dan prasarana di
tanggung jawab.
wilayah kerja
 Komitmen Mutu
Saya akan membuat SAP Puskesmas Barangka.
dan daftar hadir dengan .
teliti serta menggunakan
media dengan nefektif
dan efisien.
 Anti Korupsi
Saya akan bekerja keras
dan penuh tanggung
2. Membuat satuan jawab dalam pembuatan
acara penyuluhan SAP dan daftar hadir.
(SAP)
2.2 Menyiapkan alat dan Tersedianya alat dan bahan  Etika Publik Pelaksanaan kegiatan
bahan penyuluhan Penulis akan cermat dan ini menguatkan nilai

40
penyuluhan teliti dalam menyiapkan organisasi yaitu :
alat dan bahan. Memaksimalkan
 Akuntabilitas keberadaan fasilitas
Penulis akan kesehatan dengan
bertanggung jawab akan tenaga kesehatan
professional.
tersedianya alat dan
bahan
 Komitmen Mutu
Penulis akan
menggunakan waktu
seefisien mungkin
dalam menyiapkan alat
dan bahan sehingga bisa
beralih ke tahapan lain..

2.3 Mencetak SAP dan Tersedianya SAP dan  Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
daftar hadir daftar hadir Penulis akan ini menguatkan nilai
bertanggungjawab organisasi yaitu :
untuk menyediakan SAP Memaksimalkan
dan daftar hadir saat keberadaan fasilitas
kesehatan dengan
sosialisasi
tenaga kesehatan
 Anti Korupsi professional.
Penulis akan membuat
daftar hadir dengan jujur
dan membuat SAP
dengan rancangan
sendiri
 Etika Publik
Penulis akan menyusun
dengan cermat dan

41
telitiSAP dan daftar
hadir sesuai dengan
sosialisasi yang akan
dilakukan.

Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Pimpinan tidak berada ditempat / melakukan tugas diluar kota

Dampak Bila Kegiatan


Proses Kegiatan tidak akan bisa berlanjut karena belum mendapatkan izin pimpinan
Tidak Terlaksana

Alternatif Solusi Terus berkoordinasi dengan rekan agar persiapan berjalan dengan lancar.

Tabel 3.3
Kegiatan 3. Membuat kuesioner pre test dan post test, mencetak leaflet dan membuat baliho/spanduk.

Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

 Akuntabilitas Visi : Menjadi pusat


pelayanan kesehatan
Saya akan bersungguh-
sungguh dalam yang professional,
mempersiapkan alat dan berkualitas dan ramah
bahan serta desain untuk
pasien.
membuat leaflet.

42
3. Terlaksananya pembuatan  Nasionalisme Pelaksanaan kegiatan
3.1 Menyiapkan alat dan leaflet Penulis akan ini menguatkan nilai
bahan untuk mendesain menggunakan Bahasa organisasi yaitu :
dan membuat leaflet dan Memaksimalkan
Indonesia yang baik dan
spanduk keberadaan fasilitas
benar dalam pembuatan
kesehatan dengan
materi leaflet dan tenaga kesehatan
3. Membuat spanduk.
kuesioner pre test Misi 3 :Meningkatkan professional.
 Komitmen Mutu
dan post test, Saya akan menyiapkan kualitas dan kuantitas
mencetak leaflet alat dan bahan untuk sarana dan prasarana di
dan membuat membuat leaflet dan wilayah kerja
baliho/spanduk spanduk dengan efektif
Puskesmas Barangka.
dan efisien
 Anti Korupsi .
Saya akan bekerja keras
dan penuh tanggung
jawab dalam menyiapkan
alat dan bahan untuk
membuat leaflet dan
spanduk.

3.2 Membuat soal pre test Terlaksananya pembuatan  Etika Publik Pelaksanaan kegiatan
dan post test soal pre test dan post test Penulis akan cermat dan ini menguatkan nilai
teliti dalam membuat organisasi yaitu :
soal pre test dan post Memaksimalkan
test keberadaan fasilitas
kesehatan dengan
tenaga kesehatan
 Akuntabilitas
. professional.
Penulis akan
. bertanggung jawab akan
43
pembuatan soal pretest
dan post test
 Anti Korupsi
Penulis akan penuh
tanggung jawab
membuat soal pre test
dan post test
berdasarkan hasil
pemikiran sendiri.

2.3 Mencetak leaflet, Tersedianya leaflet,  Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan


spanduk dan soal pretest spanduk dan soal pre test Penulis akan mencetk ini menguatkan nilai
maupun post test dan post test. leaflet, spanduk dan soal organisasi yaitu :
dengan penuh tanggung Memaksimalkan
jawab. keberadaan fasilitas
kesehatan dengan
 Nasionalisme
tenaga kesehatan
Penulis akan berkorban
professional.
untuk mencetak leaflet,
spanduk dan soal pre tes
dan post tes
 Komitmen Mutu
Penulis akan mencetak
dengan menggunakan
media yanag efektif dan
efisien.

Analisis Dampak Tempat pencetakan spanduk jauh dari tempat dilaksanakannya sosialisasi dan membutuhkan
Perkiraan Hambatan
waktu pengerjaan 2x24 jam

Proses Kegiatan tidak akan bisa berlanjut jika leaflet dan spanduk tidak ada.
Dampak Bila Kegiatan

44
Tidak Terlaksana

Alternatif Solusi Mengupayakan pencetakan sesegera mungkin

Tabel 3.4
Kegiatan 4. Melakukan sosialisasi / penyuluhan pada ibu hamil di Posyandu.
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

 Akuntabilitas Visi : Menjadi pusat


pelayanan kesehatan
Saya akan berpartisipasi
dan meminta kesediaan yang professional,
ibu hamil untuk berkualitas dan ramah
mengikuti sosialisasi
pasien.
4. Ibu hamil dan rekan-rekan  Nasionalisme Pelaksanaan kegiatan
4.1 Meminta kesediaan dan di posyandu bersedia Saya akan ini menguatkan nilai
persetujuan ibu hamil bermusyawarah untuk Misi 4 :Meningkatkan organisasi yaitu :
serta rekan-rekan di Memaksimalkan
meminta kesediaan peran serta masyarakat keberadaan fasilitas
posyandu.
pasien dalam mengikuti
sosialisasi dan dalam bidang kesehatan kesehatan dengan
tenaga kesehatan
4. Melakukan menghormati hak- di wilayah kerja professional.
sosialisasi / haknya. Puskesmas Barangka

45
penyuluhan pada  Etika Publik
ibu hamil di Saya akan meminta
kesediaan ibu hamil
Posyandu.
dengan tutur kata yang .
ramah dan sopan santun.

4.2. Membagikan lembar Lembar pretest sudah ada  Nasionalisme Pelaksanaan kegiatan
kuesioner pretest. diterima oleh ibu hamil Saya akan membagikan ini menguatkan nilai
soal dengan adil dan organisasi yaitu :
tidak diskriminasi Memaksimalkan
 Komitmen Mutu keberadaan fasilitas
Saya akan membagikan kesehatan dengan
soal pre test dengan tenaga kesehatan
teliti dan cermat professional.
 Anti Korupsi
Saya akan membagikan
soal pre test dengan
jujur dan transparan.

4.3 Membagikan leaflet pada Leaflet sudah diterima  Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
. pasien dan keluarga oleh ibu hamil Saya akan membagikan ini menguatkan nilai
. serta rekan kader soal leflet dengan penuh organisasi yaitu :
maupun rekan sejawat tanggung jawab dan Memaksimalkan
yang berada di keberadaan fasilitas
tidak diskriminatif
posyandu kesehatan dengan
 Etika Publik
tenaga kesehatan
Saya akan membagikan
professional.
leflet dengan ramah dan
mengutamakan sopan
santun
 Komitmen Mutu

46
Saya akan membagikan
leflet dengan teliti dan
cermat

4.4. Memberikan edukasi Ibu hamil mengerti dengan  Akuntabilitas


kepada ibu hamil edukasi yang diberikan Saya akan bersungguh-
tentang KEK dan sungguh dan
bahayanya. bertanggung jawab
dengan materi yang saya
sampaikan
 Nasionalisme
Saya akan memberikan
sosialisasi dengan
bahasa Indonesia yang
baik dan benar
 Komitmen Mutu
Saya akan
menggunakan
komunikasi yang
efektif yang mudah
dimengerti dan
mengefisienkan waktu.
4.5. Melakukan dokumentasi Tersedianya dokumentasi  Akuntabilitas
kegiatan yang telah Saya akan bertanggung
dilakukan jawab dengan
dokumentasi yang saya
lakukan
 Nasionalisme
Saya akan bekerja sama
dengan teman sejawat
dalam mengambil
dokumentasi
 Etika Publik

47
Saya akan melakukan
dokumentasi dengan
baik dan sopan
Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Kurangnya Ibu Hamil yang hadir

Dampak Bila Kegiatan


Tidak tercapainya waktu kegiatan sesuai jadwal
Tidak Terlaksana

Alternatif Solusi Terus berkoordinasi dengan rekan sejawat dan rekan kader Posyandu agar sosialisasi dapat berjalan.

Tabel 3.5
Kegiatan 5. Melakukan Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan yang telah dilakukan
Keterkaitan Substansi Kontribusi terhadap Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Kegiatan
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Nilai Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

 Akuntabilitas Visi : Menjadi pusat


pelayanan kesehatan
Saya bertanggung jawab
dalam memberikan yang professional,
lembar pot test kepada berkualitas dan ramah
ibu hamil
pasien.
5. Lember post test sudah  Nasionalisme Pelaksanaan kegiatan
5.1 Memberikan lembar diterima oleh ibu hamil Saya akan membagikan ini menguatkan nilai
post test pada ibu hamil lembar post test kepada Misi 2 :Meningkatkan organisasi yaitu :

48
ibu hamil tanpa adanya Memaksimalkan
dsikriminasi keberadaan fasilitas
 Etika Publik kesehatan dengan
5. Melakukan tenaga kesehatan
Saya akan membagikan
professional.
evaluasi dan poste test dengan cara
yang sopan dan ramah.
pelaporan
tata kelola puskesmas
kegiatan yang
yang baik melalui
telah dilakukan
perbaikan manajemen
.
yang professional,
akuntabel, efektif dan
5.2. Merekap dan Tersedianya rekapan hasil  Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
merumuskan hasil pre pre test dan post test Saya bertanggung jawab ini menguatkan nilai
test dan post test terhadap hasil rekapan organisasi yaitu :
test Memaksimalkan
keberadaan fasilitas
 Komitmen Mutu
kesehatan dengan
Saya akan merekap hasil
tenaga kesehatan
pre test dan post test professional.
dalam waktu seefektif
dan seefisien mungkin
 Anti Korupsi
Saya akan merekap
hasil test dengan jujur
dan trsanparan dan tidak
ada diskriminasi .
.
. 5.3. Melakukan pelaporan Terbitnya laporan  Akuntabilitas Pelaksanaan kegiatan
kepada atasan tentang kegiatan. Saya akan membagikan ini menguatkan nilai
kegiatan yang telah organisasi yaitu :

49
dilakukan soal leflet dengan penuh Memaksimalkan
tanggung jawab dan keberadaan fasilitas
tidak diskriminatif kesehatan dengan
tenaga kesehatan
 Nasionalisme
Saya berdiskusi dan professional.
bermusyawarah dengan
atasan mengenai
laporan kegiatan
 Anti Korupsi
Saya akan melaporkan
kegiatan dengan jujur

Analisis Dampak Perkiraan Hambatan Pimpinan tidak berada ditempat / melaksanakan tugas luar.

Dampak Bila Kegiatan Tidak terukurnya output pelaksanaan seluruh kegiatan dan tahapan kegiatan.
Tidak Terlaksana

Alternatif Solusi Memfollow up pimpinan agar terlaksananya kegiatan dengan baik serta hasil memuaskan.

3.3 Estimasi Biaya Kegiatan


RENCANA BIAYA PELAKSANAAN AKTUALISASI/HABITUASI
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) MELALUI SOSIALISASI DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT

50
: UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEK DI WILAYAH KERJA
TUJUAN PUSKESMAS BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT
NAMA : TYAS SRI UTAMI ERNADIBAR, AM.Keb
NDH : 30
UNIT KERJA : PUSKESMAS BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT
Harga Jumlah
Jumlah
No. Jenis Belanja Satuan Biaya Keterangan
Satuan
(Rp.) (Rp.)
               
1. BELANJA BARANG/JASA      
  a. Telekomunikasi;      
    - Pulsa HP 100.000 1 100.000  Kuota Internet
b ATK
- Pulpen 25.000 1 Dos 25.000
- Foto copy 300 25 lembar 7.500
c Percetakan
- Cetak Leflet 2.000 25 lembar 50.000
- Spanduk / Baliho 1x3 m 70.000 1 lembar 70.000
TOTAL BELANJA       252.500  
Estimasi biaya Pelaksanaan Aktualisasi/Habituasi “PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEK DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARANGKA KABUPATEN MUNA BARAT." adalah sebesar Rp. 252.500,-
(Dua ratus lima puluh dua ribu lima ratus rupiah).

3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar PNS


Kegiatan aktualisasi nilai dasar PNS yang akan dilaksanakan Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat pada hari Jumat, 1
Oktober 2021 sampai dengan Sabtu, 31 Oktober2021. Jadwal tersebut telah disusun berdasarkan jadwal yang telah diberikan oleh

51
panitia diklat yang disesuaikan dengan kalender pendidikan yang ada. Adapun jadwal pelaksanaan aktualisasi kegiatan disajikan
pada tabel 3.6 di bawah ini.

No Kegiatan OKTOBER NOVEMBER


. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5 6 7
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

1. Meminta
dukungan
kepada
pimpinan

2. Membuat
satuan acara
penyuluhan
(SAP) dan
daftar hadir.

3. Membuat
kuesioner pre
test dan post
test, mencetak
leaflet dan
membuat
baliho/spanduk

52
.

4. Melakukan
sosialisasi /
penyuluhan
pada ibu hamil
di Posyandu.

5. Melakukan
evaluasi dan
pelaporan
kegiatan yang
telah dilakukan

53
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan rancangan kegiatan aktualisasi “ Peningkatan Pengetahuan Ibu


Hamil Tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang akan dilaksanakan di Puskesmas
Barangka Kabupaten Muna Barat dengan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) dalam
melaksanakan rangkaian kegiatan aktualisasi , ada lima kegiatan yang menjadi rancangan
aktualisasi kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurang lebih 38 hari di wilayah kerja
Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Baratantara lain : 1. Meminta dukungan kepada
pimpinan, 2. Mmebuat satuan acara penyuluhan (SAP) dan membuat daftar hadir, 3.
Membuat kuesioner pre test dan post test, mencetak leflet, dan mencetak baliho/spanduk, 4.
Melakukan sosialisasi tentang KEK pada ibu hamil di Posyandu, 5. Melakukan evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan. Maka akan membantu mewujudkan visi dan misi
Puskesmas Barangka Kabupaten Muna Barat dan juga terjalinnya koordinasi dan kolaborasi
(WOG) dengan pihak Pimpinan, Mentor dan rekan-rekan sejawat yang dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dengan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA, terdapat
perubahan sikap, budaya, dan perilaku kerja ASN di tempat tugas.

54
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Aktualisasi:Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Akuntabilitas: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Nasionalisme: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Etika Publik: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Komitmen Mutu: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Anti Korupsi: Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole of Government Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Pend idikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014.

55

Anda mungkin juga menyukai