Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN merupakan profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. ASN merupakan suatu profesi dimana seseorang harus
mendedikasikan dirinya sebagai abdi negara dan menjadi pelayan masyarakat serta mendapat
amanat untuk melaksanakan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara.
Sebagaimana dalam Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 11 menyatakan
pegawai ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pegawai negeri sipil itu sendiri sesuai dengan pasal 1 ayat 3 adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Berdasarkan pertimbangan itulah maka diperlukan suatu Pelatihan Dasar Pegawai
Negeri Sipil yang diatur dalam Perkalan RI Nomor 12 tahun 2018 tentang Pedoman Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II. Didalam pelatihan ini peserta ditanamkan
nilai– nilai dasar profesi PNS yaitu Ber- AKHLAK yang telah disahkan Bapak Joko Widodo pada
27 Juli 2021. Agenda yang harus dilakukan oleh peserta Pelatihan Dasar adalah habituasi.
Agenda habituasi memfasilitasi peserta untuk melakukan proses aktualisasi melalui
pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh melalui mata diklat yang telah
dipelajari. Selain itu, dalam proses habituasi peserta dibekali dengan konsep dan tahap
aktualisasi, penyusunan dan penyajian rancangan aktualisasi, pelaksanaan aktualisasi di
tempat kerja, dan penyajian hasil aktualisasi di tempat kerja dengan menyajikan bukti belajar
yang relevan (LAN, 2017).
Untuk mendukung terwujudnya Aparatur yang jujur, bersih, kompeten dan berintegrasi,
maka seoarang Calon Aparatur Sipil Negara wajib melaksanakan program aktualisasi.
Program aktualisasi bermaksud agar peserta pelatihan dasar dapat menerapkan nilai-nilai
dasar Ber- AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif) yang dipadukan dalam aktivitas kinerja seseorang Aparatur. Sebagai
seorang Aparatur peserta dituntut untuk dapat menjalankan aktivitas kinerjanya dengan
berpedoman pada nilai-nilai tersebut.
1
Berdasarkan Permenkes RI No. 43 tahun 2019, Puskesmas mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya pelayanan Kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative. Dalam melaksanakan tugasnya Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu
sebagai penyelenggara UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan sebagai penyelenggara
UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Sehingga Puskesmas berwenang untuk
melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan.
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting
karena menyumbang utama nomor dua yang mengakibatkan kematian bagi anak-anak usia 1-
59 bulan (L. Liu et al., 2016) . Keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi, perilaku, dan
kebersihan lingkungan atau kebersihan anak memegang peranan penting pada tumbuh
kembang anak baik fisik maupun psikisnya, sehingga apabila kebersihan anak kurang akan
memudahkan terjadinya penyakit diare pada anak (Purwaningdyah, 2015; Tabuwun, 2015).
Pengetahuan tentang kebiasaan hidup yang sehat penting bagi ibu, karena jika ibu memiliki
kebiasaan hidup yang tidak sehat akan menambah insiden anak mengalami diare (Sari &
Budyanra, 2017). Tingkat pengetahuan yang rendah akan menyebabkan ibu balita tidak dapat
melakukan upaya pencegahan maupun perawatan pada anak diare. Faktor pengetahuan ibu
merupakan faktor yang paling dominan daripada faktor lingkungan dan sosial ekonomi dalam
mempengaruhi kejadian diare akut pada balita. Dari Hasil Riskesdas tahun 2018 di Indonesia
kejadian Diare berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan ( dokter spesialis, dokter umum, bidan
dan pe\rawat) sebesar 6.8% untuk semua golongan umur, sedangkan untuk balita 11% .
Kementerian Kesehatan mencatat penyebab utama kematian pada balita di indonsesia adalah
diare. Tercatat terdapat 314 kematian akibat diare pada balita di Indonesia tahu 2019.
Hasil pelaporan Puskesmas Lasalimu, kasus anak dengan Diare dari tahun ketahun
mengalami peningkatan kasus, dimana tahun 2021 dari bulan Januari-desember sebanyak 23
kasus balita diare dan meningkat di tahun 2022 sebanyak 26 kasus anak dengan usia di bawah
5 tahun. Selain itu dari hasil pengamatan penulis di puskesmas Lasalimu terdapat beberapa
orang tua datang membawa anaknya dengan kondisi lemah dengan dehidrasi . Hal ini terjadi
karena orang tua tidak mengetahui bagiamana kondisi anak dengan dehidrasi, ini
menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua masih rendah. Tidak hanya itu masyarakat disana
masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa dengan berbagai mitos yang
mengiringinya, ini di dukung dengan sikap para orang tua yang acuh terhadap kondisi anak

2
dengan diare. Sementara Diare yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
dehidrasi, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa akibat dari kehilangan air dan
elektrolit. Apabila hal ini berlangsung lama, dapat terjadi malabsorpsi berat dan bahkan
sampai kematian. Hal ini menunjukkan bahwa selain memahami tentang penyakit diare,
penyebab dan pencegah diare, maka pemahaman dan kewaspadaan terhadap tanda dehidrasi
pada anak sangat penting bagi orang tua untuk mencegah diare dan manajamen diare . Orang
tua perlu memahami tanda dehidrasi ringan hingga berat sehingga dapat mengetahui saat anak
perlu dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan melakukan usaha berupa intervensi yaitu
“Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Penyaikit Diare melalui SIAGA MEDIA
(Sosialisasi Pencegahan dan Manajemen Diare ) Di Puskesmas Kecaamatan Lasalimu
Kabupaten Buton”. Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
orang tua balita mulai dari pencegahan hingga manajemen dasar guna menekan angka
kejadian kasus sehingga dapat tercapai kondisi kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

1.2. Tujuan Aktualisasi


1.2.1.Tujuan Umum

Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan,


Akuntabilitas, Kompeten,Harmonis, Loyal,Adaptif dan Kolaboratif (Ber-Akhlak)
Sesuai dengan Tugas Pokok Sebagi Perawat Ahli Pertama Di Puskesmas Lasalimu
Kabupaten Buton Sesuai Tugas

1.2.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis antara lain sebagai
berikut:

1. Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Balita tentang penyakit diare pada Balita
di UPTD Puskesmas Lasalimu Kab.Buton
2. Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Balita tentang pencegahan dan
Manajemen Diare Pada Anak di UPTD Puskesmas Lasalimu Kab. Buton
3. Untuk Terlaksananya Sosialisasi mengenai Managmen Diare Akut di UPTD
Puskesmas Lasalimu Kab.Buton
1.3. Manfaat Aktualisasi

1.3.1. Manfaat Bagi Penulis


3
1. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN Ber-AKHLAK meliputi
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif

2. ASN dapat terus bekontribusi untuk mewujudkan visi dan misi Puskesmas
Lasalimu

3. Meningkatkan tugas pokok dan fungsi perawat terampil dalam melakukan upaya
prmotif.
1.3.2. Manfaat Bagi Instansi.
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
2. Mendukung tercapainya visi misi Puskesmas Lasalimu
1.3.3. Bagi Organisasi
Sebagai konstribusi ASN dalam promosi kesehatan untuk Program Diare
Puskesmas Lasalimu
1.3.4. Manfaat Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya orang tua balita mendapatkan tentang pengertian,
gejala, pencegahan dan Managemen Diare Balita.

1.4. Ruang Lingkup


Dalam rangkaian kegiatan aktualisasi dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Ibu
Balita Tentang Penyakit Diare Melalu “ SAIAGA MEDIA”( Sosialisasi Pencegahan Dan
Managemen Diare) Di UPTD Puskesmas Lasalimu Kab.Buton” ada beberapa hal yang akan
penulis batasi sebagai ruang lingkup aktualisasi, diantaranya adalah pelaksanaan Laporan
Aktualisasi dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Lasalimu. Adapun ruang lingkup
kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan tanggal 4 November2022 – 3 Desember 2022

4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA

2.1 Gambaran Umum Organisasi


2.1.1 Gambar Umum Puskesmas Lasalimu
1. Tata Letak Wilayag dan Geografis

Gambar 1. 1 Puskesmas Lasalimu Kabupaten Buton

Puskesmas Lasalimu Terletak di Kelurahan Kamaru, Kecamatan Lasalimu. Jarak


Puskesmas Lasalimu dengan Ibu Kota Kabupaten Buton ±80 KM. Dengan kondisi geografi
yang terdiri dari daratan yang berbukit, berlembah, pantai, serta tanah pertanian yang subur.
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Lasalimu berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton Utara
b. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Lasalimu
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lasalimu Selatan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
Wilayah kerja Puskesmas Lasalimu terdiri dari 1 (satu) Kelurahan. 7 (tujuh) Desa dan
21 (dua puluh satu) dusun. Dengan luas wilayah ±184,79 (KM²) dan jarak tempuh dari Desa
ke Puskesmas berkisar antara 1 km hingga 20 km dengan waktu tempuh antara 5-30 Menit.

6
2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Lasalimu adalah 6202 jiwa dengan 1744
KK yang tersebar di 1 Kelurahan dan 7 Desa dengan rincian sebagai berikut :
Data Demografi Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lasalimu

KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK

1 KAMARU 1061 jiwa/370 KK

2 DESA LASEMBANGI 645 jiwa/159 KK

3 SIRI BATARA 782 jiwa/184 KK


4 TOGOMANGURA 633 jiwa/148 KK
5 WASUAMBA 813 jiwa/179 KK
6 WASAMBA 981 jiwa/250 KK
7 BONELALO 646 jiwa/213 KK

8 TALAGA BARU 882 jiwa/241 KK

Tabel. 1.1. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lasalimu

Secara demografi wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Lasalimu berpenduduk


sebanyak 6.433 jiwa, dan 1.744 KK, adapun sebaran penduduk wilayah kerja UPTD
Puskesmas Wil. Kec. Lasalimu sebagai berikut:

Data Demografi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Wil. Kel. Lasalimu Kecamatan Lasalimu Kabupaten
Buton per Desember 2021
60-64 73 63 136
Kelompok Jumlah Penduduk
No Umur (Tahun)
Laki-Laki +
Laki-Laki Perempuan
Perempuan
1 2 3 4 5= (3+4)
1 0-4 335 331 666
2 5-9 337 340 677
3 10-14 373 344 717
4 15-19 343 354 697
5 20-24 303 267 570
6 25-29 261 244 505
7 30-34 233 253 486
8 35-39 228 226 454
9 40-44 219 217 436
7
10 45-49 192 179 371
11 50-54 132 134 266
12 55-59 109 114 223
13
14 65-69 57 54 111
15 70-74 37 48 85
16 75 + 54 61 115
JUMLAH 3.286 3.229 6515
Tabel 1.2. Demografi Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Lasalimu

2.1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai Organisasi


1. Visi
Menjadikan Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu sebagai Pusat Pelayanan
Kesehatan yang bermutu sesuai standar guna terwujudnya Masyarakat Sehat dan Berkualitas.

2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Adapun yang menjadi misi Puskesmas wilayah Kecamatan Lasalimu
adalah sebagai berikut :

1. Menjalankan Standar Pelayanan Minimal dan memenuhi Standar Pelayanan


Minimal

2. Mengoptimalkan Penggunaan Dana Operasional Puskesmas Untuk


Pengembangan Pelayanan Promotif, Preventif, dan Kurati

3. Meningkatkan Mutu Pelayanan Puskesmas wilayah kecamatan Lasalimu

3 Tata Nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan UPTD
Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu menganut dan menjunjung tinggi tata nilai yaitu :
 TA : Tanggap: Petugas harus selalu sigap dan tanggap dalam memberi pelayanan
kepada masyarakat. Sebagai indikator ketanggapan petugas adalah respon time
petugas dalam memberi pelayanan khususnya di UGD kurang dari 5 menit.
 Waspada: petugas menerapkan prinsip kewaspadaan terhadap resiko – resiko yang
mungkin terjadi dalam memberikan setiap pelayanan kepada masyarakat sehingga
petugas senantiasa melakukan upaya – upaya dalam meminimalkan resiko pelayanan.
Sebagai indikator kewaspadaan petugas adalah resiko pasien jatuh sebesar 0%
khususnya di ruang perawatan.
 Lebih: petugas memiliki nilai lebih dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa kerapihan dan sistematisnya rekam medis sehingga memudahkan dan
melancarkan proses pelayanan.
8
 Panutan: petugas puskesmas yang notabene adalah tenaga kesehatan harus memberi
contoh kepada masyarakat bagaimana hidup sehat baik sehat diri maupun lingkungan.
Sebagai indikator adalah tingkat kebersihan diri dari petugas dan lingkungan di
puskesmas sebagai salah satu ciri hidup sehat.
 Santun: petugas harus memiliki sifat santun dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat yang diindikasi melalui keramahan saat melakukan pelayanan, fokus dan
ada kontak mata dengan masyarakat yang sedang dilayani.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi UPTD Puskesmas Wil. Kec. Lasalimu dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 1.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Lasalimu

2.1.3. Tugas Pokok Organisasi dan Fungsi Organisasi


1. Program Pokok
Kegiatan pokok puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga maupun
9
fasilitasnya karena kegiatan pokok disetiap puskesmas dapat berbeda-beda. Namun
kegiatan pokok puskesmas yang lazim dan seharusnya dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil,
2. Pelayanan Kesehatan ibu bersalin,
3. Pelayanan Kesehatan bayi baru lahir,
4. pelayanan kesehatan balita,
5. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar,
6. pelayanan kesehatan pada usia produktif,
7. pelayanan kesehatan pada usia lanjut,
8. pelayanan kesehatan penderita hipertensi,
9. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus,
10. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat, pelayanan kesehatan
orang terduga tuberculosis, dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV.
2. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan Pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu, dan berkesinambungan.

3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berupaya menggerakkan
lintas sektor dan dunia usaha wilayah kerjanya agar penggerakan pembangunan yang
berwawasan kesehatan, aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
4. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama tokoh masyarakat, keluarga, dan
masyarakat :

a. Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan


masyarakat untuk hidup sehat.
b. Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan.
c. Ikut menetapkan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
d. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
10
e. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2.1.4. Program dan Kegiatan Utama Unit kerja
a. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal Kesehatan Keluarga
b. Program Upaya Kesehatan pada Program Gizi, Kesker dan Kesjaor
c. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal promkes dan kesling
d. Program / kegiatan upaya kesehatan pada Bimdal P2
e. Program Upaya Kesehatan pada Bimdal PTM
f. Program upaya kesehatan pada Bimdal Surve Epidemiologi dan Imunisasi,
Program kegiatan
g. Program Upaya kesehatan pada Sarana Kesehatan, Aset dan Mutu Pelayanan
Kesehatan
h. Program upaya Kesehatan Pada Bimdal Kefarmasian Dan Alkes

i. Program Upaya kesehatan pada Bimdal Pelayanan Kesehatan Primer, Rujukan,


Kesehatan Trasidisional Dan Komplementer
j. Cakupan Kegiatan pada Subdin Umum Kepegawaian, SDMK dan perizinan
k. Cakupan Kegiatan Pada Subdin Pengembangan Program, Pembiayaan,
Keuangan, Evaluasi Dan Pelaporan
2.1.5. Situasi Sumber Daya Kesehatan
1. Data Sumber Daya Manusia di Puskesmas Lasalimu
Tenaga kesehatan sampai bulan Desember 2021 berjumlah 40 petugas yang terdiri dari
23 PNS,35 Perawat Nusantara Sehat, 6 Bidan PTTD, 2 Perawat PTTD, 1 Promkes PTTD, 1
Kesling PTTD, 1 Sopir Ambulance PTTD, 4 Petugas Magang. Serta penunjang tenaga
kesehatan yang merupakan Kader Posyandu aktif berjumlah 68 orang.

Berikut rincian tenaga kesehatan dan penunjang tenaga kesehatan di Puskesmas


Lasalimu:

11
No JURUSAN JUMLAH
.
1 Dokter Umum 2 orang
2 Dokter Gigi 1 Orang
3 Ners 5 Orang
4 SKM 7 Orang
5 Asisten Apoteker 1 Orang
6 Gizi 1 Orang
7 Farmasi 1 Orang
8 S1. Perawat 2 Orang
9 Kesling 1 Orang
10 AMAK 2 Orang
11 SPK 1 Orang
12 Fisioterapi 1 Orang
13 Perawat DIII 10 Orang
14 Perawat Gigi 2 Orang
15 Analis Kesehatan 2 Orang
16 Rekam Medis 1 Orang
17 Sopir 1 Orang
18 Kader 68 Orang
Jumlah Pegawai 109 orang
Tabel 1.3. Data Kepegawaian Puskesmas Lasalimu Kab. Buton

2.Data-Data Terkait Isu Yang Diangkat


Diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar yaitu; infeksi disebabkan oleh
bakteri, virus, atau invasi parasit, malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan Diare
adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih)
dalam satu hari. Secara klinis penyebab sebab-sebab lain. Diseluruh dunia, sekitar 2,5 juta
kasus kematian karena diare per tahun.
Di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita. Penyakit ini
ditularkan secara fecal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Secara umum
diare dapat dibagi menjadi 2,yaitu diare akut dan diare kronis. Diare akut adalah diare yang
12
terjadi mendadak dan berlangsung kurang dari 2 minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair,
biasanya mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam atau muntah. Biasanya
berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Diare akut terjadi akibat
infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan.
Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa penanganan medis yang adekuat dapat
menyebabkan kematian karena kekurangan cairan pada tubuh yang mengakibatkan ranjatan
hipovolemik atau karena gangguan kimiawi berupa asidosis metabolik yang lanjut.kehilangan
cairan dapat menyebabkan haus, berat badan menurun, mata cekung, lidah kering, tulang pipi
menonjol, turor kulit menurun, serta suara menjadi serak. Tanda-tanda awal dari penyakit
diare adalah bayi dan anak menjadi gelisah dan cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja akan menjadi cair dan
mungkin disertai lendir dan darah. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare
dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan
asam-basa dan elektrolit.
Manajemen Diare pada balita dan anak dengan prinsip utama yaitu rehidrasi untuk
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan atau menghentikan diare dan
mencegah anak dari kekurangan gizi akibat diare dan menjadi cara untuk mengobati diare.
Tatalaksana yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu dengan lima langkah tuntas
diare yaitu: rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah, pemberian zink selama 10 hari
berturut-turut, teruskan pemberian ASI, dan makanan, antibiotik selektif, nasihat kepada
orang tua. Pencegahan diare dapat diupayakan melalui berbagai cara umum dan khusus,
termasuk cara umum antara lain adalah peningkatan higiene dan sanitasi . Peningkatan
higiene dan sanitasi dapat menurunkan insiden diare, jangan makan sembarangan terlebih
makanan mentah, mengonsumsi air yang bersih dan sudah direbus, mencuci tangan setelah
BAB dan setelah bekerja, sebulum dan sesudah makan. Memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan dan diteruskan sampai 2 tahun. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur,
untuk mencegah dehidrasi bila perlu diberikan infus cairan dehidrasi. Buang air besra
dijamban, membuang tinja bayi dengan benar dan memberikan imunisasi campak.
Hasil Laporan Puskesmas Lasalimu, kasus anak dengan Diare dari tahun ketahun
mengalami peningkatan kasus, dimana tahun 2021 dari bulan Januari-desember sebanyak 23
kasus balita diare . Tahun 2022 sebanyak 26 kasus anak di bawah 5 tahun. Selain itu dari hasil
pengamatan penulis di puskesmas ada orang tua datang membawa anaknya dengan kondisi
lemah dengan dehidrasi . Hal ini terjadi karena orang tua tidak mengetahui bagiamana
kondisi anak dengan dehidrasi, ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua masih rendah.
13
Tidak hanya itu masyarakat disana masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa
dengan berbagai mitos yang mengiringinya, ini di dukung dengan sikap para orang tua yang
acuh terhadap kondisi anak dengan diare.

Data Kejadian Diare Pada Anak Balita (1-5) Tahun 2021


No. PERIODE JUMLAH KASUS
1 Januari 5 balita
2 Februari 8 balita
3 Mei 0 balita
4 Juni 4 balita
5 Juli 4 balita
6 September 3 balita
Jumlah 26 23 balita
Tabel.1.4. Data Kejadian Diare pada Balita Tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lasalimu

Data Kejadian Diare Pada Anak Balita (1-5) Tahun 2022


No. PERIODE JUMLAH KASUS
1 05 Januari-12 Januari 4 balita
2 11 Maret-16 Mret 4 balita
3 18 Mei 1 balita
4 10 Juni-13 Juni 6 balita
5 18 Juli-20 Juli 4 balita
6 20-25 Agustus 7 balita
Jumlah 27 27 balita
Tabel. 1.5. Data Kejadian Diare pada Balita tahun 2022 di UPTD Puskesmas Lasalimu

2.2. Profil Peserta

1. Biodata

Nama : Astarina. S.Kep.,Ns


Nip : 19910626 202203 2 013
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Lasalimu Kab. Buton
Tugas Dan Fungsi Jabatan : Perawat Ahli Pertama
Pengalaman Bekerja : Saat ini penulis sebagai CPNS di Puskesmas.
2. Tugas Pokok kegiatan perawat kategori keahlian sesuai dengan jenjang jabatan sebagai
berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
14
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;
5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun rencana
tindakan keperawatan;
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka melakukan upaya
promotif;
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka melakukan
upaya promotif;
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif;
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;Melakukan
pendidikan kesehatan pada individu pasien;
15. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;
16. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit menular;
17. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
18. Melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam meningkatkan
masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif;
19. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
20. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
21. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan kebutuhan
eliminasi;
22. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
23. Melakukan relaksasi psikologis
24. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan risik
15
25. Melakukan manajemen febrile neutropeni;
26. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
27. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka tindakan
keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;
28. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);
29. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
30. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka tindakan
keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;
31. Merawat pasien dengan WSD;
32. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;
33. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
34. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre, intra, post);
35. Melakukan perawatan luka kanker;
36. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
37. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka melakukan
upaya rehabilitatif pada keluarga;
38. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;
39. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;
40. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
41. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
42. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
43. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
44. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
45. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
46. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
47. Melakukan preseptorship dan mentorship;
48. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan sebagai ketua
tim/perawat primer;
49. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;
50. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;
51. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu; dan
52. Melakukan supervisi lapangan Pengalaman Kerja

16
2.3. Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN
1. Nilai-nilai Dasar ASN
Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core Values harus diimplementasikan oleh seluruh
ASN di Instansi Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Surat Edaran Menteri
Pendayahgunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara.
Yang merupakan singkatan dari :

 Berorientasi Pelayanan yaitu keinginan memberikan pelayanan prima demi kepuasan


masyarakat. Panduan berprilaku atau kode etik berorientasi pelayanan public adalah :
a. Memahami kebutuhan dan mengutamakan kepuasan masyarakat.
b. Melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas dan sigap.
c. Melakukan perbaikan terus menerus dalam memberikan pelayanan.

Kata kunci dari berorientasi pelayanan yaitu


Responsivitas, Kualitas dan Kepuasan. Kalimat Afirmasi dari Berorientasi Pelayanan
adalah “Kami berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat”
 Akuntabel yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Panduan berperilaku atau kode etik akuntabilitas adalah :

a. Melaksanakan tugas dengan jujur dan bertanggung jawab,


cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan wewenang jabatan
Kata Kunci dari Akuntabilitas yaitu :Integritas, konsisten, dapat dipercaya dan
transparan. Kalimat afirmasi dari akuntabilitas adalah “Kami Bertanggung Jawab
Atas Kepercayaan yang Diberikan”
 Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, Panduan berprilaku
atau kode etik Kompeten adalah
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang

17
selalu berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Kata kunci kompeten yaitu : Kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, kelincahan belajar,
dan ahli di bidangnya. Kalimat afirmasi kompeten adalah “Kami Harus Belajar
Untuk Mengembangkan Kapasitas”
 Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Panduan
berperilaku atau kode etik harmonis adalah :
a. Menghargai orang lain apapun latarnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

Kata kunci harmonis yaitu : Peduli, perbedaan, dan selaras. Kalimat afirmasi harmonis
adalah “Kami saling peduli dan menghargai perbedaan”

 Loyal yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan


Negara. Panduan berprilaku atau kode etik loyal adalah
a. Memegang teguh ideologi Pancasila dan UUD 45, setia kepada
NKRI serta pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan Negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara
Kata kunci loyal yaitu : Komitmen, dedikasi , kontribusi, nasionalisme dan
pengabdian. Kalimat afirmasi loyal adalah “Kami berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara”
 Adaptif yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi
perubahan. Panduan berprilaku atau kode etik adaptif adalah :
a. Cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas.
c. Bertindak proaktif

Kata kunci adaptif yaitu : Inovasi, antusias terhadap perubahan, proaktif. Kalimat
afirmasi dari adaptif adalah “Kami terus berinovasi dan antusias dalam gerakan
maupun menghadapi perubahan”
 Kolaboratif yaitu membangun Kerjasama yang sinergis. Panduan
berperilaku atau kode etik kolaboratif yaitu :

18
a. Memberikan kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan sesama

Kata kunci kolaboratif yaitu : Kesediaan bekerjasama, sinergi untuk hasil yang
lebih baik. Kalimat afirmasi kolaboratif adalah “Kami membangun Kerjasama yang
sinergis”

2. Kedudukan dan Peran ASN


A. Manajemen ASN
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam mengelola
aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS maupun PPK. Manajemen
ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban
dan kode etik ASN (Lembaga Administrasi Negara, 2017).
a) Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN
terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
b) Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
 Pelaksana Kebijakan Publik Untuk itu ASN harus mengutamakan
kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya,
serta harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
 Pelayan Publik Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan
perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau pelayananadministratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.

 Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan
19
negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.

c) Hak dan kewajiban ASN


Hak adalah salah satu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
baik pribadi maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau
layak diterima.Agar melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, dan dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Hak ASN dan PPPK yang diatur di Undang-undang No 5
tahun 2014 tentang ASN sebagai berikut.
Berdasarkan pasal 70 UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa
setiap pegawai ASN memiliki hak serta 21 kesempatan untuk mengembangkan
kompetensinya. Berdasarkan pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
 Jaminan Kesehatan
 Jaminan kecelakaan kerja
 Jaminan kematian
 Bantuan hukum Kewajiban ASN adalah suatu beban atau tanggunan yang
bersifat kontraktual.
d) Kode etik dan kode perilaku ASN
Dalam UU no.5 tahun 2014 tentang ASN disebutan bahwa ASN sebagai profesi
berdasarkan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku bertujuan
untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi
pengaturan perilaku agar pegawai ASN:
 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang


berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan dan etika pemerintahan
 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
20
 Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasanTidak
menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau orang lain
 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
 Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

B. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada perspektif
literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang kaya akan
informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai
perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi digital
dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet.
Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak terlepas
dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek (GagapTeknologi)
dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk
IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat.

Adapun nilai-nilai dasar dalam smart ASN, yaitu:


a) Integritas
Pegawai ASN yang dimaksud adalah “konsistensi Pegawai ASN dalam
berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan / atau etika organisasi dan jujur
dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung dan pemangku

21
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan
bertanggung jawab
b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme
memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat
maupun di daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional.
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat
dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan
kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih
besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya.
c) Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara kemampuan aparatur
dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya aparatur yang
profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan
tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi.
d) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak
didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki
kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan
antar bangsa yang sangat tinggi

e) Mengusai IT dan bahasa asing


ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Tekhnologi) dan informasi yakni dapat
mengoprasikan dan memanfaatkan aplikasi – aplikasi produk IT (informasi
Tekhnologi) termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan
dalam meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat. Seorang ASN selain menguasai Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan menguasai bahasa Asing seperti
bahasa Inggris, Mandarin dan lain sebagainya.
22
f) Berjiwa hospitality ( Keramahan )
Hospitality/keramahan adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi
bahasanya ,manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap menjalankan aktivitas
pelaksanaan tugas dan pekerjaan khususnya dalam menampilkan pelayanan prima
kepada masyarakat
g) ASN memiliki kemampuan Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain atau
organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional maupun
personal.

h). ASN memiliki jiwa Enterpeneurship

ASN dituntut memiliki kemampuan Enterpeneurship, yakni berjiwa kewirausahaan


yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreativitas, inovatif, pantang
menyerah, dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang serta
bertanggung jawab. Enterpeneurship juga dapat diartikan berpikir tentang masa
depan orang banyak. Kehidupan orang banyak kesejahteraan masyarakat dan
bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan dan dengan dimilikinya
kemampuan Enterpeneurship ini maka seorang ASN akan mampu meningkatkan
kinerja dalam setiap waktunya.

23
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1. Identifikasi dan Analisis Isu


3.1.1. Identifikasi dan Penetapan Isu

Berdasarkan uraian mengenai keterkaitan isu-isu yang akan diangkat sebagai


rancangan aktualisasi diatas, maka dapat diidentifikasi isu-isu sebagaimana dapat dilihat :

Untuk merancang sebuah kegiatan diperlukan proses penentuan dan identifikasi


terhadap isu yang diambil. Adapun isu-isu yang di dapatakan di UPTD Puskesmas Lasalimu
Kab. Buton untuk dajukan adalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya pengetahuan ibu balita tentang penyakit Diare di UPTD Wilayah
Kecamatan Lasalimu
2. Belum optimalnya pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas
medis Puskesmas Lasalimu
3. Belum optimalnya Tingkat Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam mencuci tangan 6
Langkah di Puskesmas Lasalimu
a. Isu Ke 1

Hasil Laporan Puskesmas Lasalimu, kasus anak dengan Diare dari tahun ketahun
mengalami peningkatan kasus, dimana tahun 2021 dari bulan Januari-desember sebanyak
23 kasus balita diare. Tahun 2022 sebanyak 27 kasus anak di bawah 5 tahun. Selain itu ada
orang tua datang membawa anaknya dengan kondisi dehidrasi sedang. Dan dari hasil
pengamatan penulis ini terjadi karena orang tua tidak mengetahui bagiamana kondisi anak
dengan dehidrasi, ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua masih rendah. Tidak
hanya itu masyarakat disana masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa
dengan berbagai mitos yang mengiringinya, ini di dukung dengan sikap para orang tua
yang acuh terhadap kondisi anak dengan diare. Diare itu sendiri adalah buang air
besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (WHO).
Pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit diare sangat di butuhkan untuk mencegah
terjadinya diare, tidak hanya itu pengetahuan ibu terhadap tatalaksana atau manajemen
diare di rumah pun sangat di butuhkan agar tidak terjadi komplikasi yang berat. Olehnaya
itu dalam peningkatan pengetahuan kepada ibu balita tentang penyakit diare dan

24
manajemen diare sangat di butuhkan peran perawat sebagai pendidik atau educator.

b. Dampak

Jika masalah ini tidak di tangani maka preseppsi atau anggapan para ibu terhadap penyakit
diare tidak akan berubah yang akan membahayakan nayawa anak yang mengalami diare.
Selain itu Jika masyarakat belum paham mengenai manajemen diare maka kasus akan terus
terjadi tiap bulannya dan bahkan dapat menjadi pandemi pada kurun waktu tertentu.

c. Dukungan teoritik Dalam kaitannya dengan manajemen ASN, belum dapat memberikan
pelayanan secra profesional kepda pasien/masyarakat. Sebagai pelayan Publik dimana
perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional.

a. Isu Ke -2
Belum optimalnya Pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas medis di
puskesmas lasalimu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama bekerja di puskesma
Lasalimu, nakes yang bekerja kurang pemahaman yang baik tentang jenis sampah medis
dan bagaiamana pengelolaannya didalam kehidupan lingkungan kerja sehari-hari.

b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan Jika nakes belum menjalankan dengan patuh
pemisahan sampah medis dan non medis ditakutkan akan terjadi kesalahan dalam
pengolahan sampah hasil kerja di puskesmas. Kesalahan pengelolaan tersebut akan
berdampak pada beberapa aspek, seperti: pengambil atau pengolah sampah,
masyarakat,nakes itu sendiri

c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III: Sesuai dengan peran ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik. ASN harus menjunjung tinggi nilai
profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin

a. Isu ke-3
Kurangnya Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam mencuci tangan 6 langkah di Puskesmas
Lasalimu. Kebersihan tangan adalah salah satu cara mengurangi risiko akibat tindakan
perawatan kesehatan . Kegagalan dalam pelaksanaan cuci tangan di picu oleh keterbatasan
fasilitas cuci tangan, seperti westafel terbatas, handuk kertas, pengering tangan, cairan
antiseptik terbatas, namaun ketika sarana sudah ada, kendala berikutnya adalah kurangnya
kesadaran petugas (kesehatan perawat) dalam melakukan prosedur cuci tangan

b. Dampak
Jika kondisi ini tidak ditangani maka akan mempengaruhi risiko seseorang yang berada di
25
lingkungan puskesmas untuk terkena infeksi nosokomial.

c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III : Dalam kaitannya dengan Manajemen
ASN, belum dapat memberikan pelayanan secara profesional kepada pasien. Sebagai
pelayan publik dimana perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional.
Identifikasi Dan Analisis Isu Di UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Lasalimu
No Tuga Pokok Kondisi Saat Ini Kondisi yang Isu Keterkaitan dengan Mata
Profesi Ners di harapkan Teridentifikasi Pelatihan Agenda III
.
1 Memberikan 1.Masih Rendahnya Meningkatnya Rendahnya (Manajemen ASN)
Pendidikan Pengetahuan Ibu pengetahuan pengetahuan belum dapat
Kepada Balita tentang ibu balita ibu balita memberikan pelayanan
Masyarakat Penkit Diare, tentang tentang secra profesional
pencegahan dan penyakit penyakit diare, kepdapasien/masyarakat.
Manajemen Diare di diare, pencegahan Sebagai pelayan Publik
UPTD Wilayah Pencegahan dan dimana perawat dituntut
Kecamatan dan anajemen menejemen untuk memberikan
Lasalimu Diare diare di UPTD pelayanan yang
Puskesmas profesional.
Lasalimu (SMART ASN)
ASN harus menjunjung
tinggi nilai
profesionalisme dalam
melaksanakan.
2. Belum optimalnya Petugas Belum (Manajemen ASN)
Pemisahan sampah Kesehatan optimalnya Dalam belum dapat
medis dan non medis dapat Pemisahan memberikan pelayanan
di kalangan petugas memisahkan sampah medis secara profesional
medis di puskesmas sampah medis dan non medis kepada
lasalimu dan non medis di kalangan pasien/masyarakat.
petugas medis Sebagai pelayan Publik
di puskesmas dimana perawat dituntut
lasalimu untuk memberikan
pelayanan yang
profesional.
(SMART ASN)
ASN harus menjunjung
tinggi nilai
profesionalisme dalam
melaksanakan

3.Kurangnya Petugas Belum (Manajemen ASN)


Kepatuhan Petugas Kesehatan Optimalnya belum dapat
Kesehatan dalam dapat Kepatuhan memberikan pelayanan
mencuci tangan 6 menerapkan Petugas secra profesional kepda
langkah di Puskesmas cuci tangan 6 Kesehatan pasien/masyarakat.
Lasalimu langkah setiap dalam Sebagai pelayan Publik
26
sebelum dan mencuci dimana perawat dituntut
setelah tangan 6 untuk memberikan
melakukan Langkah di pelayanan yang
ataupun Puskesmas profesional.
menyentuh Lasalimu (SMART ASN)
pasien ASN harus menjunjung
tinggi nilai
profesionalisme dalam
melaksanakan
Tabel. 1.6. Identifikasi Dan Analisis Isu Di UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Lasalimu

3.1.2. Analisis Isu


Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, akan
dianalisis is utama yang akan diselesaikan melalui kegiatan-kegiatan yang
berkesinambungan, solutif, kreatif, dan inovatif dengan mengacu pada nilai-nilai
dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK).
Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu untuk
ditetapkan satu core issue yakni berupa: APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan). APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan :

a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan


dikalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk di munculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

PENETAPAN ISU
TOTAL
NO. IDENTIFIKASI ISU A P K L RANKING
SKOR

Rendahnya Pengetahuan
ibu balita tentang
1. penyakit diare,
pencegahan dan 4 5 5 5 18 I
menejemen diare di
UPTD Puskesmas

27
Lasalimu
Belum optimalnya
penerapan pemisahan 3 3 4 4 14 III
sampah medis dan non
medis di kalangan
2.
petugas medis di UPTD
Puskesmas Lasalimu

Kurangnya Kepatuhan
Petugas Kesehatan 3 4 4 4 16 II
3. dalam mencuci tangan 6
langkah di UPTD
Puskesmas Lasalimu

Tabel 1.7. Analisis isu berdasarkan tabel APKL


Keterangan :
1. Sangat kecil / rendah pengaruhnya 5. Sangat besar/Tinggi Pengaruhnya
2. Kecil pengaruhnya
3. Sedang / cukup pengaruhnya
4. Besar / tinggi pengaruhnya

Aktual :
1. Pernah benar – benar terjadi
2. Benar – benar sering terjadi
3. Benar – benar terjadi dan bukan menjadi bahan pembicaraan
4. Benar – benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaraan
5. Benar – benar terjadi dan hangat dibicarakan,
Kekhalayakan :
1. Tidak menyangkut hajat orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik :
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
28
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusisnya.
Layak :
1. Masuk Akal
2. Realitas
3. Cukup masuk dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk sangat komples sehingga perlu dicarikan solusisnya

POHON MASALAH

KEMATIAN

PENINGKATAN KASUS
DIARE

. KURANGNYA PENGETAHUAN IBU


*. BALITA TENTANG PENYAKIT DIARE

*
KURANGNYA PENYEBARAN PERSEPSI ORANG KURANGNYA MEDIA
INFORMASI TENTANG TUA YANG MASIH INFORMASI YANG DI DAPAT
C
PENYAKIT DIARE KELIRU TENTANG
DIARE

MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU BALITA


TENTANG PENYAKIT DIARE, PENCEGAHAN
DAN MANAGEMEN DIARE
Bagan 1.1. Pohon Masalah

29
Keterangan
penyebab

Isu

Dampak

3.2. Gagasan Kreatif/Terpilih dan Kegiatan Sebagai Pemecahan Isu

Gagasan Kreatif Unit Kerja : UPTD Puskesmas Lasalimu


Identifikasi Isu/Isu yang Diangkat : Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita tentang
Penyakit. Diare Melalui SIAGA MEDIA (Sosisalisasi Pencegahan Diare dan Manajemen
Diare) . Tujuan Gagasan Pemecahan Isu : untuk meningkatkan Pengetahuan Ibu Balita
tentang penyakit Diare, pencegahan Diare dan Manajemen Di UPTD Puskesmas
Lasalimu. Adapun yang menjadi Kegiatan Pemecahan masalah adalah :

1. Melakukan konsultasi dengan Pimpinan terkait isu yang akan diselesaikan.


a. Menyiapkan bahan konsultasi
b. Konsultasi dan memberikan penjelasan mengenai tahapan kegiatan kepada
pimpinan
c. Meminta arahan dan Persetujuan dalam pelaksanaan kegiatan
2. Melakukan penyusunan bahan sosialisasi
a. Mengumpulkan sumber bahan sosialisasi
b. Menyiapkan bahan sosialisasi
c. Menyiapkan video edukasi
3. Melakukan perencanaan sosialisasi
a. Konsultasi dengan mentor tentang pembuatan bahan sosialisasi
b. Melakukan pertemuan dengan programer
c. Membuat jadwal sosialisasi dengan Programer
4. Melakukan Sosialisasi
a. Pemberian dan pengerjaan kuisioner pretest
b. Melakukan sosialisasi
c. Pemberian dan pengerjaan kuisioner post test
5. Melakukan evaluasi dan pelaporan
a. Mengumpulkan hasil kuisioner
b. Melaporkan hasil ke pimpinan
30
c. Menyusun laporan

31
3.3. Deskripsi/Penjelasan Kegiatan

N KEGIATAN TAHAP HASIL KEGIATAN KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI


O KEGIATAN SUBTANSI MATA TERHADAP VISI ORGANISASI
PELATIHAN MISI DAN TUSI
AGENDA II ORAGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Melaksanakan Tersedianya (Berorientasi Hal ini berkaitan Terlaksananya kegiatan
1. Menyiapkan
konsultasi bahan Pelayanan) dengan konsultasi dengan pimpinan
bahan
dengan pimpinan konsultasi Saya akan melakukan Visi Puskesmas merupakan penguatan nilai
konsultasi
yaitu isu yang konsultasi terhadap Menjadikan Tanggap,Waspada,
kegiatan
teridentifikasi pimpinan dengan Puskesmas Wilayah Lebih,Panutan dan Santun
aktualisasi
bersikap hormat dan Kecamatan Lasalimu dalam organisasi.
dengan kepala
sopan Sebagai Pusat
puskesmas
Pelayanan
(Akuntabel )Saya Kesehatan yang
akan melakukan bermutu sesuai
konsultasi kepada standar guna
pimpinan dengan terwujudnya
Bertanggung jawab masyarakat sehat
terkait aktualisasi dan berkualitas.
yang akan saya Misi Puskesmas
lakukan  Menjalankan
Standar Pelayanan
(Kompeten) Minimal dan
Saya akan memenuhi Standar
menyiapkan bahan Pelayanan Minimal
konsultasi sesuai
 Mengoptimalkan
keahlian yang
Penggunaan Dana
memiliki agar
mendapatkan
kualitas terbaik
(Loyal)
Saya akan
menyiapkan bahan
konsultasi sebagai
kontribusi terhadap
aktualisasi saya
Tersedianya kepada mentor dan
bahan pimpinan
2. Melakukan
Konsultasi dan konsultasi
memberikan yang akan di
penjelasan jelaskan
mengenai (Kolaboratif)
tahapan Saya akan terbuka
Kegiatan dalam menerima
rancangan koreksi mentor dan
aktualisasi pimpinan terhadap
bahan konsultasi
saya.

(Berorientasi
Pelayanan)
Saya akan
melakukan
konsultasi mengenai
Tersedianya tahapan kegiatan
3. Meminta Surat bersikap ramah dan
saran atau Pernyataan sopan.
arahan dan Persetujuan
persetujuan Pelaksanaan (Kompeten)
dalam Kegiatan Saya akan
pelaksanaan memberikan
penjelasan sesuai
kegiatan
sesuai degan
sosialisasi
keahlian yang saya
miliki sehingga
pimpinan lebih
memahami
(Harmonis)
Saya akan
melakukan
konsultasi, dengan
menerima dan
menghargai semua
saran dan arahan
yang diberikan
pimpinan.

(Berorientasi
Pelayanan )
Saya akan meminta
arahan dan saran
serta persetujuan
pelaksanaan
kegiatan dengan
bersikap sopan dan
ramah agar tercipta
suasana yang
kondusif

(Loyal)
Saya akan
memegang
komitmen untuk
mengikuti arahan
dari pimpinan
(Harmonis)
Saya akan
menghargai
perbedaan pendapat
dari mentor dan
pimpinan terkait
aktualisasi saya dan
mencari jalan keluar
agar menjadi
selaras
(Adaptif)
Saya akan berusaha
untuk
menyesuaikan diri
dengan perubahan
setelah mendapat
saran dan masukan
dari mentor dan
pimpinan.

(Kolaboratif)
Saya akan
membentuk
kerjasama dengan
pimpinan sebagai
bentuk sinergitas

 Manajemen ASN:
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan/mentor dilakukan agar dalam awal pelaksanaan kegiatan bisa mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai langkah- langkah selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat terencana dengan baik dan terlaksana
dengan langka tanpa ada kendala yang berarti
 Smart ASN :
Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan
memanfaatkan teknologi sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian hasil yang maksimal sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan
 Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan : Pimpinan sedang sibuk, pimpinan sedang tidak berada di puskesmas
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana : Tidak adanya persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
 Alternatif Solusi : Menjadwalkan ulang pertemuan

NO KEGIATAN TAHAP HASIL KEGIATAN SUBTANSI MATA KONTRIBUSI PENGUATAN


KEGIATAN PELATIHAN AGENDA II TERHADAP VISI NILAI
MISI DAN TUSI ORGANISASI
ORAGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
3 Melakukan Tersedianya (Berorientasi Pelayanan) Hal ini berkaitan Terlaksananya
1. Mengumpulkan
penyusunan sumber Saya akan mencari sumber dengan dengan kegiatan konsultasi
Sumber Bahan
bahan cermat dan cekatan dengan teliti Visi Puskesmas dengan pimpinan
sosialisasi
Sosialisasi untuk mendapatkan bahan sosialisasi merupakan
Menjadikan
yang berkualitas penguatan nilai
(Akuntabel) Puskesmas Tanggap,Waspada,
Saya akan bersikap jujur dan Wilayah Lebih Santun dalam
bertanggung jawab dalam mencari Kecamatan organisasi.
sumber dan bahan sosialisasi yang Lasalimu
terpercaya Sebagai Pusat
(Kompet Pelayanan
Saya akan mengumpulkan sumber
Kesehatan yang
secara profesionalsime dan kinerja
terbaik sesuai bermutu sesuai
dengan tupoksi saya standar guna
(Kompoten) terwujudnya
Saya akan mengumpulkan bahan masyarakat
Tersedianya sosialisasi dengan cermat dan Sigap sehat dan
2. Menyiapkan
bahan menghasilkan kualitas terbaik berkualitas.
Bahan
sosialisasi
Sosisalisasi Misi Puskesmas
liflet ( Berorientasi Pelayanan)
dengan liflet  Menjalankan
Saya a k a n menyiapkan bahan
sosialisasi liflet dengan cekatan untuk Standar
hasil yang lebih baik Pelayanan
(Akuntabel) Minimal dan
Saya akan menyiapkan bahan memenuhi
sosialisasi liflet dengan penuh Standar
integritas dan tanggung jawab agar
Pelayanan
hasilnya berkualitas.
Minimal
(Kompeten)
Saya akan menyiapkan bahan  Mengoptimalkan
sosialisasi liflet dengan simpel dan Penggunaan Dana
jelas agar mudah dipahami dan
memberikan Keberhasilan terhadap
sosialisasi.
(Harmonis)
Saya akan menyiapkan bahan lifet
dengan baik sebagai bentuk peduli
terhadap masyarakat
(Loyal)
Saya akan mrenyiapkan liflet dengan
menggunakan bahasa indonesia
sebagai bentuk nasionalisme
(Adaptif)
Saya akan menyiapkan liflet dengan
Tersedianya penuh antusias dan proaktif agar
3.Menyiapkan
Vidio mendapatkan hasil yang baik.
bahan untuk Vidio
edukasi (Kolaboratif)
Edukasi
tentang
pencegahan Saya akan menyiapkan liflet yang
diare dan mudah di pahmai sebagai bentuk
manajemen kontribusi terhadap peningkatan
diare pengetahuan masyaraat

(Kompoten)
Saya menyiapkan Vidio sesuai
keahlian agar menarik dan jelas agar
mudah dipahami sehingga
memberikan keberhasilan terhadap
aktualisasi ini
(Loyal)
Saya akan membuat vidio
menggunakan bahasa indonesia
dengan bahasa indonesia sebagai
bentuk nasionalisme
(Adaptif )
Saya akan membuatan vidio, dengan
antusias terhdap perubahan agar leib
mudah di pahami oleh masyarakat
nantinya
(Kolaboratif )
Saya akan membuat vidio edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat sebagai bentuk kontribusi
saya kepada pemerintah

 Manajemen ASN:
Kegiatan Melakukan penyusunan bahan Sosialisasi dilakukan agar materi yang akan disusun kelak, adalah materi yang berkualitas
sehingga memudahkan para orang tua balita menangkap materi sosialisasi nantinya.
 Smart ASN :
Agar bahan sosialisasi yang akan disusun sesuai dengan kompetensi dan sesuai tupoksi sehingga menghasilkan kualitas dan memenuhi
kepuasan masyarakat
 Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
 Alternatif Solusi :

N KEGIATAN TAHAP HASIL KEGIATAN SUBTANSI KONTRIBUSI PENGUATAN NILAI


O KEGIATAN MATA PELATIHAN TERHADAP VISI ORGANISASI
AGENDA II MISI DAN TUSI
ORAGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
4 Melakukan 1. Konsultasi Tersedianya (Berorientasi Pelayanan) Hal ini berkaitan Terlaksananya kegiatan
Perencanaan pimpinan bahan sosialisasi Saya akan berkonsultasi dengan perncanaan merupakan
Sosialisasi tentang berupa leaflet dengan pimpinan terkait bahan Visi Puskesmas penguatan nilai
pembuatan sosialisasi dengan sikap Tanggap,Waspada,
Menjadikan
bahan responsif dan memperhatikan Lebih Santun dalam
sosialisasi kepuasan pimpinan. Puskesmas organisasi.
(Akuntabel) Wilayah
Saya akan berkonsultasi dengan Kecamatan
menyampaikan bahan dan Lasalimu Sebagai
rencana sosialisasi secara Pusat Pelayanan
transparan dan dapat Kesehatan yang
dipercaya.
bermutu sesuai
(Kompeten)
Saya akan berkonsultasi standar guna
dengan pimpinan tentang terwujudnya
pembuatan bahan sosialisasi masyarakat sehat
2. Melakukan sesuasi dengan keahlian bidang dan berkualitas.
Terlaksanaya saya agar sosialisasi nantinya
pertemuan Misi Puskesmas
pertemuan berjalan sesuai dengan tujuan.
dengan dengan  Menjalankan
pemegang Standar
pemegang (Berorientasi Pelayanan)
program diare Pelayanan
program Saya akan melakukan
Minimal dan
pertemuan dengan pemegang
program dengan bersikap memenuhi
ramah dan sopan Standar
(Akuntabel Pelayanan
Saya akan melakukan pertemuan Minima
dengan pemegang program diare  Mengoptimalka
dengan selalu konsisten terhadap
n
apa yang akan di lakukan
(Adaptif) Penggunaan Dana
Saya akan berusaha
menyesuaikan diri dengan
programer untuk hasil yang
3. Membuat Tersedianya baik
Jadwal jadwal (Kolaboratif)
sosialisasi sosialisasi Saya a k a n selalu membuka
bersama diri untuk bekerja sama
programer dengan semua pihak.

(Berorientasi Pelayanan)
Saya akan membuat jadwal
dengan programer dengan
berperilaku ramah dan sopan.
(Akuntabel)
Saya dan programer dengan
cermat dan transparan dalam
membuat jadwal.
(Kompeten)
Dalam pembuatan jadwal
sosialisasi saya akan berusaha
memberikan kinerja terbaik
untuk keberhasilan sosialisasi
nantinya
(Harmonis)
Saya akan menghargai
perbedaan dan membangun
lingkungan kerja yang kondusif
agar mendapatkan
(Loyal)
Saya mengajak programer
untuk membangun komitmen
dan ikut memberikan
kontribusi pada kegiatan
nantinya
(Adaptif)
Saya akan meningkatkan
antusias dalam membuat
jadwal untuk terlaksananya
sosialisasi sesuai kesepakatan
bersama
(Kolaboratif)
Saya akan selalu membuka
diri untuk bekerja sama
dengan programer agar hasil
yang disepakati sesuai dengan
keinginan1

 Manajemen ASN:
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan/mentor dilakukan agar dalam awal pelaksanaan kegiatan bisa mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai langkah- langkah selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat terencana dengan baik dan terlaksana
dengan langka tanpa ada kendala yang berarti
 Smart ASN :
Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan
memanfaatkan teknologi sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian hasil yang maksimal sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan
 Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan : Pimpinan sedang sibuk, pimpinan sedang tidak berada di puskesmas
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana : Tidak adanya persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
 Alternatif Solusi : Menjadwalkan ulang pertemuan

N KEGIATAN TAHAP HASIL KEGIATAN SUBTANSI MATA KONTRIBUSI PENGUATAN


O KEGIATAN PELATIHAN AGENDA II TERHADAP NILAI
VISI MISI DAN ORGANISASI
TUSI
ORAGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
4 Melakukan Tersedianya (Berorientasi Pelayanan) Hal ini berkaitan Terlaksananya
1. Memberikan
Sosialisasi lembar Saya bersikap ramah dan cekatan dengan kegiatan
kuisioner
kuesioner pre dalam memberikan kuisioner pretest Visi Puskesmas sosialisaidengan
pretest sebelum
tes kepada ibu balita pimpinan merupakan
memulai Menjadikan
(Akuntabel) penguatan nilai
sosialisasi Puskesmas
Saya memberikan kesempatan para Tanggap,Waspada,
orang tua menjawab pretest untuk Wilayah Lebih,Panutan dan
mendapatkan data yang dapat Kecamatan Santun dalam
dipercaya Lasalimu organisasi.
(Kompeten) Sebagai Pusat
Dalam memberikan kuesioner pretes Pelayanan
apabila ada kendala bagi orang tua
Kesehatan yang
saya dapat membantu menjawab
bermutu sesuai
2. Melakukan Terlaksananya dengan keahlian saya dibidang
sosialisasi kesehatan. standar guna
sosialisasi
Pencegahan terwujudnya
dan (Berorientasi Pelayanan) masyarakat
manajemen Dalam melakukan sosialisasi saya sehat dan
diare bersikap ramah dan cekatan agar berkualitas.
orang tua balita lebih terasa santai
Misi Puskesmas
dan nyaman
(Akuntabel)  Menjalankan
Saya melaksanakan sosialisasi Standar
dengan penuh tanggung jawab agar Pelayanan
hasilnya lebih berkualitas Minimal dan
(Harmonis) memenuhi
Saya akan melakukan sosialisasi Standar
dengan baik untuk menyelaraskan Pelayanan
pemahaman semua orang tua yang
Minimal
datang nantinya
(Loyal)  Mengoptimalkan
Saya melakukan sosialisasi dengan Penggunaan Dana
penuh dedikasi dan sebagai bentuk
kontribusi kepada para orang tua
yang hadir.
(Adaptif)
3. Memberikan Saya sangat antusias dalam
Kuesioner Tersedianya
lembar melaksanakan sosialisasi agar
postes
kuesioner post mendapatkan nilai posif dari orang
tes tua balita
(Kolaboratif)
Dalam melaksanakan sosialisasi saya
bekerja sama dengan programer agar
hasilnya lebih maksimal

(Berorientasi Pelayanan)
Saya bersikap ramah dan cekatan
dalam meberikan kuesioner postest
kepada orang tua anak
(Kompeten)
Saya membantu para orang tua
untuk menjawab sesuai keahlian
saya dibidang kesehatan.
(Loyal)
Saya memberi protest sebagai
bentuk dedikasi peningkatan
pengetahuan kepada orang tua balita
atau masyarakat

(Kolaboratif)
Saya akan bekerjasama dengan
programer saat membagikan pretest
yang akan dijawab masyarakat

 Manajemen ASN:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik
 Smart ASN : ASN harus menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
Alternatif Solusi :
N KEGIATAN TAHAP HASIL KEGIATAN SUBTANSI MATA KONTRIBUSI PENGUATAN
O KEGIATAN PELATIHAN AGENDA II TERHADAP NILAI
VISI MISI DAN ORGANISASI
TUSI
ORAGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5 Melaksanaakan Tersedianya (Berorientasi Pelayanan) Hal ini berkaitan Terlaksananya
1. Mengumpulkan
Evaluasi Hasil pretes Saya akan mengumpulkan hasil dengan kegiatan evauasi
hasil pretes dan
dan Postes kuisioner pretest dan post test merupakan penguatan
untuk ditelaah dan melakukan Visi Puskesmas nilai
post tes
perbaikan tiada henti dibidang Menjadikan Tanggap,Waspada,
pelayanan. Puskesmas Lebih,Panutan dan
(Akuntabel) Santun dalam
Wilayah
Saya akan mengumpulkan semua organisasi.
hasil dengan transparan agar Kecamatan
dapat dipercaya dan di pertanggung Lasalimu
jawabkan Sebagai Pusat
(Kompeten) Pelayanan
Tersedianya Saya akan melakukan pengumpulan Kesehatan yang
2. Menyampaikan dokumen semua hasil dengan kinerja terbaik bermutu sesuai
hasil sosialisasi evaluasi yang saya miliki
standar guna
di pimpinan terwujudnya
(Berorientasi Pelayanan)
S a y a a k a n m e n y a m p a i k a n masyarakat
hasil sosialisasi pada sehat dan
pimpinan dengan ramah dan sopan berkualitas.
Misi Puskesmas
(Akuntabel)
Saya akan melaporkan semua hasil  Menjalankan
kegiatan dengan transparan agar Standar
pimpinan dapat mempercayai Pelayanan
Tersedianya
3. Menyusun kegiatan yang saya lakukan Minimal dan
Laporan
laporan hasil Aktualisasi (Kolaboratif) memenuhi
aktualisasi Saya akan menyampaikan hasil laporan standar
aktualisasi dengan bekerja sama dan Pelayanan
saling mendukung
Minimal
(Berorientasi Pelayanan)  Mengoptimalkan
Saya akan menyusun laporan hasil Penggunaan Dana
dengan menganalisa semua hasil
kegiatan dan data dengan cermat
dan cekatan untuk mendapatkan
kualitas terbaik dari laporan
kegiatan.
(Akuntabel)
Saya menyusun laporan ini dengan
mengikuti sistematis yang diberikan
dengan penuh integritas dan
tanggung jawab
(Kompeten)
Saya akan menyusun laporan saya
dengan berikan kinerja terbaik saya
dan sesuai dengan keahlian saya.

(Adaptif)
Dalam menyusun laporan hasil saya
selalu menyesuaikan dengan
panduan penulisan yang telah
diberikan coach.
 Manajemen ASN:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik
 Smart ASN : ASN harus menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.
 Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
 Alternatif Solusi :
3.1. Matrix Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (Ber-
AKHLAK)
Tabel 3.10 Matrix Rekapitulasi Rencana Habituasi

Jumlah
No Mata Pelatihan Kegiatan Aktualisasi per
Mata Pelatihan
1 2 3 4 5
1. Berorientasi 3 2 3 3 3 1994
Pelayanan
2. Akuntabel 1 1 4 4 3 13
3. Kompeten 1 2 4 3 2 12
4. Harmonis 2 1 1 1 2 7
5. Loyal 1 1 1 2 1 6
6. Adaptif 1 1 2 2 2 10
7. Kolaboratif 1 1 3 3 2 14
Jumlah Aktualisasi 10 9 18 18 15 76
Per Kegiatan

3.2. Estimasi Biaya


Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi membutuhkan biaya dengan
perkiraan sebesar Rp. 300.000,- (seratus ribu rupiah) yang bersumber dari peserta
yang sifatnya tidak mengikat. Perlu diketahui bahwa ini hanya perkiraan awal
adapun saat di lapangan penggunaan dana melebihi dari yang telah ditetapkan,
maka akan dilakukan pelaporan secepatnya

56
3.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Waktu Pelaksanaan (November -Desember2022)


No Uraian
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
Melaksanakan
konsultasi
dengan mentor
dan Coach
2 Melakukan
Penyusunan
bahan
Sosialisasi
3 Melakukan
Perencanaan
Sosialisasi
4 Melakukan
soisalisasi
dengan vidio
dan leflet

57
5 Evaluasi

Dan Melaporkan
Hasil Rancangan
Aktualisasi
Kepada
Pimpinan/Mentor
Tabel 3.11 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

58
59
BAB 1V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Isu saya angkat adalah Rendahnya Pengetahuan Ibu Balita tentang penyakit diare di
UPT. Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu. Puskesamas Diare adalah penyakit
yang tiap tahunnya mengalami peningkatan kasus yang pada tahun 2021 terdapat 23 kasus
balita dan pada tahun 2022 meningkat menjadi 26 kasus penderita diare. Disisi lain
masyarakat disana masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa dengan
berbagai mitos yang mengiringinya. Tidak hanya itu ada beberapa ibu balita yang
membawa anaknya ke poli sudah dalam keadaan lemah dengan dehidrasi sedang. Diare itu
sendiri adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih
dalam satu hari (WHO). Pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit diare sangat di
butuhkan untuk mencegah terjadinya diare, tidak hanya itu pengetahuan ibu terhadap
tatalaksana atau manajemen diare di rumah pun sangat di butuhkan agar tidak terjadi
komplikasi yang berat. Olehnaya itu dalam peningkatan pengetahuan kepada ibu balita
tentang penyakit diare dan manajemen diare sangat di butuhkan peran perawat sebagai
pendidik atau educator.

Jika masalah ini tidak di tangani maka presepsi atau anggapan para ibu terhadap
penyakit diare tidak akan berubah yang akan membahayakan nayawa anak yang
mengalami diare. Selain itu Jika masyarakat belum paham mengenai manajemen diare
maka kasus akan terus terjadi tiap bulannya dan bahkan dapat menjadi pandemi pada kurun
waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139 tahun 2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya

Kementerian Kesehatan RI.2018. Riskesdas. Tentang Kesehatan Masyarakat.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Berorientasi Pelayanan”: Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Akuntabel”: Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Kompoten”: Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Harmonis”: Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Loyal”: Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Adaptif”: Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Kolaboratif”: Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Smart ASN”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018
Rabuplik Indonesia. 2019. Permenkes No 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas.Jakarta
Kementrian Kesehatan
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
Jabatan Aparatur Sipil Negara

Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi

Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
ASN

Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Anda mungkin juga menyukai