PENDAHULUAN
2
dengan diare. Sementara Diare yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
dehidrasi, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa akibat dari kehilangan air dan
elektrolit. Apabila hal ini berlangsung lama, dapat terjadi malabsorpsi berat dan bahkan
sampai kematian. Hal ini menunjukkan bahwa selain memahami tentang penyakit diare,
penyebab dan pencegah diare, maka pemahaman dan kewaspadaan terhadap tanda dehidrasi
pada anak sangat penting bagi orang tua untuk mencegah diare dan manajamen diare . Orang
tua perlu memahami tanda dehidrasi ringan hingga berat sehingga dapat mengetahui saat anak
perlu dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan melakukan usaha berupa intervensi yaitu
“Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Terhadap Penyaikit Diare melalui SIAGA MEDIA
(Sosialisasi Pencegahan dan Manajemen Diare ) Di Puskesmas Kecaamatan Lasalimu
Kabupaten Buton”. Kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
orang tua balita mulai dari pencegahan hingga manajemen dasar guna menekan angka
kejadian kasus sehingga dapat tercapai kondisi kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis antara lain sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Balita tentang penyakit diare pada Balita
di UPTD Puskesmas Lasalimu Kab.Buton
2. Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Balita tentang pencegahan dan
Manajemen Diare Pada Anak di UPTD Puskesmas Lasalimu Kab. Buton
3. Untuk Terlaksananya Sosialisasi mengenai Managmen Diare Akut di UPTD
Puskesmas Lasalimu Kab.Buton
1.3. Manfaat Aktualisasi
2. ASN dapat terus bekontribusi untuk mewujudkan visi dan misi Puskesmas
Lasalimu
3. Meningkatkan tugas pokok dan fungsi perawat terampil dalam melakukan upaya
prmotif.
1.3.2. Manfaat Bagi Instansi.
1. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
2. Mendukung tercapainya visi misi Puskesmas Lasalimu
1.3.3. Bagi Organisasi
Sebagai konstribusi ASN dalam promosi kesehatan untuk Program Diare
Puskesmas Lasalimu
1.3.4. Manfaat Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya orang tua balita mendapatkan tentang pengertian,
gejala, pencegahan dan Managemen Diare Balita.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PROFIL PESERTA
6
2. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Lasalimu adalah 6202 jiwa dengan 1744
KK yang tersebar di 1 Kelurahan dan 7 Desa dengan rincian sebagai berikut :
Data Demografi Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lasalimu
Data Demografi Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Wil. Kel. Lasalimu Kecamatan Lasalimu Kabupaten
Buton per Desember 2021
60-64 73 63 136
Kelompok Jumlah Penduduk
No Umur (Tahun)
Laki-Laki +
Laki-Laki Perempuan
Perempuan
1 2 3 4 5= (3+4)
1 0-4 335 331 666
2 5-9 337 340 677
3 10-14 373 344 717
4 15-19 343 354 697
5 20-24 303 267 570
6 25-29 261 244 505
7 30-34 233 253 486
8 35-39 228 226 454
9 40-44 219 217 436
7
10 45-49 192 179 371
11 50-54 132 134 266
12 55-59 109 114 223
13
14 65-69 57 54 111
15 70-74 37 48 85
16 75 + 54 61 115
JUMLAH 3.286 3.229 6515
Tabel 1.2. Demografi Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Lasalimu
2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Adapun yang menjadi misi Puskesmas wilayah Kecamatan Lasalimu
adalah sebagai berikut :
3 Tata Nilai
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan UPTD
Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu menganut dan menjunjung tinggi tata nilai yaitu :
TA : Tanggap: Petugas harus selalu sigap dan tanggap dalam memberi pelayanan
kepada masyarakat. Sebagai indikator ketanggapan petugas adalah respon time
petugas dalam memberi pelayanan khususnya di UGD kurang dari 5 menit.
Waspada: petugas menerapkan prinsip kewaspadaan terhadap resiko – resiko yang
mungkin terjadi dalam memberikan setiap pelayanan kepada masyarakat sehingga
petugas senantiasa melakukan upaya – upaya dalam meminimalkan resiko pelayanan.
Sebagai indikator kewaspadaan petugas adalah resiko pasien jatuh sebesar 0%
khususnya di ruang perawatan.
Lebih: petugas memiliki nilai lebih dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa kerapihan dan sistematisnya rekam medis sehingga memudahkan dan
melancarkan proses pelayanan.
8
Panutan: petugas puskesmas yang notabene adalah tenaga kesehatan harus memberi
contoh kepada masyarakat bagaimana hidup sehat baik sehat diri maupun lingkungan.
Sebagai indikator adalah tingkat kebersihan diri dari petugas dan lingkungan di
puskesmas sebagai salah satu ciri hidup sehat.
Santun: petugas harus memiliki sifat santun dalam melakukan pelayanan kepada
masyarakat yang diindikasi melalui keramahan saat melakukan pelayanan, fokus dan
ada kontak mata dengan masyarakat yang sedang dilayani.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi UPTD Puskesmas Wil. Kec. Lasalimu dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
11
No JURUSAN JUMLAH
.
1 Dokter Umum 2 orang
2 Dokter Gigi 1 Orang
3 Ners 5 Orang
4 SKM 7 Orang
5 Asisten Apoteker 1 Orang
6 Gizi 1 Orang
7 Farmasi 1 Orang
8 S1. Perawat 2 Orang
9 Kesling 1 Orang
10 AMAK 2 Orang
11 SPK 1 Orang
12 Fisioterapi 1 Orang
13 Perawat DIII 10 Orang
14 Perawat Gigi 2 Orang
15 Analis Kesehatan 2 Orang
16 Rekam Medis 1 Orang
17 Sopir 1 Orang
18 Kader 68 Orang
Jumlah Pegawai 109 orang
Tabel 1.3. Data Kepegawaian Puskesmas Lasalimu Kab. Buton
1. Biodata
16
2.3. Konsepsi Nilai Dasar Kedudukan dan Peran ASN
1. Nilai-nilai Dasar ASN
Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Core Values harus diimplementasikan oleh seluruh
ASN di Instansi Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Surat Edaran Menteri
Pendayahgunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara.
Yang merupakan singkatan dari :
17
selalu berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Kata kunci kompeten yaitu : Kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, kelincahan belajar,
dan ahli di bidangnya. Kalimat afirmasi kompeten adalah “Kami Harus Belajar
Untuk Mengembangkan Kapasitas”
Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan. Panduan
berperilaku atau kode etik harmonis adalah :
a. Menghargai orang lain apapun latarnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Kata kunci harmonis yaitu : Peduli, perbedaan, dan selaras. Kalimat afirmasi harmonis
adalah “Kami saling peduli dan menghargai perbedaan”
Kata kunci adaptif yaitu : Inovasi, antusias terhadap perubahan, proaktif. Kalimat
afirmasi dari adaptif adalah “Kami terus berinovasi dan antusias dalam gerakan
maupun menghadapi perubahan”
Kolaboratif yaitu membangun Kerjasama yang sinergis. Panduan
berperilaku atau kode etik kolaboratif yaitu :
18
a. Memberikan kesempatan berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan sesama
Kata kunci kolaboratif yaitu : Kesediaan bekerjasama, sinergi untuk hasil yang
lebih baik. Kalimat afirmasi kolaboratif adalah “Kami membangun Kerjasama yang
sinergis”
Perekat dan Pemersatu Bangsa ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah.ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan
19
negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.
B. Smart ASN
Membekali peserta dengan kemampuan kecakapan digital dasar pada perspektif
literasi digital smart ASN. Literasi digital adalah lingkungan yang kaya akan
informasi. Transformasi digital disektor pendidikan Indonesia muncul berbagai
perbincangan, regulasi pendukung dan upaya konkret menerapkan transormasi digital
dilingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia.
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet.
Perubahan media komunikasi yang digunakan dalam masyarakat Indonesia tidak terlepas
dengan perubahan tekhnologi komunikasi. ASN dituntut tidak Gaptek (GagapTeknologi)
dan informasi yakni dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk
IT termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
nmeningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam rangka
meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat.
21
kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi dan
bertanggung jawab
b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme
memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat
maupun di daerah. Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah
air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentinga nnasional.
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat
dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan
kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih
besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya.
c) Profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil adalah terpenuhinya kecocokan antara kemampuan aparatur
dengan kebutuhan tugas merupakan syarat terbentuknya aparatur yang
profesional. Artinya, keahlian dan kemampuan aparat merefleksikan arah dan
tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi.
d) Berwawasan global
Merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang untuk mempersiapkan anak
didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki
kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan
antar bangsa yang sangat tinggi
23
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Hasil Laporan Puskesmas Lasalimu, kasus anak dengan Diare dari tahun ketahun
mengalami peningkatan kasus, dimana tahun 2021 dari bulan Januari-desember sebanyak
23 kasus balita diare. Tahun 2022 sebanyak 27 kasus anak di bawah 5 tahun. Selain itu ada
orang tua datang membawa anaknya dengan kondisi dehidrasi sedang. Dan dari hasil
pengamatan penulis ini terjadi karena orang tua tidak mengetahui bagiamana kondisi anak
dengan dehidrasi, ini menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua masih rendah. Tidak
hanya itu masyarakat disana masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa
dengan berbagai mitos yang mengiringinya, ini di dukung dengan sikap para orang tua
yang acuh terhadap kondisi anak dengan diare. Diare itu sendiri adalah buang air
besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (WHO).
Pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit diare sangat di butuhkan untuk mencegah
terjadinya diare, tidak hanya itu pengetahuan ibu terhadap tatalaksana atau manajemen
diare di rumah pun sangat di butuhkan agar tidak terjadi komplikasi yang berat. Olehnaya
itu dalam peningkatan pengetahuan kepada ibu balita tentang penyakit diare dan
24
manajemen diare sangat di butuhkan peran perawat sebagai pendidik atau educator.
b. Dampak
Jika masalah ini tidak di tangani maka preseppsi atau anggapan para ibu terhadap penyakit
diare tidak akan berubah yang akan membahayakan nayawa anak yang mengalami diare.
Selain itu Jika masyarakat belum paham mengenai manajemen diare maka kasus akan terus
terjadi tiap bulannya dan bahkan dapat menjadi pandemi pada kurun waktu tertentu.
c. Dukungan teoritik Dalam kaitannya dengan manajemen ASN, belum dapat memberikan
pelayanan secra profesional kepda pasien/masyarakat. Sebagai pelayan Publik dimana
perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional.
a. Isu Ke -2
Belum optimalnya Pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas medis di
puskesmas lasalimu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama bekerja di puskesma
Lasalimu, nakes yang bekerja kurang pemahaman yang baik tentang jenis sampah medis
dan bagaiamana pengelolaannya didalam kehidupan lingkungan kerja sehari-hari.
b. Dampak jika masalah tidak diselesaikan Jika nakes belum menjalankan dengan patuh
pemisahan sampah medis dan non medis ditakutkan akan terjadi kesalahan dalam
pengolahan sampah hasil kerja di puskesmas. Kesalahan pengelolaan tersebut akan
berdampak pada beberapa aspek, seperti: pengambil atau pengolah sampah,
masyarakat,nakes itu sendiri
c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III: Sesuai dengan peran ASN sebagai
pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik. ASN harus menjunjung tinggi nilai
profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin
a. Isu ke-3
Kurangnya Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam mencuci tangan 6 langkah di Puskesmas
Lasalimu. Kebersihan tangan adalah salah satu cara mengurangi risiko akibat tindakan
perawatan kesehatan . Kegagalan dalam pelaksanaan cuci tangan di picu oleh keterbatasan
fasilitas cuci tangan, seperti westafel terbatas, handuk kertas, pengering tangan, cairan
antiseptik terbatas, namaun ketika sarana sudah ada, kendala berikutnya adalah kurangnya
kesadaran petugas (kesehatan perawat) dalam melakukan prosedur cuci tangan
b. Dampak
Jika kondisi ini tidak ditangani maka akan mempengaruhi risiko seseorang yang berada di
25
lingkungan puskesmas untuk terkena infeksi nosokomial.
c. Dukungan teoritik dari mata pelatihan agenda III : Dalam kaitannya dengan Manajemen
ASN, belum dapat memberikan pelayanan secara profesional kepada pasien. Sebagai
pelayan publik dimana perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang profesional.
Identifikasi Dan Analisis Isu Di UPTD Puskesmas Wilayah Kec. Lasalimu
No Tuga Pokok Kondisi Saat Ini Kondisi yang Isu Keterkaitan dengan Mata
Profesi Ners di harapkan Teridentifikasi Pelatihan Agenda III
.
1 Memberikan 1.Masih Rendahnya Meningkatnya Rendahnya (Manajemen ASN)
Pendidikan Pengetahuan Ibu pengetahuan pengetahuan belum dapat
Kepada Balita tentang ibu balita ibu balita memberikan pelayanan
Masyarakat Penkit Diare, tentang tentang secra profesional
pencegahan dan penyakit penyakit diare, kepdapasien/masyarakat.
Manajemen Diare di diare, pencegahan Sebagai pelayan Publik
UPTD Wilayah Pencegahan dan dimana perawat dituntut
Kecamatan dan anajemen menejemen untuk memberikan
Lasalimu Diare diare di UPTD pelayanan yang
Puskesmas profesional.
Lasalimu (SMART ASN)
ASN harus menjunjung
tinggi nilai
profesionalisme dalam
melaksanakan.
2. Belum optimalnya Petugas Belum (Manajemen ASN)
Pemisahan sampah Kesehatan optimalnya Dalam belum dapat
medis dan non medis dapat Pemisahan memberikan pelayanan
di kalangan petugas memisahkan sampah medis secara profesional
medis di puskesmas sampah medis dan non medis kepada
lasalimu dan non medis di kalangan pasien/masyarakat.
petugas medis Sebagai pelayan Publik
di puskesmas dimana perawat dituntut
lasalimu untuk memberikan
pelayanan yang
profesional.
(SMART ASN)
ASN harus menjunjung
tinggi nilai
profesionalisme dalam
melaksanakan
PENETAPAN ISU
TOTAL
NO. IDENTIFIKASI ISU A P K L RANKING
SKOR
Rendahnya Pengetahuan
ibu balita tentang
1. penyakit diare,
pencegahan dan 4 5 5 5 18 I
menejemen diare di
UPTD Puskesmas
27
Lasalimu
Belum optimalnya
penerapan pemisahan 3 3 4 4 14 III
sampah medis dan non
medis di kalangan
2.
petugas medis di UPTD
Puskesmas Lasalimu
Kurangnya Kepatuhan
Petugas Kesehatan 3 4 4 4 16 II
3. dalam mencuci tangan 6
langkah di UPTD
Puskesmas Lasalimu
Aktual :
1. Pernah benar – benar terjadi
2. Benar – benar sering terjadi
3. Benar – benar terjadi dan bukan menjadi bahan pembicaraan
4. Benar – benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaraan
5. Benar – benar terjadi dan hangat dibicarakan,
Kekhalayakan :
1. Tidak menyangkut hajat orang banyak
2. Sedikit menyangkut hajat orang banyak
3. Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4. Menyangkut hajat hidup orang banyak
5. Sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik :
1. Masalah sederhana
2. Masalah kurang kompleks
3. Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
28
4. Masalah kompleks
5. Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusisnya.
Layak :
1. Masuk Akal
2. Realitas
3. Cukup masuk dan realistis
4. Masuk akal dan realistis
5. Masuk sangat komples sehingga perlu dicarikan solusisnya
POHON MASALAH
KEMATIAN
PENINGKATAN KASUS
DIARE
*
KURANGNYA PENYEBARAN PERSEPSI ORANG KURANGNYA MEDIA
INFORMASI TENTANG TUA YANG MASIH INFORMASI YANG DI DAPAT
C
PENYAKIT DIARE KELIRU TENTANG
DIARE
29
Keterangan
penyebab
Isu
Dampak
31
3.3. Deskripsi/Penjelasan Kegiatan
(Berorientasi
Pelayanan)
Saya akan
melakukan
konsultasi mengenai
Tersedianya tahapan kegiatan
3. Meminta Surat bersikap ramah dan
saran atau Pernyataan sopan.
arahan dan Persetujuan
persetujuan Pelaksanaan (Kompeten)
dalam Kegiatan Saya akan
pelaksanaan memberikan
penjelasan sesuai
kegiatan
sesuai degan
sosialisasi
keahlian yang saya
miliki sehingga
pimpinan lebih
memahami
(Harmonis)
Saya akan
melakukan
konsultasi, dengan
menerima dan
menghargai semua
saran dan arahan
yang diberikan
pimpinan.
(Berorientasi
Pelayanan )
Saya akan meminta
arahan dan saran
serta persetujuan
pelaksanaan
kegiatan dengan
bersikap sopan dan
ramah agar tercipta
suasana yang
kondusif
(Loyal)
Saya akan
memegang
komitmen untuk
mengikuti arahan
dari pimpinan
(Harmonis)
Saya akan
menghargai
perbedaan pendapat
dari mentor dan
pimpinan terkait
aktualisasi saya dan
mencari jalan keluar
agar menjadi
selaras
(Adaptif)
Saya akan berusaha
untuk
menyesuaikan diri
dengan perubahan
setelah mendapat
saran dan masukan
dari mentor dan
pimpinan.
(Kolaboratif)
Saya akan
membentuk
kerjasama dengan
pimpinan sebagai
bentuk sinergitas
Manajemen ASN:
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan/mentor dilakukan agar dalam awal pelaksanaan kegiatan bisa mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai langkah- langkah selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat terencana dengan baik dan terlaksana
dengan langka tanpa ada kendala yang berarti
Smart ASN :
Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan
memanfaatkan teknologi sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian hasil yang maksimal sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan : Pimpinan sedang sibuk, pimpinan sedang tidak berada di puskesmas
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana : Tidak adanya persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
Alternatif Solusi : Menjadwalkan ulang pertemuan
(Kompoten)
Saya menyiapkan Vidio sesuai
keahlian agar menarik dan jelas agar
mudah dipahami sehingga
memberikan keberhasilan terhadap
aktualisasi ini
(Loyal)
Saya akan membuat vidio
menggunakan bahasa indonesia
dengan bahasa indonesia sebagai
bentuk nasionalisme
(Adaptif )
Saya akan membuatan vidio, dengan
antusias terhdap perubahan agar leib
mudah di pahami oleh masyarakat
nantinya
(Kolaboratif )
Saya akan membuat vidio edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat sebagai bentuk kontribusi
saya kepada pemerintah
Manajemen ASN:
Kegiatan Melakukan penyusunan bahan Sosialisasi dilakukan agar materi yang akan disusun kelak, adalah materi yang berkualitas
sehingga memudahkan para orang tua balita menangkap materi sosialisasi nantinya.
Smart ASN :
Agar bahan sosialisasi yang akan disusun sesuai dengan kompetensi dan sesuai tupoksi sehingga menghasilkan kualitas dan memenuhi
kepuasan masyarakat
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
Alternatif Solusi :
(Berorientasi Pelayanan)
Saya akan membuat jadwal
dengan programer dengan
berperilaku ramah dan sopan.
(Akuntabel)
Saya dan programer dengan
cermat dan transparan dalam
membuat jadwal.
(Kompeten)
Dalam pembuatan jadwal
sosialisasi saya akan berusaha
memberikan kinerja terbaik
untuk keberhasilan sosialisasi
nantinya
(Harmonis)
Saya akan menghargai
perbedaan dan membangun
lingkungan kerja yang kondusif
agar mendapatkan
(Loyal)
Saya mengajak programer
untuk membangun komitmen
dan ikut memberikan
kontribusi pada kegiatan
nantinya
(Adaptif)
Saya akan meningkatkan
antusias dalam membuat
jadwal untuk terlaksananya
sosialisasi sesuai kesepakatan
bersama
(Kolaboratif)
Saya akan selalu membuka
diri untuk bekerja sama
dengan programer agar hasil
yang disepakati sesuai dengan
keinginan1
Manajemen ASN:
Kegiatan konsultasi dengan pimpinan/mentor dilakukan agar dalam awal pelaksanaan kegiatan bisa mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai langkah- langkah selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan dapat terencana dengan baik dan terlaksana
dengan langka tanpa ada kendala yang berarti
Smart ASN :
Dalam meminta dukungan dan persetujuan pimpinan/mentor diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, dapat juga dengan
memanfaatkan teknologi sehingga berjalan efektif dan efisien untuk pencapaian hasil yang maksimal sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan : Pimpinan sedang sibuk, pimpinan sedang tidak berada di puskesmas
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana : Tidak adanya persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan kegiatan
Alternatif Solusi : Menjadwalkan ulang pertemuan
(Berorientasi Pelayanan)
Saya bersikap ramah dan cekatan
dalam meberikan kuesioner postest
kepada orang tua anak
(Kompeten)
Saya membantu para orang tua
untuk menjawab sesuai keahlian
saya dibidang kesehatan.
(Loyal)
Saya memberi protest sebagai
bentuk dedikasi peningkatan
pengetahuan kepada orang tua balita
atau masyarakat
(Kolaboratif)
Saya akan bekerjasama dengan
programer saat membagikan pretest
yang akan dijawab masyarakat
Manajemen ASN:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik
Smart ASN : ASN harus menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
Alternatif Solusi :
N KEGIATAN TAHAP HASIL KEGIATAN SUBTANSI MATA KONTRIBUSI PENGUATAN
O KEGIATAN PELATIHAN AGENDA II TERHADAP NILAI
VISI MISI DAN ORGANISASI
TUSI
ORAGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5 Melaksanaakan Tersedianya (Berorientasi Pelayanan) Hal ini berkaitan Terlaksananya
1. Mengumpulkan
Evaluasi Hasil pretes Saya akan mengumpulkan hasil dengan kegiatan evauasi
hasil pretes dan
dan Postes kuisioner pretest dan post test merupakan penguatan
untuk ditelaah dan melakukan Visi Puskesmas nilai
post tes
perbaikan tiada henti dibidang Menjadikan Tanggap,Waspada,
pelayanan. Puskesmas Lebih,Panutan dan
(Akuntabel) Santun dalam
Wilayah
Saya akan mengumpulkan semua organisasi.
hasil dengan transparan agar Kecamatan
dapat dipercaya dan di pertanggung Lasalimu
jawabkan Sebagai Pusat
(Kompeten) Pelayanan
Tersedianya Saya akan melakukan pengumpulan Kesehatan yang
2. Menyampaikan dokumen semua hasil dengan kinerja terbaik bermutu sesuai
hasil sosialisasi evaluasi yang saya miliki
standar guna
di pimpinan terwujudnya
(Berorientasi Pelayanan)
S a y a a k a n m e n y a m p a i k a n masyarakat
hasil sosialisasi pada sehat dan
pimpinan dengan ramah dan sopan berkualitas.
Misi Puskesmas
(Akuntabel)
Saya akan melaporkan semua hasil Menjalankan
kegiatan dengan transparan agar Standar
pimpinan dapat mempercayai Pelayanan
Tersedianya
3. Menyusun kegiatan yang saya lakukan Minimal dan
Laporan
laporan hasil Aktualisasi (Kolaboratif) memenuhi
aktualisasi Saya akan menyampaikan hasil laporan standar
aktualisasi dengan bekerja sama dan Pelayanan
saling mendukung
Minimal
(Berorientasi Pelayanan) Mengoptimalkan
Saya akan menyusun laporan hasil Penggunaan Dana
dengan menganalisa semua hasil
kegiatan dan data dengan cermat
dan cekatan untuk mendapatkan
kualitas terbaik dari laporan
kegiatan.
(Akuntabel)
Saya menyusun laporan ini dengan
mengikuti sistematis yang diberikan
dengan penuh integritas dan
tanggung jawab
(Kompeten)
Saya akan menyusun laporan saya
dengan berikan kinerja terbaik saya
dan sesuai dengan keahlian saya.
(Adaptif)
Dalam menyusun laporan hasil saya
selalu menyesuaikan dengan
panduan penulisan yang telah
diberikan coach.
Manajemen ASN:
Sesuai dengan peran ASN sebagai pelaksana kebijakan publik dan pelayan publik
Smart ASN : ASN harus menjunjung tinggi nilai profesionalisme dalam melaksanakan tugas secara rutin.
Analisis Dampak :
Perkiraan Hambatan :
Dampak Bila Kegiatan Tidak Terlaksana :
Alternatif Solusi :
3.1. Matrix Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (Ber-
AKHLAK)
Tabel 3.10 Matrix Rekapitulasi Rencana Habituasi
Jumlah
No Mata Pelatihan Kegiatan Aktualisasi per
Mata Pelatihan
1 2 3 4 5
1. Berorientasi 3 2 3 3 3 1994
Pelayanan
2. Akuntabel 1 1 4 4 3 13
3. Kompeten 1 2 4 3 2 12
4. Harmonis 2 1 1 1 2 7
5. Loyal 1 1 1 2 1 6
6. Adaptif 1 1 2 2 2 10
7. Kolaboratif 1 1 3 3 2 14
Jumlah Aktualisasi 10 9 18 18 15 76
Per Kegiatan
56
3.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
57
5 Evaluasi
Dan Melaporkan
Hasil Rancangan
Aktualisasi
Kepada
Pimpinan/Mentor
Tabel 3.11 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
58
59
BAB 1V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Isu saya angkat adalah Rendahnya Pengetahuan Ibu Balita tentang penyakit diare di
UPT. Di Puskesmas Wilayah Kecamatan Lasalimu. Puskesamas Diare adalah penyakit
yang tiap tahunnya mengalami peningkatan kasus yang pada tahun 2021 terdapat 23 kasus
balita dan pada tahun 2022 meningkat menjadi 26 kasus penderita diare. Disisi lain
masyarakat disana masih sering menganggap diare merupakan penyakit biasa dengan
berbagai mitos yang mengiringinya. Tidak hanya itu ada beberapa ibu balita yang
membawa anaknya ke poli sudah dalam keadaan lemah dengan dehidrasi sedang. Diare itu
sendiri adalah buang air besar dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih
dalam satu hari (WHO). Pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit diare sangat di
butuhkan untuk mencegah terjadinya diare, tidak hanya itu pengetahuan ibu terhadap
tatalaksana atau manajemen diare di rumah pun sangat di butuhkan agar tidak terjadi
komplikasi yang berat. Olehnaya itu dalam peningkatan pengetahuan kepada ibu balita
tentang penyakit diare dan manajemen diare sangat di butuhkan peran perawat sebagai
pendidik atau educator.
Jika masalah ini tidak di tangani maka presepsi atau anggapan para ibu terhadap
penyakit diare tidak akan berubah yang akan membahayakan nayawa anak yang
mengalami diare. Selain itu Jika masyarakat belum paham mengenai manajemen diare
maka kasus akan terus terjadi tiap bulannya dan bahkan dapat menjadi pandemi pada kurun
waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139 tahun 2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya
Lembaga Administrasi Negara. 2021. “Smart ASN”: Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018
Rabuplik Indonesia. 2019. Permenkes No 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas.Jakarta
Kementrian Kesehatan
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
Jabatan Aparatur Sipil Negara
Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
ASN