PENDAHULUAN
2
Berdasarkan laporan gizi bulan Mei tahun 2022, data Balita Gizi Kurang
dengan indeks BB/TB di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola sebanyak 10 balita
dengan rincian : 3 kasus di Desa Fongkaniwa, 4 kasus di Desa Oempu, 1 kasus di Desa
Lapadindi, 2 kasus di Desa Tanjung.
Status gizi pada balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan
fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat
pulih). Kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak pada anak. Padahal,
otak tumbuh selama masa balita (Marimbi, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa gizi kurang pada balita membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik
maupun mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Akibat lainnya
adalah penurunan daya tahan, sehingga kejadian infeksi dapat meningkat. Kekurangan
gizi akan menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita. Prevalensi gizi kurang yang
cukup tinggi dikhawatirkan dapat berimplikasi pada status gizi buruk pada periode
selanjutnya. Dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan, tingginya angka
kesakitan dan percepatan kematian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk menyelesaikan isu belum
optimalnya pelayanan gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola,
penulis mengangkat gagasan pemecahan isunya yaitu “SIP GIRANG (Optimalisasi
Pelayanan Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna)”.
1.2 Tujuan
a. Umum
Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan,
Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK),
serta peran dan kedudukan dalam mewujudkan ASN dalam SMART ASN dan
Manajemen ASN dalam pelaksanaan tugas sebagai Dokter di Puskesmas
Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
b. Khusus
1. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode
Home Care di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
3
2. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode
Sosialisasi di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
3. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Puskesmas Walengkabola Kecamatan
Tongkuno Kabupaten Muna.
4. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode Pojok
Si Girang di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
1.3 Manfaat
a. Manfaat Untuk Penulis
Terlaksananya kegiatan ini maka diharapkan dapat memberi manfaat bagi peserta
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (SMART ASN dan Manajemen ASN) yang
mendasari kegiatan bermanfaat bagi stakeholder dan/atau pimpinan.
b. Manfaat Untuk Organisasi
Mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien, serta mendorong terwujudnya
Puskesmas Walengkabola menjadi terdepan dan kreatif dalam pelayanan kesehatan
sesuai visi dan misinya.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Meningkatkan pelayanan profesional yang diberikan sehingga menciptakan
kepercayaan masyarakat dan meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah.
4
kemudian membuat laporan kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni
sampai 12 Juli 2022 dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN BerAKHLAK
yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabilitas, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif serta Manajemen ASN dan Smart ASN.
Dari kegiatan tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan pelayanan
kesehatan gizi balita yang akan memberi efek penurunan angka kasus gizi kurang pada
balita di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, dan
diharapkan pula terjadi penambahan pemahaman dan pengetahuan orang tua dan
masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan seimbang untuk balita agar
pertumbuhan dan perkembangan balita dapat terjadi secara optimal. Dalam kegiatan
aktualisasi ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan sehingga akan banyak prediksi
hambatan yang akan dilalui. Dengan program yang akan dilakukan Penulis
mengharapkan terjadi penurunan angka kasus gizi kurang pada balita di Puskesmas
Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Penilaian keberhasilan program
dilakukan dengan cara membandingkan berat badan awal dan berat badan akhir setelah
kegiatan dilakukan, diharapkan terjadi peningkatan berat badan dan peningkatan
pengetahuan orang tua tentang status gizi anak yang dinilai dari kuesioner yang dibagikan
2 minggu kemudian setelah dilakukan sosialisasi, sehingga terjadi penurunan angka kasus
gizi kurang pada balita.
5
BAB II
T SM
NO DESA PAUD SD
K P SMA
1 Walengkabol 1 1 2 1 1
a
2 Fongkaniwa - 1 1 - -
3 Oeno Kandoli - 1 1 1 -
4 Matano Oe - - 1 1 -
5 UPT. Labora - - 1 1 -
Total - 3 6 4 1
9
positif bagi petugas kesehatan dalam penyampaian informasi-informasi
ataupun inovasi-inovasi kesehatan.
10
2.1.1.6 Struktur Organisasi
11
2.1.2 Visi, Misi, dan Nilai Organisasi
Puskesmas Walengkabola mempunyai peran dan berkewajiban dalam
menyukseskan visi dan misi tersebut dengan memanfaatkan segala peluang dan
potensi serta kapasitas Puskesmas secara optimal melalui Visi dan Misi yang
dibangun yaitu:
Visi
“Mewujudkan Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Walengkabola Menjadi
Mayarakat Sehat dan Mandiri dalam Bidang Kesehatan”.
Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Misi yang akan dibangun dalam rencana Strategis
Puskesmas Walengkabola 2017-2022 adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu keluarga dan masyarakat.
3. Membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
13
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini,
dan respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
14
2.1.4 Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja (OPD)
Program dan kegiatan utama Puskesmas Walengkabola adalah sebagai berikut :
2.1.4.1 Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (One day Care)
d. Home care
2.1.4.2 Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama
2.1.5 Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja Dan Data Terkait Isu Yang
Diangkat
Puskesmas Walengkabola memiliki pegawai yang sesuai dengan
keahlian dan kompetensi di bidang masing-masing untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya. Pegawai di Puskesmas tidak hanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun
ada juga pegawai Non PNS. Total semua 36 orang dengan rincian yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.4 Daftar Tenaga PNS di Puskesmas Walengkabola
16
Data Terkait Isu Yang Diangkat
Isu yang diangkat pada rancangan aktualisasi ini adalah Belum Optimalnya
Pelayanan Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna. Keadaan gizi berdasarkan indikator BB/U menjelaskan bahwa persentase
balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada tahun 2010 mencapai 22,8 %, lebih
tinggi dibandingkan dengan angka nasional sebesar 17,9%. Persentase balita gizi buruk di
Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 6,5 % lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 4,9
%. Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3 % masih lebih tinggi dengan angka
nasional sebesar 15,0 %. Bila dilakukan pengkategorian, dapat dijelaskan bahwa Provinsi
Sulawesi Tenggara berada pada kategori tinggi (Prevalensi 20 – 29% dikategorikan tinggi).
Dengan demikian, dilihat dari persentase balita kekurangan gizi, balita gizi buruk, dan balita
gizi kurang di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif masih merupakan masalah kesehatan.
Berdasarkan laporan gizi bulan Mei tahun 2022, data Balita Gizi Kurang dengan
indeks BB/TB di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola sebanyak 10 balita dengan rincian :
3 kasus di Desa Fongkaniwa, 4 kasus di Desa Oempu, 1 kasus di Desa Lapadindi, 2 kasus di
Desa Tanjung.
17
12. Tinggi/Berat Badan : 169cm / 54 kg
13. Alamat
- Rumah : Jln. Sukowati , RT 003/ RW 003, Kel. Butung- buntung, Kec.
Katobu, Kab. Muna, Sulawesi Tenggara
- Kantor : Poros Parigi , Kec. Parigi , Kab. Muna
14. Nomor Telephone : 08111105550
15. Email : sarwendaannas@gmail.com
16. Pengalaman Kerja
Dokter Umum RSUD Sumberrejo, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten
Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur Oktober 2018 sampai Oktober 2019.
Dokter Umum PT. Pertamina Retail, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat,
Oktober 2019 sampai November 2019.
Dokter Umum Fulltimer Rumah sakit Hermina Kendari, Desember 2019
sampai April 2021.
Kepala Instalasi Ruang Bersalin dan Ruang Operasi RS Hermina Kendari,
Desember 2019 sampai Februari 2020.
Manager Pelayanan Medis RS Hermina Kendari, Februari 2020-April 2021
PLT. Direktur RS Hermina Kendari Desember 2020-Februari 2021
19
2.3 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
Tatanan nilai dasar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah panduan perilaku bagi
para ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini, nilainilai dasar
ASN masih bervariasi di setiap instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Pada 27
Juli 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan nilai-nilai dasar (core values) dan
employer branding bagi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut dituangkan dalam akronim “ASN
BerAKHLAK” dengan employer branding atau semboyan “Bangga Melayani Bangsa”.
Ada tujuh nilai dasar bagi ASN yang termaktub dalam BerAKHLAK, yakni:
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif. Dengan diluncurkannya core values dan employer branding ASN tersebut
boleh dikata merupakan langkah perubahan besar dan menjadi momentum percepatan
transformasi ASN di seluruh Indonesia.
20
secara
bertanggung
jawab, efektif,
dan efisien;
• Tidak
menyalahgunak
an kewenangan
jabatan
3. Kompeten Terus belajar • Kinerja • Meningkatkan
dan terbaik kompetensi diri
mengembangk • Sukses untuk menjawab “Kami
an kapabilitas • Keberhasilan tantangan yang terus belajar
• Learning selalu berubah; dan
agility • Membantu mengembang
• Ahli orang lain kan
dibidangnya belajar; kapabilitas”
• Melaksanakan
tugas dengan
kualitas terbaik
4. Harmonis Saling peduli dan • Peduli • Menghargai
menghargai • Menghargai setiap orang “Kami saling
perbedaan perbedaan apapun latar peduli dan
• Selaras belakangnya; menghargai
• Suka menolong perbedaan”
orang lain;
• Membangun
lingkungan
kerja yang
kondusif
5. Loyal Berdedikasi dan • Komitmen • Memegang
mengutamakan • Dedikasi teguh ideologi “Kami
kepentingan • Kontribusi Pancasila, berdedikasi
• Nasionalisme
Bangsa dan Undang-Undang dan
• Pengabdian
negara Dasar Negara mengutamaka
Republik n kepentingan
Indonesia Bangsa dan
Tahun 1945, Negara”
NKRI serta
pemerintahan
yang sah;
• Menjaga nama
baik ASN,
Pimpinan,
Instansi &
Negara;
• Menjaga
Rahasia Jabatan
dan rahasia
negara
21
6. Adaptif Terus berinovasi • Inovasi • Cepat
dan antuasias • Antusias menyesuaikan “Kami terus
dalam terhadap diri berinovasi
menggerakkan perubahan menghadapi dan antusias
serta • Proaktif perubahan; dalam
menghadapi • Terus menggerakka
perubahan berinovasi dan n ataupun
mengembangk menghadapi
an kreativitas; perubahan”
• Bertindak
proaktif
7. Kolaboratif Membangun • Kesediaan • Memberikan
kerjasama yang untuk kesempatan “Kami
sinergis bekerja berbagai pihak membangun
sama untuk kerjasama
• Sinergi untuk berkontribusi; yang
hasil yang • Terbuka dalam sinergis”
lebih baik kerjasama
untuk
menghasilkan
nilai tambah;
• Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai
sumberdaya
untuk tujuan
bersama.
22
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
23
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan ii satu kesatuan. Kesatuan bagi
ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi
dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang
hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi
menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan
ancaman bagi kesatuan bangsa
25
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi
yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia
bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan
dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
e. Menguasai IT dan Bahasa Asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni
dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT
termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan
menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain
sebagainya.
f. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan
tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka
akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
g. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas,
inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini
maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap
waktunya
h. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain
atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional
maupun personal.
26
Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN
yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar
literasi digital, yaitu:
a. Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari meliputi:
1. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma,
dan etika berinternet (netiquette)
2. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung
hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
3. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang
digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
4. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di
ruang digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan
perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran),
dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi,
berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
b. Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia
2. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme,
dll.
27
28