Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan pelayan masyarakat / abdi negara
yang memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan publik dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut ditegaskan dalam Undang-Undang No 5 Tahun
2014 yang menyatakan bahwa untuk memenuhi tuntutan nasional dan tantangan global
dalam mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari reformasi birokrasi, maka
Pemerintah Pusat merasa perlu menetapkan Aparatur Sipil Negara sebagai profesi yang
memiliki kewajiban mengelola, mengembangkan diri serta wajib
mempertanggungjawabkan kinerja selain menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan
Manajemen ASN dengan menanamkan nilai-nilai BerAKHLAK yaitu Berorientasi
pelayanan, Akuntabilitas, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Di dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 disebutkan fungsi pegawai
ASN yaitu : a. Pelaksana kebijakan publik; b. Pelayan publik; dan c. Perekat dan
pemersatu bangsa. Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut sangat jelas
disebutkan bahwa sebagai ASN harus mampu melakukan tugas dan kewajiban untuk
melayani bangsa dan negara, seperti Employer Branding ASN yaitu “Bangga Melayani
Bangsa” dengan selalu mengaktualisasikan Core Values BerAKHLAK. ASN di bidang
kesehatan sekarang menjadi sorotan publik dikarenakan beberapa hal yang terlihat oleh
masyarakat terutama tentang kualitas pelayanan yang kurang memuaskan. Banyaknya
masalah yang timbul diakibatkan kurangnya dan turunnya kesadaran dan kepedulian
ASN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Salah satu strategi pembangunan Kesehatan Nasional untuk mewujudkan
Indonesia Sehat 2014 – 2025 adalah menerapkan Pembangunan Nasional berwawasan
Kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi
positif terbentuknya lingkungan yang sehat dan berperilaku sehat, serta memberikan
jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat yang memprioritaskan kegiatan Promotif
dan Preventif tanpa meninggalkan kegiatan Kuratif dan Rehabilitatif. Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang dibawahi oleh Dinas Kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
1
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang
tingkat pertama. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan bagi
masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai dengan visi Puskesmas
Walengkabola yaitu Mewujudkan Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Walengkabola
Menjadi Masyarakat Sehat dan Mandiri dalam Bidang Kesehatan.
Berbagai masalah kesehatan dihadapi pusat pelayanan tingkat pertama dalam
melaksanakan upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan.
Puskesmas Walengkabola merupakan sebuah puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna juga selalu memberikan pelayanan terbaik untuk
memajukan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Tongkuno dan sekitarnya. Namun,
Puskesmas Walengkabola pun menghadapi berbagai masalah kesehatan masyarakat,
salah satunya adalah masih tingginya angka temuan kasus gizi kurang pada balita.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari
variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala,
lingkar lengan, dan panjang tungkai. Gizi kurang merupakan Keadaan kurang zat gizi
yang disebabkan oleh rendahnya asupan energi dan protein yang ditandai dengan berat
badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) yang berada pada
<-2 SD sampai >-3SD tabel baku WHO-NCHS. Apabila defisiensi zat gizi terjadi pada
balita dan dibiarkan berlangsung lama, maka dapat menimbulkan dampak yang buruk
bagi kesehatan balita sehingga menyebabkan kurangnya gizi pada balita.
Keadaan gizi berdasarkan indikator BB/U menjelaskan bahwa persentase
balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada tahun 2010 mencapai 22,8 %,
lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional sebesar 17,9%. Persentase balita gizi
buruk di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 6,5 % lebih tinggi dibanding angka nasional
sebesar 4,9 %. Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3 % masih lebih tinggi
dengan angka nasional sebesar 15,0 %. Bila dilakukan pengkategorian, dapat dijelaskan
bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara berada pada kategori tinggi (Prevalensi 20 – 29%
dikategorikan tinggi). Dengan demikian, dilihat dari persentase balita kekurangan gizi,
balita gizi buruk, dan balita gizi kurang di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif masih
merupakan masalah kesehatan.

2
Berdasarkan laporan gizi bulan Mei tahun 2022, data Balita Gizi Kurang
dengan indeks BB/TB di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola sebanyak 10 balita
dengan rincian : 3 kasus di Desa Fongkaniwa, 4 kasus di Desa Oempu, 1 kasus di Desa
Lapadindi, 2 kasus di Desa Tanjung.
Status gizi pada balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan
fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat
pulih). Kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak pada anak. Padahal,
otak tumbuh selama masa balita (Marimbi, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa gizi kurang pada balita membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik
maupun mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Akibat lainnya
adalah penurunan daya tahan, sehingga kejadian infeksi dapat meningkat. Kekurangan
gizi akan menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita. Prevalensi gizi kurang yang
cukup tinggi dikhawatirkan dapat berimplikasi pada status gizi buruk pada periode
selanjutnya. Dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan, tingginya angka
kesakitan dan percepatan kematian.
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk menyelesaikan isu belum
optimalnya pelayanan gizi kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola,
penulis mengangkat gagasan pemecahan isunya yaitu “SIP GIRANG (Optimalisasi
Pelayanan Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna)”.

1.2 Tujuan
a. Umum
Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan,
Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK),
serta peran dan kedudukan dalam mewujudkan ASN dalam SMART ASN dan
Manajemen ASN dalam pelaksanaan tugas sebagai Dokter di Puskesmas
Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
b. Khusus
1. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode
Home Care di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.

3
2. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode
Sosialisasi di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.
3. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Puskesmas Walengkabola Kecamatan
Tongkuno Kabupaten Muna.
4. Terwujudnya optimalisasi pelayanan gizi kurang pada balita dengan metode Pojok
Si Girang di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna.

1.3 Manfaat
a. Manfaat Untuk Penulis
Terlaksananya kegiatan ini maka diharapkan dapat memberi manfaat bagi peserta
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) serta
kedudukan dan peran ASN dalam NKRI (SMART ASN dan Manajemen ASN) yang
mendasari kegiatan bermanfaat bagi stakeholder dan/atau pimpinan.
b. Manfaat Untuk Organisasi
Mewujudkan pelayanan yang efektif dan efisien, serta mendorong terwujudnya
Puskesmas Walengkabola menjadi terdepan dan kreatif dalam pelayanan kesehatan
sesuai visi dan misinya.
c. Manfaat Untuk Masyarakat
Meningkatkan pelayanan profesional yang diberikan sehingga menciptakan
kepercayaan masyarakat dan meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi


Proses pelaksanaan rancangan aktualisasi akan dilaksanakan di Kantor
Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna dan Wilayah Kerja
Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna dengan jumlah
sasaran 10 balita gizi kurang yang tersebar di beberapa desa, 3 kasus di Fongkaniwa, 4
kasus di Oempu, 1 kasus di Lapadindi, 2 kasus di Tanjung. Kegiatan dimulai dari :
melapor dan meminta dukungan dengan pimpinan; melakukan koordinasi dan sosialisasi
kepada unit kerja yang lain (Dokter, dan petugs Gizi); mengumpulkan dan menyiapkan
bahan monitoring dan edukasi; melakukan Home Care, Pemberian Makanan Tambahan
(PMT), edukasi; membuat Pojok Si Girang; dan pelaporan dan evaluasi kegiatan; serta

4
kemudian membuat laporan kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni
sampai 12 Juli 2022 dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN BerAKHLAK
yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabilitas, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif serta Manajemen ASN dan Smart ASN.
Dari kegiatan tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan pelayanan
kesehatan gizi balita yang akan memberi efek penurunan angka kasus gizi kurang pada
balita di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna, dan
diharapkan pula terjadi penambahan pemahaman dan pengetahuan orang tua dan
masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan seimbang untuk balita agar
pertumbuhan dan perkembangan balita dapat terjadi secara optimal. Dalam kegiatan
aktualisasi ini dilakukan selama kurang lebih 1 bulan sehingga akan banyak prediksi
hambatan yang akan dilalui. Dengan program yang akan dilakukan Penulis
mengharapkan terjadi penurunan angka kasus gizi kurang pada balita di Puskesmas
Walengkabola Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Penilaian keberhasilan program
dilakukan dengan cara membandingkan berat badan awal dan berat badan akhir setelah
kegiatan dilakukan, diharapkan terjadi peningkatan berat badan dan peningkatan
pengetahuan orang tua tentang status gizi anak yang dinilai dari kuesioner yang dibagikan
2 minggu kemudian setelah dilakukan sosialisasi, sehingga terjadi penurunan angka kasus
gizi kurang pada balita.

5
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN, DAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi


Puskesmas Walengkabola adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten
Muna yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Puskesmas Walengkabola berlokasi di Desa Oempu Kecamatan
Tongkuno Kabupaten Muna, wilayah kerja Puskesmas Walengkabola terdiri dari 5 desa
yaitu: Desa Walengkabola, Desa Fongkaniwa, Desa Oeno Kandoli, Desa Matano Oe,
UPT. Labora. Berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan,
Puskesmas Walengkabola dikategorikan sebagai Puskesmas kawasan terpencil dan sangat
terpencil. Puskesmas Walengkabola memiliki visi, misi, dan tugas pokok yang jelas,
memiliki rencana program dan kegiatan pengembangan yang berkelanjutan yang
didukung oleh 3 (tiga) faktor yaitu sumber daya manusia, anggarann serta sarana dan
prasarana kerja.
Puskesmas Walengkabola berperan dalam pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayahnya dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat
(kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat); mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga,kelompok dan masyarakat. Dalam melaksanakan
fungsinya, Puskesmas Walengkabola berkewajiban melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dan terwujudnya
kecamatan sehat.
Di dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat
pelayanan kesehatan Rawat Jalan, Puskesmas Walengkabola mempunyai kewenangan
6
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Muna diantaranya menyelenggarakan
perencanaan, pelaksanaa dan evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatannya
sesuai situasi kondisi, kultur budaya dan potensi setempat.
Oleh karenanya pada setiap akhir tahun anggaran, Puskesmas Walengkabola
menyusun Laporan Tahunan yang menggambarkan pencapaian target dalam satu tahun
dan hasil kegiatan dari tiap-tiap program. Kemudian menganalisanya, sehingga
diharapkan Puskesmas senantiasa berupaya untuk meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanannya yang lebih baik.

2.1.1 Kedudukan Organisasi


2.1.1.1 Keadaan Geografi
Puskesmas Walengkabola terletak dibagian selatan garis khatulistiwa
memanjang dari utara ke selatan diantara 5°11'08.5" lintang selatan dan
dari barat ke timur 122°34'52.6" bujur timur, ± 70 Km dari ibukota
Kabupaten Muna. Luas wilayah kerja puskesmas walengkabola yaitu 47
km² dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan up wuna
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Buton utara
 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Fongkaniwa Kec. Tongkuno
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tombula

Wilayah Kerja Puskesmas Walengkabola meliputi 5 Desa sebagai


berikut: Desa Walengkabola, Desa Fongkaniwa, Desa Oeno kandoli,
Desa Matano Oe, UPT. Labora

Gambar 2.1 Lokasi Puskesmas Walengkabola


7
2.1.1.2 Keadaan Demografis
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu
wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting dalam menghitung sebaran jumlah
penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan. Data
ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk, dan survei
penduduk. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola
tahun 2019 dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1: Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas


Walengkabola Tahun 2019

NO Nama Desa Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


RT KK Pddk. Pddk. Pddk.
Laki-laki Perempuan
1 Walengkabola 470 849 1446 1800 3246
2 Fongkaniwa 150 204 372 347 719
3 Oeno Kandoli 150 252 319 463 782
4 Matano Oe 32 48 64 74 138
5 UPT. Labora 15 39
Total 817 1353 2201 2684 4924
Sumber : Data Sekunder Profil wilayah kerja Puskesmas Walengkabola tahun
2019

2.1.1.3 Keadaan Sosial Budaya Dan Ekonomi


Penduduk wilayah kerja Puskesmas Walengkabola yang terdiri dari
5 desa, mempunyai penduduk 4924 Jiwa dengan bermacam-macam suku
diantaranya Muna, Jawa, Bugis. Dari jumlah penduduk tersebut
menganut agama Islam. Perilaku masyarakat sangat di pengaruhi oleh
adat istiadat setempat, seperti persatuan yang di wujudkan dalam sikap
kegotong royongan yang kokoh. Ini terlihat pada acara-acara seperti
8
selamatan, pernikahan dan masih banyak lagi acara-acara lain yang
sangat mencerminkan budaya atau adat istiadat setempat. Mata
pencaharian penduduk pada umumnya adalah pedagang, petani dan
PNS/TNI/Polri.

2.1.1.4 Keadaan Fasilitas Pendidikan


Tingkat pendidikam sumber daya manusia sangat berpengaruh
terhadap kesehatan, baik kesehatan secara personal maupun kesehatan
lingkungan untuk menunjang sumber daya manusia maka di perlukan
sarana pendidikan sebagai sarana pengembangan sumber daya manusia
secara formal. Fasilitas Pendidikan pada tingkat TK, SD, SMP dan SMA
telah tersedia di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola.
Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Walengkabola.

Tabel 2.2: Distribusi Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja


Puskesmas Walengkabola Tahun 2019

T SM
NO DESA PAUD SD
K P SMA

1 Walengkabol 1 1 2 1 1
a
2 Fongkaniwa - 1 1 - -

3 Oeno Kandoli - 1 1 1 -

4 Matano Oe - - 1 1 -

5 UPT. Labora - - 1 1 -

Total - 3 6 4 1

Sumber : Data Sekunder Profil Wilayah Wilayah Kerja Puskesmas


Walengkabola

Kondisi wilayah kerja puskesmas Walengkabola pada


umumnya tingkat pendidikan cukup tinggi sehingga ini dapat menjadi nilai

9
positif bagi petugas kesehatan dalam penyampaian informasi-informasi
ataupun inovasi-inovasi kesehatan.

2.1.1.5 Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan Puskesmas di Walengkabola dapat di lihat pada
tebel sebagai berikut:

Tabel 2.3 : Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas


Walengkabola Tahun 2022

NO JENIS KETENAGAAN PNS HONORER NS JUMLAH


1. S1 KedokteranUmum 1 1 - 2
2. S1 Kedokteran Gigi - - - -
3. SI Promosi Kesehatan 1 2 0 3
SI Kesling - - 1 1
5. S1 AKK - 1 - 1
7. S1 Kebidanan 1 1 - 3
8. S1 Ners Keperawatan 1 7 - 8
8. S1 Keperawatan 1 2 - 2
9. S1 Apoteker 1 - - 1
10. D3 Farmasi - - 1 1
11. D3 Kebidanan 2 4 - 6
11 D3 Keperawatan 2 3 4 9
12. D3 Perawat Gigi - 2 - 1
13. D3 Gizi - - 2 2
14. D3 Kesehatan Lingkungan - 1 - 1
15. D3 Analis - - 1 1
17. D1 Gizi - - - -
18. Rekamedik - - - -
19. SPK - - - -
20. SMA - 6 - 6
Jumlah 7 25 10 42
Sumber : Data Primer Puskesmas Walengkabola Tahun 2022

10
2.1.1.6 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Walengkabola

11
2.1.2 Visi, Misi, dan Nilai Organisasi
Puskesmas Walengkabola mempunyai peran dan berkewajiban dalam
menyukseskan visi dan misi tersebut dengan memanfaatkan segala peluang dan
potensi serta kapasitas Puskesmas secara optimal melalui Visi dan Misi yang
dibangun yaitu:
Visi
“Mewujudkan Masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Walengkabola Menjadi
Mayarakat Sehat dan Mandiri dalam Bidang Kesehatan”.
Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Misi yang akan dibangun dalam rencana Strategis
Puskesmas Walengkabola 2017-2022 adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas.
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu keluarga dan masyarakat.
3. Membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Tujuan Puskesmas Walengkabola :

Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan oleh puskesmas


walengkabola adalah mendukung tercapainnya tujuan pembangunan kesehatan
nasional,

Motto Puskesmas Walengkabola:

‘’Pelayanan sehat dengan kasih sayang’’

Tata Nilai Puskesmas Walengkabola

Tata nilai organisasi puskesmas Walengkabola yaitu “SEHAT”

S : Senyum (Petugas Puskesmas Wlengkabola selalu senyum dalam memberikan


pelayanan kepada pasien)

E : Empati (Petugas Puskesmas Walengkabola selalu peduli terhadap pasien)

H : Hati (Petugas Puskesmas Walengkabola selalu melakukan tindakan dengan


sepenuh hati)

A : Andal (Petugas Puskesmas Walengkabola selalu professional dalam bekerja)


12
T : Terampil (Petugas Puskesmas Walengkabola selalu terampil dalam melakukan
tindakan)

2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 pasal 4 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,
Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Fungsi Puskesmas Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 yaitu penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya Puskesmas berwenang untuk:
a. menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah kesehatan
masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
f. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;

13
i. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan;
j. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini,
dan respon penanggulangan penyakit;
k. melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
l. melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama
dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di


wilayah kerjanya Puskesmas berwenang untuk:

a. menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,


berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter -
pasien yang erat dan setara;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas;
i. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan; dan
j. melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

14
2.1.4 Program dan Kegiatan Utama Unit Kerja (OPD)
Program dan kegiatan utama Puskesmas Walengkabola adalah sebagai berikut :
2.1.4.1 Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (One day Care)
d. Home care
2.1.4.2 Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama

2.1.5 Data Sumber Daya Yang Dimiliki Unit Kerja Dan Data Terkait Isu Yang
Diangkat
Puskesmas Walengkabola memiliki pegawai yang sesuai dengan
keahlian dan kompetensi di bidang masing-masing untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya. Pegawai di Puskesmas tidak hanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun
ada juga pegawai Non PNS. Total semua 36 orang dengan rincian yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.4 Daftar Tenaga PNS di Puskesmas Walengkabola

No. Nama Status Jenis Tenaga


1. WA ODE ASNI, S.Kep PNS Perawat (Non Ners)
2. WA ODE SITTI SAHARIAH, SKM PNS Sanitasi Lingkungan
3. dr. RATDAWATI DAWA CPNS Dokter
4. SINCE,A Md.Keb. PNS Bidan Klinis
5. WA ODE SITTI ASTUTI, A.Md.Keb PNS Bidan Klinis
6. MUSLIMA, S.Tr.Keb. PNS Bidan Klinis
7. WIWIK MARYANTI, S.Kep.,Ners PNS Ners
15
8. dr. NUR AZIZAH Kontrak Daerah Dokter
9. LA ODE ZALINO Sukarela Perawat (Non Ners)
10. MUH. FASIR.,A.Md.Kep Kontrak Daerah Perawat (Non Ners)
11. ABDUL RAHMAD UNTUL,
Kontrak Daerah Perawat (Non Ners)
A.Md.Kep
12. DARMAWATI FEELI, A.Md.Kep Kontrak Daerah Perawat (Non Ners)
13. Terapis Gigi dan
ZEKI ZUHAIR, S.Tr. Kontrak Daerah
Mulut
14. Terapis Gigi dan
NURJANA, AMKG Kontrak Daerah
Mulut
15. SITI FATIMAH, A.Md.Keb Sukarela Bidan Klinis
16. NUR HAFILDA, A.Md.Keb Kontrak Daerah Bidan Klinis
17. HARNI, A.Md.Keb Kontrak Daerah Bidan Klinis
18. HASRAWATI, A.Md.,Keb. Kontrak Daerah Bidan Klinis
19. NUR AIDA, A.Md.Keb Sukarela Bidan Klinis
20. SATRIA HUSEIN,S.Tr.,Keb. Kontrak Daerah Bidan Klinis
21. HARTATI, S.Kep. Kontrak Daerah Ners
22. RACHMATYAH Sukarela Ners
23. FARSI, S.Kep.,Ns Kontrak Daerah Ners
24. DIAN AYUNITA,S.Kep.NS. Sukarela Ners
25. NERSRI SISTER, S.Kep.,Ns Sukarela Ners
26. ASTATI, S.Kep.,Ns Kontrak Daerah Ners
27. MIRAD, S.Kep.,N.S Kontrak Daerah Ners
28. SAMIAH, S.Kep.,Ns Kontrak Daerah Ners
29. SAFINA, S.Kep.,Ns. Kontrak Daerah Ners
Kesehatan
30. FITRIANI, SKM Kontrak Daerah Masyarakat
(Lainnya)
31. Administrasi dan
HARLIDA, SKM Sukarela
Kebijakan Kesehatan
32. ELNI, AMKL BOK Sanitarian
Ahli Teknologi
33. WA ODE JUMIATI, S.Tr.Kes. BOK Laboratorium Medik
(Analis Kesehatan)
34. LISA ASTUTI, S.Farm.,Apt BOK Apoteker
35. FENNY ELFRIDA OLFEN
BOK Ahli Gizi
SRIWAHYUNI, S.Gz
36. SARATAEMO Sukarela Ahli Gizi

16
Data Terkait Isu Yang Diangkat
Isu yang diangkat pada rancangan aktualisasi ini adalah Belum Optimalnya
Pelayanan Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Walengkabola Kecamatan Tongkuno
Kabupaten Muna. Keadaan gizi berdasarkan indikator BB/U menjelaskan bahwa persentase
balita kekurangan gizi (gizi kurang + Gizi buruk) pada tahun 2010 mencapai 22,8 %, lebih
tinggi dibandingkan dengan angka nasional sebesar 17,9%. Persentase balita gizi buruk di
Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 6,5 % lebih tinggi dibanding angka nasional sebesar 4,9
%. Demikian juga prevalensi gizi kurang sebesar 16,3 % masih lebih tinggi dengan angka
nasional sebesar 15,0 %. Bila dilakukan pengkategorian, dapat dijelaskan bahwa Provinsi
Sulawesi Tenggara berada pada kategori tinggi (Prevalensi 20 – 29% dikategorikan tinggi).
Dengan demikian, dilihat dari persentase balita kekurangan gizi, balita gizi buruk, dan balita
gizi kurang di Provinsi Sulawesi Tenggara relatif masih merupakan masalah kesehatan.
Berdasarkan laporan gizi bulan Mei tahun 2022, data Balita Gizi Kurang dengan
indeks BB/TB di wilayah kerja Puskesmas Walengkabola sebanyak 10 balita dengan rincian :
3 kasus di Desa Fongkaniwa, 4 kasus di Desa Oempu, 1 kasus di Desa Lapadindi, 2 kasus di
Desa Tanjung.

2.2 Profil Peserta


1. Nama Peserta : dr. SARWENDA ANNAS
2. NIP : 19911114 202012 2 2023
3. Tempat/Tgl Lahir : Raha, 14 November 1991
4. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I, Gol. III/b
5. Jabatan : Ahli Pertama – Dokter
6. Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
7. Unit Kerja : Puskesmas Parigi
8. Pendidikan Umum
- SD : SDN 19 Katobu Tahun 1998 di Kab. Muna
- SLTP : SMPN 1 Bau-Bau Tahun 2003 di Kota Bau-Bau
- SMA : SMAN 1 Bau-Bau Tahun 2006 di Kab. Muna
- Universtitas : Universitas Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2009
9. Agama : Islam
10. Status : Belum Menikah
11. Hobby : Mendengarkan / main Musik

17
12. Tinggi/Berat Badan : 169cm / 54 kg
13. Alamat
- Rumah : Jln. Sukowati , RT 003/ RW 003, Kel. Butung- buntung, Kec.
Katobu, Kab. Muna, Sulawesi Tenggara
- Kantor : Poros Parigi , Kec. Parigi , Kab. Muna
14. Nomor Telephone : 08111105550
15. Email : sarwendaannas@gmail.com
16. Pengalaman Kerja
 Dokter Umum RSUD Sumberrejo, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten
Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur Oktober 2018 sampai Oktober 2019.
 Dokter Umum PT. Pertamina Retail, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat,
Oktober 2019 sampai November 2019.
 Dokter Umum Fulltimer Rumah sakit Hermina Kendari, Desember 2019
sampai April 2021.
 Kepala Instalasi Ruang Bersalin dan Ruang Operasi RS Hermina Kendari,
Desember 2019 sampai Februari 2020.
 Manager Pelayanan Medis RS Hermina Kendari, Februari 2020-April 2021
 PLT. Direktur RS Hermina Kendari Desember 2020-Februari 2021

Tugas pokok dan fungsi dokter umum berdasarkan KEMENPAN Nomor:


139/KEP/M.PAN/11/2003 yaitu:

1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama.

2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama

3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum

4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum

5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana

6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang

7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakan (P3K) tingkat


sederhana

8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap

9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana


18
10. Melakukan pemulihan mental tingkat kompleks tingkat I

11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana

12. Melakukan pemulihan fisik tingkat kompleks I

13. Melakukan pemelihaan kesehatan ibu

14. Melakukan pemelihaan kesehatan bayi dan balita

15. Melakukan pemelihaan kesehatan anak

16. Melakukan pelayanan keluarga berencana

17. Melakukan pelayanan imunisasi

18. Melakukan pelayanan gizi

19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit

20. Melakukan penyuluhan medik

21. Membuat catatan medik rawat jalan

22. Membuat catatan medik rawat inap

23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar

24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam

25. Menguji kesehatan individu

26. Menjadi tim penguji kesehatan

27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana

28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I

29. Menjadi saksi ahli

30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan

31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium

32. Melakukan tugas jaga/panggilan on call

33. Melakukan tugas jaga di tempat/ di rumah sakit

34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien

35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana

19
2.3 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
Tatanan nilai dasar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah panduan perilaku bagi
para ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini, nilainilai dasar
ASN masih bervariasi di setiap instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Pada 27
Juli 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan nilai-nilai dasar (core values) dan
employer branding bagi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut dituangkan dalam akronim “ASN
BerAKHLAK” dengan employer branding atau semboyan “Bangga Melayani Bangsa”.
Ada tujuh nilai dasar bagi ASN yang termaktub dalam BerAKHLAK, yakni:
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan
Kolaboratif. Dengan diluncurkannya core values dan employer branding ASN tersebut
boleh dikata merupakan langkah perubahan besar dan menjadi momentum percepatan
transformasi ASN di seluruh Indonesia.

Tabel. 2.5 Konsepsi Nilai Dasar BerAKHLAK

NO NILAI PENGERTIAN KATA KUNCI PANDUAN KALIMAT


PRILAKU AFIRMASI
1. Berorientasi Keinginan • Responsivitas • Memahami dan
Pelayanan memberikan • Kualitas memenuhi “Kami
pelayanan prima • Kepuasan kebutuhan berkomitmen
demi kepuasan masyarakat; memberikan
masyarakat • Ramah, cekatan, pelayanan
solutif, dan prima demi
dapat kepuasan
diandalkan; masyarakat”
• Melakukan
perbaikan tiada
henti
2. Akuntabel Bertanggungjaw • Tanggung • Melaksanakan
ab atas jawab tugas dengan
kepercayaan • Integritas jujur, “Kami
yang diberikan • Konsisten bertanggung bertanggungja
• Dapat jawab, cermat, w ab atas
dipercaya disiplin dan kepercayaan
• Transparan berintegritas yang
tinggi; diberikan”
• Menggunakan
kekayaan
dan barang
milik negara

20
secara
bertanggung
jawab, efektif,
dan efisien;
• Tidak
menyalahgunak
an kewenangan
jabatan
3. Kompeten Terus belajar • Kinerja • Meningkatkan
dan terbaik kompetensi diri
mengembangk • Sukses untuk menjawab “Kami
an kapabilitas • Keberhasilan tantangan yang terus belajar
• Learning selalu berubah; dan
agility • Membantu mengembang
• Ahli orang lain kan
dibidangnya belajar; kapabilitas”
• Melaksanakan
tugas dengan
kualitas terbaik
4. Harmonis Saling peduli dan • Peduli • Menghargai
menghargai • Menghargai setiap orang “Kami saling
perbedaan perbedaan apapun latar peduli dan
• Selaras belakangnya; menghargai
• Suka menolong perbedaan”
orang lain;
• Membangun
lingkungan
kerja yang
kondusif
5. Loyal Berdedikasi dan • Komitmen • Memegang
mengutamakan • Dedikasi teguh ideologi “Kami
kepentingan • Kontribusi Pancasila, berdedikasi
• Nasionalisme
Bangsa dan Undang-Undang dan
• Pengabdian
negara Dasar Negara mengutamaka
Republik n kepentingan
Indonesia Bangsa dan
Tahun 1945, Negara”
NKRI serta
pemerintahan
yang sah;
• Menjaga nama
baik ASN,
Pimpinan,
Instansi &
Negara;
• Menjaga
Rahasia Jabatan
dan rahasia
negara

21
6. Adaptif Terus berinovasi • Inovasi • Cepat
dan antuasias • Antusias menyesuaikan “Kami terus
dalam terhadap diri berinovasi
menggerakkan perubahan menghadapi dan antusias
serta • Proaktif perubahan; dalam
menghadapi • Terus menggerakka
perubahan berinovasi dan n ataupun
mengembangk menghadapi
an kreativitas; perubahan”
• Bertindak
proaktif
7. Kolaboratif Membangun • Kesediaan • Memberikan
kerjasama yang untuk kesempatan “Kami
sinergis bekerja berbagai pihak membangun
sama untuk kerjasama
• Sinergi untuk berkontribusi; yang
hasil yang • Terbuka dalam sinergis”
lebih baik kerjasama
untuk
menghasilkan
nilai tambah;
• Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai
sumberdaya
untuk tujuan
bersama.

2.3.1 Manajemen ASN

2.3.8.1 Kedudukan ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

22
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
professional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi


syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK
tersebut dalam manajemen ASN, menegaskan bahwa tidak semua
pegawai yang bekerja untuk pemerintah harus berstatus PNS,
namun dapat berstatus sebagai pegawai kontrak dengan jangka
waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya kerja
baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang
berbasis pada kinerja.

2. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang


menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang

23
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan ii satu kesatuan. Kesatuan bagi
ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi
dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang
hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi
menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan
ancaman bagi kesatuan bangsa

2.3.2 Smart ASN


ASN merupakan salah satu aset penting dalam penyelenggaraan roda
pemerintahan negara, terlebih saat ini dunia sedang menghadapi era disrupsi
teknologi hingga munculnya revolusi industri 4.0. Agar dapat bersaing dengan
negaranegara lainya di era revolusi industri 4.0, pemerintah telah merancang road
map program SMART ASN yang ditargetkan dapat diwujudkan pada tahun 2024.
Manajemen ASN yang profesional dalam bidang pengembangan ASN menjadi
kunci pokok bagi keberhasilan ASN untuk menghadapi revolusi industri 4,0.
Dalam program pengembangan kompetensi dan kesejahteraan ASN, punya tujuan
dan cita-cita untuk menyiapkan Smart ASN di tahun 2019. Adapun kriteria ASN
yang perlu dibangun adalah ASN berintegritas, memiliki rasa nasionalisme tinggi,
profesional, berwawasan global, memahami IT dan bahasa asing, hospitality,
networking, serta jiwa entrepreneurship. Disinilah pentingnya menganalisis
kebijakan tentang SMART ASN. Menjadikan ASN yang ideal dan kompetitif di
era globalisasi merupakan tuntutan publik dan target yang harus dicapai. Tiga
sasaran utama untuk mewujudkan SMART ASN di Tahun 2019, yaitu: Pertama,
Perencanaan ASN, dengan membuka formasi/kualifikasi ASN yang sesuai dengan
arah pembangunan nasional serta potensi daerah. Kedua, Pengadaan ASN yang
transparan, objektif dan fairness untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat
sekaligus menjaring putra-putri terbaik bangsa. Ketiga, Meningkatkan
profesionalisme, yakni meningkatkan kompetensi, kualifikasi dan kinerja
sebagaimana yang diamanatkan UU ASN. Tahapan RPJMN ke-3 (2015- 2019)
24
yang berakhir pada tahun ini 2019 merupakan pembangunan ASN pada tahap
SMART ASN. Pola ini untuk mewujudkan ASN berwawasan global, penguasaan
teknologi informasi, bahasa asing, dan jejaring kerja (networking), serta
berintegritas.
Ada 8 (delapan) Profil SMART ASN yaitu sebagai berikut :
a. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai,
norma dan/atau etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan,
rekan kerja, bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, serta mampu
mendorong terciptanya budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan
atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.
(Permenpan RB Nomor 60 tahun 2020)
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya
persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai
suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam
satu kesatuan bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai,
memelihara dan mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan
atau kekuasaan negara bangsa yang bersangkutan dalam implementasinya,
seorang ASN harus bekerja dengan semangat cinta tanah air Indonesia.
c. Profesionalisme
Pengertian profesionalisme, adalah merupakan komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus
(Nurita Putranti,Blog). Oleh karena Pegawai Negeri Sipil merupakan salah
satu profesi maka konsekuensinya harus selalu meningkatkan kemampuannya
secara terus menerus agar dalam melaksanakan tugas atau pekerjakaan dapat
dilaksanakan secara profesional. Berpedoman pada pengertian dimuka,
menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang merupakan bagian dari
profesi agar dapat melaksanakan pekerjaan secara professional harus
diperhatikan dan memperhatikan mengenai profesionalisme. (Mustaqiem:
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.2, November 2010)
d. Berwawasan Global

25
ASN yang berwawasan global, disini diartikan sebagai organ birokrasi
yang mampu melihat melampaui (beyond) dinding-dinding kaku tempat ia
bekerja melalui pandangan yang bulat, menyeluruh serta mampu menemukan
dan menggunakan perkembangan atau inovasi lain yang ada baik dalam skala
nasional maupun internasional.
e. Menguasai IT dan Bahasa Asing
ASN dituntut tidak Gaptek (Gagap Teknologi) dan informasi yakni
dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT
termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalamn
meningkatkan efektifitas dan efisiensi untuk meningkatlkan kinerja dalam
rangka meningkatkan kualitas tugas dan fungsinya dalam pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, seorang ASN selain menguasai
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar juga memiliki kemampuan
menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Mandarin dan lain
sebagainya.
f. Hospitality
Hospitality merupakan cara pemberian pelayanan atau penerimaan
tamu, pengunjung, atau bahkan orang asing yang datang sehingga mereka
akan memiliki kesan baik dan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan.
g. Entrepreneurship
ASN dituntut memiliki kemampuan entrepreneurship yakni berjiwa
kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya keberanian, kreatifitas,
inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Enterpreneurship juga dapat diartikan
berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak,
kesejahteraan masyarakat dan bagaimana cara membantu mereka yang
membutuhkan. Dan dengan dimilikinya kemampuan Enterpreneurship ini
maka seorang ASN akan mampu meningkatkan kinerja dalam setiap
waktunya
h. Networking
Networking adalah membangun menjalin hubungan dengan orang lain
atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan professional
maupun personal.
26
Literasi digital merupakan hal paling utama dalam mewujudkan ASN
yang berdaya saing dalam perkembangan teknologi dan informasi. Ada 4 pilar
literasi digital, yaitu:
a. Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-
hari meliputi:
1. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata karma,
dan etika berinternet (netiquette)
2. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung
hoax dan tidak sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
3. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang
digital yang sesuai dalam kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku
4. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di
ruang digital yang sesuai dengan perturan yang berlaku.
Adapun ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan
perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran),
dan nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, perpartisipasi,
berkolaborasi dan bertransaksi elektronik.
b. Budaya bermedia digital
Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Adapun dasar-dasarnya
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
landasan kehidupan berbudaya, berbangsa, dan berbahasa Indonesia
2. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan
dengan nilai Pancasila di mesin telusur, seperti perpecahan, radikalisme,
dll.

27
28

Anda mungkin juga menyukai