Pemakaian herbal sebagai obat-obatan tradisional telah diterima luas di negara-negara maju maupun berkembang sejak dahulu kala, bahkan dalam 20 tahun terakhir perhatian dunia terhadap obat-obatan tradisional meningkat, baik di negara yang sedang berkembang maupun negara-negara maju. World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa hingga 65% dari penduduk negara maju menggunakan pengobatan tradisional dan obat-obat dari bahan alami (Kemenkes RI, 2007). Senyawa kimia aktif yang berasal dari tumbuhan sangat penting dalam bidang pengobatan, metabolit sekunder dalam tumbuhan biasanya tersebar merata keseluruh bagian tumbuhan tetapi dalam kadar yang berbeda. Sangat banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk obat-obatan yang dikenal sebagai obat tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang tumbuhan berkhasiat dan senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat. Tumbuhan yang mengandung senyawa metabolit primer dan sumber metabolit sekunder seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid dan alkaloid. Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya mempunyai kemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri maupun lingkungan (Lathifah, 2008). Salah satu tanaman berkasiat obat Indonesia yang banyak digunakan di masyarakat adalah Biji Kebiul (Caesalpinia Bonduc). Biji buah kebiul merupakan salah satu bahan tanaman yang mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin (Kusrahman, 2012). Flavonoid merupakan salah satu zat aktif dari tanaman yang mempunyai berbagai khasiat. Beberapa penelitian melaporkan peranan penting senyawa flavonoid dalam meluruhkan batu ginjal. Hal ini disebabkan karena gugus –OH dari flavonoid dapat membentuk komplek kalsium-flavonoid yang mudah larut dalam air. Aktivitas diuretik dari flavonoid juga dapat membantu pengeluaran batu melalui urin (Nisma, 2011). 1.2 Rumusan Masalah Penulis merumuskan batasan masalah yang hendak dibahas pada penelitian ini agar penulisan menjadi lebihh terarah. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Berapakah jumlah total flavonoid yang terkandung dalam biji kebiul? 2. Apakah pengaruh biji kebiul terhadap diuretik? 3. Seberapa besar pengaruh jumlah flavonoid terhadap khasiat biji kebiul? 4. Berapakah dosis efektif ekstrak biji kebiul pada diuretik?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui jumlah total flavonoid yang terkandung dalam biji kebiul 2. Mengetahui pengaruh biji kebiul terhadap diuretic 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah flavonoid terhadap khasiat biji kebiul 4. Menentukan dosis efektif ekstrak biji kebiul pada diuretik
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efek diuretik ekstrak biji kebiul (Caesalpinia bondul (L). Roxb) sehingga dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengobatan diuretika. Dengan demikian penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap eksplorasi manfaat dan khasiat biji kebiul. DAFTAR PUSTAKA
Lathifah, Q. 2008. Uji efektifitas ekstrak kasar senyawa antibakteri pada buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi pelarut. Doctoral dissertation.