Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
disebutkan pada ayat ke-5 bahwa Aparatur Sipil Negara memiliki fungsi yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Hal ini
mengatur bahwa sebagai pelaksana kebijakan publik ASN harus melaksanakan
Kebijakan Publik Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, memberikan
pelayanan publik secara profesional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam menjalani fungsinya, ASN
dibekali oleh nilai-nilai dasar BerAKHLAK adalah akronim dari 7 nilai yaitu
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif. Dari nilai dasar ASN BerAKHLAK diharapkan ASN memiliki satu
orientasi yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan
yang bersifat preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif hal ini menunjukkan
bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan telah semakin meningkat terutama
pada kesehatan umum masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada
tercapainya derajat kesehatan yang optimal, maka dari itu perlu pelayanan kesehatan
yang tepat, cepat dan akurat di puskesmas.
Bidan merupakan salah satu unsur ASN yang sangat perlu bersikap profesional
dalam menjalankan jabatannya. Bidan yang profesional berarti bidan yang bekerja
sesuai dengan bidang 2 keahliannya. Kompetensi inilah yang kemudian berperan
dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang berintegritas serta
mampu bersikap dan bertindak profesional dan melayani masyarakat.
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu target pembangunan upaya
menurunkan AKI (hamil, melahirkan, nifas) sangat dibutuhkan pelayanan Antenatal
Care (ANC) yang berkualitas sesuai standar kebijakan pemerintah yaitu sekurang-
kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
Kunjungan K1 adalah kunjungan ibu pertama kali pada masa kehamilan. K1
dibagi menjadi K1 murni dan K1 akses. K1 murni adalah kontak ibu hamil pertama
kali dengan petugas kesehatan pada trimester 1. K1 akses adalah kontak pertama ibu
hamil dengan petugas kesehatan bukan trimester 1 (usia kehamilan lebih 12 minggu).
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan 12 minggu ,
guna untuk memantau perkembangan janin dan kesehatan ibu.
Berdasarkan gambaran rasio yang hampir sama juga terjadi di wilayah kerja
Puskesmas Biontong berbagai permasalahan pelayanan pemeriksaan ibu hamil dan
pelayanan kesehatan masih jamak ditemukan ditengah-tengah masyarakat.
Pertama, Belum optimalnya kepatuhan minum obat tablet FE pada bumil di
Puskesmas Biontong. Tablet zat besi (Fe) penting untuk ibu hamil karena memiliki
beberapa fungsi untuk menambah asupan nutrisi pada janin, mencegah anemia
defisiensi zat besi, serta mencegah pendarahan saat masa persalinan. Namun, yang
terjadi dilapangan masih banyak ibu hamil yang rutin mengonsumsi tablet Fe.
Kedua, Belum optimalnya kunjungan K1 murni di Puskesmas Biontong.
Kunjungan K1 murni adalah kontak ibu hamil pertama kali dengan petugas kesehatan
pada trimester 1, guna untuk memantau perkembangan janin dan kesehatan ibu.
Namun, yang terjadi di lapangan masih bnayak ibu hamil yang tidak memeriksakan
kehamilanya pada saat trimester 1.
Ketiga, Program posyandu remaja di lingkungan kerja Puskesmas Biontong
belum dikembangkan secara optimal. Posyandu remaja merupakan salah satu kegiatan
berbasis kesehatan masyarakat khusus remaja, untuk memantau dan melibatkan
mereka demi peningkatan kesehatan dan keterampilan hidup sehat secara
berkesinambungan. Namun, yang terjadi di lapangan masih kurang peran petugas
untuk menarik minat para remaja untuk hadir di posyandu remaja.
Keempat, Belum optimalnya bidan dalan menangani ibu hamil dengan Resiko
Tinggi di Puskesmas Biontong. Kehamilan yang beresiko tinggi sangat berbahaya
karena dapat meningkatkan AKI dan AKA. Namun, di lapangan para bidan masih
belum bisa membujuk ibu untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap.
Kelima,
B. Tujuan
Tujuan kegiatan aktualisasi yang ingin dicapai Penulis adalah sebagai berikut.
1. Mengimplementasikan dan menanamkan nilai BerAKHLAK pada unit kerja
Penulis yaitu UPTD Puskesmas Biontong
2. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kunjungan K1 murni di
Puskesmas Biontong.

C. Manfaat
1. Bagi Penulis

Kegiatan aktualisasi ini dibuat agar diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-


nilai dasar ASN yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) kedalam kegiatan sesuai dengan
tugas dan bidan

2. Bagi Instansi
Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya kunjungan K1 murni di
wilayah kerja Puskesmas Biontong

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN yaitu di Puskesmas
Biontong. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan :
1. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas selaku mentor
2. Berkoordinasi dengan Bidan koordinator/bidan desa
3. Penyusunan materi penyuluhan, menyiapkan leaflet 5
4. Melakukan penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya kunjungan K1 murni
di posyandu Puskesmas Biontong.
BAB III
IDENTIFIKASI ISU, ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN
AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

A. Identifikasi Isu Kontemporer


Berdasarkan isu yang ditetapkan, gagasan kreatif yang terpilih adalah optimalisasi
kunjungan K1 murni di Puskesmas Biontong. Kegiatan kegiatan yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
1.

Anda mungkin juga menyukai