Anda di halaman 1dari 80

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara atau disingkat ASN menurut Undang-undang No. 5 Tahun
2014 adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Undang-undang ini mengatur agar ASN mampu bersikap professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. PNS sebagai bagian dari ASN diberikan tugas sebagai
pelayan publik, pelaksana fungsi umum pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
PNS yang dibebani tugas ini harus profesional, memiliki kompetensi, moral dan mental
yang baik, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat. Salah satu
cara untuk mewujudkan dan menyiapkan Sumber Daya Aparatur Pemerintah yang
berkualitasdan professional adalah melalui Pelatihan Dasar CPNS. Tujuan utama
pembelajaran Pelatihan Dasar CPNS adalah agar setiappeserta mampu mengaktualisasika
n materi pembelajaran dan menginternalisasi nilai-nilai yang telah dipelajari selama
pelatihan dasar. Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat
(4); CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah
penyelenggaraan     pelatihan yang inovatif terintegrasi yaitu penyelenggaraan pelatihan
yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktulalisasikan, serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang profesional.
Melalui pembaharuan pelatihan tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional
yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
ASN diposisikan sebagai jabatan profesional yang membutuhkan proses
pembelajaran, pemahaman dan implementasi nilai-nilai dasar yang terdiri dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif

1
sehingga peserta diklat dapat menjadi PNS yang dapat bekerja secara profesional. yang
nantinya akan menggiring pada tujuan pencapaian reformasi birokrasi dan pemerintah
yang baik. Oleh karena itu, setiap nilai dasar yang telah diperoleh pada masa pendidikan
dan latihan dasar dapat dilaksanakan untuk memberikan kontribusi berbagai kreativitas
dan gagasan inovatif yang mengarah pada perbaikan kinerja dan hasil kerja organisasi.
Puskesmas Bondo Kodi merupakan salah satu instusi pelayanan kesehatan di bawah
naungan dinas kesehatan di lingkup pemerintah Kota Sumba Barat Daya, Puskesmas
Bondo Kodi sendiri mempunyai visi “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu,
Aman, Profesional, untuk Mencapai Masyarakat Kodi yang sehat”. sesuai dengan visi
tersebut Puskesmas Bondo Kodi mendukung gerakan pemberian ASI eksklusif dengan
misi “Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar yang Bermutu, Aman, dan
Profesional”.
Faktor yang berperan dalam tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) salah satunya
adalah rendahnya cakupan ASI Eksklusif, karena tanpa ASI Eksklusif bayi lebih rentan
terkena berbagai penyakit yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Data
Kementrian Kesehatan mencatat, ada kenaikan pada angka pemberian ASI Eksklusif, dari
29,5% pada tahun 2016 menjadi 35,7% pada tahun 2017. Angka cakupan tersebut sangat
rendah. mengingat pentingnya ASI bagi kehidupan anak. Kementrian Kesehatan
menargetkan peningkatan target pemberian ASI Eksklusif hingga 80%.
Pemberian ASI diyakini menjadi salah satu masalah terbesar dari anak kurang gizi.
WHO mencatat bahwa 27,67% dari anak-anak Indonesia bertubuh kerdil, dan bahwa
Indonesia menyumbang sebagai urutan kelima terbesar dalam jumlah anak yang
pertumbuhannya terhambat di seluruh dunia. Stunting atau kerdil memiliki implikasi
kesehatan pada masyarakat luas karena bisa meningkatkan resiko morbiditas dan
mortalitas, merusak saraf dan mental perkembangan, dan menurunkan kemampuan fisik
untuk bekerja. ASI eksklusif memegang peran penting dalam proses pertumbuhan. Tak
hanya membangun sistem imun dari luar, ASI eksklusif juga menunjang perkembangan
sistem imun dari dalam. memberi ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi
akibat infeksi sebesar 88 persen. ASI mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak-anak. Data stunting pada tahun 2020 yaitu sebanyak 14,2 % dari sasaran 24,2 %,
artinya kasus stunting yang terjadi masih lebih dari 50%.

2
Berdasarkan kondisi saat ini dan penyebab pemberian ASI eksklusif belum sesuai
dengan yang diharapkan diantaranya karena faktor internal ibu misalnya kurangnya
pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif, keyakinan dan praktik yang keliru
dalam pemberian ASI, Sedangkan dari faktor eksternaladalah kurang aktifnya tenaga kese
hatan mensosialisasikan pentinya ASI eksklusif pengaruh sosial budaya, kurangnya
mendapatkan dukungan darikeluarga dalam pemberian Asi esklusif. Oleh sebab itu,sebaga
peserta latsar saya mengajukan judul rancangan”PENINGKATAN PEMAHAMAN IBU
HAMIL TRIMESTER III TENTANG PENTINGNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
PADA BAYI 0- 6 BULAN MELALUI PENYULUHAN DI DESA WURA HOMBA,
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONDO KODI KABUPATEN SUMBA BARAT
DAYA”.
1.2.  RUMUSAN ISU/ MASALAH
Berdasarkan hasil analisis menggunkan metode APKL, maka rumusan masalah
dalam aktualisasi adalah kurangnya Pemahaman ibu hamil trimester III tentang
pentingnya pemberian asi eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan, di desa Wura
Homba,wilayah kerja puskesmas Bondo Kodi.
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT AKTUALISASI
1. Tujuan kegiatan aktualisasi
a. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu BerAKHLAK
yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif di unit kerja yaitu di UPTD Puskemas
Bondo Kodi sehingga memiliki tanggung jawab dan integritas terhadap apa yang
dikerjakan.
b. Mampu menganalisis dan mengatasi isu yang terjadi di UPTD Puskesmas Bondo
Kodi
c. Meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya pemberian Asi esklusif
2. Manfaat kegiatan aktualisasi
a. Bagi peserta
1) Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu BerAKHLAK yang
merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif di unit kerja yaitu di UPTD Puskemas

3
Boawae sehingga memiliki tanggung jawab dan integritas terhadap apa yang
dikerjakan.
2) Mampu menganalisis dan mengatasi isu yang terjadi di UPTD Puskesmas
Bondo Kodi
3) Mengoptimalkan tugas dan fungsi bidan di unit kerja Puskesmas Bondo Kodi
b. Bagi Instansi
Meningkatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Bondo Kodi secara menyeluruh dan berkelanjutan.
c. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mendapatkan edukasi terkhusus dalam pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
2) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
1.4. RUANG LINGKUP KEGIATAN AKTUALISASI
Ruang lingkup yang dibahas pada “Meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya
pemberian asi eksklusif pada bayi 0- 6 bulan melalui penyuluhan di Desa Wura
Homba,wilayah kerja Puskesmas Bondo Kodi” yaitu
1. Mengkonsultasikan Kegiatan aktualisasi dengan kepala Puskesmas.
2. Melakukan koordinasi dengan Bidan penanggung jawab Desa Wura Homba
3. Menyiapkan materi penyuluhan dalam bentuk Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan
kuesoner pre-test, post-test, daftar hadir dan liflet
4. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Asi Esklusif di kelas ibu hamil di desa
Wura Homba
5. Membagikan leaflet tentang Asi Esklusif bagi ibu hamil yang memeriksakan diri di
Puskesmas
6. Menyusun laporan kegiatan aktualisasi.
1.5. NILAI- NILAI DASAR PNS (BERAHKLAK)
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26
Agustus 2021 tentang Implementasi CoreValues dan Employer Branding Aparatur
Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah
satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World ClassGovernment), Pemerintah telah meluncurkan CoreValues (Nilai-Nilai
Dasar) ASN BerAKHLAK dan EmployerBranding (Bangga Melayani Bangsa).

4
CoreValues ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. CoreValues tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya
oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan
kehidupan sehari-hari.
1. Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik yang sangat erat kaitannya
dengan pegawai ASN, sehingga sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN
mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya. Secara
lebih operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan dengan beberapa
kriteria, yakni:
a. ASN harus memiliki kode etik (codeofethics) untuk menjabarkan pedoman
perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing-masing nilai. Kode
etik juga terkadang dibuat untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara etis
boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya yang terkait dengan konflik
kepentingan. Dalam menyelenggarakan pelayanan publik jika terjadi konflik
kepentingan maka aparatur ASN harus mengutamakan kepentingan publik dari
pada kepentingan dirinya sendiri.
b. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode perilaku
(codeofconducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang wajib dan tidak
boleh dilakukan oleh pegawai ASN sebagai interpretasi dari kode etik tersebut.
Contoh perilaku spesifik dapat juga berupa bagaimana penerapan SOP dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
c. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip
melayani sebagai suatu kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam
memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan.
Hal ini juga sejalan dengan employeevalueproposition atau employerbranding
ASN yakni “Bangga Melayani Bangsa”. Kebanggaan memberikan pelayanan

5
terbaik membantu kita memberikan hasil optimal dalam melaksanakan tugas
pelayanan. Prinsip melayani juga menjadi dasar dan perlu diatur dengan
prosedur yang jelas.

Berorientasi Pelayanan sebagai nilai dan menjadi dasar pembentukan budaya


pelayanan tentu tidak akan dengan mudah dapat dilaksanakan tanpa dilandasi oleh
perubahan pola pikir ASN, didukung dengan semangat penyederhanaan birokrasi yang
bermakna penyederhanaan sistem, penyederhanaan proses bisnis dan juga transformasi
menuju pelayanan berbasis digital. Sikap pelayanan bagi pegawai ASN berarti
pengabdian yang tuus terhadap bidang kerja dan yang paling utama adalah kebanggaan
atas pekerjaan. Budaya pelayanan dalam birokrasi pemerintahan akan sangat
ditentukan oleh sikap pelayanan yang ditunjukkan oleh pegawai ASN. Alasan lain yang
mendasari pentingnya nilai Berorientasi Pelayanan bagi seorang ASN adalah untuk
menghasilkan suatu paradigma berpikir bahwa ASN harus seoptimal mungkin
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Sehingga diharapkan ada perubahan
mindset yang mempengaruhi ASN dalam bersikap, dan menghasilkan output/outcome
atas perubahan mindset atau paradigma dan perubahan sikap tersebut.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya. Amanah
seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai
dengan CoreValues ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku
tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
Akuntabilitas merupakan kontrak antara pemerintah dengan aparat birokrasi, serta
antara pemerintah yang diwakili oleh PNS dengan masyarakat. Kontrak antara kedua
belah pihak tersebut memiliki ciri antara lain: Pertama, akuntabilitas eksternal yaitu

6
tindakan pengendalian yang bukan bagian dari tanggung jawabnya. Kedua,
akuntabilitas interaksi merupakan pertukaran sosial dua arah antara yang menuntut
dan yang menjadi bertanggung jawabnya (dalam memberi jawaban, respon,
rectification, dan sebagainya). Ketiga, hubungan akuntabilitas merupakan hubungan
kekuasaan struktural (pemerintah dan publik) yang dapat dilakukan secara asimetri
sebagai haknya untuk menuntut jawaban Kompeten
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38
Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai
profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban
mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk mewujudkannya dalam
kinerja. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan
perilaku kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38
Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang
harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai
dengan peran, fungsi dan Jabatan.Pendekatan pengembangan dapat dilakukan
dengan klasikal dan non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan
sosial kultural. Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh)

7
Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
3. Harmonis
Dalam mewujudkan suasana harmoni maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang
historisitas ke-Indonesia-an sejak awal Indonesia berdiri, sejarah proses perjuangan
dalam mewujudkan persatuan bangsa termasuk pula berbagai macam gerakan
gerakanseparatism dan berbagai potensi yang menimbulkan perpecahaan dan menjadi
ancaman bagi persatuan bangsa. Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan
menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah
sebagai berikut:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral
dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada.
Adil, berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif
dan harus obyektif, jujur, transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam
melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman,
damai, dan tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya. Sikap netral dan
adil juga harus diperlihatkan oleh PNS dalam event politik lima tahunan yaitu
pemilu dan pilkada. Dalam pemilu, seorang PNS yang aktif dalam partai politik,
atau mencalonkan diri sebagai anggota legislative (DPR, DPRD dan DPD), atau
mencalonkan diri sebagai kepala daerah, maka dia harus mundur atau berhenti
sementara dari statusnya sebagai PNS. Tuntutan mundur diperlukan agar yang
bersangkutan tidak menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya untuk
kepentingan dirinya dan partai politiknya. Kalau PNS sudah terlibat dalam
kepentingan dan tarikan politik praktis, maka dia sudah tidak bisa netral dan
obyektif dalam melaksanakn tugas tugasnya. Situasi ini akan menimbulkan
ketidakpercayaan masyarakat terhadap PNS dan kelembagaan/institusi yang
dipimpinnya.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan
kelompok tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai,
penyusunan program tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya.

8
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap
netral dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya
yang membutuhkan pertolongan.
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus
menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari
problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah
(troublemaker). Oleh sebab itu , setiap ucapan dan tindakannya senantiasa
menjadi ikutan dan teladan warganya. Dia tidak boleh melakukan tindakan,
ucapan, perilaku yang bertentangan dengan norma norma sosial dan susila,
bertentangan dengan agama dan nilai local yang berkembang di masyarakat.
4. Loyal
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam CoreValues ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta Menjaga
rahasia jabatan dan Negara

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan


perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau


hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa
juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan
adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja,

9
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu
sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan
tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud
persatuan atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan
kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
5. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan
individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk hidup,
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri
individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu
dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level organisasi,
karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Untuk memastikan agar organisasi terus mampu
memiliki pengetahuan yang mutakhir, maka organisasi dituntut untuk melakukan
lima disiplin, yaitu:
a. Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery).
b. Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai
bersama (sharedvision);
c. Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi
ingin wujudkan (mental model);
d. Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatankegiatan untuk
mewujudkan visinya (teamlearning);

10
e. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental
silo (systemsthinking).
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di
antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur
kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan
kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Budaya adaptif dalam
pemerintahan ini dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta
meningkatkan kinerja pelayanan publik. Adapun ciri-ciri penerapan budaya
adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut :
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan Bentuk
antisipasi dan kemampuan adaptasi ini diwujudkan dalam praktek kebijakan yang
merespon isu atau permasalahan publik sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhannya.
b. Mendorong jiwa kewirausahaan Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu
gagasan penting dari konsep reinventinggovernment yang dipraktekkan di
Amerika Serikat. Dengan jiwa kewirausahaan ini maka pemerintah dan birokrasi
secara khusus melakukan pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien dan
efektif layaknya organisasi bisnis memaksimalkan tata kelola aset dan modalnya
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
c. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah Pemerintah dalam
memaksimalkan kinerja pelayanan publik maupun fungsi-fungsi lainnya
seyogyanya mampu memahami dan memaksimalkan peluang yang ada.
d. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya. Beradaptasi juga berarti kemampuan untuk
memasukan pertimbangan kepentingan dari mitra kerja maupun masyarakat.
Dalam hal ini tujuan organisasi pemerintah harus dikembalikan pada fungsi
melayani, yang berarti mengedepankan kepentingan mitra dan masyarakat.
e. Terkait dengan kinerja instansi. Budaya adaptif seyogyanya diinternalisasi dan
diwujudkan ke dalam organisasi sebagai upaya meningkatkan kinerja instansi.
Budaya adaptif tidak dilakukan untuk menyerah pada tuntutan lingkungan, tetapi
justru untuk merespon dan bereaksi dengan baik kepada perubahan lingkungan,

11
dengan tujuan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja
instansinya.
6. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal yang sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi
saat ini. Prasojo (2020) mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini
yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja
milenial serta mobilitas dan fleksibilitas. Morgan (2020) juga mengungkapkan lima
tantangan yang dihadapi yaitu newbehaviour, perkembangan teknologi, tenaga kerja
milenial, moobilitas tinggi serta globalisasi. Dalam konsep kolaboratif, dikembangkan
beberapa konsep kolaborasi, diantaranya ;
a. Kolaborasi pemerintahan ( collaborativegovernance), yaitu sebuah proses yang
melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan atar aktor
governance. Ansell dan Gash A (2007:559) menyatakan collaborativegovernance
mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan publik. Sebuah
pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas
bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagai
tanggung jawab dan sumber daya (DaviesAlthea L Rehema M. White, 2012).
Whole Of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan Wog
adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dan keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Sehingga WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
2. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Peran dan kedudukan PNS dijelaskan dalam manajemen ASN, pelayanan publik dan
wholeofgovernment.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN mencakup
kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN. PNS merupakan warga

12
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Pegawai ASN
berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik. Manajemen PNS dicantumkan dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 dengan revisi yang terdapat
pada PP Nomor 17 Tahun 2020. Manajemen PNS mencakup penyusunan dan
penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan Jabatan, pengembangan karier, pola
karier, promosi, mutase, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan.
b. Pelayanan Publik
Berdasarkan undang – undang Nomor 25 Tahun 2009 tetang pelayanan publik,
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang jasa dana tau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik adalah pengertian dari pelayanan publik.
Pelayanan dan kegiatan produksi adalah hal yang tidak bisa dilepaskan. Pada
akhirnya produksi barang atau jasa akan disalurkan melalui proses pelayanan.
Pelayanan sangat sulit untuk diukur karena setiap konsumen memiliki standar dan
penilaian yang berbeda untuk pelayanan yang sama. Menjaga mutu atau komitmen
mutu yang baik adalah upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas
layanan yang diberikan ke masyarakat. Prinsip pelayanan publik adalah
partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif
dan efisien, aksesibel, akuntabel dan berkeadilan.
c. WholeofGovernment (WoG)
Pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang kolaboratif dari semua sector
untuk mencapai tujuan yang sama adalah makna dari WoG. Pendekatan ini juga
sering disebut interagency karena melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan tujuan tertentu. WoG terbentuk karena ada faktor eksternal seperti
dorongan dari publik untuk mendapatkan layanan yang prima. Kemudian faktor
internal yaitu ketimpangan kapasitas sektoral yang memunculkan kompetensi.

13
Keragaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat juga mendorong munculnya
WoG. WoG dilakukan mulai dari tahap koordinasi dimana tidak ada dampak
perubahan yang terjadi. Kemudian naik ke integrasi dimana kelembagaan mulai
terlibat dan ada kesamaan dalam rencana jangka panjang. WoG yang paling tinggi
adalah kedekatan dan pelibatan dimana lebih dari satu lembaga menggabungkan
diri dalam lembaga atau wadah yang lebih permanen.

14
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
2.1. VISI DAN MISI KABUPATEN
1. Visi kabupaten
Terwujutnya Masyarakat Sumba Barat Daya yang maju, Berkualitas, Berdaya Saing,
Demokrasi dan Sejahtera”.
 Maju: Masyarakat Sumba Barat Daya menjadi pintar,cerdas, sehat dan mandiri
karena terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana kebutuhan dasar.
 Berkualitas: Suatu kondisi kehidupan yang unggul dalam aspek kualitas sumber
daya manusia, sarana dan prasarana (infrastruktur), Ekonomi, Sosial-Budaya dan
pengelolaan Sumber Daya Alam.
 Berdaya saing :Masyarakat dapat menumbuh kembangkan kemampuan secara
optimal dan konstruktif dalam berbagai aspek kehudupan untuk berpartisipasi
menciptakan kondisis pengelolaan pemerintah daerah yang lebih baik.
 Demokratis: Masyarakat mendapat hak-haknya dan menjalankan kewajiban-
kewajibannya sesuai azas kepatuhan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku sebagai warga negara dan masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
 Sejahtera: Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat baik jasmani rohani.
Sejahtera jasmani yakni terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan.
Sejahtera rohani yakni rasa aman tenteram dan damai dalam tatanan kehidupan
demokratis dan saling menghargai.
2. Misi kabupaten
 Mewujudkan masyarakat Sumba Barat Daya yang maju dan berkualitas di dukung
sarana dan prasarana kehidupan yang layakdan memadai.
 Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, akuntabel, bersih, efektif dan
terpercaya.
 Mewujudkan kehidupan masyarakat Sumba Barat Daya yang sejahtera

15
2.2. Struktur Organisasi
Gambar 1. STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS BONDO KODI SIKDA
Kepala Puskesmas
LOKET
Kepala Tata Usaha
RUJUKAN

BENDAHARA BOK

BENDAHARA JKN

Pj Ukm Esensial Dan Keperawatan Pj. UKM Pengembangan PJ. UKP Farmasi dan LAB
Koor.kesehatan jiwa
Koordinasi Promkes Pj. Koor KIA-KB UKP Pj. Koor. Polipuskesmas
Jaringan Umum
Koor.kesehatan olahrag
Koordinasi KIA-KB UKM Koor.kesehatan lansia Pj. Koor GISI UKP Pustu Ate Dalo
Pj. Koor LAB
Koordinasi kesling Koor.kes kerja Poskesdes Tanjung Karoso
Pj. Koor kefarmasian Polindes wura Homba
Koordinasi UKS Koor.kes gigi UKM
Pj. Koor Persalinan Polindes Koki
Koor.kes tradisional
Polindes Ole Ate
Pj. Koor Rawat Inap
Polindes Hamonggo Lele
Pj. Koor UGD

Desa Bondo Kodi Desa Homba Rica Desa Tanjung Karoso Desa Ana Kaka

Desa Pero Batang Desa Kadoki Horo Desa Ate Dalo Desa Hamonggo Lele

Desa Pero Konda Desa Koki Desa wura Homba Desa Ole Ate

16
2.3. Gambaran Unit Kerja
a. Letak Geografis
Wilayah Kerja Puskesmas Bondo kodi meliputi 12 desa, dengan jumlah 21.222 jiwa
penduduk yang terdiri atas penduduk laki – laki 9.551 jiwa dan Perempuan 11.671
Jiwa.

Gambar 2. Peta Wilayah Puskesmas Bondokodi

Luas wilayah kerja puskesmas bondo kodi adalah 145,86 Km², Wilayah kerja
puskesmas bondokodi meliputi sebagian wilayah kecamatan kodi, yang juga
merupakan salah satu kecamatan di kabupaten sumba barat daya. Adapun batas-
batas wilayah kerja :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Kodi Utara

2. Sebelah Timur : Kecamatan Kodi Utara

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Kodi Bangedo

4. Sebelah Barat : Samudra Indonesia

Wilayah administrasi kecamatan Kodi terdiri dari 12 Desa yakni Desa Bondo Kodi,
Desa Pero Batang, Desa Hamonggo Lele, Desa Koki, Desa Anakaka, Desa Pero
Batang, Desa Homba Rica, Desa Kadoki Horo, Desa Ole Ate, Desa Wura Homba,
Desa Ate Dalo, Desa Tanjung Karoso, Dengan luas masing-masing desa yang
bervariasi dimana wilayah terluas dimiliki oleh Desa Pero Konda yaitu 25,35 M,

17
dan
Wilayah terkecil adalah Desa Homba Rica yaitu 2,22 M.
b. Kependudukan
Penduduk mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu
wilayah. Karna itu perhatian terhadap penduduk tidak hanya dari segi jumlah tetapi
juga dari segi kualitas. Penduduk yang berkualitas merupakan modal bagi
pembangunan dan diharapkan dapat mengatasi berbagai dinamika penduduk. Data
kependudukan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dan
mempunyai arti strategis dalam pembangunan khususnya di bidang kesehatan,
karna hamper semua sasaran program kesehatan adalah masyarakat atau penduduk,
sejak dari kandungan sampai usia lanjut. Beberapa maslah kependudukan dalam
bidang kesehatan yang perlu di perhatikan antara lain meliputi jumlah, angka
kelahiran kasar, tingkat fertilitas, kepadatan, distribusi menurut umur.
Tabel 1. Data Kependudukan dan Wilayah UPTD Puskesmas Bondo Kodi Tahun
2022.
NO DESA LUAS JUMLAH PENDUDUK DUSUN RT RW
WILAYAH KK
(Km2)
1. Bondo kodi 3.31 427 1.268 4 8 16
2. Pero batang 3,3 224 2.277 4 8 16
3. Hamonggo lele 3,92 360 1.700 4 8 16
4. Koki 3.91 458 1.200 4 8 16
5. Ate dalo 6,29 527 2.325 4 8 16
6. Tanjung karoso 5,19 490 2.303 4 8 16
7. Wura homba 11,48 670 3.133 4 8 16
8. Pero konda 0,99 144 1.234 4 8 16
9. Anakaka 1.200 4 8 16
10. Homba rica 1.512
11. Kadoki horo 1.130
12. Ole ate 1.940
JUMLAH 112,85 5,932 36,173 56 112 224
Sumber : Profil UPTD Puskesmas Bondo Kodi 2022

18
c. Tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja Kesehatan di Puskesmas Bondo Kodi tahun 2022 digambarkan
dengan data ketenagaan menurut jenis, jumlah tenaga pada tabel di bawah ini :

Table 2. Data Kepegawaian Puskesmas Bondo Kodi

NAMA JABATAN JUMLAH


PNS KONTRAK TOTAL
1. Dokter gigi - - -
2. Dokter umum 1 - 1
3. Perawat 22 31 53
4. Perawat gigi - - -
5. Bidan 9 12 21
6. Apoteker/farmasi 1 1 2
7. Sanitarian 1 1 2
8. Asisten apoteker - - -
9. Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 1 4
10. Rekam medic - 2 2
11. Tenaga gizi 1 1 2
12. Analis 1 1 2
13. Sopir 1 - 1
14. Tenaga cleaning service - 3 3
15. Juru masak - 3 3
16. Administrasi - 1 1

d. Upayah kesehatan
Puskesmas Bondo Kodi melakukan pelayanan Upayah Kesehatan Masyarakat dan
Upayah Kesehatan Perorangan (UKP).
Jenis-jenis upayah kesehatan perorangan (UKP) terdiri dari:
 Rawat jalan
 Pelayanan gawat darurat
Upayah kesehatan Masyarakat (UKM) terdiri dari:
 Pelayanan promosi kesehatan
 Pelayanan kesehatan lingkungan
 Pelayanan kesehatan ibu, Anak dan Keluarga Berencana
 Pelayanan Gizi
 Pelayanan pengelolahan dan pencegahan penyakit.

19
e. Saranan dan prasarana
Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi UPTD Puskesmas Bondo
Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa
bangunan, peralatan medic, peralatan keperawatan, peralatan gizi, peralatan
inventaris kantor, kendaran dinas dan fasilitas lainnya. Dari jumlah tersebut secara
umum saranan dan prasarana tersebut cukup memadai, namum masih perlu di
kembangkan mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
sehingga sarana dan prasarana penunjang masih perlu di tingkatakan dimasa
mendatang dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.
Table 3. saranan dan prasarana UPTD Puskesmas Bondo Kodi
NO NAMA RUANGAN JUMLAH
1 Loket 1 unit
2 Poli umu 1 unit
3 Poli KIA dan KB 1 unit
4 Unit gawat darurat 1 unit
5 Apotik 1 unit
6 Ruang MTBS 1 unit
7 Poli Gigi dan Mulut 1 unit
8 Ruang gizi 1 unit
9 Gudang obat 1 unit
10 Ruang sterilisasi 1 unit
11 Ruang rawat inap 1 unit
12 Ruang vk 1 unit
13 Ruang jaga bidan 1 unit
14 Ruang kepala puskesmas 1 unit
15 Ruang Tata Usaha dan Administrasi 1 unit
16 Ruang laboratorium 1 unit

20
2.4. Uraian Tugas Bidan
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan
4. Memfasilitasi informed choice dan/ atau informed consent
5. Melakukan tindakan pencegahan infeksi
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi/ oksigenisasi/ personal hygiene
7. Memberikan vitamin/ suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus fisiologis
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas ibu hamil
9. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada indivindu/ keluarga sesuai dengan
kebutuhan
10. Melakukan asuhan kala I persalinan fisiologis
11. Melakukan asuhan kala II persalinan fisiologis
12. Melakukan asuhan kala III persalinan fisiologis
13. Melakukan asuhan kala IV persalinan fisiologis
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga pasca
persalinan
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF 3)
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini pada persalinan normal
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir norma
21. Melakukan penangan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
22. Memberikan komunikasi informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak
pada indivindu/keluarga sesuai kebutuhan
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom
24. Memberikan komunikasi informasi dan edukasi tentang kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana pada indivindu/keluarga sesuai kebutuhan
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku hidup sehat untuk remaja
termasuk personal hygiene dan nutrisi

21
26. Melakukan pendataan sasaram pada indivindu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ibu nifas/ibu menyusui/bayi dan balita) di wilayah kerja
puskesmas melalui kunjungan rumah
27. Melakukan tabulasi sasaran pada indivindu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
hamil/ibu nifas/ibu menyusui/bayi dan balita)
28. Mengikuti pelaksanaan Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Masyarkat Desa (MMD)
29. Melaksanakan pelayanan Kebidanan di Posyandu/Posbindu/ Kampung Keluarga
Berencana
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintahan pada anak
sekolah.

22
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
c.1. Isu Utama/ Core Issu
1. Daftar Isu
Berdasarkan uraian tugas diatas, beberapa isu yang telah diidentifikasi, terdiri
dari:
a. Kurangnya Pemahaman ibu hamil trimester III tentang pentingnya pemberian
asi eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan,didesa Wura Homba wilayah kerja
Puskesmas Bondo Kodi.
b. Belum optimalnya pelaksanaan IMD pada bayi baru lahir diwilayah kerja
puskesmas Bondo Kodi.
c. Kurang optimalnya penerapan program P4k pada ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas Bondo Kodi
2. Analisa Prioritas Isu
Daftar isu diatas selanjutnya di analisis menggunakan analisis APKL, untuk
memilih satu isu untuk dijadikan sebagai isu prioritas yang diangkat dalam kegiatan
aktualisasi sebagaimana dalam tabel berikut :
Tabel 4. Tabel APKL

No Masalah Kriteria Jumlah Rangking

A P K L

1 Kurangnya Pemahaman ibu 5 5 5 5 20 1


hamil trimester III tentang
pentingnya pemberian asi
eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan,didesa Wura Homba
wilayah kerja Puskesmas Bondo
Kodi
2 Belum optimalnya pelaksanaan 4 4 5 5 18 2
IMD pada bayi baru lahir
diwilayah kerja puskesmas
Bondo Kodi
3 Kurang optimalnya penerapan 3 3 5 4 15 3
program P4k pada ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas Bondo
Kodi

23
Keterangan Tabel :
A : Aktual (Benar-benar terjadi dan hangat dibicarakan masyarakat)
P : Problem (memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicari
solusinya)
K : Khalayak (menyangkut hajat hidup orang banyak)
L : Layak (masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya)
Keterangan :
 Angka 5 : sangat gawat/mendesak/cepat
 Angka 4 : gawat/mendesak/cepat
 Angka 3 : cukup gawat/mendesak/cepat
 Angka 2 : kurang gawat/mendesak/cepat
 Angka 1 : tidak gawat/mendesak/cepat
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,maka masalah yang ditetapkan adalah :
Adapun Faktor Penyebab Isu :
a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif
b. Kurangnya edukasi dari tenaga kesehatan tentang ASI Eksklusif
c. Adanya pengaruh social budaya
d. Kurang adanya dukungan dari keluarga dalam pemberian asi eksklusif
e. Adanya anggapan Ibu bahwa produksi asinya sedikit
3. Gagasan Pemecah Isu
Guna menyelesaikan isu prioritas yang diangkat,maka diajukan gagasan pemecahan
isu yakni:”PENINGKATAN PEMAHAMAN IBU HAMIL TRIMESTER III
TENTANG PENTINGNYAPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR
0- 6 BULAN MELALUI PENYULUHAN DI DESA WURA HOMBA,WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BONDO KODI KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA’’

24
25
3.2. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Selanjutnya dari gagasan ini, disusun rancangan kegiatan untuk diaktualisasikan di tempat tugas, sebagaimana tampak dalam tabel di
bawah ini :
Table 5. Uraian Rancangan Kegiatan dan Tahap Pemecahan Core Isu
NO
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Terhadap
Visi-Misi Organisasi

1 Mengkonsultasikan 1. Menyiapkan rancangan 1. Tersedianya rancangan Kolaboratif Sesuai dengan:


Kegiatan aktualisasi aktualisasi untuk konsultasi aktualisasi,di buktikan Terbuka dalam bekerja Visi
dengan kepala 2. Melakukan pertemuan dengan satu bukti dokumen sama untuk menghasilkan
Terwujudnya masyarakat
puskesmas dengan kepala puskesmas foto nilai tambah
Sumba Barat Daya yang Maju,
3. Meminta saran / masukan 2. Terlaksananya pertemuan Harmonis
Berkualitas, Berdaya Saing,
terkait rancangan aktualisasi dengan kepala puskesmas Menghargai setiap orang
Demokratis dan Sejahtera
4. Meminta persetujuan dari dibuktikan dengan satu apapun latar belakangnya
Misi
kepala puskesmas terkait bukti dokumen foto Adaptif
Mewujudkan kehidupan
rancangan aktualisasi yang 3. Adanya saran dan masukan Cepat menyesuaikan diri
masyarakat Sumba Barat Daya
akan di laksanakan terkait rancanagn aktualisasi untuk menjadi lebih baik
yang sejahtera
yang di buktikan dengan
lembar konsultasi

26
4. Disetujuinya rancangan
aktualisasi, yang di buktikan
dengan satu bukti dokumen
surat dukungan/pesetujuan

2. Melakukan koordinasi 1. Menyiapkan bahan untuk 1. Tersedianya rancangan Kolaborasi Visi


dengan Bidan koordinasi dengan bidan aktualisasi Terbuka dalam bekerja Terwujudnya masyarakat
penanggung jawab Desa desa 2. Adanya pertemuan dengan kerjasama untuk Sumba Barat Daya yang Maju,
Wura Homba 2. Bertemu dengan Bidan Bidan desa di buktikan menghasilkan nilai Berkualitas, Berdaya Saing,
Penanggung Jawab Desa dengan satu bukti dokumen Adaptif Demokratis dan Sejahtera
Wura Homba foto Bertindak proaktif
Misi
3. Berdiskusi dengan Bidan 3. Terlaksananya diskusi Kompoten
Mewujudkan kehidupan
desa untuk melibatkan dengan bidan desa terkait Melakukan kerja dengan masyarakat Sumba Barat Daya
perangkat desa dalam keterlibatan perangkat desa kualitas terbaik tambah
yang sejahtera
kegiatan penyuluha dibuktikan dengan satu
4. Meminta data ibu hamil bukti dokumen surat
trimester III di bidan undangan.
penanggung jawab desa 4. Adanya data ibu hamil
trimester III yang di
dapatkan dari bidan

27
penanggung jawab desa
dibuktikan dengan satu
bukti dokumen foto
3. Menyiapkan materi 1. Mencari refrensi materi 1. Tersedianya refrensi materi Kompoten Visi
penyuluhan dalam dan bahan penyuluhan dari di buktikan satu bukti Melakukan tugas dengan Terwujudnya masyarakat
bentuk Satuan Acara internet dokumen refrensi kualitas terbaik Sumba Barat Daya yang Maju,
Penyuluhan (SAP) dan 2. Menyusun materi SAP, dan 2. Tersusunnya materi dan Akuntabel Berkualitas, Berdaya Saing,
kuesoner pre-test, post- kuesoner pre-test, post-test, kuesoner pre-test, post-test Melaksanakan tugas Demokratis dan Sejahtera.
test, daftar hadir dan daftar hadir dan liflet ,liflet di buktikan dengan dengan jujur,bertanggung
Misi
liflet 3. Melakukan konsultasi satu bukti dokumen foto jawab,cermat,disiplin dan
Mewujudkan kehidupan
dengan kepala puskesmas 3. Terlaksananya konsultasi berintegritas tinggi
masyarakat Sumba Barat Daya
dan Bikor terkait SAP, dengan kepala puskesmas Adaptif
yang maju dan berkualitas di
liflet, post-test dan pre-test dan Bikor di buktikan Terus menerus melakukan
dukung sarana dan prasarana
sebagai bahan penyluhan dengan satu bukti perbaikan mengikuti
kehidupan yang layak dan
4. Mencetak materi SAP, dokumen lembar perkembangan tekhnologi
memadai.
liflet, post-test dan pre-test konsultasi.
sebagai bahan penyuluhan 4. Tercetaknya SAP, liflet,
post-test dan pre-test
sebagai bahan penyluhan
sebagai media penyuluhan

28
dibuktikan dengan satu
bukti dokumen

4. Melakukan Penyuluhan 1. Meminta izin/ surat tugas 1. Tersedianya surat izin/surat Kolaboratif Visi
tentang pentingnya Asi kepada kepala puskesmas tugas di buktikan dengan 1 Memberikan kesempatan Terwujudnya masyarakat
Eksklusif di kelas ibu untuk melakukan kegiatan dokumen surat kepada berbagai pihak Sumba Barat Daya yang Maju,
hamil di Desa Wura peyuluhan 2. Tersedianya materi untuk berkontribusi Berkualitas, Berdaya Saing,
Homba 2. Menyiapkan materi serta dan leaflet di buktikan Berorentasi pelayanan Demokratis dan Sejahtera
leaflet yang akan digukan dengan satu bukti dokumen Memahamai kebutuhan Misi
dalam penyuluhan 3. Tersedianya tempat dan mengutamakan Mewujudkan kehidupan
3. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan kepuasan masyarkat masyarakat Sumba Barat
penyuluhan 4. Adanya peserta yang siap Kompoten Daya yang sejahtera.
4. Mengumpulkan peserta untuk mengikuti kegiatan Membagi ilmu dan
untuk mengikuti kegiatan penyuluhan pengetahuan yang
penyuluhan 5. Adanya daftar hadir yang dimiliki kepada orang lain
5. Mengedarkan daftar hadir sudah terisi Adaptif
6. Melakuan pre-test 6. Adanya hasil pre-test Bersikap pro aktif
7. Mendistribusikan leaflet 7. Terdistribusinya leaflet Harmonis
8. Melakukan penyuluhan 8. Terlaksananya penyuluhan Menghargai perbedaan
tentang pentingnya tentang Asi Eksklusif

29
pemberian asi esklusif dan 9. Adanya hasil post-test
menggunakan bahasa yang 10. Terlaksananya simulasi
mudah di mengerti teknik menyusui
9. Melakukan post-test 11. Adanya hasil analisis pre-
10. Melakukan simulasi teknik test dan post-test dan
Menyusui Dini bagi ibu – laporan hasil penyuluhan
ibu hamil primipara
11. Melakukan evaluasi
kegiatan penyuluhan dan
membuat laporan hasil
penyuluhan
5. Membagikan leaflet 1. Mengedarkan liflet kepada 1. Liflet sudah di edarkan Kolaboratif Visi
tentang Asi Esklusif bagi ibu hamil 2. Terlaksananya penyuluhan Terbuka dan bekerja sama Terwujudnya masyarakat
ibu hamil yang 2. Memberikan penyuluhan tentang asi esklusif di untuk menghasilkan nilai Sumba Barat Daya yang Maju,
memeriksakan diri di tentang asi esklusif yang butikan dengan 1 dokumen tambah Berkualitas, Berdaya Saing,
Puskesmas terdapat di dalam liflet foto Kompoten Demokratis dan Sejahtera
Membagi ilmu dan Misi
pengetahuan yang Mewujudkan  kehidupan
dimiliki kepada orang masyarakat 
lain
Sumba Barat Daya yang

30
sejahtera.

6 Menyusun laporan 1. Mengumpulkan semua bukti 1. Bukti-bukti kegiatan Berorentasi pelayanan Visi
Akhir aktualisasi kegiatan Aktualisasi aktualisasi terkumpul Memahamai kebutuhan Terwujudnya masyarakat
2. Menyusun seluruh tahap 2. Laporan aktualisasi dan mengutamakan Sumba Barat Daya yang Maju,
kegiatan dari awal terkumpul kepuasan masyarkat Berkualitas, Berdaya Saing,
penyusunan rancangan 3. Terlaksananya konsultasi Kolaboratif Demokratis dan Sejahtera
aktualisasi sampai tahap dengan kepala puskesmas Terbuka dalam bekerja Misi
aktualisasi tentang laporan aktualisasi sama untuk menghasilkan Mewujudkan kehidupan
3. Mengkonsultasikan kepada yang sudah di buat dan nilai tambah masyarakat 
Kepala Puskesmas tentang disetujuinya rancangan Adaptif
Sumba Barat Daya yang
laporan aktualisasi yang aktualisasi sampai tahap bertindak pro aktif
sejahtera.
dibuat. aktualisasi
4. Mencetak laporan aktualisasi 4. Tercetaknya laporan
yang telah disetujui oleh aktualisasi yang telah
kepala puskesmas disetujui oleh kepala
puskesmas

BAB IV
HASIL AKTUALISASI

31
4.1. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 6. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
NO Paraf Paraf
Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Kontribusi Mentor coach
Terhadap Visi-
Misi Organisasi

1 Mengkonsultas 1. Menyiapkan 1. Tersedianya rancangan Kolaboratif Sesuai dengan:


ikan Kegiatan rancangan aktualisasi,di buktikan Terbuka dalam bekerja Visi
aktualisasi aktualisasi untuk dengan satu bukti dokumen sama untuk menghasilkan
Terwujudnya
dengan kepala konsultasi foto nilai tambah
masyarakat Sumba
puskesmas 2. Melakukan 2. Terlaksananya pertemuan Harmonis
Barat Daya yang Maju,
pertemuan dengan dengan kepala puskesmas Menghargai setiap orang
Berkualitas, Berdaya
kepala puskesmas dibuktikan dengan satu apapun latar belakangnya
Saing, Demokratis dan
3. Meminta saran / bukti dokumen foto Adaptif Sejahtera
masukan terkait 3. Adanya saran dan masukan Cepat menyesuaikan diri
Misi
rancangan terkait rancanagn untuk menjadi lebih baik
Mewujudkan
aktualisasi aktualisasi yang di
kehidupan masyarakat
4. Meminta buktikan dengan lembar
Sumba Barat Daya
persetujuan dari konsultasi
yang sejahtera
kepala puskesmas 4. Disetujuinya rancangan

32
terkait rancangan aktualisasi, yang di
aktualisasi yang buktikan dengan satu bukti
akan di laksanakan dokumen surat
dukungan/pesetujuan
2. Melakukan 1. Menyiapkan bahan 1. Tersedianya rancangan Kolaborasi Visi
koordinasi untuk koordinasi aktualisasi Terbuka dalam bekerja Terwujudnya
dengan Bidan dengan bidan desa 2. Adanya pertemuan kerjasama untuk masyarakat Sumba
penanggung 2. Bertemu dengan dengan Bidan desa di menghasilkan nilai Barat Daya yang Maju,
jawab Desa Bidan Penanggung buktikan dengan satu bukti Adaptif Berkualitas, Berdaya
Wura Homba Jawab Desa Wura dokumen foto Bertindak proaktif Saing, Demokratis dan
Homba 3. Terlaksananya diskusi Kompoten Sejahtera
3. Berdiskusi dengan dengan bidan desa terkait Melakukan kerja dengan
Misi
Bidan desa untuk keterlibatan perangkat kualitas terbaik tambah
Mewujudkan
melibatkan perangkat desa dibuktikan dengan
kehidupan masyarakat
desa dalam kegiatan satu bukti dokumen surat
Sumba Barat Daya
penyuluha undangan.
yang sejahtera
4. Meminta data ibu 4. Adanya data ibu hamil
hamil trimester III di trimester III yang di
bidan penanggung dapatkan dari bidan
jawab desa penanggung jawab desa

33
dibuktikan dengan satu
bukti dokumen foto
3. Menyiapkan 1. Mencari refrensi 1. Tersedianya refrensi Kompoten Visi
materi materi dan materi di buktikan satu Melakukan tugas dengan Terwujudnya
penyuluhan penyuluhan dari bukti dokumen refrensi kualitas terbaik masyarakat Sumba
dalam bentuk internet 2. Tersusunnya materi SAP Akuntabel Barat Daya yang Maju,
Satuan Acara 2. Menyusun materi dan kuesoner pre-test, Melaksanakan tugas Berkualitas, Berdaya
Penyuluhan SAP, dan kuesoner post-test ,liflet di buktikan dengan jujur,bertanggung Saing, Demokratis dan
(SAP) dan pre-test, post-test, dengan satu bukti jawab,cermat,disiplin dan Sejahtera.
kuesoner pre- daftar hadir dan dokumen foto berintegritas tinggi
Misi
test, post-test, liflet 3. Terlaksananya konsultasi Adaptif
Mewujudkan
daftar hadir 3. Melakukan dengan kepala puskesmas Terus menerus melakukan
kehidupan masyarakat
dan liflet konsultasi dengan dan Bikor di buktikan perbaikan mengikuti
Sumba Barat Daya
kepala puskesmas dengan satu bukti perkembangan tekhnologi
yang maju dan
dan Bikor terkait dokumen lembar
berkualitas di dukung
SAP, liflet, post-test konsultasi.
sarana dan prasarana
dan pre-test sebagai 4. Tercetaknya SAP, liflet,
kehidupan yang layak
bahan penyluhan post-test dan pre-test
dan memadai.
4. Mencetak materi sebagai bahan penyluhan
SAP, liflet, post-test sebagai media penyuluhan

34
dan pre-test sebagai dibuktikan dengan satu
bahan penyuluhan bukti dokumen

4. Melakukan 1. Meminta izin/ surat 1. Tersedianya surat Kolaboratif Visi


Penyuluhan tugas kepada kepala izin/surat tugas di buktikan Memberikan kesempatan Terwujudnya
tentang puskesmas untuk dengan 1 dokumen surat kepada berbagai pihak masyarakat Sumba
pentingnya asi melakukan kegiatan 2. Tersedianya materi untuk berkontribusi Barat Daya yang Maju,
eksklusif di peyuluhan dan leaflet di buktikan Berorentasi pelayanan Berkualitas, Berdaya
kelas ibu hamil 2. Menyiapkan materi dengan satu bukti Memahamai kebutuhan Saing, Demokratis dan
di Desa Wura serta leaflet yang dokumen dan mengutamakan Sejahtera
Homba akan digukan dalam 3. Tersedianya tempat kepuasan masyarkat Misi
penyuluhan penyuluhan Kompoten Mewujudkan
3. Menyiapkan tempat 4. Adanya peserta yang siap Membagi ilmu dan kehidupan
untuk penyuluhan untuk mengikuti kegiatan pengetahuan yang dimiliki masyarakat Sumba
4. Mengumpulkan penyuluhan kepada orang lain Barat Daya yang
peserta untuk 5. Adanya daftar hadir yang Adaptif sejahtera.
mengikuti kegiatan sudah terisi Bersikap pro aktif
penyuluhan 6. Adanya hasil pre-test Harmonis
5. Mengedarkan daftar 7. Terdistribusinya leaflet Menghargai perbedaan
hadir 8. Terlaksananya penyuluhan

35
6. Melakuan pre-test tentang Asi Eksklusif
7. Mendistribusikan 9. Adanya hasil post-test
leaflet 10. Terlaksananya simulasi
8. Melakukan teknik menyusui
penyuluhan tentang 11. Adanya hasil analisis pre-
pentingnya test dan post-test dan
pemberian asi laporan hasil penyuluhan
esklusif dan
menggunakan bahasa
yang mudah di
mengerti
9. Melakukan post-test
10. Melakukan simulasi
teknik Menyusui
Dini bagi ibu – ibu
hamil primipara
11. Melakukan evaluasi
kegiatan penyuluhan
dan membuat laporan
hasil penyuluhan

36
5. Membagikan 1. Mengedarkan liflet 1. Liflet sudah di edarkan Kolaboratif Visi
leaflet tentang kepada ibu hamil 2. Terlaksananya Terbuka dan bekerja sama Terwujudnya
Asi Esklusif 2. Memberikan penyuluhan tentang asi untuk menghasilkan nilai masyarakat Sumba Barat
bagi ibu hamil penyuluhan tentang esklusif di butikan tambah Daya yang Maju,
yang asi esklusif yang dengan 1 dokumen foto Kompoten Berkualitas, Berdaya
memeriksakan terdapat di dalam Membagi ilmu dan Saing, Demokratis dan
diri di liflet pengetahuan yang Sejahtera
Puskesmas dimiliki kepada orang Misi
lain Mewujudkan  kehidupa
n masyarakat 
Sumba Barat Daya
yang sejahtera.
6 Menyusun 1. Mengumpulkan 1. Bukti-bukti kegiatan Berorentasi pelayanan Visi
laporan semua bukti kegiatan aktualisasi terkumpul Memahamai kebutuhan Terwujudnya
Akhir
Aktualisas 2. Laporan aktualisasi dan mengutamakan masyarakat Sumba
aktualisasi
2. Menyusun seluruh terkumpul kepuasan masyarkat Barat Daya yang Maju,
tahap kegiatan dari 3. Terlaksananya konsultasi Kolaboratif Berkualitas, Berdaya
awal penyusunan dengan kepala puskesmas Terbuka dalam bekerja Saing, Demokratis dan
rancangan aktualisasi tentang laporan aktualisasi sama untuk menghasilkan Sejahtera
sampai tahap yang sudah di buat dan

37
aktualisasi disetujuinya rancangan nilai tambah Misi
3. Mengkonsultasikan aktualisasi sampai tahap Adaptif Mewujudkan kehidup
kepada Kepala aktualisasi bertindak pro aktif an masyarakat 
Puskesmas tentang 4. Tercetaknya laporan Sumba Barat Daya
laporan aktualisasi aktualisasi yang telah yang sejahtera.
yang dibuat. disetujui oleh kepala
4. Mencetak laporan puskesmas
aktualisasi yang telah
disetujui oleh pimpin

38
Deskripsi Hasil Aktualisasi

Kegiatan 1. Mengkonsultasikan Kegiatan aktualisasi dengan Kepala Puskesmas.


Tahap kegaiatan :
1. Menyiapkan rancangan aktualisasi untuk konsultasi
2. Melakukan pertemuan dengan kepala puskesmas
3. Meminta saran / masukan terkait rancangan aktualisasi
4. Meminta persetujuan dari kepala puskesmas terkait rancangan aktualisasi yang
akan di laksanakan
Deskripsi Kegaiatan
Sebelum bertemu dengan kepala puskesmas terkait rancangan aktualisasi, penulis
menyiapkan Rancangan Aktualisasi yang telah di presentasikan saat kegiatan Dasar
Latsar CPNS. Setelah penulis menyiapkan bahan untuk konsultasi, pada tanggal 18
Agustus 2022 penulis bertemu dengan Ibu Kepala UPTD Puskesmas Bondo Kodi
selaku pimpinan di tempat kerja dan penulis menyampaikan rancangan kegiatan yang
akan dilaksanakan selama aktualisasi serta tahapan-tahapan dari kegiatan tersebut.
Pimpinan memberikan masukan terkait kegiatan pada tahan 3 yaitu di tambahkan
dengan membuat SAP dalam melakukan penyuluhan agar kegiatan penyuluhan dapat
berjalan dengan baik. Pimpinan menginstruksikan untuk berkoordinasi dengan bidan
desa dalam melakukan kegiatan penyuluhan, selain itu pimpinan mengharapkan
dengan adanya kegiatan penyuluhan tentang asi esklusif dapat memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat sehingga mereka dapat memberikan
asi secara esklusif. Setelah penulis menyampaikan seluruh rancangan kegiatan beserta
tahapannya yang merupakan rangkaian tugas dan tanggung jawab yang akan
diaktualisasikan 30 hari ke depan. Selanjutnya penulis meminta persetujuan dari
Kepala Puskesmas untuk pelaksanaan kegiatan aktualisasi sesuai jadwal yang telah di
susun. Atasan menanggapinya dengan persetujuan dan dukungan penuh terhadap
aktualisasi yang akan di laksanakan.
Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah terlaksananya pertemuan
dengan Kepala Puskesmas, adanya catatan konsultasi rencana aktulisasi dan
persetujuan dilaksanakan kegiatan aktualisasi oleh Kepala Puskesmas. Kegiatan ini
dibuktikan dengan adanya dokumentasi foto, lembar konsultasi dan lembar
persetujuan.

39
Gambar 3. Konsultasi dengan mentor

Gambar 4. Lembar Konsultasi dan Surat persetujuan Melakukan Aktualisasi

Kegiatan 2. Melakukan koordinasi dengan Bidan penanggung jawab Desa


Wura Homba
Tahap Kegiatan :
1. Menyiapkan bahan untuk koordinasi dengan bidan desa
2. Bertemu dengan Bidan Penanggung Jawab Desa Wura Homba
3. Berdiskusi dengan Bidan desa untuk melibatkan perangkat desa dalam kegiatan
penyuluhan
4. Meminta data ibu hamil trimester III di bidan penanggung jawab desa
Sebelum bertemu dengan Bidan penanggung jawab Desa Wura Homba terkait
rancangan aktualisasi, Penulis menyiapkan Rancangan Aktualisasi yang telah di
presentasikan saat kegiatan Latihan Dasar CPNS. Pada tanggal 20 Agustus 2022 di
ruangan KIA penulis bertemu dengam Bidan Desa. Lalu penulis menyampaikan

40
seluruh rancangan aktualisasi dan membahas terkait kegiatan penyuluhan yang akan di
laksanakan. Bidan Desa bersedia kegiatan penyuluhan di laksanakan di Desa Wura
Homba. Penulis juga berkoordinasi dengan Bidan Desa untuk melibatkan perangkat
desa dalam kegiatan penyuluhan dan bidan desa menyetujui usulan tersebut. Lalu
penulis menyerahkan surat undangan kepada Bidan desa yang nantinya surat undangan
tersebut diberikan kepada perangkat desa.
Setelah menyerahkan surat undangan yang akan diberikan oleh bidan desa kepada
perangkat desa. Selanjutnya penulis meminta register ibu hamil kepada bidan desa,
lalu penulis menyalin data-data ibu hamil sebagai pegangan. Setelah data-data ibu
hamil tersalin , penulis mengembalikan register kepada bidan desa.Penulis
mengharapkan dalam kegiatan penyuluhan semua sasaran ibu hamil datang dalam
penyuluhan dan membawa serta suaminya.
Output dalam kegiatan ini adalah adanya pertemuan dengan Bidan Desa
terlaksananya koordinasi dengan bidan desa untuk melibatkan perangkat desa, adanya
data ibu hamil yand diberikan oleh Bidan desa kepada penulis. kegiatan ini dibuktikan
dengan satu dokumen foto kegiatan, surat undangan penyuluhan dan data ibu hamil.
Gambar 5. Bertemu dengan Bidan Desa

41
Gambar 6. Data ibu hamil dan surat undangam

Kegiatan 3. Menyiapkan materi penyuluhan dalam bentuk Satuan Acara


Penyuluhan (SAP) dan kuesoner pre-test, post-test, daftar hadir
dan liflet.
Tahap Kegiatan :
1. Mencari refrensi materi dan penyuluhan dari internet
2. Menyusun materi SAP, dan kuesoner pre-test, post-test, daftar hadir dan liflet
3. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas dan Bidan koordinasi terkait
SAP, liflet, post-test dan pre-test sebagai bahan penyluhan

42
4. Mencetak materi SAP, liflet, post-test dan pre-test sebagai bahan kegiatan
penyuluhan.
Pada tanggal 21 Agustus 2022 penulis mengumpulkan materi penyuluhan
melalui internet terkait materi pentingnya Asi esklusif yang akan digunakan dalam
pembuatan SAP, kuesoner pre-test, post-test, dan liflet. Setelah mendapatkan refrensi
materi asi esklusif penulis menyusun materi dalam bentuk Satuan Acara Penyuluhan.
Satuan Acara Penyuluhan yang sudah tersusun, kemudian digunakan dalam pembuat
kuesoner pre-test dan post-test, pertanyaan kuisioner menggunakan pertanyaan
tertutup. Total soal yang diberikan sebanyak 20 nomor dan ibu hamil hanya perlu
mencentang pada kolom benar atau salah sesuai dengan pengetahuan peserta.
Selanjutnya penulis membuat leaflet dengan menggunakan aplikasi publizer. Materi
yang akan dituangkan dalam leaflet terdiri dari pengertian Asi esklusif, Jenis-jenis
Asi, maanfaat Asi esklusif bagi Bayi dan Ibu, langkah-langkah teknik menyusui.
Lalu penulis membuatkan daftar hadir yang akan digunakan saat penyuluhan.
Pada tanggal 23 Agustus 2022 Penulis melakukan konsultasi dengan
pimpinan dan Bidan Koordinasi terkait materi penyuluhan yang dibuatkan dalam
bentuk SAP, kuesoner pre-test, post-test dan liflet. Penulis menemui Bidan
koordinasi dan pimpinan dari hasil konsultasi mereka menyetujui dan semua bahan
yang di siapkan berupa SAP, Kuesoner dan liflet sudah tersusun dengan baik.
Pimpinan mengharapkan materi atau bahan penyuluhan yang di siapkan berdampak
positif bagi sasaran.
Output dari kegiatan tersebut adalah tersedianya materi penyuluhan, tersusunya
SAP, kuesoner pre-test dan post-test, liflet, daftar hadir. Terlaksananya konsultasi
dengan kepala puskesmas dan bidan koordinasi. Tercetaknya SAP, kuesoner pre-test,
post-test dan liflet, hadir hadir. Kegiatan ini dibuktikan adanya satu bukti dokumen
refrensi, adanya SAP, kuesoner pre-test dan post-test, liflet, daftar hadir, Lembar
konsultasi.

43
Gambar 7. Mencari refrensi materi penyuluhan

Gambar 8. Menyusun SAP, kuesoner pre-test, post-test dan liflet

Gambar 9. Konsultasi SAP, Pre-test, post-test dan liflet

44
Gambar 10. Mencetak SAP, liflet, post-test dan pre-test

Kegiatan 4. Melakukan Penyuluhan tentang pentingnya asi eksklusif di kelas Ibu


Hamil di Desa Wura Homba
Tahap kegiatan :
1. Meminta izin/ surat tugas kepada kepala puskesmas untuk melakukan kegiatan
peyuluhan
2. Menyiapkan materi serta leaflet yang akan digukan dalam penyuluhan
3. Menyiapkan tempat untuk penyuluhan
4. Mengumpulkan peserta untuk mengikuti kegiatan penyuluhan
5. Mengedarkan daftar hadir
6. Melakuan pre-test
7. Mendistribusikan leaflet
8. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pemberian asi esklusif dan menggunakan
bahasa yang mudah di mengerti
9. Melakukan post-test

45
10. Melakukan simulasi teknik Menyusui Dini bagi ibu – ibu hamil primipara
11. Melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan dan membuat laporan hasil penyuluhan
Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan, Penulis bertemu dengan pimpinan untuk
meminta izin akan dilaksanakan kegiatan penyuluham di Desa Wura Homba. Pimpinan
memberikan izin terkait kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada tanggal 05 september
2022 sebelum melakukan kegiatan penulis menyiapkan SAP, Kuesoner pre-test, post-
test, daftar hadir, phantom bayi dan leaflet.
Setelah menyiapkan bahan untuk penyuluhan, Penulis memperkenalkan diri kepada
sasaran ibu hamil yang sudah hadir.penulis lalu menjelaskan maksut dilakukan
penyuluhan ini agar memberikan pemahaman kepada ibu hamil tentang pentinngnya
pemberian Asi Esklusif dan tujuan yang diharapkan dari penyuluhan ini agar setiap ibu
hamil yang diberikan penyuluhan dapat memberikan Asi secara Esklusif. Penulis
menjelaskan rangkaian kegiatan penyuluhan dan meminta partisipasi ibu hamil selama
kegiatan berlangsung. Kemudian penulis mengedarkan daftar hadir untuk diisi oleh
setiap peserta selanjutnya Penulis membagikan lembar kuesoner pretest pada ibu hamil
dan menjelaskan cara pengisiannya. Semua ibu hamil memahami dan mulai mengisi
pretest sesuai dengan pengetahuannya. Setelah semua pertanyaan terjawab, lembar pretest
dikumpulkan kembali. Lalu Penulis mendistribusikan leaflet kepada ibu hamil. penulis
mulai melakukan penyuluhan. Penyuluhan berlangsung selama 20 menit. Dalam
penyuluhan juga ada tanya jawab dan sharing pengalaman dari ibu hamil.
Tahap selanjutnya penulis membagikan lembar posttest pada peserta. Pengisian
posttest sama seperti pengisian pretest dan setiap ibu hamil melaksanakannya. Setelah
semua pertanyaan terjawab, lembar post-test dikumpulkan kembali. Penulis lalu
mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar kepada sasaran. Sasaran ibu hamil
menyimak dan mengerti apa yg di telah di sampaikan. Kemudian penulis menutup acara
penyuluhan dan melakukan foto bersama penulis, bidan desa dan ibu hamil.
Pada tanggal 06 september 2022 penulis mulai merekap hasil pretest dan posttest
yang telah diisi oleh ibu hamil saat kegiatan penyuluhan. Berikut hasil pretest dan
posttest dalam bentuk tabel.

46
Tabel 7. Tabulasi Nilai Pre-test dan Post-test

NO
NAMA SKOR KENAIKAN
SKOR

PRE-TEST POST-TEST

1. LUSIA MONE 70 85 15

2. SINTA HOLO 55 95 40

3. YULIANA JAMA NUNA 90 100 10

4. MARIA SURAT B. LELAONA 80 90 10

5. KRISTINA AMBU KAKA 90 100 10

6. MERSALINA BEBE 70 90 20

7. MARGARINCE METE 55 100 45

8. MARGARETA BOMBO 55 75 20

9. KRISTINA INA DUKU 30 75 45

10. SISILIA RANGGA BELA 90 90 0

11. ESTER LONGNGO 70 80 10

12. JESIKA MARIA RAMBU DAY 65 95 30

13. LESNY FELNY NUBATONIS 45 90 45

14. MARIA NDODA 85 90 5

15. KORLINA MONE 85 100 15

% RATA-RATA KENAIKAN SKOR 69 % 90 % 21 %

Dari hasil tabulasi skor pre-test dan post-test dapat di ketahui terjadi
peningkatan pemahaman ibu hamil trimester III tentang pentingnya Asi Esklusif Di
Desa Wura Homba. terbukti dari Hasil pre-test (69%) dan post-test (90 %), maka ada
peningkatan pemahaman sebesar 21 %.

47
Gambar 11. Surat ijin aktualisasi

Gambar 12. Bahan penyuluhan berupa SAP, liflet, pre-tes dan post-test

48
Gambar 13. Foto-foto kegiatan penyuluhan

Gambar 14. Foto kegiatan merekap hasil pre-test dan pos-test

49
Kegiatan 5. Membagikan leaflet tentang Asi Esklusif bagi ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskesmas
Tahap kegiatan :
1. Mengedarkan liflet kepada ibu hamil
2. Memberikan penyuluhan tentang asi esklusif yang terdapat di dalam liflet
Sebelum keruangan KIA penulis mempersiapkan bahan liflet sebagai media
penyuluhan. Penulis meminta izin kepada bidan yang bertugas di KIA untuk
melakukan penyuluhan setelah pemeriksaan pada ibu hamil. Pemeriksaan pada setiap
Ibu hamil membutuhkan waktu sekitar 10 menit dan pasien yang datang berjumlah
4 orang. semua ibu hamil yang sudah dilakukan pemeriksaan, kemudian penulis
mengumpulkan dan meminta kesediaan waktu pada ibu hamil, mereka bersedia
untuk mendengarkan penyuluhan. Selanjutnya Penulis mendistribusikan liflet dan
melakukan penyuluhan tentang Asi Esklusif. Sasaran Ibu hamil menyimak dengan
baik apa yang penulis sampaikan. Penulis juga berkolaborasi dengan bidan untuk
membagikan liflet bagi setiap ibu hamil yang datang memeriksakan diri di
puskesmas.
Output dari kegiatan ini adalah liflet sudah di distribusikan, penyuluhan sudah
di lakukan. Bukti dari kegiatan tersebut dokumentasi foto-foto kegiatan penyuluhan
Gambar 15. Foto kegiatan penyuluhan bagi ibu hamil

50
Kegiatan 5. Menyusun laporan Akhir aktualisasi
Tahap kegiatan :
1. Mengumpulkan semua bukti kegiatan Aktualisasi
2. Menyusun seluruh tahap kegiatan dari awal penyusunan rancangan aktualisasi
sampai tahap aktualisasi
3. Mengkonsultasikan kepada Kepala Puskesmas tentang laporan aktualisasi yang
dibuat.
4. Mencetak laporan aktualisasi yang telah disetujui oleh pimpinan
Pada tanggal 09 September 2022, penulis mulai menyusun laporan aktualisasi.
Penulis memulai dengan mengumpulkan semua dokumen pendukung dan foto dari
setiap tahapan kegiatan. Sistematika penyusunan laporan disesuaikan dengan Pedoman
Teknis Pembelajaran Penyusunan Rancangan dan Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar PNS Pelatihan Dasar PNS. Penulis melakukan konsultasi laporan aktualisasi
yang telah dibuat kepada mentor. Setelah mentor menyetujui laporan aktualisasi yang
telah dibuat, penulis meminta ijin untuk mencetak laporan aktualisasi.output dari
kegiatan ini adalah terkumpulnya rancangan aktualisasi, tersusunnya rancangan
tersebut,mengkonsultasikan rangangan aktualisasi dengan mentor, mencetak laporan
aktualisasi. Bukti dari kegiatan ini adalah 1 dokumen rancngan aktualisasi dan
lembar konsultasi

51
Gambar 16. Foto kegiatan penyusunan dan konsultasi rancangan aktualisasi

52
4.3. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan
AGUSTUS SEPTEMBER

Minggu Minggu Minggu 1 Minggu


III IV II

1. Mengkonsultasikan Kegiatan aktualisasi


dengan Kepala Puskesmas.
Melakukan koordinasi dengan Bidan
2.
penanggung jawab Desa Wura Homba
Menyiapkan materi penyuluhan dalam
3.
bentuk Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan
kuesoner pre-test, post-test, daftar hadir dan
liflet

4. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya


asi eksklusif di kelas ibu hamil

5. Membagikan leaflet tentang Asi Esklusif


bagi ibu hamil yang memeriksakan diri di
Puskesmas.

6. Menyusun laporan aktulisasi

53
4.4. Pengendalian Aktualisasi oleh Mentor dan Coach di Tempat Aktualisasi
Pengendalian oleh Mentor
Table 9. Pengendalian Oleh Mentor
Kegiatan 1. Mengkonsultasikan Kegiatan Aktualisasi dengan Kepala Puskesmas

Kegiatan 2. Melakukan Koordinasi dengan Bidan penanggung jawab Desa Wura


Homba

54
Kegiatan 3. Menyiapkan materi penyuluhan dalam bentuk Satuan Acara
Penyuluhan (SAP), kuesoner pre-test, pos-test dan liflet

Kegiatan 4. Melakukan Penyuluhan tentang pentingnya Asi Esklusif di kelas Ibu


hamil di desa Wura Homba

55
Kegiatan 5. Membagikam leaflet tentang Asi Esklusif bagi ibu hamil yang
memeriksakan diri di Puskesmas

Kegiatan 6. Menyusun Laporan aktualisasi

56
Pengendalian Oleh Coach

Kegiatan 1.

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf

 Tahapan Kegiatan
 Output kegiatan terhadap
pemecahan isu
 Keterkaitan substansi mata
pelatihan
 Konstribusi terhadap visi
dan misi organisasi
 Penguasaan nilai organisasi

Kegiatan 2

57
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf

 Tahapan Kegiatan
 Output kegiatan
terhadap pemecahan isu
 Keterkaitan substansi
mata pelatihan
 Konstribusi terhadap
visi dan misi organisasi
 Penguasaan nilai
organisasi

Kegiatan 3

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf

 Tahapan Kegiatan
 Output kegiatan
terhadap pemecahan isu
 Keterkaitan substansi
mata pelatihan
 Konstribusi terhadap
visi dan misi organisasi
 Penguasaan nilai
organisasi

Kegiatan 4

58
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf

 Tahapan Kegiatan
 Output kegiatan terhadap
pemecahan isu
 Keterkaitan substansi
mata pelatihan
 Konstribusi terhadap visi
dan misi organisasi
 Penguasaan nilai
organisasi

Kegiatan 5

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf

 Tahapan Kegiatan
 Output kegiatan terhadap
pemecahan isu
 Keterkaitan substansi
mata pelatihan
 Konstribusi terhadap visi
dan misi organisasi
Penguasaan nilai
organisasi

59
Kegiatan 6

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf

 Tahapan Kegiatan
 Output kegiatan terhadap
pemecahan isu
 Keterkaitan substansi
mata pelatihan
 Konstribusi terhadap visi
dan misi organisasi
Penguasaan nilai organisasi

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan seluruh kegiatan aktualisasi ’’peningkatan pemahaman ibu
hamil trimester III tentang pentingnyapemberian asi eksklusif pada bayi umur 0- 6
bulan melalui penyuluhan di desa wura homba,wilayah kerja puskesmas bondo kodi
kabupaten sumba barat daya’’ dengan menerapkan nilai dasar ASN, Peran dan
Kedudukan ASN maka penulis dapat menyimpulkam :
1. Adanya peningkatan pemahaman ibu hamil trimester III tentang pentingnya
pemberian Asi Esklusif di Desa Wura Homba wilayah kerja Puskesmas Bondo
Kodi melalui kegiatan penyuluhan menggunakan media liflet. Terbukti dari hasil
pre-test (69 %) post-test (90 %) maka ada peningkatan pemahaman sebesar 21 %

60
2. Kegiatan aktualisasi ini semakin membentuk kepribadian penulis sebagai pribadi
yang berorentasi pelayanan: melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas,
dan sigap. Akuntabel: melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi, serta berkompoten: meningkatkan
kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah. Selain itu dari
nilai- nilai dasar ASN Ber-AKHLAK yang telah diimplementasikan ini justru
sudah menjadi kebiasan dan bahkan menjadi karakter bagi penulis untuk dapat
diaplikasikan tidak hanya dilingkungan kerja tapi dimanapun penulis berada.
5.2. Saran
Adapun saran dari hasil kegiatan Aktualisasi (habituasi) yang telah dilakukan sebagai
berikut :
1. Untuk organisasi
Diharapkan terus memperbanyak leaflet tentang pentingnya Asi Esklusif agar bisa
diberikan kepada ibu hamil trimester III sebagai media informasi untuk pasien
dan keluarga
2. Untuk penulis
 Diharapkan agar PNS terus diberi bimbingan bimbingan dan arahan untuk
terus mengaktualisasikan nilai- nilai dasar BerAHKLAK dalam setiap program

dan kegiatan pada lingkungan kerjanya agar menjadi kebiasaan (habituasi).

 Tetap berkoordinasi dengan semua Bidan agar tetap memberikan KIE


(komunikasi, informasi, Edukasi) tentang manfaat ASI esklusif kepada ibu
hamil trimester III.

61
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten : Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara.2021.Harmonis: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.


Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

62
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif: Modul Diklat Prajabatan Golongan


III.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS).

https://www.suara.com/health/2021/08/12/163500/pemberian-asi-eksklusif-bisa-

Wiju, (2013) . Asi Esklusif. Jakarta.

Roesli, U, (2015). Mengenal Asi Esklusif. Jakarta : Trubos Agriwidya.

Zidni, Khasanah, (2019). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

BIODATA PENULIS
A. DATA PRIBADI

Nama : Maria Virgo Salvator Caesar Beka, AMd. Keb

63
NIP : 199604082022032015

Pangkat/ Golongan : Pengatur/ IIc

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Bondo Kodi

TTL : Malang, 08 April 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Khatolik

Kewarganegaraan : Indonesia

Hobby : Menyanyi

No. Hp : 081 391 170 757

Email : maria.virgo080496@gmail.com

B. DATA PENDIDIKAN
Sekolah Dasar : SDK Ruteng VI, Manggarai Tengah (2008)

SMP : SMPN 2 Langke Rembong, Manggarai Tengah(2011)

SMA : SMAN I Langke Rembong, Manggarai tengah (2014)


Perguruan Tinggi : Akademi Kebidanan Yogyakarta (2017)
Jurusan : D-III Kebidanan

64
LAMPIRAN

65
KEGIATAN 1
Mengkonsultasikan Kegiatan aktualisasi dengan kepala puskesmas

BUKTI OUTPUT KEGIATAN


1. Lembar Persetujuan Kepala Puskesmas

66
2. Lembar Pengendalian dan Lembar Konsultasi Aktualisasi oleh Mentor Kegiatan 1

67
KEGIATAN 2
Melakukan koordinasi dengan Bidan penanggung jawab Desa Wura Homba

BUKTI OUTPUT KEGIATAN


1. Data- data Ibu Hamil

68
2. Surat undangan Kepala Desa dan Kader

3. Lembar Pengendalian Aktualisasi oleh Mentor Kegiatan 2

69
70
KEGIATAN 3
Menyiapkan materi penyuluhan dalam bentuk Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dan
kuesoner pre-test, post-test, daftar hadir dan liflet.

BUKTI OUTPUT KEGIATAN

71
1. Membuat SAP (satuan acara penyuluhan), kuesoner Pre-test dan post-test, mendesain
liflet

2. Lembar Pengendalian dan lembar konsultasi Aktualisasi oleh Mentor dan Bidan
Koordinasi kegiatan 3

72
3. Mencetak SAP ( satuan acara penyuluhan), kuesoner Pre-test dan post-test,liflet, daftar
hadir

73
KEGIATAN 4
Melakukan Penyuluhan tentang pentingnya asi eksklusif di kelas Ibu Hamil di Desa
Wura Homba

74
BUKTI OUTPUT KEGIAT AN
1. Daftar hadir

2. Kuesioner Pre-test dan Post-test

3. Tabulasi Data Pre-test dan Post-test

75
4. Lembar pengendalian Aktualisasi oleh Mentor kegiatan 4

76
KEGIATAN 5
Membagikan leaflet tentang Asi Esklusif bagi ibu hamil yang memeriksakan diri di
Puskesmas

Bukti Output Kegiatan

77
1. Foto kegiatan pembagian liflet

2. Lembar pengendalian Aktualisasi oleh Mentor Kegiatan 5

78
KEGIATAN 6
Menyusun laporan Akhir aktualisasi

BUKTI OUTPUT KEGIATAN

79
1. Foto Penyusunan Laporan Aktualisasi

Lembar konsultasi dan Lembar pengendalian Aktualisasi oleh Mentor Kegiatan 5

80

Anda mungkin juga menyukai