PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau dengan
berbagai suku bangsa yang bernaung dalam bentuk Negara kesatuan Republik
Indonesia. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, potensi
sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif stabil.
Untuk dapat mengelola sumber daya alam yang melimpah diharapkan Sistem
Pemerintahan Negara Indonesia mempunyai suatu sistem birokrasi dengan SDM nya
yang berkualitas, yaitu PNS Profesional yang saat ini dikenal dengan istilah ASN
(Aparatur Sipil Negara).
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN)
adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Pembinaan terhadap ASN sangat diperlukan dalam rangka
menciptakan ASN yang mempunyai SDM yang berkualitas.Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebagai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta
perekat dan pemersatu bangsa. Dalam hal ini, PNS memiliki peranan penting dalam
menentukankeberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam
rangka mencapai tujuan nasional.Untuk itu, peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
menjelaskan bahwa sebelum diangkat menjadi seorang PNS, calon PNS harus
mengikuti masa prajabatan. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat
CPNS adalah warga negara Indonesia yang lolos seleksi pengadaan PNS, diangkat dan
ditetapkan oleh PPK, serta telah mendapatkan persetujuan teknis dan penetapan nomor
induk pegawai. CPNS wajib menjalani masa prajabatan selama 1 tahun melalui proses
pendidikan dan pelatihan. Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan
dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme
1
serta kompetensi bidang. Hal tersebut perlu dilakukan semata-mata untuk mewujudkan
tujuan Negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Praktik Pemberian ASI eksklusif atau menyusui eksklusif adalah hanya
memberikan bayi ASI saja dan tidak memberi bayi makanan atau minuman lain,
termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga
diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan (Rahman, 2017).
Berdasarkan data WHO cakupan ASI eksklusif di dunia pada usia 0-6 bulan
sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah target global menurut World Health
Assembly (WHA) sebesar 50% (Bakri, 2018). Secara nasional pemberian ASI
eksklusif di Indonesia rendah hanya 74,5% dari target 80% (Balitbangkes, 2019). Di
Provinsi Lampung cakupan bayi mendapatkan ASI Ekslusif tahun 2019 sebesar
69,3%, dimana angka ini masih di bawah target yang diharapkan yaitu 80% (Profil
Kesehatan Lampung, 2019). Di kabupaten Tulang Bawang Barat presentase
pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia (0-6) bulan selama 5 tahun terakhir (2017 –
2021 ) menunjukkan kecenderungan menurun dari 77,6% pada tahun 2019 menjadi
68,5% pada tahun 2021 hal ini berada jauh dibawah target yang ditetapkan kabupaten
yaitu 90% (Dinkes Kabupaten Tulang Bawang Barat, 2021).
Bila bayi tidak diberi ASI Eksklusif memiliki dampak yang tidak baik bagi
bayi. Bayi memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali lebih besar dibandingkan
bayi yang mendapat ASI Eksklusif (Kemenkes, 2010). ASI memiliki nutrisi penting
yang dibutuhkan bayi baru lahir untuk tumbuh sehat dan kuat.Bayi yang mendapat
ASI eksklusif mengalami lebih sedikit infeksi; memiliki penyakit yang lebih ringan
dan ibu yang mempraktikkan Pemberian ASI Eksklusif mendapatkan manfaat
amenore laktasi (Nukpezah, 2018).Bayi yang tidak diberi ASI Eksklusif juga beresiko
mengalami stunting lebih besar.Pada baduta usia 6-24 bulan yang tidak ASI eksklusif
lebih banyak mengalami stunting sebesar 30,7%, dibandingkan dengan balita baduta
yang mendapatkan ASI eks- klusif hanya 11,1% stunting (Devriany, 2018)
Upaya dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif secara nasional
pemerintah telah membuat peraturan yang menjamin hak anak untuk mendapatkan ASI
seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, dan juga Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 2012 Tentang ASI
Eksklusif. Kemudian untuk fasilitas menyusui ditempat bekerja pemerintah
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013
2
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan atau Memerah ASI yang
sekaligus merupakan peraturan pelaksana dari UU Kesehatan.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis akan menetapkan isu aktual yang ada di
UPTD Puskesmas Poned Kibang Budi Jaya dengan tahapan pengidentifikasian tupoksi
berdasarkan keadaan yang terjadi di UPTD Puskesmas Poned Kibang Budi Jaya selama
3 bulan menjalankan tugas sebagai bidan, penulis mengidentifikasi masih rendahnya
cakupan bayi usia (0-6) bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Poned Kibang Budi Jaya sehingga dibutuhkan pemahaman tentang ASI
Eksklusif dan penulis berinovasi dengan Upaya Cegah Stunting Melalui Penyuluhan
Bertema BerAkSI (Berdayakan Masyarakat Sukseskan ASI Eksklusif).
B. Tujuan Aktualisasi
1. Sebagai pedoman bagi peserta latsar untuk membiasakan diri berperilaku nilai
dasar ASN BerAKHLAK, smart ASN, manajemen ASN khususnya sebagai bidan
2. Melatih kompetensi teknis dan manajerial dengan cara memilih isu kontemporer
Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned Kibang Budi Jaya sebagai mentor
Aktualisasi nilai – nilai dasar profesi ASN yang tergabung dalam BerAKHLAK
Kolaboratif ) dan peran ASN dalam NKRI, Managemen ASN dan SMART ASN.
3
BAB II
RANCANGAN AKTUALSASI
A. Profil Organisasi
Tabel 1.1 Profil Organisasi
4
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga yang
Bersifat UKM
d. Pelayanan Gizi yang Bersifat UKM
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
4. Penanggung Jawan UKM Pengembangan,
membawahi :
a. Pelayanan Kesehatan UKS/UKGS
b. Pelayanan Kesehatan Jiwa
c. Pelayanan Kesehatan Lansia
d. Pelayanan Kesehatan Kerja
5. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan
Laboratorium,membawahi:
a. Pendaftaran
b. Rekam Medik
c. Pelayanan Pemeriksaan Umum
d. Pelayanan Kesehatan Keluarga yang
Bersifat UKP
e. Pelayanan Rawat Inap
f. Pelayanan Tindakan Darurat
g. Pelayanan Tindakan Kebidanan
h. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
i. Pelayanan Laboratorium
j. Pelayanan Kefarmasian
k. Pelayanan Klinik Gizi
l. Pelayanan Klinik TB
m. Pelayanan Klinik VCT
n. Pelayanan Klinik Kesling
6. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan
Puskesmas dan Jaringan Puskesmas
7. Penanggung Jawab Bangunan, Prasarana dan
Peralatan
Penanggung Jawab Mutu
F Tugas Satuan Kerja
Menurut Peraturan Bupati Tulang Bawang Barat
nomor 10 tahun 2021 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat, Tugas
Puskesmas Pasal (5) :
5
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Puskesmas mengintegrasikan program
yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga.
H. Rincian Tugas
1. melakukan pengkajian pada ibu
Terampil – Bidan hamil fisiologis;
2. melakukan pemeriksaan
laboratorium sederhana pada
pelayanan kebidanan;
3. merencanakan
6
kebidanan
kesimpulan;
4. memfasilitasi informed choice
dan/atau informed consent;
5. melakukan tindakan pencegahan
infeksi;
6. memberikan nutrisi dan
rehidrasi/oksigenisasi/personal
hygiene;
7. memberikan vitamin/suplemen
pada klien/ asuhan kebidanan
kasus fisiologis
8. melaksanakan kegiatan asuhan pada
kelas Ibu hamil
9. memberikan KIE tentang kesehatan
ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan;
10. melakukan asuhan Kala I persalinan
fisiologis;
11. melakukan asuhan Kala II persalinan
fisiologis;
12. melakukan asuhan Kala III
Persalinan fisiologis;
13. melakukan asuhan Kala IV
Persalinan fisiologis;
14. melakukan pengkajian pada ibu
nifas;
15. melakukan asuhan kebidanan masa
nifas 6 jam sampai dengan hari ke
tiga pasca persalinan (KF 1);
16. melakukan asuhan kebidanan masa
nifas hari ke 4-28 pasca persalinan
(KF 2)
17. melakukan asuhan kebidanan masa
nifas hari ke 29-42 pasca persalinan
(KF 3);
18. melakukan asuhan kebidanan pada
gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan;
19. melakukan fasilitasi Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) pada
7
persalinan normal;
20. melakukan asuhan bayi baru lahir
normal;
21. melakukan penanganan awal
kegawatdaruratan pada Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR);
22. memberikan Komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
anak pada individu/keluarga sesuai
kebutuhan;
23. melakukan pelayanan Keluarga
Berencana (KB) oral dan kondom;
24. memberikan Komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga
Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25. melakukan promosi dan edukasi
tentang perilaku pola hidup sehat
untuk remaja termasuk personal
hygiene dan nutrisi;
26. melakukan pendataan sasaran pada
individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu
menyusui/ bayi dan balita) di wilayah
kerja Puskesmas melalui kunjungan
rumah;
27. melakukan tabulasi sasaran pada
individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu
menyusui/ bayi dan balita);
28. mengikuti pelaksanaan kegiatan
Survei Mawas Diri (SMD) atau
Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD);
29. melaksanakan pelayanan kebidanan
di Posyandu/Posbindu/kampun
Keluarga Berencana (KB) atau
tempat lain sesuai penugasan;
30. melakukan pemberian imunisasi
rutin sesuai program pemerintah
pada anak sekolah
8
B. Tabel 1.2 Identifikasi Penetapan Isu
Dalam menganalisis isu kontemporer di wilayah kerja UPTD Puskesmas Poned
Kibang Budi Jaya, dipergunakan kriteria Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan
Layak. Dengan menggunakan kriteria tersebut dan dipadukan dengan diskusi
bersama rekan sejawat serta meminta saran dan arahan mentor, maka isu
kontemporer yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
Aktual: Khalayak:
Angka Stunting di Indonesia Stunting adalah kondisi gagal tumbuh
adalah 30,8% berada di atas pada anak balita akibat kekurangan
batas toleransi stunting untuk gizi kronis, terutama pada 1000 hari
satu negara yang ditetapkan pertama kehidupan. Jika tidak
WHO yaitu 20%. ditangani dengan segera, hal ini dapat
Di Kabupaten Tulang Bawang menjadi ancaman bagi bangsa, karena
Barat sebanyak 5,43% balita setiap anak yang lahir merupakan aset
mengalami Stunting bangsa dimasa depan menuju
Salah satu upaya untuk Indonesia emas 2045.
mencegah stunting adalah
dengan pemberian ASI
Eksklusif pada bayi selama 6
bulan
Di Kabupaten Tulang Bawang
Barat presentase pemberian ASI
Eksklusif selama 5 tahun
terakhir (2017 – 2021 )
menunjukkan kecenderungan
menurun dari 77,6% pada tahun
2019 menjadi 68,5% pada tahun
2021
Problematik: Layak:
Rendahnya presentase pemberian ASI Berdasarkan PERMENPAN RB No 36
9
Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional
faktor salah satunya belum Bidan pasal 8 ayat 8 yakni
maksimalnya kegiatan edukasi, Melaksanakan asuhan pada kelas ibu
sosialisasi dan kampanye terkait hamil dan pasal 8 ayat 9 yakni
pemberian ASI Eksklusif oleh memberikan KIE kesehatan ibu pada
karenanya dibutuhkan penguatan individu/keluarga sesuai kebutuhan
pemahaman ibu hamil dan ibu
menyusui (0–6) tentang asi eksklusif
dalam salah satu upaya pencegahan
stunting, untuk mengatasi masalah
tersebut dibutuhkan kemitraan dan
dukungan dari lintas sektor yakni
pihak desa, kader desa dan lintas
program ahli gizi serta peran ayah
bayi.
10
BAB III
RENCANA AKSIAKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI ASN
11
pelaksanaan Kompeten
Dalam diskusi menyusun rencana kegiatan saya
akan terus belajar dan mengemban kapabilitas
saya sebagai bidan.
Harmonis
Saya mengedapankan kebersamaan dg bahasa
yang sopan
Dalam diskusi saya berkoordinasi dengan mentor,
rekan kerja dengan komunikatif, sopan dan penuh
rasa hormat. Pendapat dan konstribusi sangat
dihargai.
Loyal
Dalam diskusi menyusun rencana kegiatan saya
akan berdedikasi dalam melakukan koordinasi
dengan program terkait. Kegiatan ini untuk
mensukseskan program pemerintah tentang asi
eksklusif untuk menurunkan angka stunting di
Indonesia
Adaptif
12
Dalam menyusun rencana kegiatan saya akan
menggali informasi yang inovatif dari berbagai
sumber media elektronik
Kolaboratif
Dalam pelaksanaan diskusi perencanaan kegiatan,
saya mengajak mentor dan rekan sejawat untuk
berkontribusi memberikan ide yang bisa
meningkatkan nilai tambah kegiatan.
Smart ASN
Saya mengembangkan inovasi sesuai era digital
dengan membuat kelompok diskusi menggunakan
grup whattapp
Managemen ASN
Saya akan menerapkan asas profesinalitas ASN
2. Menyiapkan bahan 1. Mengumpulkan referensi 1. Media leaflet digital Berorientasi Pelayanan
sosialisasi berupa leaflet materi dan artikel 2. Slide power point Saya akan membuat edukasi (leaflet) dengan bahasa
dan slide 2. Mendesain leaflet 3. Banner komitmen yang mudah dipahami oleh suami dan ibu sesuai
3. Membuat presentasi 4. Dokumen kegiatan dengan pengetahuan yang dibutuhkan mengenai
menggunakan power point (foto dan video) ASI eksklusif dan selalu melakukan perbaikan
13
4. Membuat surat perintah tugas secara terus menerus
5. Membuat daftar hadir
6. Membuat poster komitmen Akuntabel
dukungan terhadap ASI Dalam menyiapkan bahan sosialisasi, saya
eksklusif berpedoman dengan SOP dan literatur ilmiah dan
akan melaksanakan dengan bertanggung jawab
Kompeten
Dalam persiapan kegiatan ini untuk melatih
kompetensi teknis tugas saya sebagai bidan pada
UPTD Puskesmas Rawat Inap Mampu Poned
Kibang Budi Jaya
Harmonis
saya akan membangun lingkungan kerja yang
kondusif serta menghargai saran dan masukan.
Loyal
Dalam membuat media penyuluhan berupa leafleat
saya dedikasikan untuk masyarakat guna
memmudahkan masyarakat memahami pentingnya
ASI eksklusif dan juga saya dedikasikan untuk
14
Puskesmas dalam menunjang pelayanan kesehatan
ibu dan anak.
Adaptif
Dalam mempersiapkan materi edukasi saya akan
berinovasi menggunakan materi yang terupdate dan
menarik
Kolaboratif
Saya akan berkolaborasi dengan unit KIA, ahli gizi
dalam pembuatan materi penyuluhan
Smart ASN
Pada saat pemaparan saya menggunakan bahan
tayangan yang menampilkan video dari youtube.
3. Melakukan screening 1. Berkoordinasi dengan unit 1. Jumlah ibu hamil Berorientasi Pelayanan
sasaran kegiatan KIA dan kader untuk trisemester ketiga di Dalam berkerjasama dengan unit KIA kader saya
sosialisasi menentukan ibu hamil tri wilayah kerja akan bersikap santun dan ramah
semester ketiga yang Puskesmas Poned Akuntabel
memerlukan konseling Kibang Budi Jaya Dalam mendata ibu hamil tri semester ketiga yang
menyusui sebelum kelahiran. 2. Jumlah ibu memerlukan konseling serta ibu menyusui (0-6)
15
2. Berkoordinasi dengan unit menyusui (0-6) bulan saya akan mencari data yang real dan dapat
Gizi untuk menentukan ibu bulan di wilayah dipertanggungjawabkan
menyusui yang akan kerja Puskesmas
mengikuti kegiatan Kibang Budi Jaya Kompeten
Dalam mendata ibu hamil tri semester ketiga dan
ibu menyusui (0-6) bulan saya akan bekerja sesuai
dengan tupoksi saya sebagai bidan
Harmonis
dalam bekerjasama dengan unit KIA dan kader
saya mengedepankan sikap saling menghargai,
mendengarkan saran dan pendapat guna
terwujudkan tim yang harmonis
Adaptif
Dalam mendata ibu hamil tri semester ketiga dan
ibu menyusui saya akan bertindak proaktif
Kolaboratif
Dalam mendata ibu hamil tri semester ketiga dan
ibu menyusui (0-6) bulan saya akan memberikan
kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi
16
4. Kolaborasi dengan lintas 1. Menyiapkan surat 1. Surat perintah tugas Berorientasi Pelayanan
sektoral yakni aparat pemberitahuan untuk 2. Berita acara Dalam melakukan kolaborasi dengan lintas sektoral
desa Kibang Budi Jaya disampaikan kepada Kepala pertemuan yakni aparat desa, saya akan berkoordinasi dengan
dengan memberikan desa Kibang Budi Jaya 3. Dokumen kegiatan berdasarkan asas partisipatif
surat pemberitahuan 2. Melakukan pertemuan (foto dan video)
menentukan tempat dan waktu Akuntabel
kegiatan Dalam melakukan kegiatan saya membawa surat
3. Menentukan bagaimana cara perintah tugas dari pimpinan puskesmas sebagai
menginformasikan kepada ibu kepastian hukum.
hamil dan ibu menyusui (0-6)
bulan bahwa ada kegiatan Harmonis
Loyal
Berkomitmen tehadap inovasi yang akan saya
rencanakan
Adaptif
Berinovasi menemukan solusi atas permasalahan
17
yang ada
Kolaboratif
kerjasama antar lintas sektoral untuk mewujudkan
tujuan bersama
5. Melakukan penyuluhan 1. Penguatan Pemahaman ibu 1. Daftar hadir kegiatan Berorientasi Pelayanan
bertema “BerAkSI” hamil dan ibu menyusui (0-6) 2. Berita acara Dalam memberikan edukasi kepada ibu hamil dan
Berdayakan Masyarakat bulan beserta suami dikelas pertemuan menyusui saya akan memberi pelayanan dengan
Sukseskan ASI Eksklusif ibu melalui edukasi 3. Dokumen kegiatan berusaha memahami dan memenuhi kebutuhan ibu
bertemakan BerAkSI (foto dan video) serta ramah, cekatan dan solutif.
‘berdayakan ayah ibu dukung
ASI” Akuntabel
2. Melakukan tanya jawab Dalam memberikan edukasi ASI eksklusif saya
masalah ASI eksklusif akan melaksanakan tugas saya sebagai bidan
dengan penuh tanggung jawab dan berintegritas
tinggi.
Kompeten
Dalam melakukan penyuluhan saya akan
melakukan sesuai kompetensi saya dan sesuai
dengan SOP
18
Harmonis
Saya akan melakukan penyuluhan dengan sikap
ramah, peduli dan saling menghargai untuk
menciptakan suasana diskusi yang kondusif,
memberikan kesempatan pada setiap responden
untuk bertanya dan mengutarakan pendapatnya
Loyal
Edukasi yang saya berikan merupakan kontribusi
saya untuk menyukseskan program pemerintah
tentang ASI eksklusif sebagai salah satu upaya
untuk mencegah terjadinya stunting pada anak di
Indonesia yang menjadi aset masa depan bangsa
menuju Indonesia emas Tahun 2045
Adaptif
Kolaboratif
19
Saya akan memberikan kesempatan kepada unit
KIA, ahli gizi, kader dan aparat desa untuk
berkontribusi
Smart ASN
Dalam memberikan edukasi saya akan
menggunakan media video
Kompeten
Saya akan membentuk kelompok pendukung
20
ASIdan Membuat komitmen bersama dengan
kinerja yang terbaik dan sesuai dengan kompetensi
yang saya miliki
Harmonis
Saya membentuk kelompok pendukung ASI dan
Membuat komitmen bersama dengan sikap peduli
dan saling menghargai
Loyal
Saya akan membentuk kelompok pendukung ASI
dan Membuat komitmen bersama dengan
memberikan kontribusi dan dedikasi agar
bermanfaat untuk masyarakat dan mudah dipahami.
Adaptif
Saya akan membentuk kelompok pendukung ASI
dan membuat komitmen bersama dengan
komunikasi terpeutik dan bertindak proaktif
Kolaboratif
Saya akan membentuk kelompok pendukung ASI
21
dan Membuat komitmen bersama dengan
bekerjasama dengan ibu hamil tri semester ketiga
dan ibu menyusui (0-6) bulan demi salah satu
upaya mencegah terjadinya stunting melalui
pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan
7. Melakukan home visite Melakukan home visite 1. Daftar hadir Berorientasi Pelayanan
penyuluhan pada sasaran penyuluhan pada ibu hamil kegiatan Dalam melakukan kunjungan rumah saya akan
ibu hamil dan ibu dan ibu menyusui yang tidak 2. Dokumentasi memberikan pelayanan edukasi kepada ibu hamil
menyusui yang tidak bisa bisa datang di kelas ibu kegiatan (foto dan dan menyusui dengan berusaha memahami dan
datang di kelas ibu di bersama kader video) memenuhi kebutuhan ibu serta ramah, cekatan dan
desa Kibang Budi Jaya solutif.
Akuntabel
saya akan melaksanakan tugas saya sebagai bidan
dengan penuh tanggung jawab dan berintegritas
tinggi.
Kompeten
Dalam melakukan penyuluhan saya akan
melakukan sesuai kompetensi saya dan sesuai
dengan SOP
22
Harmonis
Dalam melakukan kunjungan rumah saya akan
menyesuaikan diri dengan adat dan budaya
setempat
Loyal
Dalam melakukan kunjungan rumah memberikan
edukasi saya dedikasikan kontribusi saya kepada
masyarakat agar paham dan ikut mensukseskan ASI
Eksklusif
Adaptif
Dalam melakukan kunjungan rumah saya akan
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan
Kolaboratif
Dalam melakukan kunjungan rumah saya
memberikan kesempatan kepada kader untuk
berkontribusi
8. Melaksanakan evaluasi 1. Mengevaluasi bersama mentor, 1. Dokumentasi chat Berorientasi Pelayanan
dan penyusunan laporan bidan koordinator KIA, ahli grup whatsApp Dalam melakukan evaluasi dari kegiatan
23
gizi adanya perubahan sikap sebagai media penyuluhan bertema BerAkSI saya akan memahami
pada ibu hamil dan ibu edukasi online dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah,
menyusui (0-6) bulan 2. Antusias pertanyaan cekatan dan solutif
2. Menyusun laporan aktualisasi 3. Dokumentasi
kegiatan (foto dan Akuntabel
video) Dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
penyuluhan bertema BerAkSI saya akan menyusun
laporan evaluasi secara real, transparan dan bisa
dipertanggung jawabkan
Kompeten
Saya akan membuat dan menyusun laporan
aktualisasi dan habituasi ini dengan kompetensi
berkualitas
Harmonis
Dalam mengevaluasi kegiatan penyuluhan bertema
BerAkSI ini, saya akan menghargai ide atau
gagasan yang diberikan oleh coach dan mentor
24
Loyal
Laporan evaluasi dari kegiatan penyuluhan
BerAkSI sebagai cara mengetahui keberhasilan
dalam pelaksanaan penyuluhan bertema BerAkSI
tersebut yang diharapkan bisa mendukung
menyukseskan program pemerintah tentang ASI
Eksklusif yang menjadi salah satu upaya
pencegahan stunting
Adaptif
Saya telah membuat laporan aktualisasi ini dengan
kreatif dan inovatif
Kolaboratif
Dalam mengevalusi kegiatan penyuluhan bertema
BerAkSI, saya bekerja sama dengan unit KIA , ahli
gizi dan kader guna memaksimalkan hasil kerja
Smart ASN
Dalam mengevalusi kegiatan penyuluhan bertema
BerAkSI, melalui video perubahan perilaku dan
adanya bukti komitmen
25
Tabel 1.3 Jadwal Rencana Aktualisasi
26
ASI Eksklusif
6. Membentuk kelompok pendukung ASI dan membuat komitmen bersama
7. Melakukan home visite penyuluhan pada sasaran ibu hamil tri semester ketiga
dan ibu menyusui (0-6) bulan yang tidak bisa datang di kelas ibu di desa Kibang
Budi Jaya
8. Melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan
27
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptifl. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan. Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Smart ASNl. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Permenpan RB, 2021, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 36 tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Bidan. Jakarta: Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
IDAI.or.id.08 September 2016. Dampak Dari Tidak Menyusui di Indonesia. Diakses pada 9
September 2022, dari :
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/dampak-dari-tidak-menyusui-di-indonesia
28
29
30
31