Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Oleh karena itu, kesehatan adalah salah satu aspek yang
mempengaruhi kualitas dan produktifitas sumber daya manusia dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur.
Pada saat ini hampir diseluruh pelosok tanah air telah didirikan Puskesmas. Dimana
untuk lebih menjangkau seluruh wilayah kerjanya ,Puskesmas telah diperkuat dengan adanya
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Disamping itu untuk daerah yang jauh dari
sarana pelayanan rujukan, Puskesmas telah dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Puskesmas harus selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengobati penyakit,serta memulihkan kesehatan baik kesehatan perorangan,
keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan tehnologi kesehatan yang sesuai.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya (Sutarjo, Untung Suseno, 2015).
Mengingat pentingnya peran Puskesmas,maka Puskesmas di tuntut untuk bekerja
secara optimal sesuai dengan tugas-tugas yang sudah ditentukan. Dalam melaksanakan
perannya Puskesmas harus bekerja dengan optimal dan penuh tanggung jawab. Salah satu
bentuk pertanggungjawaban dari Puskesmas terhadap telah dilaksanakannya penyelengaran
pelayanan kesehatan adalah berupa penyajian data dalam berbagai bentuk dan macam.
Metode pembelajaran ditahap profesi merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada
mahasiswa atau Student Centered Learning (SCL), dimana salah satu metode
pembelajarannya berupa praktik klinik. Kegiatan praktik klinik bertujuan untuk mendapatkan
keterampilan kebidanan di wahana praktik, mulai dari komunikasi, keterampilan, procedural,
manajemendandokumentasinya.
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu profesi, maka diperlukan tenaga bidan
yang handal, kompeten, serta professional dalam mewujudkan optimalisasi kualitas

1
pelayanan kebidanan. Berkaitan dengan hal tersebut, serta sesuai dengan peningkatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di bidang kesehatan dan dalam rangka mengantisipasi
era globalisasi, maka peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya tenaga profesi
bidan tersebut menjadi sesuatu yang sangat mendesak.
Praktik klinik pada program profesi bertujuan supaya mahasiswa mampu melakukan
asuhan kebidanan dalam siklus kehidupan perempuan, yaitu asuhan kebidanan Keluarga
Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Konseling pranikah membantu pasangan calon
pengantin oleh bidan yang sedang mengikuti pendidikan profesi. Data kondisi perempuan di
dunia menunjukkan mengalami ngangguan dan kondisi kurang nutria akibat ngangguanpola
makan seperti bulimia, anoreksia. Kekurangan nutrisi yang dialami oleh wanita yang berusia
15-19 tahun sebesar 17,5 %yang memiliki berat badan kurang denagan indek masa tubuh
(IMT) kurang dari 18,5 kg/m2. Wanita ini beresiko untuk melahirkan BBLR dan Premature (
Dep kes 2010). Perawatan pra konsepsi adalah satu set intervensi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memodoifikasi resiko yang diakibatkan oleh perilaku dan kondisi
adalah pemberian informasi tentang nutrisi prakonsepsi (Gardiner et al., 2008). Pendidikan
kesehatan terutama tentang nutrisi dalam beberapa program gizi belum memproritaskan
kelompok wanita subur menjelang pra nikah dan pra konsepsi

1.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan Di Puskesmas


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktek Klinik di Puskesmas, mahasiswa mampu memberikan
asuhan kebidanan komprehensif dan profesional pada pada KB dan Pelayanan
Kontrasepsi serta asuhan kebidanan komprehensif dan professional pada Pra Nikah
Dan Pra Konsepsi dengan pendekatan hypnotherapy melibatkan keluarga dan
masyarakat sesuai kode etik profesi.

2
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus asuhan kebidanan pada KB dan Pelayanan Kontrasepsi, yaitu :
1. Mampu melakukan asuhan kebidanan pada KB dan Pelayanan Kontrasepsi
secaraholistik, komprehensifdanberkesinambungan yang berorientasi pada
Hypnotherapy di dukung kemampuan berpikir kritis, rasionalisasi klinis dan
reflektif
2. Mampu melakukan deteksi dini ,konsultasi, dan rujukan ,didukung kemampuan
berpikir kritis dan rasionalisasi klinis sesuai ruang lingkup asuhan kebidanan yang
berorientasi Hypnotherapyatastanggungjawabsendiri
3. Mampu melakukan pelayanan kontrasepsi alamiah,sederhana,hormonal dan jangka
panjang (AKDR dan AKBK) dan konseling kontrasepsi mantap sesuai dengan
standar dan memperhatikan aspek budaya setempat yang berorientasi pada
Hypnotherapy
4. Mampu melakukan manajemen pengelolaan pencegahan infeksi,pasien safety dan
upaya bantuan hidup dasar yang berorientasi pada Hypnotherapy
a. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelaporan pelayanan
kebidanan sesuai kode etik profesi
b. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling tentang pandangan
kesehatan reproduksi, yang berorientasi pada Hypnotherapy dalam
perencanaan keluarga
c. Mampu melakuka nupaya pemberdayaan perempuan sebagai mitra untuk
meningkatkan kesehatan perempuan, ibudananak, perencanaan keluarga
d. Mampu membuat keputusan secara tepat dalam pelayanan kebidanan
berdasarkan pemikiranlogis, kritis, inovatif sesuai dengan kode etik
Tujuan khusus asuhan kebidanan pada Pranikah dan Prakonsepsi, yaitu mahasiswa
diharapkan mampu :
1. Melakukan asuhan kebidanan pada pranikah dan prakonsepsi secata holistic
berorientasi pada hypnotherapy, komprehensif dan berkesinambungan yang
didukung kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis dan reflektif
2. Mampu melakukan deteksi dini, konsultasi, kolaborasi dan rujukan, didukung
kemampuan berpikir kritis dan rasionalisasi klinis sesuai ruang lingkup asuhan
kebidanan
3. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling tentang kesehatan
reproduksi

3
4. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan dan pelaporan pelayanan
kebidanan sesuai kode etik profesi (pranikah dan prakonsepsi)
5. Mampu melakukan KIE, promosi kesehatan dan konseling tentang kesehatan
reproduksi, kehidupan berkeluarga sehat antara lain; perilaku reproduksi sehat,
perencanaan keluarga, persiapan menjadi orang tua, pemenuhan hak azazi
manusia, keadilan dan kesetaraan gender
6. Mampu melakukan upaya pemberdayaan perempuan sebagai mitra untuk
meningkatkan kesehatan perempuan

1.3 Manfaat Kegiatan


a. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan tentang Puskesmas
dan program yang ada juga sebagai acuan penulis serta sebagai referensi
dikampus Kebidanan Poltekkes Medan.
b. Bagi mahasiswa
Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa untuk bahan informasi dalam
meningkatkan proses belajar dan bagi tenaga kesehatan untuk dapat meningkatkan
pelayanan komunitas khususnya di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai