Oleh :
RISYE TRIANA PUTRI
NIM. 12DB277160
INTISARI
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses
perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat
perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan,
sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan fisik maupun psikolagis.
Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada wanita karena pada proses
menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause (Proverawati, 2010).
Menurut Proverawati (2010), sebelum terjadi fase menopause
biasanya didahului dengan fase pramenopause dimana pada fase
pramenopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak
adanya pembuahan (anovulatoir). Sebagian besar wanita mulai mengalami
gejala pramenopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50
tahun yaitu terjadinya masa menopause dimana pada masa menopause in!
wanita sudah tidak mengalami haid lagi. Menopause merupakan suatu masa
ketika persediaan sel telur habis, indung telur muiai menghentikan produksi
estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan
sebagai berhentinya kesuburan.
Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya sekitar 25
juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. WHO juga
mengatakan pada tahun 2010, sekitar 467 juta wanita berusia 50 tahun
keatas menghabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause, dan
40% dari wanita pasca menopause tersebut tinggal di negara berkembang
dengan usia rata-rata mengalami menopause pada usia 51 tahun. WHO
memperkirakan jumiah wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan akan
meningkat dari 500 juta pada saat ini menjadi lebih dari 1 milyar pada tahun
2030. Di Asia, masih menurut data WHO, pada tahun 2025 jumlah wanita
yang menopause akan melonjak dari 107 juta jiwa akan menjadi 373 juta
jiwa. Prakiraan kasar menunjukkan akan terdapat sekitar 30-40 juta wanita
dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240-250 juta jiwa
pada tahun 2020, dalam kurun waktu tersebut {usia lebih dari 60 tahun}
1
2
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut "Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ibu Menopause di
Klinik Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya Tahun 2016"?
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data dasar pada ibu menopause di Ktinik
Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya Tahun 2016.
b. Menginterprestasi data pada ibu menopause di Kiinik Pratama
Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya Tahun 2016.
c. Mengidentirikasi diagnosa atau masalah potensial pada ibu
menopause di Kiinik Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya
Tahun 2016.
d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu
menopause di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya
Tahun 2016.
e. Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu menopause di
Ktinik Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya Tahun 2016.
f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan secara tepat dan rasional
berdasarkan perencanaan yang dibuat pada ibu menopause di Klinik
Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya Tahun 2016.
g. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
ibu menopause di Klinik Pratama Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya
Tahun 2016.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Gangguan Reproduksi
a. Pengertian
Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam
manajemen kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Permasalahan
dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah masalah
reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi.
Hal ini mencakup infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur,
keganasan pada alat reproduksi wanita, infertilitas, dan lain-lain
(Baradero, dkk., 2007).
b. Sebab-sebab gangguan reproduksi
Gangguan reproduksi disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon, cacat anatomi saiuran reproduksi (defek kongenital),
gangguan fungsional, kesalahaan manajemen atau infeksi organ
reproduksi. Gangguan reproduksi yang biasa terjadi, misai kista
endometriosis yang banyak dialami wanita yang memiliki kadar
follicle stimulating hormone (FSH) dan hormon luteinizing (LH) tinggi
(Nugroho, 2012).
2. Menopause
a. Pengertian
Menopause berasal dari dua kata yunani yang berarti bulan,
yang lebih tepat di sebut "menocease" yang berarti berhentinya masa
menstruasi. Hal ini dikarenakan keluamya hormon dari ovarium
(indung telur) sudah mulai berkurang, sehingga mengakibatkan haid
tidak keluar (Lestary, 2010). Menopause adalah berhenti menstruasi
secara permanen, pada umumnya menopause teladi pada usia
sekitar 45-55 tahun. Kadar estrogen jenis estron adalah yang banyak
berada - dafam sirkulasi dibandingkan estrogen lainnya (Smart,
2010).
8
9
b. Etiologi
Sejak usia 40 tahun, ovarium menjadi kurang responsive
terhadap hormone yang mengendalikannya. Efek keadaan ini
membuat wanita kurang subur, mengurangi jumlah hormone ovarium
yang dihasilkan, dan mengubah jumlah relative dari estrogen dan
progresterone yang dihasilkan. Sefain itu juga terjadi perubahan
dalam perbandingan dari bermacam- macam estrogen yang di
hasilkan (Purwoastuti, 2008). Penurunanan sekresi estrogen dan
progesterone menyebabkan perubahan endokrin yang terjadi selama
masa klimakterium dan pasca menopause. Kadar FSH dan LH yang
bersikulasi (beredar melalui peredaran darah) mulai meningkat
beberapa tahun sebelum penghentian produksi estrogen oleh
ovariuim, kadar FSH dan LH meningkat terdapat pada wanita
pramenopause, dengan FSH yang biasanya lebih tinggi dari pada LH
(Purwoastuti, 2008).
c. Fase - Fase Menopause
Menurut Smart (2010), menopause terdiri dari beberapa fase,
yaitu .
1) Klimakterium
Adalah masa peralihan antara masa produksi dan masa
senium, biasanya periode ini disebut dengan pramenopause.
2) Menopause
Adalah saat haid terakhir dan bila sesudah menopause
disebut dengan pasca menopause.
3) Pasca-menopause
Adalah suatu masa yang terjadi 3 hingga 5 tahun setelah
menopause.
4) Senium
Adalah periode sesudah pasca menopause, yaitu ketika
individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya sehingga
tidak mengalami gangguan fisik.
10
Rasa panas atau hot flush adalah perasaan panas secara tiba-
tiba yang di rasakan pada leher, wajah dan bagian atas daria.
Biasanya berlangsung selama 15 detik sampai 1 menit
(Wirakusumah, 2008).
b. Gejala
Menurut Wirakusumah (2008), gejala hot flush adalah :
1) Rasa mengelitik pada jari - jari dan tangan yang merayap ke
kepala.
2) Berkeringat begitu saja, tidak di iringi dengan wajah yang
memerah.
3) Suhu tubuh meningkat begitu saja secara tiba-tiba dan
menyebabkan tubuh kemerahan keringat mengucur di seluruh
tubuh.
4) Ada kalanya di ikuti dengan kedinginan dan berkeringat pada
waktu malam.
c. Etiologi
Arus panas terjadi karena berubahnya kadar hormone. Diduga,
perubahan kadar estrogen menyebabkan pembuluh darah membesar
secara mendariak sehingga terjadi arus dan hilang secara cepat
sehingga tubuh merasakan panas. Selain itu dapat disebabkan oleh
perubahan fungsi hipotalamus yang mengatur suhu tubuh kita
(Wirakusumah, 2008).
d. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Asuhan:
Menurut Wirakusumah (2008), untuk mengatasi hot flush
(rasa panas) pada diri pasien, dapat dilakukan beberapa cara
antara lain :
a) Berfikir pasitif dan jangan panik, menerima menopause sebaga
salah satu bagian dari perjalanan kehidupan normal seorang
perempuan.
b) Menerapkan pola hidup sehat sejak dini, Pala hidup sehat
meliputi pola makan yang teratur dan mengandung gizi yang
seimbang. Asupan vitamin dan mineral juga harus terjaga.
16
5) Riwayat kesehatan
Perlu diperhatikan adanya penyakit metabolik, penyakit
endokrin, dan penyakit menahun yang dicurigai sebagai penyebab
dari perdarahan (Wiknjosastro, 2007).
6) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien
dengan mengamati adakah penurunan berat badan atau tidak
pada pasien (Wiknjosastro, 2007),
b) Pola istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan berapa lama
ibu tidur pada malam hari (Wiknjosastro, 2007).
c) Pola kebersihan
Mengkaji frekuensi mandi, gosok gigi, kebersihan perawatan
tubuh terutama genetalia berapa kali dalam sehari. Karena
dengan kebiasaan pola hygiene akan berpengaruh pada
ketidaknyamanan perawatan tubuh terutama pada genetalia
(Wiknjosastra, 2007).
d) Pola eliminasi
Untuk mengetahui adakah gangguan pada BAB dan BAK.
b. Data Objektif
Tujuan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi
(Mufdillah, 2009) :
1) Keadaan umum
Keadaan umum pada ibu menopause dengan hot flush adalah
cukup (Mufdlilah, 2009).
2) Kesadaran
Kesadaran pada ibu menopause adalah composmentis
(Mufdlilah, 2009).
22
2) Data objektif
a) Keadaan umum : baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign : Tekanan darah : 140/90 mmHg Suhu 38° nadi
90xlmenit, respirasi 20x/menit
d) BB : 51 kg. TB : 158 cm
e) Kulit : Kemerahan (Vamey, 2008).
b. Masalah
Masalah yang sering ditemukan pada menopause dengan hot
flush adalah ibu merasakan cemas dengan keadaannya (Purwoastuti,
2008).
c. Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan oleh ibu menopause dengan hot
flush adalah memberikan konseling mengenai perubahan yang terjadi
selama menopause den masalah yang sering muncul pada mesa
menopause (Purvuoastuti, 2008).
3. Antisipasi Diagnosis atau Masalah Potensiat
Pada langkah ini, bidan mengidentigikasi masalah atau diagnose
potensial berdasarkan diagnose masalah yang sudah diidentifikasi
(Ambarwati, 2008). Pada kasus ibu menopause dengan hot flush
diagnose potensialnya terjadi gangguan psikologis (Depresi)
(Purwoastuti, 2008).
4. Tindakan Segera den Kolaborasi
Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya melakukan konsultasi
atau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisi klien (Soepardan, 2007). Pada kasus ibu menopause
dengan hot flush tindakan segera di berikan clonidine 0,1 mg 2x sehari
sebanyak 3 tablet (Purwoastuti, 2008)
5. Rencana Tindakan Asuhan
Menurut Purwoastuti (2008), rencana tindakan yang dapat
dilakukan untuk asuhan kebidanan pada ibu menopause dengan hot flush
adalah :
a. Beritahu ibu tentang menopause.
25
DAFTAR PUSTAKA
Mufdillah. (2009). Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima.
Yogyakarta : Mitra Cendika.
Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan (edisi 4, vol 2). Jakarta: EGC.