Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH GINEKOLOGI


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 6
NAMA ANGGOTA
1. LAISI AFRIZA
2. IMA FAJRIANI
3. MAULIDAWATI
4. IVA YUSRINA
5. SRI GUSLINA WATI
6. ELVI SURYANI
DOSEN : dr.EDWARD,Sp.OG

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ginekologi yang berjudul“Gejala Menopause
pada wanita’’ ini dengan tepat waktu.

Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan oleh


berbagai pihak. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih Dosen Pengajar dan teman-
teman yang telah memberikan motivasi dan saran-saran dalam penyelesaian makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.Besar harapan semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literatur guna membantu
mahasiswa dalam belajar mata kuliah Ginekologi.

Tapaktuan, 12 Februari 2022


Penyusun

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………….…………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..3

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………..3
B. TUJUAN…………………………………………………………………….………..4
C. MANFAAT…………………………………………………………………..……….4

BAB II GEJALA MENOPAUSE PADA WANITA ……………………………………..…5

A. MENOPAUSE……………………………………………………………………….5
B. KLIMAKTERIUM………………………………………………………………......7
C. FISIOLOGI MENOPAUSE…………………………………………………………12
D. OBESITAS DAN MENOPAUSE…………………………………………………...15

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….18

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………..…18
B. SARAN…………………………………………………………………………….18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam perjalanan hidupnya,wanita mengalami banyak proses pertumbuhan
dan perkembangan,sampai suatu saat pertumbuhan dan perkembangan akan terhenti
pada suatu tahapan sehingga banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh
wanita.Perubahan ini akan terjadi seiring peningkatan usia sampai akhirnya wanita
akan mencapai titik yang dinamakan menopause dan di titik ini, kecemasan akan
mulai muncul karena merasa dirinya tidak indah lagi(Mulyani,2013).
Menopause merupakan peristiwa alami yang terjadi pada setiap wanita
peristiwa alami tersebut di pengaruhi konteks budaya yang berbeda dan persepsi
individual.Pada masyarakat pada umumnya, usia dewasa memiliki penghargaan yang
tinggi dibandingkan usia lanjut khususnya wanita yang mengalami menopause.
Menopause dipersepsikan sebagai suatu kehilangan dan menimbulkan perasaan tidak
berharga. Wanita memiliki keyakinan dalam diri bahwa sebagai wanita sudah merasa
tidak sempurna dengan berakhirnya proses menstruasi, dan merasa tidak subur lagi.
Pandangan budaya dan individual memengaruhi persepsi wanita berhubungan dengan
proses menopause dan gejala-gejala yang ditimbulkan dari menopause
(Kusmiran,2011).serta terdapat peningkatan hormon FSH dan LH yang menyebabkan
berbagai perubahan pada fisik dan psikis (Manuaba, I. 2012).
Menurut data dari World Health Organization (WHO,2012) setiap tahunnya
sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. WHO
juga mengatakan pada tahun 2011,sekitar 467 juta wanita berusia 50 tahun keatas
menghabiskan hidupnya dalam keadaan pasca menopause, dan 40% dari wanita pasca
menopause tersebut tinggal di Negara berkembang dengan usia rata-rata mengalami
usia menopause pada usia 51 tahun. Menurut WHO, di Asia pada tahun 2025 jumlah
wanita menopause akan melonjak hingga 107 juta jiwa. Sindroma menopause di
Eropa sampai saat ini mencapai 70-80%, Amerika 60%, Malaysia 57%,China
18%,Jepang dan di Indonesia 10%. Perbedaan persentase sindroma menopause
disebabkan jumlah estrogen wanita Eropa dan Amerika lebih banyak dibanding
wanita Asia (Umobasuki, 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Robertson (2011) di Menopause
Clinic Australia dari 300 pasien usia premenopause terdapat 32,3% mengalami

3
perubahan-perubahan pada masa menopause (Christiani, 2012). Sementara menurut
Miguel (dalam Dewi 2012) perubahan-perubahan pada masa menopause dialami oleh
ibu premenopause yang pengetahuan nya kurang yaitu 32,50 %.Menurut Badan Pusat
Statistika (BPS), pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause
(Baziad, 2013).Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2012),
diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 262,6 juta
jiwa dengan jumlah wanita yang hidup dalam umur menopause sekitar 30,3 juta jiwa
atau 11,5 % dari total penduduk, dengan umur rata-rata 49 tahun. Secara demografi
terjadinya peningkatan kelompok lanjut usia akan menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan penanganan khusus (Prawirohardjo, 2011). Pada saat
ini Indonesia mempunyai 14 juta wanita menopause.Terjadi peningkatan angka
harapan hidup di Indonesia dari tahun ke tahun.
Pada Simposium Nasional Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMI) 21-
22 April 2011 di Jakarta dikemukakan lima gejala utama yang dialami dalam
menghadapi masa menopause seperti, nyeri otot atau sendi (77,7%),rasa letih dan
hilang energy (68,7%), kehilangan nafsu seksual (61,3%),kerutan di kulit (60%), hot
flushes (29,5%).
B. Tujuan
Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu
premenopause terhadap perubahan yang terjadi menjelang masa menopause.
C. Manfaat
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap Ibu premenopause
terhadap perubahan pada masa manopause .Sehingga Ibu premenopause dapat
menambah pengetahuan tentang menopause.

4
BAB II
GEJALA MENOPAUSE PADA WANITA

A. Menopause
Menopause yaitu sebuah keadaan wanita yang tidak mendapat haid selama 12 bulan
disertai adanya tanda tanda menopause sampai menuju senium. Menopause terjadi pada
usia antara 45 sampai 51 tahun.
Pada wanita menopause hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan menurunkan
kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormonhormon hipofisis untuk
menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan wanita mempunyai kurang lebih 750.000
folikel primordial. Dengan meningkatnya usia, jumlah folikel tersebut akan semakin
berkurang.
Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah folikel primordial menurun sampai 8300 buah,
yang disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya
apoptosis yaitu proses folikel primordial yang mati dan terhenti pertumbuhannya. Proses
tersebut terjadi terusmenerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar
50 tahun fungsi ovarium menjadi sangat menurun(Sugiono,2011).
Apabila jumlah folikel mencapai jumlah yang kritis, maka akan terjadi gangguan
sistem pengaturan,hormon yang terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid
anovulatorik dan pada akhirnya terjadi oligomenore.Perubahanperunahan dalam sistem
vaskularisasi ovarium sebagai akibat proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem
pembuluh darah ovarium diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi
ovarium.Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovarium menyebabkan
ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk menghasilkan hormon
steroid(Sugiono,2012).
Pada wanita dengan siklus haid normal, estrogen terbesar adalah estradiol yang
berasal dari ovarium. Disamping estradiol terdapat pula estron yang berasal dari konversi
androstenedion di jaringan perifer.Selama siklus haid pada masa reproduksi, kadar
estradiol berkisar antara 40-80 pg/ml, pada pertengahan fase folikuler berkisar antara 60-
100pg/ml, pada akhir fase folikuler berkisar antara 100-400 pg/ml dan pada fase luteal
berkisar antara 100-200 pg/ml. Kadar rata-rata estradiol selama siklus haid normal adalah
80 pg/ml sedangkankadar estron berkisar antara 40-400 pg/ml. Memasuki masa
perimenopause aktivitas folikel dalam ovarium mulai berkurang.

5
Ketika ovarium tidak menghasilkan ovum dan berhenti memproduksi estradiol,
kelenjar hipofise berusaha merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen, sehingga
terjadi peningkatan produksi FSH.Terdapat peningkatan 10-20 kali lipat pada kadar FSH
dan 3 kali lipat pada kadar LH, yang mencapai kadar maksimal 1-3 tahun setelah
menopause. Peningkatan kadar FSH dan LH saat ini dalam kehidupan adalah bukti dari
terjadinya kegagalan ovarium. Meskipun perubahan ini mulai terjadi 3 tahun sebelum
menopause, penurunan produksi estrogen oleh ovarium baru tampak sekitar 6 bulan
sebelum menopause. Pada pasca menopause kadar LH dan FSH meningkat, FSH
biasanya akan lebih tinggi dari LH sehingga rasio FSH/LH menjadi lebih besar dari
satu.Hal ini disebabkan oleh hilangnya mekanisme umpan balik negatif dari steroid
ovarium dan inhibin terhadap pelepasan gonadotropin.
Diagnosis menopause dapat ditegakkan bila kadar FSH lebih dari 30 mIU/ml. Kadar
estradiol pada wanita pascamenopause lebih rendah dibandingkan dengan wanita usia
reproduksi pada setiap fase dari siklus haidnya( Arian,2011). Pada wanita pascsa
menopause estradiol dan estron berasal dari konversi androgen adrenal di hati, ginjal,
otak, kelenjar adrenal, dan jaringan adipose. Proses aromatisasi yang terjadi di perifer
berhubungan dengan berat badan wanita. Wanita yang gemuk mempunyai kadar estrogen
yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita kurus karena meningkatnya aromatisasi
perifer. Kadar estradiol sirkulasi setelah menopause adalah sekitar 10-20 pg / mL, yang
sebagian besar berasal dari konversi perifer dari estrone, yang pada gilirannya terutama
berasal dari konversi perifer dari androstenedione.Kadar estrone sirkulasi pada wanita
menopause lebih tinggi dari estradiol, sekitar 30-70 pg / mL. Rata-rata tingkat produksi
estrogen pada masa menopause adalah sekitar 45μg/24 jam, hampir semua, namun tidak
semua, karena estrogen berasal dari konversi perifer dari androgen. Rasio androgen /
estrogen berubah drastis setelah menopause karena penurunan yang lebih tajam dalam
estrogen, dan terjadinya hirsutisme ringan adalah umum, yang mencerminkan pergeseran
yang bermakna dalam rasio hormon.Ovarium mengeluarkan terutama androstenedion
dan testosterone(Azwar,2012).
Pada masa menopause, kadar sirkulasi androstenedion adalah sekitar satu setengah
dari yang terlihat sebelum menopause. Sebagian besar androstenedion menopause ini
berasal dari kelenjar adrenal, hanya dengan sejumlah kecil yang dikeluarkan dari
ovarium, meskipun androstenedion adalah steroid utama yang disekresi oleh ovarium
pascamenopause. Dehydroepiandrosterone ( DHA ) dan sulfat-nya (DHAS), yang berasal
dari kelenjar adrenal, menurun tajam dengan penuaan, dalam dekade setelah menopause

6
kadar sirkulasi DHA dimana kadarnya adalah menurun sampai 70 % dan kadar DHAS
menurun sampai 74 % dibandingkan kadar dalam kehidupan masa reproduksi.Produksi
testosteron menurun sekitar 25 % setelah menopause,tetapi ovarium pada masa pasca
menopause mensekresikan lebih lebih banyak testosterone dibandingkan dengan ovarium
pada masa premoenopause dimana hal ini setidaknya terjadi pada tahun-tahun pertama
periode pascamenopause.
Dengan hilangnya folikel dan estrogen, gonadotropin yang tinggi mendorong
jaringan di ovarium yang tersisa ke level peningkatan sekresi testosteron. Supresi
gonadotropin dengan pengobatan agonis atau antagonis gonadotropin - releasinghormone
(GnRH) pada wannita pascamenopause menghasilkan penurunan yang signifikan dalam
kadar testosteron yang bersirkulasi,yang menunjukkan ovarium menopause tergantung
gonadotropin. Jumlah testosteron total yang dihasilkan setelah menopause,
bagaimanapun, menurun karena jumlah sumber utama, konversi perifer dari
androstenedion, berkurang. Kadar androstenedion sirkulasi pascamenopause awal
menurun sekitar 62 % dari kehidupan dewasa muda. Penurunan kadar sirkulasi
testosteron menopause tidak besar, dari tidak ada perubahan pada banyak wanita hingga
sebanyak 15 % pada wanita lainnya(Prawirohardjo,2011). Dengan bertambahnya usia
menopause, penurunan dapat diukur dalam kadar dehydroepiandrosterone sulfate
( DHAS ) dan dehydroepiandrosterone (DHA) sirkulasi, sedangkan kadar
androstenedion,testosteron,dan estrogen sirkulasi pascamenopausetetap relatif
konstan.Singkatnya,gejala yang sering terlihat dan terkait dengan penurunan kompetensi
folikel ovarium dan kemudian hilangnya estrogen dalam masa klimakterik yaitu:
1. Gangguan dalam pola menstruasi, termasuk anovulasi dan penurunan fertilitas,
penurunan aliran atau hipermenorrhea, frekuensi menstruasi tidak teratur, dan
kemudian, akhirnya, amenore.
2. Ketidakstabilan vasomotor ( hot flushes dan berkeringat ).
3. Kondisi atrofik: atrofi epitel vagina, pembentukan karunkel uretra, dispareunia dan
pruritus karena atrofi vulva, introitus, dan vagina, atrofi kulit umum, kesulitan
berkemih seperti urgensi dan uretritis abakterial dan sistitis.
4. Masalah kesehatan akibat kekurangan estrogen jangka panjang konsekuensi dari
osteoporosis dan penyakit kardiovaskular(Nurdin,2011).

B. Klimakterium

1. Pengertian

7
Klimakterium adalah masa yang bermula dari akhir masa reproduksisampai awal
masa senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun. Faseklimakterium adalah
masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periodereproduktif ke periode non
reproduktif. Tanda, gejala atau keluhan yangkemudian timbul sebagai akibat dari masa
peralihan ini disebut tanda ataugejala menopouse. Periode ini dapat berlangsung antara 5
sebelum dan sesudahmenopause. Pada fase ini fungsi reproduksi wanita menurun. Masa-
masaklimakterium :a.Pra menopause adalah kurun waktu 4-5 tahun sebelum menopause.
b.Menopause adalah henti haid seorang wanita.c.Pasca menopause adalah kurun waktu
3-5 tahun setelah menopause(Kartini Kartono, 1992)

2. Tanda-tanda Awal gejala Klimakterium

Tanda-tanda awal masa klimakterium meliputi :Praklimakterium merupakan mirip


dengan pra pubertas, dimana pada pubertas kedua muncul tingkah laku yang lucu-lucu,
aneh-aneh, janggal dan tidak padatempatnya. Mislanya,wanita usia lebih dari 50 tahun
pada siang harimenggunakan rok panjang merah, dengan perhiasan emas warna-warni,
makeup berlebihan. Kemudian, meningkatkan rangsangan seksual yangmenimbulkan
nafsu yang besar untuk berhubungan seksual dan kegairahanyang menyala-nyala.
Mengingkari ketuaannya agar tampak masih remaja.Manifestasi individual periode
klimakterium dipengaruhi oleh kepribadianmasing-masing individu. Struktur kepribadian
yang terintegrasi dengan baik akan memapu mengkompensasi gangguan fisiologis dan
psikis dalam bentuk perbuatan-perbuatan ynag intelek yaitu mampu mengendalikan diri
dan mampu mengatasi gangguan psikosomatis dengan menyalurkan pada perbuatan
yanginteligen, produktif dan kreatif.Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan
endokrinologis danvegetatif yaitu:

a. Terjadi perubahan pada ovarium seperti sclerosis pembuluh darah, berkurangnya


jumlah folikel dan menurunnyasintesis steroid seks. Laluhenti haid.
b. Dan ditandai dengan turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran
gonadotropin.
Gangguan – gangguan pada klimakterium :
1. Gangguan neurovegetatif, yang disebut juga gangguan vasomotorik
dapatmuncul sebagai gejolak panas (hot flushes), keringat
banyak,rasakedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, tekanan darah yang
goyah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.

8
2. Gangguan psikis muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi,kelelahan,
semangat berkurang, dan susah tidur.
3. Gangguan somatic, selain gangguan haid atau amenorea, mencakup
pulakolpitis atrofikans, ektropium treter, osteoporosis,
atritis,aterosklerosis,sclerosis koroner, dan adipositas.
4. Gangguan organik : infark miokard aterosklerosis, osteosklerosis,osteoporosi,
afipositas, kolpitis, disuria, dispareumia artritis, gejalaendokrinium berupa
hipertirosis defeminisasi, virilasi dan gangguan libido.

3. Etiologi

Sebelum haid berhenti, sebenarnya pada seorang wanita terjadi berbagai perubahan
dan penurunan fungsi pada ovarium seperti sklerosis pembuluhdarah, berkurangnya
jumlah folikel dan menurunnya sintesis steroid seks, penurunan sekresi estrogen,
gangguan umpan balik pada hipofisis.

4. Patofisiologi

Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuanovarium untuk


menjawab rangsangan gonadotropin, sehingga terganggunya interaksi antara
hipotalamus–hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsiluteum. Kemudian
turunnya fungsi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik
negatif terhadap hipotalamus. Keadaan inimeningkatkan produksi FSH dan LH. Dari
kedua gonadoropin itu, ternyatayang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.

5. Kondisi Fisik Klimakterium

Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit.Lemak bawah kulit
menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh danlembek. Kulit mudah
terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi danmenjadi hitam Pada kulit
tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsisehingga kulit menjadi kering
dan keriput.Karena menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja
ususmenjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja
usushalus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air
besar berupa obstipasi.Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi
liangsenggama terasakering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan
mudah terjadi(infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin

9
sulituntuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri.Perubahan pada
tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami
pengapuran, artinya kalium menurun sehinggatulang keropos dan mudah terjadi patah
tulang trutama terjadi pada persendian paha.

6. Kondisi Psikis Klimakterium

Hampir setiap wanita usia klimakteris mengalami suasana hati“depresif” dan


“melankolis” (ada yang relatif pendek dan ada yang relatif panjang)Sebab utamanya
adalah :

a. Mengingkari dan memprotes proses biologis yang mengarah pada ketuaan

b. Menganggap dramatis proses penuaan

c. Kemunduran jasmani diartikan sebagai tidak ada gunanya lagi hidupkarena sudah
mendekati kematiand.Hidupnya sudah dianggap tidak ada harapan, penuh
kepedihan dandilupakan semua orang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
sosialnya dimasa lampau.Wanita yang hidup dalam suasana yang harmonis,
ekonomi berkecukupan, bahagia, selalu mendapat kepuasan seksual dapat
menghadapi ini dengan rasatenang. Wanita yang mempunyai masa lampau penuh
kenangan cinta yangindah dan bahagia maka kecantikannya akan tetap awet dan
terpancar (kecantikan psikis).

7. Beberapa Gangguan Perilaku Pada Fase Klimakterium

Beberapa gangguan perilaku pada fase klimakterium antara lain:

a. Depresi menstrual, yang merupakan manifestasi dari kepedihan hati


dankekecewaan sebagai wanita yang tidak lengakp lagi

b. Perubahan kehidupan seksual, akan terjadi kegairahan seksual yang luar biasa
hingga kemungkinan melakukan masturbasi. Dan dapat juga bersikap dingin

c. Obsesi untuk hamil lagi, yaitu ingin mempertahankan kapasitas reproduksidan


kemudaannyad.Ilusi, yaitu mempertanyakan apakah suaminya masih cukup
berharga,sehingga tidak segan-segan bergaul dengan anak-anak muda (tante
girang)terjadi pada wanita yang tidak mampu mengendalikan diri

8. Kehidupan Seks Pada Masa Klimakterium

10
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak
mungkindilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak
dapatdibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telah
lanjut.Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cederasehingga
terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkanhanya dengan
pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun berupa krem vagina.
Berkonsultasi dan meminta nasehat dokter tetap merupakan caraterbaik.Masalah
utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukanhubungan seks adalah
faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut, gelisah,tegang, sehingga sulit untuk
melakukannya.

Keadaan serupa terkadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami
mengeluh bahwa mereka sudah tua,kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk apa
melakukan hubungan sekslagi. Sekali lagi ditekankan di sini bahwa pendapat tersebut
tidak dapatdibenarkan. Hubungan seks sangat berperan pada keserasian hubungan
suamiistri. Setiap masalah yang timbul akan menyebabkan ke-retakan dalam
rumahtangga. Untuk memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu mencari
orangyang sekiranya mampu menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi
misal,dokter ,bidan dan tenaga medis lainnya.

9. Pencegahan Beberapa Dampak Masa Klimakterium

Pencegahan beberapa dampak masa klimakterium yaitu:

a. Pencegahan kehamilan :Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya
tiba-tiba berhentiatau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan
tentu hamilatau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat, bahwa bila
usiasudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak mungkin hamillagi.
Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yangtidak teratur
hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadilagi secara siklis, tetapi
bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan.Pencegahan kehamilan harus tetap
dilakukan. Kehamilan pada usia inimempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil
maupun bagi janinnya. Semua jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala,
pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara
ini hanyadapat digunakan pada wanita yang siklus haidnya masih teratur.

11
b. Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus haid
jugasekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik. Kerugiannya adalah
bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak dapat ditentukan saat wanita tersebut
memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut,
sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehinggakehamilan sudah tidak
mungkin terjadi.

c. Pencegahan osteoporosis.Pencegahan osteoporosis pasca menopause bukan hanya


bergantung padaestrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif
dalammencegah kehilangan tulang (bone loss). Penambahan progestogen ke
pengobatan estrogen mungkin penting dalam mencegah osteoporosis
tetapimungkin penting dalam mengobati penderita yang telah
mengalamiosteoporosis. Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa
pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangatmungkin
dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelahmenopause, sekurang-
kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwakombinasi pengobatan estrogen-
progestogen sesungguhnya meningkatkanmassa tulang dengan memajukan
pembentukan tulang baru.

d. Pencegahan penyakit jantung koroner :Beberapa kajian terbaru menyarankan


bahwa estrogen dapat memberikankhasiat protektif terhadap penyakit kardiovasku-
ler, terutama bilamanadipakai estrogen alamiah dosis rendah yang cukup untuk
memulihkangejala menopause. Penurunan 63% pada harapan kematian akibat
penyakit jantung diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen
yangdiawasi selama 15 tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun
yangdiawasi selama 25 tahun dan dibandingkan dengan yang tidak pernahmemakai
estrogen, ditemukan penurunan bermakna pada:

1) Penyakit arterikoroner,

2) Gagal jantung kongestif,

3) Penyakit kardiovaskuler aterosklerotik,

4) Hipertensi

C. Fisiologi Menopause

12
Berikut ini tanda fisiologi menopause:

a. Ketidakaturan siklus haid Haid yang tadi teratur, siklus menjadi tidak teratur
dan jumlah darah dapat berkurang atau bertambah. Kadang kala haid muncul
tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikkutnya, normalnya haid akan berakhir
setelah tiga sampai empat har, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir
setelah satu minggu atau lebih.Ketidakteraturan siklus haid (dismenorhea/nyeri
haid, dari jumlah darah yang keluar dan waktu menstruasi) pada masa
pramenopause akan berpengaruh ketika seseorang memasuki masa
mennopause. (Liva. 2013)
b. Gejolak rasa panas (Hot Flushes)Hot Flushes merupakan gejolak klasik yang
dirasakan oleh wanita menopause. Hot Flushesini adalah suatu kondisi
ketika tubuh mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah hingga
seluruh tubuh. Rasa panas ini sering diikuti oleh timbulnya warna kemerahan pada
kulit dan keluarnya keringat. Serangan ini biasanya terjadi selama 30 detik
hingga beberapa menit. Bahkan, kondisi ini dapat dialami sebelum si wanita
mengalami menopause.Hingga saat ini, penjelasan secara pasti atas fenomena
tersebut belum diketahui. Hanya saja, fenomena ini dimungkinkan disebabkan
karena adanya fluktuasi hormon estrogen. Biasanya, gejala ini akan
menghilang dalam waku 5 tahun. Meskipun demikian, beberapa wanita
mengalaminya hingga 10 tahun. Terdapat beberapa hal yang biasanya
berhubunga dengan rasa panas yang muncul, seperti cuasa panas, lembab, ruang
sempit, kafein, alkohol atau makanana yang pedas.Rasa panas, kulit
menjadi kemerah-merahan dan keluarnya keringat di malam hari
menimbulkan ketidaknyamanan tidur bagi wanita yang mengalami masa
menopause ini. Karena itulah, wanita menopause biasanya mengalami
insomnia. Tidak hanya itu, mereka juga akan merasa cemas dan detak
jantungnya menjadi lebih cepat. Keluhan Hot Flushes tersebut biasanya akan
mereda saat tubuh sudah bisa beradaptasi dengan kadar estrogen yang rendah.
c. Gejala pada vaginaPerubahan juga terjadi pada kondisi vagina. Pernurunan
kadar estrogen menyebabkan vaginna menjadi kering dan kurang elastis.
Karena itulah, sebagian besar wanita menopause akan merasakan sakit saat
berhubungan seksual. Biasanya, wanita menopause juga akan merasakan gatal

13
pada daerah vagina. Kondisi tersebut menyebabkan wanita menopause
rentan terhadap infeksi vagina.
d. Gejala perkemihanPenurunan kadar estrogen juga berpengaruh pada kondisi
saluran kencing. Uretra, saluran yang menyalurkan air seni dari kandung
kemih ke luar tubuh, menajdi kurang elastis lagi. Uretra juga
mengering dan menipis. Oleh karena itu, wanita yang berada pada masa
menopause rentan terkena infeksi saluran kencing. Tak jarang mereka merasa
selalu ingi buang air kecil bahkan mengompol . kondisi tersebut dinamakan
inkontinensia.
e. Sistem kardiovaskular Estrogen melindungi sistem kardiovaskular. Insiden
penyakit kantung koroner pada wanita pramenopause dan wanita pasca
menopause yang mendapat terapi sulih hormon jauh lebih rendah daripada
pria. Estrogen menghambat penyerapan dan penguraian lipoprotein densitas
rendah (LDL) oleh endotel pembuluh darah koroner. Estrogen juga
menghambat vasospasme koroner. Zat ini telah dibuktikan menurunkan
resitensi vaskular (sehingga tekanan darah berkurang), meningkatkan curah
jantung dan sintesi nitrat oksida. Wanita pasca menopause memperlihatkan
kadar kolesterol dan triasilgliserida serum yang lebih tinggi secara
bermakna. Penghentian estrogen berkaitan dengan peningkatan kadar faktor
pembekuan darah tertentu dan peningkatan kecenderungan mengalammi
trombosit sehingga resiko infark miokardium dan stroke juga meningkat.
f. Perubahan kulit. Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit,
ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, berkurang
elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian
bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam di
bagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.
g. Keringat di malam hari Berkeringat di malam hari tidak saja mengganggu tidur
melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya di antara keduanya
merasa lelah dan lebih mudah tersinnggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.
h. Sulit tidur Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi
hai ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari,
wajah memerah dan perubahan yang lain.

14
i. Perubahan pada indra perasa Pada saat menopause, kepekaan indra perasa
akan berkurang. Gigi dan gusi juga akna lebih cepat tanggal, terutama pada
wanita yang memiliki penyakit gigi maupun gusi.
j. Gangguan tulang dan punggung Rendahnya kadar estrogen memengaruhi
kondisi fisik wanita menopause. Penurunan kadar estrogen tersebut
ternyata juga menjadi salah satu penyebab dari proses osteoporosis. Osteoporosis
merupakan penyakit kerapuhan tulang dan merupakan penyakit kerangka
paling umum. Kadar estrogen yang berkurang pada saat menopause akan
diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan.
Tubuh mengatasi masalah ini dengan menyerap kembali kalsium yang
terdapat dalam tulang. Akibatnya, tulang menjadi keropos dan rapuh.Menurut
penelitian, manusia akan kehilangan satu persen tulang per tahun seiring
dengan proses penuaan. Inilah serinng menimbulkan rasa linu dan nyeri
persendian.
k. Tampak lebih gemuk Memasuki usia menopause tubuh wanita akan terjadi
perubahan distribusi lemak. Ketika memasuki usia ini, tubuh wanita kan
terjadi penumpukan lemak tubuh pada pinggul dan perut.tekstur kulit pun
berubah yang ditunjukkan dengan lebih banyak muncul kerutan dan
munculnya jerawat. Pola hidup yang kurang sehat, seperti olahraga tidak
teratur, makan sembarangan dalam porsi berlebih, dan kebiasaan buruk
lainnya semakin memperparah kondisi tersebut.
l. PenyakitAda beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita
menopause. Dari sudut pandang medik ada dua perubahan paling penting
yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi
penyakit jantung, pembuluh darah sertahilangnya mineral dan protein
di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat
menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu
penyakit kanker juga lebiih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Semakin lama kehiduan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu
menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker
payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause.
(Andi. 2012)

D. Obesitas Pada Menopause

15
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbul dalam
jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan
ke dalam jaringan organnya (Misnadierly,2007).Obesitas merupakan keadaan yang
menunjukkanketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan
lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran
ideal (Sumanto, 2009).
Setiap wanita akan menghadapi perubahan yang berbeda-beda setelah
mengalami menopause. Pada beberapa wanita, perubahan setelah menopause juga
mencakup berat badan yang naik secara tiba-tiba. Perubahan ini disinyalir
berkaitan dengan kondisi hormon, usia, gaya hidup, hingga genetik. Lantas, apa
yang menjadi penyebabnya
 Penyebab kenaikan berat badan setelah menopause
Secara umum, terdapat dua faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan
setelah menopause. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perubahan hormon
Seiring bertambahnya usia, produksi hormon progesteron kian menurun.
Sementara itu, jumlah hormon estrogen meningkat pesat. Kondisi ini
terjadi akibat terganggunya sinyal antara ovarium dan kelenjar pada otak
yang mengatur pelepasan hormon reproduksi. Begitu mendekati
menopause, siklus menstruasi mulai tidak teratur. Produksi sel telur pun
menjadi lebih sedikit. Estrogen yang tadinya tinggi kini menurun karena
ovarium tidak lagi memproduksinya sebanyak dahulu. Hal inilah yang
diduga kuat menjadi penyebab berat badan naik setelah menopause.
Pertama yaitu rendahnya estrogen dapat menurunkan laju metabolisme.
Ini berarti ada lebih banyak kalori yang disimpan dalam tubuh
dibandingkan yang dibakar. Kalori berlebih dapat berubah menjadi lemak.
Kedua, rendahnya estrogen bisa mengurangi efektivitas tubuh dalam
memetabolisme gula darah menjadi energi.Sama seperti kalori, glukosa
yang yang berlebih juga bisa meningkatkan penyimpanan lemak dalam
tubuh. Mengacu pada penelitian yang terdapat dalam Obesity Reviews,
kondisi ini terjadi terutama pada bagian perut.
Ketiga, hasil penelitian pada hewan sebagaimana dilansir dari Web
MD menunjukkan bahwa hewan yang memiliki jumlah estrogen rendah

16
cenderung makan lebih banyak dan tidak aktif bergerak. Gabungan ketiga
kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan pertambahan berat badan.
2. Faktor selain hormon
Meskipun pengaruhnya amat besar, perubahan jumlah estrogen bukanlah
satu-satunya faktor yang menyebabkan berat badan naik setelah
menopause. Sering kali, kenaikan berat badan justru disebabkan oleh
faktor-faktor seperti berikut:

 Berkurangnya massa otot Seiring bertambahnya usia massa otot akan


berkurang sedangkan lemak justru meningkat. Kondisi ini membuat
wanita yang sudah melewati usia menopause semakin sulit
mempertahankan berat badan.
 Faktor keturunan Jika Anda memiliki kerabat atau orangtua yang
obesitas, Anda berkemungkinan mengalami kondisi yang sama.
 Kurang tidur Gejala menopause bisa mengganggu istirahat, bahkan
memangkas jam tidur. Jam tidur yang kurang dapat memengaruhi
metabolisme tubuh dan memicu kenaikan berat badan.
 Kurang bergerak Wanita pada masa menopause tidak lagi memiliki
energi yang besar untuk berolahraga. Kurangnya kebiasaan
berolahraga semasa muda juga bisa membuat Anda enggan
berolahraga ketika tua.Akibatnya, tubuh tidak membakar cukup
banyak kalori sehingga berat badan naik setelah menopause.
 Pola makan yang tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat sedari muda akan berlangsung menahun
jika tidak diperbaiki. Dampaknya adalah kelebihan berat badan,
obesitas, hingga kenaikan berat badan usai melewati masa produktif.
Menopause akan memberikan tantangan tersendiri, baik dalam segi
fisik maupun emosional. Kumpulan gejalanya, terhentinya menstruasi,
hingga berat badan yang naik setelah menopause tentu memberikan
dampak yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Meskipun sulit dihindari, Anda bisa meminimalisasi
dampaknya dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang,
berolahraga, dan mencukupi kebutuhan istirahat.Kebiasaan baik ini

17
juga akan membantu Anda menghadapi perubahan yang terjadi selama
dan sesudah menopause.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menopause merupakan masa dalam kehidupan wanita dimana dalam setahun
menstruasi berhenti sebagai akibat dari tidak diproduksinya lagi hormon estrogen di
ovarium sehinnga masa reproduksi wanita berakhir.
2. Pada dasarnya, kecukupan gizi pada usia menopause sama seperti kecukupan gizi pasa
kelompok usia yang lebih muda. Satu satunya pengecualian adalah penurunan
kebutuhan akan energi yang mengikuti penambahan usia. Namun, tidak ada salahnya
untuk mengatispasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause atau
berhentinya hormon estrogen dalam tubuh. Terutama, jika memilki resiko kena
gangguan tubuh tertentu yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.
B. Saran
1. Bagi ibu menopause Ibu menopause perlu meningkatkan pengetahuan mengenai
konsumsi gizi yang baik saat menopause dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga
kesehatan serta mencari informasi melalui media cetak ataupun media elektronik
sehingga dapat membantu meningkatkan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause.
2. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai
kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia
dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia
dewasa. Selain itu, jangan lupa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D,
seperti ikan tuna, salmon, minyak ikan, telur, dan susu. Meskipun vitamin D sendiri
sebenarnya bisa diperoleh dari sinar matahari yang dapat diperoleh dengan mudah.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/241058/mod_resource/content/1/Responsi%20Gizi
%20dalam%20Daur%20Kehidupan%20Kelas%20A.pdf
https://pdfcoffee.com/makalah-asuhan-kebidanan-pada-masa-menopause-3-pdf-free.html
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2201/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.umm.ac.id/42064/3/jiptummpp-gdl-nadyaresia-49061-3-babii.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai