Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DISKUSI TOPIK

BLOK 6.C
SINDROM PREMENOPAUSE DAN MENOPAUSE

Dosen Pembimbing : ulfa Farrah Lisa , SST, M.Keb


Kelompok : 3
Anggota : Iney Pive Enosentris (1710332003)
Josi Noviani (1710333012)
Vellina Rizki Amalia (1710333009)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Premenopause merupakan suatu fase transisi yang dialami para perempuan dalam
menuju masa menopause, fase ini adalah satu kondisi fisiologis pada perempuan yang
telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai dengan menurunnya kadar
hormonal estrogen dari ovarium. Masa ini bisa terjadi selama 2- 5 tahun, sebelum
menopause (Proverawati, 2010). Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan
mulai memasuki usia 39 – 51 tahun, namun umur terjadinya premenopause pada
masing-masing individu tidaklah sama (Lauren dkk, 2012). Pada masa ini perempuan
menyesuaikan diri dengan menurunnya produksi hormon yang dihasilkan oleh
ovarium yang dampaknya sangat bevariasi (Proverawati, 2010).
World Health Organization (WHO) mengatakan tahun 2030 jumlah perempuan di
seluruh dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan mencapai 1,2 miliar
orang (WHO, 2014). Tahun 2025 diperkirakan di Indonesia akan ada 60 juta
perempuan menopause dan pada tahun 2016 perempuan menopause mencapai 14 juta
atau 7,4 % dari total populasi yang ada. Sementara perkiraan umur rata-rata usia
menopause di Indonesia adalah 48 tahun. Jumlah perempuan menopause di Bali tahun
2013 sebanyak 605.701 orang (Dinkes, 2014). Jumlah perempuan menopause di Kota
Denpasar tahun 2013 sebanyak 149.758 orang (BPS, 2013).
Gejala premenopause untuk sebagian perempuan masih dianggap tabu dan banyak
dari mereka bahkan belum mengerti tentang premenopause, tetapi tidak 2 sedikit juga
dari mereka yang belum siap berada pada kondisi tersebut. Hal ini disebabkan karena
mereka belum memahami dan kurangnya pengetahuan tentang perubahan fisiologis
dan psikologis yang terjadi pada perempuan menjelang masa premenopause sehingga
memunculkan sikap-sikap yang menimbulkan ketidaknyamanan diusia menjelang
menopause. Perempuan dalam menghadapi premenopause berbeda-beda karena hal
ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain tingkat pengetahuan (Prawirohardjo,
2007).

Keluhan yang sering dirasakan dan paling sering dijumpai yaitu ketidakteraturan
siklus haid, adanya semburan panas (hot flushes) dari dada keatas yang sering disusul
dengan keringat banyak dan berlangsung selama beberapa detik
sampai 5 menit, merasa pusing disertai sakit kepala, nafsu seks menurun, kekeringan
pada vagina, rasa sakit saat berhubungan seksual, susah tidur, hipertensi, mudah
terjadi fraktur pada tulang (Proverawati, 2010).
Keluhan psikis yang dirasakan yaitu merasa cemas, adanya ketakutan, lebih cepat
marah, emosi kurang terkontrol, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, gugup, rasa
kesunyian, tidak sabar, rasa lelah, merasa tidak berguna, stres, dan bahkan hingga
mengalami depresi, hal tersebut tentunya akan semakin memperbesar terjadinya
sindrom premenopause (Anwar, 2011). Sindrom premenopause banyak di alami oleh
perempuan hampir diseluruh dunia, seperti 70-80% perempuan di Eropa, 60%
perempuan di Amerika, 57% perempuan di Malaysia, 18% perempuan di Cina, dan
10% perempuan di Jepang menjadi 372 juta jiwa (Proverawati, 2010). Fungsi
reproduksi yang menurun menimbulkan dampak yaitu ketidaknyamanan dalam
menjalani kehidupan. Bagi sebagian perempuan, premenopause menimbulkan rasa
cemas dan risau.
Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan
dengan rentang usia antara 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi
perempuan karena berkaitan dengan keadaan fisik dan kejiwaannya. Selain
perempuan mengalami stress fisik dapat juga mengalami stress psikologi yang
mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal normal sebagaimana yang
dijalani oleh semua perempuan (Baziad, 2003). Berat-ringannya perempuan dalam
menghadapi menopause dipengaruhi oleh kedewasaan berpikir, faktor sosial
ekonomi, budaya, wawasan mengenai menopause dan kematangan mental. Bila
seorang perempuan tidak siap mental menghadapi periode klimakterik atau fase
menjelang menopause dan lingkungan psikososial tidak memberikan dukungan
positif akan berakibat tidak baik (Irawati, 2004).
Akibatnya perempuan itu akan menjadi kurang percaya diri, merasa tidak
diperhatikan, tidak dihargai, merasa stress, dan khawatir berkepanjangan tentang
perubahan fisiknya. Para perempuan usia lanjut tersebut juga rentan terhadap penyakit
degeneratif misalnya osteoporosis, penyakit jantung koroner, kanker, darah tinggi
(Kasdu, 2002).

Jika kondisi ini tidak bisa diatasi akan berkembang menjadi stress yang
berdampak buruk pada kehidupan sosial perempuan yang akan merangsang otak
sehingga dapat mengganggu keseimbangan hormon dan akhirnya berakibat buruk
pada kesehatan tubuh (Kasdu, 2002). Perilaku perempuan premenopause dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor. Diantaranya yaitu pendidikan, sosial ekonomi, dan
pekerjaan. Perempuan yang banyak mengalami kekhawatiran berasal dari orang-
orang yang berpendidikan tinggi dan perekonomian menengah ke atas. Sindrom
menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 2 70-
80% perempuan Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di
Jepang dan Indonesia (Proverawati, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian sindrom perimenopause dan menopause ?
1.2.2 Apa saja faktor yang mempengaruhi perimenopause dan menopause ?
1.2.3 Bagaiman Fisiologi sindrom perimenopause dan menopause ?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi sindrom perimenopause dan menopause ?
1.2.5 Bagaiman asuhan kebidanan sindrom perimenopause dan menopause ?
1.3 Tujuan masalah
1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui pengertian sindrom perimenopause dan
menopause
1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi perimenopause
dan menopause
1.3.3 Mahasiswa mampu mengetahui Fisiologi sindrom perimenopause dan
menopause
1.3.4 Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi sindrom perimenopause dan
menopause
1.3.5 Mahasiswa mampu mengetahui asuhan kebidanan sindrom perimenopause
dan menopause

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perimenopause dan menopause
Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging), yaitu ketika
seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa non-
reproduktif. Pada fase ini, wanita akan mengalami menopause. Istilah menopause
berasal dari bahasa Yunani, yaitu men yang artinya “bulan” dan pauo yang artinya
“berhenti”.
Perimenopause merupakan masa sebelum menopause dimana mulai terjadi
perubahan endokrin, biologis, dan gejala klinik sebagai awal permulaan dari
menopause dan mencakup juga satu tahun atau dua belas bulan pertama setelah
terjadinya menopause.
Menopause didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi
secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan
amenorea berturut-turut, periode menstruasi terakhir secara retrospektif ditetapkan
sebagai saat menopause (Kuncara, 2007).
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan
dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami
menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi
tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun
berlalu (Wijayanti, 2009).
Menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan
berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi, namun seorang wanita
dikatakan telah mengalami menopause setelah dia tidak mengalami menstruasi
minimal selama 12 bulan. Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang
pembentukan hormon di ovarium, yaitu hormon progesteron dan estrogen. Haid
akan menjadi tidak teratur hingga akhirnya endometrium akan kehilangan
rangsangan hormon estrogen. Lambat laun haid pun berhenti yang disebut proses
menopause (Kasdu, 2002)

1.2 Faktor yang mempengaruhi


• nullipara,
• penderita diabetes mellitus,
• perokok berat,
• status gizi yang buruk,
• gaya hidup vegetarian,
• tingkat sosial ekonomi yang rendah
• hidup pada ketinggian >4000 m akan lebih awal mengalami menopause
• wanita kembar dizigot atau dengan siklus haid yang cenderung memendek

1.3 Fisiologi
Proses menjadi tua pada dasarnya telah dimulai ketika seorang wanita
memasuki usia 40 tahun. Pada waktu lahir, seorang wanita memiliki jumlah
folikel sebanyak ± 750.000 buah dan jumlah ini akan terus berkurang seiring
berjalannya usia hingga akhirnya tinggal beberapa ribu buah saja ketika
mengalami menopause.

Semakin bertambah usia, khususnya ketika memasuki masa perimenopause,


folikel-folikel itu akan mengalami peningkatan resistensi terhadap rangsangan
gonadotropin. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan folikel, ovulasi, dan
pembentukan korpus luteum dalam siklus ovarium berhenti secara perlahan-lahan.
Pada wanita diatas 40 tahun, 25% diantaranya mengalami siklus haid yang
anovulatoar. Resistensi folikel terhadap gonadotropin ini mengakibatkan
penurunan peroduksi estrogen dan peningkatan kadar hormon gonadotropin.
Tingginya kadar gonadotropin ini disebabkan rendahnya estrogen sehingga tidak
ada umpan balik negatif dalam poros hipotalamus dan hipofisis.

1.4 Patofisiologi
Sindrom perimenopause adalah sekumpulan gejala dan tanda yang
terjadi pada masa perimenopause. Kurang lebih 70% wanita usia peri dan
pascamenopause mengalami keluhan vasomotor, keluhan psikis, depresi, dan
keluhan lainnya dengan derajat berat-ringan yang ber-beda-beda pada setiap
individu. Keluhan tersebut akan mencapai puncaknya pada saat menjelang dan
setelah menopause kemuadian berangsur-angsur berkurang seiring dengan
bartambahnya usia dan tecapainya keseimbangan hormon pada masa senium.

2.5 Asuhan Kebidanan


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A” DENGAN MENOPAUSE DI
BIDAN PRAKTEK SWASTA “S”

I. Pengkajian
Hari : Sabtu
Pukul : 09.00 WIB
Tanggal : 11 April 2016
Oleh : Bidan
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Ny “A”
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Flamboyan, No. 25, Bantul.
Suami : Tn “H”
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Flamboyan, No. 25, Bantul.
2.Alasan Kunjungan
Ibu datang karena ingin memeriksakan kesehatanya
3. Keluhan Utama
- Ibu mengeluh akhir- akhir ini dirinya sering merasakan nyeri sendi,
sakit pada punggung, sulit menahan kencing, rasa panas dan sulit tidur
dan dirinya menyatakan bahwa sudah tidak mendapatkan haid sejak
tiga bulan yang lalu.

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Jantung : Tidak ada riwayat penyakit jantung
- Asma : Tidak ada riwayat penyakit asma
- TBC : Tidak ada riwayat penyakit TBC
- Ginjal : Tidak ada riwayat penyakit ginjal
- Malaria : Tidak ada riwayat penyakit malaria
- HIV/ AIDS : Tidak ada riwayat penyakit HIV/AIDS
b. Penyakit Sekarang
- Jantung : Tidak sedang menderita penyakit jantung
- Asma : Tidak sedang menderita penyakit asma
- TBC : Tidak sedang menderita penyakit TBC
- Ginjal : Tidak sedang menderita penyakit ginjal
- Malaria : Tidak sedang menderita penyakit malaria
c. Riwayat Penyakit Keluarga
 Diabetes Mellitus : Tidak ada riwayat
 Jantung : Tidak ada riwayat
 Hipertensi : Tidak ada riwayat
 Cacat fisik/psikologis : Tidak ada
5. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah
Pernikahan ke :1
Umur saat menikah : 21 tahun
Lama menikah : 27 tahun
6. Riwayat Obstetric
a. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 4 hari
Banyak : 3x ganti pembalut
Keluhan : Nyeri pada hari pertama haid
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan dirinya menggunakan KB dalam bentuk pil
B. Data Objektif
1. Status Emosional : Baik
2. Keadaan Umum
a.Tanda-tanda Vital
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- Suhu : 37,50C
- Nadi : 80x/m
- Respirasi : 18x/m
b. BB : 56kg
c. TB : 160cm

3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
 Kepala : Tidak nampak adanya benjolan abnormal, rambut hitam dan
lurus tidak nampak ada ketombe

 Leher : Tidak nampak adanya pembesaran tyroid, kelenjar limfe,


dan vena jugularis
 Muka : Nampak kerut kerut tipis, tidak nampak odeme
 Mata : Skelera tidak nampak ikterus, konjungtiva tidak pucat
 Hidung : Tidak nampak pernafasan cuping hidug dan tidak terlihat
ada polif
 Mulut : Gigi tidak ada cariaes, dan bagian gigi belakang berlubang
 Bibir : Tidak nampak pucat
 Telinga : Nampak simetris, tidak nampak adanya keluar cairan
abnormal
 Dada : Tidak nampak benjolan abnormal
 Payudara : Tidak nampak adanya benjolan abnormal
 Tulang belakang : Lordosis
 Ekstremitas : Tidak nampak adanya odeme dan varises
b. Palpasi
 Leher : Tidak teraba adanya benjolan abnormal
 Dada : Tidak teraba adanya benjolan abnormal
 Payudara : Tidak teraba adanya benjolan abnormal
 Ekstremitas : Tidak ada odeme
c. Auskultasi
 Jantung : Bunyi mur mur
 Paru- paru : Tidak ada bunyi wheezing
d. Perkusi
Cek Ginjal : Tidak ada nyeri ketuk
4. Pemeriksaan penunjang
Hb : 12,3 gr%
C. Assesmant
Ibu usia 48 tahun dengan menopause.
D. Planning
1. Beritahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
3. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi rendah lemak dan rendah
gula.
4. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dirinya.
5. Beritahu ibu tentang gejala menopause.
6. Berkolaborasi dengan Dr. spesialis untuk menganggulagi/ mengobati
menopause.
E. Implementasi
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini
kesehatannya baik, namun ibu mengalami tanda dangejala memasuki
masa menopause yaitu berhentinya haid secara alamiah yang biasanya
terjadi antara usia 40 – 50 tahun.
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup kurang lebih 8- 9 jam/ hari dan
jangan terlalu banyak bekerja yang menyebabkan kelelahan.
3. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan
yang bergizi, berlemak rendah dan berkadar gula rendah, seperti: sayuran
yang masak dengan cara di rebus, perbanyak makan buah- buahan, dan
memberitahu kebutuhan nutrisi yang sesuai yaitu tidak mengkonsumsi

minuman beralkohol juga minuman berkafein seperti kopi, agar hati dan
sistem kardiovaskular terpelihara kesihatannya dan membantu untuk
mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti minuman
dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa
kafein.
4. Menganjurkan ibu untuk rajin menjaga kebersihan diri seperti menjaga
kebersihan vulva dengan membersihkan saat mandi setelah BAK dan
BAB, rajin mengganti pakaian dalam saat lembab agar kebersihan vulva
selalu terjaga dari perkembangan bakteri yang merugikan yang bisa
menyebabkan gangguan kewanitaan.
5. Memberitahukan ibu tentang gejala menopause, yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid.
b. Gejolak rasa panas.
c. Perubahan kulit.
d. Keringat dimalam hari.
e. Sulit tidur.
f. Perubahan pada mulut.
g. Kerapuhan tulang.
h. Penyakit.
6. Memberitahukan penanganan yang dapat dilakukan, seperti: melakukan
kolaborasi dengan Dr. spesialis untuk melakukan Penanganan yang dapat
dilakukan dengan beberapa usaha antara lain :
- Mengurangi gejala-gejala yang mengganggu (pengobatan simptomatis).
Pengobatan simptomatis diberikan misalnya untuk pengobatan sakit
kepala, jantung berdebar, tekanan darah yang tinggi dan lain sebagainya.
Setelah gejala-gejala berkurang dapat dilanjutkan dengan pengobatan
spesifik yaitu pengobatan Estrogen. Perlu diketahui bahwa pengobatan
untuk menghilangkan gejala sampingan hanya bersifat sementara dan akan
dikeluhkan kembali bila obat yang diberikan habis.
- Penggantian hormon yang kurang atau hilang (Hormon Replacement
Terapi=HRT). Pengobatan estrogen penting bagi para wanita yang
mempunyai faktor-faktor risiko untuk penyakit jantung misalnya perokok,
riwayat penyakit jantung dan stroke dalam keluarga, kegemukan, tekanan
darah tinggi dan wanita dengan menopause yang terlalu cepat (dini). Ada
keuntungan pemberian HRT antara lain :
a. Meningkatkan mutu hidup para wanita bila gejala-gejala menopause itu
dapat hilang dengan pengobatan estrogen
b. Tanpa pengobatan gejala-gejala tersebut akan bertahan selama waktu 10
tahun atau kadang-kadang seumur hidup.
c. Pengobatan dengan estrogen jangka panjang akan melindungi
kehilangan massa tulang dan osteoporosis.
d. Keluhan-keluhan saluran kencing dan kemaluan akan berkurang,
misalnya infeksi saluran kemih, , vagina, juga prolapsus uteri.
e. Meningkatkan daya ingatan yang mulai berkurang.
- Pengobatan supportif (pengobatan tambahan), misalnya olahraga dan
diet). Pengobatan supportif yang penting adalah mempertahankan hidup
sehat.. Berhenti merokok akan sangat membantu, juga hindari minum
alkohol dan kopi (caffein). Sering berolah raga untuk menurunkan berat
badan, misalnya berjalan kaki. Makanan, sebaiknya yang cukup
mengandung banyak kalsium.

F. Evaluasi
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
3. Ibu bersedia untuk makan makanan yang bergizi, rendah lemak dan
rendah gula.
4. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya.
5. Ibu telah mengetahui dan mengerti tentang gejala-gejala menopause.
6. Kolaborasi dengan dr spesialis untuk menganggulagi/ mengobati
menopause telah dilakukan
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Menurut Prawirohardjo (2008), menopause merupakan suatu akhir proses
biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan hormon estrogen
yang dihasilkan ovarium. Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya
adalah sekitar umur 50 tahun. Seorang wanita memasuki masa perimenopuse
pada usia 40 tahun dan akan mengalami menopause pada usia 51,5 tahun .
Namun demikian, umur terjadinya menopause pada masing-masing individu
tidaklah sama. Perbedaan usia memasuki masa menopause dipengaruhi oleh
beberapa faktor.

3.2 SARAN
Dalam penulisan makalah ini apabila ada kesalahan yang tidak disengaja
maupun yang disengaja mohon saran dan kritik untuk menyempurnakan dalam
penulisan dan susunan kata – kata yang telah dijadikan dalam bentuk makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Proverawati A, Sulistywati E. menopause dan sindrom premenopause. kedua.


Kristiyanasari W, editor. Yogyakarta: Nuha Medika; 2017.
Anwar R, Judistiani R, Madjid T, Abdurahman M. Modul Konseling Asuhan
kebidanan pada Ibu Menopause. pertama. Mariyam, editor. Jakarta: Sagung
Seto; 2017.
Hekhmawati S, Sudaryanto A. Gambaran Perubahan Fisik Dan Psikologis Pada
Wanita Menopause Di Posyandu Desa Pabelan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta; 2016.
Badan Pusat Statistik Sumatera utara. Badan Pus Stat Sumatera Utara [Internet].
2015; Available from: utara BPSPS.http;//sumut.bps.go.id
Hawari D. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. empat. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2018.
Estiani M. Hubungan Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Wanita Pre
Menopause dengan Sikap Menghadapi Menopause di Desa Sekar jaya
Kabupaten Ogan Komering Ulu. 2014;

Anda mungkin juga menyukai