PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses Menopause berawal dari fase pramenopause, menopause, dan
pascamenopuase. Fase pramenopause merupakan suatu masa transisi seorang
wanita sebelum memasuki masa menopause, masa ini terjadi saat menstruasi
masih teratur hingga memasuki usia menopause. Pada fase ini berlangsung 4
sampai 5 tahun sebelum memasuki usia menopause. (Suparni, 2016).
Dari data World Health Organization, memperkirakan bahwa total wanita
usia 40-49 tahun di Wilayah Asia akan meningkat dari 107 juta jiwa
diperkirakan menjadi 373 juta jiwa pada tahun 2025 (Nursyi IR, 2018).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik. (2021) wanita dalam usia
pramenopause secara statistik menunjukkan jumlah yang signifikan dalam
Negara Indonesia, tercatat sebanyak 19,6 juta wanita yang tergolong dalam
usia pramenopause 40-49 tahun. Jumlah wanita dengan usia pramenopause
khusus di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 633.757 wanita.
Sementara jumlah wanita dengan usia pramenopause di wilayah Kota
Makassar sebanyak 94.300 wanita. Dalam Kecamatan Biringkanaya, jumlah
wanita pramenopause sebanyak 11.412 wanita dalam rentang usia 40-50
tahun. Dari data yang ditemukan jumlah ibu rumah tangga pada Kecamatan
Biringkanaya yang memasuki masa pramenopause mencapai 7.319 wanita.
Terkhusus pada Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya didapatkan jumlah
Wanita pramenopause usia 40-49 tahun sebanyak 46 wanita. (Barasati, 2020)
Wanita yang memasuki fase pramenopause tersebut menghadapi beberapa
perubahan fisik maupun psikologis, hal ini mulai dirasakan saat wanita
berusia 40-49 tahun, yang cenderung di tandai siklus menstruasi yang tidak
teratur, memanjang, keluar darah menstruasi sedikit atau banyak, dan kadang
disertai respon nyeri sehingga gejala ini dapat berdampak negatif pada
kualitas hidup bagi wanita pramenopause (Riyadina, 2019). Fase ini terjadi
akibat wanita pramenopause tidak mampu memproduksi hormon estrogen
yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsive secara
fisiologis. Berkurangnya kadar hormon esterogen, progerseteron serta
hormon ovarium akan menimbulkan perubahan fisik, psikologis, dan seksual.
(Nugroho, 2013)
Rata - rata wanita di seluruh belahan dunia mengalami sindrom
pramenopause, data menyebutkan di beberapa negara diantaranya: Eropa
mencapai 70-80%, Amerika 60%, Malaysia 57%, China 18%, serta Jepang
dan Indonesia 10%. Catatan tersebut menyatakan bahwa banyak dari
perempuan pada masa menjelang menopause mengalami perubahan fisik
maupun psikologis. Dampak yang dirasakan pada fase pramenopause yakni
wanita merasakan banyak keluhan, tetapi disetiap individu atau wanita
mengalami gejala yang berbeda-beda sebab efek biologis serta reaksi individu
akibat rendahnya estrogen sehingga menimbulkan gejala yang berbeda.
(Indarwati, et al. 2019)
Adapun gejala fisik yang dirasakan oleh wanita pramenopause berupa hot
flushes (semburan panas di wajah), sulit tidur, jantung berdebar dan perut
sering kembung, kulit mulai berkerut, mudah lelah, pusing, bahkan pingsan,
berkeringat di malam hari, suasana hati berubah-ubah, libido atau gairah
seksual menurun (Bustami, 2021). Pada Diagnostic and Statistic Manual
version IV (DSM IV) dari American Phychiatric Assocation, dan
International Classification of Disease-10 (ICD-10) dari WHO, disfungsi
seksual pada wanita ini terbagi menjadi empat kategori yaitu desire disorders
(gangguan minat/ keinginan seksual), arousal disorder (gangguan birahi),
orgasmic disorder (gangguan orgasme), dan sexual pain disorder (gangguan
nyeri seksual). (Ramadani, et al. 2018)
Perubahan fisiologis akibat pramenopause dapat mengganggu aktivitas
dan gairah seksual pada wanita. Akibat perubahan tersebut, kegiatan seksual
menjadi kurang menyenangkan. Rendahnya hasrat yang timbul meskipun
telah diberikan rangsangan oleh pasangannya namum belum juga terjadi
lubrikasi yang mengakibatkan rasa nyeri ketika berhubungan seksual. Wanita
pramenopause menjadi sulit mengalami orgasme tapi mereka cukup puas
dengan kedekatan emosional meskipun sebatas non intercourse seperti
berpelukan, memberikan sentuhan, dan berciuman. (Hartati, et al. 2018)
Dari hasil penelitian (Ardillah, et al. 2016) menyatakan bahwa wanita
pramenopause di Wilayah Pasekan Maguwoharjo yang menjadi sampel
mengalami gejala fisik sebagai berikut : mengalami pusing, kering pada area
kemaluan, mengalami sakit di area pergelangan kaki, mudah tersinggung,
mengalami jantung berdebar-debar, haid yang cenderung tidak teratur, susah
tidur, kadang mengalami gatal di area kemaluan, depresi, mengalami
keputihan, mudah lelah, mudah marah, serta konsentrasi terganggu.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh
yang timbul akibat gejala pramenopause terhadap hubungan seksual wanita
pramenopause. Oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Pramenopause terhadap Hubungan Seksual pada Ibu
Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya”.
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah ada Pengaruh Pra-
menopause terhadap Hubungan Seksual pada Ibu Rumah Tangga di Wilayah
Kerja Puskesmas Sudiang Raya.”
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh pramenopause terhadap hubungan seksual
pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui apa saja yang menjadi pengaruh pramenopause
terhadap hubungan seksual pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja
Sudiang Raya.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat mengetahui pengaruh pramenopause terhadap hubungan
seksual pada ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas sudiang raya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat yang diharapkan oleh peneliti yaitu mampu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti.
b. Bagi masyarakat dapat menambah informasi terkait gejala-gejala
yang timbul pada wanita usia pramenopause.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Hubungan Seksual
a. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi
Menurut Abd. Kholiq. (2017) menyatakan, sistem reproduksi
merupakan salah satu organ yang dimiliki oleh manusia, organ
reproduksi pria menghasilkan sperma dan organ reproduksi wanita
menghasilkan ovum. Organ atau alat reproduksi pada wanita
merupakan organ berfungsi untuk menghasilkan sel telur serta nutrisi
yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan, sebagai sarana
penerima sperma, dan tempat membesarkan janin (mengandung).
Reproductive senescence (penuaan) adalah unik karena mengikuti
percepatan penurunan relatif terhadap fungsi fisiologis lainnya.
Penghentian fungsi reproduksi diamati pada usia kira-kira 50 tahun
namun, jika tidak ada penurunan yang dipercepat ini, dapat
diperpanjang hingga usia 70 tahun. Lebih jauh lagi, penurunan cepat
dalam kemampuan reproduksi ditemukan secara unik pada wanita.
Reproduksi merupakan suatu mekanisme yang memungkinkan
transfer gen yang mendorong kelangsungan hidup dan dengan
demikian sangat penting untuk kebugaran organisme. Menghentikan
reproduksi dini, yang melepaskan seleksi untuk gen yang mendorong
kelangsungan hidup, adalah non-adaptif. (Chan, et al. 2020)
Alat reproduksi wanita terbagi 2 bagian yakni alat reproduksi
dalam dan luar. Alat reproduksi dalam terletak di dalam rongga perut
sesuai dengan fungsinya yakni mengandung dan melahirkan anak.
Alat reproduksi wanita akan berfungsi sepenuhnya ketika seorang
wanita memasuki masa pubertas.
Pramenopause
Keterangan :
: Variabel independen
(Mempengaruhi)
: Variabel Dependen
(Dipengaruhi)
D. Hipotesis penelitian
Menurut Nursalam. (2017) terdapat 2 jenis hipotesis, sebagai berikut :
1. Hipotesis Alternative (Ha)
Hipotesis ini menyatakan terdapatnya suatu pengaruh antara dua atau
lebih variabel. Pengaruh tersebut dapat sederhana atau komplek, dan
bersifat sebab-akibat. Adapun hipotesis alternative dalam penelitian ini
adalah adanya pengaruh pramenopause terhadap hubungan seksual pada
ibu rumah tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya. Jika
hasilnya < 0,05 berarti Hipotesis Alternative (Ha) diterima dan Hipotesis
Nol (Ho) ditolak.
2. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol (Ho) merupakan hipotesis yang digunakan untuk
pengukuran statistic dan interpretasi hasil statistic. Hipotesis nol dapat
sederhana atau komplek dan bersifat sebab atau akibat. Adapun hipotesis
nol (Ho) dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pramenopause
terhadap hubungan seksual pada ibu rumah tangga di Wilayah Kerja
Puskesmas Sudiang Raya.
BAB IV
METODE PENELITIAN
46
n=
1+ 46(0,1¿¿ 2)¿
46
n=
1+ 46(0,01)
46
n=
1,46
n=31,5=31
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat signifikan (p) (0,1)
b. Sampling
Menurut Nursalam. (2017) sampling merupakan tahap
menyeleksi jumlah keseluruhan dari populasi untuk dapat mewakili
populasi. Teknik sampling merupakan cara yang dapat digunakan
dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-
benar sesuai dengan kebutuhan subjek penelitian. Cara penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yang
merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara memilih sampel
di antara populasi sesuai dengan yang sesuai kriteria inklusi.
c. Kriteria Sampel
Menurut Sujarweni. (2014) mengatakan kriteria sampel ada dua,
yaitu :
1. Kriteria inklusi :
Kriteria inklusi merupakan beberapa karakteristik umum
yang dimiliki oleh subjek penelitian dari suatu populasi target
dan terjangkau yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Wanita pramenopause yang bertempat tinggal di Wilayah
Kerja Puskesmas Sudiang Raya.
b. Wanita dengan usia 40-49 tahun.
c. Wanita yang memiliki pasangan.
d. Wanita dengan status ibu rumah tangga.
e. Wanita yang bukan akseptor KB Hormonal.
f. Wanita yang bersedia menjadi responden.
2. Kriteria ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan mengeluarkan subjek yang tidak
memenuhi atau tidak sesuai dengan kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab, antara lain :
a. Wanita dengan keadaan yang tidak memungkinkan.
b. Wanita yang menolak untuk berpartisipasi.
Identifikasi masalah
Penyusunan Instrumen
Mulai
Studi Lapangan
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Tujuan
Pengumpulan data
a. Data primer
b. Data sekunder
Pengolahan data
Analisa
Selesai
H. Etika Penelitian
Menurut (Kholipah & Subagiharti, 2018) dalam menyusun sebuah laporan
penelitian, setidaknya ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan sebagai tanda
bahwa kita memiliki etika. Tiga hal tersebut yaitu :
a. Kejujuran
Dalam penulisan laporan penelitian kejujuran saling berkaitan dengan
banyak hal sehingga kejujuran harus dijunjung tinggi, baik untuk
kepentingan penulis maupun bagi masyarakat yang akan membacanya.
Dalam sebuah penelitian apa yang ada didalmnya harus sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya karena akan berbahaya dan tidak etis jika data
yang dijadikan sumber dalam penelitian dimanipulasi sehingga tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
b. Objektivitas
Kejujuran dan objektivitas saling berkaitan dimana saat anda bersikap
objektif, maka dalam penelitian anda akan tertuang karya dengan
interpretasi data yang dilakukan bersifat objektif dan terdapat kejujuran
didalamnya. Objektivitas dengan strata yang tinggi akan menunjukkan
hasil penelitian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, sedangkan
objektivitas yang rendah dengan sendirinya akan menurunkan harkat
penelitian yang telah anda lakukan.
c. Pengutipan
Saat anda mengutup pendapat dari orang lain, baik mengambil kutipan
secara lansung ataupun hanya mengambil intisari pendapat, maka sumber
dari kutipan tersebut harus dicantumkan sebagai bentuk penghargaan
kepada pemilik ide atau kutipan tersebut.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian mengenai Pengaruh Pramenopause Terhadap Hubungan
Seksual Pada Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang
Raya di laksanakan pada tanggal 28 Juni – 16 Juli 2021. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 31 responden. Dari hasil pengolahan data yang
dilakukan, disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi meliputi analisis
univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan aplikasi SPSS 22
dengan uji regresi linear sederhana yang disajikan dalam tabel dan
tergambar sebagai berikut :
a. Data Karakteristik Responden
Karakteristik umum responden dalam penelitian ini adalah umur,
Pendidikan, dan penggunaan akseptor KB. Karakteristik umum
responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.1
Data Karakteristik Menurut Umur Ibu rumah tangga di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Tabel 5.3
Data Karakteristik Menurut Penggunaan KB Pada Ibu Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya
b. Analisis Univariat
Tabel 5.4
Data Kuesioner Pramenopause Pada Ibu Rumah Tangga di Wilayah
Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Mengalami 22 71.0
gejala
Total 31 100.0
Tabel 5.5
Data Kuesioner Hubungan Seksual Pada Ibu Rumah Tangga di
Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya
Hubungan Seksual Frekuensi Presntasi (%)
Ada 31 100.0
perubahan
Total 31 100.0
Sumber : Pengolahan data SPSS.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.355 1.008 14.234 .000
Pramenopause .205 .063 .515 3.235 .003
Sumber : Pengolahan data SPSS.
Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh nilai
constant (a) sebesar 14,355 , sedangkan nilai pramenopause (b/koefisien
regresi) sebesar 0,205. Dari hasil tersebut dapat dimasukkan dalam
persamaan regresinya sebagai berikut :
Y =a+bX
Y =14,355+ 0,205 X
Dan berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh dari tabel diatas
sebesar 0,003 < 0,005 sehingga variabel pramenopause (X)
berpengaruh terhadap variabel hubungan seksual (Y).
d. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh
antara variabel independen dan variabel dependen. Apabila nilai
signifikan (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka variabel dikatakan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel yang lain. Adapun
kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai berikut :
a. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Nilai t tabel dengan alpha 5% dan jumlah sampel (n) – jumlah
variabel (k) yang digunakan maka diperoleh t tabel sebesar
2,0452.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.355 1.008 14.234 .000
Pramenopause .205 .063 .515 3.235 .003
Sumber : Pengolahan data SPSS
Pada Tabel 5.7 menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3,235
lebih besar dari nilai t tabel 2,045 dengan nilai signifikansi 0,003 <
0,05. Dapat disimpulkan bahwa pramenopause berpengaruh dan
signifikan terhadap hubungan seksual karena nilai t hitung > t tabel
dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa pramenopause
memiliki pengaruh terhadap hubungan seksual pada ibu rumah
tangga di wilayah kerja puskesmas sudiang raya.
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh pramenopause (X) terhadap hubungan seksual (Y),
dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan Koefisien
Determinasi (KD).
C. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Keterbatasan Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini bisa saja memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan apa yang dialami sehingga memungkinkan responden
menjawab dengan tidak jujur karena menganggap hal tersebut sensitif
untuk dibahas ataupun tidak mengerti pertanyaan.
2. Keterbatasan Waktu
Informasi yang lengkap sebaiknya ditunjang dengan pengumpulan data
yang lebih cermat yaitu dengan teknik menganalisis agar ada intervensi
yang dilakukan. Tetapi karena adanya keterbatasan peneliti terkait waktu
penelitian, sehingga peneliti tidak dapat langsung melakukan teknik
tersebut dengan responden secara keseluruhan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan tentang
Pengaruh Pramenopause Terhadap Hubungan Seksual Pada Ibu Rumah
Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Gejala pramenopause yang paling dominan dialami oleh ibu rumah
tangga di wilayah kerja puskesmas sudiang raya yaitu mudah lelah dan
pusing, sulit tidur, menstruasi kurang dari 5 hari, menstruasi berwarna
coklat tua, kulit mulai berkerut, jantung berdebar-debar, menstruasi tidak
teratur.
2. Timbulnya gejala pramenopause yang dialami oleh ibu rumah tangga di
wilayah kerja puskesmas sudiang raya mengakibatkan ibu mengalami
perubahan pada hubungan seksualnya diantaranya yaitu gairah seksual
menurun, suasana hati yang berubah-ubah membuat ibu kurang minat
melakukan hubungan seksual, dan perubahan lain yang dikatakan oleh
ibu yaitu frekuensi hubungan seksual menurun, ibu mengatakan
hubungan seksual dilakukan 1 atau 2 kali seminggu, hal tersebut
diakibatkan karena ibu merasa cepat lelah sehingga menyebabkan gairah
ibu dalam hubungan seksual ikut menurun.
B. Saran
1. Bagi Ibu Rumah Tangga
Para ibu rumah tangga diharapkan dapat mengetahui dan menyadari
bahwa hal – hal yang di alami saat memasuki usia 40 tahun merupakan
gejala fase pramenopause yang dimana hal tersebut mempengaruhi
hubungan seksual seseorang.
2. Bagi Puskesmas Sudiang Raya
Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan puskesmas sudiang
raya dapat memberikan promosi kesehatan mengenai gejala - gejala yang
akan dialami oleh wanita yang memasuki usia 40 tahun yang dapat
mempengaruhi hubungan seksual pada ibu, agar ibu dapat menambah
pengetahuan dan menyadari hal tersebut ketika mengalami gejala
pramenopause.
3. Bagi Intitusi Pendidikan
Penelitian ini merupakan realisasi dari pengetahuan mahasiswa
dimana hasilnya dapat dijadikan sebagai gambaran dan sumber tertulis
ataupun masukan untuk pembelajaran bagi peserta didik selanjutnya
mengenai pengaruh pramenopause terhadap hubungan seksual.
4. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti
untuk menambah wawasan dalam upaya memberikan informasi asuhan
keperawatan pada pasien yang memasuki usia pramenopause. Penelitian
ini masih jauh dari kata sempurna karena adanya keterbatasan penelitian.
Oleh karena itu diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melengkapi
kekurangan yang ada sehingga dapat melanjutkan penelitian ini menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abd. Kholiq. (2017). Sistem reproduksi pada Tubuh manusia. Relasi inti media.
2. Alazizah, S. zakiya muna. (2017). Perubahan Fungsi Seksual Terhadap Frekuensi
Hubungan Seksual Pada Wanita Menopause (Issue April).
3. Ardillah, N., Wahyuningsih, M., & Vidayanti, V. (2016). Hubungan Antara Gejala
Klimakterium Dengan Kebutuhan Seksualitas Pada Wanita Premenopause Di
Pasekan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta. 3(September), 58–61.
4. Arif Sumantri. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan (Murodi (ed.)). Kencana
Prenadamedia.
5. Badan Pusat Statistik. (2021). Berita resmi statistik. Bps.Go.Id, 27, 1–52.
https://papua.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/336/indeks-pembangunan-manusia-
provinsi-papua-tahun-2017.html
6. Bustami, at al. (2021). Usia Menopause Alami di antara Wanita Yordania dan Faktor-
faktor yang Berhubungan dengan Menopause Dini dan Dini. Kebijakan Manajemen
Risiko Dan Perawatan Kesehatan, 199–207.
7. Chan, S., Gomes, A., & Singh, S. (2020). Apakah menopause masih berkembang ?
Bukti dari studi longitudinal populasi multietnis dan relevansinya dengan wanita ’
kesehatan. Kesehatan Wanita BMC, 1–15.
8. Dąbrowska-Galas, M., Dąbrowska, J., & Michalski, B. (2019). Sexual Dysfunction in
Menopausal Women. Sexual Medicine, 7(4), 472–479.
https://doi.org/10.1016/j.esxm.2019.06.010
9. Dian Barasati. (2020). Kecamatan Biringkanaya dalam Angka 2020 (S. IPDS (ed.)).
BPS Kota Makassar.
10. Hartati, Multazim, A., & Asrini, A. (2018). Fungsi Seksual Perempuan Menopause Di
Kota Makassar Tahun 2018. Al-Sihah : Public Health Science Journal, 10(1), 40–48.
11. Rahmadhani, H (2019). Cara mudah memahami Metodologi Penelitian (Titis
Yuliyanti (ed.)). Deepublish Publisher.
12. Hinchliff, S., Tetley, J., Lee, D., & Nazroo, J. (2018). Pengalaman Orang Dewasa
yang Lebih Tua tentang Kesulitan Seksual: Temuan Kualitatif dari English
Longitudinal Study on Aging (ELSA). Journal of Sex Research, 55(2), 152–163.
https://doi.org/10.1080/00224499.2016.1269308
13. Indarwati, & Maryatun. (2019). Karakteristik Wanita Menopouse Dan Perubahan Pola
Seksualitas Di Desa Kedungan. Gaster, 17(1), 20.
https://doi.org/10.30787/gaster.v17i1.293
14. Suparni, R. Y. A. (2016). Menopause Masalah dan Penanganannya (Herlambang
Ramadhani (ed.)). CV Budi Utama.
15. Kholipah, S., & Subagiharti, H. (2018). Teknik Penulisan Karya Ilmiah (A. Hastono
(ed.)). Swalova Publishing.
16. Yolanda, K.R (2019). Keluhan yang terjadi pada wanita Menopause. Jurnal
Keperawatan, 23, 14–17.
17. Rosyanti, Kusman Ibrahim, Indriono hadi, nita fitria. (2018). Eksplorasi Makna &
Pengalaman Sesksualitas.
18. Heidari, Mansureh Ghodusi, Parvin Rezaei, S. K. A. (2019). Fungsi Seksual dan
Faktor yang Mempengaruhi Menopause: Tinjauan Sistematis. Pengobatan
Menopause, volume 25(6), 15–27.
19. Melintang, Erna kusumawati, F. nur damayanti. (2015). Aktivitas Seksual wanita
pramenopause di Kelurahan Bangetayu wetan Kota Semarang tahun 2015. Jurnal
Keperawatan, 1–4.
20. Nugroho, Y. P. (2013). Hubungan antara stadium menopause dengan perubahan
seksual wanita menopause di posyandu lansia srikandi kelurahan sumbersari kota
malang. Jurnal Keperawatan, 4(1), 75–86.
21. Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis
(Edisi IV). Salemba Medika.
22. Nursyi, I. R. (2018). Gambaran Pengetahuan dan sikap wanita Usia 48-55 tahun
tentang menopause di desa weru RT 02 RW 05 Weru Sukoharjo. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, VOL. 7(Jurnal Biometrika dan Kependudukan), 67–77.
23. Oktavia, H. (2018). Hubungan Perilaku Seksual Pranikah dengan Pernikahan Usia
Dini Pada Remaja di Wilayah Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. In Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga.
24. Prasad, A., Mumford, S. L., Buck Louis, G. M., Ahrens, K. A., Sjaarda, L. A.,
Schliep, K. C., Perkins, N. J., Kissell, K. A., Wactawski-Wende, J., & Schisterman, E.
F. (2014). Sexual activity, endogenous reproductive hormones and ovulation in
premenopausal women. Hormones and Behavior, 66(2), 330–338.
https://doi.org/10.1016/j.yhbeh.2014.06.012
25. Rahayu, A., Noor, M. Sy., Yulidasari, F., Rahman, F., & Putri, A. O. (2017).
Kesehatan Reproduksi Remaja & Lansia. In Journal of Chemical Information and
Modeling (Vol. 53, Issue 9).
26. Ramadani, Kf., Nurlinda, A., & Haeruddin. (2018). Fenomena Hubungan Seksual
Pada Wanita Premenopause Di Kota Makassar. Window of Health : Jurnal Kesehatan,
1(3), 217–225.
27. Sri Asih Gahayu. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat (Unggul
Pebri Hastanto (ed.)). Deepublish Publisher.
28. V. Wiratna Sujarweni. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. In D. A. (Ed.),
Metodologi Peneltian. Gava Media.
29. Wahyuningsih, et al. (2016). Upaya Pencegahan Sindrom Pra Menopause Pada
Wanita Pra Menopause. Jurnal Penelitian Keperawatan, 2(1).
http://ejurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/141/119
30. Wen-Jia Lou, Bo Chen, Lan Zhu, Shao-Mei Han, Tao Xu, Jing-He Lang, L. Z.
(2017). Prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan seksual wanita disfungsi di
Beijing, China. Jurnal Medis China, 130(Disfungsi di Beijing, China), 1389–1394.
31. Woro Riyadina. (2019). Hipertensi pada Wanita Menopause. In Rahma Hilma
Taslima dan Astuti Krisnawati (Ed.), Hipertensi pada Wanita Menopause (pp. 2–3).
LIPI Press, anggota Ikapi.