Anda di halaman 1dari 5

BERPIKIR INDUKTIF

Pengertian Berpikir Induktif

Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus
untuk menentukan hukum yang umum (Kamus Umum Bahasa Indonesia, hal 444
W.J.S.Poerwadarminta. Balai Pustaka 2006).

Induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum
dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas
dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum (filsafat
ilmu.hal 48 Jujun.S.Suriasumantri Pustaka Sinar Harapan. 2005).

Berpikir induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut
induksi. Berpikir induktif terkait dengan empirisme. Secara empirisme, ilmu memisahkan antara
semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak. Sebelum teruji secara empiris, semua
penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Berpikir induktif ini berpangkal pada
empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku umum.

Contoh berpikir induktif :

Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Kesimpulan : Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Macam – Macam Berpikir Induktif

Ada 3 jenis berpikir induktif, yaitu :

1) Generalisasi

Generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum.
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan
karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain. Proses
penalaran ini bertolak dari sejumlah fenomena individual (khusus) menuju kesimpulan umum
yang mengikat umum menuju kesimpulan umum yang mengikat umum yang mengikat seluruh
fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

Contoh generalisasi :

Pemakaian bahasa Indonesia diseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikatakan
seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan mudah.
Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh bahasa daerah.
Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian bahasa indonesia belum lagi dapat
dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan
penggunaan bahasa Indonesia yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa
pengajaran bahasa Indonesia perlu ditingkatkan.

• Macam-macam generalisasi :

a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif

Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.

Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, baja memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Kesimpulan : Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.

b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif

Fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.

Contoh :

Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka
bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka
bergotong-royong.

2) Analogi

Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.

Contoh analogi :

Nina adalah lulusan Akademi Amanah.


Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Ali adalah lulusan Akademi Amanah.

Kesimpulan : Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

3) Hubungan Kausal

Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Macam-macam hubungan kausal :

a. Sebab – akibat.

Yaitu dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada kesimpulan
yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat, sedangkan
sebab merupakan gagasan penjelas.

Contoh :

“Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.”

b. Akibat – sebab
Yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk
mencari sebabnya.

Contoh :

“Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik”

c. Akibat – akibat

Yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama
berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah seterusnya hingga timbul
rangkaian beberapa akibat.

Contoh :

“Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah
basah”.

https://fadliadhin.wordpress.com/2015/03/31/berpikir-induktif/

Anda mungkin juga menyukai

  • Cek 4
    Cek 4
    Dokumen50 halaman
    Cek 4
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Cek 2
    Cek 2
    Dokumen47 halaman
    Cek 2
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Proposal Penelitian Risnawati
    Proposal Penelitian Risnawati
    Dokumen8 halaman
    Proposal Penelitian Risnawati
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Cek 1
    Cek 1
    Dokumen47 halaman
    Cek 1
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Cek 3
    Cek 3
    Dokumen46 halaman
    Cek 3
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Cek 5
    Cek 5
    Dokumen51 halaman
    Cek 5
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Penyuluhan
    Leaflet Penyuluhan
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Penyuluhan
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • SAP Lingkungan Sehat
    SAP Lingkungan Sehat
    Dokumen8 halaman
    SAP Lingkungan Sehat
    Ayyue Mayang
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kardiomiopati - Klpok 8
    Makalah Kardiomiopati - Klpok 8
    Dokumen20 halaman
    Makalah Kardiomiopati - Klpok 8
    GLA3DIOLUS OFFICIAL
    Belum ada peringkat
  • KMB Ii Intervensi Kardiomiopati
    KMB Ii Intervensi Kardiomiopati
    Dokumen5 halaman
    KMB Ii Intervensi Kardiomiopati
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ronde Keperawatan Panum Kelompok 5
    Proposal Ronde Keperawatan Panum Kelompok 5
    Dokumen23 halaman
    Proposal Ronde Keperawatan Panum Kelompok 5
    Nunung Kurniawati
    Belum ada peringkat
  • KARDIOMIOPATI
    KARDIOMIOPATI
    Dokumen8 halaman
    KARDIOMIOPATI
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Intervensi Sindrom Nefrotik
    Intervensi Sindrom Nefrotik
    Dokumen10 halaman
    Intervensi Sindrom Nefrotik
    GLA3DIOLUS OFFICIAL
    Belum ada peringkat
  • QSCVHJ
    QSCVHJ
    Dokumen21 halaman
    QSCVHJ
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • DDST4
    DDST4
    Dokumen1 halaman
    DDST4
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Kardiomiopat1.docx PART II
    Kardiomiopat1.docx PART II
    Dokumen4 halaman
    Kardiomiopat1.docx PART II
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • MAKALHHH
    MAKALHHH
    Dokumen3 halaman
    MAKALHHH
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Makalah Filsafat
    Makalah Filsafat
    Dokumen17 halaman
    Makalah Filsafat
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • DDST1
    DDST1
    Dokumen5 halaman
    DDST1
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • MKHBM
    MKHBM
    Dokumen5 halaman
    MKHBM
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • EMPIRIALISME
    EMPIRIALISME
    Dokumen10 halaman
    EMPIRIALISME
    GLA3DIOLUS OFFICIAL
    Belum ada peringkat
  • DDST3
    DDST3
    Dokumen2 halaman
    DDST3
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Makalah Seni Budaya
    Makalah Seni Budaya
    Dokumen6 halaman
    Makalah Seni Budaya
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • DDST2
    DDST2
    Dokumen1 halaman
    DDST2
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • PK 1
    PK 1
    Dokumen10 halaman
    PK 1
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Iso 1
    Iso 1
    Dokumen9 halaman
    Iso 1
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Risiko Bunuh Diri 1
    Risiko Bunuh Diri 1
    Dokumen8 halaman
    Risiko Bunuh Diri 1
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • Waham 2
    Waham 2
    Dokumen7 halaman
    Waham 2
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat
  • HDR 1
    HDR 1
    Dokumen9 halaman
    HDR 1
    Nurhilda Jalil
    Belum ada peringkat