Anda di halaman 1dari 20

PENDIDIKAN KESEHATAN MENOPAUSE PADA LANSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu: Ns. Aida Kusnaningsih, M.Kep., Sp.Kep.Mat.

KELOMPOK II

CHRISTIE : PO.62.20.1.16.162

CHRISTINA : PO.62.20.1.16.163

DESI NATALIA : PO.62.20.1.16.164

DESI RINJANI : PO.62.20.1.16.165

POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA

D IV KEPERAWATAN REGULER III

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 22 April 2018

Kelompok II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, menyebabkan jumlah
penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data statistik
dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah penduduk
Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen
per tahun sehingga setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5
juta lebih. Pada tahun 2011 jumlah penduduk akan menjadi 241 juta jiwa lebih dengan
118 juta jiwa diantaranya adalah perempuan, termasuk 14,3 juta orang perempuan
berusia 50 tahun ke atas, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah perempuan
menopause tersebut terus bertambah jumlahnya menjadi 30,3 juta jiwa
(www.bps.go.id).
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan
pertumbuhan pada manusia. Namun suatu saat perkembangan dan pertumbuhan
manusia tersebut akan berhenti pada satu tahapan sehingga selanjutnya akan terjadi
banyak perubahan pada fungsi tubuh manusia. Pada proses menua akan terjadi
perubahan fisik dan psikologis. Salah satu perubahan yang terjadi pada perempuan
adalah perubahan fungsi seksualitas, yaitu terjadinya menopause. Menopause
didefinisikan sebagai tidak mendapatkan haid selama 12 bulan karena adanya
penurunan fungsi ovarium. Pada masa menopause, perempuan akan mengalami
berbagai gejala dan ketidaknyamanan yang dimulai sebelum menopause terjadi
(perimenopause) sampai setelah menopause (postmenopause).
Beberapa faktor yang mempengaruhi gejala menopause antara lain gaya
hidup, etnis, status menstruasi, status sosial ekonomi, kejadian negatif di masa lalu,
sumber personal dan kepribadian (Smith et al 2008; Binfa et al,2004). Fase
perimenopause, menopause dan postmenopause dikenal dengan istilah masa
klimakterium.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan klimakterium sebagai suatu
fase dimana terjadi peralihan antara fase reproduktif ke fase non reproduktif. Pada
masa klimakterium ini akan terjadi perubahan hormonal pada perempuan. Fase ini
mempunyai periode yang lama, dimana terdiri dari perimenopause, menopause dan
postmenopause (Sherman, 2005). Perimenopause merupakan periode sebelum
menopause. Periode ini bisa terjadi 2 tahun sebelum menopause sampai dengan 12
bulan tidak mendapatkan haid. Pada periode perimenopause ini perempuan telah
mengalami haid yang tidak teratur sampai akhirnya pada suatu titik di mana haid tidak
terjadi lagi (menopause). Sedangkan postmenopause terjadi setelah seorang
perempuan berhenti haid selama lebih dari 1 tahun. Usia perempuan ketika memasuki
fase klimakterium berbeda-beda. Sebagian besar klimakterium terjadi pada usia 45-50
tahun, dengan rata rata usia 48,7 (Bairy, et al, 2009).

B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang pengertian menopause
2. Menjelaskan etiologi menopause
3. Menjelaskan Tahap menopause
4. Menjelaskan Fase-fase menopause
5. Menjelaskan Tanda dan gejala
6. Menjelaskan Perubahan-perubahan tubuh pada saat menopause
7. Menjelaskan Kebutuhan wanita menopause
8. Menjelaskan Penatalaksanaan pada menopause
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Menopause adalah tahap dalam kehidupan wanita ketika menstruasi berhenti,
dengan demikian tahun-tahun melahirkan anak pun terhenti. Meskipun merupakan
proses alami dan bukanlah penyakit, banyak wanita memahami menopause
sebagai periode dimana mereka akan mengalami penderitaan mental dan fisik.
Pemahaman ini tidak sepenuhnya benar. Menopause bisa menjadi awal dari
sebuah periode kehidupan yang positif dan memuaskan.
Terjadinya menopause adalah akibat hilangnya fungsi ovarium.
Ovarium adalah organ reproduksi wanita yang terletak dikanan dan kiri perut
bawah. Keduanya memproduksi satu sel telur setiap bulan selama periode
reroduktif dan mengeluarkan hormone-hormon wanita–estrogen dan
progesterone.
Risiko dari beberapa masalah kesehatan meningkat setelah
menopause, tapi kita harus memandangnya sebagaipeluang untuk melakukan
perawatan kesehatan yang bersifat pencegahan untuk berbagai masalah
kesehatan. Termasuk didalamnya adalah mengendalikan berat badan menjaga
kesehatan mental dan sikap positif terhadap kehidupan seksual, berhati-hati
terhadap penyakit-penyakit berat seperti kanker (khususnya pada organ
reproduksi), penyakit jantung, dan perawatan gangguan system urin.
Seseorang disebut menopause bila tidak mengalami menstruasi
sebanyak dua belas bulan berturut-turut disebabkan pleh ketiadaan menstruasi
lagi (bukan disebabkab oleh alas an lain seerti karena hamil, penyakit tertentu dan
sebagainya).

B. Etiologi menopause
Menopause terjadi karena gangguan dalam proses hipotalamus-hipofisis-
ovarium.
Hal ini disebabkan karena menghilangnya oosit yang responsive terhadap
rangsangan gonadotropin dan oosit gonadotropin. Keadaan ini akan
menyebabkan gangguan dalam produksi hormon ovarium yang selanjutnya akan
juga mengganggu mekanisme umpan balik pada poros diatasnya.Yang pertama-
tama mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi
steroid ovarium terutama estrogen akan menyebabkan pusat siklik hormone di
hipotalamus meningkatkan produksi hormon pelepas gonadotropin (Gonadotropin
Releasing Hormon = GnRh). Selanjutnya hal ini akan mengakibatkan peningkatan
hormone gonadotropin dengan FSH (Follicle Stimulating Hormone) mengalami
kenaikan yang lebih tinggi dari LH (Luteinizing Hormone). Kadar hormon inilah
yang menjadi petunjuk yang baik untuk menentukan apakah seorang wanita
berada dalam proses menopause. Peninggian kadar hormone gonadotropin ini
akan terus meningkat dan mencapai maksimum 10-15 tahun setelah menopause
dan kemudian akan turun perlahan-lahan dan terus menetap sampai masa
senium dengan kadar yang lebih tinggi dari masa reproduksi.
Umumnya menopause terjadi pada usia sekitar 45-50 tahun, sedangkan
menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun dikenal sebagai menopause yang
terlalu dini (menopause praecox).Menopause yang terjadi terlalu dini dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti penyakit, obat-obatan, pembedahan dan
radiasi. Berdasarkan perubahan pada hormone steroid ovarium maka dapat kita
kenali beberapa fase pada masa klimakterium. Hormon progesterone yang
merupakan produk utama korpus luteum mengalami gangguan pertama kali,
sedangkan estrogen mula-mula akan tinggi dan kemudian berangsur-angsur
menurun. Estrogen juga dapat dihasilkan oleh organ-organ ekstragenital seperti
kelenjar adrenal. Hormone androgen juga mengalami penurunan pada masa
klimakterium ini, baik yang dihasilkan oleh ovarium maupun oleh kelenjar adrenal.

C. Tahap-tahap menopause
Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa pramenopause,
menopause dan pasca menopause.
1. Pramenopause
Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai
merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40
tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun).
Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti.
2. Menopause
Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause
hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun
penuh.
3. Pascamenopause
Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain,
pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik
dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-
perubahan hormonalnya.

D. Fase-fase menopause
Berdasarkan analisis hormonal maka menopause dapat dibagi dalam beberapa
fase:
1. Fase hipolutein sampai alutein
Pertama-tama terjadi gangguan pembentukan korpus luteum yang berarti
gangguan produksi progesterone dan akibatnya terjadi keadaan dominasi
estrogen. Karena itu terjadi gangguan siklus haid yang menjurus terjadinya
perdarahan uterus disfungsional. Karena tidak terjadi ovulasi maka hormone
folikel akan terus dibentuk, maka terdapat keadaan hiperfolikulin
yangberlangsung berbuln-bulan dengan gejala-gejala retensi air, gangguan
kestabilan emosi, dismenoragia dengn hyperplasia glandularis kistika.
2. Fase hipofolikulin
Selanjutnya karena berkurangnya folikel yang responsive terhadap rangsang
gonadotropin maka hormone folikelpun makin lama makin berkurang,
walaupun terdapat sumber estrogen lain. Hal ini akan menyebabkan involusi
alat-alat genetalia dan atrofi vagina. Pengaruh estrogen terhadap genetalia
dapat dikenali dengan melakukan sediaan usap vagina.
3. Fase poligonadotorpin
Karena tidak adanya hormone steroid ovarium maka hipofise anterior
mengeluarkan hormonnya tanpa hambatan. Hal ini akan menyebabkan
hiperfungsi beberapa kelenjar yang tergantung dari hipofise. Pembentukan
berlebihan dari unsur tireotropin akan mengakibatkan gangguan kelenjar tiroid
dan Basedow klimakterik, penurunan fungsi tiroid akan diikuti dengan
miksedema klimakterik. Meningkatnya hormon kortikotropin dan gonadotropin
akan menyebabkan kelenjar adrenal seolah-olah merupakan gonad ketiga.
Hal ini akan mengakibatkan meningginya hormon pria dan pada saat yang
sama menurunnya estrogen dari ovarium. Secara klinis hal ini akan tampak
sebagai proses maskulinisasi, rambut melebat, suara berat dan dalam dll.
Akibat meningkatnya adrenalin maka dapat pula dimengerti mengapa wanita
klimakterik menjadi hipersensitif.

E. Gejala Menopause
1. Gangguan pola menstruasi
a. Tidak adanya ovulasi (produksi sel telur)
b. Kesuburan berkurang
c. Volume menstruasi yang sedikit ataubanyak
d. Frekuensi menstruasi tidak teratur
2. Kulit terasa terbakar
3. Gejala psikologis
a. Cemas
b. Depresi
c. Mudah marah
d. Sulit tidur
e. Turunnya hasrat seksual
4. Berkurangnya ukuran atau fungsi bagian tubuh
a. Penipisa lapisan vagina
b. Berkembangnya tonjolan kecil menyerupai daging di uretra
c. Rasa nteri saat berhubungan intim
d. Gatal atau iritasi pada organ genital luar
e. Tidak mampu menahan kencing
f. Tingginya frekuensi dan desakkan buang air kecil
g. Inflamasi saluran kencing

Berikut adalah gejala umum menopause :

1. Menstruasi yang tidak teratur. Perubahan pola menstruasi setiap wanita


berbeda-beda, ada periode yang lebih singkat atau lebih lama, volume
yang banyak atau sedikit dan kurun waktu antar dua siklus.
2. Kulit terasa terbakar atau hot flush. Ketika terjadi hot flush akan muncul
rasa hangat atau sangat panas tiba-tiba yang menyebar pada berbagai
bagian tubuh, khususnya wajah, kepala, dan dada. Kadang disertai
keringat dan rasa menggigil. Beberapa wanita merasa sangat cemas
pada saat rasa panas muncul dan detak jantung meningkat atau palpitasi.
Palpitasi adalah degup jantung yang terasa seperti tepukan di dada. Rasa
panas muncul berasal dari respon otak karena tingkat estrogen yang
rendah dalam ddarah. Hot flush biasanya terjadi selama beberapa detik
hingga beberapa menit, frekuensi hot flush pada setiap wanita berbeda-
beda, tetapi umumnya terjadi pada malam hari dan saat stress.
3. Perubahan struktur organ reproduksi. Krtika tingkat estrogen turun setelah
menopause, jaringan organ-organ ini termasuk lapisan dalam menjadi
lemah dan menyusut. Kandung kemih adalah struktur mirip kantung
berotot yang menyimpan urin dari pembuangan melalui uretra. Uretra
adalah struktur berbentuk pembuluh kecil yang mengeluarkan urin dari
kandung kemih. Ia membuka diluar tubuh didepan vagina.

F. Jenis-jenis menopause
Ada dua jenis menopause :
1. Menopause alami
Disebabkan oleh menurunnya produksi hormone estrogen dan progesterone
oleh ovarium. Proses ini terjadi perlahan-lahan yang biasanya terjadi selama
beberapa tahun.
2. Menopouse karena sebab tertentu
Disebabkan seperti bedah pengangkatan kedua ovarium karena abnormalitas
dalam struktur dan fungssinya sebelum usia menopause alami menyebabkan
menopause karena pembedahan. Demikian pula obat-obat tertentu, radiasi
dan kemoterapi (penggunaan agen kimiawi untuk merawat berbagai penyakit ,
khususnya kenker). Proses ini tertjadi secara mendadak karena gejala yang
timbul biasanya lebih merepotkan.
Menopause kerena sebab tertentu tidak lazim terjadi pada wanita yang
mengalami histerektomi setelah usia menopause alami. Histerektomi adalah
pembedahan pengangkatan rahim. Karena ovarium tida diangkat pada
pembedahan tersebut, mereka masih bisa memproduksi hormone. Tapi, bila
syaraf dan suplai darah eke ovarium rusak ketika histerektomi, bisa terjadi
menopause karena sebab tertentu.

G. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Menopause


1. Kebiasaan Merokok
Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok kemungkinan mengalami
menopause sekitar satu setengah hingga dua tahun lebih awal.
2. Status Gizi
Wanita dengan status gizi yang rendah mengalami menopause dini.
3. Lemak tubbuh
Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh, karena itulah wanita kurus
mengalami menopause lebih awal dibandingkan wanita yang gemuk.
4. Keturunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak perempuannya
cenderung mengalami menopause pada usia yang sama.
5. Dataran tinggi
Wanita yang tinggal di dataran tinggi lebih mungkin mengalami menopause
lebih awal.
Penggunaan pil KB, kondisi sosial ekonomi, perkawinan, tinggi badan, jumlah
anak yang dilahirkan, dan usia awal menstruasi tidak mempengaruhi usia
menopause.

H. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan menopause


Penurunan fungsi ovarium dapat berdampak langsung dan tidak langsung pada
kesehatan.
1. Efek langsung kekurangan estrogen
a. Penipisan lapisan vulva dan vagina;
b. Masalah buang air kecil;
c. Perubahan kulit, rambut, dan payudara.
2. Efek tidak langsung kekurangan estrogen
A. Kulit terasa terbakar;
B. Menurunnya kepadatan tulang;
C. Masalah psikoseksual.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa di samping efek langsung dan tidak


langsung kekurangan estrogen, juga bisa mengakibatkan masalah psikologis,
penyakit jantung, dan perubahan metabolisme lemak.
I. Tanda dan Gejala menopause
1. Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan kejadian yang akan
terjadi.
2. Sulit tidur sepanjang malam.
3. Rasa tegang dan cepat marah.
4. Sering mengeluhakan gejala yang ringan atau takut/khawatir terhadap
penyakit yang berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya
tidak dideritanya.
5. Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan.
6. Rasa panik terhadap penyakit yang ringan.

G. Cara Mengatasi menopause

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya sikap yang positif pula wanita pramenopause akan lebih enjoy
melewati masa-masa menopousenya kelak yang akan membawa kebahagiaan dalam
menjalani perubahan-perubahan organ reproduksinya sebagai suatu pengalaman
fisiologis yang pasti dilewati oleh setiap wanita dalam kehidupan reproduksinya. Untuk
itu, penting bagi wanita selalu bersikap positif, dan tentunya sikap positif ini bisa
muncul jika diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup, sehingga wanita
pramenopause lebih siap baik secara fisik, mental maupun spiritual dalam
menyiapkan diri menghadapi masa menopause disamping itu juga terpenuhinya hak
hak reproduksi bagi seorang wanita yang meliputi : hak wanita mendapat informasi
dan pendidikan kesehatan reproduksi, hak mendapat pelayanan dan perlindungan
kesehatan reproduksi, hak memperoleh kebebasan berfikir tentang pelayanan
kesehatan reproduksi, hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan
kehidupan reproduksi seorang wanita dan hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi serta hak mendapatkan
manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

B. Saran
Menjadi tua dan keriput memang hal yang sering ditakuti oleh para wanita. Namun, hal
ini bukan berarti wanita kehilangan identitas kewanitaannya. Justru seharusnya sadar
bahwa wanita yang mengalami masa menopause memulai fase kehidupan baru
sebagai wanita yang matang dalam berpikir. Namun, memang tidak dapat dipungkiri
bahwa saat memasuki masa menopause akan terjadi perubahan fisik dan emosi. Oleh
karena itu, masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyesuaian diri
dan pengertian dari berbagai pihak, terutama keluarga.
Selain hal tersebut penting diingat bahwa gaya hidup kita semasa muda sangat
mempengaruhi gejala menopause yang akan dirasakan kelak. Berikut beberapa tips
supaya tetap sehat saat memasuki masa menopause nanti, yaitu:
1. Tidak merokok (bila merokok cobalah untuk berhenti).
2. Tidak minum alkohol,
3. Sering berolah raga secara teratur,
4. Makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari kacang kedelai
sebagai sumber fitoestrogen)
5. Cukup terkena cahaya matahari.
DAFTAR PUSTAKA

Suryoprajogo,N. 2009. Cara Indah Menghadapi Menopause. Jogjakarta : Locus

Baziad, Ali. 2003. MENPAUSE DAN ANDROPAUSE. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Fox-Spencer, Rebecca dan Pam Browm. 2007. Simple Guide Menopause. Jakarta: Erlangga

Soekidjo, Notoatmojo. 2009. Pengantar pendidikan kesehatan imu dan perilaku. Yogyakarta:
andi offset

http://novitaangel4.blogspot.co.id/2013/03/promosi-kesehatan-pada-menopause.html

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=
0ahUKEwjbiZXCkc3aAhVCrY8KHV2UCmgQFgg7MAM&url=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.co
m%2Fmedia%2Fpublications%2F181754-ID-hubungan-pendidikan-dan-pengetahuan-
wani.pdf&usg=AOvVaw3QsD24lyar-gMYiWiwa5t5

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=
0ahUKEwjbiZXCkc3aAhVCrY8KHV2UCmgQFghEMAQ&url=http%3A%2F%2Feprints.ums.ac.i
d%2F46220%2F13%2FBAB%2520I.pdf&usg=AOvVaw3WLNhj4RQivR4Ku-wp6j3E
lampiran

A. pertanyaan

kelompok 3
Apa tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada pasien lansia yang mengalami
kecemasan menjelang ajal?

kelompok 4
Arti orientasi ego?

kelompok 5
Apa perbedaan kecemasan normal dan gangguan kecemasan ?

kelompok 6
Contoh sumber kecemasn internal dan internal ?

kelompok 7
Bagaimana cara meminilasir kecemasan dan mengapa sosial budaya menjadi pencetus
kecemasan ?

kelompok 8
Rasa penyakit yang ringan seperti apa yang dapat menimbulkan kecemasan?

kelompok 9
Teori interpersonal mengapa ketika seseorang ditolak dapat menimbulkan kecemasan ?

kelompok 10
Apakah kecemasan pada lansia dapat di deteksi dimasa dewasa?
Apa dampakkecemasan yang berlebihan?

kelompok 11
apakah cara mengatasi ansietas rigan, sedang, berat sama? Jika tidak apakah ada yang
khusus?

kelompok 12
apa yang dimaksud reseptor benzodiazefine pengatur ansietas penghambat dalam
aminobutrik ?
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

A. Latar Belakang
Peningkatan usia harapan hidup merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, menyebabkan jumlah
penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data statistik dari
Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah penduduk
Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen per
tahun sehingga setiap tahunnya akan terjadi pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih.
Pada tahun 2011 jumlah penduduk akan menjadi 241 juta jiwa lebih dengan 118 juta jiwa
diantaranya adalah perempuan, termasuk 14,3 juta orang perempuan berusia 50 tahun ke
atas, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah perempuan menopause tersebut terus
bertambah jumlahnya menjadi 30,3 juta jiwa (www.bps.go.id).
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan
pertumbuhan pada manusia. Namun suatu saat perkembangan dan pertumbuhan
manusia tersebut akan berhenti pada satu tahapan sehingga selanjutnya akan terjadi
banyak perubahan pada fungsi tubuh manusia. Pada proses menua akan terjadi
perubahan fisik dan psikologis. Salah satu perubahan yang terjadi pada perempuan
adalah perubahan fungsi seksualitas, yaitu terjadinya menopause. Menopause
didefinisikan sebagai tidak mendapatkan haid selama 12 bulan karena adanya penurunan
fungsi ovarium. Pada masa menopause, perempuan akan mengalami berbagai gejala dan
ketidaknyamanan yang dimulai sebelum menopause terjadi (perimenopause) sampai
setelah menopause (postmenopause).
Beberapa faktor yang mempengaruhi gejala menopause antara lain gaya hidup, etnis,
status menstruasi, status sosial ekonomi, kejadian negatif di masa lalu, sumber personal
dan kepribadian (Smith et al 2008; Binfa et al,2004). Fase perimenopause, menopause
dan postmenopause dikenal dengan istilah masa klimakterium.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan klimakterium sebagai suatu fase
dimana terjadi peralihan antara fase reproduktif ke fase non reproduktif. Pada masa
klimakterium ini akan terjadi perubahan hormonal pada perempuan. Fase ini mempunyai
periode yang lama, dimana terdiri dari perimenopause, menopause dan postmenopause
(Sherman, 2005). Perimenopause merupakan periode sebelum menopause. Periode ini
bisa terjadi 2 tahun sebelum menopause sampai dengan 12 bulan tidak mendapatkan
haid. Pada periode perimenopause ini perempuan telah mengalami haid yang tidak teratur
sampai akhirnya pada suatu titik di mana haid tidak terjadi lagi (menopause). Sedangkan
postmenopause terjadi setelah seorang perempuan berhenti haid selama lebih dari 1
tahun. Usia perempuan ketika memasuki fase klimakterium berbeda-beda. Sebagian
besar klimakterium terjadi pada usia 45-50 tahun, dengan rata rata usia 48,7 (Bairy, et al,
2009).

B. PENGANTAR
Bidang Studi : Kebidanan komunitas

Topik : Pendidikan Kesehatan Menoupose Pada Lansia

Sasaran : ibu-ibu lanjut usia

Hari/Tanggal :

Waktu : 60 menit

Tempat :

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 60 menit, diharapkan ibu-ibu dapat
mengerti tentang tanda gejala dan pencegahannya di usia pre menoupouse.

D. MATERI
Terlampir

E. MEDIA
1. Materi SAP
2. booklet
3. Poster
4. Lcd dan toa

F. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan : Menjawab salam


mendengarkan dan
1. Memberi salam memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
3. Menyebukan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan

2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


memperhatikan
Menjelaskan materi
penyuluhan Secara berurutan
dan teratur.

Materi :

1. Pengertian pre
menoupouse
2. Penyebab pre
menoupouse
3. Permasalahan akibat pre
menoupose
4. Upaya pencegahan dan
pengobatan pre
menopause
3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan
mendengarkan
1. Menyimpulkan inti
penyuluhan
2. Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan
3. Memberikan kesempatan
kepada responden untuk
bertanya
4. Memberi kesempatan
kepada responden untuk
menjawabpertanyaan yang
dilontarkan

4. 5 menit Penutup Menjawab salam

1. Menyimpulkan materi yang


telah disampaikan
2. Menyampaikan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan
kepada peserta
3. Mengucapkan salam

1. Evaluasi
a. Kisi – kisi soal :
1. Apa yang di maksud dengan menopause ?
2. Apa gejala menopause ?
3. Perubahan apa saja yang di alami saat menopause ?
4. Bagaimana pengaturan gizi pada menopause ?Lingkungan yang asing, keinginan
tidak tercapai, Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan
memerlukan bantuan orang lain, Berpisah dengan pasangan dan keluarga,
Masalah ekonomi, Kurang informasi, Ancaman akan penyakit yang lebih parah

Anda mungkin juga menyukai