Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEP DASAR ASUHAN KEHAMILAN

T.A 2018 / 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah proses fisiologi yang normal di alami wanita. Namun demikian
bidan sebagai tenaga kesehatan yang memfasilitasi seorang ibu hamil hrauslah faham dan
mengerti dengan benar tentang konsep kehamilan dan asuhannya sehingga dapat memberikan
asuhan sesuai dengan batas kewenangannya.
Bidan mungkin dihadapkan dengan keadaan darurat disetiap area pelayanan. Secara
teoritis dan idealnya, semua kmplikasi dan penyimpangan dari normal ini seharusnya telah
didiagnosis atau diantisipasi sebelum pelahiran atau sebelum kejadian itu benar – benar
terjadi. Namun situsional menyatakan bahwa hal itu tidak selalu terjadi. Jarang sekali bidan
dihadapka dengan komplikasi dan penyimpangan itu karena kegagalan mendiagnosisdengan
tepat atau mengantisipasi masalah.
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kebutuhan dasar bayi baru lahir?
2. Bagaimanan penatalakasanaan kebersihan jalan nifas ?
3. Bagaimanan perawatan tali pusat?
4. Bagaimana cara menghangatkan tubuh bayi?
5. Apa saja standar nutrisi pada bayi dan anak?
6. Apa saja kebutuhan fisik dan psikososial anak?
7. Bagaimana prinsip-prinsip komunikasi pada bayi dan anak?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan dasar bayi baru lahir?
2. Untuk mengetahui dan memahami penatalakasanaan kebersihan jalan nafas ?
3. Untuk mengeahuai cara perawatan tali pusat?
4. Untuk mengeahuai cara menghangatkan tubuh bayi?
5. Untuk mengeahuai standar nutrisi pada bayi dan anak?
6. Untuk mengeahuai kebutuhan fisik dan psikososial anak?
7. Bagaimana prinsip-prinsip komunikasi pada anak?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan 1


2.1.1 Filosofi Asuhan Kehamilan
Filosof asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan dengan nilai yang dianut dan diyakini
kebenarannya dan dijadikan panduan dalam memberikan asuhan kehamilan filosofi asuhan
kehamilan dimana tempat tentunya sama hanya aplikasi dilapangan yang berbeda karena
filosofi ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan, pendidikan, agama / keyakinan
dan tentu saja kebijakan-kebijakan yang berlaku di sautu daerah.
Sehingga filosofi ini menjadi pondasi yang kuat dan bukan hanya kerangka kerja yang dapat
digunakan untuk menilai efektifitas asuhan sehingga filosofi ini dirumuskan sebagai berikut :
a. Mempertahankan keamanan klien (safety)
b. Asuhan yang diberikan tidak boleh membahayakan klien
c. Mempertahankan kepuasan klien (satifying)
d. Menghormati martabah manusia dan self determination
e. Menghormati perbedaan kultur dan etnik
f. Berpusat pada kontek keluarga
g. Berorientasi pda promosi di preventive
Sehingga dan filosofi tersebut bidan harus memiliki kepercayaan yang dipegang dalam
memberikan asuhan :
a. Setiap individu memiliki hak, kebutuhan, harapan dan keinginan
b. Profesi bidan/kebidanan mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kodisi
kehamilan dengan pelayanan yang diberikan pada wanita dan kelaurnya pada
proses persalinan
c. Kesehatan yang akan datang tergantung pada kualitas asuhan yang diberikan pada
calon ibu, ayah dan bayi

2.1.2 Lingkup Asuhan Kehamilan


a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan seerta mnganalisa tiap
kunjungan pemriksaan ibu hamil.
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistmatis dan lngkap.
c. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU) posisi atau
presentasi dan penurunan janin.
d. Melakukan penilain pelvik, ukuran dan pnurunan janin.
e. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin dengan
fetoskop/pinar dan gerakan janin dengan palpasi.
f. Menghitung usia kehamilan dan hari prkiraan lahir (HPL).
g. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
h. Mengkaji kenaikan berat bdan ibu dan hubungan dengan komplikasi.
i. Memberikan penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana mnghubung bidan.
j. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis
gravidarum tingkat I, abortus iminens dan preeklamsi ringan.
k. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mngurangi ketidaknyamanan
kehamilan.
l. Memberikan imuisasi.
m. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penangan termasuk
rujukan tepat pada kurang gizi, prtumbuhan janin tidak adekuat, PEB dan
hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin,
oedem yang sangat signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan,
epigastrium karena hipertensi, KPSW, diabetes militus, vaginitis, infeksi saluran
kencing, dll.
n. Meberikan bimbingan dan persiapan persalinan, klahiran dan menjadi orang tua.
o. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti
nutrisi, latihan, kamanan, dan merokok.
p. Penggunaan secara aman jamu dan obat-obatan tradisional yang tersedia.

2.1.3 Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan


Prinsip pokok asuhan kehamilan meliputi:
1. Memahami bahwa kehamilan adalah pross yang normal dan alamiah.
2. Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan intrvensi tanpa adanya
indikasi.
3. Aman untuk keselamatan jiwa klien dan asuhan yang diberikan berdasarkan bukti
(evidence based).
4. Menjaga privasi dan kerahasiaan ibu.
5. Terpusat pada ibu, bukan pada pemberi asuhan.
6. Membantu klien agar merasa aman, nyaman, serta memberikan dukungan emosional.
7. Memastikan bahwa ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
8. Mendorong ibu dan keluarga agar berperan aktif dalam membuat keputusan stelah
mendapatkan penjelasan tentang asuhan yang akan diberikan.
9. Mnghormati adat istiadat, kebudayaan serta keyakinan agama di lingkungan setempat.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologi serta spiritual dan sosial klien dan keluarga.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

2.1.4 Tujuan Asuhan Kehamilan


Tujuan utama dari asuhan antenatal adalah:
1. Memfasilitasi hasil yang shat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan cara membina
hubungan baik dan saling percaya dengan ibu.
2. Mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
3. Mempersiapkan kelahiran bayi.
4. Memberikan pendidikan pada ibu hamil, suami dan keluarga.
Tujuan utama dari asuhan antenatal adalah:
a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.
c. Menemukan secara dini adanya maslah atau gangguan dan komplikasi yang mungkin
terjadi selam kehamilan
d. Mempersiapkan kehamilan dan perslainan dnegan selamat,baik ibu dan bayi dengan
trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemebrian ASI eksklusif berjalan normal
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal

2.1.5 Refocusing Asuhan Kehamilan


Refocusing berasal dari kata refocused yang artinya perbarui. Refocusing Asuhan adalah
asuhan kehamilan yang diberikan pada ibu hamil dengan hal-hal yang terfokus pada
kebutuhan ibu.
Asuhan kehamilan penting, tetapi kita harus memfokuskan kembali penekanan pada
asuhan kehamilan. Salah satu fokus asuhan kehamilan adalah kualitas kunjungan bukan
kuantitas kunjungan. Pendekatan secara resiko pada asuhan kehamilan tidak efektif untuk
mengurangi angka kematian ibu :
1. Skrining tidak akan membedakan wanita mana yang akan memerlukan asuhan darurat dan
mana yang tidak.
2. Bahkan wanita yang dianggap berisiko rendah/tidak berisikopun bisa mengalami komplikasi.
3. Setiap wanita dapat berisiko terhadap komplikasi dan harus dapat mengakses atau
memperoleh asuhan kesehatan ibu yang bermutu tinggi.
4. Asuhan kehamilan harus menfokuskan pada pendeteksian penyakit bukan memprediksi
penyakit.
WHO menganjurkan agar setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan
selama periode antenatal yaitu :
1. Satu kali kunjungan selama trimester pertama
2. Satu kali kunjungan selama trimester kedua
3. Dua kali kunjungan selama trimester tiga
Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil berfokus pada :
1. Asuhan yang terampil yang mementingkan kualitas kunjungan bukan kuantitas kunjungan
2. Asuhan yang berkesinambungan (continuity of care)
3. Persiapan persalinan aman
4. Potensi komplikasi
5. Promotif dan preventif kesehatan termasuk pendidikan kesehatan
6. Pencegahan penyakit : TBC, PMS, HIV, hypertensi
7. Deteksi dini kelainan atau komplikasi termasuk penanganannya dan rujukan bila diperlukan.

2.1.6 Standar Asuhan Kehamilan


Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal dari 25 standar pelayanan
kebidanan seperti berikut ini:
a. Standar 3: Identifikasi Ibu Hamil
 Pernyataan standar:
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.
 Hasil yang diharapkan dari standar ini adalah:
 Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
 Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini
dan teratur.
 Mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
 Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memerisakan diri sebelum kehamilan 16 minggu.

b. Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal


 Pernyataan standar:
Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat, dan penyuluhan
kesehatan serta tugaas terkit lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat
data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan. Mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
 Tujan dari dtandar ini adalah memberikan pelayanan antenatal yang brkualitas dan
deteksi dini komplikasi khamilan.
 Hasil yang diharpakan dari standar ini adalah:
 Ibu hamil mndapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan .
 Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat.
 Deteksi dini dan komplikasi kehamilan.
 Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu
apa yang harus dilakukan.
 Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan.

c. Standar 5: Palpasi Abdominal


 Pernyataan standar:
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melkakan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamailan; serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masukna kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan sera melakukan rujukan tepat waktu.
 Standar ini bertujuan untuk memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan
janin, pemantauan letak, posisi dan bagian bawah janin.
 Hasil yang diharapkan dari standar ini antara lain:
 Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik.
 Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan
kebutuhan.

d. Standar 6: Pengelolaan Anemia pada Kehamilan


 Pernyataaan standar:
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan/ atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamialn sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Tujuan dari standar ini adalah menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan
melakukan tindakan lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan
berlangsung.
 Hasil yang diharapkan dengan adanya standar ini adanya standar ini adalah:
 Dapat mencegah anemia secara dini.
 Ibu hamil dengan kasus anemia dapat ditangani lebih dini.
 Penurunan angka kejadian anemia.

e. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan


 Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilandan mengenali
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
 Tujuan dari standar ini adalah untuk mengenali dan menemukan secara dini hipertensi
pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
 Hasil yang diharapkan dengan adanya standar ini adalah:
 Ibu hamil dengan tanda preeklamsi mendapat perawatan yang memadai an tepat waktu.
 Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsi.

f. Standar 8: Persiapan Persalinan


 Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta
suasana yang menyenangkanakan direncanakan dengan baik, di samping persiapan
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Departemen
Kesehatan RI, 1999).
 Hasil yang diharapkan dengan adanya standar ini:
 Ibu hamil, suami dan keluarga telah memiliki persiapan baik tempat bersalin, transportasi,
dan biaya jika terjadi keadaan gawat darurat.

2.1.7 Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan


Tipe pelayanan dalam asuhan kebidanan meliputi:
1. Pelayanan kehamilan primer/mandiri
Asuhan kehamilan yang diberikan kpada klien dan spnuhnya menjadi tanggung jawab bidan.
2. Pelayanan kolaborasi
Asuhan khamilan yang diberikan kepada klien dengan beban tanggung jawab bersama dari
smua pemberi layanan yang terlibat, contohnya bidan, dokter, atau tenaga kesehatan
profesional lainnya.
3. Pelayanan rujukan
Asuhan kehamilan yang dilakukan dengan menyerahkan tanggung jawab kepada dokter ahli
dan tenaga kesehatan profesional lain untuk mengatasi masalah kesehatan klien diluar
kewenangan bidan dalam rangka menjamin kesejahteraan ibu dan anak.

Tipe pelayanan dalam asuhan kehamilan:


1. Independent Midwiv/ BPS
Ruang lingkup dan wewenang asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/2002. Dimana bidan
memberikan asuhan kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan bisa diberikan dalam
wewenang dan batas yang jelas. System rujukan dilakukan apabila ditemukan komplikasi
atau resiko tinggi kehamilan. Ruukan ditujukan pada system pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
2. Obstretrician dan Gynecological Care
Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkungan pelayanan kebidanan meliputi
fisiologi dan patologi. Rujukan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan memilik
kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Public Health Center / Puskesmas
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum. Lingkup
pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan pelayanan yang tersedia.
Rujukan dilakukan pada system yang lebih tinggi.
4. Hospital
Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup pelayanan
kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang diseuaikan dengan pelayanan kebidanan yang
tersedia. Rujukan ditujukan pada rumah sakit yang lebih tinggi tipenya.
5. Rumah Bersalin
Center pelayanan kbidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai konsultan.
Lingkupan pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang diseuaikan dengan
pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada sistem yang lebih tinggi.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan 2


2.3 Penyulit dan Komplikasi pada Kehamilan
2.3.1 Kehamilan Muda

A. Perdarahan Per Vagina


1. Abortus
g. Abortus imminens
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan 20 minggu pada kehamilan yang masih lengkap,
dengan atau tanpa kontraksi uterus, tanpa dilatasi serviks dan tanpa pengeluaran hasil
konsepsi.
Terapi : Bedrest, kontra indikasi koitus, USG:kesejahteraan janin, progesteron < 5%
h. Abortus insipien
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20 minggu, dengan proses dilatasi serviks
tetapi tanpa pengeluaran hasil konsepsi.
Gejala yang timbul (2 atau lebih) :
 Pendataran serviks
 Dilatasi serviks > 3 cm
 Pecahnya selaput ketuban
 Perdarahan > 7 hari
 Kejang perut
 Tanda-tanda pengakhiran kehamilan.
 Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin,
 komplikasi:perforasi.
i. Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
j. Abortus inkomplitus
Keluarnya sebagaian tetapi tidak seluruhnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20
minggu. Terapi : Evakuasi sisa konsepsi : kuretase, oksitosin, komplikasi:perforasi.
k. Abortus kompletus
Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Jika hasil seluruh hasil
konsepsi sudah keluar, rasa sakit akan berkurang, tetapi perdarahan bercak tetap ada selama
beberapa hari. Terapi : Observasi, pantau TTV, perdarahan, nyeri, involusi sampai 2 minggu
l. Missed abortus
Kematian embrio atau fetus < 20 minggu usia kehamilan tetapi hasil konsepsi tertahan
didalam rahim selama lebih dari 8 minggu. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
 Tanda kehamilan menghilang
 Perdarahan bercak pervaginam
 Tidak ada perdarahan aktif
 Servik terbuka sedikit
 Terapi : USG sebagai diagnosa, terapi induksi persalinan.

2. Kehamilan Mola
Disebut kehamilan anggur yaitu ada jonjot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-
gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai anggur atau mata
ikan. Ini merupakan bentuk neoplasma trofoblas yang jinak.
Pasien dengan kehamilan mola akan memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
a) Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
1) Terdapat gejala-gejala kehamilan muda yang lebih nyata dari kehamilan normal, misal
mual muntah yang berlebihan.
2) Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, warna kecokelatan seperti bumbu rujak,
tidak teratur.
3) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamialan.
4) Keluar jaringan mola (seperti anggur) yang merupakan diagnosis pasti, namun jaringan
mola ini tidak selalu ditemukan.
b) Pada inspeksi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
1) Muka dan terkadang badan kelihatan lebih pucat atau kekuningan, yang disebut muka
mola (mola face)
2) Jika gelembung mola sampai keluar, maka tanda ini akan kelihatan lebih jelas.
c) Pada palpasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
1) Uterus membesar tetapi tidak sesuai dengan usia kehamilan yang seharusnya.
2) Tidak teraba bagian-bagian ballotement janin dan gerakan janin
d) Pada auskultasi ditemukan tanda dan gejala seperti berikut :
1) Tidak terdengar DJJ
2) Terdengar bising dan bunyi khas
e) Pada test kehamilan ditemukan kadar HCG yang tinggi
f) Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda dan gejala seperti berikut:
1) Rahim lebih besar
2) Konsistensi lebih lembek
3) Tidak ada bagian-bagian janin
4) Terdapat perdarahan
5) Teraba jaringan dikanalis dan vagina.
g) Pada foto rontgen abdomen tidak terlihat adanya kerangka janin (pada usia kehamilan
lebih dari tiga bulan)
h) Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya gambaran badai salju (gambaran khas pada
kehamilan mola) dan tidak terlihat adanya janin.

3) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus.
Tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadi implintasi kehamilan ektopik (>90%).
Diagnosis dan gejala-gejala klinis yang yang biasanya ditemui adalah sebagai berikut :
a) Pada anamnesis ditemukan tanda dan gejala amenore serta keluhan hamil muda dan
gejala hamil lainnya.
b) Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut seperti diiris-iris dengan pisau disertai
dengan muntah dan bisa sampai jatuh pingsan.
c) Tanda-tanda akut nyeri abdomen adalah sebagai berikut :
1) Nyeri tekan yang hebat
2) Muntah, gelisah, pucat dan anemis
3) Pada pemeriksaan tanda vital didapat denyut nadi yang kecil serta tekanan darah yang
rendah sampai tidak teratur.
d) Pada pemeriksaan dalam didapati adanya tanda-tanda berikut :
Adanya nyeri goyang porsio, yaitu nyeri hebat yang dirasakan ibu ketika porsio digerakkan
atau digoyangkan.
e) Douglas crise, yaitu rasa nyeri tekan yang hebat ketika kavum douglas ditekan.

B. Hipertensi Gravidarum
1. Klasifikasi
a. Hipertensi gestasioanal
Tekanan darah > 140/90 mmhg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak desertai dengan
proteinuria dan tekanan darah darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
b. Hipertensi kronik
Ditemukannnya tekanan darah > 140/90 mmhg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan
20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
c. Pre eklamsi –Eklamsia
Peningkatan tekanan darah yang baru timbul Setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu,
disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada
pemeriksaan laboratorium dijumpai protein didalam air seni (proteinuria). Eklamsi:
preeklamsia yang di sertai kejang.
d. Pre eklamsia Superimposed pada hipertensi kronik
Preeklamsia yang terjadi pada perempuan hamil yang telah menderita hipertensi sebelum
hamil.

2. Penanganan hipertensi karena kehamilan tanpa protein urin


Tangani secara rawat jalan :
a) Pantau TD, urin (utk protein urin) dan kondisi janin tiap minggu.
b) Jika TD meningkat, tangani sebagai pre eklampsi ringan
c) Jika kondisi janin memburuk/terjadi PJT, rawat untuk penilaian janin
d) Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala pre eklampsi atau eklampsi

C. Hiperemesis Gravidarum
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering muncul
pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetap pula timbul pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul pada malam hari atau setiap saat. Gejala-gejala seperti ini
biasanya akan timbul kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga menimbulkan gangguan
aktivitas sehari hari dan dapat membahayakan kehidupan. Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan hiperemesis gravidarum antara lain:
a. Adanya faktor prediposisi yaitu primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda,
dimana pada kehamilan tersebut hormone khorionik gonadotropin dibentuk secara
berlebuhan.
b. Masuknya villi khorialis ke dalam sirkulasi darah maternal.
c. Faktor alergi
d. Faktor psikologi, seperti ketidakharmonisan dakam rumah tangga, kehamilan tidak
diinginkanm kehilangan pekerjaan, takut untuk hamil, yang dapat mengakibatkan konflik
mental sehingga dapat memperberat mual dan muntah.

D. Nyeri Perut Bagian Bawah


Nyeri perut ini terjadi pada kehamilan 22 minggu. Hal ini mungkin gejala utama
pada kehamilan ektopik dan tanda gejala abortus antara lain nyeri abdomen bawah, nyeri
lepas, uterus terasa lemas, perdarahan berlanjut, lemah, lesu, demam, sekret vagina berbau,
sekret & pus dari serviks, dan nyeri goyang serviks. Komplikasinya adalah infeksi / sepsis.
Penanganannya adalah mulai memberikan antibiotik sesegera mungkin sebelum melakukan
aspirasi vakum manual. Antibiotiknya berupa ampisilin 2 gr I.V. tiap 6 jam ditambah
gentamisin 5 mg/kgbb IV tiap 24 jam ditambah metronidazol 500 mg I.V. tiap 8 jam sampai
ibu bebas demam 48 jam.
Tanda dan gejala lainnya adalah nyeri / kaku pada abdomen, nyeri lepas, distensi
abdomen, abdomen terasa tegang & keras, nyeri bahu, mual-muntah, dan demam.
Komplikasinya adalah perlukaan uterus, vagina atau usus. Penanganannya yaitu lakukan
laparotomi untuk memperbaiki perlukaan dan lakukan aspirasi vakum manual secara
berurutan. Mintalah bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.

2.3.2 Kehamilan Lanjut


A. Perdarahan per vagina
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut terjadi Setelah kehamilan 28 minggu.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari:
1. Plasenta Previa
a. Definisi
Implantasi plasenta yang abnormal pada segmen bawah uterus, lebih rendah dari bagian
terbawah janin.
b. Klasifikasi
Belum ada kata sepakat dikalangan para ahli mengenai klasifikasi plasenta Previa,
dikarenakan keadaan yang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
(besarnya uterus). Misalnya pada bulan ke tujuh masuk dalam klasifikasi plasenta Previa
totalis, namun pada akhir kehamilan berubah menjadi plasenta previa lateralis. Ada beberapa
ahli yang menganjurkan untuk menegakan diagnosis yang sesuai dengan keadaan saat
diperiksa (momentopname).
Menurut De Snoo, diagnosis plasenta previa ditegakan berdasarkan pada pembukaan 4 – 5
cm, dan jika dikombinasikan dari pendapat beberapa ahli kebidanan di Amerika, maka
ditetapkan tiga klasifikasi plasenta previa, yaitu sebagai berikut :
1) Plasenta Previa totalis (sentralis) : seluruh ostium ditutupi plasenta.
2) Plasenta previa parsialis (lateralis) : sebagian ostium ditutupi plasenta.
3) Plasenta previa letah rendah (marginalis) : tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan, pada pemeriksaan dalam tidak teraba.
Faktor-faktor yang meningkatkan kejadian Plasenta Previa :
1. Umur
Umur muda→endometrium masih belum sempurna
Umur tua → endometrium tumbuh kurang subur
2. Paritas
Paritas meningkatkan kejadian plasenta previa makin besar karena endometrium belum
sempat tumbuh.
3. Endometrium yang cacat
Inspeksi
1) Adanya perdarahan pervagina dengan jumlah banyak atau sedikit dan berwarna merah
segar.
2) Jika perdarahan banyak, Ibu akan tampak pucat.
Palpasi Abdomen
1) Janin sering dalam keadaan belum cukup bulan, sehingga TFU masih rendah.
2) Sering dijumpai kesalahan letak janin (sungsang, lintang).
3) Bagian terbawah janin belum turun, jika presentasi kepala, biasanya masih dapat
digoyangkan.
Pemeriksaan Inspekulo
Dengan memakai spekulum secara hati-hati, untuk melihat sumber perdarahan, apakah dari
dalam uterus, kelainan vagina, atau pecahnya varises .
Pemeriksaan USG
Pada pemeriksaan USG terlihat letak plasenta disekmen bawah rahim.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan ini merupakan tekhnik yang paling jelas dalam menegakan diagnosis plasenta
previa, namun bahayanya juga paling besar. Bahaya pemeriksaan dalam pada plasenta previa
antara lain, yaitu dapat menyebabkan perdarahan yang hebat, dapat menimbulkan insfeksi,
dan merangsang his (kontraksi rahim) yang akan memicu terjadinya partus
prematurus.(Pemeriksaan dalam dapat di lakukan di meja operasi).
Tehnik dan persiapan pemeriksaan dalam adalah sbb:
1) Pasang infus dan siapkan donor darah
2) Pemeriksaan di lakukan di kamar bedah dengan fasilitas yang lengkap,jika
memungkinkan .
3) Pemeriksan di lakukan dengan hati-hati dan lembut
4) Jangan langsung masuk dalam kanalis servikalis ,tetapi raba dulu bantalan antara jari dan
kepala janin pada forniks anterior dan posterior
5) Bila ada bekuan darah di dalam vagina ,keluarkan secara pelan-pelan dan sedikit deemi
sedikit .
Kegunaan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum adalah untuk menegakkan
diagnosis mengenai penyebab perdarahan (apakah dikarenakan oleh plasenta previa atau atau
oleh sebab lain )serta menentukan jenis klasifikasi plasenta previa agar dapat di ambil secara
tepat .

2. Solusia Plasenta
a. Definisi
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebagian atau seluruhnya
sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu.tanda dan
gejala nya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat
tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ dapat
normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi dan syok. Tindakan
operatif (SC atau partus pervaginam)
b. Klasifikasi
Solusio plasenta menurut derajat lepasnya plasenta dibagi menjadi :
1) Solusio plasenta lateralis/parsialis
Bila hanya sebagian dari plasenta yang terlepas dari tempat perlekatannya.
2) Solusio plasenta totalis
Bila seluruh bagian plasenta sudah terlepas dari perlekatannya.
3) Prolapsus plasenta
Kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.

B. Penglihatan kabur
1) Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama proses
kehamilan.
2) Perubahan ringan (minor) adalah normal
3) Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya pandangan yang kabur atau berbayang secara mendadak.

C. Sakit kepala yang hebat


1) Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan.
2) Sakit kepala yang menunjukan masalah serius adalah sakit kepala yang hebat yang
menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.
3) Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
4) Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsi.

D. Nyeri Abdomen Yang Hebat


Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak normal.Nyeri
abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak
hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar
kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis
(maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran
kemih atau infeksi lain.
E. Keluar Cairan Per Vaginam
Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air
ketuban maupun leukhore yang patologis. Penyebab terbesar persalinan prematur adalah
ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua
persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
Penyebabnya adalah serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda,
hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi. Penatalaksanaan : pertahankan
kehamilan sampai matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK
24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan
induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai 24 jam
bila tidak ada his spontan.
F. Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa
Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu
(multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu
(primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu makan dan minum
dengan baik.
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak
janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun
kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
G. Bengkak Di Wajah Dan Jari Tangan
Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan
meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
Bengkak dapat menjadi masalah serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang
setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan pertanda
dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia.
Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya
kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin
(Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya,
kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
2.4 Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan Ulang
2.4.1 Pengertian Kunjungan Ulang
Pengertian ANC (antennal Care ) adalah usuhan yang diberikan untuk ibu sebelum persalinan
atau prenatal care. Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan (verney,1997).
Dalam ANC setidaknya ibu melakukan kunjungan 4 kali selama kehamilan. Kunjungan ulang
dilakukan atau dijadwalkan 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya setiap 2
minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
Standar ANC menuru Arifin (1996) Standar pelayanan ANC meliputi standar 14T, sehingga
ibu hamil yang dating memperoleh pelayanan yang konprehensif dengan harapan Ante Natal
Care dengan standar 14T dapat sebagai daya ungkit pelyanan kehamilan dan diharapkan ikut
andil dalam menurunkan angka kematian ibu.
2.4.2 Kebijakan program.
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang 12T sedangkan untuk
daerah gondok dan andemik malaria menjadi 14T, yakni :
Bagian 5T, yaitu:
1) Ukur tinggi badan / berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur fundus uteri
4) Pemeberian imunisasi tenatanus toxsiod (TT) lengkap
5) Pemeberian tablet zat gizi (minimal 90 tablet) selama kehamilan
Bagian 7 T, yaitu:
1) Test terhadap penyakit menular seksual /VDRL
2) Temu wicara (konseling)
3) Tes / pemeriksaan Hb
4) Tes pemeriksaan urin protein
5) Tes reduksi urin
6) Perawatan payudara (senam payudara, pijat tekanan payudara)
7) Pemeliharaan tingkat kebudayaan (senam ibu hamil, accu pressure)
8) Terapi yodium kapsul (khusu daerah endemic gondok)
9) Terapai anti malaria (khusus daerah endemis malaria)
2.4.3 Tujuan kunjungan ulang
1. Pendeteksian komplikasi-komplikasi.
2. Mempersiapkan kelahiran dan kegawat daruratan.
3. Pemeriksaan fisik yang terfokus kerena banyak riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah
lengkap selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada
pendeteksian komplikasi-komplikasi, mempersipakan kelahiran dan kegawat daruratan,
pemeriksaan fisik yang berfokus dan pengajaran.

2.3Tindakan-tindakan pada kunjungan ulang


2.3.1 Riwayat Kehamilan Sekarang
1. gerak janin
2. setiap masalah atau tanda-tanda bahaya
a. perdarahan
b. nyei kepala
c. gangguan pengelihatan
d. bengkak pada muka dana tangan
e. gerakan janin berkurang
f. nyeri perut yang sangat hebat
2.3.2 Keluhan-Keluhan Lazim Dalam Kehamilan
1. mual dan muntah dianjurkan bangun pagi’’ miring kira dan kanan, tidak minum manis-
manisan pada saat pagi.
2. Sakit punggung
3. Kram kaki
4. Konstipasi gangguan pencernaan ex : susah buang bab dll.
5. Sering kencing meningkatnya hormon
6. Pigmentasi kulit penyebab hormon
2.3.3 Perasaan ibu pada kunjungan dan kekhawatiran-kekhawatiran lain seperti apakah
bayi yang dikandungnya sehat dan proses persalinan nanti.
2.3.4 Pemeriksaan Fisik
a. Berat badan
b. Tekanan darah.
c. Penelitian membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan
sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi pre-eklamsia, suatu kondisi yang membahayakan
jiwa.
d. Pengukuran tinggi fundus menunjukan bahwa perkembangan bayi dapat di monitor
dengan menggunakan pengukuran tinggi fundus.
e. Palpasi abdomen untuk mendeteksi gestasi ganda (setelah 28 minggu usia kehamilan).
f. Manuver leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal.bukti menunjukan bahwa
maneuver leopold hanya efektif setelah 36 minggu usia kehamilan.
1) leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian
fundus.
2) leopold II : untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang. Dan bagian janin
yang teraba di sebelah kiri atau kanan.
3) leopold III : untuk mengetahui bagian janin yang berada di bawah atau presentasi.
4) leopold IV : untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggul ataukah
belum.
g. Denyut jantung janin (DJJ) setelah 18 minggu.normal djj 120-160 kali per menit. Apabila
kurang 120 kali permenit di sebut bradikardi. Lebih dari 160 kali per menit di sebut tatikardi.
h. pemeriksaan laboratorium pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat di lakukan
pada kunjungan ulang antenatal adalah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt); STS (serologic
test for syphilis) pada trimester III di ulang ; kultur untuk gonokokus; protein urin yang
menunjukan bahwa penapisan rutin protein merupakn cara efektif mendeteksi pre elkamsia.
Suatu keadaan. Yang membahayakan jiwa.;gula dalam darah; VDRL

2.3.5 Pemeriksaan Obstretik Abdomen


1) Observasi adanya jaringan parut atau memar
2) Observasi linea nigra
3) Observasi striae abdomen
4) Penentukan letak, presentasi, posisi, dan jumlah janin
5) Pengukuran tinggi fundus
6) Auskultasi DJJ
7) Perkiraan berat janin
8) Observasi palpasi gerakan
9) pendidikan kesahatan dan persiapan kelahiran serta kegawat daruratan
10) Memberikan ibu mengenai ketidak nyamanan normal yang di alami
11) Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi. Tambahan zat besi dan anti tetanus.
12) Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan) yaitu pemberian AS,KB, latian /olahraga
ringan, istirahat, nutrisi.
13) Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran\ kegawtdaruratan
14) Ajari ibu tanda bahaya, pasti ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika
menemukan tanda bahaya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Makanan pokok untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand (semau bayi).
Berikan ASI dengan satu payudara samai teras kosong setelah itu baru ganti payudara yang
lain. ASI eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa tambahan
makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin. Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan
makan lunak sesuai tahapan usia bayi.
Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi.
Bayi normal akan menangis sepontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas. Kebutuhan nutrisi pada bayi dapat
dipenuhi melalui air susu ibu (ASI) yang mengandung komponen paling seimbang

3.2 Saran
Mahasiswa bidan diharapkan memperhatikan dan memahami mata kuliah asuhan
kebidanan neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah sehingga mampu memberikan
konseling dan perawatan yang berkualitas bagi ibu, bayi dan keluarga pasien kita.

Anda mungkin juga menyukai