Anda di halaman 1dari 20

KMB III

ANATOMI, FISIOLOGI, DAN BIOKIMIA TERKAIT DENGAN SISTEM


MUSKULOSKELETAL

Oleh
KELOMPOK II B 11.A
Gek Fitrina Dwi Sariasih (183222907)
Gusti Ayu Indah Puspa Ranni (183222908)
I Dewa Ayu Agung Yuli Umardewi (183222909)
I Gusti Ayu Murtini (183222910)
I Gusti Ayu Selvia Yasmini (183222911)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG
2019
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
izinnya kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah Sistem Muskuloskeletal dengan judul
“Anatomi, Fisiologi, Biokimia Terkait Dengan Sistem Muskuloskeletal” dengan tepat pada
waktunya.

Kami sudah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi kami
menyadari bahwa makalah  ini masih jauh dari kata sempurna. Namun berkat arahan, bimbingan,
dan bantuan dari berbagai pihak termasuk dosen dan teman-teman, makalah ini dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan arahan dan bimbingan
kepada kami.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca
umumnya. Kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan tugas ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................................1
D. Manfaat.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................2
A. Anatomi................................................................................................................................2
1. Skeletal..............................................................................................................................2
2. Muskulus...........................................................................................................................4
B. Fisiologi................................................................................................................................6
1. Bodimekanikal..................................................................................................................6
2. Proses Penyembuhan Tulang..........................................................................................10
3. Listrik dan Ionmuskuluskeletal.......................................................................................11
C. Biokimia.............................................................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Simpulan.............................................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari suatu bangun atau suatu bentuk
dengan mengurai-uraikannya ke dalam bagian-bagiannya.
Dilihat dari sudut kegunaan, bagian paling penting dari anatomi khusus adalah
yang mempelajari tentang manusia dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda.
Dari sudut medis, anatomi terdiri dari berbagai pengetahuan tentang bentuk, letak,
ukuran, dan hubungan berbagai struktur dari tubuh manusia sehat sehingga sering
disebut sebagai anatomi deskriptif atau topografis. Pengetahuan tentang anatomi dan
fisiologi tubuh manusia merupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Dengan mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang
perawatan professional dapat makin jelas manafsirkan perubahan yang terdapat pada
alat tubuh tersebut. Salah satu hal yang dipelajari dalam anatomi tubuh manusia yaitu
system musculoskeletal. Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh
dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system
musculoskeletal adalah jaringan ikat.Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon,
ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-
struktur ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah system anatomi, fisiologi, fisika dan biokimia system
musculoskeletal?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui system anatomi, fisiologi, fisika dan biokimia system
musculoskeletal.

D. Manfaat
Dengan mempelajari system musculoskeletal diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan system musculoskeletal

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi

1. Skeletal
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita
memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang
belakang.

Fungsi Sistem Skeletal :


1) Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
2) Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot
yang melekat pada tulang
3) Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan
pembentuk darah.
4) Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah
misalnya.
Struktur Tulang
1) Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak hidup (matriks).
2) Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
3) Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral.
4) Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk
5) Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit (sel tulang
dewasa).
6) Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel perusakan tulang).
Klasifikasi Tulang berdasarkan penyusunnya
1) Tulang Kompak
Padat, halus dan homogen, pada bagian tengah terdapat medullary cavity yang
mengandung ’yellow bone marrow”. Tersusun atas unit : Osteon  Haversian
System. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian Kanal) tempat
pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut
periosteur, membran ini mengandung bagian luar percabangan pembuluh darah
yang masuk ke dalam tulang dan osteoblast.

2
2) Tulang Spongiosa
Tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula. Struktur tersebut
menyebabkan tulang dapat menahan tekanan. Rongga antara trebakula terisi ”red
bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada
tulang. Contoh, tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak dan pada ujung
tulang lengan dan paha.
Klasifikasi Tulang berdasarkan Bentuknya
1) Tulang panjang, contoh: humerus, femur, radius, ulna
2) Tulang pendek, contoh: tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki
3) Tulang pipih, contoh: tulang tengkorak kepala, tulang rusuk dan sternum
4) Tulang tidak beraturan: contoh: vertebra, tulang muka, pelvis
Pembagian Sistem Skeletal
1) Axial / rangka aksial, terdiri dari :
a) Tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
b) Columna vertebralis / batang tulang belakang
c) Tulang-tulang rusuk
d) Sternum / tulang dada
2) Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
a) tulang extremitas superior
 korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan
clavicula (tulang berbentuk lengkung).
 lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
 lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
 Tangan
b) tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah, kaki
a. Sendi
Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga
dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.
1. Synarthrosis (suture) Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan,
strukturnya terdiri atas fibrosa. Contoh: Hubungan antara tulang di tengkorak.
2. Amphiarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah
kartilago. Contoh: Tulang belakang

3
3. Diarthrosis
Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari
struktur sinovial. Contoh: sendi peluru (tangan dengan bahu), sendi engsel (siku),
sendi putar (kepala dan leher), dan sendi pelana (jempol/ibu jari).
b. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat
dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau
otot dengan otot.
c. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan
elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan
tulang yang diikat oleh sendi.
Beberapa tipe ligamen :
1) Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament kolateral yang
ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan terjadinya pergerakan.
2) Jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus dan
memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.

2. Muskulus
Otot merupakan semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk
berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar
otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan
sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit.
Fungsi sistem muskuler/otot:
a. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat
dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur.Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap
gaya gravitasi.
c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.

4
Ciri-ciri sistem muskuler/otot:
a. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
b. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impuls saraf.
c. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi
panjang otot saat rileks.
d. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
Jenis-jenis otot :
a. Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka. Serabut
otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara
10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun
di bagian perifer. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
1) Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
a. Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-
serabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
b. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai
banyak nukleus ditepinya.
c. Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-
macam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut
dengan myofibril.
d. Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda
ukurannya yaitu yang kasar terdiri dari protein myosin dan yang halus
terdiri dari protein aktin/actin.
b. Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius,
dan sistem sirkulasi darah. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral.
Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah)
sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lamban.
1. Struktur Mikroskopis Otot Polos
a. Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-
myofilamen.
5
2. Jenis otot polos
Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk
berkontraksi.
a. Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada
jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa
dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
b. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding
organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi
sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan
tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik
spontan.
c. Otot Jantung merupakan otot lurik, disebut juga otot seran lintang involunter, otot
ini hanya terdapat pada jantung. Otot ini bekerja terus-menerus setiap saat tanpa
henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
1. Struktur Mikroskopis Otot Jantung
a) Mirip dengan otot skelet
Gambar .1

Otot Rangka Otot Polos Otot Jantung

B. Fisiologi

1. Bodimekanikal
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4 kategori : tulang
panjang (misal. Femur), tulang pendek (misal. Tulang Tarsalia), tulang pipih (misal
sternum), dan tulang tak teratur (misal. Vertebra). Bentuk dan konstruksi tulang
tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau spongius) atau
kortikal (kompak). Tulang panjang (misal. Femur berbentuk seperti tangkai panjang
dengan ujung yang membulat). Batang, atau diafisis, terutama tersusun atas tulang
kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis dan terutama tersusun oleh tulang

6
kanselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat
pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. Pada orang dewasa mengalami kalsifikasi.
Ujung tulang panjang tertutupi oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang
panjang disusun untuk penyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek misal
metakarpal terdiri dari tulang kanselus ditutupi selapis tulang kompak, tulang pipih
(misal. Sternum) merupakan tempat penting untuk hematopoesis dan sering
memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus
diantara dua tulang kompak. Tulang tak teratur vertebrata mempunyai bentuk yang
unik sesuai dengan fungsinya. Secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan
tulang pipih.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas
tiga jenis dasar osteoblast, osteosit, dan osteoklast. Osteoblast berfungsi dalam
pembentukan tulang denagn mensekresikan matriks tulang. Matriks tersusun atas 98%
kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan[asam folisakararida]) dan
proteoglikan. Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral anorgenik
ditimbun. Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang
dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang) osteoklast adalah sel multinuklear
(berinti banyak yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodelling tulang).
Osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa ditengah osteon
terdapat kapiler di sekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang
dinamakan lamela. Di dalam lamela terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi
melalui prosesus yang berlanjut kedalam canaliculi yang halus (kanal yang
menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak sejauh kurang dari 0,1 mm).
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrous padat dinamakan periosteum.
Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkannya tumbuh, selain sebagai
tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum mengandung saraf, pembuluh
darah, dan limfatik. Lapisan yang paling lekat dengan tulang yang mengandung
osteoblast, yang merupakan sel pembentuk tulang.
Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang
panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas, yang melarutkan tulang
untuk memeliharan rongga sumsum, terletak dekat endosteum dan dalam lakuna
Howship (cekungan dalam permukaan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vaskuler dalam ronga sumsum ( batang) tulang
panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah, yang terutama terletak
7
disternum, ileum, vertebra dan rusuk pada orang dewasa, bertanggung jawab pada
produksi sel darah merah dan putih. Pada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh
sumsum lemak kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang sangat baik. Tulang kanselus
menerima asupan darah yang sangat banyak melalui pembuluh metafisis dan epifisis.
Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal Volkmann
yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrien
memasok darah ke sumsum dan tulang. Sistem vena ada yang mengikuti arteri ada
yang keluar sendiri.
1) Pembentukan tulang.
Tulang mulai terbentuk lama sebelum kelahiran. Osifikasi adalah proses dimana
matriks tulang (di sini serabut kolagen dan substansi dasar) terbentuk pengerasan
mineral (disini garam kalsium) ditimbun di serabut kolagen dalam suatu lingkungan
elektronegatif. Serabut kolegan memberi kekuatan terhadap tarikan pada tulang, dan
kalsium memberikan kekuatan terhadap tekanan kepada tulang.
Ada dua model dasar osifikasi : intramembran dan endokondral. Penulangan
intramembranus dimana tulang tumbuh di dalam membran, terjadi pada tulang wajah
dan tengkorak. Maka ketika tengkorak mengalami penyenbuhan, terjadi union secara
fibrus. Bentuk lain pembentukan tulang adalah penulangan endokondral, dimana
terbentuk dahulu model tulang rawan. Pertama terbentuk jaringan serupa tulang rawan
(osteoid), kemudian mengalami resorpsi, dan diganti oleh tulang. Kebanyakan tulang
di tubuh terbentuk dan mengalami penyembuhan melalui osifikasi endokondral.
2) Kerja Otot
Otot mampu melakukan gerakan dengan hanya kontraksi. Melalui koordinasi
kelompok-kelompok otot , tubuh mampu melakukan berbagai macam gerakan.
Penggerak utama adalah otot yang menyebabkan gerakan tertentu. Otot yang
membantu pergerakan utama dinamakan sinergis. Otot yang menyebabkan gerakan
yang berlawanan dengan penggerak utama dikenal sebagai antagonis. Otot antagonis
harus rileks untuk memberi kesempatan penggerak utama untuk berkontraksi,
menghasilkan gerakan. Misalnya, ketika kontraksi bisep menyebabkan fleksi sendi
siku, bisep merupakan penggerak utama dan trisep sebagai antagonis. Bila otot
mengalami paralisis, orang tetap dapat memperoleh kembali fungsi otot melalui
kelompok sinergis untuk mengkoordinasi sedemikian rupa untuk menghasilkan
8
gerakan yang diinginkan. Penggerak sekunder kemudian menjadi penggerak utama.
Gerakan tubuh yang dapat dihasilkan oleh kontraksi otot sangat banyak. Fleksi
ditandai dengan adanya lipatan pada sendi (misal. siku). Gerakan nyang berlawanan
adalah ekstensi, atau peluru sendi. Abduksi adalah gerakan yang menjauhkan diri dari
setengah tubuh. Gerakan yang mendekati garis setengah tubuh adduksi. Rotasi adalah
gerakan memutar pada sumbu tertentu misal. Sendi bahu. Sirkumduksi adalah gerakan
ibu jari yang berbentuk corong. Gerakan khusus tubuh meliputi supinasi (membalik
telapak tangan keatas), pronasi (membalik telapak tangan keatas), inversi (memutar
telapak kaki kedalam), eversi (lawan gerakan inversi), protraksi ( menarik dagu ke
depan), dan retraksi (menarik dagu ke belakang).
a. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan)
b. Supinasi (menengadah) >< Pronasi (tertelungkup)
c. Defresor (menurunkan) >< Lepator (menaikkan)
d. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
e. Dilatator (melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
f. Adduktor (dekat) >< Abduktor (jauh)
3) Latihan, Disuse, dan Perbaikan
Otot harus selalu dilatih untuk menjaga fungsi dan kekuatannya. Bila otot
berulang-ulang mancapai tegangan maksimum atau mendekati maksimum selama
waktu yang lama, seperti pada latihan beban teratur, maka irisan melintang otot akan
membesar (hipertrofi). Ini disebabkan karena penambahan ukurab masing-masing
serat otot tanpa peningkatan jumlah serta otot. Hipertrofi hanya bisa dipertahankan
selama latihan dilanjutkan.
Fenomena sebaliknya bila terjadi disus otot dalam waktu yang lama. Pengecilan
ukuran otot dinamakan atrofi. Tirah baring dan immobilisasi akan menyebabkan
kehilangan massa dan kekuatan otot. Bila immbobilisasi karena suatu modalitas
penanganan (misal. Pada gips dan traksi), kita dapat mengurangi efek immbolitas
pasien dengan latihan isometrik otot-otot dibagian yang diimobilisasi. Latihan
kuadriseps ( mengencangkan otot paha) dan latihan gluteal (mengencangkan otot
bokong) dapat membantu mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk
berjalan. Latihan aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak
mengalami cedera dapat mencegah terjadinya atrofi otot. Ketika otot mengalami
cedera, harus diistirahatkan dan immobilisasi sampai terjadi perbaikan . otot yang
sudah sembuh kemudian harus dilatih secara progresif untuk mencapai kemampuan
9
fungsional dan kekutatan seperti sebelum cedera.

2. Proses Penyembuhan Tulang

Tahapan penyembuhan tulang terdiri dari: inflamasi, proliferasi sel, pembentukan


kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
Tahap Inflamasi. Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan
berkurangnya pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang
cidera dan pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang
mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera kemudian
akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan membersihkan daerah
tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
Tahap Proliferasi Sel. Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi,
terbentuk benang-benang fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk
revaskularisasi, dan invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast
(berkembang dari osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen
dan proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat
fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan melingkar.
Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal pada tempat patah
tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur kalus. Tulang yang
sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
Tahap Pembentukan Kalus. Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran
tulang rawan tumbuh mencapai sisi lain sampai celah  sudah terhubungkan. Fragmen
patahan tulang digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat
matur. Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara
langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu waktu
tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang rawan atau
jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi digerakkan.
Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi). Pembentukan kalus mulai mengalami
penulangan dalam dua sampai tiga minggu  patah tulang, melalui proses penulangan
endokondral. Patah tulang panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan
waktu tiga sampai empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-
benar telah bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).  Tahap akhir perbaikan patah
tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan reorganisasi tulang baru ke susunan

10
struktural sebelumnya. Remodeling memerlukan waktu berbulan-bulan sampai
bertahun – tahun tergantung beratnya modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi
tulang, dan pada kasus yang melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional
pada tulang. Tulang kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat
daripada tulang kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami
remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi batang
tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi
dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses remodeling tulang
berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa pertumbuhan terjadi
keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada orang dewasa terjadi
keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi setelah penyembuhan suatu
fraktur. (Rasjad. C, 1998)

3. Listrik dan Ion Muskuluskeletal


Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi) syaraf
motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka. Sebelum terjadi
potensial aksi syaraf motorik alfa, pada motor endplate telah terjadi depolarisasi
sebagai akibat terlepasnya asetikolin (ACh) dalam kuantum kecil secara terus menerus.
Dengan adanya potensial aksi di syaraf motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat
banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian
menjalar sepanjang membrane sel otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum
sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca
kemudian menyebar keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C. Ikatan
troponin C dengan ion Ca mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin,
membuka binding sites untuk kepala myosin di molekul aktin. Pembukaan binding
sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament
aktin dan myosin. Selanjutnya, dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi
hidrolosis ATP menjadi DP + Pi + energi di kepala myosin yang memungkinkan
pembengkokan kepala miosin hingga miofilamen bergerak saling bergeser (sliding of
myofilaments) ke arah pertengahan sarkomer menghasilkan kontraksi otot. Seluruh
peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan syaraf motorik hingga
pergeseran miofilamen disebut excitation-contraction coupling.
Berdasarkan urutan kejadian pada perangsangan otot rangka, jika dilakukan

11
rekaman perubahan listrik dan mekanik di otot rangka maka hasilnya akan terlihat
perubahan listrik otot rangka berlangsung selama 2 milidetik sedangkan perubahan
mekanik berlangsung selama 10 – 100 milidetik bergantung pada tipe serat otot
rangkanya.
Ion Na dan K berperan dalam menghasilkan potensial aksi di membrane serat otot
serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa pergeseran miofilamen Jika kemudian
impuls syaraf motorik berhenti, maka ion Ca dalam sitoplasma akan kembali ke
reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan pompa aktif. Ketiadaan ion Ca
di sitoplasma mengakibatkan binding sites di filament aktin tertutup kembali, ikatan
aktin dan myosin terlepas sehingga terjadilah relaksasi otot.

C. Biokimia
1. Biokimia Tulang
Tulang adalah jaringan ikat padat yang terdiri atas:
a.  Zat anorganik (mineral)
b.  Zat organik (matriks tulang)
c. Zat anorganik berupa Kristal
d. Hidroksapatit yaiut Ca 10 (PO4)6(OH)2
e. Na +
f. Mg 2+
g. Co3 2- (karbonat)
h. F- (fluoride)
Hidroksiapatit merupakan faktor yang menentukan kekuatan tulang 99% Ca2+dalam
tubuh terhadap dalam tulang. Zat organik pada tulang berupa protein 90-96% adalah
kolagen tipe T. Kolagen tipe T dan protein lainnya merupakan bagian kecil pada
matriks. Tulang selalu berada dalam keadaan ‘ dinamic equilibrum” atau peristiwa
tugor ganti. Peristiwa ini terlaksana karena ada 2 jenis sel, yaitu;
a.  Osteoklas: reabsorbsi tulang ( demineralisasi) dan menghancurkan matriks baru
b. Osteoblas: deposisi tulang (mineralisasi) & sintesis  matriks baru.
2. Biokimia Otot
Otot mengubah energi kimia menjadi energi mekanis. Otot adalah transducer
(mesin) biokimia  utama yang mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi
kinetik (mekanis).  Otot, jaringan tunggal terbesar di tubuh manusia membentuk

12
sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa muda dan
sedikit lebih kecil 30% pada usia lanjut. 
Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot  multinukleus   yang di kelilingi oleh
membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik,yaitu sarkolema. Sel serabut
individual yang panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot, mengandung
berkas banyak miofibril yang tersusun sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel
yang di sebut sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen,senyawa berenergi
tinggi, ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolilsis.
Miofibril otot rangka mengandung filamen tebal dan tipis. Filamen tebal
mengandung miosin. Filamin tipis mengandung aktin, tropomiosin, dan kompleks
troponin (troponin T,I, dan C). Model jembata-silang filamen geser adalah dasar dari
pandangan terkini tentang kontraksi otot. Dasar dari model-model ini adalah bahwa
filamen-filamen yang saling tumpang tindih bergeser satu sama lain sewaktu otot
berkontraksi dan jembatan silang antara miosin dan aktin menghasilkan dan
mempertahankan ketegangan otot.
Aktin dan miosin merupakan protein utama otot. Monomer G aktin membentuk
25% protein otot berdasarkan berat. Pada kekuatan ionik fisiologis dan dengan
keberadaan Mg2+,G aktin mengalami polimerisasi secara nonkovalen untuk
membentuk filamen heliks ganda tak larut yang disebut F aktin. Serabut F aktin
memiliki tebal 6-7nm dan memiliki puncak dan struktur berulang setiap 35,5. Miosin
adalah suatu famili protein,dengan paling sedikit 12 kelas yang telah berhasil
diidentifikasi dalam genom manusia. Miosin I adalah suatu spesies monomer yang
berikatan dengan membran sel. Miosin I dapat berfungsi sebagai penghubung antara
mikrofilamen dan membran sel di lokasi tertentu. Miosin membentuk 55% protein otot
berdasarkan berat dan membentuk filamen tebal. Mision II adalah heksamer asimetris
dengan massa molekol sekitar 460kDa. Miosin merupakan protein otot yang paling
besar jumlahnya yang terdiri atas 6 sub-unit; yaitu 2 rantai berat dan 4 rantai ringan.
Terdiri atas bagian globular dan bagian fibrosa. Bagian globular mengandung enzim
ATPase .
Bagaimana hidrolisis ATP menghasilkan gerakan yang dapat terlihat kasat mata?
Kontraksi otot pada hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik kepala S-
1 miosin ke filamen F-aktin. Proses ini juga dapat disebut sebagai siklus penyusun dan
perombakan jembatan silang. Perlekatan aksin pada miosin juga diikuti perubahan
konformasi yang sangat penting di kepala S-1 dan bergantung pada nukleotida mana
13
yang tersedia (ADP atau ATP). Perubahan ini menghasilkanpower stroke  (kayuhan
bertenaga), yang mendorong pergerakan filamen aktin melewati filamen miosin.
Energi unutk power stroke pada akhirnay dipasok oleh ATP yang dihidrolisis menjadi
ADP dan P1. Namun, kayuhan bertenaga itu sendiri terjadi karena perubahan
konformasi di kepala miosim pada saat ADP meninggalkannya.

                                               ATP      ATPase          ADP + P1 + energy


Selain itu, bagian globular juga dapat berinteraksi dengan aktin.  Apabila miosin
direaksikan dengan tripsin akan putus menjadi HMM dan LMM. HMM apabila
direaksiakan dengan PAPAIN akan putus menjadi HMMS-1 dan HMMS-2. Miosin
HMM dan HMMS-1 memiliki aktivitas ATP-ase dan masih dapat berinteraksi dengan
aktin.
Apabila terjadi rangsangan, aktin G          aktin F. Kemudian  tropomiosim dan
ketiga troponim berinteraksi dengan aktin F. Interaksi aktin F, trompomiosin dan
troponin kemudian berinterksi dengan miosin    Ca3+      kontraksi.  Di dalam sel otot
terdapat organel subsel retikulum sarkoplasmik. Di dalam retikulum sarkoplasmik
terdapat protein kalsequestrin. Kalsequestrin merupakan ‘pool’ Ca2+pada keadaan otot
istirahat. Ketika terjadi rangsangan, kalsequestrin melepaskan Ca2+, kemudian
Ca2+ diikat oleh troponin C sehingga terjadi kontraksi. Pada relaksasi, Ca2+ kembali
diikat oleh kalsequestrin dalam retikulum sarkoplasmik.
Nitrogen oksida adalah regulator otot polos vaskular. Hambatan pembentukannya
dari arginin menyebebkan peningkatan mendadak tekanan darah yang menunjukkan
bahwa regulasi tekanan darah salah satu dari banyak fungsinya.
3. Biokimia Sendi
Otot melekat pada 2 tulang yang terhubung oleh sendi. Beberapa komponen
penunjang sendi,  terdiri atas;
a. Tulang rawan hialin (kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi
kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan Terdiri atas substansi rawan ;
kondroitin sulfat, sedikit protein, dan sedikit Ca2+.  Rawan sendi ini dibuat oleh
kondroblast/ kondrosit.
b. Kantung sendi (bursa articularis) di antara kedua rawan sendi. Kantung ini berisi
cairan sendi. Dalam cairan sendi terlarut glikosamino glikan, terutama asam
hialuraonat. Oleh karena sifat fisikokimia glikosamino glikan pada cairan sendi ini
membuat pergerakan tulang halus tanpa gesekan.
14
c. Ligamen (ligamentum) adalah jaringan pengikat yang mengikat luar ujung tulang
yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah
dislokasi.
d. Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita
memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Salah satu fungsi skeletal adalah memproteksi
organ-organ internal dari trauma mekanis.
Otot merupakan semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi.
Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Fungsi sistem muskuler/otot:
Pergerakan,penopang tubuh dan mempertahankan postur, produksi panas.
206 Tulang-tulang tersusun menjadi kerangka manusia dengan tambahan otot yang
membantu pergerakan manusia. Gerakan tubuh yang dapat dihasilkan oleh kontraksi otot
sangat banyak. Otot harus selalu dilatih untuk menjaga fungsi dan kekuatannya. Latihan aktif
dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera dapat mencegah
terjadinya atrofi otot. Ketika otot mengalami cedera, harus diistirahatkan dan immobilisasi
sampai terjadi perbaikan . otot yang sudah sembuh kemudian harus dilatih secara progresif
untuk mencapai kemampuan fungsional dan kekutatan seperti sebelum cedera.
Proses Penyembuhan Tulang terdiri dari tahap inflamasi, tahap proliferasi sel, tahap
pembentukan kalus, tahap penulangan kalus, dan tahap menjadi tulang dewasa.
Hidroksiapatit merupakan faktor yang menentukan kekuatan tulang 99% Ca2+dalam
tubuh terhadap dalam tulang. Zat organik pada tulang berupa protein 90-96% adalah kolagen
tipe T. Kolagen tipe T dan protein lainnya merupakan bagian kecil pada matriks.
Otot mengubah energi kimia menjadi energi mekanis. Otot adalah transducer (mesin)
biokimia  utama yang mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik
(mekanis).  Otot, jaringan tunggal terbesar di tubuh manusia membentuk sekitar 25% massa
tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa muda dan sedikit lebih kecil 30% pada
usia lanjut.

B. Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya mampu mengerti tentang konsep
system musculoskeletal untuk memudahkan pemberian perawatan kepada pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J..(2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Nettina, Sandra M. (2002). Pedoman Praktek Keperawatan. Jakarta : EGC

Syamsuhidayat, R dan Wim de Jong. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Jakarta :
EGC

Rasjad, Choiruddin. (2003). Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang


Lamimpatue.

17

Anda mungkin juga menyukai