Anda di halaman 1dari 27

MODUL PRAKTIKA

PRODI D-IV KEPERAWATAN ANASTESIOLOGI


MATA KULIAH ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI DALAM
MANAJEMEN NYERI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI


Jl. Tukad Balian No.180 Renon, Denpasar Sel., Denpasar, Bali
Jl. Tukad Pakerisan No. 90 Panjer, Denpasar, Bali

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas berkat dan
karunia-Nya modul praktika ini diselesaikan dan diterbitkan.
Modul ini menjelaskan tentang praktika dari mata kuliah Asuhan
Keperawatan Anastesiologi dalam Manajemen Nyeri yang ada pada kurikulum
Pendidikan D IV Keperawatan Anastesiologi tahun 2017, sebagai pegangan bagi
dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran baik di kelas,
laboratorium, maupun di klinik/lapangan, sesuai dengan capaian pembelajaran
yang dibahas selama proses belajar terstandar untuk semua dosen pada pendidikan
D IV Keperawatan Anastesiologi.
AIPKAnI memfasilitasi anggota dalam penyusunan modul ini dikarenakan
hasil evaluasi terhadap implementasi kurikulum, masih beragam dalam
pelaksanaannya, terutama dari segi kedalaman dan keluasan materi pembelajaran,
serta strategi pembelajaran belum sepenuhnya melaksanakan pendekatan “Student
Center Learning” (SCL).
Dengan diterbitkan modul ini diharapkan agar semua dosen dapat
melaksanakan metode praktika dengan terarah, mudah, berorientasi pada
pendekatan SCL dan terutama mempunyai kesamaan dalam keluasan dan
kedalaman materi pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas praktikum dan mengantar mahasiswa untuk berhasil dengan baik pada
ujian akhir ataupun uji kompetensi.
Terimakasih kepada tim penyusun, editor, dan Tim Bidang Diklat
AIPKAnI, serta semua pihak yang telah berkontribusi sampai terbitnya modul ini.
Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi dosen maupun mahasiswa program D IV
Keperawatan Anastesiologi.

Denpasar, 2017

DAFTAR ISI

ii
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
VISI DAN MISI STIKES BALI.....................................................................................1
VISI DAN MISI PRODI DIV KEPERAWATAN ANASTESI.....................................2
TINJAUAN MATA KULIAH.........................................................................................3
PETA KOMPETENSI.....................................................................................................4
MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN NYERI........................................................6
I. Materi Pokok Praktikum....................................................................................7
II.Aktivitas/Tugas Mahasiswa...............................................................................7
III. Teknis Pelaksanaan Bimbingan.......................................................................7
IV. Tempat Praktikum............................................................................................8
V. Alokasi Waktu Praktikum..................................................................................8
VI. Penilaian..........................................................................................................8
VII. Tata Tertib Praktikum.....................................................................................9
VIII. Laporan Praktikum.....................................................................................10
KEGIATAN PRAKTIKUM 1: PENGKAJIAN NYERI PQRST..............................11
A. Landasan Teori................................................................................................11
B. Latihan............................................................................................................15
C. Petunjuk..........................................................................................................15
D. Ringkasan.......................................................................................................15
KEGIATAN PRAKTIKUM 2: SKALA NYERI.........................................................17
A. Landasan Teori................................................................................................17
B. Latihan............................................................................................................18
C. Petunjuk..........................................................................................................18
D. Ringkasan.......................................................................................................18
KEGIATAN PRAKTIKUM 3: MANAJEMEN NYERI............................................20
A. Landasan Teori................................................................................................20
B. Latihan............................................................................................................23
C. Petunjuk..........................................................................................................23
D. Ringkasan.......................................................................................................23

iii
iv
VISI DAN MISI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
(STIKES) BALI

VISI
Menjadi institusi pendidikan kesehatan yang unggul, sehat dan berdaya
saing internasional dengan berlandaskan budaya tahun 2035.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan berkarakter berdasarkan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta kearifan lokal
2. Melakukan dan mengembangkan penelitian yang berkualitas untuk
menghasilkan produk intelektual yang unggul
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
4. Mengembangkan kemitraan dengan lembaga pendidikan dan institusi lain di
dalam maupun luar negeri
5. Membangun sistem pengelolaan institusi dan penjaminan mutu yang
transparan dan akuntabel
6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan di bidang
kesehatan

1
VISI DAN MISI
PRODI DIV KEPERAWATAN ANASTESIOLOGI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
(STIKES) BALI

VISI
Menghasilkan lulusan perawat anestesi yang handal, profesional dan berwawasan
global
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan Keperawatan Anestesiologi yang berdasarkan
standar kompetensi
2. Mengembangkan program akademik dan non-akademik yang menunjang
pengembangan keunggulan kompetitif lulusan
3. Memanfaatkan dan mengembangkan kegiatan belajar-mengajar dengan
menggunakan teknologi mutakhir di bidang Keperawatan Anestesiologi
4. Melaksanakan penelitian di bidang Keperawatan Anestesiologi
5. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan hasil penelitian
6. Mengembangkan kerjasama dengan institusi lain baik lokal, nasional dan
internasional

TINJAUAN MATA KULIAH

2
Selamat datang di Modul Mata Kuliah asuhan keperawatan anestesi dalam
manajemen nyeri, kami berharap Anda dapat mempelajarinya dengan baik.
Karena modul ini menggunakan Bahasa Indonesia dan berbagai contoh kasus
sehingga Anda mudah dalam memahaminya. Mata Kuliah ini mempunyai bobot
kredit 2 sks dengan rincian yaitu 1 sks Teori dan 1 sks Praktikum yang dikemas
dalam 6 modul teori dan 6 modul praktik laboratorium.
Mata kuliah menjelaskan tentang teori dan konsep asuhan keperawatan
dalam manajemen nyeri. Mata kuliah ini adalah mata kuliah yang penting Anda
pelajari karena merupakan kompetensi yang harus Anda kuasai sebagai seorang
lulusan D-IV Keperawatan Anastesiologi.
Secara terperinci mata kuliah ini membahas tentang asuhan keperawatan
dalam manajemen nyeri, penatalaksanaan serta penerapan asuhan keperawatan
pada masalah dalam manajemen nyeri. Metode pembelajaran pada mata kuliah ini
terdiri dari teori, ceramah, diskusi,praktik dan penugasan.
Untuk mempermudah Anda mempelajari modul ini, ikutilah langkah-
langkah belajar sebagai berikut :
1. Pahami lebih dulu konsep Nyeri.
2. Pelajari dan pahami secara sungguh-sungguh modul teori 1 sampai dengan 6
3. Kerjakan latihan - latihan yang ada pada setiap materi yang dibahas dan
diskusikan dengan teman Anda, bila mengalami kesulitan hubungi fasilitator
4. Buatlah ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan Anda
mengingat
5. Kerjakan test formatif untuk menilai keberhasilan proses pembelajaran pada
setiap materi yang dibahas dan cocokkan jawaban Anda dengan kunci yang
disediakan pada halaman terakhir modul
6. Bila nilai anda kurang dari 75, maka pelajari kembali materi yang belum
andai kuasai
7. Selanjutnya pelajari modul praktikum dan praktikkan dengan bermain peran
dengan teman Anda di laboratorium keperawatan
8. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mempelajari materi dalam
modul ini tergantung dari kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan.

3
Untuk itu belajar dan berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan
teman anda.
Kami berharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan modul dan kegiatan
belajar dalam modul ini dengan baik. SELAMAT BELAJAR DAN SUKSES
BUAT ANDA.

PETA KOMPETENSI

Setelah mengikuti praktikum Manajemen nyeri, mahasiswa


diharapkan mampu mengaplikasikan4 manajemen nyeri yang tepat
Manajemen
terhadap pasien melalui pendekatan proses keperawatan anastesi. nyeri
Pengkajian Skala Nyeri
nyeri (PQRST) Farmakologi dan non
farmakologi
MODUL PRAKTIKUM
MANAJEMEN NYERI

Pendahuluan
Selamat untuk Anda dan semoga sukses selalu menyertai Anda. Anda telah
mampu meyelesaikan seluruh materi pembelajaran teori mata kuliah manajemen
nyeri. Sekarang saatnya Anda melakukan praktikum untuk materi manajemen

5
nyeri. Agar modul praktikum ini dapat Anda pelajari dengan mudah, penulis
membagi modul ini kedalam satu kegiatan belajar praktikum, yaitu :
Kegiatan Praktik 1 : Pengkajian nyeri PQRST
Kegiatan Praktik 2 : Menentukan skala nyeri
Kegiatan Praktik 3 : Penanganan nyeri farmakologi dan non farmakologi
Tujuan akhir dari praktikum ini adalah bila Anda diberikan kasus fiktif Anda
mampu mendemonstrasikan pengkajian dan penatalaksanaan dalam manajemen
nyeri. Secara khusus setelah mempelajari kegiatan praktikum Anda mampu
mendemonstrasikan :
1. Pengkajian pada pasien nyeri dengan menggunakan tehnik PQRST
(Provoking, Quality, Region, Scale, Time)
2. Mengukur skala nyeri dengan numeric scale, Wong Baker Pain Rating
Scale
3. Membuat perencanaan dan Implementasi manajemen nyeri farmakologi
dan non farmakologi
Selain mampu mendemonstrasikan keterampilan diatas, setelah menyelesaikan
modul praktikum ini Anda diharapkan mampu membuat laporan pendahuluan
(LP) dan membuat Perencanaan (SP) berdasarkan masalah yang anda temukan
pada kasus fiktif. Dua komponen ini perlu Anda pahami karena sangat membantu
Anda untuk mampu mempraktikkan penatalaksanaan jalan nafas dan ventilasi
mekanik.
Agar kemampuan dan keterampilan Anda meningkat, lakukanlah latihan dan
kerjakanlah tugas yang ada sesuai petunjuk pada modul praktikum ini. Pada saat
melakukan latihan, Anda harus berperan sebagai seorang perawat dan pasien.
Teman yang lainnya akan bergantian menjadi pasien dan perawat. Sehingga
kemampuan anda lebih meningkat dengan memahami respon pasien dan
penatalaksanaan dalam menangani nyeri.
Saya percaya dan yakin Anda mampu memahami modul praktikum ini dengan
baik asalkan Anda dengan sungguh– sungguh dalam mempelajarinya. Selamat
melakukan praktikum semoga sukses selalu dalam genggaman Anda.
I. Materi Pokok Praktikum

6
Pokok-pokok kegiatan praktikum1 untuk setiap program belajar terdiri
dari :
1. Membuat laporan pendahuluan dan Perencanaan sesuai kasus fiktif
2. Praktikum pemberian asuhan keperawatan dalam manajemen nyeri
mulai dari pengkajian PQRST, Skala nyeri, dan manajemen nyeri.
II. Aktifitas/Tugas Mahasiswa
1. Sebelum Anda memulai mempelajari modul praktikum ini sebaiknya
Anda menyelesaikan dan memahami kegiatan belajar asuhan
keperawatan dalam manajemen nyeri dengan baik. Banyaklah
berdiskusi dengan teman Anda, jika dalam diskusi dengan teman, anda
masih belum memahami dengan baik mintalah bantuan pembimbing
untuk menjelaskannya kembali, sehingga pemahaman Anda menjadi
semakin baik.
2. Lakukanlah pengkajian pada pasien yang mengalami masalah dalam
nyeri
3. Berlatihlah membuat Perencanaan untuk menangani nyeri pada modul
praktikum ini dan latihlah kemampuan Anda dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan Perencanaan yang Anda buat.
4. Lakukanlah latihan pemberian asuhan keperawatan dengan teman
sesering mungkin dimulai dari pengkajian PQRST,mengukur skala
nyeri dan penanganan nyeri
III. Teknis Pelaksanaan Bimbingan
a. Bagilah jumlah mahsiswa kedalam beberapa kelompok besar
b. Setiap kelompok terdiri atas maksimal 8 mahasiswa
c. Bagilah mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil dan buatlah
berpasangan. Sehingga dalam kelompok besar ada 4 kelompok kecil
d. Mintalah setiap mahasiswa untuk membuat laporan pendahuluan
manajemen nyeri. Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa
maka buatlah kasus fiktif yang lain sesuai dengan kasus yang sering
ditemui di lahan praktik.
e. Selanjutnya mintalah mahasiswa untuk membuat Perencanaan dalam
manajemen nyeri.
f. Periksalah setiap laporan pendahuluan dan Perencanaan yang telah
mahasiswa buat
g. Mintalah mahasiswa untuk melakukan asuhan keperawatan dalam
manajemen nyeri pada pasien.

7
h. Buatlah pinilaian atau evaluasi terhadap kemampuan mahasiswa
sesuai dengan format yang ada.
IV. Tempat Praktikum
Praktikum ini tidak memerlukan ruangan khusus. Ruangan untuk
praktikum dapat mempergunakan lab keperawatan dasar asalkan ruangan
tersebut tidak berisik dan tidak banyak orang yang berlalu lalang sehingga
akan mengganggu jalannya praktikum.
V. Alokasi Waktu Praktikum
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan praktikum ini adalah 3 x 110
menit. Berikut adalah rincian alokasi waktu praktikum manajemen nyeri :
No Kegiatan Praktikum/Aktifitas Durasi
1 Pengkajian PQRST 35 menit
2 Skala Nyeri 35 menit
3 Manajemen Nyeri 40 menit
Total 110 menit

VI. Penilaian
Berikut ini adalah petunjuk penilaian praktikum. Pembimbing anda akan memberikan
penilaian sesuai dengan bobot dibawah ini.

No Unsur yang dinilai Proporsi (%)


1 Kehadiran 10
2 Laporan pendahuluan 10
3 Pre,post test 10
4 Praktikum 60
5 Laporan praktikum 10
Total 100

VII. Tata Tertib Praktikum


Berikut ini adalah tata tertib pelaksanaan praktikum.
1. Untuk mahasiswa
a. Anda harus hadir 10 menit ditempat praktikum sebelum
kegiatan praktikum berlangsung
b. Menggunakan jas praktikum yang telah ditetapkan dilengkapi
dengan nametag
c. Pada saat praktikum berlangsung anda dilarang
mempergunakan alat komunikasi apapun sampai kegiatan
praktikum selesai
d. Anda harus menyiapkan alat tulis sendiri karena pembimbing
tidak mempersiapkannya

8
e. Semua kelengkapan untuk praktikum harus anda siapkan
seperti laporan pendahuluan, numeric scale, wrong baker pain
rating scale
f. Selama kegiatan praktikum berlangsung, anda diberikan
kesempatan untuk kekamar kecil sebelum kegiatan
berlangsung dan tidak diperbolehkan makan dan minum ketika
kegiatan praktikum sedang berlangsung
2. Untuk pembimbing
a. Anda harus hadir 10 menit ditempat praktikum sebelum
kegiatan praktikum berlangsung
b. Menggunakan jas praktikum yang telah ditetapkan dilengkapi
dengan nametag
c. Pada saat praktikum berlangsung anda dilarang
mempergunakan alat komunikasi apapun sampai kegiatan
praktikum selesai
d. Memberikan penilaian sesuai format yang ada dan
menyerahkannya kepada kordinator mata ajar
e. Selama kegiatan praktikum berlangsung, anda tidak
diperkenankan untuk melakukan kegiatan lain yang dapat
mengganggu kegiatan praktikum.
VIII. Laporan Praktikum
Laporan praktikum dikumpulkan segera setelah anda selesai melakukan
praktikum. Berikut ini adalah syarat yang harus anda penuhi ketika
mengumpulkan laporan praktikum
1. Laporan praktikum terdiri dari laporan pendahuluan, Perencanaan,
laporan asuhan keperawatan (pengkajian, diagnose, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan dokumentasi) harus ditulis tangan, tidak
boleh diketik. Menggunakan kertas doble folio bergaris
2. Tulisan harus mudah dibaca oleh pembimbing. Gunakanlah tinta
warna hitam untuk menuliskan laporan hasil praktikum
Seluruh laporan dijadikan satu dengan menggunakan map.

9
Kegiatan Praktikum 1 :
Pengkajian nyeri PQRST
Selamat berjumpa dengan modul praktikum Pengkajian nyeri PQRST. Saya
percaya dan yakin Anda dapat menyelesaikan modul praktikum ini dengan baik,
karena Anda telah mampu menyelesaikan modul pembelajaran dengan baik.
Kemampuan tersebut sangat membantu Anda menyelesaikan modul praktikum
ini. Modul praktikum ini dirancang agar Anda mampu melakukan praktikum
dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

A. Landasan Teori Pengkajian nyeri PQRST


1. Faktor pencetus (P: provocate)
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus nyeri pada klien,
dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian tubuh yang
mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik
maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan
perasaan-perasaan apa saja yang mencetuskan nyeri.
2. Kualitas (Q: quality)
Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan oleh
klien, seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat:
tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih,
tertusuk dan lain-lain, dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda
dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan. Perawat sebaiknya
tidak memberikan kata-kata deskriptif pada klien. Pengkajian akan lebih
akurat apabila klien mampu mendeskripsikan sensasi yang dirasakannya
setelah 8 perawat mengajukan pertanyaan terbuka. Misalnya, perawat

10
dapat mengatakan, “Coba jelaskan pada saya, seperti apa nyeri yang
Anda rasakan.” Perawat dapat memberikan klien daftar istilah untuk
mendeskripsikan nyeri hanya apabila klien tidak mampu menggambarkan
nyeri yang dirasakannya. Mc Caffery dan Beebe (1989) melaporkan
bahwa kualitas menusuk (pricking), terbakar, dan sakit adalah bermanfaat
mendeskripsi nyeri tahap awal. Pada kesempatan selanjutnya klien dapat
memilih istilah yang lebih deskriptif.
3. Lokasi (R: region)
Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien menunjukkan
semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien. Untuk
melokalisasi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat meminta klien
untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri, kemungkinan hal
ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar).
Dalam mencatat lokasi nyeri, perawat menggunakan titik-titik penandaan
anatomic dan peristilahan yang deskriptif. Pernyataan “Nyeri terdapat di
kuadran abdomen kanan atas,” adalah pernyataan yang lebih spesifik
dibanding “Klien mengatakan bahwa nyeri terasa di abdomen.” Dengan
mengetahui penyakit yang klien alami, membantu perawat dalam
melokalisasi nyeri dengan lebih mudah. Nyeri, di klasifikasi menurut
lokasi, mungkin superficial atau kutaneus, dalam atau viseral, atau teralih
atau meradiasi.
4. Keparahan (S: Severe) :
Tingkat keperahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang
paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk
menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, sedang,
berat. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan
nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor
Scale, VDS) merupakan 9 sebuah garis yang terdiri dari tiga samppai
lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di
sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri”
sampai”nyeri yang tidak tertahankan.”perawat menunjukkan klien skala
tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang

11
ia rasakan. Perawat juga menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling
menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling tidak menyakitkan.
Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah kategori untuk
mendeskripsi nyeri. Skala penilaian numeric (Numerical Rating Scales,
NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam
hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling
efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah
intervensi terepeutik. Apabila digunakan skala untuk menilai nyeri, maka
direkomendasi patokan 10 cm (AHCPR, 1992).
5. Durasi (T: Time)
perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian
nyeri. Perawat dapat menanyakan: “Kapan nyeri dirasakan?, apakah nyeri yang
dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?, seberapa sering nyeri kambuh?,
atau yang lainnya dengan kata yang semakna. Pengkajian dengan pendekatan PQRST
dapat membantu perawat dalam menentukan rencana intervensi yang sesuai
(Muttaqin, 2011).

Variabel Deskripsi dan Pertanyaan


Faktor Pencetus (P: Provoking Pengkajian untuk mengindentifikasi
Incident) faktor yang menjadi predisposisi nyeri. -
Bagaimana peristiwa sehingga terjadi
nyeri? - Faktor apa saja yang bisa
menurunkan nyeri?
Kualitas (Q: Quality of Pain) Pengkajian untuk menilai bagaimana
rasa nyeri dirasakan secara subyektif.
Karena sebagian besar deskripsi sifat
dari nyeri sulit ditafsirkan. - Seperti apa
rasa nyeri yang dirasakan pasien? -
Bagaimana sifat nyeri yang
digambarkan pasien?
Lokasi (R: Region) Pengkajian untuk mengindentifikasi
letak nyeri secara tepat, adanya radiasi
dan penyebabnya. - Dimana (dan
tunjukan dengan satu jari) rasa nyeri

12
paling hebat mulai dirasakan? - Apakah
rasa nyeri menyebar pada area sekitar
nyeri?
Keparahan (S: Scale of Pain) Pengkajian untuk menentukan seberapa
jauh
rasa nyeri yang dirasakan pasien.
Pengkajian ini dapat dilakukan
berdasarkan skal nyeri dan pasien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit
memengaruhi kemampuan fungsinya.
Berat ringannya suatu keluhan nyeri
bersifat subyektif. - Seberapa berat
keluhan yang dirasakan. - Dengan
menggunakan rentang 0-9. Keterangan:
0 = Tidak ada nyeri 1-2-3 = Nyeri ringan
4-5 = Nyeri sedang 6-7 = Nyeri hebat 8-
9 = Nyeri sangat 10 = Nyeri paling hebat
Waktu (T: Time) Pengkajian untuk mendeteksi berapa
lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau
siang hari. - Kapan nyeri muncul? -
Tanyakan apakah gejala timbul
mendadak, perlahan-lahan atau seketika
itu juga? - Tanyakan apakah gejala-
gejala timbul secara terus-menerus atau
hilang timbul. - Tanyakan kapan terakhir
kali pasien merasa nyaman atau merasa
sangat sehat.

B. Latihan :

13
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!

Seorang anak datang ke ruangan UGD mengeluh sakit pada bagian perut
bawah yang tidak tertahankan.Pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti
tertusuk- tusuk. Nyeri dirasakan saat bergerak. Klien mengatakan nyeri
dirasakan karena makan makanan yang pedas. Nyeri dirasakan hilang
timbul. Dari data diatas buatlah pengkajian nyeri?

C. Petunujuk Latihan :
Klasifikasikan data pengkajian pasien berdasarkan data subjektif dan
objektif. Serta berdasarkan pengkajian PQRST

D. Ringkasan :
Selamat Anda telah menyelesaikan materi pengkajian nyeri PQRST. Dengan
demikian sekarang Anda memiliki kompetensi untuk melakukan pengkajian
PQRST. Dari materi tersebut ada harus mengingat hal hal penting yaitu :

1. Sebelum Anda melakukan pengkajian nyeri, Anda wajib untuk memahami


konsep nyeri dalam mengkaji nyeri.

2. Pengkajian keperawatan nyeri pada umumnya menggunakan urutan


PQRST (Provoking, Quality, Region, Scale, Time)

3. Pengkajian Provoking bertujuan untuk mengetahui dan menilai penyebab


dan keparahan nyeri.

4. Pengkajian quality bertujuan untuk mengetahui dan menilai bagaimana


rasa nyeri dirasakan secara subyektif

5. Pengkajian Region bertujuan untuk mengetahui Lokasi nyeri

6. Pengkajian Scale bertujuan untuk mengetahui derajat nyeri pasien.

7. Pengkajian Time bertujuan untuk mengetahui kapan nyeri muncul.

Pre – Post Test :

14
1. Seorang laki-laki, 35 tahun, berobat ke puskesmas dengan keluhan nyeri .
Nyeri dirasakan setelah melakukan olahraga. Perawat akan
mendokumentasikan pengkajian nyeri . Pada bagian pengkajian nyeri apa
pernyataan yang dikaji perawat?
a. Provoking
b. Quality
c. Region
d. Scale
e. Time
2. Seorang laki-laki, 35 tahun, berobat ke puskesmas dengan keluhan nyeri
dada. Nyeri dirasakan pada dada bagian kiri. Perawat akan
mendokumentasikan pengkajian nyeri . Pada bagian pengkajian nyeri apa
pernyataan yang dikaji perawat?
a. Provoking
b. Quality
c. Region
d. Scale
e. Time
3. Seorang laki-laki, 35 tahun, berobat ke puskesmas dengan keluhan nyeri
dada. Nyeri dirasakan dengan skala 6 dari 1-10 skala nyeri yang diberikan.
Perawat akan mendokumentasikan pengkajian nyeri . Pada bagian
pengkajian nyeri apa pernyataan yang dikaji perawat?
a. Provoking
b. Quality
c. Region
d. Scale
e. Time

Kegiatan Praktik 2
Menentukan skala nyeri

Selamat berjumpa dengan modul praktikum menentukan skala nyeri. Saya


percaya dan yakin Anda dapat menyelesaikan modul praktikum ini dengan baik,
karena Anda telah mampu menyelesaikan modul pembelajaran dengan baik.
Kemampuan tersebut sangat membantu Anda menyelesaikan modul praktikum

15
ini. Modul praktikum ini dirancang agar Anda mampu melakukan praktikum
dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

A. Landasan Teori skala nyeri


Numeric scale
Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif terhadap dosis,
jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik dari pada VAS terutama
untuk menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan
pilihan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk
membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak
yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesik.

Wong Baker Pain Rating Scale

Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat

menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka

16
B. Latihan :
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah
latihan berikut!

Seorang laki-laki dirawat di ruang interna dengan fraktur. Setelah dilakukan


pengkajian didapatkan data skala nyeri klien 7. Dari data diatas Termasuk
kategori nyeri apakah yang dialami klien?

C. Petunujuk Latihan :
Klasifikasikan data pengkajian pasien berdasarkan data subjektif dan objektif.
Serta berdasarkan skala nyeri yang digunakan

D. Ringkasan :
Selamat Anda telah menyelesaikan materi skala nyeri. Dengan demikian
sekarang Anda memiliki kompetensi untuk melakukan menentukan skala
nyeri klien. Dari materi tersebut ada harus mengingat hal hal penting yaitu :

1. Sebelum Anda melakukan pengkajian nyeri, Anda wajib untuk


memahami konsep nyeri dalam mengkaji nyeri dan mengkaji skala nyeri

2. Pengkajian keperawatan nyeri pada umumnya menggunakan numeric


scale dan wrong baker pain rating scale

Pre – Post Test :


1. Seorang laki-laki dirawat di ruang interna dengan fraktur. Setelah dilakukan
pengkajian didapatkan data skala nyeri klien 7. Dari data diatas Termasuk
kategori nyeri apakah yang dialami klien?
a. Tidak ada nyeri
b. Nyeri Berat
c. Nyeri Sedang
d. Nyeri Berat Terkontrol
e. Nyeri Berat tidak terkontrol
2. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ruang bedah dengan fraktur
post operasi. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan data skala nyeri klien
3. Dari data diatas Termasuk kategori nyeri apakah yang dialami klien?
a. Tidak ada nyeri

17
b. Nyeri Berat
c. Nyeri Sedang
d. Nyeri Berat Terkontrol
e. Nyeri Berat tidak terkontrol

Kegiatan Praktik 3
Penanganan nyeri farmakologi dan non farmakologi
Selamat berjumpa dengan modul praktikum menentukan Penanganan nyeri
farmakologi dan non farmakologi. Saya percaya dan yakin Anda dapat
menyelesaikan modul praktikum ini dengan baik, karena Anda telah mampu
menyelesaikan modul pembelajaran dengan baik. Kemampuan tersebut sangat
membantu Anda menyelesaikan modul praktikum ini. Modul praktikum ini
dirancang agar Anda mampu melakukan praktikum dengan baik sehingga tujuan
pembelajaran tercapai.
A. Landasan Teori Penanganan nyeri farmakologi dan non farmakologi
1. Non Famakologi
Dapat menurunkan nyeri tanpa penggunaan obat yang dapat
menimbulkan efek samping
Dapat meningkatkan Kontrol pasien terhadap rasa nyeri

18
Klien harus selalu di motivasi untuk menggunakan strategi manajemen
diri (self-management strategies)
Berikut ini beberapa penanganan nyeri Non Farmakologi:
a. Stimulasi dan masase kutaneus.
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering
dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik
menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti
reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem
kontrol desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman
karena menyebabkan relaksasi otot (Smeltzer dan Bare, 2002).
b. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat
sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera
dengan menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas
mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area
dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan.Baik terapi es maupun terapi panas
harus digunakan dengan hati-hati dan dipantau dengan cermat
untuk menghindari cedera kulit (Smeltzer dan Bare, 2002).

c. Trancutaneus electric nerve stimulation


Trancutaneus electric nerve stimulation (TENS) menggunakan
unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang
pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau
mendengung pada area nyeri.TENS dapat digunakan baik untuk
nyeri akut maupun nyeri kronis (Smeltzer dan Bare, 2002).
d. Distraksi
Distraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada
sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan
mungkin merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap
teknik kognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari
adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan
sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri.
Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan

19
menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih
sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Smeltzer dan
Bare, 2002).
e. Teknik relaksasi
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri
dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri.Hampir
semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari
metode relaksasi.Periode relaksasi yang teratur dapat membantu
untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan
nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri (Smeltzer dan Bare,
2002).
f. Imajinasi terbimbing
Imajinasi terbimbing adalah mengggunakan imajinasi
seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk
mencapai efek positif tertentu. Sebagai contoh, imajinasi
terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri dapat terdiri atas
menggabungkan napas berirama lambat dengan suatu bayangan
mental relaksasi dan kenyamanan (Smeltzer dan Bare, 2002).
g. Hipnosis
Hipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan
jumlah analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis.
Keefektifan hipnosis tergantung pada kemudahan hipnotik individu
2. Manajemen dengan farmakologi
Pengobatan nyeri harus dimulai dari anlagesik yang paling ringan
sampai ke analgesik yang paling kuat. Penanganan nyeri dengan obat
sebagai berikut:
Penanganan Nyeri ringan- sedang.
Obat non opiat dan adjuvant, NSAID asetominofen.Terapi adjuvan dpt
digunakan sendiri atau kombinasi dg non opiate.
Contoh: kortikosteroid, antidepresan trisiklik, antikonvulsan, plester
lidokain 5%, Capsaicin

Analgesik Non-Opiat

20
Analgesik yang digunakan dimulai dari analgesik yang efektif dengan
efek samping yang ringan. Asetaminofen, Aspirin, dan NSAID biasanya
digunakan untuk treatment mild-moderate.

1. Parasetamol 6. Asam propionat :


2. Salisilat : a. Ibuprofen
a. Aspirin b. Ketoprofen
b. Diflunisal c. Naproksen
c. Salisilamid 7. Asam pirolizin karboksilat :
3. Fenamat :
Ketorolak
a. Meklofenamat
B. 8. Inhibitor COX-2 :
b. Asam Mefenamat
a. Celecoxib
4. Na diklofenak
b. Valdecoxib
5. Antalgin

Latihan :
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!

Seorang ibu datang ke puskesmas mengeluh anaknya terjatuh karena


bermain sepeda. Setelah dilakukan pengkajian didapatkan luka terbuka pada
kaki kanan. Perawat ingin melakukan perawatan luka pada anak tersebut
namun anak tersebut tidak mau dirawat karena sakit

C. Petunujuk Latihan :
Klasifikasikan data pengkajian pasien berdasarkan data subjektif dan
objektif. Serta berdasarkan pengkajian PQRST, tentukan derajat nyeri klien,
dan penanganan nyeri yang cocok untuk menangani nyeri saat rawat luka

D. Ringkasan :
Selamat Anda telah menyelesaikan materi pengkajian nyeri
PQRST,menentukan skala dan mampu menangani nyeri dengan cara
farmakologis dan non farmakologis. Dengan demikian sekarang Anda
memiliki kompetensi untuk melakukan manajemen nyeri. Dari materi
tersebut ada harus mengingat hal hal penting yaitu :

21
1. Sebelum Anda melakukan pengkajian nyeri, Anda wajib untuk
memahami konsep nyeri dalam mengkaji nyeri.
2. Pengkajian keperawatan nyeri pada umumnya menggunakan urutan
PQRST (Provoking, Quality, Region, Scale, Time)
3. Pengkajian Provoking bertujuan untuk mengetahui dan menilai penyebab
dan keparahan nyeri.
4. Pengkajian quality bertujuan untuk mengetahui dan menilai bagaimana
rasa nyeri dirasakan secara subyektif
5. Pengkajian Region bertujuan untuk mengetahui Lokasi nyeri
6. Pengkajian Scale bertujuan untuk mengetahui derajat nyeri pasien.
7. Pengkajian Time bertujuan untuk mengetahui kapan nyeri muncul.
8. Pengkajian keperawatan nyeri pada umumnya menggunakan numeric
scale dan wrong baker pain rating scale
9. Manajemen nyeri dilakukan dengan farmakologi dan non farmakologi

Pre – Post Test :


1. Seorang remaja putri datang ke puskesmas mengeluh pusing dan demam
yang tidak sembuh dari kemarin. Setelah melakukan pengkajian ke pasien,
perawat memberikan obat untuk menurunkan rasa pusing pada pasien.
Obat apakah yang tepat diberikan oleh perwat?

a. Morfin
b. Paracetamol
c. Kodein
d. Fentanil
e. Tramadol

2. Seorang laki-laki, 35 tahun, berobat ke puskesmas dengan keluhan nyeri .


Nyeri dirasakan setelah melakukan olahraga. Perawat akan
mendokumentasikan pengkajian nyeri . Pada bagian pengkajian nyeri
apa pernyataan yang dikaji perawat?

a. Provoking

22
b. Quality
c. Region
d. Scale
e. Time

23

Anda mungkin juga menyukai