Riwayat Artikel: Hipertensi atau tekanan darah tinggi tergolong kedalam Penyakit Tidak Menular
Tanggal di Publikasi: (PTM) yang menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan setelah penyakit
Maret 2021 jantung dan kanker. Adapun upaya penanganan yang biasa dilakukan yaitu
Kata kunci: penanganan secara farmakologi dan non farmakologi. Salah satu penanganan non
Tekanan Darah farmakologi yang belum banyak diketahui yaitu terapi Slow Deep Breathing atau
Terapi Slow Deep Breathing relaksasi nafas dalam lambat. Metode: Penelitian ini mengeksplorasi bukti
Hipertensi kuantitatif yang diterbitkan dalam database elektronik, Google Schoolar dan
Pubmed. Setelah melakukan strategi pencarian dari kedua database tersebut, kami
mengidentifikasi terdapat 16 artikel yang berpotensi dan relevan dengan tujuan
penelitian sehingga kami memutuskan untuk melakukan review terhadap 4 artikel.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan signifikan antara Pre-
test and Post-test reponden yang diberikan terapi Slow Deep Breathing terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kesimpulan: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terapi Slow Deep Breathing mampu menurunkan tekanan
darah.
18
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 4 No 2 Tahun 2021
e-ISSN 2580-3093
19
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 4 No 2 Tahun 2021
e-ISSN 2580-3093
Hipertensi
20
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 4 No 2 Tahun 2021
e-ISSN 2580-3093
Penyakit hipertensi termasuk kedalam Terapi Slow Deep Breathing
salah satu penyakit degeneratif diakibatkan Terapi Slow Deep Breathing adalah
oleh laju tekanan darah abnormal yang aktivitas yang dilakukan dalam keadaan sadar
mengalami peningkatan didalam pembuluh untuk mengatur frekuensi dan kedalaman
arteri yang berkelanjutan lebih dari satu pernafasan secara lambat sampai
periode hingga akhirnya sampai di periode menimbulkan efek relaksasi terhadap tubuh
dimana terjadi kontriksi atau penyempitan di (Goleman & boyatzis, 2018).
pembuluh darah arteri sehingga darah sulit Pada saat terjadi relaksasi, serabut otot
mengalir (Goleman & boyatzis, 2018). Ada dalam tubuh akan mengalami perpanjangan,
banyak hal yang menjadi faktor pemicu proses pengiriman impuls saraf ke otak
seseorang menderita hipertensi. Salah satunya mengalami penurunan, dan begitupula dengan
yaitu akibat pengaruh usia. Orang-orang yang fungsi anggota tubuh yang lain. Adapun
berusia ≥ 55 tahun sangat berisiko mengalami indikasi dari hasil relaksasi nafas dalam yang
hipertensi (Utami, 2019). telah dilakukan ditandai dengan penurunan
Menurut Whelton et al., (2018) secara jumlah denyut nadi, pernafasan dan tekanan
garis besar tekanan darah tinggi atau hipertensi darah (Sumartini & Miranti, 2019).
adalah suatu keadaaan terjadinya peningkatan Modulasi sistem kardiovaskular yang
tekanan darah sistol lebih dari 140 mmHg dan disebabkan oleh latihan slow deep breathing
tekanan darah diastol lebih dari 90 mmHg akan meningkatkan fluktuasi dari interval
setelah dua kali pengukuran dengan rentan frekuensi pernapasan yang memberi dampak
waktu lima menit dalam keadaan rileks dan pada peningkatan efektivitas barorefleks.
tidak melakukan aktivitas, lebih lanjut, Efektivitas barorefleks berkonstribusi terhadap
Kemenkes RI menjelaskan bahwa sesuai data penurunan tekanan darah yang berperan dalam
yang diperoleh dari Riskesdas pada tahun 2013 mengaktifkan aktivitas sistem saraf
angka prevalensi penyakit hipertensi parasimpatis yang membuat pembuluh darah
melampaui jumlah kasus penyakit lain yaitu mengalami pelebaran atau vasodilatasi,
seebanyak 25,8% dan berdasarkan data penurunan output jantung dan mengakibatkan
Riskesdas tahun 2018 terjadi peningkatan tekanan darah menurun (Goleman & boyatzis,
menjadi 34,1% (Andrianto & Sartika, 2020). 2018).
Adapun gejala-gejala umum yang Sebelum dilakukan intervensi Slow
biasanya dirasakan oleh penderita hipertensi Deep Breathing, pasien dianjurkan untuk
yaitu nyeri kepala, kelelahan, rasa tidak terlebih dahulu meminum air putih hangat
nyaman pada tengkuk, pandangan berputar, secukupnya dan istirahat dengan posisi duduk
detak jantung tidak teratur, dan telinga selama 10 menit. Responden diberikan
terdengar berdenging. Penanganan hipertensi penjelasan mengenai metode yang akan
dibagi menjadi 2 jenis yaitu secara dilakukan. Langkah-langkah yang dilakukan,
farmakologi dan non farmakologi (Goleman & yaitu: 1) responden dalam posisi
boyatzis, 2018). duduk/berbaring, 2) kedua tangan diletakkan
Secara farmakologi, hipertensi ditangani diatas abdomen, 3) responden dianjurkan
dengan pemberian obat-obatan seperti obat bernapas secara perlahan dan dalam melalui
amlodipin dan captopril. Sementara secara non hidung dan diminta untuk merasakan
farmakologi yaitu dengan melakukan olahraga, pengembangan abdomen saat inspirasi, 4)
senam ergonomik, diet rendah garam, responden menahan nafas selama kurang lebih
pengaturan waktu istirahat, manajemen stres, 3 detik, 5) responden mengerutkan bibir,
dan melakukan teknik Slow Deep Breathing kemudian menghembuskan lewat mulut secara
atau relaksasi napas dalam lambat (Rasyidah, perlahan selama 6 detik (Sumartini &
2018). Miranti,2019).
21
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 4 No 2 Tahun 2021
e-ISSN 2580-3093
PEMBAHASAN diastol 0,166. Dengan demikian penelitian ini
menyimpulkan bahwa latihan Slow Deep
Berdasarkan penelitian yang telah Breathing hanya berpengaruh menurunkan
dilakukan oleh (Sumartini & Miranti, 2019) tekanan darah sistol.
dengan judul penelitian Pengaruh Slow Deep
Breathing Terhadap Tekanan Darah Lansia Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Hipertensi Di Puskesmas Ubung Lombok oleh (Fithriyani & Mahardika Maulia, 2017) di
Tengah diperoleh hasil penelitian yang Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan judul
menunjukkan rata-rata jumlah tekanan darah penelitian Pengaruh Latihan Napas Dalam
sistol responden kelompok intervensi sebelum Lambat Pada Penderita Hipertensi Esensial
dilakukan slow deep breathing yaitu 151,33 setelah dilakukan uji statistik diperoleh hasil
mmHg dan diastol sebesar 96,00 mmHg. nilai p-value sistol dan diastol sebanyak 0,000
Sesudah diberi tindakan jumlah tekanan darah dan 0,006 yang berarti p-value ≤ α 0,005.
sistol sebesar 136,00 mmHg dan diastol
sebesar 85,33 mmHg dengan nilai signifikansi KESIMPULAN DAN SARAN
sistol (ρ value) 0.000 dan diastol (ρ value) Berdasarkan pada beberapa hasil
0.000. penelitian dalam literature review ini terlihat
Berdasarkan penelitian yang telah bahwa terdapat pengaruh setelah dilakukan
dilakukan oleh (Purnomo, 2018) dengan judul latihan Slow Deep Breathing yang terbukti
penelitian Slow Deep Breathing Terhadap efektif menurunkan tekanan darah pada
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita penderita hipertensi. Diharapkan kepada pihak
Hipertensi diperoleh hasil penelitian rata-rata institusi agar dapat memfasilitasi petugas
tekanan darah sistol sebelum dilakukan terapi pelayanan khususnya perawat, dengan
SDB adalah sebesar 172.06 dan tekanan darah mengadakan pelatihan ini untuk meningkatkan
sistol setelah dilakukan terapi SDB terjadi pengetahuan dan keterampilan dalam
penurunan nilai rata-rata menjadi 165.19. memberikan pelayanan kepada penderita
Sementara rata-rata tekanan darah diastol hipertensi.
sebelum dilakukan terapi SDB adalah sebesar
92.50 dan setelah dilakukan terapi SDB terjadi DAFTAR PUSTAKA
penurunan nilai rata-rata menjadi 87.97.
Berdasarkan uji T dependent diperoleh nilai p Andrianto, M. B., & Sartika, A. (2020).
Kualitas Tidur Berhubungan Dengan
sebesar 0.000 (<0.05) yang berarti ada Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia.
pengaruh yang signifikan antara terapi SDB Jurnal Kesmas Asclepius (JKA), 2, 1–11.
terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi. https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jk
Berdasarkan penelitian yang dilakukan a.v2i1.1146
oleh (Rasyidah, 2018) di Puskesmas Simpang
Ester, M., Tamungku, M. E., & Alim, A.
IV Sipin Kota Jambi dengan judul penelitian
(2020). ( Studi Analitik Pada Pasien
Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Dewasa di Wilayah Kerja Puskesmas
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Jongaya Kota Makassar ). Alami Journal,
didapatkan hasil penelitian setelah dilakukan 4(1), 27–39.
terapi Slow Deep Breathing terjadi penurunan
Faradilla, S. M., Agung, W., Wati, J., & Dhea,
tekanan darah sistol sebanyak 11,18 mmHg
N. (2019). Slow Deep Breathing dan
sedangkan angka tekanan darah diastol Alternate Nostril Breathing.
sebanyak 2,94 mmHg. Dari hasil akhir tekanan Keperawatan Silampari, 2, 160–175.
darah tersebut kemudian dilakukan uji https://doi.org/https://doi.org/10.31539/jk
wilxocon dengan tingkat keakuratan 95% s.v2i2.702 SLOW
dengan α 5% (0,05) diperoleh nilai p-value
Fithriyani, & Mahardika Maulia, E. (2017).
tekanan darah sistol 0,000 dan tekanan darah
22
Jurnal IMJ: Indonesia Midwifery Journal
Vol 4 No 2 Tahun 2021
e-ISSN 2580-3093
Pengaruh latihan napas dalam terhadap https://doi.org/10.32807/jkt.v1i1.26
perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi esensial Di Puskesmas Putri Tirtasari, S., & Kodim, N. (2019). Prevalensi
Ayu Kota Jambi. Riset Informasi dan karakteristik hipertensi pada usia
Kesehatan, 6(2). dewasa muda di Indonesia.
Tarumanagara Medical Journal, 1(2),
Goleman, D., & boyatzis, R. dkk. (2018). Slow 395–402.
Deep Breathing. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689– Wulandari, R., & Puspita, S. (2019).
1699. Hubungan Pengetahuan, Dukungan
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415 Keluarga, San Peran petugas Kesehatan
324.004 dengan Kepatuhan Penderita Hipetrtensi
Dalam menjalani Pengobatan. Jurnal
Hidayatullah, M. T., & Pratama, A. A. (2019). ‘Aisyiyah Medika, 4(3), 340–352.
Hubungan Kebiasaan Merokok dan https://doi.org/10.36729/jam.v4i3.206
Obesitas dengan Kejadian Hipertensi
pada Remaja Usia 15-19 Tahun.
Smiknas, 108–115.
https://ojs.udb.ac.id/index.php/smiknas/ar
ticle/view/732
23