Anda di halaman 1dari 5

Tindakan Uji Intradermal

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No. Dokumen No. Revisi


Halaman
0
1/3

Ditetapkan
Direktur Utama,
Standar
Tanggal Terbit
Pelayana
n Medik dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A
NIP. 19601009 198610 1 002

Pengertian Salah satu dari uji kulit yang dilakukan untuk mengkonfirmasi reaksi alergi
yang dimediasi oleh IgE. 1,2 Uji intradermal memiliki sensitivitas yang lebih
baik dari pada tes perkutan lainnya1,2 namun spesifisitasnya rendah.1

Indikasi:
Uji intradermal hanya dilakukan bila hasil prick test dengan obat yang
dicurigai memiliki hasil negatif dalam 20 menit.3
Bila sebelumnya pasien memiliki riwayat Erythema multiforme, Steven
Johnson Syndrome, Toxic Epidermal

Kontraindikasi:
Necrolysis dan Vasculitis leucocytoclastic (histopatologi)3

Tujuan Untuk mengkonfirmasi reakai alergi yang dimediasi oleh IgE

Kebijakan 1.Setiap tindakan dilakukan dengan kewaspadaan standar.


2. Tindakan dilakukan di ruang tindakan Poliklinik Kulit dan Kelamin

Prosedur A.Persiapan Alat


Personalia: 1 orang dokter yang terampil dan kompeten dan
seorang asisten
B. Perlengkapan:
 Bahan alergen
 Jarum ukuran 261/2 G atau 27 G atau nlood lancet
 Penggaris dan spidol/pulpen
 Alkohol 70%, kapas, tisu

Isi Standar Prosedur Uji Tempel

1. Pasien menandatangani informed consent
2. Pengenceran bahan dilakukan tidak melebihi 2 jam
sebelum uji kulit intradermal dilakukan
3. Pasien berada dalam pengawasan dokter di rumah sakit dalam 6
jam setelah uji intradermal dilakukan.

1
2
Tindakan Uji Intradermal
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2/3

Standar
Pelayan Tanggal Terbit
an
Medik
Tingkat bukti ilmiah: 1A
Tingkat rekomendasi: A
Isi Standar
1. Bila hasil uji intradermal negatif maka glukosa intravena diberikan
dalam 2 jam setelah uji intradermal dilakukan. Bila hasil uji
intradermal positif maka glukosa diberikan dalam 6 jam setelah uji
intradermal dilakukan
2. Selama pasien dalam pengawasan dokter di rumah sakit, dilakukan
monitoring tanda-tanda vital
3. Cara pengenceran obat: Solusio steril dari obat yang dicurigai
diencerkan menggunakan phenolated saline (0,5% fenol dalam
0,9% larutan normal salin) atau dalam 0,9% larutan normal salin
sehingga diperoleh konsentrasi obat 10-4,10-3,10-2, dan10-1
4. Prosedur penyuntikan: Phenolated saline atau normal salin
digunakan sebagai kontrol negatif. Uji Intradermal dimulai dengan
penyuntikan larutan obat dengan konsentrasi terkecil yaitu 10-4.
Sejumlah 0,04ml larutan disuntikkan pada permukaan ekstensor
sampai terbentuk papula dengan diameter 4-6mm. Bila dalam 30
menit pengamatan hasilnya negatif maka dilanjutkan dengan
penyuntikan larutan obat konsentrasi 10 -3 kemudian dilakukan
pengamatan dalam 30 menit bila hasil negatif maka dilanjutkan
dengan penyuntikan larutan 10-2 dan seterusnya sampai dengan
larutan obat murni. Namun bila hasil uji intradermal positif maka uji
intradermal dinyatakan selesai pada konsentrasi tersebut.
5. Pembacaan hasil: pada menit ke 30, jam ke 6 dan jam ke 24
setelah uji intradermal dilakukan. Bila terdapat reaksi yang positif,
maka diameter urtikaria diukur. Bila hasil uji intradermal negatif,
maka dilakukan evaluasi ulang terhadap pasien dalam waktu 7 hari
setelah tes dilakukan untuk melihat apakah hasil tetap negatif atau
menjadi positif. Bila diperlukan bisa dilakukan evaluasi ulang
setelah hari ke 7 uji intradermal.

Interpretasi Hasil:
Uji intradermal disebut positif bila dalam 30 menit setelah penyuntikan
bahan obat terjadi urtikaria dengan diameter lebih dari 10mm.

3
Tindakan Uji Intradermal
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 3/3

Standar
Tanggal Terbit
Pelayana
n Medik
Tingkat bukti ilmiah: 1
Tingkat rekomendasi: A
Isi Standar Daftar Pustaka:
1. Li,JT. Allergy testing. 2002. [cited 2014 May,21]. Available from URL:
www.aafp.org/afp
2. Schwindt C, Hutcheson PS, Leu SY, Dykewicz MS. Role of
intradermal skin test in the evaluation of clinically relevant respiratory
allergy assesed using patient history and nasal challenges. Ann
Allergy Asthma Immunol 2005; 94: 627-33.
3. Barbaud A, Goncalo M, Bruynzeel D, Bircher A. Guidelines for
performing skin test with drugs in the investigation of cutaneous
adverse drug reactions. Cont Derm. 2001; 45:321-328.

Tim Penyusun Prof. Dr. dr. Hardyanto S., Sp.KK(K)


dr. Sunardi Radiono, Sp.KK(K)
dr. K. Etnawati, MPH, Sp.KK(K)
dr. Y. Widodo W., Sp.KK(K)
dr. Fajar Waskito, M.Kes., SpKK(K)
dr. Satiti Retno Pudjiati, Sp.KK (K)
dr. Niken Indrastuti, Sp.KK (K)
dr. Dwi Retno A., Sp.KK(K)
dr. Agnes Sri S., Sp.KK(K)
dr. Sri Awalia F., M.Kes., Sp.KK, Ph.D
dr. Arief Budiyanto, PhD., Sp.KK
dr. Niken Trisnowati, MSc., Sp.KK
Dr. Med. dr. Retno Danarti, Sp.KK
dr. Nurwestu,M.Kes., Sp.KK

4
5

Anda mungkin juga menyukai